Kelompok Usaha Bakulan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) PKK-WRSE “MUGI LANCAR” Desa Kedungpanjang Purworego Purworejo Sekreatriat : Desa Kedungpanjang RT 01 RW 02 Kec. Blitar Kab. Blitar 53111 ' 0897234234



Nomor



:01/Kube./I/2014



Kedungpanjang, 12 Januari 2014



Lampiran



: 1 (satu) bendel



Hal



: Permohonan Bantuan Dana KUBE PKK WRSE



Kepada Yth. Bapak Gubernur Jawa Timur Di Semarang Dengan hormat,



Dalam rangka menanggulangi kemiskinan dan sebagai upaya untuk menggiatkan kegiatan Usaha Kecil Menengah ( UKM ), kami selaku pengurus Kelompok Usaha Bersama ( KUBE ) PKK – WRSE “ ” yang berlokasi di Desa Kedungpanjang RT 01 / 02 Kecamatan Blitar Kabupaten Blitar, dengan ini mengajukan bantuan modal usaha untuk kegiatan usaha bersama ( KUBE ). Sebagai bahan pertimbangan , kami lampirkan pula : 1.



Surat Keputusan Kepala Desa Kedungpanjang tentang pembentukan kelompok usaha bersama KUBE PKK WRSE



2.



Susunan Pengurus KUBE



3.



Foto Copy KTP



4.



Rencana Anggaran Biaya ( RAB)



Demikian permohonan ini kami buat, semoga permohonan kelompok kami dapat dikabulkan. Atas segala perhatian dan bantuannya kami sampaikan terima kasih.



Kepala Desa Kedungpanjang



Ketua KUBE



Jayadiningrat



Siti Kharisah



Mengetahui



Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab Blitar



Camat Blitar



Drs. Nooryono. MM.



Drs. Yayah Setiono MM



NIP:19580508 198503 1 010



NIP 19440514 19198503 1 010



BAB I PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan Indonesia digempur dengan berbagai krisis mulai dari krisis kepercayaan terhadap pemerintahan, krisis moral termasuk krisis ekonomi yang menyebabkan masih banyaknya warga negara Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini tentu di latar belakangi salah satunya oleh kenaikan bahan bakar minyak ( BBM ) yang terjadi secara bertahap pada beberapa tahun silam karena krisis ekonomi dunia. Menurut data statistik di Badan Pusat Statistik ( BPS ) Indonesia, jumlah keluarga miskin di Indonesia kini 28 066.550 Keluarga. data ini tentu menjadi satu tugas pemerintah bersama seluruh pihak termasuk rakyat itu sendiri untuk menanggulangi kemiskinan yang terjadi di Indonesia dengan cara menggiatkan kegiatan usaha kecil menengah ( UKM ) karena 98,8 % usaha yang di jalankan di Indonesia adalah usaha kecil menengah ( UKM ). Dengan membuka atau menggiatkan kegiatan usaha produktif kecil menengah maka diharapkan akan memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kesajahteraan keluarga Indonesia sehingga jumlah keluarga miskin di Indonesia dapat berkurang secara bertahap. Sayangnya kesadaran untuk melakukan usaha kecil menengah masih sangat kurang di tingkat masyarakat sehingga jumlah lapangan pekerjaan tidak mencukupi jumlah penduduk usia produktif sehingga ada banyak pengangguran dan kemiskinan. Untuk itulah, baik pemerintah dengan bekerjasama dengan instansi terkait serta kesadaran dan kemauan dari masyarakat perlu di sinergikan agar UKM DI Indonesia dapat di tingkatkan dengan harapan dapat menambah kesejahteraan rakyat Indonesia. Dari pemaparan diatas, kami warga desa Kedungpanjang Kecamatan Blitar Kabupaten Blitar, berinisiatif membentuk usaha bersama sebagai bentuk upaya kami dalam menggiatkan kegiatan usaha kecil menengah ( UKM ) di tingkat pedesaan guna memperluas lapangan pekerjaan serta mengurangi angka kemiskinan khususnya di desa Kedungpanjang kecamatan Blitar kabupaten Blitar/ Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami membentuk Kelompok Usaha Bersama ( KUBE ) yang seluruh anggotanya berasal dari Ibu – Ibu rawan sosial dengan harapan dapat meningkatkan kelayakan hidup para anggota secara khusus dan masyarakat desa Kedungpanjang Secara umum. Semoga upaya kami ini dapat diterima dan di dukung oleh berbagai pihak yang terkait dan dapat dimudahkan jalannya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin.



BAB II DASAR PELAKSANAAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana telah kami jelaskan pada pendahuluan proposal, memperhatikan angka garis kemiskinan serta jumlah usaha kecil menengah yang masih sangat sedikit membuat kami berinisiatif untuk membentuk satu unit usaha kecil menengah dalam satu wadah kelompok usaha bersama ( KUBE ) untuk menanggulangi kemiskinan pada keluarga rawan sosial. Dasar pembentukan kelompok usaha bersama ( KUBE ) ini berangkat dari kondisi sosial ekonomi di desa Kedungpanjang Kecamatan Blitar Kabupaten Blitar yang masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Di samping itu, sumber daya manusia dan alam yang sangat potensial untuk di kembangkan namun belum terjamah membuat kami membentuk usaha bersama untuk memaksimalkan segala sumber daya yang ada guna meningkatkan kesejahteraan warga. Berangkat dari pemikiran tersebut kami menyusun PROPOSAL ini sebagai upaya dalam mendapatkan modal usaha yang akan kami gunakan untuk membiayai kegiatan usaha bersama kami yang terwadahi dalam kelompok usaha bersama ( KUBE ) di desa Kedungpanjang RT 01 RW 02.



DASAR PEMBENTUKAN KUBE Setelah menganalisa dan melihat pangsa pasar, kami membentuk kelompok usaha bersama ( KUBE ) yang bergerak di bidang penyediaan bahan pokok atau sembako dengan dasar pemikiran sebagai berikut : UUD 1945 pasal 33 mengenai Ekonomi kerakyatan PP Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah PP Nomor 32 Tahun 1998 Tentang Pembinaan Pengembangan Usaha Kecil Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin sebagai landasan DINSOS dalam penyelenggaraan bantuan KUBE PKK WRSE.



Selain pertimbangan di atas, kami mempertimbangkan berbagai hal sebagai bahan pertimbangan kami sebagai berikut : Jumlah keluarga miskin di desa Kedungpanjang yang masih banyak Belum adanya pengalaman yang tersistematis dalam mengelola usaha kecil menengah sehingga perlu adanya kelompok usaha bersama Perlu adanya pelatihan dari pihak – pihak terkait Sumber daya manusia SERTA alam yang bisa di optimalkan khususnya pengadaan bahan pokok dan kedelai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta pengadaan bahan kedelai untuk usaha kecil produksi tahu dan tempe yang banyak dilakukan di desa Kedungpanjang dan sekitarnya.



