Kelompok 8 Evolusi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah



Evolusi Variasi dan aspek filogeografi



Kelompok 8 Nama : Norhamizah dinie A22118023 Jhosua dwi caesar A22118123 Ikramulya



A22118119



Moh rifki



A22115104



Kelas : C



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM



UNIVERSITAS TADULAKO 2021



KATA PENGANTAR



Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah evolusi . Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.



DAFTAR ISI BAB I............................................................................................................................2 PENDAHULUAN.........................................................................................................2 1.1



Latar Belakang.................................................................................................2



1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3 1.3 Tujuan ....................................................................................................................3 BAB II...........................................................................................................................4 PEMBAHASAN...........................................................................................................4 2.1



evolusi makhluk hidup .................................................................................9



2.2



konsep deversitas ........................................................................................14



BAB III.......................................................................................................................15 PENUTUP..................................................................................................................15 3.1



Kesimpulan..................................................................................................15



3.2



Saran...........................................................................................................15



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dipelajari dari zaman ke zaman dalam suatu teori yang disebut teori evolusi. Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup dimuka bumi ini. Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolus. Evolusi adalah proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang berlangsung sangat lambat dan dalam waktu yang sangat lama. Evolusi juga merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung secara perlahan-lahandalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana ke arah bentuk yang komplek.Evolusi juga dapat diartikan proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit danmemakan waktu yang lama.Selama kehidupan masih tetap berlangsung, kejadian-kejadian alam akan terus menyertai aktifitas kehidupan setiap organisme yang ada di dunia. Lingkungan hidup yang ada dibumi mengalami perubahan dari waktu kewaktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman yang dipelajari dalam suatu teori yaitu teori evolusi. Banyak teori relvolusi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi tampaknya belum ada satupun yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Namun kita perlu mengenal dan mempelari berbagai fenomena dan fakta yang terjadi di bumi ini. Namun tidak dapat dijadikan sebagai landasan kepercayaan atau keyakinan karena ada beberapa teori yang menyimpang dan tidak sesuai dengan Aqidah, misalnya bahwa manusia berasal dari kera. Hal itu sama sekali tidak sesuai dengan al-qur’an (Q.S Al-hijr : 26,28,29,33,Q.S As-Sajdah:7,Q.S AlImron:59,Q.S Nuh:17,Q.S 80: 19,Q.S Al-Alaq: 2) bahwa manusia diciptakan dari tanah liyat yang kemudian allah menjadikanya nabi Adam As, untuk itu kita sebagai manusia harus dapat memilah dan menimbang dari teori evolusi yang telah dikemukakan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana evolusi mengenai makhluk hidup? 2. Seperti apa konsep deversitas ?



1.3 tujuan Adapun tujuan,sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui evolusi makhluk hidup 2. Untuk mengetahui konsep deversitas



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Evolusi makhluk hidup Evolusi merupakan suatu proses perubahan makhluk hidup secara bertahap dan memerlukan waktu yang lama hingga jutaan tahun untuk berubah dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Evolusi adalah perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan tersebut disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama yaitu variasi, reproduksi dan seleksi. Evolusi terjadi saat perbedaan terwariskan menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atau perkembangan secara bertahap dan perlahan-lahan. Perubahan yang terjadi menuju ke arah semakin kompleksnya struktur dan fungsi makhluk hidup dan semakin banyak ragam jenis yang ada. Definisi lain tentang evolusi adalah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit, memakan waktu lama, dan menghasilkan perkembangan spesies baru. Evolusi juga dapat diartikan sebagai suatu perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama akibat seleksi alam terhadap variasi gen dalam suatu individu hingga menghasilkan perkembangan spesies baru.Spesies baru yang terbentuk mengalami perkembangan dari sederhana menuju kompleks.  Terdapat dua macam evolusi yaitu evolusi progresif atau evolusi yang kemungkinan dapat bertahan hidup dan evolusi regresif (retrogresif) atau evolusi yang kemungkinan menjadi punah. Berdasarkan arah evolusi dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Evolusi progresif: menuju kemungkinan bertahan hidup (survival).  Misalnya Evolusi yang terjadi pada burung Finch 2. Evolusi regresif (retrogresif) → kemungkinan menuju kepunahan. Misalnya Evolusi Dinosaurus Kepunahan tidak hanya terjadi karena semakin mundurnya struktur dan fungsi  tetapi dapatpula terjadi karena perkembangan struktur yang melebihi proporsinya (Misal. Rusapurba/Megaloceros pada masa Tertier) Berdasar skala perubahannya dibedakan menjadi dua: 1. Makroevolusi, adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dal am skalabesar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesie s baru. 2. Mikroevolusi, adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam  skala kecil.Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada fr ekuensi gen ataukromosom. Berdasarkan hasil akhir dibedakan menjadi dua:



