Khutbah Jum'at [PDF]

  • Author / Uploaded
  • indah
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KHUTBAH JUM‟AT DAN KULTUM KHUTBAH JUM’AT  Definisi Khotbah”, secara bahasa, adalah „perkataan yang disampaikan di atas mimbar‟. Adapun kata “khitbah” yang seakar dengan kata “khotbah” (dalam bahasa Arab) berarti „melamar wanita untuk dinikahi‟. “Khotbah” berasal dari bahasa Arab yang merupakan kata bentukan dari kata “mukhathabah” yang berarti „pembicaraan‟. Ada pula yang mengatakannya berasal dari kata “al-khatbu” yang berarti „perkara besar yang diperbincangkan‟, karena orang-orang Arab tidak berkhotbah kecuali pada perkara besar. Adapun secara istilah untuk “khotbah Jumat” ialah „perkataan yang disampaikan kepada sejumlah orang secara berkesinambungan, berupa nasihat dengan bahasa Arab, sesaat sebelum shalat Jumat setelah masuk waktunya, disertai niat serta diucapkan secara keras, dilakukan dengan berdiri jika mampu, sehingga tercapai tujuannya. Khutbah jum‟at hukumnya WAJIB dan merupakan syarat sah nya shalat jum‟at. Dalil shalat jum‟at:



Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan shalat Jumat maka bersegeralah mengingat Allah.” (Q.s. Al-Jumu‟ah:9)  Rukun Khutbah Jum‟at 1. Memuji Allah SWT 2. Membaca dua kalimat syahadat 3. Membaca shalawat kepada rasulullah 4. Menyampaikan perintah/nasihat untuk bertaqwa kepada Allah 5. Membaca sebagian ayat-ayat Alquran 6. Menyampaikan nasihat  Syarat-syarat Khutbah Jum‟at 1. Khatib harus laki-laki 2. Khatib yang memberikan khutbah harus suci dari hadas besar dan kecil 4. Khatib harus menutup aurat. 5. Khatib harus berdiri apabila mampu. 6. Khutbah harus dilaksanakan pada waktu dzuhur setelah azan ke-2 sholat jumat. 7. Isi rukun khutbah baik khutbah pertama dan khutbah kedua harus didengar oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah laki-laki. 8. Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau mengistirahatkan dirinya sebentar di antara dua khutbah. 9. Khutbah pertama dengan khutbah kedua harus dilaksanakan secara berturut-turut, begitu juga antara khutbah dengan shalat jumat. 10. Rukun-rukun khutbah jumat harus disampaikan dengan bahasa Arab.



1. 2. 3.



4. 5.



6. 7.



8.



 Tata Cara Khutbah Jum‟at Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam Duduk menanti adzan selesai sambil menirukan adzan. Kemudian berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai berkhutbah hendaknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah yaitu dengan membaca alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma ba‟d. Khatib berkhutbah dengan berdiri, menghadapkan wajah kepada jamaah. Namun jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat dilakukan dengan posisi duduk. Duduk di antara dua khutbah. Saat telah menyampaikan khutbah pertama hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua. Khutbah Jumat hendaknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak boleh lebih lama dari durasi sholat jumat. Hendaknya khatib fasih dan keras suaranya. Dalam berkhutbah khatib hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini agar jamaah yang mendengarkan paham akan kata-kata yang diucapkan. Khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah. Saat mencapai akhir khutbah hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun pada Allah. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khutbah kedua.



KULTUM  Definisi Kultum (kuliah tujuh menit) merupakan sebuah istilah dari dakwah atau ceramah (agama) secara singkat. Tujuh menit dalam istilah kultum tidak menjadi patokan bahwa kultum harus diadakan selama tujuh menit, tujuh menit disini menggambarkan singkatnya waktu untuk menyampaikan materi atau ilmu dakwah.  Tata Cara Kultum yang Baik 1. Strategi kultum dalam bentuk kultum gambaran Sebelum melakukan kultum, persiapan yang perlu dilakukan adalah membuat wacana strategi dalam garis membuat materi yang akan disampaikan. Menyerupai teknik ekstemporan pidato, yaitu pidato dengan standar kerangka pidato. Ringkasan materi dari kuliah adalah sebagai berikut. A. Pembuka Mengandung salam kepada para peserta kultum, tanyakan persis bagaimana individu kultum, mengundang bahagia, bersama terima kasih atas kemungkinan ditawarkan untuk berbicara sebelum peserta, harapan bersama



