11 0 160 KB
MAKALAH DIAGNOSA KOMUNITAS
OLEH KELOMPOK II ALPIN MARHABA
2118019
STEPANUS METE
2118022
MAXIMILIANUS
2118041
NURMAWADDAH NAU
2118001
SITI NURLAILAH
2118031
POPY RAHAYU INAKU
2118008
OKTAVIANA WULANDARI
2118035
ADELYA PRATIWI RAHIM
2118023
PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GEMA INSAN AKADEMIK MAKASSAR 2020
1
KATA PENGANTAR Dengan mengucap Puji Syukur kepada Tuhan, akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “DIAGNOSA KOMUNITAS”. Makalah ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk memperole nilai dalam mata kuliah KMB II Kami sadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG.................................................................................. RUMUSAN MASALAH.............................................................................. TUJUAN PENULISAN................................................................................ BAB II PEMBAHASAN Pengertian diagnosis keperawatan komunitas................................................ Komponen utama diagnosis keperawatan...................................................... Jenis-jenis diagnosis komunitas..................................................................... Cara memprioritaskan diagnosis keperawatan............................................... Bagaimana proses perumusan diagnosis keperawatan................................... BAB III KASUS Contoh Kasus................................................................................................. BAB IV PENUTUP KESIMPULAN............................................................................................. SARAN.......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk mengikatkan serta memerihara kesehatan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dan pencapain tujuan pembangunan kesehatan baik didunia maupun di indonesia. Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi. Diantaranya peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidikan, koordinator pelayanan kesehatan, pembaharuan (innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelolah (manager),. Selai peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian diagnosis keperawatan komunitas? 2. Apa saja komponen utama diagnosis keperawatan? 3. Apa saja jenis-jenis diagnosis komunitas? 4. Bagaimana cara memprioritaskan diagnosis keperawatan? 5. Bagaimana proses perumusan diagnosis keperawatan? C.
Tujuan Penulisan Agar mahasiswa mengetahui pengertian diagnosis keperawatan komunitas,
komponen
utama
diagnose
keperawatan,
jenis-jenis
diagnose
komunikasi,
cara
memprioritaskan diagnosis keperawatan dan proses perumusan diagnosis keperawatan. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Diagnosis Keperawatan Komunitas Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjagastatus kesehatan, membatasi., mencegah atau mengubahnya (Carpenito, 2000). Menurut Gordon (1982) Diagnosis keperawatan adalah masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk memberikan tindakan keperawatan. Kewenangan tersebut didasarkan pada standar praktik keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku di Indonesia (Nursalam, 2001). NANDA menyatakan bahwa diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang respons individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosis harus di dukung dengan data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai definisi karakteristik. Definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala, tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan klien. Diagnosis keperawatan komunitas menurut Mueke (1984) terdiri dari
Masalah, sehat dan sakit
Karakteristik populasi
Karakteristik lingkungan (Epidemiologi Triangle)
B.
Komponen Utama Diagnosis Keperawatan
1. Problem (Masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi 2. Etiologi (Penyebab) : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat member arah terhadap intervensi keperawatan, meliputi : 5
Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Sign atau Symptom (Tanda atau Gejala) : informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis serta serangkaian petunjuk timbulnya masalah C. Perumusan Diagnosis Keperawatan 1. Rumus PES Rumus
DK = P + E + S
DK : Diagnosis Keperawatan P : Problem atau Masalah E : Etiologi S : Symptom atau Gejala 2. Rumus PE Rumus
DK = P + E + S
DK : Diagnosis Keperawatan P : Problem atau Masalah E : Etiologi Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung dua komponen diatas tersebut, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
Partisipasi dan peran serta masyarakat
