Kelompok 7 Menjelaskan Hal-Hal Ghaib Lainnya Yang Harus Diimani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AGAMA ISLAM “Menjelaskan Hal-Hal Ghaib Lainnya Yang Harus Di Imani” Dosen Pengampuh : Ary Antony Putra, M.A



Disusun Oleh: 1. Aisyah Wulandari 2. Andrian Dwi Putra 3. Ikhsannudin



MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM RIAU TP. 2022



KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rezeki dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam dengan judul “Menjelaskan Hal-Hal Ghaib Lainnya Yang Harus Di Imani”. Penulis menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang penulis sadari atau pun yang tidak penulis sadari. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari makalah ini, agar di masa yang akan datang penulis bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Namun begitu, meskipun makalah ini jauh dari kata sempurna penulis berharap agar makalah ini sedikit banyaknya dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan makalah ini.Demikian sedikit kata pengantar dari penulis atas perhatian para pembaca sekalian penulis mengucapkan terima kasih.



Pekanbaru,



November 2022



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR



i



DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



1



1.2 Rumusan Masalah2 1.3 Tujuan Penulisan 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Landasan Hukum Al-Qur’an dan Hadist 3 2.2 Iman Kepada Makhluk Ghaib Allah SWT



5



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan



10



DAFTAR PUSTAKA



11



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keimanan dan pengucapan dua kalimat syahadat mengharuskan adanya keimanan pada hal ghaib yang diinformasikan Allah melalui Rosul-Nya. Maka dari sinilah muncul istilah rukun iman, yang semuanya bersifat ghaib, atau mempunyai unsur ghaib. Iman kepada tujuh langit, yang didalamnya terdapat malaikat, baitul ma’mur, di tingkat ketujuh ada syurga, atapnya adalah ‘Arsy, ruh- ruh kaum mukminin naik padanya, semuanya adalah bagian dari keimanan kepada Al-Qur’an. Iman dengan adanya alam barzah setelah kematian adalah cabang dari keimanan kepada hari akhir, begitu seterusnya, tidak ada satupun perkara yang ghaib yang tidak merujuk kepada enam rukun. Ghaib adalah kata masdar yang digunakan untuk setiap sesuatu yang tidak dapat diindra, baik diketahui maupun tidak. Iman kepada yang ghaib berarti percaya kepada segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh panca indra dan tidak bisa dicapai oleh akal biasa, akan tetapi ia diketahui oleh wahyu yang diterima oleh para nabi dan rasul. Iman kepada yang ghaib adalah salah satu sifat dari orang-orang mukmin. Al-Quran sendiri telah menyebutkan kata “ghaib” kurang lebih sebanyak 56 kali. Dan di permulaan surat al-Baqarah, Allah meyebutkan salah satu dari karakter orang-orang yang beftaqwa adalah, orang-orang yang beriman kepada yang ghaib. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: 



‫ب َويُقِ ْي ُم ْو َن‬ َ ِ‫ْب فِي ِه هُ ًدى لِ ْل ُمتَّق‬ َ ِ‫َذل‬ َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬ ِ ‫ينۙ ۙ الَّ ِذي َْن يُْؤ ِمنُ ْو َن ِب ْال َغ ْي‬ ‫الص َّٰلوةَ َو ِم َّما َر َز ْق ٰنهُ ْم يُ ْنفِقُ ْو َن‬ Artinya: “Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan pedanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib...”. (Q.S Al-Baqarah: 2-3). Iman yang benar terhadap adanya pahala menjadikan seseorang bergegas melakukan ihsan dan kebajikan demi mendapatkan pahala yang kekal, suatu perkara yang menjadikan bersihnya jiwa dan merebaknya kasih sayang di antara individu dan jama’ah. Sebagaimana 1



