Kesehatan Gigi Anak Sekolah [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dani
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan gigi ini diabaikan tentu akan menimbulkan masalah terutama yang erat hubungannya dengan kesehatan umum. Menurunnya kesehatan gigi dan mulut dapat mengakibatkan terganggunya fungsi pengunyahan yang disebabkan kurang berfungsinya gigi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen dari kesehatan umum yang berperan penting dalam fungsi pengunyahan, fungsi bicara, dan fungsi kecantikan. Ketiga fungsi tersebut sangat penting dalam menunjang tumbuh kembang anak (Dep. Kes. R. I., 1996) Telah sejak lama (sejak tahun 1951) pemerintah Indonesia mengupayakan usaha peningkatan pengetahuan kesehatan gigi anak usia sekolah dasar melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Program UKGS tersebut merupakan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak Sekola yang menitik beratkan pada upaya penyuluhan dan gerakan sikat gigi masal, serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid. Gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup. Peranannya cukup besar dalam mempersiapkan zat makanan sebelum penyerapan nutrisi pada saluran pencernaan, disamping fungsi psikis dan sosial.Penyakit gigi yang banyak diderita anak usia sekolah dasar adalah karies.



1



Kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Banyaknya karies, gingivitis dan gigi berjejal harus segera ditangani dan semuanya dapat dicegah. Memelihara kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita. Khususnya pada anak-anak, karena pada masa anak- anak sangat penting karena kondisi gigi susu (gigi decidui) saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent penggantinya. Kadang anak usia sekolah tidak masuk sekolah dengan alasan karena sakit gigi,Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas belajar. Hal terpenting dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah kesadaran dan perilaku pemeliharaan hygiene mulut personal. Hal ini begitu penting karena kegiatannya dilakukan di rumah tanpa ada pengawasan dari siapapun, sepenuhnya tergantung dari pengetahuan, pemahaman, kesadaran serta kemauan dari pihak individu untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Dengan demikian akan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan dan akan meningkatkan etos kerja yang lebih baik lagi. Sehingga kesehatan jasmani dan rohani seperti yang diharapkan akan tercapai. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk di antaranya menyikat gigi. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat.



2



Kelompok anak usia sekolah dasar ini termasuk kelompok rentan untuk terjadinya kasus kesehatan gigi dan mulut, sehingga perlu diwaspadai atau dikelola secara baik dan benar. Oleh karena itu perlu ditingkatkan program sikat gigi masal sesuai anjuran program di sekolah dengan mempertimbangkan sarana dan media informasi terutama pada usia dini, karena perilaku merupakan kebiasaan yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada usia dini. Anak-anak



biasanya



mempunyai



kecenderungan



untuk



membersihkan gigi (menyikat gigi) hanya pada bagian-bagian tertentu saja yang disukai, yaitu permukaan gigi yang mengarah ke pipi dan bagian pengunyahan pada gigi. Perilaku menyikat gigi anak terbentuk melalui proses belajar, baik mencontoh maupun bimbingan orang tua atau pengasuhnya.Pendidikan cara-cara penyikatan gigi bagi anak-anak perlu diberikan contoh suatu model yang baik serta dengan teknik yang sederhana mungkin. Penyampaian pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anakanak harus dibuat semenarik mungkin, antara lain melalui penyuluhan yang atraktif tanpa mengurangi isi pendidikan, demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi massal yang terkontrol. Upaya perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, dan jangan terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.



3



B.



Rumusan Masalah 1. Apakah fungsi dari perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah ? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah ? 3. Bagaimana peran orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak mereka ? 4. Apa yang harus kita lakukan sebagai seorang guru/ pendidik untuk membantu meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah ? 5. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha preventif dan promotif



C.



Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui fungsi dari perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. 3. Untuk mengetahui peran orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak mereka. 4. Untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan sebagai seorang guru untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah.



4



BAB II PEMBAHASAN A.



Definisi Kesehatan Gigi Dan Mulut Kesehatan gigi dan mulut adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku seseorang, sekelompok orang atau pelajar sehingga mempunyai kemampuan dan kebiasaan untuk berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut. Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut .memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukanperawatan kesehatan gigi dan mulut.



Gambar 1. Struktur gigi Sumber : www.pdgi.com



5



B.



