Keterampilan Mengajar Aud Keterampilan Generic 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH STRATEGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Ketrampilan Mengajar AUD (Ketrampilan Generic I1)



Disusun Oleh: Dewi Kurniawati : 1811250086 Nani Winarti : 1811250079



Dosen Pengampu :



Septi Fitriana, M.Pd



PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAHD AN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU 2019



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya diperadaban saat ini dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Karya Ilmiah ini kami membahas “” Dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui dan mengenal beberapa isi dan makna yang terkandung di dalamnya. Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, Sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, Amin.



Bengkulu,



Penulis,



i 2



April 2019



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ...................................................................................



i



DAFTAR ISI ..................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................



1



B. Rumusan Masalah ..............................................................................



2



C. Tujuan Penelitian ...............................................................................



2



BAB II PEMBAHASA A. Keterampilan Menggunakan Variasi...................................................



3



B. Keterampilan Menjelaskan..................................................................



9



C. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan ................



13



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................



18



B. Saran .................................................................................................



18



DAFTAR PUSTAKA



ii 3 i



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Mengajar adalah satu pekerjaan profesional yang menuntut kemampuan yang kompleks untuk dapat melakukannya. Sebagaimana halnya pekerjaan profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri sehingga tidak setiap



orang mampu melakukan pekerjaan tersebut



sebagaimana mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Perangkat kemampuan tersebut disebut kompetensi guru. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi



pedagogis



berkenaan



dengan



kemampuan



mengelola



pembelajaran dalam rangka mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dmiliki peserta didik. Salah satu kemampuan yang dituntut dari kompetensi ini adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Agar dapat melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan baik, di samping menguasai berbagai kemampuan, guru dipersyaratkan untuk menguasai keterampilan dasar mengajar, yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi guru. Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut mengamanatkan kepada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap



1



keterampilan



ini



memungkinkan



guru



mampu



mengelola



kegiatan



pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasi oleh semua guru, baik guru TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di perguruan tinggi. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar.



B. Rumusan Masalah 1. bagaimana keterampilan menggunakan variasi? 2. bagaimana keterampilan menjelaskan? 3. bagaimana keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan?



C. tujuan masalah 1. untuk mengetahui bagaimana keterampilan menggunakan variasi. 2. untuk mengetahui bagaimana keterampilan menjelaskan. 3. untuk mengetahui bagaimana keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Keterampilan Menggunakan Variasi Salah satu komponen belajar mengajar adalah keterampilan-ketarmpilan dasar mengajar termasuk di dalamnya keterampilan mengadakan variasi yang berguna untuk mengatasi kejenuhan atau kebosanan yang dialami siswa dalam kegiatan atau proses pembelajaran dan juga untuk mengatasi kondisi ruangan yang tidak nyaman, performance guru kurang menyejukkan hati peserta didik serta materi yang diajarkan kurang menarik. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi namun, dengan harapan bervariasinya proses pembelajaran yang diberikan akan membawa cakrawala kecerahan bagi para siswa.1 Keterampilan menggunakan variasi adalah suatu keterampilan mengajar yang harus dikuasai guru dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan siswa dan kejenuhan



siswa dalam menerima bahan pengajaran yang



diberikan guru serta untuk mengacu dan mengingat perhatian siswa sehingga siswa dapat aktif dan terpartisipasi dalam belajarnya. Tujuan mengadakan variasi Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pembelajaran. Tujuan penggunaan variasi ditujukan kepada anak didik dan bermaksud : 1. Meningkatkan dan memelihara anak didik terhadap elevansi proses belajar mengajar 2. Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru 3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya mengajar yang bersemangat dan antusias sehingga meningkatkan iklim belajar siswa. 1 Anitah, Sri, 2009, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Hlm. 153



3



4. Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual. 5. Mendorong anak didik untuk belajar dengan melibatkannya dalam berbagai pengalaman yang menarik pada berbagai tingkat kognitif.2 Variasi stimulus itu adalah suaru kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang diajukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan ketekunan dan penuh partisipasi. Tujuan proses pembelajaran variasi adalah menumbuhkembangkan perhatian dan minat peserta didik agar belajar lebih baik. Sedangkan manfaat keterampilan variasi dalam proses pembelajaran adalah: 1. Menumbuhkan perhatian peserta didik 2. Melibatkan peserta didik berpartisipasi dalam berbai kegiatan proses pembelajaran 3. Dengan bervariasinya cara guru menyampaikan proses pembelajaran, maka akan membentuk sikap positif bagi peserta didik terhadap guru 4. Dapat meenanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta didik. 5. Melayani keinginan dan pola belajar para peserta didik yang berbedabeda. Dalam



keterampilan



mengadakan



variasi



seorang



guru



harus



memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsipnya yang bertujuan untuk tercapainya sasaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi yaitu: a. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relavan dengan tujuan yang hendak dicapai b. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak merusak perhatian siswa dan tidak menganggu pelajaran c. Direncanakan secara baik dan secara ekplisit dicantumkan dalam RPP.