Pembentukan KUBE Dengan berbagai pertimbangan serta berpedoman pada peraturan pemerintah serta program KUBE PKK WRSE yang dicanangkan oleh pemerintah jawa tengah kami dengan ini membentuk kelompok usaha bersama ( KUBE ) PKK WRSE sebagai berikut :



B.



Nama KUBE



:



Tanggal pendirian



: Selasa, 1 Desember 2013



Tempat pendirian



: Rumah Sdr. Agus Waluyo Kedungpanjang RT 01 / 02 Blitar Blitar



Lokasi Usaha



: Kios Ibu SITI KHARISAH Kedungpanjang RT 01 RW 02 Blitar



MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Menyukseskan program pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang mandiri dan berkelanjutan melalui usaha kecil menengah ( UKM ) 2. Tujuan a.



Meningkatkan kesejahteraan para anggota KUBE “” melalui usaha kecil menengah pengadaan sembako dan kedelai



b.



Melatih kemandirian wanita dan janda melalui kegiatan usaha



c.



Mendorong kegiatan usaha kecil menengah ( UKM ) di desa Kedungpanjang



C. SUSUNAN PENGURUS Terlampir



BAB III PELAKSANAAN



A. RENCANA USAHA KEGIATAN UEP KUBE - Jenis Usaha Usaya yang kami jalankan bergerak di bidang penjualan sembako dan pengadaan bahan bahan pokok INDUSTRY Tahu dan tempe seperti kedelai. -



Alasan Pemilihan Usaha Sesuai dengan pertimbangan prinsip analisis SWOT yang telah banyak di terapkan didalam dunia bisnis, kami memilih alasan dengan pertimbangan :



·



Pertimbangan Kemampuan ( Strength ) Dengan kondisi sumber daya manusia yang rata – rata adalah petani dan penjual, maka



kami mempertimbangkan dan kemudian menetapakan jenis usaha perdagangan sebagai jenis usaha yang kami pilih karena sebagian besar anggota adalah pedagang dan petani sehingga akan memudahkan usaha penjualan sembako dan kedelai.



·



Pertimbangan Kelemahan ( Weakness )



Secara umum, warga desa Kedungpanjang khususnya para wanita ibu dan janda memiliki kelemahan yaitu kurangnya pengatahuan mengenai manajemen dan keorganisasian. Namun demikian hal ini dapat teratasi dengan bantuan DINSOS Kabupaten Blitar yang telah melatih SERTA



bantuan para sukarelawan yang memantau serta melatih kemampuan



berorganisasi dan mengelola usaha bersama.



·



Pertimbangan Peluang ( Oportunities )



Melihat pangsa pasar yang masih terbuka lebar hal ini di tandai dengan belum adanya took atau kios yang secara khusus menyediakan bahan pokok di desa Kedungpanjang. Selain itu, belum adanya penyedia stok kedelai untuk para pengrajin tahu dan tempe di desa Kedungpanjang menjadikan usaha sembako dan kedelai memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya masyarakat desa Kedungpanjang secara umum.



·



Pertimbangan ancaman



Kendala kami adalah pengadaan modal selain itu usaha pengadaan sembako kami pandang sangat baik. - PENGELOLAAN USAHA Pengelolaan usaha akan kami lakukan dengan cara usaha bersama yang kami bagi kedalam beberapa tahap yaitu : Tahap persiapan dan perencanaan -



Pemilihan jenis usaha



-



Pemilihan lokasi usaha



-



Pencarian modal



·



Tahap perintisan



Ø Promosi Upaya promosi kami lakukan dengan melalui brosur atau melalui mulut ke mulut.



Ø Penjualan Untuk mengatur penjualan kami telah menetapkan petugas jaga kios atau unit usaha yang telah kami tunjuk sesuai kesepakatan. Penjualan di lakukan dengan model grosir untuk kedelai kepada para pengrajin serta sembako kepada warung kecil di sekitar lokasi usaha serta model eceran untuk warga masyarakat secara umum.



·



Tahap pengembangan



Ø Penambahan Variasi Barang Dengan bertambahnya modal dari hasil keuntungan, kami akan menambah variasi barang dagangan yang dibutuhkan masyarakat



Ø Penambahan Modal Guna menambah kekuatana usaha kami akan melakukan pencarian modal usaha lebih besar guna memperbesar usaha kami kedepannya baik dari instansi pemerintah maupun pihak swasta SERTA



-



investor dengan model koperasi.



LOKASI USAHA



Setelah kami mempertimbangkan berbagai hal terkait pemilihan lokasi usaha yang STRATEGIS serta dapat di jangkau masyarakat maka kami memilih lokasi usaha di kios Ibu SITI KHARISAH Desa Kedungpanjang RT 01 RW 02 Kecamatan Blitar Kabupaten Blitar yang terletak di pinggir jalan utama yang menghubungkan desa Blitar – Kedungpanjang – Karangtengah serta menjadi jalur angkutan umum pedesaan Purwokerto – Purbalingga.



B. -



RENCANA HASIL PENGELOLAAN UEP KUBE Pengelolan Hasil KUBE



Dalam pengelolaanya, kami membagi hasil Kube dengan cara bagi hasil dengan menggunakan azaz keadilan DISTRIBUTIVE yakni membagi hasil usaha sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sehingga tidak di bagi rata. 90 % dari keuntungan bersih akan dibagikan kepada seluruh anggota sesuai kesepakatan sementara 10 % keuntungan akan digunakan untuk penambahan modal usaha.



-



Waktu Pembagian



Waktu pembagian hasil usaha kami lakukan setiap satu tahun sekali.



C. RENCANA ANGGARAN



No Uraian 1



2



1



Kedelai



2



Beras



Harga Satuan 3 Rp. 11.500 Rp. 7.500



Satuan



volume



Total



4



5



6



Kg



600Kg



Rp. 6.900.000



Kg



280 Kg



Rp. 2.100.000



Total Terbilang : Sembilan Juta Rupiah



Rp. 9.000.000



BAB IV PENUTUP



Demikian PROPOSAL permohonan bantuan untuk kelompok usaha bersama ( KUBE ) PKK WRSE . Besar harapan kami agar permohonan kami dapat dipertimbangkan untuk kemudian direalisasikan agar kelompok usaha bersama ( KUBE ) dapat segera melakukan kegiatan UKM. Dan semoga niat dan usaha baik ini mendapat kemudahan dari Tuhan Yang Maha ESA. Kedungpanjang 12 Januari 2014



Siti Kharisah



SUSUNAN PENGURUS



Pelindung



: Kepala Desa Kedungpanjang



Ketua



: Siti Kharisah



Sekretaris



: Eka Setianingsih



Bendahara



: Napsiyah



Anggota



:



1.



Mutmainah



2.



Nasirah



3.



Sardiyah



4.