B. Pengantar materi kultum. Berisi judul kultum, konten yang akan pasti ditinjau, serta relevansi materi yang dibahas dalam pembicaraan, pendekatan kultum tambahan harus disampaikan, ketika individu diizinkan untuk bertanya, apa jawaban dan dimana pertanyaannya. c. bahan inti. Berisi konten web produk pengiriman kuliah dengan ringkasan dan juga contoh jelas untuk memastikan bahwa peserta mendapatkan kejelasan dan kuliah kepuasan yang lengkap setelah kuliah. d. pemikiran akhir kuliah. Sebelum kuliah berakhir, membungkus berkomunikasi bahan diskusi para peserta memperoleh pemahaman tentang orang materi berbicara. e. Penutup. Jika tidak ada pertanyaan atau masalah yang harus pergi lebih dalam kuliah dan juga waktu yang diijinkan pidato adat istiadat dari kemudian menyelesaikan kuliah dengan mengatakan terima kasih untuk fokus peserta dalam mengikuti pembicaraan dan berkomunikasi permintaan maaf atas segala kekurangan dalam pengiriman kuliah . 2. Carilah bahan bantuan kultum. Menyediakan kuliah adalah tugas untuk menjelaskan masalah kepada para peserta perundingan. Akibatnya, konten perlu dipertahankan dengan berbagai produk mempertahankan, sumber rujukan dan produk sumber juga lainnya. Berdasarkan topik memilih, mencoba untuk menemukan bahan pendukung sebagai sepenuhnya layak. 3. Mempunyai tekad dan keberanian yang kuat. Rahasia untuk orang berbicara di depan umum yang sukses adalah keberanian. Persipan sebanding dengan apa yang telah dimaksudkan, jika tidak ditopang oleh keberanian disediakan berbicara di depan umum duniawi, pekerjaan persiapan datang untuk menjadi kuliah sia-sia dan tidak berguna pasti akan ditakdirkan gagal.  Keutamaan berkultum Syekh Abdullah Ju'aitsan dalam kitabnya yang berjudul Meneladani Nabi dalam Sehari menyebutkan, menyeru kepada kebaikan adalah amalan yang agung dan mulia. Bahkan, amalan ini wajib bagi setiap orang yang mampu. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barangsiapa menyeru kepada hidayah, dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka." (HR Muslim). Nabi bersabda, "Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat." (HR Bukhari) “Berdakwahlah semampu anda. Sampaikanlah sesuai kapasitas dan kebaikan yang anda miliki,” tulis Syekh Abdullah.. Menurut Syekh Abdullah, Nabi tidak menentukan nishab ilmu, sehingga setiap orang yang telah mencapai kadar ilmu paling rendah pun telah berkewajiban untuk menyampaikannya. “Anda wajib menyampaikan ilmu meskipun ilmu anda sedikit. Hanya saja, jangan menyampaikan dan berbicara kecuali dengan ilmu,” tulis Syekh Abdullah.



BINA BACA QUR’AN  ILMU TAJWID Menurut bahasa berarti membaguskan, sedangkan menurut istilah adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhraj (tenpat keluarnya) dengan memberikan haq dan mustahaq nya. Hukum mempelajari ilmu tajwid, hokum mempelajari teorinya adalah fardhu kifayah sedangkan dalam praktek membaca alqur‟an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardhu „ain. Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan membaca alqur‟an, kesalahan membaca alqur‟an ada 2 yaitu : 1. Lahnul Jalii Kesalahan yang terjadi pada lafadz (merubah arti) seperti membaca huruf „ain dibaca hamzah atau merubah harokat seperti fathah dibaca dhommah, hukumnya haram. 2. Lahnul Khafii Kesalahan yang terjadi pada lafadz-lafadz (tidak merubah arti) seperti tidak mmbaca ghunnah, kurang panjang membaca mad, hukumnya makruh. Keutamaan ilmu tajwid :  Mempelajari dan megajarkan Alqur‟an merupakan tolak ukur kualitas seorang muslim.  Mempelajari Alqr‟an adalah sebaik-baiknya kesibukan.  Akan turun sakinah dan rahmat, akan dinaungi malaikat, serta Allah akan menyebutnyebutkan kebaikannya kepada makhluk yang ada di sisinya.  MAKHORIJUL HURUF Makhorijul Huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf pada waktu huruf itu dibunyikan. Di dalam membaca Al-Qur‟an kita harus membunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya. Karena jika terjadi suatu kesalahan dalam pelafalan huruf, itu bisa menimbulkan arti baru. a. Al-Jauf ( ‫)ف جل‬, artinya rongga mulut dan rongga tenggorokan. Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada rongga mulut dan rongga tenggorokan. Bunyi huruf yang keluar dari rongga mulut dan rongga tenggorokan ada tiga macam, yaitu ; alif sebagai berikut :