2 Mulyasa, 2010, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 116



4



Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu variasi yang mengajar, variasi pengalihan penggunaan indra, dan variasi pola interaksi. Variasi gaya mengajar meliputi suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak pandang. Variasi pengalihan penggunaan indra dapat dilakukan dengan pemanipulasian indra pendengar, pengelihatan, penciuman, peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat kaitannya dengan variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Variasi pola interaksi mencakup pola hubungan guru dan siswa.3 Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relavan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa dilakukan secara wajar dan berlangsung secara berkesinambungan, serara wajar dan terencana. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, disamping juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap



jenis



variasi.



Menggunakan



variasi



secara



lancer



dan



berkesinambungan, sehingga moment proses mengajar yang utuh tidak rusak dan perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Dalam keterampilan mengadakan variasi guru harus juga memperhatikan komponen-komponennya, agar guru lebih mudah mengunakan variasi dalam kegiatan pembelajaran.4 Ada beberapa komponen didalam keterampilan mengadakan variasi mengajar diantaranya: a. Variasi dalam gaya mengajar guru b. Variasi dalam pengunaan media dan bahan c. Variasi pola interaksi. Setiap komponen yang ada memiliki peranan dan



pengunaan yang



berbeda-beda sesuai dengan aturannya masing-masing. Berikut uraian dari ketiga komponen tersebut: 3 Anitah, Sri, 2009, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Hlm. 158 4 Majid, A. 2013, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 187



5



1. Variasi gaya mengajar Variasi pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas . dari siswa, variasi tersebut dilihatnya sebagai sesuatu yag energik, antusias, bersemangat , dan memiliki relevansi dengan hasil belajar . perilaku guru seperti itu dalam proses intraksi edukatif akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menarik perhatian anak didik, menolong penerimaan baahan pelajaran, dan memberi stimulasi. Variasi dalam gaya mengajar ini adalah sebagai barikut : a. Variasi suara Suara guru dapat berfariasi dalam: intonasi, nada, volume dan kecepatan. b. Penekanan Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan “penekanan secara verbal” c. Pemberian waktu Untuk kegiatan menarik perhatian anak didik dapat dilakukan dengan mengubah suasana menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan/diam, dari akhir bagian berikutnya. d. Kontak pandang Bila



guru berbicara atau berinteriknaksi dengan anak didik,



sebaikya mengarahkan pandangnnya keseluruh kelas menatap mata setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. e. Gerakan anggota badan Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. f. Pindah posisi



6



Perpindahan posisi guru dalam ruangan kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik dan dapat meningkatkan kepribadian guru. 2. Variasi media dan bahan ajaran Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran maupun pengelihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada tiga variasi penggunaan media, yakni media pandang, media dengar dan media taktil. a. Variasi media pandang Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta, majalah dinding, film, film strip, TV, gambar grafik, model, demonstrasi, dan lain-lain. Media yang dapat dilihat ini, pada dasarnya bertujuan untuk manarik



perhatian peserta didik untuk melihat dan serta untuk



mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik pada penglihatan. Media dan bahan yang dapat dilihat. b. Variasi media dengar Pada umumnya dalam proses interaksi edukatif dikelas, suara guru adalah alat utama dalam komunikasi. Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan kombinasi dengan media pandang dan media taktil. Media yang dapat dilihat ini, pada dasarnya bertujuan untuk manarik perhatian peserta didik untuk mendengar dan serta untuk mengetahui



sejauh



mana



kemampuan



peserta



didik



pada



pengdengaran. Media dan bahan yang dapat didengar yaitu berupa: Rekaman suara, radio dan lain sebagainya. c. Variasi media taktil Variasi media taktil adalah penggunan medianyang memberi kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.