Suwarni



5.



Kisem



6.



Muryati



7.



Turiah



Kedungpanjang, 12 Januari 2014 Kepala Desa Kedungpanjang



Ketua



Jayadiningrat



Siti Kharisah



KELOMPOK USAHA BAKULAN “ KEMAS KEMOYANG”



Nomor Lampiran Perihal



: 01/KUB-KK/e/VI/2013 : 1 (satu ) Gabung : Mohon Bantuan Modal Usaha



KepadaYth. Bapak Bupati Kabuppaten Sumbawa Di - Sumbawa Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan hormat,Seiring dengan berbagai upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinankhususnya di Kecamatan Alas maka



kami



dari



Kelompok



mengajukan permohonan penyampaian



pengusaha



bantuan



proposal



ini



kecil



dana guna



adalah



untuk



yangekonomi lemah



dengan ini



pengembanganusaha kami .Maksud mohon



bantuan



/dukungan



danasebagai tambahan modal usaha dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dengan harapa nkiranya



Bapak



Bupati



berkenan



membantu



pengembangan



usaha



kami.Demikian proposal ini kami ajukan, atas bantuan Bapak sebelumnya kamisampaikan terima kasih.Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Alas, Nopember 2014 Mengetahui, Camat Alas



Ketua Kelompok



PROPOSAL BENGKEL BAB I PENDAHULUAN Semakin hari penambahan populasi kendaraan bermotor makin meningkat. Bahkan hampir setiap orang punya dan membutuhkan sepeda motor. Kepadatan aktivitas di jalan menuntut kenyamanan untuk itu kendaraan yang dipakai harus selalu dalam keadaan baik. Agar kendaraan selalu dalam keadaan baik maka diperlukan perawatan dan service berkala bahkan diperlukan juga perbaikan-perbaikan bagian yang rusak, untuk itu sangat dibutuhkan jasa bengkel motor. Kondisi seperti inilah yang harus kita manfaatkan sebagai peluang usaha. Usaha bengkel motor memang menjanjikan, mengingat pengguna sepeda motor semakin banyak jumlahnya. Hal ini terbukti dari meningkatnya produksi sepeda motor pertahun. Kebutuhan servis bagi sepeda motor menjadi kebutuhan rutin yang harus dilakukan oleh penggunanya. Apalagi daerah-daerah pinggir kota yang notabennya adalah pemukiman penduduk. B. NAMA BENGKEL Karena bengkel ini sebelumnya sudah berjalan dan sudah memiliki nama dan peminat kalangan sendiri terutama dibidang modifikasi motor. Bengkel rumahan yang terletak Jl. Kalibata Timur I RT 009 RW 01 ini bernama Jen Motor, nama itu sudah berkibar dikalangan Balap Liar Malam. Karena nanti kita pun menerima service rutin yang menjadi kebutuhan pasar yang banyak,maka rencananya akan dijadikan nama badan usaha yang resmi. C. TEMPAT USAHA Karena target pasarnya adalah para pekerja yang bermukim di pinggir kota dan pelajar yang menyukai motor modifikasi kami mencari tidak jauh dari kedua hal tersebut yaitu pemukiman dan sekolah. Dari hasil pengamatan sementara daerah yang diprioritaskan adalah Pasar Minggu, tempat kedua daerah sekitar Lenteng Agung dan Tanjung Barat. D. TARGET PASAR Banyak sekali segment pasar untuk bidang otomtif motor ini mulai dari pelajar yang suka memodifikasi motor. Dari segment ini kami amat siap dikarenakan modal pengetahuan utama mekanik kami adalah memodifikasi motor. Para pekerja kantoran yang kerja di tengah kota pada segment ini kondisi motor sangat diperhatikan oleh mereka baik membuat lebih irit dan ada juga yang lebih mementingkan tenaga motornya. Para pekerja yang ada di lingkungan dekat usaha segment ini hampir memiliki sifat yang sama dengan pekerja di tengah kota. Banyaknya kumpulan motor dapat dimanfaatkan dengan baik apabila memberi kesan yang baik kesalah satu anggota kelompok mereka, karena mereka memiliki sifat promosi dari mulut ke mulut dengan baik. Para tukang ojek dari setiap sudut jalan banyak sekali menunggu customer, dikarenakan mereka juga bekerja dengan mengandalkan kendaraannya dan dalam hal ini kami memberlakukan kebijaksanaan khusus bagi tukang ojek.



E. JENIS USAHA Seperti yang sudah ada, jenis usaha ini yang berhubungan erat dengan otomotif di bidang kendaraan bermotor roda dua seperti: Service rutin kendaraan bermotor roda dua Service Besar kendaraan bermotor roda dua Modifikasi mesin,exterior dan interior Spare part moving part dan Modifikasi F. MODAL dan KEUNTUNGAN Setelah kami estimasi maka kami memerlukan modal sebanyak



:



Sewa Tempat



Rp.5.000.000



Keperluan bengkel sehari-hari



Rp.7.000.000



Mencakupi kebutuhan sebagai berikut: Spare part Tools Alat-alat administrasi Promosi MODAL CADANGAN



Rp.3.000.000



Modifikasi motor Spare part racing TOTAL MODAL YANG DIBUTUHKAN



Rp.15.000.000



Perkiraan Pemasukan : JASA



jumlah motor/hari



Service Korekan racing TOTAL



2 1



INCOME



TOTAL/bulan



Rp.25.000/motor Rp.37.500/motor



Rp.1.500.000



Rp.1.125.000 Rp.2.625.000



SPARE PART Moving part 20% dari modal Rp.3.000.000



Rp. 600.000



Racing 30% dari modal Rp.3.000.000 TOTAL



Rp. 900.000 Rp.1.500.000



SUBTOTAL/LABA KOTOR Jasa + Spare Part



Rp.4.125.000



Pembukuan ini adalah perkiraan kami yang sudah disurvey dilapangan dan pengalaman yang sudah berjalan.



G. KEUNGGULAN KAMI Banyak bengkel jalan yang menyediakan layanan jasanya akan perbaikan motor membuat persaingan semakin ketat,namun dibengkel kami layanan jasa yang sangat diutamakan, selagi membangun kekurangan kami yang dalam masalah spare part.Setelah melakukan survey 65% ucapan dari pengguna motor adalah pelayanan,tempat dan hasil yang memuaskan. Hal tersebut akan kami perkuat dengan adanya Pelayanan mutu standart dealer resmi yang diterapkan disini.