D. Jenis – Jenis Diagnosis Keperawatan Komunitas 1. Diagnosis Sejahtera
6
Diagnosis sejahtera/wellness digunakkan bila komunitas mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas potensial, hanya terdiri dari komponen problem (P) saja, tanpa komponen etiologi (E) Contoh diagnosis sejahtera/wellness: Potensial peningkatan tumbuh kembang pada balita di RT 05 RW 01 desa X kecamatan A, ditandai dengan cakupan imunisasi 95% (kota 95%), 80% berat badan balita di atas garis merah KMS, 80% pendidikan ibu adalah SMA, cakupan Posyandu 95% 2. Diagnosis Ancaman (Risiko) Diagnosis risiko digunakkan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas risiko terdiri atas problem (P), etiologi (E) dan symptom/sign (S) Contoh diagnosis risiko Risiko terjadinya konflik psikologis pada warga RT 05 RW 01 desa X kecamatan A yang berhubungan dengan koping masyarakat yang tidak efektif ditandai dengan pernah terjadi perkelahian antar-RT, kegiatan gotong-royong dan silahturahmi rutin RW jarang dilakukan, penyuluhan kesehatan terkait kesehatan jiwa belum pernah dilakukan, masyarakat sering berkumpul dengan melakukan kegiatan yang tidak positif, seperti berjudi 3. Diagnosis Aktual/ Gangguan Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/masalah kesehatan di komunitas, yang didukung oleh beberapa data maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas aktual terdiri atas problem (P), etiologi (E), dan symptom/sign (S) Contoh diagnosis aktual
Gangguan/masalah kesehatan reproduksi pada agregat remaja yang berhubungan dengan kurangnya kebiasaan higiene personal, ditandai dengan 92% remaja mengatakan mengalami keputihan patologis, upaya yang dilakukan remaja dalam mengatasi keputihan 80% didiamkan saja, 92% remaja mengatakan belum pernah memperoleh informasi kesehatan reproduksi dari petugas kesehatan
7
Tingginya kasus diare di wilayah RW 5 kelurahan X yang berhubungan dengan tidak adekuatnya penggunaan fasilitas layanan kesehatan untuk penanggulangan diare, keterbatasan dan kualitas sarana pelayanan diare
Setelah data dianalisis dan masalah keperawatan komunitas ditetapkan, prioritas masalah kesehatan komunitas yang ada perlu ditetapkan bersama masyarakat melalui musyawarah masyarakat desa (MMD) atau lokakarya mini masyarakat. Untuk memperoleh diagnosis keperawatan komunitas, data hasil pengkajian komunitas dianalisis dan dibuat simpulan. Pernyataan simpulan membentuk diagnosis keperawatan. Beberapa pernyatan simpulan membentuk bagian deskriptif dari diagnosis keperawatan; yaitu menunjukkan masalah kesehatan komunitas potensial maupun actual atau keprihatinan. Akhirnya tanda dan gejala diagnosis keperawatan komunitas merupakan pernyataan simpulan
yang
mendokumentasi
durasi
atau
keseriusan
masalah.
Contoh
pendokumentasiannya adalah laporan kejadian, data sensus, dan statistic vital.bagian terakhir dari diagnosis keperawatan komunitas ini dihubungkan dengan dua rangkaian sebelumnya ( masalah dan etiologi) oleh kata penghubung “ ditandai oleh “ Dalam menegakkan diagnosis keperawatan, prosesnya selalu sama. Awalnya data pengkajian dikatogorikan dan dipelajari untuk menghasilkan simpulan. Simpulan ini berisi deskripsi masalah kesehatan potensial atau actual yang dapat diatasi oleh intervensi keperawatan; berikutnya, hal – hal yang berhubungan dengan simpulan diidentifikasi untuk menjelaskan penyebab atau kelanjutan masalah ; dan terakhir, perdokumentasian.
8
E. Cara Memprioritaskan Diagnosis Keperawatan Prioritas masalah dibuat berdasarkan kategori dapat diatasi, kemudahan dan kekhususan, mengingat banyaknya masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pemiliham masalah ini sangat penting dilakukan, agar implementasi yang dilakukan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan secara tidak langsung akan membangun rasa percaya diri dan kompetensi masyarakat untuk mengatasi masalah yang lain (Bract, 1990 dalam Helvie 1998). Penentuan prioritas masalah keeperawatan komunitas dapat dilakukan melalui metode berikut 1. Paper and Pencil Tool Contoh penentuan prioritas masalah keperawatn komunitas menggunakkan metode paper and pencil tool tertera dalam tabel 3.3 Masalah
Pentingnya masalah
Kemungkinan
Peningkatan
TOTAL
untuk perubahan positif terhadap
dipecahkan:
jika diatasi:
kualitas
hidup
1. Rendah
0 tidak ada
bila diatasi
2. Sedang
1 rendah
0 tidak ada
3. Tinggi
2 sedang
1 rendah
3 tinggi
2 sedang
Risiko meningkatnya kejadian infertilitas
3
3
3
9
3
2
2
7
pada
agregat remaja Kurangnya kebiasaan higiene personal
2. Skoring diagnosis keperawatan komunitas Contoh penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas menggunakan metode skoring diagnosis keperawatan komunitas tertera dalam tabel 3.4 Masalah
