Makalah Keterampilan Dasar Mengajar. New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Disusun Oleh : NYIMAS SHINTA (19201066P) NURAINI (19201067P) PAULA CITRA HAKIM S (19201068P) PURWANTI (19201069P)



UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN TAHUN AKADEMIK 2019/2020



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT, Yang telah menciptakan kami dengan akal dan budi, kehidupan yang patut kami syukuri, keluarga yang mencintai kami dan teman-teman yang menginspirasi. Karena berkat rahmat Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Keterampilan Dasar Mengajar. Shalawat beriring salam kami sampaikan juga kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan atas umatnya. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat adalah untuk



membantu



mempermudah pemahaman dalam mendalami



mata kuliah



Pembelajaran Mikro. Penulis menyadari segala keterbatasan yang dimiliki, oleh karena itu penulis memohon saran dan kritik kepada semua pihak agar makalah ini menjadi sempurna. Atas saran dan kritiknya penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, memberikan kelancaran dan barokah, Amin.



PALEMBANG,



Desember, 2019



PENYUSUN



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2 DAFTAR ISI .............. ................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 4 A. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................................ 4 B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 5 C. TUJUAN MASALAH ............................................................................................. 5 D. MANFAAT ............................................................................................................. 5 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... .6 A. PENGERTIAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR .................................. 6 B. 8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR......................................................... .7 BAB III PENUTUP .................................................................................................. 19 A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 20 B. SARAN ................................................................................................................. 21 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 22



3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai guru. Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang diajarkan, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Mengajar adalah satu pekerjaan profesional yang menuntut kemampuan yang kompleks untuk dapat melakukannya. Sebagaimana halnya pekerjaan profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri sehingga tidak setiap orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Perangkat kemampuan tersebut disebut kompetensi guru. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi pedagogis berkenaan dengan kemampuan mengelola pembelajaran dalam rangka mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dmiliki peserta didik. Salah satu kemampuan yang dituntut dari kompetensi ini adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Agar dapat melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan baik, di samping menguasai berbagai kemampuan, guru dipersyaratkan untuk menguasai keterampilan dasar mengajar, yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi guru. Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasi oleh semua guru, baik guru TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di perguruan tinggi. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran.



4



Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar.



B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah, yaitu : a. Apakah pengertian dari keterampilan dasar mengajar ? b. Apa sajakah jenis-jenis keterampilan dasar mengajar yang dimiliki seorang guru? c. Mengapa keterampilan dasar mengajar itu penting bagi seorang guru ?



C. Tujuan Makalah ini mempunyai tujuan, yaitu : a. Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan dasar mengajar. b. Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki seorang guru. c. Untuk mengetahui pentingnya keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru.



D. Manfaat Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa calon guru sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai pengertian ketrampilan dasar mengajar, Jenis-jenis keterampilan dasar mengajar, pentingnya keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru serta dapat membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar.



5



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar Istilah mengajar sering digandengkan dengan belajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk “kegiatan belajar mengajar” (KBM), proses belajar mengajar (PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan 2 unsur yaitu belajar dan mengajar. Mengajar merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh guru, dosen, atau instruktur dalam mengatur dan mengelolah lingkungan belajar untuk mendorong aktivitas belajar siswa atau pelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa atau pelajar merespon lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini di arahkan pada unsur mengajar, kalaupun ada unsur belajar dibahas semata hanya untuk mempertegas dan memperjelas pembahasan mengajar itu sendiri. Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru, dosen, atau instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, atau instruktur kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukan seperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan, memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Makna lain dari pengertian mengajar sebagai proses menyampaikan, selain upaya menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar siswa ialah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menanamkan satu pohon mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa cabang dan ranting dan dari situlah keluar mangga yang banyak. Dari ilustraasi tersebut bahwa mengajar sebagai proses transfer adalah menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga potensi berfikir



