Khutbah Jum'at [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama NIM Halaqah Hal



: Aidil Amin : 180103010190 : Keterampilan Keulamaan : Khutbah Jum’at



Aidil Amin-Nasib Orang Sombong Khutbah Pertama Alhamdulillah, Was sholatu was salamu ‘ala rasulillah sayyidina wa maulana Muhammad ibni Abdillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahu wa man walah Asyhadu alla ilaha ilallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh la nabiyya ba’dah, Allahumma sholli ala sayyidina Muhammadin nabiyyil ummi wa ‘ala alihi wa shohbihi wa barik wa sallim Qaalallahu ta’ala fil qur’anil adzhim wa huwa ashdaqul qa’ilin A’uzubillahi minasy syaithonir rajiim Yaa ayyuhalladzina amnut taqullaha haqqa tuqatih wa la tamutunna illa wa antum muslimun Wa qaala ta’ala fi ayatin ukhra ya ayyuhalladzina amanuttaqullah wa quulu qaulan sadida yushlih lakum a’malakum wa yagfir lakum dzunubakum wa man yuthi’illaha wa rasulahu faqad faza fauzan adzhima Ibadallah ushikum wa nafsi bi taqwallah wa tha’atihi faqad fazal muttaqun Wa kaana mulkuhu arba’a miati sanah begitu disebutkan dalam kitab sejarah. Wa kaana mulkuhu arba’a miati sanah dia berkuasa 400 tahun lamanya, penguasa tunggal syarqan wa garban, dari mulai belahan timur sampai ke barat tunduk dalam kekuasaannya. Lalu kemudian datanglah nabi penyeru kepada tauhid menghadap penguasa yang hebat raja segala raja di atas dunia menyembah kepada Allah. Lalu apa jawabnya dengan sombong dan angkuh ia berkata “a rabbun gairi” adakah Tuhan lain selain aku, adakah yang lebih berkuasa di dunia ini selain aku, 400 tahun membuat dia merasa bahwa dia Tuhan, sampai-sampai keluar dari mulutnya “a rabbun gairi” adakah Tuhan selain aku, lalu kemudian



apa yang terjadi, Allah Subhanahu wa ta’ala mengirimkan ba’udah, dalam AlQur’an Allah mengatakan tidak malu menciptakan ba’udah, nyamuk, “innallaha la yastahyi an yadriba matsalan ba’udhah”, Allah tidak malu menciptakan seekor nyamuk, “wa ma fauqaha”, lebih kecil dari nyamuk. Apa yang terjadi, nyamuk itu masuk ke dalam lubang hidungnya, terus ke dalam batang hidungnya sampai ke otaknya dan nyamuk itu pun menggigit otak di kepalanya lalu kemudian ia mengambil martil memukul-mukul kepalanya, sampai orang-orang di sekelilingnya menyangka dia gila, sampai dia habis usaha, makin sakit tak dapat dirasakan, tak dapat diceritakan, tak dapat diungkapkan bagaimana rasanya, dan akhirnya dia pun mati di catat dalam sejarah, dia bernama Namrudz, begitu Allah bercerita tentang orang angkuh dan sombong, dia tidak mati disambar petir, dia tidak mati ditimpa batu besar, dia tidak mati karena sesuatu yang hebat, tapi dia mati karena makhluk yang hina, yang kita pun dapat membunuhnya dalam satu kali tepukan bepuluh nyawa nyamuk akan mati, tapi begitu Allah ta’ala ingin menunjukkan kesombongan, keangkuhan orang-orang yang merasa dirinya Tuhan, jawabannya adalah kuasa Allah subhanahu wa ta’ala, Hari berganti musim berubah dunia ini diisi oleh orang yang angkuh dan sombong, selesaikah dunia dengan matinya Namrudz? Tidak, lahir lagi generasi yang lebih canggih dari Namrudz, lebih kejam dari Namrudz, apa yang dia lakukan “yudzabbihuna abna’ahum wa yastahyuna nisa’ahum”, lebih sadis daripada Namrudz, anak laki-lakidisembelih hidup-hidup, anak permpuan dibiarkan karena tidak melawan, anak laki-laki yang dalam mimpinya nampak akan menarik mahkota kekuasaannya, anak perempuan dibiarkan melahirkan sampai ketika akhirnya ia berkata dengan lantang kalimat berbeda dengan subtansi makna yang sama “ana rabbukumul a‘la”, ana aku rabbukum tuhan kamu a’la yang paling tinggi, ternyata kekuasaan bisa, boleh merubah makhluk merasa menjadi kholik, orang kalau sudah terlalu lama berkuasa, melihat manusia tertunduk-tunduk ketakutan maka berubah dalam dirinya berkata engkaulah yang paling berkuasa, engkau adalah tuhan, itu pernah terjadi pada Namrudz, dan menular kepada pharao, Qur’an menyebut dia Fir’aun, ana aku rabbukumul a’la tuhan kamu yang paling tinggi, bagaimana cara Allah mematikan Fir’aun, diceritakan dalam Al-Qur’an, falamma adrakhaul garaqu ketika dia tenggelam di tengah laut merah masuk air itu ke dalam tenggorokannya, dan masuk ke dalam lehernya, terus ke dalam dan terus masuk ke dalam paru-parunya. Sebodoh-bodoh anak kecil tidak akan ada air masuk ke dalam paru-parunya anak kecil yang belajar minum, kalau sampai air masuk ke dalam saluran nafasnya dia pasti akan tersedak, tersedak adalah kuasa Allah, kenapa, karena ada saluran nafas, ada saluran minum, udara tidak akan mungkin diisi air karena kalau sampai air masuk



