7 0 84 KB
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) JUDUL KEGIATAN : PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
I.
Latar Belakang Keterampilan Bantuan Hidup Dasar/Resusitasi jantung paru merupakan keterampilan
yang
bermanfaat
bagi
setiap
individu
dalam
kehidupan
masyarakat, karena orang yang tiba-tiba tertimpa musibah baik oleh trauma maupun non trauma yang mengakibatkan adanya gangguan kegawatan pada jantung dan sistem pernafasan, apabila tidak dilakukan tindakan darurat berupa bantuan hidup dasar/resusitasi jantung paru dapat mengakibatkan kefatalan bahkan meninggal. II.
Dasar Hukum Permenkes 1691 tahun 2011,tentang keselamatan untuk memberikan asuhan pasien rumah sakit, yang mana rumah sakit dituntut untuk memberikan asuhan pasien yang lebih aman,
III.
Gambaran Umum Bantuan Hidup
Dasar
adalah
serangkaian
usaha
awal
untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiac arrest). Adapun kegiatannya berupa tindakan kompresi dada dan pemberian napas bantuan. Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan sebuah fondasi utama yang dilakukan untuk menyelamatkan seseorang yang mengalami henti jantung. BHD terdiri dari identifikasi henti jantung dan aktivasi Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Resusitasi Jantung Paru (RJP) dini, dan kejut jantung menggunakan automated external defibrillator (AED) atau alat kejut jantung otomatis. Resusitasi
Jantung
Paru
(RJP)
adalah
serangkaian
tindakan
penyelamatan jiwa untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dari korban yang mengalami henti jantung. Inti dari RJP yang optimal adalah bagaimana cara memberikan RJP sedini mungkin dan seefektif mungkin. Tujuan yang diharapkan dari pelatihan ini adalah semua karyawan Rumah Sakit Wijaya mampu melakukan RJP pada pasien henti jantung, sehingga apabila di lingkungan Rumah Sakit Wijaya ditemui keadaan henti jantung, maka pasien dapat dilakukan Bantuan Hidup Dasar sedini mungkin sehingga pasien dapat diharapkan bisa tertolong. Adapun kegiatan ini akan dilakukan panitia pelatihan BHD yang dibentuk oleh Bagiann Diklat Rumah Sakit Wijaya.
IV.
Penerimaan Manfaat a. Secara internal : Apabila semua karyawan bisa melakukan RJP dengan benar maka diharapkan bila didapatkan pengunjung Rumah Sakit mengalami henti jantung,maka bisa mendapatkan pertolongan yang terstandar. b. Secara eksternal: Dapat meningkatkan performance rumah sakit karena salah
satu
persyaratan akreditasi telah terpenuhi V.
Strategi Pencapaian Keluaran a. Teori yang diberikan dengan metode kuliah perkelas yang berisi + 25 peserta b. Praktek dengan menggunakan boneka resusitasi
VII.
Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
TAHAP I
URAIAN Pembentukan panitia BHD RS Wijaya oleh Bagian Diklat RS Wijaya Seleksi terhadap
II
WAKTU Minggu ke 1
Keterangan 3 orang panitia per hari
Oktober
karyawan,yaitu berapa
Minggu Ke 1
karyawan yang sudah bhd
Oktober
140 peserta a. Perawat/Bidan 60 b. Dokter 26 c. Non medic 53
dan yang belum BHD III
IV
Pembagian kelas dan
Minggu Ke 1
penyusunan jadwal
Oktober
1 kelas berisi 23-24 peserta a. Tahap 1 dokter b. Tahap 2-4 perawat/bidan c. Tahap 5-6 non medis Pelatihan dimulai pukul
Minggu ke 2
09.00-13.00 dengan metode
Oktober
2 jam pertama teori,
Pembelajaran
selanjutnya praktik V VIII.
Evaluasi hasil pembelajaran
Minggu ke 3 Oktober
Kurun Waktu Pencapaian Keluaran Disesuaikan dengan tahap IV pembelajaran
E. Biaya Yang Diperlukan NO 1 2 3 4
URAIAN Biaya Instruktur Konsumsi Cinderamata panitia Sewa alat peraga
BIAYA Rp. 3.750.000,-
5 6
Hand Out Dokumentasi TOTAL
Surabaya, ....................... Mengetahui Direktur Utama RS
( .......................................)
Rp.
Ka. Bagian Diklat
( .......................................)