7



Media dan bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan ini bertujuan untuk melibatkan peserta didik



membentuk dan



memperagakan kegiatannya. Media dan bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan yaitu berupa: boneka, topeng dan lain sebagainya. Berdasarkan variasi penggunaannya media dapat dibagi menjadi tiga : 1) Media dapat digunakan secara perorangan 2) Media dapat digunakan secara berkelompok 3) Media dapat digunakan secara massal 3. Variasi interaksi Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu : a. Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru, dan b. Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru berbicara kepada anak didik. Pola



interaksi



guru



dengan



peserta



didik



dalam



kegiatan



pembelajaran sangat beraneka ragam coraknya. Variasi dalam pola interaksi bertujuan untuk menghindari kebosanan dan menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu pola interkasi yang diterapkan guru dalam kelas dapat



meningkatkan



keterlibatan



peserta



didik



dalam



kegiatan



pembelajaran. Interaksi belajar mengajar dapat digunakan dengan mengunakan strategi yang bervariasi. Pengunaan variasi pola interaksi harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam variasi dituntut adanya pola hubungan tertentu dengan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.polahubungan tersebut disebut dengan pola interkasi. Ada tiga macam pola interaksi yaitu:



8



a.



Pola guru dengan peserta didik Dalam pola interkasi ini guru melakukan atau menyelenggarakan dialog dengan seluruh peserta didik, apabila guru memunculkan pertanyaan, maka pertanyaan tersebut ditujukan kepada seluruh kelas atau seluruh peserta didik bukan kepada peserta didik secara individu.



b. Pola guru dengan peserta didik secara individu Dalam pola interkasi ini baik pertanyaan maupun pernyaan guru langsung ditujukan kepada salah seorang peserta didik tertentu tidak untuk semua peserta didik, sehingga selanjutnya terjadi dialog dua arah c.



Pola peserta didik dengan peseta didik Setelah guru memberikan pengarahan atau pengantar kemudian dilontarkan permasalahan ke kelas agar terjadi diskusi antara peserta didik dalam mengupas atau menyelesaikan suatu permasalahan.5



B. Keterampilan Menjelaskan Keterampilan menjelaskan merupakan aspek yang sangat penting bagi guru sebagai pengajar



karena sebagian besar percakapan pembelajaran



mempunyai pengaruh besar terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya. Pejelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep “atas”. Jika peserta didiknya adalah usia TK (4-5 tahun) maka dia harus



5 Wina Sanjaya, 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hlm. 139



9



menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata. Begitu pula pada siswa tingkat SD, SMP, SMA, dan Tingkat Tinggi.6 Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh, atau dengan suatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas, dan biasanya guru lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan perkataan yang disampaikannya, sehingga terkadang siswa menuruti apa yang disampaikan oleh guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa penjelasan dari guru itu benar, misalnya dalam memberikan fakta, ide atau pendapat. Oleh karena itu, penjelasan guru haruslah tidak rancu di mana bisa mengakibatkan salah pengertian bagi siswa. Hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru sehingga bermakna bagi siswa.7 Terdapat lima tahap dalam penjelasan: menyampaikan informasi, menerangkan, menjelaskan, memberi contoh, latihan. 1. Menyampaikan informasi Secara sederhana, menyampaikan informasi adalah memberi tahu. Dalam



konteks



pembelajaran,



menyampaikan



informasi



adalah



memberitahu peserta didik tentang definisi-definisi atau pengertianpengertian dasar tentang materi pembelajaran. 2. Menerangkan



6 Anitah, Sri, 2009, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Hlm. 162 7 Mulyasa, 2010, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 138



10



Pada tahap ini guru menguraikan istilah-istilah asing yang belum dikenal peserta didik. 3. Menjelaskan Langkah inti adalah penjelasan. Penjelasan dimaksudkan untuk menunjukkan “mengapa”, “bagaimana” dan “untuk apa”. Pola penjelasan ini berupaya membuktikan hubungan antara dua hal atau lebih yang saling mempengaruhi, bahkan menunjukkan sebab-akibat. 4. Pemberian contoh Untuk meyakinkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan, berilah contoh konkret secara nyata. 5. Latihan Langkah terakhir di dalam pejelasan adalah latihan. Latihan peserta didik dengan mencari hubungan sebab-akibat pada fenomena atau peristiwa yang lain.8 Alasan Perlunya Keterampilan Menjelaskan dikuasai oleh Guru 1. Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa. 2. Kadangkala penjelasan yang diberikan oleh guru tidak jelas bagi murid, tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri. Mungkin disebabkan karena gaya bahasa yang digunakan guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran mereka. Hal ini tercermin dalam ucapan guru, “Penerangan Ibu sudah jelas, bukan?”. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam mengenal atau menganalisis tingkat pemahaman siswa sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam proses memberikan penjelasan. 3. Tidak semua siswa dapat menggali atau memahami sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tersebut. 8 Mulyasa, 2010, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 141