A
B
C
D
E
F
G
H
TOTAL
2
3
2
5
2
3
2
2
21
keperawatan Risiko meningkatnya kejadian infertilitas
pada 9
agregat remaja Kurangnya kebiasaan higiene
3
4
3
3
3
3
3
3
25
personal Keterangan :
Pembobotan :
A. Risiko keparahan
1. Sangat rendah
B. Minat masyarakat
2. Rendah
C. Kemungkinan diatasi
3. Cukup
D. Waktu
4. Tinggi
E. Dana
5. Sangat Tinggi
F. Fasilitas G. Sumber daya H. Tempat F. Tabel Diagnosa Keparawatan Komunitas Respons / Keprihatinan / Etiologi berhubungan dengan
Dokumentasi tanda dan
masalah
gejala
komunitas
yang
ditandai
(actual atau potensial) oleh Stress dan cemas jika Meningkatnya kejadian pencurian Data statistic kriminalitas menjadi
korban dan pembongkaran rumah disertai dari
kriminalitas
pencurian
kepolisian
dalam
waktu
tahun
kurun
4
terakhir Potensial
kecelakaan Kurangnya pengetahuan sebagian
(seperti trauma dan sesak warga tentang cara melindungi diri Kesaksian napas) [pada anak dan sendiri dewasa
jika
warga,
Khusunya gay dan lansia
mereka
membongkar-bongkar
Pembungan mesin dan alat besar Keprihatinan orang tua
barang rongsokan
secara illegal Menumpuknya mobil terhadap rongsokan
Potensial kesehatan dengan (misalnya
keamanan
pengamatan
terhadap
masalah Tidak ada aturan / perundangan- orang-orang
yang
berhubungan undangan polusi gejala
udara
membongkar-bongkar barang rongsokan
dan Meningkatnya polusi udara
10
memburuknya
kondisi Kurangnya pengetahuan tentang Laporan
pernapasan)
tindakan yang harus dilakukan Board
Air
Control
tentang
tingkat
pada saat terjadi stagnasi udara dan polusi saat ini Membolos dan kegagalan cara menurunkan polusi.
Keluhan
akademik di SD Temple
iritasi
warga
karena
mata
dan
Banyaknya siswa berbahasa inggris meningkatnya
gangguan
Stres antara populasi gay buruk lingkungan rumah yang pernapasan dan
heteroseksual
Rosemont
di menimbulkan
stress
di
CT
402,dengan 50% rumah tangga di kepalai oleh wanita dan 54% Catatan di SD Temple keluarga berada di bawah garis kemiskinan Tidak
Kurangnya
memadainya
program
komunikasi social untuk gay di gereja
anatara staf sekolahan dan orang Westpark tua murid
Penolakan
dari
angora
senior gereja South Main Perbedaan gaya hidup gay
terhadap program untyuk
Kurang diterimanya gaya hidup gay gay
BAB III KASUS 11
DIAGNOSA 1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada remaja kelurahan X Observasi : - Kebiasaan merokok menjadi hal yang setiap hari mahasiswa temukan dari anak remaja -remaja dan dewasa senang tidur larut malam miras, dan bermain kartu* 2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada lingkungan di wilayah X Quesioner :
Banyak kepala keluarga tingkat pendidikan rendah dan serekonomi rendah
Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi
Observasi :
Banyak got yang tidak mengalir
Banyak sampah di gang – gang
Angket
: 30 % ada ISPA , 40 % ada TBC , 20 % ada DBD , 25% ada Penyakit Kulit , 30% ada Diare
3. Defisiensi kesehatan komunitas pada lansia di wilayah X Quesioner :
Banyak kepala keluarga tingkat pendidikan rendah dan ekonomi rendah
Observasi :
Kurangnya jumlah kader
Tidak ada posyandu lansia
kurangnya pendidikan masyarakat terhadap kebersihan lingkungan ,
Angket :
75 % lansia mengalami keluhan penyakit terdiri dari 27,4 % Hipertensi , 3,92% DM , Rematik 31,37 % , Merokok 20,3 % , Lansia yang tidak mengunakan waktu luang dengan kegeitan tertentu 23,3%
4. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada bayi/balita di wilayah X Quesioner : 12
Banyak kepala keluarga tingkat pendidikan rendah dan serekonomi rendah
Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi
Observasi :
Kurangnya posyandu
Kurangnya jumlah anggota kader
Sebagaian besar ibu membeli makanan yang instan
Angket :
80 % ibu tidak tahu gizi kurang , 50 % balita makan jajanan sembarangan , 40 % keluarag salah dalam mengelola makanan
BAB IV PENUTUP 13
A. Kesimpulan Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjagastatus kesehatan, membatasi., mencegah atau mengubahnya (Carpenito, 2000). Menurut Gordon (1982). NANDA menyatakan bahwa diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang respons individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. B. Saran Saran kami yaitu marilah kita belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat jadi perawat yang professional.
DAFTAR PUSTAKA
14
Mubarak Wahid Iqbal. Dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi Buku 2. Jakarta: Salemba Medika. Permatasari Henny. Dkk. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Henny Ayu. 2011. Asuhan Keperawata Komunitas Teori & Praktek. Jakarta : EGC Anderson, Elizabeth. 2010. Keperawatan Komunitas Teori & Praktik. Jakarta : EGC
15