6



(pengetahuan), sikap, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki siswa akan berkembang secara optimal. Perkembangan berikutnya pengertian mengajar, yang kini banyak dianut yaitu suatu proses mengatur dan mengelola lingkungan belajar agar berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Inti pengertian mengajar (tradisonal maupun kontemporer) keduanya sama yaitu untuk mengubah perilaku siswa, yakni dimiliki dan terkembangkannya



pengetahuan/wawasan



berfikir,



sikap,



kebiasaan,



dan



keterampilan/kecakapan atau yang lebih populer perubahan berkenaan dengan: pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perbedaanya terletak pada proses upaya merubah tingkah laku tersebut. Pandangan lama melalui proses menyampaikan (transfer) yang kadang-kadang sering diartikan sempit, hanya terbatas sebagai proses menyampaikan atau memindahkan pengetahuan dan keterampilan saja, sedangkan pada pengertian yang baru, bahwa perubahan perilaku tersebut dilakukan dengan cara “mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan siswa”. Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen, atau instruktur, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2, yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen, atau instruktur, karena mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai. Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, atau instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam melakasanakan tugasnya.



B.1. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN Keterampilan Membuka pelajaran (set induction) adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan kata lain, membuka pelajaran itu adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah:



7



a. Menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan: · Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya. ·



Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa misalnya dengan menggunakan alat bantu.



· Melakukan interaksi yang menyenangkan. b. Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan: · Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan. · Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan. · Mengkaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. c. Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, dapat dilakukan dengan: · Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan. ·



Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan.



· Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung. Keterampilan Menutup pelajaran (closure) dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui



tingkat keberhasilan siswa, serta



keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara: a.



Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.



b.



Memusatkan perhatian terhadap hal-hal pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.



c.



Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya.



d.



Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.



8



Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran a.



Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi.



b.



Memungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan



c.



Siswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran.



d.



Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari.



e.



Membuat kaitan antara bahan belajar yang lama dengan yang baru



B.2. KETERAMPILAN VARIASI STIMULASI Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Komponen keterampilan mengadakan variasi dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut: · Variasi dalam gaya mengajar yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, pergantian posisi guru, kontak pandang serta gerakan badan dan mimik. · Variasi pola interaksi dan kegiatan pembelajaran. · Variasi penggunaan alat bantu pengajaran yang meliputi alat/bahan yang dapat didengar, dilihat, dan dimanipulasi. Dalam



mengadakan



variasi,



guru



perlu



mengingat



prinsip-prinsip



penggunaannya yang meliputi kesesuaian, kewajaran, kelancaran dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat/bahan yang memerlukan penataan khsusus.



B.3. KETERAMPILAN BERTANYA Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional menjadi lebih efektif. Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan guna dapat menarik simpati dan empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap guru meningkat yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan. 9



Keterampilan bertanya dibedakan atas : keterampilan bertanya dasar, mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan ketrampilan bertanya lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa. Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen-komponen: ·



Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat



·



Pemberian acuan



·



Pemusatan



·



Pemindahan giliran,



·



Penyebaran



·



Pemberian waktu berpikir, dan



·



Pemberian tuntunan



Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen: ·



Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan



·



Pengaturan urutan pertanyaan



·



Penggunaan pertanyaan pelacak, dan



·



Peningkatan terjadinya interaksi.



Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan adalah: a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan. b. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep. c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar. d. Mengembangkan cara belajar siswa aktif. e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi. f. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi. g. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa. h. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.



Ada 4 alasan mengapa seorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya. Alasan itu antara lain: Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber informasi, sedangkan siswa adalah penerima informasi. Oleh karena itu, siswa bersikap pasif dan menerima, tanpa keinginan dan keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang menimbulkan keraguannya. Dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru, siswa



10



dapat menjadi lebih aktif, kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bervariasi dan siswa dapat berfungsi sebagai sumber informasi. Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam. Situasi seperti ini menular ke dalam kelas. Kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru tidak banyak dimanfaatkan oleh siswa, sedangkan guru tidak berusaha untuk menggugah keinginan siswa untuk bertanya. Ketiga, penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental intelektual. Salah satu ciri dari pendekatan ini adalah keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang memang perlu dipertanyakan. Hal ini hanya mungkin terjadi jika guru sendiri menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah keinginan siswa untuk bertanya. Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajkukan guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.