11



4. Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam memahami pelajaran. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diberikan.9 Pada hakikatnya fungsi utama menjelaskan adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu keterampilan guru untuk menjelaskan masalah atau teori kepada siswa harus memenuhi sehingga siswa mudah menerima dan menyerapnya. Penjelasan oleh guru selain untuk memberikan pengalaman, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, persetujuan, keinginan penyapinformasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Pentingnya penguasaan menjelaskan adalah dengan penguasaan ini memungkinkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasanya, mengestimasi tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuanya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar. Ketermpilan menjelaskan merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga sangat penting bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan penjelasan guru yang memicu siswa, maka siswa dapat berbalik mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu mngembagkan daya piker dan kreativitas siswa dalam belajar.10 Menjelaskan merupakan suatu keterampilan yang dipergunakan untuka berkomunikasi secara langsung. Menjelaskan adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berfikir yang teratur yang diungkapkan dengan cara percakapan, penulisan di papan atau slide, atau praktek dengan media.



9 Majid, A. 2013, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 193 10 Wina Sanjaya, 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hlm. 143



12



Permasalahan suatu pembelajaran bisa muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkat kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan



yang



ada,



pengaruh



informasi



dan



kebudayaan,



serta



berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan kunci dalam penulusuran masalah, mereka berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang diinginkan. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru harus profesional, inovatif, prespektif, dan proaktif dalam kelas, yang salah satu dengan cara memberikan pelurusan kepada siswa dengan cara penyampaian penjelasan yang bisa diterima siswa dengan mudah. Salah satu contohnya adalah dengan pertanyaan yang diungkapkan oleh siswa kemudian menyebarkan pertanyaan tersebut kepada seluruh kelas. Selanjutnya dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa, gur meunyimpulkan atau meluruskan jawaban yang sebenarnya.11



C. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Mengajar adalah membimbing suatu kegiatan ssiswa dalam proses belajar, yang merupakan pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks. Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran. 11 Mulyasa, 2010, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 152



13



Setiap siswa selain sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk individu yang unik. Sebagai individu setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi fisik maupun psikhisnya. Dari segi pisik misalnya ada yang bertubuh tinggi, sedangdan pendek. Demikian juga potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu dengan lainnya memiliki perdedaan. Perbedaan setiap siswa juga terjadi dalam pembelajaran, misalnya ada yang memiliki kecerdasan tinggi, sedang dan rendah. Bagi siswa yang memiliki kecerdsan yang tinggi ia akan cepat memahami materi ang dipelajarinya, sementara bagi yang sedang tergolong biasa saja, dan yang rendah tentu lambat dalam memahami materi pembelajarannya.12 Tugas guru dalam membimbing pembelajaran idealnya harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga setiap siswa dari berbagai perbedaan yang dimilikinya secara adil dapat dilayani secara optimal oleh guru. Guru tidak hanya senang melayani anak yang memiliki kecerdasan tinggi, tapi secara demokratis bagaimana mampu melayani siswa yang tergolonh sedang maupun rendah. Melihat kenyataan bahwa siswa itu sangat heterogen, maka salah satu keterampilan yang harus dimiliki olah guru adkah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Belajar pada dasarnya adalah bersifat individual, walau pun dilakukan secara klasikal sekalipun. Hal ini mengingat antara siswa yang satu dengan yang lainnya, selain memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda juga memiliki cara tersendiri dalam proses pembelajarannya. Misalnya Ani dalam belajarnya lebih kuat mengandalkan segi pendengaran dibandingkan penglihatannya. Sementara Helmi, cenderung lebih kuat melalui penglihatan, dan Haikal lebih cepat memahami materi pembelajaran jika dilakukan melaui perbuatan atau aktivitas yang bersifat tindaka atau keterampilan. Jika diklasifikasikan perbedaan cara atau gaya belajar dari ketiga siswa tadi, Ani tergolong siswa bertipe Auditif, Helmi bertipe Visual, dan Haikal bertipe Kinestetik. 12 Majid, A. 2013, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 192