Pengetahuan Tenatang Kesehatan Pribadi Gigi dan Mulut Kesehatan



pribadi



disebut



juga



kesehatan



perorangan.Untuk



membentuk masyarakat yang sehat jasmani dan mentalnnya maka perlu dibina kesehatan perorangan dengan lebih dulu. Menjaga kebersihan diri berarti memelihara kesehatan. (Djoened S, 1979: 1). Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. (Pieter Noya, 1983: 15). Pemeliharaan mulut dan gigi merupakan bagian dari perawatan kesehatan pribadi. Dalam penelitian ini membahas kesehatan mulut dan gigi. Di dalam mulut terdapat lidah, ludah, dan gigi. C.



Peran Orang Tua Dalam Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Jangan anggap remeh kesehatan gigi dan mulut terutama anak usia sekolah. Banyak orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada perkembangan anak. Maka dari itu, betapa pentinganya perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak, terutama anak-anak yang masi balita maupun anak usia sekolah. Selain itu, perawatan gigi sejak anak masi sekolah sangat penting untuk menghindari proses kerusakan gigi, seperti berlubang, karies, dan perkembangan pada gusi. Anak usia sekolah juga harus diajak atau diperkenalkan secara dini kepada dokter gigi. Hal ini sangat bermanfaat dalam membiasakan pemeriksaan gigi secara rutin dan mengatasi rasa takut mereka kepada dokter gigi. Selain itu, oang tua harus dapat membantu anaknya untuk memulai rutinitas menggosok gigi. Caranya dengan mengajari dan member contoh bagaimana cara memegang sikat gigi dan menggosok gigi dengan benar. Kebersihan gigi dan mulut hanya dapat dicapai dengan menyikat gigi secara



6



benar, rutin, dan teratur setiap hari, terutama menjelang tidur agar permukaan gigi terbebas dari plak. D.



Peran Seorang Guru Untuk Membantu Meningkatkan Derajat Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Siswa Guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan guru mengenai kesehatan harus memadai. Kemampuan guru perlu ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan (Depkes, 2005). Pelatihan program UKGS untuk guru sekolah, dengan penyuluhan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut selama ini hanya dilaksanakan 1 kali dalam setahun dan kadang tidak dilaksanakan oleh pihak puskesmas setempat, sehingga pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta keterampilan komunikasi verbal dan non verbal guru-guru sekolah masih kurang dan perlu ditingkatkan Sebagai seorang pendidik memegang peranan penting dalam pemberian informasi baik kepada anak sekolah maupun wali murid tentang pemeliharaan gigi



dan dalam mencegah kerusakan gigi. Hal ini akan



membantu dalam mencegah atau mencegat kebiasaan yang tidak normal dan merencanakan koreksi yang diperlukan untuk setiap ketidak normalan yang mungkin mempengaruhi kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. E.



Penyakit Gigi Dan Mulut Yang Dialami Anak Sekolah Penyakit gigi dan mulut banyak dialami siswa yang masi dudu di bangku pendidikan, namun sampai saat ini penanganan yang bersifat pencegahan dan bertujuan agar dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit gigi dan mulut masih kurang maksimal dilakukan. Guru, selain harus memberi teladan yang baik, juga harus mampu memberikan motivasi kepada para siswa untuk mengerti cara menyikat gigi yang benar, memilih sikat gigi yang benar, menggunakan pasta gigi pada saat menyikat gigi, memilih makanan yang sehat dan tidak merusak gigi. Faktor lain yang cukup penting



7



adalah kurangnya penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan alat pendukung berupa alat peraga yang masih terbatas dan kurang bervariasi, sehingga kurang menarik dan menyebabkan kurangnya pengetahuan dan wawasan baik gurumaupun siswa yang masi di bangku pendidikan. Penyampaian informasi pendidikan kesehatan melalui pelatihan dengan metode ceramah interaktif dan demonstrasi menggunakan alat peraga sebagai tindak lanjut dari program UKGS yang diadakan puskesmas kepada guru sekolah, diharapkan mampu meningkatkan wawasan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut maupun keterampilan komunikasi verbal dan non verbal guru-guru dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan berbagai macam variasi alat peraga. Dengan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta keterampilan komunikasi verbal dan non verbal yang memadai, para guru diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi siswa-siswanya. F.



Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut pada AnakAnak Sekolah a. Faktor usia b. Faktor Budaya yang tidak baik c. Faktor lingkungan d. Faktor upaya ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak e. Faktor cara menyikat gigi yang benar oleh ibu terhadap anak f. Factor kebiasaan anak yang tidak baik terhadap kesehatan gigi dan mulut g. Factor system pelayanan kesehatan gigi dan mulut



G.



Pentingnya Perawatan Gigi dan Mulut Agar kesehatan mulut dan gigi selalu terjaga, sebagai pencegahannya adalah dengan perawatan yang benar. Menjaga kebersihan gigi merupakan langkah awal untuk mewujudkan gigi yang sehat. Menurut Sadatoen Soerjohardjo (1986: 104-107), menjaga kebersihan gigi harus senantiasa



8



dilakukan agar gigi tetap sehat, maka 4 hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Cara menggunakannya. Gigi harus digunakan untuk hal-hal yang sesuai. Jangan digunakan untuk membuka tutup botol, jangan untuk memecah biji-bijian yang keras. Ini bukan berarti bahwa gigi-gigi harus dipakai untuk makan makanan yang lembek saja. Namun gigigigi harus dilatih dengan cara memamah makanan yang agak keras. Misal dengan menyeling-nyeling makanan dengan bangsa kacangkacangan, jagung dan lain-lain. 2. Makanan yang dimakan a) Makanan yang manis-manis misalnya permen pada umunya tidak baik untuk kesehatan gigi. Setelah makan makanan yang manis, maka akan ada sisa permen yang menempel pada gigi. Lapisan gula ini bila tidak segera dihilangkan, akansebagai tempat pertumbuhan yang subur sekali bagi kuman. Sebaliknya makanan yang manis-manis baik sekali untuk kesehatan anak, karena memberikan kalori yang tidak sedikit. Karena itu tidak perlu melarang atau mengurangi makanan-makanan tersebut. Tentu pemberian harus dalam ukuran-ukuran yang biasa, artinya tidak terlalu banyak. Asal saja gigi-giginya dibersihkan dengan seksama apalagi sebelum tidur, maka penyakit-penyakit gigi dapat dikurangi. b) Bila makanan tidak atau kurang mengandung calcium dan phosfor, maka pertumbuhan gigi akan terganggu. Bukan itu saja, kekurangan akan vitamin D pun akan mengakibatkan gangguan pada pembentukan gigi-gigi (dan penulangan pada umumnya). Pada bayi gigi pertama pada umumnya baru keluar pada umur 78 bulan. Bila bayi kekurangan vitamin D, maka munculnya gigigigi akan terlambat dan urutan keluarnya pun tidak seperti



9



biasanya.



Kekurangan



kalsium



dan



phosfor



juga



akan



menyebabkan gigi rapuh atau lemah. c) Makanan yang panas-panas juga dapat merusak gigi. Kecuali itu, mengunyahnya pun tidak dapat sempurna. Suatu kebiasaan yang sering kita lihat ialah setelah makan makanan yang serba panas, kemudian minum minuman yang dingin. Email gigi yang tadinya berkembang karena panasnya makanan, akanmengerut karena kena minuman yang dingin. Bila hal seperti ini sering terjadi, maka email akan retak dan gigi akan lebih mudah rusak. 3. Cara membersihkan gigi dengan benar a) menggunakan tusuk gigi harus sangat berhati-hati, karena dapat menghilangkan email gigi apabila menggunakannya terlalu kasar. Tusuk gigi yang dipakai haruslah tusuk gigi yang bersih. Cara menggunakannya pun juga harus secara benar. b) menggunakan sikat gigi harus dengan teknik yang benar. Menurut Erwin Setyo Kriswanto (2012: 213-214), kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur. Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar : 



tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap leher gigi, agar bulu sikat gigi bisa masuk membersihkan kotoran dalam kantong gusi di leher gigi tersebut.







lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.







menyikat gigi geraham atas dan bawah dengan cara menggerakan sikat maju sambil menekannya pada leher gigi dengan tekanan yang ringan. Menyikat gigi depan rahang bawah dengan memaju mundurkan sikat gigi dengan tekanan yang cukup. Menyikat gigi depan rahang