Turney (1979) mengindentifikasi 12 fungsi pertanyaan. Keduabelas fungsi tersebut antara lain: 1. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik 2. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu 3. Menggalakkan penerapan belajar aktif 4. Merangsang siswa memberikan pertanyaan sendiri 5. Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal 6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa 7. Mengomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran 8. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang informasi yang diberikan 9. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berpikir 10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan guru 11. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi 12. Membentu siswa menyetakan perasaan dan pikiran yang murni



11



B.4. KETERAMPILAN BALIKAN DAN PENGUATAN Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen



yang



perlu



dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu adalah : o Penguatan



verbal,



diungkapkan



dengan



menggunakan



kata-kata



pujian,



penghargaan, persetujuan dan sebagainya. o penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif. Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, tujuan memberi penguatan adalah untuk: 1. meningkatkan perhatian siswa 2. membangkitkan dan memelihara motivasi siswa 3. memudahkan siswa belajar 4. mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang positif 5. menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa 6. memlihara iklim kelas yang kondusif



12



B.5. KETERAMPILAN MENJELASKAN ATAU MENYAJIKAN MATERI PEMBELAJARAN a. Pengertian keterampilan menyajikan materi pembelajaran Keterampilan menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik. b. Tujuan kegiatan menjelaskan 



Membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, dalil, dan sebagainya secara objektif dan bernalar.







Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul dalam proses pembelajaran.







Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui cara berfikir yang sistematis.







Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap konsep yang dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian.







Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penalaran dalam penyelesaian ketidakpastian.



c. Komponen-Komponen keterampilan menjelaskan 



Keterampilan merencanakan penjelasan Merencanakan isi pesan, meliputi menganalisis terlebih dahulu terhadap masalah secara keseluruhan, jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dibicarakan, memahami terlebih dahulu tentang penerapan hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai dengan masalah yang ada.







Menganalisis karakteristik penerima pesan Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada kesiapan audiens yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang sosial dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangan faktor-faktor tersebut di atas.







Keterampilan menyajikan penjelasan 1. Kejelasan 2. Penggunaan contoh dan ilustrasi 3. Pemberian tekanan 4. Balikan



13



d. Prinsip-prinsip menjelaskan Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik. Penjelasan harus diselingi tanya jawab dan materi penjelasan harus dikuasai secara



baik



oleh



guru. Penjelasan



pembelajaran serta harus



bermanfaat



dan



harus



sesuai



bermakna



bagi



dengan peserta



tujuan didik.



Dalam menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan. e. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan 



Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang, dan jelas.







Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu.







Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan.







Dalam menjelaskan sertai dengan contoh dan ilustrasi.







Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan.



B.6. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS a. Pengertian keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial. b. Tujuan keterampilan mengelola kelas Penggunaan komponen dalam kelas mempunyai beberapa tujuan, antara lain: 



Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.







Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan







Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan siri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.







Keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.



c. Prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas Beberapa



prinsip



yang



diperhatikan



keterampilan mengelola kelas adalah: 



Kehangatan dan keantusiasan.



14



dalam



melaksanakan



komponen







Penggunaan bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa.







Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi.







Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguan-gangguan yang timbul.







Penekanan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal negatif.







Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalam perbuatan guru sehari-hari.



d. Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, antara lain: 1. Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. 



Menunjukkan sikap tanggap: Melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa “guru hadir bersama dengan mereka” dan “ tahu apa yang mereka perbuat”. Kesan ini dapat ditunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan.







Membagi perhatian: Pengelola kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula. Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual dan verbal.







Memusatkan perhatian kelompok: Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa, dan menuntut tanggung jawab siswa.







Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas.







Menegur: Teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) tegas, jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan; (2) menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan; (3) menghindari ocehan yang berkepanjangan.