H. PROMOSI Disini kami mencoba mempromosikan dengan “Teknik Kupon”. Sering kita dengar bahwa ada teknik promosi dari mulut ke mulut, kita akan mendekatkan sseseorang yang dianggap memiliki potensi sebagai marketing seperti teman,komunitas motor, dan tukang ojek untuk kita kasih kupon. Kupon tersebut apabila disebar oleh mereka maka mereka mendapatkan komisi dari kita berdasarkan kupon yg balik kekita. Maka tidak menutup kemungkinan mereka akan menyebarkan kupon tersebut. I. ANALISA SWOT 1. STRENGHT 



Jenang pendiri Jen Motor sudah mengibarkan namanya dikancah balab liar selain itu Jenang dan Rudy berpengalaman mengotak-atik kendaraann, dia memiliki basic dan hobby tentang modifikasi dan service bengkel  Rama berpengalaman dalam otomotif kendaraan berteknologi tinggi karena pernah sekolah otomotif  Mengetahui seluk beluk permintaan pasar yang ada di Jakarta dan sekitarnya 2. WEAKNESS 



Tidak memiliki tempat sendiri



3. OPPOTURNITY 



Para Pelajar yang suka modifikasi walaupun mereka tidak memiliki banyak uang namun mereka dapat dijadikan alat promosi yang baik.Pendekatan kepada mereka sangat dibutuhkan  Teknik Promosi Kupon belum pernah diterapkan dan hasil survey sangat diinginkan 4. THREAT   



Banyaknya Bengkel Motor disegala daerah Keterbatasan Modal Buat Spare Part Tempat menentukan Kekuatan kami



H.P ENUTUPAN Demikianlah proposal kami untuk memajukan dan membuka tempat kerja untuk anak bangsa. Apabila anda berminat akan proposal ini, maka akan kita bicarakan mengenai peluang kerja sama dalam bidang ini. Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih. 18.01.14 +



KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kita masih bisa melaksanakan segala aktifitas kita tanpa suatu halangan apapun. Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, kelompok tani kami tetap aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan kami. Adapun kegiatan kami diantaranya adalah pertemuan rutin serta pengaturan pembagian air lahan sawah. Dalam melaksanakan kegiatan kami, sebenarnya tidak ada kendala yang berarti. Namun demikian dalam hal teknis pengolahan lahan sawah, kami masih melakanakan secara tradisional, yaitu masih menggunakan tenaga hewan. Seiring bertambahnya anggota kelompok kami, dan tuntunan efisiensi pengolahan lahan, maka kami berinisiatif untuk mengajukan bantuan hand traktor untuk wilayah kami. Hal ini sangat membantu kami secara teknis, karena lebih ekonomis dan menghemat waktu. Dmikian permohonan kami. Besar kiranya harapan kami mendapatkan bantuan tersebut, mengingat sangat dibutuhkannya mesin tersebut. Karanggayam, Januari 2012 Penyusun



KELOMPOK TANI “KEBAN LALAT“ DESA JURANALAS KECAMATAN ALAS KABUPATEN SUMBAWA



No



: 010/KT-R/-PHMN/2014



Lamp : Hal



: Permohonan Bantuan Hand Traktor



Kepada Yth : Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Di – Sumbawa Besar.-



Dengan hormat, Puji syukur marilah kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kita masih bisa beraktifitas sebagaimana mestinya. Dalam rangka mengembangkan ekonomi kerakyatan serta peningkatan pemberdayaan masyarakat Indonesia, khususnya petani menuju tercapainya kesejahteraan hidup petani. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, karena keterbataan modal kelompok tani untuk mengembangkan ekonomi anggota serta pemanfaatan sumber daya alam yang ada, maka kami mengajukan permohonan bantuan mesin hand traktor. Demikian permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan tindak lanjutnya kami ucapkan terima kasih. Alas, Nopember 2014 Ketua,



Sekretaris,



__________________



______________________ Mengetahui,



Camat Alas,



(



Kepala Desa Juranalas,



)



NIP : Tembusan : 1. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan 2. Badan Pemberdayaan Masyarakat. 3. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Blitar. 4. Arsip.



( NIP:



)



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Pemikiran Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bertujuan antara lain mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan warga negara. Pemerintah bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi angka kemiskinan. Dikarenakan Indonesia adalah negara agraris, tema tersebut diwujudkan salah satunya dengan peningkatan pelayanan dasar dan pembangunan pedesaan serta percepatan pertumbuhan yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian yang maju. Iklim di Negara kita sangat menunjang terhadap kegiatan sektor pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani, walaupun saat ini pertanian kita agak terpuruk atau bisa dikatakan pertanian kita kalah dengan negara lain khususnya dalam bidang teknologi pertanian. Pada tahun 1984 berkat upaya pemerintah melalui program pembangunan pertanian terutama dalam pengadaan kebutuhan pokok yaitu beras, untuk pertama kalinya Indonesia bisa mencapai swasembada beras. Syukurlah pada tahun 2008 swasembada beras tercapai lagi. Sebagai lanjutan program pemerintah dalam pembangunan pertanian tidak hanya untuk mencapai swasembada beras, juga di titik beratkan pada peningkatan kesejahteraan petani. Petani adalah pelaku utama dalam pembangunan pertanian, juga bisa dikatakan petani adalah pelaku utama perekonomian di Indonesia. Akan tetapi tujuan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani belum bisa dirasakan oleh petani itu sendiri. Banyak sekali hambatan dalam mewujudkan program pemerintah, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempegaruhi a. Beralihnya b. Berkurangnya c. Kurangnya



tersendatnya tenaga



program



kerja



muda



tenaga penggunaan



pemerintah di



pedesaan



kerja alat-alat



d. Mahalnya alat-alat pertanian yang modern.



di



pertanian



antaranya ke



sektor



dibidang yang



adalah



:



industri. pertanian.



lebih



modern



Dari perubahan tersebut diatas dampak yang dirasakan khususnya oleh para petani yang tergabung pada kelompok tani Keban Lalat adalah sulitnya mencari tenaga kerja untuk pengolahan lahan, sehingga pengolahan lahan mempunyai rentang waktu yang lama, yang mengakibatkan sebagian lahan petani menjadi tidak serentak dalam bercocok tanam. Sehingga pengolahan menjadi kurang optimal. Peluang untuk meningkatkan produktivitas padi sawah melalui sentuhan teknologi mekanisasi pertanian masih cukup terbuka melalui pemanfaatan potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, melihat peluang yang ada diwilayah kami adalah pemenuhan kebutuhan pengadaan Hand Traktor untuk pengolahan lahan pertanian yang cocok dengan kondisi hamparan kelompok. 1.2.Tujuan Tujuan diadakannya pengadaan Hand Traktor di lahan hamparan kelompok tani Sumber Rejeki



adalah:



a.Tepatnya waktu pengolahan lahan sawah untuk tanam lebih serempak. b.Untuk menjadikan pengolahan lahan secara optimal c. Meningkatnya produktivitas komoditi padi sawah. d. Untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. e. Meningkatkan efektivitas para petani dalam usaha tani. f. Meningkatkan pemerintah dalam pelaksanaan program pertanin terutama Peningkatan Produksi Beras Secara Nasional. g. Mengendalikan hama tikus.