1. Evolusi divergen, merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu  spesiesmenjadi banyak spesies baru. 2. Evolusi konvergen, proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya ke samaanstruktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek moya ng yang sama.Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu dan lumba lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi ternyata Hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumbalumba termasuk dalam mamalia. Evolusi menunjukkan perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dan perlahan-lahan yang terjadi dari generasi ke generasi. Mekanisme evolusi berdasarkan tempat terjadinya evolusi. Pertama, evolusi tidak terjadi di dalam individu. Contohnya, kalaupun manusia berasal dari makhluk sebelum manusia (katakanlah sejenis kera), hendaknya jangan dibayangkan bahwa individu kera berangsur-angsur berubah menjadi individu manusia. Kedua, evolusi terjadi di dalam populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi estafet pewarisan sifat orang tua kepada anak melalui ratusan bahkan ribuan generasi populasi yang berbeda. Populasi itulah yang merupakan tempat terjadinya perubahan evolusi. 1. Mutasi  Gen Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimia gen (DNA) yaitu pada basa nukleotidanya, yang menyebabkan perubahan sifat pada suatu organisme dan bersifat menurun. Pemahaman mengenai mutasi gen dapat dijelaskan lebih lanjut dengan mempelajari angka laju mutasi dan frekuensi gen dalam populasi. Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkan banyaknya gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu suatu spesies. Angka laju mutasi suatu spesies biasanya sangat rendah, yaitu rata-rata 1 : 100.000. Hal ini berarti pada setiap 100.000 gamet terdapat satu gen yang bermutasi. Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, namun tetap menjadi salah satu mekanisme evolusi yang penting. Alasannya : (1) setiap gamet dapat mengandung beribu-ribu gen; (2) setiap individu mampu menghasilkan ribuan bahkan jutaan gamet; dan (3) jumlah tiap generasi dalam suatu populasi individu sangat banyak. Umumnya mutasi bersifat merugikan. Peluang terjadinya mutasi yang menguntungkan hanya sekitar 1 : 1.000, yang berarti pada setiap 1.000 kali mutasi, hanya ada satu mutasi yang menguntungkan. Meskipun peluang mutasi yang menguntungkan kecil, namun karena jumlah generasi selama populasi spesies tersebut hidup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan juga besar. Mutasi dikatakan menguntungkan kalau mutasi: a. menghasilkan spesies yang adaptif b. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan viabilitas (kelangsungan hidup) yang tinggi. Sebaliknya, mutasi dikatakan merugikan bila mutasi: a. menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan), b. menghasilkan spesies yang tidak adaptif



c. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas rendah. Mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal, misalnya alel letal yang bersifat resesif. Pengaruh gen letal resesif ini hanya tampak bila berada dalam keadaan homozigot, namun tidak tampak pada keadaan heterozigot. Gen resesif ini akan tetap ada dalam populasi dan seleksi alam hanya akan bekerja pada individu-individu yang homozigot. Perbandingan frekuensi (penyebaran) alel dominan yang non letal dan alel resesif yang letal dapat diketahui dengan menghitung frekuensi alel populasinya. Atau, perbandingan frekuensi genotip homozigot terhadap frekuensi genotip heterozigot pada gen non letal maupun gen letalnya dapat diketahui dengan menghitung frekuensi gen (genotip) populasinya. Frekuensi alel dan frekuensi gen (genotip) populasi. Frekuensi alel merupakan perbandingan alel satu dengan alel yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan satu huruf misalnya A, a) dalam suatu populasi. Sebaliknya, frekuensi gen merupakan perbandingan gen satu dengan gen yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan dua huruf misalnya AA, Aa, aa) dalam suatu populasi. Setiap populasi mempunyai gene pool  masing-masing. Gene pool populasi merupakan total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu. Gene pool terdiri dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada seluruh individu dari populasi. Pada spesies yang diploid, masing-masing lokusnya diwakilkan dua kali dalam genom suatu individu, yang mungkin homozigot atau heterozigot untuk lokus-lokus yang homolog. Jika seluruh anggota suatu populasi homozigot untuk alel yang sama, maka alel tersebut dikatakan sebagai alel yang tetap dalam gene pool. Namun biasanya ada dua alel atau lebih untuk tiap gen, masing-masing mempunyai suatu frekuensi relative (proporsi) tersendiri dalam gene pool. Evolusi  juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunan nya akan mempunyai sifatsifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. 2.2 Konsep Diversitas



Biodiversitas mengacu pada macam dan kelimpahan spesies, komposisi genetiknya, dan komunitas, ekosistem dan bentang alam di mana mereka berada. Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas kehidupan dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dan mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen, speses dan ekosistem.Diversitas genetik mencakup variasi dalam material genetik, seperti gen dan khromosom. Diversitas spesies (taksonomi) kebanyakan diintepretasikan sebagai variasi di antara dan di dalam spesies (termasuk spesies manusia), mencakup variasi satuan taksonomi seperti filum, famili, genus dsb. Diversitas genetik merupakan titik awal dalam memahami dimensi dari isu biodiversitas, tetapi pada level spesies dan ekosistem bidang kehutanan memiliki pengaruh besar.Diversitas ekosistem atau bahkan dinamakan diversitas biogeografik berkaitan dengan variasi di dalam wilayah (region) biogeografik, bentang alam (landscape) dan habitat. Kita harus menyadari bahwa biodiversitas selalu peduli dengan variabilitas makhluk hidup dalam area atau wilayah yang spesifik.Belum semua aspek biodversitas sudah diberikan nama. Masih terdapat banyak bentuk variasi, seperti variasi musiman, variasi non-genetik disebabkan oleh pengaruh lingkungan (variasi fenotipik). Juga terdapat variasi karena perbedaan di antara fase kehidupan (diversitas ontogenik) dan mode kehidupan (diversitas kultural). Namun, tiga bentuk diversitas tersebut di atas boleh dikatakan merupakan dimensi biodiversitas yang utama. Biodiversitas juga mengacu pada macam struktur ekologi, fungsi atau proses pada semua level di atas. Biodiversitas terjadi pada skala spasial yang mulai dari tingkat lokal ke regional dan globalBiodiversitas dapat pula dikelompokkan ke dalam: diversitas komposisional, struktural dan fungsi. 1. Diversitas komposisional mencakup apa yang dikenal dengan diversitas spesies termasuk diversitas genetik dan ekosistem. Menjaga diversitas genetik sangat penting bagi eksistensi diversitas spesies, sedangkan menjaga diversitas ekosistem penting untuk menyediakan habitat yang diperlukan untuk mengonservasi berbagai spesies. 2. Diversitas struktural berkaitan dengan susunan spasial unit-unit fisik. Pada level tegakan, diversitas struktural dapat dikarakterisasi dengan jumlah strata dalam hutan, misalnya kanopi tumbuhan utama, subkanopi, semak, tumbuhan herba. Pada level bentang alam, diversitas struktural dapat diukur dengan distribusi kelas-kelas umur pada suatu hutan atau susunan spasial dari ekosistem yang berbeda. 3. Diversitas fungsional merupakan variasi dalam proses-proses ekologi, seperti pendauran unsur hara atau aliran energi. Ini merupakan komponen yang paling sulit untuk diukur dan dipahami. Perlu dipahami bahwa ketiga komponen diversitas tersebut saling berkaitan. Misalnya, perubahan dalam diversitas komposisional dan struktural, mengakibatkan perubahan dalam proses-proses ekologi. Ahli ekologi membedakan biodiversitas pada skala spasial pada tiga kategori: alpha, beta dan gamma . Diversitas alpha adalah diversitas di dalam suatu habitat. Diversitas