Allah menceritakan tentang orang-orang yang telah mempraktekkan hal itu dalam firmanNya:  “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), me-reka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang-orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orangorang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a, ’Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 9-10). Bentuk percaya kepada alam ghaib bukan berarti boleh meminta-minta kepada makhluq halus, jin, syetan, iblis dan sebagainya. Ini pengertian percaya yang keliru. Percaya disini meyakini keberadaan dan eksistensi alam dan makhluq ghaib, termasuk surga, neraka, malaikat, alam kubur, alam barzakh, padang mahsyar dan seterusnya. Inti dari kepercayaan kepada semua itu tidak lain bahwa kita harus mempersiapkan diri untuk mati dan masuk ke alam ghaib itu serta mempertanggung-jawabkan semua amal kita di dunia. 1.2 Rumusan masalah 1. Bahaimana landasan hukum Al-Qur’an dan Hadist tentang beriman kepada hal-hal ghaib? 2. Bagaimana iman kepada makhluk ghaib Allah SWT? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui landasan hukum Al-Qur’an dan Hadist tentang beriman kepada hal-hal ghaib. 2. Mengetahui iman kepada makhluk ghaib Allah SWT .



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Landasan Hukum Al-Qur’an & Hadist “Ghaib” adalah apa yang tersembunyi dari manusia tentang perkara-perkara yang akan datang atau yang telah lalu dan apa yang tidak mereka lihat. Ilmu ghaib ini khusus milik Allah semata Allah berfirman: Artinya: “Katakanlah:"tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan”. (An-Naml:65) Maka tak seorangpun mengetahui yang ghaib kecuali Allah SWT semata, namun terkadang Allah memperlihatkan apa yang dikehendakinya dari yang ghaib kepada rasulrasulnya untuk suatu hikmah dan kemaslahatan. Allah SWT berfirman : “(dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya”. (Al-jin 26-27) Artinya Allah tidak memperlihatkan sesuatupun dari masalah ghaib kecuali kepada orang yang dipilihnya untuk mengemban risalahnya. Allah memperlihatkan kepadanya apa yang dikehendakinya dari masalah ghaib. Karena bukti kenabiannya adalah mukjizat dan diantara mukjizat itu adalah mengabarkan tentang masalah ghaib yang diperlihatkan Allah kepadanya. Dan hal ini berlaku umum bagi rasul (utusan Allah), baik dari jenis malaikat maupun dari jenis manusia. Dan selain mereka tidak diperlihatkan masalah ghaib berdasarkan dalil yang membatasinya. Barang siapa yang mengaku mengetahui ilmu ghaib dengan cara apapun, padahal dia bukan orang yang dipilih Allah sebagai rasul maka ia adalah pendusta dan kafir. Alam yang dapat disaksikan oleh Al-Qur’an dinamakan alam syahadah (alam nyata), sedangkan alam yang tidak tampak oleh indra kita (alam metafisik) dinamakan alam ghaib. Tentang alam nyata, semua manusia mempercayai dan membenarkan keberadaannya. Bahkan hewan yang bisu saja dengan perasaannya dapat mengetahui keberdaannya. Jadi,dalam mempercyai masalah ini tidak ada orang yang lebih unggul daripada yang lain. Sebab ini termasuk dalam kategori ilmu dhaaruri. Keunggulan hanya ada dalam kepercayaan kepada 3