BAB II PROPIL KELOMPOK Kelompok tani Keban Lalat berdiri sekitar tahun 1984 bersekretariat di Desa Juranalas kecamatan Alas jarak dengan pemerintah desa kurang lebih 1 km. Semua anggota kelompok bermata pencaharian sebagai petani baik pangan, petani sayuran, selain itu juga beternak ayam dan sapi dengan skala kecil sebagai penghasilan tambahan. Dengan kehidupan yang sederhana dengan kebanyakan masih berpendidikan sekolah dasar tetapi masih mengandalkan kehidupan bergotong royong dalam kehidupan social masyarakat. Sarana transportasi berupa angkutan umum dengan prasarana jalan yang sudah lancar dan masuk kendaraan, sehingga pengangkutan hasil pertanian cukup lancar. Kelompok tani Keban Lalat berdiri berdasarkan kepentingan bersama dalam mengelola lahan pertanian berupa sawah di wilayah Desa Juranalas Kecamatan Alas dengan luas areal sawah teknis ± 35 Ha dengan data sebagai berikut : Jumlah pemilik 38 orang dengan tingkat produki padi 5 ton/Ha dengan pola tanam sebagian besar padi – palawija. Apabila melihat tingkat produksi pada padi berdasarkan data faktual belum begitu optimal, salah satunya dengan pengadaan sarana mekanisasi pertanian berupa hand traktor untuk meningkatkan produksi padi menjadi 6-7 ton/ha. 2.1. Data Wilayah Desa Juranalas berada di wilayah Kecamatan Alas Kabupaten Alas. Sedangkan batas wilayahnya adalah : – Sebelah barat : Desa Kalimango – Sebelah timur : Desa Marente – Sebelah utara : Desa Dalam – Sebelah selatan : Desa Marente 3.2. Data Lahan Kelompok tani kami mempunyai luas lahan : – Sawah Tekns : 35 Ha – Tegal : – – Pekarangan : 4,714 Ha 3.3. Data Kelompok -Nama Kelompok : Keban Lalat -Tanggal Berdiri : 6 Maret 1984 -Jumlah Anggota : 38 orang



BAB III RENCANA KEGIATAN PENGADAAN HAND TRAKTOR



3.1. Lokasi Areal Pertanian. Lokasi areal pertanian yang diupayakan untuk dapat menggunakan mesin traktor pada saat pengolahan lahan seluas lebih kurang 35 Ha. 3.2. Pemberdayaan Kelembagaan Petani Dalam rangka pemberdayaan kelompok, upaya yang sedang dilakukan adalah meningkatkan aktivitas petani, penumbuhan kerjasama anggota dalam kelompok tani dan kerjasama antar kelompok tani, serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan para petani dalam menerapkan teknologi anjuran, pemupukan yang optimal serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. 3.3. Peningkatan Produksi Pertanian Dengan tersedianya alat pertanian hand traktor di kelompok diharapkan mampu meningkatkan produktivitas lahan dan dapat meningkatkan produksi padi serta efektivitas petani dalam mengelola lahan, sehingga petani mampu memanfatkan waktu dalam mengelola pertanian selain lahan sawah untuk meningkatkan pendapatannya, terutama dalam bidang peternakan. Dan diharapkan dapat mempertahankan pola tanam dari : padi – padi – palawija.



BAB IV KEBUTUHAN DAN PELAKSANAAN 4.1. Alat. Alat yang dibutuhkan dalam pengadaan mekanisasi pertanian adalah 1 ( satu ) Unt Hand Traktor 4.2. Pelaksanaan. Pelaksanaan pengadaan traktor di kelompok tani Keban Lalat Desa Juranalas Kecamatan Alas diharapkan pelaksanaannya dapat direalisasi pada tahun 2015. 4.3. Kondisi Lokasi Kondisi Lokasi Untuk pelaksanaan pengadaan Hand Traktor pada lahan kelompok tani sebagai berikut a. Tersedianya jalan produksi ditengah lokasi lahan hamparan kelompok. b. Memungkinkannya penggunaan Hand Traktor pada lahan sawah hamparan kelompok. Apabila melihat keadaan kondisi lokasi maka pengadaan hand traktor sangat memungkinkan dalam pengolahan semua lahan sawah dihamparan kelompok . 4.4. Sumber Pendanaan Sumber pendanaan dalam rangka pengadaan hand traktor di kelompok adalah dari : 1. Bantuan Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa.



BAB V HARAPAN DAMPAK DARI ADANYA PENGADAAN HAND TRAKTOR Sebagai upaya yang sesuai dengan keinginan dan tujuan kegiatan melalui pengadaan traktor pada lahan sawah hamparan kelompok tani Sumber Rejeki dalam rangka : 1. Peningkatan pendapatan para petani dari efektivitas pengolahan lahan, diluar hasil usaha lahan sawah, seperti pemeliharaan ternak. 2. Adanya peningkatan produktivitas hasil padi dari 5 ton /ha menjadi 6-7 ton/ha. 3. Peningkatan produktivitas lahan sawah dari pola tanam 1 tahun, padi – palawija menjadi padi – padi – palawija. 4. Apabila dapat tanam dengan serempak diharapkan dapat memutus siklus rantai hama tikus.



BAB VI SISTEM PENGELOLAAN Bantuan yang kami ajukan, akan kami kelola dengan sistam sebagai berikut : 1. Kami menunjuk 2 orang sebagai operator hand traktor 2. Operator hand traktor mendapatkan 50% dari hasil sewa 3. Pemupukan modal kelompok sebesar 20% 4. Biaya perawatan dan bahan bakar sebesar 30%



BAB VII PENUTUP Demikian proposal ini kami buat, berdasarkan kebutuhan yang sesuai dengan kondisi lapangan, serta mudah-mudahan upaya pengadaan hand traktor ini dapat perhatian pemerintah melalui bantuan hand traktor untuk mendukung kegiatan para petani dalam mengelola usaha taninya. Atas segala perhatiannya kami sampaikan ucapan terimakasih.



Lampiran 2 KELOMPOK TANI “ KEBAN LALAT” DESA JURANALAS KEC. ALAS KABUPATEN SUMBAWA



SUSUNAN PENGURUS I. Ketua : II. Sekretaris : III. Bendahara : IV. Anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.



