Khutbah Jumat Keutamaan Do'A [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Seringkali kita lupa akan kekuatan do’a padahal banyak ayat-ayat Al Qur’an menjelaskan kepada kita, betapa do’a adalah kekuatan yang ampuh dan dahsyat. Sehingga Doa dipergunakan oleh para anbiya’ wal mursalin dalam perjalanan da’wah dan jihad mereka. Allahu Ta’alaa berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh ayat 186



“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” Islam secara tegas mengajarkan bahwa segala hasil yang diraih oleh manusia adalah sesuai dengan usaha dan jerih payahnya. Manusia yang selalu berusaha (bekerja) dengan sungguh-sunguh karena Allah SWT pasti akan menuai hasil usahanya itu. Di sini, Doa menjadi bagian penting dalam setiap usaha manusia. Berdoa berarti mengetahui bahwa Allahlah yang menentukan segala usahanya. Doa bisa diartikan sebagai satu permohonan dan pujian dalam bentuk ucapan dari hamba yang rendah kedudukannya pada Rabb Yang Mahatinggi. Orang yang tidak mau berdoa kepada Allah bisa dikatakan orang yang takabur (sombong) karena tidak menempatkan Allah sebagai penentu segalanya Allah berfirman pada Al-Qur’an surat Al-Mu’min ayat 60



“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” Dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT sangat murka kepada orang yang tidak mau berdoa kepada-Nya,"



Ketika kita berdo’a, Ada beberapa adab berdo’a yang sepatutnya kita lakukan dalam memanjatkan do’a-do’a kita.



Yang pertama, Mengucapkan pujian kepada Allah terlebih dahulu sebelum berdo’a dan diakhiri dengan mengucapkan shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Rasulullah SAW bersabda dalam hadits shahih riwatat At-Tirmidzi dan Abu Daud “Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat lalu engkau duduk berdo’a, maka (terlebih dahulu) pujilah Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo’alah.” Sikap kedua yang harus kita lakukan dalam bero’a adalah Husnuzhzhan (berbaik sangka) kepada Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Hasan yang Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi,



‫للجبالبِقةدُا عمداوِققعنداولندُا لوألدنعتدمدُا اللدُا عاددععاوا‬ ‫ِقبدبا ِق‬. “Berdo’alah kepada Allah dalam keadaan engkau merasa yakin akan dikabulkannya do’a.” Maksud hadits ini adalah kita harus merasa yakin dan percaya bahwa Allah dengan kemurahan-Nya dan karunia-Nya yang agung tidak akan mengecewakan seseorang yang berdo’a kepada-Nya, apabila dipanjatkan dengan penuh pengharapan dan ikhlas yang sebenar-benarnya. Dan kita harus ingat bahwa Allah SWT sesuai dengan prasangka hambaNya Sikap ketiga yang sepatutnya kita lakukan dalam berdo’a adalah Mengakui dosadosa yang diperbuat. Perbuatan tersebut mencerminkan sempurnanya penghambaan terhadap Allah Dalam hadits shahih riwayat Al-Hakim, Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya Allah kagum kepada hamba-Nya apabila ia berkata: ‘Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah dosa-dosaku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau.’ Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah mengetahui bahwa baginya ada Rabb yang mengampuni dosa dan menghukum.’” Selanjutnya, dalam berdoa kita juga harus Bersungguh-sungguh. Dalam hadits shahih riwayat Bukhori, Rasulullah bersabda ‘Apabila salah seorang di antara kalian berdo’a maka hendaklah ia bersungguhsungguh dalam permohonannya kepada Allah dan janganlah ia berkata, ‘Ya Allah, apabila Engkau sudi, maka kabulkanlah do’aku ini,’ karena sesungguhnya tidak ada yang memaksa Allah.” Maksud dari bersungguh-sungguh dalam berdo’a adalah terus-menerus dalam meminta dan memohon kepada Allah dengan mendesak.



Selain itu, dalam berdo’a hendaklah kita Memilih berdo’a di waktu yang mustajab (waktu yang pasti dikabulkan), di antaranya adalah: a. Pada waktu tengah malam b. Di antara adzan dan iqamah c. Di saat dalam sujud d. Ketika adzan e. Ketika sedang berkecamuk peperangan f. Setelah waktu ‘Ashar pada hari Jum’at g. Ketika hari ‘Arafah h. Ketika turun hujan i. Ketika 10 hari terakhir bulan Ramadhan (Lailatul Qadar). (Lihat ad-Du’a, karya ‘Abdullah al-Khudhari). Demikianlah beberapa adab berdo’a yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan yang lemah berdo’a seperti dalam hadits Rasulullah saw riwayat At-Tirmidzi berikut “Barangsiapa yang tidak mau berdo’a (dalam riwayat lain: tidak mau meminta) kepada Allah subahanahu, niscaya Allah memurkainya.”



Orang yang enggan dan lalai dari berdo’a merupakan tanda kesombongan pada dirinya, karena tidak menyadari dirinya adalah makhluk yang lemah. Sehingga sangat pantas Allah murka kepada orang-orang yang enggan dan lalai dari berdo’a kepada-Nya . Waallhu a’lam bish-showwab.



Khutbah kedua : Sebagaimana kita tahu bahwa kekuatan do’a adalah sangat luar biasa. Kita sering mendengar ungkapan yang mengatakan: ad-du’a-u silahul mukmin (do’a adalah senjata orang beriman). Ungkapan ini, bukan merupakan hadits nabi saw. Namun, banyak ayat Al Qur’an dan juga sunnah nabi saw yang shahih menjelaskan bahwa ungkapan itu secara makna adalah ungkapan yang shahih. Oleh karena itu, jangan sampai kita melalaikan senjata yang satu ini. Karena tidak semua orang mampu menggunakannya kecuali orang-orang beriman. Marilah kita gunakan do’a dalam setiap kondisi dimana kesulitan dan keresahan menghadang. Kita do’akan juga kerabat kita, kawan-kawan kita, negeri kita, dan saudara-saudara seiman kita di belahan bumi lainnya yang sedang membela Izzah Islam. Rasulullah saw bersabda



‘Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’” Di dalam Syarh Shahiih Muslim ada sebuah komentar untuk hadits ini, penulis berkata: “Dalam hadits ini ada sebuah keutamaan do’a bagi saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya. Seandainya seseorang berdo’a untuk satu kelompok umat Islam, maka ia akan mendapatkan pahala yang telah ditetapkan, dan seandainya ia berdo’a untuk seluruh kaum muslimin, maka yang aku fahami, ia pun mendapatkan pahala yang telah ditentukan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita semua ke dalam golongan yang dicintai Allah dengan karunia dan keutamaan dari Allah. Aamiin, yaa Dzal Jalaali wal Ikraam.