Memberi penguatan: pemberian penguatan dapat dilakuakn kepada siswa yang suka mengganggu jika pada suatu saat dia “tertangkap” melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula kepada siswa yang bertingkah laku wajar sebagai contoh.



2. Keterampilan yang berkaitan dengan pengambilan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial



15



untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah: 



Memodifikasi tingkah laku. Beberapa langkah yang dipergunakan untuk mengorganisasi tingkah laku ialah: (1) merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan; (2) memilih norma yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam program remedial; (3) bekerja sama dengan rekan atau konselor; (4) memilih tingkah laku yang akan diperbaiki; dan (5) memvariasikan pola penguatan yang tersedia misalnya dengan cara meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, mengajarkan tingkah laku baru, mengurangi dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan dengan teknik tertentu, misalnya penghapusan penguatan, memberi hukuman, membatalkan kesempatan, dan mengurangi hak.







Pengelolaan kelompok: pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh guru sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalahmasalah pengelolaan kelas. Keterampilan yang diperlukan antara lain: (1) memperlancar tugas; (2) memelihara kegiatan kelompok.







Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah: Seperangkat tingkah laku yang dikerjakan, menurut shall, adalah: (1) pengabaian yang direncanakan; (2) campur tangan dengan isyarat; (3) mengawasi dari dekat; (4) menguasai perasaan yang mendasari terjadinya suatu perbuatan yang negative; (5) mengungkapkan perasaan siswa; (6) memindahkan masalah yang bersifat mengganggu; (7) menyusun kembali rencana belajar; (8) menghilangkan ketegangan dengan humor; (9) memindahkan



penyebab



gangguan;



(10)



pengekangan



fisik;



(11)



pengasingan.



B.7. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dalam melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah. Beberapa Hal Agar Diskusi Berjaalan dengan Baik, yaitu: a. Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim yang bebas dan penuh dengan keterbukaan, kehangatan hubungan antar pribadi, keantusiasan berpartisipasi, kesediaan menerima dan menghargai pendapat orang lain. b. Perencanaan yang matang akan mempertinggi efektivitas diskusi, perencanaan meliputi: · Pemilihan topik atau masalah.



16



· Perencanaan dan penyiapan bahan-bahan pengait. · Menyiapan diri sebaik-baiknya sebagai pimpinan diskusi. · Penetapan besarnya kelompok. · Pengaturan tempat duduk yang menyenangkan B.7.1. Komponen Ketrampilan a. Pemusatan perhatian. Selama diskusi berlangsung, guru harus dapat memusatkan perhatian siswa. Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara: 1) Merumuskan tujuan atau topik diskusi. 2) Menyatakan masalah-masalah yang spesifik dan menegaskan kembali bila terjadi penyimpangan. 3) Menandai dengan cermat pembicaraan yang tidak relevan yang akan menyimpang dari tujuan diskusi. 4) Membuat rangkuman sementara atau tradisional sebelum melanjutkan kepada masalah berikutnya. b. Memperlancar permasalahan. Permasalahan dapat diperjelas dengan cara: 1) Merangkum ide-ide siswa. 2) Melacak komentar siswa. 3) Menguraikan dan memperluas pandangan siswa dengan cara memberikan informasi tambahan. c. Menganalisis pandangan siswa. Analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan usaha guru memperjelas permasalahan. Maksudnya agar kelompok tetap berada dalam suasana partisipasi dan konstruktif. d. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi. Partisipasi semua anggota kelompok sangat penting. Untuk itu diperlukan kemampuan guru meningkatkannya. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru antara lain: 1) Memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang kurang berpartisipasi. 2) Mencegah kegaduhan, menghindarkan pembicaraan serentak. 3) Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan. 4) Mendorong siswa untuk memberi komentar terhadap pendapat teman. e. Menutup diskusi. Ketrampilan menutup diskusi dapat diidentifikasikan sebagai: 1) Membuat rangkuman secara jelas dan singkat tentang butir-butir yang penting.