( ),



wawu mati



(



) dan ya‟ mati (



) dengan penjelasan



1) Alif dan sebelumnya ada huruf yang difathah Contoh : 2) Wawu mati dan sebelumnya ada huruf yang didhommah Contoh : 3) Ya‟ mati dan sebelumnya ada huruf yang dikasrah Contoh : b. Al-Halqu (‫) ح ق‬, artinya tenggorokan / kerongkongan Yaitu tempat keluar bunyi huruf hijaiyah yang terletak pada kerongkongan / tenggorokan. Dan berdasarkan perbedaan teknis pelafalannya, huruf-huruf halqiyah (huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan) dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; 1) Aqshal halqiy (pangkal tenggorokan), yaitu huruf hamzah ( ‫) ء‬dan ha‟ ( ‫)ه‬ 2) Wasthul halqiy (pertengahan tenggorokan), yaitu huruf ha‟ ( ‫ ) ح‬dan ‟ain ( ‫) ع‬ 3) Adnal halqiy (ujung tenggorokan), yaitu huruf ghoin ( ‫ ) غ‬dan kho‟ ( ‫) خ‬ c. Al-Lisan ( ,(‫س ن‬ artinya lidah Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat keluarnya dari lidah ada 18 huruf, yaitu : Berdasarkan delapan belas huruf itu dapat dikelompokkan menjadi 10 makhraj, yaitu sebagai berikut : 1) Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang, yaitu huruf Qof (‫)ق‬. Maksudnya bunyi huruf qof ini keluar dari pangkal lidah dekat dengan kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian belakang. 2) Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah, yaitu huruf Kaf (‫)ك‬. Maksudnya bunyi huruf kaf ini keluar dari pangkal lidah di depan makhraj huruf qof, yang dihimpitkan ke langit-langit bagian mulut bagian tengah. 3) Tengah-tengah lidah, yaitu huruf Jim ( ‫) ج‬, Syin ( ‫ ) ش‬dan Ya‟ ( ). Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati langit-langit mulut yang tepat di atasnya. 4) Pangkal tepi lidah, yaitu huruf Dhod ( ‫) ض‬. Maksudnya bunyi huruf Dhod ( ‫)ض‬ keluar dari tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau kiri) hingga sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta menepati graham. 5) Ujung tepi lidah, yaitu huruf Lam (‫)ل‬. Maksudnya bunyi huruf Lam (‫ )ل‬keluar dari tepi lidah (sebelah kiri/kanan) hingga penghabisan ujung lidah, serta menepati dengan langit-langit mulut atas. 6) Ujung lidah, yaitu huruf Nun (‫)ن‬. Maksudnya bunyi huruf Nun (‫ )ن‬keluar dari ujung lidah (setelah makhrojnya Lam (‫)ل‬, lebih masuk sedikit ke dasar lidah dari pada Lam (‫))ل‬, serta menepati dengan langit-langit mulut atas. 7) Ujung lidah tepat, yaitu huruf Ro‟ ( ). Maksudnya bunyi huruf Ro‟ ( ) keluar dari ujung lidah tepat (setelah makhrojnya Nun dan lebih masuk ke dasar lidah dari pda Nun), serta menepati dengan langit-langit mulut atas.



8). Kulit gusi atas, yaitu Dal ( ), Ta (‫ )ت‬dan Tho‟ (‫)ط‬. Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepat i dengan pangkal dua gigi seri yang atas. 9) Runcing lidah, yaitu huruf Shod ( ‫)ص‬, Sin (‫ )س‬dan Za‟ (‫)ز‬. Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati ujung dua gigi seri yang bawah. 10) Gusi, yaitu huruf Dzho‟ (‫)ظ‬, Tsa‟ (‫ )ث‬dan Dzal ( ). Maksudnya huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas. d. Al-Syafatain, artinya dua bibir Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada kedua bibir.Yang termasuk huruf-huruf syafatain ialah wawu ( ), fa‟ (‫)ف‬, mim ( ) dan ba‟ (‫ )ب‬dengan perincian sebagai berikut : 1) Fa‟ (‫ )ف‬keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas. 2) Wawu, Ba, Mim ( , ‫ ب‬, ) keluar dari antara dua bibir (antara bibir atas dan bawah). Hanya saja untuk Wawu bibir membuka, sedangkan untuk Ba dan Mim bibir membungkam. e. Al-Khaisyum, artinya pangkal hidung Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada janur hidung. Dan jika kita menutup hidung ketika membunyikan huruf tersebut, maka tidak dapat terdengar. Adapun huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf ghunnah mim dan nun dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Nun bertasydid (‫)ن‬ 2) Mim bertasydid ( ) 3) Nun sukun yang dibaca idghom bigunnah, iqlab dan ikhfa‟ haqiqi 4) Mim sukun yang bertemu dengan mim ( ) atau ba (‫)ب‬