PROPOSAL KAMBING ETAWA



LATAR BELAKANG



Pemerintah terendah yang berada dalam sistim undang undang Republuk Indonesia adalah desa. Dalam sistem undang undang nomor 22 tahun 1989 tentang pemerintah desa khususnya diatur bahwa sebutan desa dapat diganti dengan istilah lain yang dikenal dalam sebuah tatanan kemasyarakatan di daerah bersangkutan misalnya Nagari, Kampung dan sebagainya untuk wilayah Tanggamus istilah desa diganti dengan nama Pekon. Sebagai sebuah lembaga yang langsung bersentuhan dan berhadapan dengan masyarakat, maka pekon menjadi ujung tombak pembangunan, oleh karena itu dibutuhkan suatu integrialitas, sinergisitas dan kontinuitas pembangunan desa yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang bersangkutan. Sektor-sektor yang pada umumnya masih dirasakan sangat kurang oleh masyarakat pekon antara lain sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi produtif dan sektor sarana prasarana perhubungan khususnya sarana jalan dan jembatan, demikian pula halnya dengan kondisi yang dihadapi oleh pekon Pringsewu selatan kecamatan Pringsewu kabupaten Tanggamus. Jika dilihat dari geografisnya, pekon Pringsewu Selatan kec. Pringsewu kab. Tanggamus dikelilingi oleh daerah persawahan, yang mana dalam jenisnya sawah yang ada adalah sawah tadah hujan pekon dengan jumlah penduduk ± 3325 jiwa pada tahun 2007 dan mempunyai luas wilayah ± 248.56 hektar ini sebagian wilayahnya adalah pertanian. Pekon Pringsewu selatan secara geografis memiliki beberapa potensi belum tergarap seperti pemeliharaan kambing jenis etawa belum lagi jenis ternak yang lain seperti sapi dan kerbau. Beberapa potensi khususnya antara lain adalah keberadaan lahan persawahan yang cukup luas, lahan perladangan dan tanah tegalan yang masih menghampar luas serta bahan baku makanan ternak yang cukup banyak (seperti areal untuk menggembalakan ternak dan melimpahnya makanan untuk ternak). Sehubungan dengan keunggulan dan potansi tersebut, Pondok pesantren Putra Putri Nurul Huda Pringsewu berkeinginan untuk meningkatkan taraf hidup dengan mencari bidang atau sumber penghasilan alternatif sehingga taraf hidup dan pendapatan anggota dapat meningkat kegiatan tesebut adalah pemeliharaan kambing jenis etawa. Perawatan kambing tidak memerlukan perawatan yang neko- neko, usaha ini sudah banyak digeluti oleh petani bahkan sudah ada puluhan tahun namun belum ada yang menjadikan usaha ini sebagai penghasilan pokok, jadi petani dalam pengelolaannya masih menggunakan sistem tradisionil, inipun bagi mereka sudah sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Supaya dapat memberikan hasil yang maksimal dan bisa menjadi investasi di masa depan maka tata cara tradisional yang selama ni mereka terapkan harus diubah ke arah yang lebih professional lagi, upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui pendekatan kemitraan dengan



lembaga kemasyarakatan yang memiliki kemampuan di bidang pemeliharaan kambing dan lembaga penyedian dana yang dapat memberikan bantuan dana. II.Visi dan MISI - Visi Menciptakan peternak yang professional dan unggul - Misi Menghasilkan Output warga belajar /santri yang mandiri Tumbuhnya jiwa kewirausahaan untuk mencapai kemandirian III.Maksud Dan Tujuan . - Maksud Dalam Rangka untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat Pondok Pesantren Nurul Huda Kelurahan Pringsewu Selatan kec. Pringsewu kab. Tanggamus Propinsi Lampung bermaksud mengajukan permohonan bantuan Ternak Kambing Etawa kepada Bapak sebagai usaha peningkatan ekonomi kerakyatan dan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat. - Tujuan 1. Sebagai Usaha tambahan yang dikelola sungguh-sungguh diharapkan mampu menambah pendapatan petani. 2. Mendidik petani untuk wirausaha ternak kambing Etawa. 3. Sebagai wahana peternak dalam bersilaturahmi yang dapat mempererat persaudaraan antar anggota masyarakat. 4. Mengurangi angka pengangguran dan Urbanisasi. 5. Menambah pengetahuan, Kemandirian dan meningkatkan pendapatan peternak. IV.Sasaran Yang Ingin Dicapai. 1. Pemanfaatan lahan yang belum produktif menjadi produktif 2. Peningkatan pendapatan Peternak tradisional 3. Pengenaan sistem peternakan terpadu dalam hal kambing 4. Membuka lapangan pekerjaan 5. Tersedianya sumber protein Hewani 6. Tersedianya pupuk kandang yang melimpah Berdasarkan sasaran di atas maka usaha pemeliharaan kambing harus dikelola secara Profesional. 1. Pemanfaatan lahan yang belum produktif menjadi produktif Terdapat lahan atau pekarangan yang masih dimanfaatkan di lingkungan miliki yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Putra Putri Nurul Huda Pringsewu yang belum dimanfaatkan secara efisien. 2. Peningkatan Keuntungan petani tradisional Para petani kambing diberi pelatihan teknis tentang pemeliharaan kambing khususnya jenis “etawa” agar dapat menghasilkan secara maksimal. 3. Pengenalan peternakan terpadu dalam hal kambing Dalam hal ini petani tinggal memperluas pengetahuan dari pakar kambing yang nantinya



didatangkan untuk memberikan penyuluhan dan terjun langsung ke lapangan (Learning By doing). 4. Membuka lapangan pekerjaan Dengan terlaksananya program ini diharapkan ikut membantu program pemerintah dengan penyediaan lapangan pekerjaaan, dan mengurangi pengangguran. 5. Tersedianya sumber protein Hewani Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan gizi petani dengan tersedianya sumber protein Hewani yang ada sehingga kebutuhan akan protein hewani bisa tercukupi, yang nantinya akan menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dari tingkat petani yang akan berimbas dengan kualitas sumber daya manusia. 6. Tersedianya pupuk kandang Untuk ukuran kambing etawa dewasa dengan sistem pemberian pakan yang teratur dan memenuhi komposisi yang sesuai dapat menghasilkan pupuk kandang sebanyak 0.5 Kg menurut pengalaman (5 ekor) kambing dewasa dapat memenuhi kebutuhan pupuk pohon kakao (Coklat) seluas 0.25 Hektar. 7. Luas Lahan Pekon Pringsewu selatan memiliki luas wilayah ± 248 ha sebagian wilayah adalah pertanian yaitu sebagai petani sawah 77 Ha Tanah irigasi teknis dan 17 ha irigasi non tekhnis 64 hektar adalah tanah tegalan yang menyediakan cukup melimpah pakan bagi hewan ternak apalagi untuk kambing jenis Etawa selain tersedianya tanaman perdu dan tanaman besar yang daunnya biasanya digunakan untuk pakan kambing (rambanan) terdapat lahan atau pekarangan yang masih bisa dimanfaatkan untuk menanam pohon perdu yang nantinya akan digunakan pakan di lingkungan warga Pondok Pesantren Nurul Huda Pringsewu kandang kandang. 8. Penyediaan Bibit Untuk peternak kambing Kelurahan Pringsewu penyediaan bibit selama ini biasa peternak masih menggunakan cara cara yang sangat tradisional yaitu mengambil keturunan dari kambing yang sudah dipelihara atau beli kambing besar pada pedagang bahkan ada yang beli dipasar untuk di pelihara dan itupun jumlahnya sangat terbatas. 9. Pemeliharaan Dilakukan pada kandang seadanya yang diharapkan nantinya akan dibuat kandang kandang yang memang khusus untuk pemeliharaan kambing dengan kapasitas yang sesuai aturan. 10. Pemasaran Untuk pemasaran para petani tidak ada kendala karena pembeli (Mitra usaha kelompok “PonPes Nurul Huda Pringsewu”) sudah menjemput langsung kerumah rumah peternak atau kadang peternak juga membawa kambing kambing mereka kepasar tradisional tersebut. 11. Perkandangan Untuk kambing kambing jenis etawa oleh para peternak dibuatkan kandang khusus yaitu kandang yang dibuat dengan panggung, karena kambing etawa bisa dikatakan hampir tidak pernah keluar kandang, jika tidak dibuatkan kandang yang panggung maka kandang akan menjadi lembab, becek, kotor dan menimbulkan penyakit. Dengan jarak antara tanah dengan lantai kandang