yang gaib. Keunggulan ini ada pada orang beriman kepada apa yang tidak dapat ia lihat, namun ia membenarkan keberadaannya karena bersandar kepada kebenaran berita mengenai hal itu. Bagaimana kita percaya kepada yang gaib, sedangkan Allah tidak memberikan kepada kita indra untuk mengetahuinya? Jika kita hanya bersandar pada indara dan akal untuk menentukan segalanya, maka kita akan tetap pada kejahilan mengenai apa yang ada dibalik materi, oleh karena itu, diantara hikmah Allah dan rahmatnya yang diberikan kepada kita, Allah tidak membiarkan akal dalam kelemahanya untuk mengetahui, tetapi Allah memberitahukan hal-hal yang dibutuhkannya. Pemberitahuan itu tidak berasal dari jiwa, tetapi datang dari luarnya bukan dari intuisi jiwa, inspirasi spiritual, kilasan pikiran, juga bukan kesimpulan akal. Kia tidak muncul dari kemampuan manusiawi, tetapi datang dari luar melalui salah satu dari tiga jalan: 1. Diberikannya berita-berita ini oleh Allah kepada manusia melalui ilham, mimpi atau jalan lainnya yang tidak bisa direkayasa oleh manusia dan tidak dapat dihasilkan dengan cara ijtihad, lalu ia merasakan dan mengungkapkannya.  2. Memperdengarkannya tanpa bisa diketahui siapa yang sebenarnya telah mengatakannya, sehingga hal itu sampai ketelinganya yang akhirnya ioa dapat mengetahui.  3. Allah mengutus salah seorang dari makhluknya yang pilihan dan taat serta gaib dari mata kita, yaitu makhluk yang dinamakan malaikat, kepada salh seorang manusia yang dipilih oleh Allah yakni Rasul untuk menerima risalahnya dan memerintahkannya agar menyampaikan risalah itu kepada manusia. “Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir[1347] atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”.(Asy-Syura : 51) Masalah gaib yang merupakan rukun iman dimana orang yang mengingkarinya dianggap kufur dan keluar dari agama islam adalah masalah-masalah ghaib yang dikemukkan oleh Al-Qur’an. Adapun masalah ghaib yang disebutkan dalam sunnah hadis yang sahih, maka orang yang mengingkarinya tidak bisa dikafirkan dan tidak sampai keluar dari agama, tetapi dianggap fasiq.



4



Perbedaan antara kitab dan sunah disini perlu sedikit dijelaskan. Wahyu yang diterima oleh Nabi yang kemudian beliau sampaikan kepada umatnya dan hadis yang beliau tuturkan , keduanya pada dasarnya memiliki kekuatan yang sama untuk dijadikan hujjah. Hal-hal yang gaib diberitakan oleh syarat dan wajib diimani dan yang mengingkarinya dinyatakan kufur adalah malaikat dan jin, kitab-kitab dan para rasul, hari akhir dan segala kejadian didalamnya yang berupa hisab dan setelah itu pahala dan sikasa, qadar, berita-berita didalam Al-Qur’an mengenai penciptaan langit dan bumi, penciptaan manusia, dan segala hal yang diberitakan oleh Al-Qur’an. Alam gaib itu bermacam-macam, diantaranya:  1. Yang tidak kita ketahui, namun diketahui oleh manusia yang lain selain kita. Misalnya, kisah Yusuf yang dinamakan oleh Allah sesuatu yang gaib. Sebab Nabi Muhammad SAW dan kaumnya tidak mengetahui kisah tersebut dengan indra mereka  tidak melihat serta tidak pula mendengarnya. 2. Kegaiban yang tidak diketahui oleh manusia, meskipun ada kemungkinan secara akal mereka dapat mengetahuinya sekiranya Allah mengemukakan waktu penciptaan mereka. Seperti misalnya, peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dibumi sebelum mereka dan berita-berita mengenai makhluk-makhluk yang pernah menghuninya, meski secara riil mereka tidak mengetahuinya. 3. Kegaiban yang tidak mungkin dapat diketahui dengan indra, tidak dapat ditentukan oleh akal, dan tidak dapat dimengerti hakikatnya dengan imajinasi. Contohnya sifatsifat Allah dan segala makhluknya yang digaibkan dari kita seperti para malaikat, jin, setan, keadaan hari kiamat, serta kejadian-kejadian  sesudah hari kiamat yang berupa hisab, pahala, dan siksa. 2.2



Iman Kepada Makhluk Ghaib Allah SWT



1.