 SIFAT-SIFAT HURUF Secara bahasa adalah sifat-sifat dari huruf-huruf hijaiyyah secara jelas yang dimaksud sifat adalah sesuatu yang berdiri pada sesuatu dengan memiliki arti. Secara Istilah yaitu cara untuk melafalkan huruf ketika berposisi dalam makhroj pada lisan kita, seperti keras/lemes, kuat/lemah, Tenang/Cepat, Atas/Bawah, terbuka/tutup, mengheos/tidak, Menekan/polos, Menggeleter/tidak dan yang lainnya. 1.



Segi nafas atau udara







(Hams) Hams menurut bahasa ialah halus. Sedangkan menurut istilah hams adalah mengalir/keluarnya nafas ketika mengucapkan huruf-huruf hams. Huruf hams jumlahnya ada 10, yaitu:



‫ت –ك –س –ص –خ –ش –ه –ث –ح –ف‬ Kesalahan sering terjadi pada huruf: ‫ف‬,‫ ت‬,‫ك‬yaitu sering diucapkan dengan tidak mengalirkan nafas. 



(Jahr) Jahr menurut bahasa adalah jelas. Sedangkan menurut istilah jahr adalah tertahannya aliran/hembusan napas ketika mengucapkan huruf, karena kuatnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut. Huruf jahr itu ada 18 huruf, yaitu:



‫– –ق –ن –ز – – –ظ –ع‬



– ‫– –ء‬



– ‫ب –ل –ط – –ج –ض –غ‬



Kesalahan sering terjadi pada huruf : - ‫ظ –ز –ج‬. Pengucapannya sering disertai dengan desisan nafas. Kesempurnaan pengucapannya dengan teratahannya nafas. 2. Dari segi suara 



(Syiddah) Syiddah menurut bahasa ialah kuat. Sedangkan menurut istilah syiddah ialah tertahannya suara ketika mengucapkan huruf, karena makhraj huruf tersebut ditekan dengan sempurna/sangat kuat. Huruf-huruf syiddah ada 8 huruf, yaitu:



‫ت –ك –ب –ط –ق – –ج –ء‬ Kesalahan sering terjadi pada huruf dan huruf



‫(ب ج ط ق‬huruf qolqolah).







(Rakhawah) Rakhawah menurut bahasa ialah lembut. Sedangkan menurut istilah rakhawah adalah berjalannya (tidak tertahan) suara ketika mengucapkan huruf karena lemahnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut. Huruf-huruf rakhawah ada 16 huruf, yaitu:



‫–ز –ص – –ش –ض –ف –ظ –ح –ث –غ – –خ‬



– ‫ه – –س‬



Kesalahan sering muncul atau terjadi karena suara sering mantul, tertahan atau tertekan. Antara sifat syiddah dan rakhawah ada sifat huruf pertengahan yang dinamakan (Tawassuth).







(Tawassuth) Tawassuth menurut bahasa ialah sedang. Sedangkan menurut istilah tawassuth adalah pertengahan suara saat mengucapkan huruf, (yakni) antara tertahannya suara seperti dalam huruf-huruf syiddah dan berjalannya suara seperti dalam huruf-huruf rakhawah. Adapun huruf-huruf tawassuth jumlahnya ada lima huruf, yaitu:



‫– –ع –ن –ل‬ Adapun cara pengucapan tawassuth adalah pertengahan antara tertahan dan tidak tertahannya suara. 3. Segi pangkal lidah 



‫ء‬



(Isti‟la) Isti‟la menurut bahasa adalah terangkat. Sedangkan menurut istilah, isti‟la adalah terangkatnya pangkal lidah ke langit-langit atas ketika mengucapkan huruf-huruf isti‟la. Huruf-huruf isti‟la berjumlah 7, yaitu:



‫ظ –ق –ط –غ –ض –ص –خ‬  ‫ل‬ (Istifal) Istifal menurut bahasa adalah merendah. Sedangkan menurut istilah istifal ialah menurunnya pangkal lidah dari langit-langit (tetap berada di bawah) ketika mengucapkan huruf-huruf istifal. Huruf istifal itu ada 22 huruf, yaitu:



‫–ن – –ز –ع –ت –ب –ث‬ ‫–ك –ش –ل –س‬ 4.