beta merupakan diversitas di antara habitat, sedangkan diversitas gamma merupakan diversitas di antara  geografi (diversitas skala geografi). Diversitas genetik Diversitas genetik terdapat dalam empat level organisasi: di antara spesies, di antara populasi, di dalam populasi dan di dalam individu. 1. Diversitas di antara spesies sudah cukup jelas, sungguhpun kita sering tidak berpikir bahwa perbedaan di antara spesies sebagai manifestasi dari diversitas genetik karena kita dapat membedakan spesies dengan mudah tanpa mengetahui komposisi gennya. 2. Diversitas genetik di antara populasi dari suatu spesies  juga sering sangat besar. Di dunia pertanian misalnya ada berbagai macam varietas (padi, jagung), meskipun ini hasil seleksi buatan. Di spesies pohon perbedaan antara populasi pada spesies yang sama (dikenal  dengan istilah provenans) sering besar. 3. Dalam populasi kebanyakan populasi alami, perbedaan genetik di antara individu sering juga besar. Akhirnya diversitas genetik terdapat di dalam suatu individu bilamana ada dua alel untuk gen yang sama (perbedaan konfigurasi DNA yang menduduki lokus yang sama pada suatu kromosom). Di masa lalu hanya sedikit perhatian diberikan pada diversitas genetik pada populasi alami, sungguhpun ini sangat krusial bagi kelestarian dari bentuk-bentuk biologi, perkembangan diversitas spesies (evolusi) dan berfungsinya biosfer, ekosistem serta komunitas biologi. 4. Bersarnya diversitas di dalam suatu spesies tergantung pada jumlah individu, kisaran penyebaran geografinya, tingkat isolasi dari populasi dan sistem genetiknya. Peran penting juga dilakukan oleh proses-proses seleksi alami dan antropogenik, serta juga faktor-faktor yang berpengaruh pada perubahan spasial dan temporal pada komposisi genetik dari spesies atau populasi. Diversitas genetik penting bagi kemampuan spesies dan populasi beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan dan karena itu merupakan persyaratan bagi kelangsungan hidupnya.Pada spesies yang berkembang biak secara seksual, setiap populasi lokal mengandung kombinasi gen tertentu. Jadi, suatu spesies merupakan kumpulan populasi yang berbeda secara genetik satu sama lain.  Perbedaan genetik ini diwujudkan sebagai  perbedaan di antara populasi dalam sifat morfologi, fisiologi, kelakuan, dan sejarah hidup (life history). Dengan kata lain, sifat-sifat genetik (genotipe) mempengaruhi sifat-sifat yang diekspresikan (fenotipe).Seleksi alami pada awalnya bekerja pada level fenotipik, memihak kepada atau tidak menguntungkan untuk sifat-sifat yang diekspresikan (fenotipe). Lukang gen (gene pool) – agregat total gen pada suatu populasi pada suatu waktu, akan berubah  ketika organisme dengan fenotipe yang kompatibel dengan lingkungan akan lebih mampu bertahan hidup dalam jangka lama dan akan berkembang biak lebih banyak dan meneruskan gen-gennya lebih banyak pula ke generasi berikutnya.Besarnya diversitas genetik dalam populasi lokal sangat bervariasi. Banyak kegiatan konservasi peduli dengan penjagaan diversitas genetik tumbuhan atau hewan. Populasi kecil  yang berbiak secara aseksual dan terisolasi, sering memiliki diversitas genetik yang kecil di antara individu,