Jin Jin adalah nama jenis, bentuk tunggalnya adalah Jiniy (dalam bahasa arab dahulu kala,



dan Genie dalam bahasa Inggris) artinya “yang tersembunyi” atau “yang tertutup” atau “yang tak terlihat”. Hal itulah yang memungkinkan kita mengaitkannya dengan sifat yang umum “alam tersembunyi”, sekalipun akidah Islam memaksudkannya dengan makhluk-makhluk berakal, berkehendak, sadar dan punya kewajiban, berjasad halus dan hidup bersama-sama kita di bumi ini. Dalam sebuah hadits dari Abu Tha’labah yang bermaksud : “Jin itu ada tiga



5



jenis yaitu: Jenis yang mempunyai sayap dan terbang di udara, Jenis ular dan jengking dan Jenis yang menetap dan berpindah-pindah.” Allah S.W.T. menciptakan jin sebelum menciptakan manusia, dengan selisih waktu yang lama bila dikiaskan pada manusia mahupun jin sendiri. Allah S.W.T. berfirman (maksudnya) : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin, sebelum itu dari api yang sangat panas”. (QS. Al-Hijr: 26-27) Secara etimologi Al-Jin berasal dari kata jamak artinya bersembunyi.Al-Jin kerena tersembunyi dari pandangan manusia. Jin adalah suatu macam makhluk yang termasuk dalam golongan ruh yang berakal yang juga diberi perintah taklif (menjalankan syari’at agama). Allah SWT menjelaskan tentang asal bahan yang dari padanya jin itu diciptakan oleh-Nya bagaimana firmannya: “Sungguh kami (Allah) telah menciptakan manusia itu dari tanah kering (yang berasal) dari lumpur hitam,yang diberi bentuk. Dan kami ciptakan jin sebelum itu dari api yang sangat panas”. (QS.Hijir 26-27) Dari ayat diatas menunjukkan bahwa jin diciptakan dari api yang tiada berasap yang murni sama sekali.dan penciptaan jin lebih dulu dari pada penciptaan manusia. Jin juga diperintahkan untuk mengerjakan syariah agama sebagiamana manusia, sedang yang mereka ikuti adalah rasul dari manusia dalam hal ini Allah SWT berfirman: “Hai para jin dan manusia! Bukankah sudah datang pada mu rasul-rasul yang dari golonganmu sendiri, menerangkan ayat-ayat (keterangan-keterangan)Ku dan member peringatan



padamu



semua



tentang



pertemuannya



dengan



hari



ini?



Mereka



mengatakan:”Kami menjadi saksi-saksi akan kesalahan kami sendiri” merka itu telah tertipu oleh kehidupan dunia dan mereka itu menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa mereka itu lah orang-orang kafir.”(QS.An’am 130) Jin itu banyak sekali penggolongannya. Diantara mereka ada yang istiqomah (berpendirian teguh), baik perangainya serta bagus kelakuaanya. Tetapi ada pula diantara mereka yang bodoh, lemah akal  fikirannya, serta lalai. Diantara mereka ada pula yang kafir dan inilah bagian yang terbanyak sekali dikalangan bangsa jin itu. “Diantara kita ada golongan yang baik dan diantara kita ada golongan yang demikian(yakni tidak baik) kita semua menempuh jalan yang berlain-lainan”. (QS.Jin 11)



6



“Diantara kita ada yang patuh (memeluk agama islam) dan diantara kita ada pula yang menganiaya(kafir). Barangsiapa yang patuh (masuk islam) itulah yang menempuh jalan yang benar. Adapun yang menganiaya,maka mereka itulah yang menjadi kayu bakar neraka jahanam”. (QS.Jin 14-15) 2.



Iblis Kata Iblis menurut sebagian ahli bahasa berasal dari ablasa artinya putus asa. Dinamai