Segi lidah dengan langit-langit







‫ط ق‬



– ‫–ح – – –ج‬



– ‫– –ء –ه –ف‬



(Ithbaq) Ithbaq menurut bahasa ialah menempel. Sedangkan menurut istilah ithbaq adalah: menempelnya lidah dengan langit-langit ketika mengucapkan huruf-huruf ithbaq. Huruf-huruf ithbaq itu ada empat, yaitu, (‫)ظ –ط –ض – ص‬ 



(Infitah)



Infitah menurut bahasa adalah terbuka. Sedangkan menurut istilah, infitah adalah terbukanya apa yang ada di antara lidah dan langit-langit atas, sehingga keluar angin dari antara keduanya. Huruf-huruf infitah jumlahnya ada 25 huruf, yaitu:



– ‫ل –ق –ح – –ك –ز –ف –ت –ع –س – –ج – – –خ –ء –ن‬ – ‫ث – –غ –ب – –ش –ه‬



 HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN 1. Izdhar Halqi ( ) Ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi yaitu ‫ع غ ه ء‬



‫ ح خ‬cara membacanya harus jelas dan terang berbunyi”n”nya. Contoh:



‫ق‬ 2.



Idghom Bighunnah (



)



Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf yang empat yaitu



‫ن‬



: dalam dua perkataan, cara membacanya nun sukun atau tanwin pada kata



yang pertama dimasukan pada kata yang kedua serta didengungkan. Contoh:



‫ َِ ْٓ ََِٕ َع‬, ‫ ٍز‬ْٛ ُٔ ْٓ ِِ , ‫ ُي‬ْٛ ُ‫َِ ْٓ يَم‬ Tetapi apabila nun sukun atau tanwin bertemu huruf yang keempat tersebut dalam satu kata maka hukumnya idzhar wajib. Karenanya nun sukun atau tanwin tersebut dibaca dengan jelas bunyi “n”nya. Contoh : 3.



Idghom Bilaghunnah (‫تالغًٕح‬



‫ن‬



٫



٫‫ن‬



َ‫) ادغا‬



Apabila nun sukun dan tanwin bertemu dengan huruf lam ( ‫ )ي‬dan ra' (‫ )ز‬maka cara membacanya nun sukun atau tanwin tersebut dimasukkan ke dalam salah satu huruf di atas dengan tanpa dengung, sehingga bunyi "n" nya tidak terdengar dan yang terdengar adalah bunyi huruf setelah nun sukun atau tanwin. Contoh :



٫ 4.



٫



Iqlab(‫) ِالالب‬ Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba‟ ( ‫ )ب‬maka membacanya



dengan cara huruf nun atau tanwin itu dibalik atau ditukar menjadi suara mim (َ). Seperti contoh iqlab berikut :



٫ 5.



٫



Ikhfa haqiqi Apabila nunu sukun atau tanwin bertemu dengan huruf yang 15 di bawah ini maka



hukum bacaannya adalah Ikhfa‟ haqiqi yang cara membacanya adalah samar-samar antara idghom dan idzhar. Huruf Ikhfa‟ yang 15 antara lain :



‫جثت‬



‫كقفظطضصشسز‬



Contoh Ikhfa‟ :



‫ع‬



, ‫س‬



,



Ikhfa Haqiqi terbagi menjadi tiga bagian: 1. Aqrob



(‫ )السب‬adalah yang lebih dekat dengan idzhar yaitu membacanya seperti



idzhar tetapi disertai dengung sehingga menjadi samar. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu huruf



‫ د‬, ‫ ط‬, ‫خ‬, cara bacanya lebih dekat ke idzar. Contoh :



‫ دَ ّواًدَن‬, َْْٛ ُ‫ يَْٕ ِِم‬, َْْٛ ُٙ َ َْٕ ُِ 2. Ab‟ad (‫ )اتعد‬adalah yang lebih jauh dari idzhar yaitu ketika membaca sangat nampak dengungnya atau samarnya sehingga suara nun mati atau tanwin menjadi hilang sama sekali. Adapun hurufnya ada dua yaitu ‫ ق‬dan



ْ ‫ ن‬contoh : ‫ ِ ْٕه‬,ً‫ِٓ لث‬



3. Ausath (‫ظظ‬ٚ‫ )ا‬adalah Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu huruf )



‫ض‬-‫ف‬-‫ش‬-‫غ‬-‫ظ‬-‫ض‬-‫ج‬-‫ث‬-‫ذ‬-‫(ص‬



Pertengahan antara ikhfa‟



aqrob dan ikhfa‟ ab‟ad dalam hal kesamaran membacanya. Contoh :



ْ ِِ ‫ِٓ فَضًْ هللا‬



Sedangkan selain dari huruf Ikfa‟ Aqrob, Ab‟ad dan Ausath boleh dibaca dengan dua wajah yaitu Aqrob atau Ausath Contoh :