14



Oleh karena itu jika ditemukan adanya siswa yang lambat menguasai meteri pembelajaran yang diberikan, tidak cepat menyimpulkan siswa sebagai anak yang bodoh. Tapi mungkin cara mengajar yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan cara atau gaya belajar yang diinginkan oleh siswa tersebut. Memang bukan cara yang mudah untuk dapat mengajar yang menyesuaikan dengan setiap karakteristik siswa yang berbeda-beda itu, karena guru sebagai manusia tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Paling tidak dengan profesionalisme, guru harus berusaha dalam mengajar siswa tersebut dengan memperhatikan perbedaan siswa secara individu. Disinalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan solusinya. Sesuai dengan makna yang tersirat dari kata “ kelompok kecil dan perorangan”, maka secara fisik guru ketika mengajar hanya menghadapi siswa dalam jumlah yang terbatas, berbeda dengan rata-rata jumlah siswa yang dihadapi dalam kelas pada umumnya yang berkisar antara 35 s.d 40 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, guru hanya melayani siswa antara 3 s.d 8 orang, untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perorangan.13 Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Terdiri dari: 1. Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, Menerapkan pendekatan perorangan dan kelompok kecil di dalam pembelajaran, butuh pemahaman dan kepekaam guru terhadap siswa secara pribadi, mengenal karakter dan kebutuhan anak dalam belajar. Guru juga harus memiliki keterampilan khusus melakukan pendekatan psikologis akan menciptakan suasana keakraban antara siswa dan guru. Suasana tersebut diciptakan antara lain dengan cara:



13 Mulyasa, 2010, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 154



15



a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa, baik secara perorangan maupun dalam kelompok kecil. b. Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa, c. Merespon secara positif pendapat siswa, d. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai, e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu, f. Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta g. Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya. 2. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, Pendekatan



pembelajaran



kelompok



kecil



membutuhkan



keterampilan guru sebagai organisator yang menata dan mengatur pembagian



anggota



kelompoktugas



didalam



kelompok,



aktivitas



kelompok, aturan-aturan, hubungan antar anggota, menyediakan alat, mengatur tempat, menyediakan waktu yang cukup, dan lain-lain. Dalam hal ini guru juga bertugas memonitor aktivitas setiap anak dan setiap kelompok kecil selama kegiatan berlangsung. Agar dapat melaksanakan tugas sebagai organisator dan monitoring pembelajaran tersebut, dibutuhkan keterampilan dengan cara: a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya, b. Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar, c. Membentuk kelompok yang tepat, d. Mengkoordinasikan kegiatan, e. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta f. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.



16



Hal ini sekaligus merupakan pembelajaran terhadap sesama. Berbagai kegiatan diatas sangat penting bagi guru agar dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kelompok kecil secara efektif, serta menciptakan lingkungan dan sumber belajar yang efektif bagi siswa. 3. Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar Tujuan



utama



pelaksanaan



pembelajaran



dengan



pendekatan



perorangan dan kelompok kecil adalah menciptakan sebuah pembelajran efektif, yang mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa baik secara perorangan maupun secara kelompok dalam proses pembelajaran. Target tersebut akan tercapai apabila guru memiliki keterampilan berikut : a. Memberi penguatan secara tepat, b. Melaksanakan supervisi proses awal, c. Melaksanakan supervisi proses lanjut, serta d. Melaksanakan supervisi pemaduan. 4. Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara: a. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar, b. Merancang kegiatan belajar, c. Bertindak sebagai penasihat siswa, serta d. Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri.14



14 Wina Sanjaya, 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hlm. 152



17



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Salah satu komponen belajar mengajar adalah keterampilan-ketarmpilan dasar mengajar termasuk di dalamnya keterampilan mengadakan variasi yang berguna untuk mengatasi kejenuhan atau kebosanan yang dialami siswa dalam kegiatan atau proses pembelajaran dan juga untuk mengatasi kondisi ruangan yang tidak nyaman, performance guru kurang menyejukkan hati peserta didik serta materi yang diajarkan kurang menarik. Keterampilan menjelaskan merupakan aspek yang sangat penting bagi guru sebagai pengajar



karena sebagian besar percakapan pembelajaran



mempunyai pengaruh besar terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks. Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu.



B. Saran Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca sebagai pedoman penulisan makalah yang lebih baik kedepannya.



18



DAFTAR PUSTAKA



Anitah, Sri, 2009, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Mulyasa, 2010, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Majid, A. 2013, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wina Sanjaya, 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.



iii



19