iblis karena dia putus asa dari rahmat atau kasih sayang Allah SWT. Iblis mempunyai kerajaan yang sangat besar. Ada menteri-menteri, pemerintahan dan pejabat-pejabat. Iblis juga mempunyai wakil-wakil, lima di antaranya wajib diwaspadai : 1. Menurut kalangan Jin, bernama Tsabar. Dia selalu mendatangi orang yang sedang kesusahan atau ditimpa musibah, baik kematian isteri, anak ataupun kaum kerabat. Kemudian dia melancarkan bisikannya dan menyatakan permusuhannya kepada Allah. Diucapkannya, melalui mulut orang yang ditimpa musibah itu, keluh-kesah and caci-maki terhadap ketentuan Allah atas dirinya. 2. Namanya ialah Dasim. Syaitan inilah yang selalu berusaha dengan sekuat tenaganya untuk mencerai-beraikan ikatan perkahwinan, membuat rasa benci antara satu sama lain di kalangan suami-isteri, sehingga menjadi penceraian. Dia adalah anak kesayangan Iblis di wilayah kerajaannya yang sangat besar. 3. Namanya ialah Al-A’war. Dia dan seluruh penghuni kerajaannya, adalah pakar-pakar dalam urusan mempermudah terjadinya perzinaan. Anak-anaknya menghiaskan indah bahagian bawah tubuh kaum wanita ketika mereka keluar rumah, khususnya kaum wanita masa kini, betul-betul menggembirakan Iblis di kerajaan yang besar. Segala persoalan yang menyangkut keruntuhan moral dan perzinahan berurusan dengan pejabat besar mereka. 4. Namanya ialah Maswath, pakar dalam menciptakan kebohongan-kebohongan besar mahupun kecil. Bahkan kejahatan yang dia dan anak-anaknya lakukan sampai pada tingkat dia memperlihatkan diri dalam bentuk seseorang yang duduk dalam suatu pertemuan yang disenggarakan oleh manusia, lalu menyebarkan kebohongan yang pada gilirannya disebarkan pula oleh manusia. 5. Namanya ialah Zalnabur. Syaitan yang satu ini berkeliaran di pasar-pasar di seluruh penjuru dunia. Merekalah yang menyebabkan pertengkaran, caci-maki, perselisihan dan bunuh-membunuh sesama manusia. 7



Untuk menghindarinya hendaklah mengucapkan: Aku berlindung kepada Allah dari gangguan syaitan, (Sebutkan namanya: Tsarbar/Dasim/Al-A’war/Maswath/Zalnabur) yang terkutuk, serta pengikut-pengikut dan anak-anaknya. Menurut buku Asy-Syibli meriwayatkan sebuah riwayat dari Zaid bin Mujahid yang mengatakan bahawa, “Iblis mempunyai lima anak, yang masing-masing diserahkan urusan-urusan tertentu. Kemudian dia memberi nama masing-masing anaknya : Tsabar, Dasim, Al-A’war, Maswath dan Zalnabur.” 3.



Syaitan Kata Syaitan berasal dari kata syatana artinya menjauh. Dinamai Syaitan karena



jauhnya dari kebenaran. Dalam menjalankan misinya untuk mengganggu anak cucu Adam, Iblis dibantu oleh Syaithan. Yang dimaksud Syaithan secara istilah adalah setiap yang mengikuti perbutan Iblis baik dari golongan Jin ataupun manusia sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-An’am, ayat 112 yang artinya: “Demikianlah kami ciptakan bagi tiap-tiap nabi musuh-musuhnya, yaitu Syaithansyaithan yang terdiri dari bangsa manusia dan jin, sebagian menyampaikan perkataan palsu kepada yang lainnya untuk mengadakan penipuan”. Sebagaimana yang telah kita bahas di atas bahwasanya Iblis telah diberikan kehidupan panjang sampai hari kiamat untuk menggoda keturunan Nabi A’dam. Dalam segi kedudukan, Iblis adalah pemimpinnya para Syaithan. Sebagaimana diriwayatkan dari Jarir R.A dari Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Iblis itu meletakkan singasananya di atas air, kemudian ia mengirimkan pasukannya. Yang paling dekat dengan Iblis (diantara anak buahnya), maka ia adalah yng terhebat dalam membuat fitnah (kejahatan)”. Iblis dan Syaithan menggoda manusia dengan cara melupakan mereka dari mengingat Allah (Dzikrullah). Oleh karena itu Allah SWT beberapakali berfirman dalam Al-Quran, menyuruh manusia untuk menjadikan Iblis dan syaithan itu sebagai musuh, agar manusia membenci mereka dan tidak tergoda dari tipu muslihat mereka. Wallahu A’lam. Dalam kehidupan manusia, Iblis dan Syaithan adalah pengganggu yang menyesatkan manusia, dan mengajak manusia untuk menjadi penghuni neraka. Sehingga dengan demikian, iman manusia pun betul-betul diuji. Manusia juga harus memimikirkan akibat dari sebuah kesalahan yang dikerjakan Iblis sehingga ia dikeluarkan dari surga dan mendapat la’nat Allah, agar manusia tidak melakukan hal yang sama dalam kehidupannya.