ْْ ‫ِا‬



 HUKUM MIM MATI 1. Ikhfa Syafawi (



‫ي‬ٛ‫اخفاء شف‬



Ikhfa syafawi adalah apabila mim sukun bertemu ba‟ (‫)ب‬. Dinamakan syafawi karena makhroj mim dari syafah/bibir. Ketika menghadapi ba‟, mim sukun dilafalkan samar menjadi ghunnah dan ditahan 2 harokat. Ghunnah artinya dengung atau suara dari hidung. Berikut contohnya:



َٓ ‫ َِاُ٘ ُْ ِتـ ُّـئْ ِِِٕ ْي‬َٚ ,ٍُ ٍْ ‫ ُْ ِت ِٗ ِِ ْٓ ِع‬ُٙ ٌَ‫َِا‬



2. Idghom Mitslain (Mimi) Mitslain artinya sejenis atau sama, karena idghom mitslain adalah mim mati bertemu mim (َ) lagi. Cara membacanya adalah mim sukun diidghomkan dan disertai ghunnah dan ditahan 2 harokat. Contohnya di bawah ini:



ٍ‫ف‬َْٛ ‫ ُْ ِ ِّ ْٓ خ‬ُٙ ََِٕ ‫آ‬َٚ , ِٗ ‫ا فِي‬َْٛ ‫ ُْ َِّش‬ُٙ ٌَ ‫ضآ َء‬ ِ ‫ َخٍَكَ ٌَ ُى ُْ َِّا فِي ْاْل َ ْز‬َٚ َ َ ‫ ُوٍَّ َّا أ‬,‫ض‬ Disebut juga idghom mitslain shoghir karena mim yang pertama sukun. Ada pula mim bertemu mim yang sama-sama berharokat dan bisa diidghomkan serta dinamai idghom mitslain kabir. 3.



Izhhar Syafawi ( ‫از‬ٙ‫ي اظ‬ٛ‫) شف‬ Adapun idzhar syafawi adalah mim mati menghadapi huruf hijaiyah selain ba‟ (‫)ب‬



dan mim (َ). Jumlah huruf izhhar syafawi ada 26. Apabila mim mati menghadapi ke 26 huruf tersebut, maka dizhohirkan (jelas) makhroj dan sifat mimnya. Berikut contoh lengkapnya.



ُْ ‫ أ َ ِْثَـاٌُـ ُىـ‬, ً ‫ا ٌَ ُىـ ُْ تَرْ ِوسج‬َٙ ٍََ‫ ٌَِٕ ْجع‬,ُٓ ‫ع‬ َ ‫وُـ ُْ أَيُّ ُى ُْ أ َ ْح‬َٛ ُ ٍ‫ٌِيَ ْث‬ 



QOLQOLAH



Pembagian Hukum Bacaan Qolqolah 1. Pengertian Qalqalah Sughra (ٜ‫صغس‬



ٍٗ‫)لٍم‬



Sugra artinya kecil. Qalqalah sugra terjadi apabila huruf qalqalah itu mati (sukun) pada kata asalnya (pada umumnya terletak ditengah-tengah kata). Cara membaca Qalqalah tersebut yaitu dengan pantulan tidak terlalu kuat. Contohnya :



ْ َ‫َْ – ي‬ْٛ ُ ‫ِع‬ َ ‫يَ ْم‬ َْ ْٛ ‫ع‬ ُ ْ‫َْ – يَد‬ْٛ ٍَُ‫َْ – يَجْ ع‬ْٛ ُ ‫َْ –يَ ْثغ‬ْٛ ُ‫ِ َّع‬ 2.Qalqalah Kubra (ٜ‫وثس‬



ٍٗ‫)لٍم‬



Kubra artinya besar. Qalqalah kubra, terjadi apabila huruf qalqalah yang mati bukan pada asalnya. Huruf itu mati karena dihentikan atau diwaqafkan dan berada pada akhir kata. Cara membacanya harus lebih mantap dengan memantulkan suara dengan pantulan yang kuat. Contoh :



‫ِِ ْٓ ش ِ َّس َِا َخٍَك‬







HUKUM MAD Mad (bahasa Arab:



, "al madd") secara harfiah bermakna melanjutkan atau



melebihkan, secara istilah mad dapat diartikan sebagai tanda bunyi panjang dalam bahasa Arab (bunyi pendek menjadi bunyi panjang). Dari segi istilah ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. a. HUKUM BACAAN MAD THABI’I Mad thabi‟i (Mad Asli) merupakan suatu bacaan huruf hijaiyah yang dipanjangkan secara biasa dimana mad memiliki arti panjang sedangkan thabi‟i memiliki arti biasa. Mad thabi‟i juga sering disebut dengan mad asli. Cara membacanya yakni dengan dipanjangkan satu alif atau 2 harakat. Disebut Mad Thabi‟i terjadi apabila terdapat hal-hal berikut : 1. terdapat huruf ‫( ا‬alif) yang terletak sesudah harakat fathah. Contoh :