10



atas dengan cara meletakan bulu sikat sejajar dengan permukaan gigi atau sambil menekannya ringan, dan mengerakan sikat maju mundur. 4. Memeriksa pada ahli gigi. Sekalipun gigi sudah terawat dengan baik, sering-sering masih juga ada yang rusak. Jadi sebaiknya di samping itu orang perlu juga memeriksa gigi-gigi 2 X dalam setahun, sekalipun tidak merasa nyeri. Bila penyakit gigi masih dalam tingkat permulaan, maka masih mudah untuk membetulkannya. Hingga kini pada umumnya orang baru pergi ke dokter gigi, apabila rasa nyeri dari giginya sudah tidak tertahan lagi dan bila lubang pada gigi sudah besar. Sudah barang tentu sudah terlambat, karena gigi seperti itu tidak dapat dipertahankan lagi. Kecuali itu penyakitnya mungkin sudah menjalar ke akar gigi atau tulang rahang dan sebagainya. H.



Usaha Kegiatan Gigi di Sekolah Usaha Kegiatan gigi sekolah terdiri dari kegiatan promotif ,preventif dan kegiatan kuratif meliputi ; a. Kegiatan Promotif Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi serta pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulutyang dilakukan oleh guru sesuai kurikulum Departemen Pendidikan danKebudayaan 1994 (Depkes RI, 1996). b. Kegiatan Preventif Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas IIIdengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/ bulan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI, 1996).



11



c. Kegiatan Kuratif Upaya kuratif yang dilaksanakan di UKGS adalah pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit, pelayanan medik dasar baik berdasarkan permintaanmaupun sesuai kebutuhan, dan rujukan bagi siswa yang memerlukan perawatan(Depkes RI, 1996). I.



Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak-Anak Sekolah Kebersihan dan kesehatan gigi akan semakin penting sejalan dengan bertambahnya usia. Bagi anak usia sekolah dan remaja, kebersihan gigi akan membantu mereka mencegah bau mulut dan kerusakan gigi, serta membuat anak sekolah dan remaja lebih percaya diri dalam pergaulan. Berikut adalah beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan: a. Sikat gigi setidaknya dua sampai 3 kali sehari, dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. b. Melakukan flossing gigi setidaknya sekali sehari. c. Hindari rokok, karena dapat menyebabkan noda pada gigi, bau mulut, dan gangguan kesehatan lainnya. d. Kunjungi dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk melakukan perawatan regular.



J.



Manfaat Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Kesehatan Gigi Sekolah adalah: 1. Meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa 2. Meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut siswa 3. Meningkatnya sikap/kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut siswa 4. Siswa mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care ondemand)



12



Menurut Nasution (2010), UKGS dapat menjadikan anak sekolah mampu menjaga dirinya sendiri dengan mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut, sertamampu mengambil tindakan yang tepat untuk mencari pengobatan apabila diperlukan. Hal ini dapat membantu tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulutyang harmonis dan optimal, dan dengan demikian anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.



13



BAB III PEMBAHASAN



A.



Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bermaksud untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap kesehatan mulut dan gigi siswa kelas III dan IV SD Negeri 14. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan instrumen (penyuluhan) lembar soal/ kuisioner, sehingga data berupa data kuantitatif. Sebelum melakukan penyuluhan, melakukan kegiatan ujicoba instrumen terlebih dahulu. Uji coba intrument dilaksanakan pada awal sebelum diberikan materi di SD Negeri 14 Kecamatan Muara Dua, dengan jumlah siswa kurang lebih 21 siswa/i dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 item. Setelah dilakukannya pengisian kuisioner oleh siswa/I selanjutnya dilakukan penyuluhan dengan pemberian materi selama kurang lebih selama 45 menit disertai Tanya jawab.



Jumlah Peserta 25



Axis Title



20 15 10 5 0



Perempuan



Laki-Laki



21



4



Laki-Laki Perempuan



B.



Pelaksanaan Kegiatan 1. Topik atau Judul Kegiatan 2. Penyuluhan dan demonstrasi tentang menggosok gigi yang baik dan benar Sasaran atau Target 



Anak Sekolah



14



3. Metode 



Ceramah







Tanya Jawab



4. Media dan Alat 



LCD







Lettop







Materi







Brosur



5. Tempat 



Tempat : Sekolah Dasar Kecamatan Muara Dua Lhokseumawe



6. Susunan Kegiatan



7.



C.