17



2) Memberitahukan langkah tindak lanjut hasil diskusi Dan mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi. B.8.KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 - 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar Guru Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Karena sebagai tenaga profesional, maka seorang pendidik harus mempunyai kompetensi tertentu disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut UU seorang pendidik harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial, dan professional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang pendidik mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, teman sejawat, dan masyarakat sekitar, sementara kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Secara eksplisit empat kompetensi ini agaknya hanya 18



ditekankan bagi seorang guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi seorang dosen. Bahwa siapa pun yang akan menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun guru, seharusnya mempunyai empat kompetensi di atas. Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi yang dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga pendidik. Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami oleh peserta didik. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini, yaitu peserta didik yang di bawah standar atau tenaga pendidik yang tidak memahami audiens. Dalam ilmu pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama. Bahwa seorang tenaga pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu cara bagaimana menyampaikan materi secara tepat. Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas dapat dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka. Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau penerusan pengetahuan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara `integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilanketerampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan dipengarhi oleh semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang guru/dosen sebagai pendidik. Kompetensi dasar mengajar dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik. Sebagai sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu melakukan inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang dihadapi adalah manusia dewasa yang sudah mempunyai pengetahuan dan kemandirian berpikir meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar. Untuk itu, semangat terus belajar dan menambah wawasan tentang kependidikan harus dilakukan seorang tenaga pendidik, apa pun pelajaran/matakuliah yang diampu dan apa pun latar belakang pendidikannya, termasuk tenaga pendidik yang berlatar belakang kependidikan.



19



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan



Keterampilan dasar mengajar (generic teaching skill) atau keterampilan dasar teknik intruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik atau mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya. Keterampilan dasar mengajar



(teaching skills) adalah kemampuan atau



keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar karena dengan keterampilan dasar mengajar dapat memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru yaitu supaya guru atau tenaga pendidik dapat memahami hakikat keterampilan dasar mengajar yang dapat dipratikkan di dalam kelas, mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dan terampil menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kuaitas proses dan hasil pembelajaran. Tujuan yang lain yaitu untuk membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan dasar mengajar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran, 2. Keterampilan Variasi Stimulasi, 3. Keterampilan Bertanya, 4. Keterampilan Balikan dan Penguatan, 5. Keterampilan Menyajikan atau Menjelaskan Materi, 6. Keterampilan Mengelola Kelas, 7. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil, 8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.



20



B. Saran Untuk menjadi seorang guru yang profesional, sudah semestinya guru sadar akan pentingnya memiliki keterampilan dasar mengajar. Dengan makalah ini, diharapkan guru mampu menjalankan tugas dan kewajibannya secara utuh yaitu mendidik, mengajar, dan membimbing para siswa sebagaimana mestinya. Berkaitan dengan hasil penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada para pembaca agar diadakan pengkajian lanjutan yang berjudul sama dengan makalah ini, agar ditemukan pengertian, tujuan, dan komponen keterampilan dasar mengajar guru yang lebih baik



21



DAFTAR PUSTAKA Hasibuan dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rodaskarya. Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dan Implementasinya. Jakarta: Prenada Media. Usma, Uzar.2009.Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offest. Bahri,



Djamarah



Syaiful.2010.Guru



dan



Anak



Didik



dalam



Interaksi



Edukatif.Jakarta: PT.Rineka Cipta Sumantri, Mulyani.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung:CV. Maulana Sukirman, Dadang. 2010. Keterampilan Dasar Mengajar. D:\Pasca sarjana UPI\Strategi pembelajaran fisika\BAHAN\06 Keterampilan Dasar Guru\makalah ket das mengajar Wati, Widya. 2010. Keterampilan Dasar Guru, D:\Pasca sarjana UNP\Strategi pembelajaran\Katerampilan Dasar Guru Anonim. 2010. Delapan Kompetensi Dasar Mengajar. ..\BAHAN\06 Keterampilan Dasar Guru\Delapan Kompetensi Dasar Mengajar.htm Rohani, Ahmad. 2004, Pengelola Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta



22