‫ حا‬,‫ا‬ٚ ,‫ ٔا‬,‫ ِا‬,‫ظا‬



2. terdapat huruf ٚ (waw) yang terletak sesudah harakat dhammah. Contoh :



ٛ‫ ح‬,ٚٚ ,ٛٔ ,ِٛ ,ٛ‫ظ‬



3. terdapat huruf ‫( ي‬ya) yang terletak sesudah harakat kasrah. Contoh :



‫ حي‬,‫ي‬ٚ ,‫ ٔي‬,‫ ِي‬,‫ظي‬



b. HUKUM BACAAN MAD FAR’I Mad far‟i (cabang atau turunan) merupakan hukum bacaan semua mad yang selain mad thabi‟i, karena mad far‟i bersumber dari mad thabi‟i. Mad far‟i memiliki arti Mad cabang atau turunan yang mana mad far‟i memiliki 14 macam cabang atau turunanya, yakni sebagai berikut: 1. HUKUM BACAAN MAD WAJIB MUTTASHIL Mad wajib muttashil terjadi ketika ada huruf mad thabi‟i bertemu dengan huruf hamzah ( ‫ )ء‬di dalam satu kata, dengan panjang bacaannya sekitar 5 harakat atau 2 setengah kali mad thabi‟I atau 2 setengah alif. Contoh bacaan mad wajib muttashil:



‫ي َء‬ َ ْ ‫آ ٌء – َجآ َء – ِج‬َٛ ‫ظ‬



2. HUKUM BACAAN MAD JAIZ MUNFASHIL Mad jaiz munfashil terjadi ketika ada huruf mad thabi‟i bertemu dengan huruf hamzah (‫ ) ء‬akan tetapi hamzah yang dimaksud tidak dalam satu kata. Panjang bacaannya boleh seperti mad wajib muttashil, dan boleh juga seperti mad thobi‟I atau dengan panjang 2 setengah alif atau 5 harakat. Contoh bacaan mad jaiz munfashil:



‫ﻻَأ َْٔ ُ ُْ ِت َّا أ ُ ْٔ ِص َي‬َٚ 3. HUKUM BACAAN MAD LAZIM MUTSAQQAL KILMI Mad lazim mutsaqqal kilmi terjadi ketika ada huruf mad thabi‟i yang bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah yang bertasydid di dalam satu kata, dengan panjang bacaannya 3 kali mad thabi‟i yakni 6 harakat atau 3 alif. Contoh bacaan mad lazim mutsaqqal kilmi:



‫اٌِاِح‬, ٗ‫اٌصاخ‬, ٓ‫ﻻاٌضاٌي‬ٚ 4. HUKUM BACAAN MAD LAZIM MUKHAFFAF KILMI Mad lazim mukhaffaf kilmi terjadi ketika ada huruf mad thobi‟i yang bertemu dengan huruf mati atau sukun, panjang bacaannya yakni 3 alif atau 6 harakat. Contoh bacaan mad lazim mukhaffaf kilmi:



ْ‫آﻻ‬ 5. HUKUM BACAAN MAD LAYYIN Mad layyin terjadi ketika ada salah satu huruf hijaiyah yang berharakat fathah sebelum bertemu huruf wau sukun ( ٚ ) atau ya‟ sukun ( ‫) ي‬, cara membacanya yakni sekedar lunak dan lemas. Contoh bacaan mad layyin:



‫ف‬ ٌ َْٛ ‫خ‬



‫ْة‬ ٌ ‫ازي‬ َ



6. HUKUM BACAAN MAD ARID LISSUKUN Mad aridl lissukun terjadi ketika ada salah satu huruf hijaiyah yang dibaca mati atau waqaf atau tempat pemberhentian membacanya ketika sebelum waqaf itu ada mad thobi‟i. panjang bacaan man arid lissukun terdapat 3 macam, yakni: 1 alif atau 2 harakat 2 alif atau 4 harakat 3 alif atau 6 harakat



Contoh bacaan mad arid lissukun:



‫صي ٌْس‬ ِ ٌَّٕ‫ا‬ٚ, ‫ظ ِّ ْي ٌع‬ ِ َ‫ت‬, َُْْٚ ‫خَا ٌِد‬, ‫اض‬ َ 7. HUKUM BACAAN MAD SHILAH QASHIRAH Mad shilah qashirah terjadi ketika ada kata ganti yakni huruf haa dhamir ( ٗ ) yang sebelumnya ada huruf hidup (berharakat), panjang bacaannya seperti mad thabi‟I yakni 1 alif atau 2 harakat. Contoh bacaan mad shilah qashilah:



‫اخ‬ّٛ‫ٌٗ ِا في اٌع‬



ْ‫أٗ وا‬



8. HUKUM BACAAN MAD SHILAH THAWILAH Mad Shilah Thawilah terjadi ketika ada mad shilah qashirah bertemu dengan huruf hamzah ( ‫) ء‬, dengan panjang bacaannya seperti mad jaiz munfashil yakni 2 setengah alif atau 5 harakat. Contoh bacaan mad shilah thawilah:



ٖ‫ِاٌٗ أخٍد‬ 9. HUKUM BACAAN MAD IWADH Mad iwadh terjadi ketika ada salah satu huruf hijaiyah yang berharakat fathah tanwin yang dibaca waqaf (pemberhentian) dan berada pada akhir kalimat, maka cara membacanya seperti mad thobi‟i yakni 1 alif atau 2 harakat. Contoh bacaan mad iwadh:



‫ع ٍِ ْي ًّا َح ِىي ًّا‬ َ



‫ظّ ْيعًا تَصي ًْسا‬ َ



10. HUKUM BACAAN MAD BADAL Mad badal terjadi ketika terdapat dua huruf hamzah (‫)ء‬, yakni hamzah yang pertama berharakat baik itu fathah, kasrah dan dhommah sedangkan hamzah yang kedua mati atau sukun, sehingga hamzah yang kedua dapat diganti dengan: 1. Apabila hamzah pertama berharakat fathah, maka hamzah kedua dapat diganti dengan alif. 2. Apabila hamzah pertama berharakat kasrah, maka hamzah kedua dapat diganti dengan ya 3. Apabila hamzah pertama berharakat dhommah, maka hamzah kedua dapat diganti dengan waw. Panjang bacaannya seperti mad thabi‟i yakni 1 alif atau 2 harakat.



Contoh bacaan man badal:



َ‫ؤؤد‬



menjadi



َ‫اد‬



‫اإتي‬



menjadi



‫تي‬ٚ‫ا‬



ْ‫ائّا‬



menjadi



ْ‫ايّا‬



11. HUKUM BACAAN MAD LAZIM HARFI MUSYABBA Mad lazim harfi musyabba terjadi apabila pada permulaan surat dari Al-Qur‟an yang terdapat salah satu atau lebih dari huruf



َ–‫ْ–ق–ص–ع–ض–ي–ن‬



atau agar lebih mudah mengingat huruf tersebut yakni



ُ‫ ٔمصط عٍيى‬, dengan panjang



bacaannya 3 alif atau 6 harakat. Contoh bacaan mad lazim harfi musyabba:



ٌُ‫ا‬



‫ق‬



ْ



‫ص‬



12. HUKUM BACAAN MAD LAZIM HARFI MUKHAFFAF Mad lazim harfi mukhaffaf terjadi apabila pada permulaan surat dari Al-Qur‟an ada terdapat salah satu atau lebih dari huruf



‫ ح – ي – ط – ٘ – ز‬, dengan panjang



bacaannya seperti mad thabi‟i yakni 1 alif atau 2 harakat. Contoh bacaan mad lazim harfi mukhaffaf:



‫اٌس‬



ُ‫ح‬



‫يط‬



ٗ‫ط‬



13. HUKUM BACAAN MAD THAMKIN Mad thamkin terjadi ketika ada huruf ya bertasydid serta berharakat kasrah bertemu dengan huruf ya mati atau sukun, panjang bacaannya 1 alif atau 2 harakat. Contoh bacaan mad thamkin:



َْٓ‫إٌَ ِثيّي‬ 14. HUKUM BACAAN MAD FARQI Mad farqi terjadi ketika bertemunya dua hamzah yakni hamzah yang satu istifham dan hamzah yang kedua washol pada lam alif ma‟rifat. Panjang bacaannya 3 alif atau 6 harakat. Contoh bacaan mad farqi:



ِْٓ ‫ لُ ًْ ءٰ اٌرَّ َو َسي‬,ْٛ‫ءٰ اهللاُ َخي ٌْسا َ ِّايُ ْش ِس ُو‬, ُْ ‫لُ ًْ ءٰ اهللاُ اذَِْ ٌَ ُى‬



NOTE : Untuk materi BBQ diusahakan menggunakan media ZOOM, GMEET, atau mengirimkan video ke WAG.