Pembukaan







Persentasi







Demonstrasi







Tanya jawab







Penutup Ceramah







Ceramah







Praktek







Diskusi







Ceramah



Penyajian 



Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut







Menjelaskan penyakit gigi







Menjelaskan faktor penyebab kerusakan gigi







Menjelaskan perawatan gigi dan mulut







Penutup



Evaluasi Kegiatan 1.



Evaluasi Struktur 



Hampir 100 % siswa-siswi hadir







Tempat dan alat tersedia sesuai dengan acara



15



 2.



3.



Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana



Evaluasi Proses 



Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan







Peserta berperan aktif dalam pertemuan



Evaluasi Hasil 



Siswa-Siswi mampu mengetahui pengertian kesehatan gigi dan mulut







Siswa-siswi menyebutkan pentingnya merawat dan menjaga kesehatan gigi.







D.



Siswa siswi mengetahui dampak dari penyakit gigi



Pembahasan Hasil dalam penyuluhan ini responden antusias mengikuti aktivitas penyuluhan di desa semuanya memperhatikan dan aktif selama jalannya penyuluhan. Dari hasil pembagian kuisioner diperoleh 60% masyarakat desa menunjukkan perilaku perawatan gigi yang positif, dan 40% diantaranya menunjukkan perilaku perawatan gigi yang negatif. Setelah pemberian materi dan praktik penyuluhan cara perawatan gigi yang benar, didapatkan hampir 100% responden telah mengetahui bahwa menggosok gigi sebaiknya dengan lembut saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat, menggosok seluruh bagian gigi dan selasela gigi. Setalah pemberian kuisioner kedua masyarakat desa yang mengikuti penyuluhan didapatkan hampir 100% meraka menjawab dengan benar, hal ini memberi nilai yang positif bagi masyarak desa untuk hidup lebuh sehat terutama dalam perawatan gigi pada anak. Mayoritas responden sebelum diadakannya penyuluhan meraka banyak yang mengetahui tentang bahaya atau masalah pada gigi jika tidak dirawat dengan baik, tetapi masyarakat desa jarang melakukan dikarnakan kurang termotivasi / disebabkan karena kebiasaan sehari-hari.



16



Hasil dari penyuluhan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk mau hidup bersih dan sehat terhadap perawatan gigi dan masyarakat juga berharap penyuluhan ini tidak hanya memberikan ilmu tetapi diadakannya pemeriksaan gigi gratis.



17



BAB IV PENUTUP



A.



Kesimpulan Sehat adalah sebuah keadaan normal yang sesuai dengan standar yang diterima berdasarkan kriteria tertentu, sesuai jenis kelamin dan komunitas. Selain sehat jasmani dan rohani, kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah sangatlah penting karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Memelihara kesehatan gigi dan mulut penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita. Perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah sangatlah penting karena pada usia itu, gigi rentan sekali terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut. Apabila tidak dicegah atau ditangani, anak yang tumbuh dewasa nantinya akan merasakan kesenjangan sosial akibat bentuk giginya yang kurang baik. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut : 1. Faktor makanan 2. Kebersihan gigi anak usia sekolah, kurang pengetahuan 3. Jarang menyikat gigi 4. Faktor merokok 5. Kepekatan air ludah 6. Factor genetik Peran sebagai orang tua mempunyai peran yang sangat dominan untuk anaknya, menganjurkan atau mengajak anaknya untuk menyikat gigi sehingga dapat terhindar dari kerusakan gigi/ penyakit gingivitis ataupun penyakit mulut lainya.



18



B.



Saran Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.



19



DAFTAR PUSTAKA



Indonesia. Depkes RI. 1996. Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Sekolah, Jakarta: Depkes RI. Matsson, L., 2001, Periodontal Conditions in Children and Adolescent., Munksgaard: Copenhagen Nelson, 1995. Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah 2, Buku Kedokteran. Jakarta. Hal. 375-382 Newmann, M.G., Takei, H.H., Klokkevoid P.R., Carranza, F.A., (ed): Clinical Periodontolgy, 10 th ed, Saunders Company, Philadelphia. Paramita, Pradnya. 2000. Memahami Pertumbuhan dan Kelainan Gizi Anak. Trubus Agriwidya. Anggota IKAPI. Hal. 1 – 42 Sriyono, Niken Widiyanti., 2009, Ilmu Kedokteran Pencegahan, Yogyakarta: Medika FK UGM Tarigan, Rasinta, 1993. Kesehatan Gigi dan Mulut. Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta



20