sedangkan pada populasi besar dan berbiak secara seksual sering memiliki variasi yang besar. Dua faktor utama yang bertanggung kepada jawab adanya variasi ini, yaitu  cara bereproduksi (seksual atau aseksual) dan ukuran populasi. Ukuran populasi Dalam jangka panjang, diversitas genetik akan lebih lestari dalam populasi besar daripada dalam populasi kecil. Melalui efek damparan genetik (genetic drift– perubahan dalam lukang gen dari suatu populasi kecil yang berlangsung sematamata karena proses kebetulan), suatu sifat genetik dapat hilang dari populasi kecil dengan cepat.Sebagai contoh, populasi memiliki dua atau lebih bentuk gen (dinamakan alel). Tergantung alel mana suatu individu mewarisi, suatu fenotipe tertentu akan dihasilkan. Bila populasi tetap berukuran kecil dalam jangka waktu lama, mereka mungkin kehilangan salah satu alel dari setiap gen karena proses kebetulan. Kehilangan alel terjadi karena eror sampling. Ketika beberapa individu kawin, mereka bertukar gen. Bayangkan awalnya separuh populasi memiliki satu bentuk gen tertentu, dan separuhnya populasi yang lain memiliki bentuk gen yang lain. Karena kebetulan, dalam populasi kecil pertukaran gen dapat mengakibatkan semua individu pada generasi berikutnya memiliki alel yang sama. Satu-satunya cara bagi populasi ini mengadung variasi dari gen ini lagi adalah melalui mutasi gen atau imigrasi individu dari populasi lain. Meminimalkan kehilangan diversitas genetik pada populasi kecil merupakan problem utama yang dihadapi dalam upaya konservasi.        Genotipe                  AB                                        BC Alel                 A              B         x               B                    C Genotipe F1                              BB   Diversitas ekosistem (biogeografik) Diversitas spesies ditentukan tidak hanya oleh jumlah spesies di dalam komunitas biologi, misalnya kekayaan spesies (species richness), tetapi juga oleh kelimpahan relatif individu (relative abundance) dalam komunitas.Kelimpahan spesies merupakan jumlah individu per spesies dan kelimpahan relatif mengacu pada kemerataan distribusi individu di antara spesies dalam suatu komunitas.Dua komunitas mungkin sama-sama kaya dalam spesies, tetapi berbeda dalam kelimpahan relatif. Misalnya, dua komunitas mungkin masing-masing mengandung 10 spesies dan 500 individu, tetapi pada komunitas yang pertama  semua spesies sama-sama umum (misal, 50 individual untuk setiap spesies), sementara pada komunias yang kedua  satu spesies secara signifikan jumlahnya lebih banyak  daripada empat spesies yang lain. Maka komunitas pertama dikatakan memiliki kelimpahan relatif yang lebih tinggi daripada komunitas kedua.Komponen diversitas spesies ini merespons berbeda pada kondisi habitat yang berbeda. Suatu wilayah yang tidak memiliki variasi habitat yang luas biasanya miskin spesies, tetapi beberapa spesies yang mampu menduduki wilayah