8



9 a.



ANAK-ANAK SYAITAN YANG LAINNYA:



ZALITUUN : Duduk di pasar/kedai supaya manusia hilang sifat jimat cermat. Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan membeli barang-barang yang tidak perlu.



b.



WATHIIN : Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya bersangka buruk terhadap Allah.



c.



A’AWAN : Menghasut sultan/raja/pemerintah supaya tidak mendekati rakyat. Seronok dengan kedudukan/kekayaan hingga terabai kebajikan rakyat dan tidak mahu mendengar nasihat para ulama.



d.



HAFFAF : Berkawan baik dengan kaki botol. Suka menghampiri orang berada di tempat-tempat maksiat ( i.e. disko, kelab malam & tempat yang ada minuman keras )



e.



MURRAH : Merosakkan dan melalaikan ahli dan orang yang sukakan muzik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam dalam keseronokan dan glamour etc.



f.



MASUUD : Duduk dibibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah, gosip, umpatan dan segala apa sahaja penyakit yang mula dari kata-kata mulut.



g.



DAASIM ( Berilah Salam sebelum masuk ke rumah ) : Duduk di pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke rumah, Daasim akan bertindak agar berlaku keruntuhan rumahtangga. (suami-isteri bercerai-berai, suami bertindak ganas, memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anak-anak didera dan perbagai bentuk kemusnahan rumahtangga).



h.



WALAHAAN : Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwudhuk dan solat dan menjejaskan ibadat-ibadat kita yang lain.



i.



LAKHUUS : Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api dan matahari.



9



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulaan Iman kepada yang ghaib mempunyai pengaruh yang besar sekali, sehingga terpantul dalam tingkah laku seseorang dan juga dalam jalan hidupnya. Ia merupakan motivator yang sangat kuat untuk melahirkan amal kebajikan dan memberantas kejahatan. Ikhlas beramal untuk memperoleh pahala dan menghindarkan diri dari siksa di akhirat, bukan menginginkan balasan dunia dan pujian manusia. Kuat, tegas dan tegar dalam pembenaran. Apa yang dijanjikan Allah untuk orang yang beriman menjadikan seseorang teguh dalam men-jalankan segala perintahNya, menjelaskan yang haq, mengajak kepada yang haq, menjelaskan yang batil dan memeranginya. Meremehkan bentuk-bentuk penampilan duniawi. Hal ini merupakan pengaruh dari makmurnya hati karena keimanan bahwa dunia beserta kenikmatannya akan lenyap, sedangkan akhirat adalah kehidupan kekal, damai abadi selamanya. Maka tidak masuk akal lebih memilih hal yang fana daripada yang kekal. Lenyapnya kebencian dan kedengkian. Sesungguhnya usaha mewujudkan keinginan nafsu tanpa melalui jalan yang benar menyebabkan kebencian dan kedengkian antarmanusia. Sedangkan iman kepada yang ghaib, berupa janji-janji Allah dan ancamanNya menjadikan seseorang mau mawas diri dan mengoreksi diri sendiri dalam setiap gerak-geriknya demi mendapatkan pahalaNya dan menjauhi sik-saNya.



10



DAFTAR RUJUKAN https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/mimbar-dakwah-sesi-31-iman-kepada-yang-ghaib http://irpanmaulana91.blogspot.com/2014/04/makalah-tauhid-iman-kepada-hal-halghaib.html  http://ibnuhussain.wordpress.com/umum/beriman-kepada-yang-ghaib/



11