setinggi 75 Cm -100 cm dan bentuk atap kandang yang miring ini diharapkan agar sistem sirkulasi udara dapat berlangsung secara kontinyu dan cepat. Untuk ukuran kandang yang ideal tiap 1 (Satu) meter persegi diisi 1 (Satu) ekor kambing. Usahakan agar kandang kambing dapat terkena sinar matahari langsung sehingga bibit penyakit yang akan berkembang bisa di minimalisir sekecil mungkin. 12. Dukungan Masyarakat Sekitar Dengan adanya peternakan kambing etawa, masyarakat merasa senang karena membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan memanfaatkan sumber makanan ternak yang melimpah. Usaha usaha Pondok pesantren 1. Yang Sudah Dijalankan Pertanian (Cocok Tanam Padi) Pembuatan Batu Bata Warnet Penggemukan sapi 2. Yang akan dijalankan Peternakan kambing Etawa Keterampilan elektronik (Perbengkelan) V.ANALISA PETERNAKAN KAMBING ETAWA • Masa produktif kambing betina dan pejantan adalah 5 tahun. Pembelian kambing etawa adalah kambing yang tergolong dara atau kambing yang siap untuk beranak. Jadi waktu penantian peternak tidak terlalu lama. • Waktu pemeliharaan adalah 5 tahun. • Upah tenaga kerja Rp. 500.000 per orang per bulan. • Induk dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun. Dan dalam sekali beranak dihitung rata-rata 2 ekor per kelahiran. Kelahiran 1 dan 3 ekor per kelahiran diabaikan. • Jumlah cempe yang akan dihasilkan selama 5 tahun adalah : 15 ekor x 45 induk = 330 ekor cempe. • Angka kematian 10%, sehingga diperkirakan kematian maksimal adalah sebanyak 33 ekor. • 1 ekor kambing etawa diperkirakan menghasilkan 7,5 kg pupuk kandang per bulan. Kotoran dari cempe di kesampingkan. Asumsi harga pupuk kandang di pasaran Jogjakarta Rp. 200/kg. • 1 ekor kambing etawa diperkirakan dapat menghasilkan urine sebanyak 30 liter per bulan, dengan asumsi harga urine di pasaranRp.1000/liter. • Harga cempe mengacu pada kriteria kambing standar yang terjadi di pasaran kaligesing, Jogjakarta. Harga cempe kepala hitam istimewa dikesampingkan. Karena harga tersebut tidak dapat dijadikan acuan dalam perhitungan ini. Harga patokan diambil kisaran bulan juli 2007. • Biaya pakan diabaikan karena kita berasumsi telah menggaji karyawan, jadi biaya untuk pembelian pakan diganti dengan biaya tenaga kerja, karena pada dasarnya karyawan kita gaji untuk merawat dan mencarikan makanan bagi ternak. Hitungan ini tidak berlaku apabila peternak membeli rumput di dalam pemeliharaan ternaknya.



A. INVESTASI TETAP Kambing betina 45 ekor @ Rp. 2.500.000 • 45 ekor x Rp. 2.500.000 = Rp. 112500000 • Kambing jantan 5 ekor @ Rp. 3.500.000 • 5 ekor x Rp. 3.500.000 Rp. 17500000 • Kandang 20 unit Rp. 20.000.000 • Peralatan kandang Rp1000.000 Total investasi tetap :Rp. 112.500.000 + Rp. 17.500.000 + Rp. 20.000.000 + Rp. 1.000.000 = Rp. 151.000.000 B. BIAYA PRODUKSI Biaya pemeliharaan kambing induk (50 ekor) • Gaji karyawan • Rp. 500.000 : 30 hari 24 ekor= Rp. 700/ekor/hari • Pemberian vitamin tambahan Rp. 100/ekor/hari • Total biaya pemeliharaan induk per 5 tahun adalahRp. 800 x 5 tahun x 12 bulan x50 ekor x 30 hari = Rp. 72000000 C. PROYEKSI PENDAPATAN • Penjualan cempe 607 ekor x Rp. 1.000.000 = Rp. 607.000.000 • Penjualan induk afkir 50 ekor x Rp. 1.000.000 = Rp. 50.000.000 • Penjualan pupuk kandang 7,5 kg x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 200 x 24 ekor = Rp. 4500000 • Penjualan urine 60 liter x 12 bulan x 5 tahun x Rp. 1000 x 50 ekor = Rp. 180000000 D. REKAPITULASI PENDAPATAN Biaya-biaya: 1. Biaya investasi Rp. 151.000.000 2. Biaya pemeliharaan selama 5 tahun Rp. 72000000 Rp 151.000.000 + Rp 72.000.000 Total biaya Rp 223.000.000 Pendapatan; • Penjualan cempe Rp. 607.000.000 • Penjualan induk afkir Rp. 50.000.000 • Penjualan pupuk kandang Rp. 4.500.000 • Penjalan urine Rp. 180.000.000 • Total pendapatan Rp. 841.500.000 Keuntungan yang bisa diperoleh adalah sbb: Rp. 841.500.000– Rp. 223.000.000= Rp. 618.500.000 VI. PENUTUP Demikian Proposal permohonan ini dibuat dan diajukan semoga dapat berkenan mengabulkan permohonan kami, sehingga benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani desa kami



Pringsewu , 20 Februari 2009 Pimpinan PonPes Nurul Huda Pringsewu Tanggamus Drs.KH.Moh Ghufron AS Mengetahui Dinas Peternakan Kab.Tanggamus Seperti yang saya ungkapkan tadi di atas, bahwa proposal ini adalah proposal untuk pengajuan ternak kambing Etawa, jadi apabila anda akan mengajukan untuk kambing yang lain atau proposal permohonan yang lain, anda tinggal menyesuaikannya saja dengan apa yang anda maksud.