ini mungkin berlimpah karena kompetisi dengan spesies lain untuk sumberdaya akan berkurang. Tren dalam kekayaan spesies mungkin mengindikasikan kondisi masa lalu dan sekarang dari suatu wilayah. Kontinen antartika memiliki sedikit spesies karena lingkungannya yang keras, tetapi pulau-pulau kecil di tengah samudra  miskin akan spesies karena sulit dicapai dari lokasi lain.Gradien global juga berpengaruh pada kekayaan spesies. Gradien yang paling nyata adalah garis lintang; terdapat lebih banyak spesies di daerah tropis daripada di daerah temperit. Faktor-faktor ekologis berperan dalam perbedaan ini. Temperatur lebih tinggi, kepastian iklim, dan musim tumbuh yang lebih lama menciptakan habitat yang lebih kondusif sehingga menghasilkan diversitas spesies yang lebih besar. Hutan hutan hujan yang paling beragam, padang rumput tropis lebih beragam daripada padang rumput temperit. Faktor lain yang berpengaruh pada kekayaan spesies pada suatu area adalah jarak atau barier yang memisahkan area tersebut dengan sumber spesies. Probabilitas bahwa spesies akan mencapai suatu pulau di samudra atau lembah terisolasi adalah kecil. Binatang terutama yang tidak terbang kemungkinanannya juga kecil mencapai area seperti ini.   Indeks Diversitas/Keanekaragaman Indeks keanekaragaman dapat digunakan untuk menyatakan hubungan kelimpahan species dalam komunitas. Keanekaragaman terdiri dari 2 komponen yakni: 1. Jumlah total spesies. 2. Kesamaan (Bagaimana data kelimpahan tersebar diantara banyak spesies itu). Keanekaragaman spesies terdiri dari 2 komponen; 1. Jumlah species dalam komunitas yang sering disebut kekayaan species 2. Kesamaan species. Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan species itu (yaitu jumlah individu, biomass, penutup tanah, dan sebagainya) tersebar antara banyak species itu. Contohnya : pada suatu komunitas terdiri dari 10 species, jika 90% adalah 1 species dan 10% adalah 9 jenis yang tersebar, kesamaan disebut rendah. Sebaliknya jika masing-masing species jumlahnya 10%, kesamaannya maksimum. Beberapa tahun kemudian muncul penggolongan indeks atas indeks kekayaan dan indeks kesamaan. Setelah itu digabungkan menjadi Indeks Keanekaragaman dengan variable yang menggolongkan struktur komunitas: 1. Jumlah species 2. Kelimpahan relatif species (kesamaan) 3. Homogenitas dan ukuran dari area sample Perubahan Komunitas Menurut Waktu 1. Pada 1-500 Tahun : Terjadi Suksesi



Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis). Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. 1) Suksesi Primer Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.



Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.   2)    Suksesi sekunder



Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.   2. Pada Ribuan Tahun : Perubahan Iklim Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia.Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang. LAPAN (2002) mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara keseluruhan. IPCC (2001) menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang (biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa perubahan iklim mungkin karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan. 3. Pada Jutaan Tahun : Perubahan Evolusioner Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya. Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk hidup jaman dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya (mungkin) berbeda mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun genetis dalam waktu yang sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan akhirnya menghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang. Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup yang pertamakali berada di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Evolusi  juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunan nya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Dalam semua bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dan mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen, speses dan ekosistem.Diversitas genetik mencakup variasi dalam material genetik, seperti gen dan khromosom. Diversitas spesies (taksonomi) kebanyakan diintepretasikan sebagai variasi di antara dan di dalam spesies (termasuk spesies manusia), mencakup variasi satuan taksonomi seperti filum, famili, genus dsb. Diversitas genetik merupakan titik awal dalam memahami dimensi dari isu biodiversitas, tetapi pada level spesies dan ekosistem bidang kehutanan memiliki pengaruh besar.



3.2 Saran Melalui makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan maksud dari evolusi dan ikut berperan dalam menggali evolusi dimuka bumi karena seperti yang kita tahu bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas  dan dapat dibuktikan secara langsung, namun janganlah dijadikan sebuah momen untuk berperang dalam memikirkan karena akan menimbulkan perpecahan



DAFTAR PUSTAKA



Sains Mini. 2015. Media pembelajaran ilmu sain. (https:// petunjuk-atau-bukti adanya-evolusi.html). 11 november 2019 Rumah Belajar. 2007. Evolusi. (https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/ sumberbelajar/tampil/Evolusi-2007/konten7.html). 11 november 2019 Rafleskun.2017. Perkembangan Teori Evolusi.( https://rafleskun-wordpress-com. perkembangan-teori-evolusi%2F). 11 november 2019