CONTOH PROPOSAL USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu peluang usaha yang prospektif yang dapat dikembangkan di kabupaten Subang. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia dari tahun ke tahun, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup. Usaha penggemukan sapi potong juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup besar juga memiliki berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro, dan sangat terpuji dalam pandangan makro.



Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : 1. Sapi Ongole Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah. 1. Sapi Bali Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru. 1. Sapi Brahman Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia. 1. Sapi Madura



Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah. 1. Sapi Limousin Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik



Visi dan Misi



Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong : 1. Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapat terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi para petani ternak dapat tercapai. 2. Memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Subang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha ternak penggemukan sapi potong. 3. Meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan produksi ternak khususnya di jawa Barat. ANALISIS PASAR



Target Pasar Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Subang. Kebutuhan dan Proyeksi Pasar



Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapi secara periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain itu ternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging harian.



Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku usahanya. ANALISIS KEUANGAN



Asumsi Keuangan







Usaha dirancang untuk menghasilkan 20 ekor sapi PO ( peranakan ongole) setiap periode penggemukan.







Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang individual 4 m2, sehingga luas kandang yang dibutuhkan 80 m2 (biaya 1 m2 = Rp 250.000,00),



Total biaya pembuatan kandang Rp 20.000.000,00. Dengan masa pakai 10 tahun maka biaya penyusutan per tahun = Rp 2.000.000,00 atau per 90 hari masa penggemukan = Rp. 500.000,00 



Sapi digemukan selama 90 hari. Berat awal sapi bakalan rata-rata 300 kg dengan harga per kg Rp. 17.000,00.



Pertambahan berat badan harian yang diinginkan adalah 0.5 kg per hari, sehingga berat akhir sapi setelah masa penggemukan 90 hari adalah 345 kg. Maka total pendapatan adalah 20 ekor x 345 x Rp. 17.000,00 = 



Rp.117.300.000,00



Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan 90 hari seekor sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200.



Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi 20 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = 3.600.000,00 Rencana Investasi i Hasil analisis asumsi keuangan usaha ternak sapi potong volume 20 ekor periode produksi 90 hari dapat dilihat dalam tabel di bawah ini NO URAIAN



SATUAN



VOLUME



UNIT 1.



Pembuatan Kandang



Meter



HARGA /



NILAI (Rp)



UNIT (Rp) 80



250.000



20.000.000



2.



Pembelian Sapi Bakalan Ekor



20



5.100.000



102.000.000



3.



Pakan Konsentrat



Kg



1800



1.000



1.800.000



4.



Pakan Hijauan



Kg



54.000



100



5.400.000



5.



Obat-Obatan



botol



20



50.000



1.000.000



Total



130.200.000



Proyeksi Laba Rugi / 90 hari masa penggemukan



No.



INVESTASI



JUMLAH (Rp)



Biaya Tetap 1.



Penyusutan Kandang



500.000,00



2.



Penyusutan Peralatan



200.000,00



Biaya Variabel /Produksi 1.



Pembelian sapi bakalan



102.000.000,00



2.



Pakan konsentrat



1.800.000,00



3.



Pakan hijauan



5.400.000,00



Biaya lain-lain 1.



Biaya listrik & Telpon



300.000,00



2.



Transportasi



500.000,00



Total biaya produksi



110.700.000,00



Pendapatan 1.



Penjualan sapi hasil penggemukan



117.300.000,00



2.



Penjualan kotoran sapi



3.600.000,00



Total Pendapatan



120.900.000,00



Proyeksi laba / rugi (keuntungan)



10.200.000,00



Sistem bagi hasil sebesar 70 : 30 dengan perbandingan 70 % untuk peternak (plasma) dan 30% untuk pemerintah daerah (inti). Maka keuntungan yang diperoleh yaitu :







Pemda sebesar 30% x Rp 10.200.000,00



= Rp 3.060.000,00







Peternak sebesar 70% x Rp 10.200.000,00



= Rp7.140.000,00



Berdasarkan data-data diatas dimana jumlah konsumsi penduduk provinsi inis a n g a t l a h b e s a r y a i t u 1 8 . 6 5 0 . 6 3 1 s e t a h u n n y a u n t u k m e m e n u h i k e b u t u h a n t e r s e b u t Provinsi Jambi masih mendatangkan pasokan sapi dari luar yaitu sebanyak 19.628 ekor sapi, yang berarti peluang pasar yang masih sangat besar dan layak untuk dimanfaatkan Analisi



SWOT



Untuk mendirikan suatu usaha penting untuk mengetahui aspek –aspek



·



yangmempengaruhi usaha tersebut. Aspek-aspek tersebut adalah aspek strength (kekuatan),aspek weakness (kelemahan), aspek opportunities (peluang pasar), dan aspek threath(ancaman). a . A s p e k s t r e n g t h ( k e k u a t a n ) - u s a h a b u d i d a ya s a p i s e c a r a g a r i s b e s a r t i d a k l a h s u l i t -Kelurahan Eka Jaya memeiliki sarana yang mendukung untuk mendirikan usahatersebut, sarana akses transportasi, listrik, telekomunikasi sumber daya manusia(dengan mengikutsertakan santri sebagai tenaga pengelolanya), akses keuangan perbankan karena berada daerah perkotaan kota jambi.- D u k u n g a n Pemerintah



kebijakan



Daerah Jambi yang besar



t e r h a d a p pengembangan budidaya sapi didaerahnya.-Harga jualnya yang stabil daripada ternak lain dan cendrung terus meningkat. b . A s p e k w e a k n e s ( k e l e m a h a n ) Terbatasnya ketersediaan bibit ternak dan atau bakalan ternak - B e l u m a d a n y a p a b r i k m a k a n a n t e r n a k . c.Aspek opportunities (peluang)-Cultur atau b u d a ya m a s ya r a k a t J a m b i ya n g t e r u s b e r k e m b a n g m e n g o l a h d a g i n g menjadi beraneka makanan seperti rendang dalam pola makan kesehariannya.-Untuk mencukupi permintaan pasar daging konsumsi masyarakat Jambi sebagian besar masih didatangkan dari luar Provinsi Jambi khususnya daging ternak besar (60%)- K o n s u m s i p e r k a p i t a p e r h a r i b a r u m e n c a p a i 8 , 7 4 K g ( 8 4 , 8 5 % ) u n t u k d a g i n g (sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jambi)d . A s p e k t h r e a t h ( a n c a m a n ) Ancaman yang akan selalu ada pada usaha peternakan adalah serangan wabah penyakit dan harga pakan kosentrat yang kurang stabil



V isi dan Misi Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong :1.



Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapatterjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraanmasyarakat terutama bagi para petani ternak dapat tercapai.2.



Memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Subang pada khususnya danIndonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usahaternak penggemukan sapi [email protected] D IP OS KA N O LEH KUMP U LANS OA L LAT IHAN D I 23.00