ke dalam saluran udara maka hancurlah paru-paru, Allah ciptakan satu kuasa bernama tersedak. Tersedak adalah kuasa Allah yang paling ringan, anak kecil yang tak ada daya upaya pun pasti akan tersedak, tapi Allah ingin menunjukkan kepada Fir’aun, jangankan untuk menggenggam dunia, jangankan untuk membunuh Musa, janganka untuk mengejar bani Israil, untuk tersedak pun kau tak kuasa wahai Fir’aun, apa yang terjadi , kenapa Allah mematikan Fir’aun dengan air, kenapa tidak dengan batu, kenapa tidak dengan petir, yang menggelegar, mengapa dengan air, karena dulu bayi yang tak berdaya itu dihanyutkan ke tengah air, w awhaina ila ummi Musa, kami wahyukan, kami ilhamkan, kami bisikkan ke hati ibu Musa, an ardi’ihi, susukan anakmu, fain hifti alaihi, jika kamu takut anak mu ini akan disembelh Fir’aun, fa alqihi fil yammi, hanyutkan dia ke sungai, la tahafi, jangan kau takut, wa la tahzani, dan jangan bersedih, inna radduhu ilaiki, kami akan mengembalikannya kepada engkau sesuai dengan cerita yang kami kehendaki, wa ja’iluhu minal mursalin, dan kami akan menjadikan dia salah satu dari rasul yang kami pilih, lima diantara rasul itu salah satunya adalah Musa alaihi salam. Musa bayi yang tak berdaya dicampakkan ke laut, di campakkan ke sungai Nil selamat, bayi yang tak dapat berenang, bayi yang tak ada kuasa, bayi yang tak ada daya upaya, selamat di atas air, tapi penguasa, raja di atas raja, segalanya bukti-bukti kuasanya sampai hari ini menjadi bukti satu di antara 7 keajaiban dunia adalah piramid yang dibangun oleh Fir’aun, tapi ternyata air dulunya menyelamatkan bayi Musa air yang sama menenggelamkan fir’aun yang sangat amat berkuasa. Sekali lagi Allah ingin bercerita kepada manusia bahwa mudah bagi Allah melenyapkan makhluk-makhluk yang sombong, yang merasa diri gagah perkasa, manusia yang terkena penyakit amnesia, terlupa bahwa dia hanyalah makhluk, paru-parunya ciptaan Allah, udaranya titipan Allah, hembusan nafasnya dan tarikannya atas kuasa Allah, mestinya dia berkata la haula wa la kuwwata illa billah. Nabi bersabda “ala ukhbirukum bi ahlinnar” maukah kalian akau beritahu penghuni neraka? “qaalu bala” para sahabat menjawab “ya” “qaala kullu ‘utullin jawwadzin mustakbirin” nabi berkata “Setiap orang yang keras congkak dan sombong” (H.R. Muslim dala kitab Surga: sifat dan penghuninya). Maka janganlah sombong jika kau tak mau masuk neraka. Barakallahu li wa lakum fil qur’anil ‘adzhim wa naf’ani wa iyyakum bima fiihi minal ayati wa dzikril hakim, wa taqabbala minni wa minkum tilawatahu innahu huwal gafurur rahiim Khutbah kedua



Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush sholiat Wa sholatu wa salam ala sayyidis saadat wa ala alihi wa ashabihi ahlul fadhaili wal karamat Asyhadu alla ilaha illahu wahdahu la syarikalah wa asyhadu anna sayyidana muhammadan abduhu wa rasuluh wa shofiyyihu min khalkihi wa khaliluh addal amanah wa ballagar risalah wa nashaha lil ummah wa tarakana ‘alal mahajjatil baidha lailuha kana hariha la yazigu anha illal halik Qaalallah ta’ala fil qur’anil adzhim wa huwa asdhaqul qailiin A’udzubillahi minasy syaithanirrajim Bismillahirrahmanirrahim Wal ‘ashr , innal insana lafil husr, illalladzina amanu wa ‘amilusshalihat, wa tawashau bil haq, watawashau bishobr Wa qaala ta’ala fi ayatin ukhra innallaha wa malaikatahu yushalluna alan nabi ya ayyuhalladzina amanu shallu alaihi wa sallimu taslima Allahumma igfir lil muslimina wal muslimat wal mu’minina wal mu’minat al ahya minhum wal amwat birahmatika ya arhamarrahimin, allahumma a’izzal islama wal muslimin wahdzulil kafarata wal musyrikin, wa dammir a’da’aka a’da’addin, allahummanshur ikhwananal mujahidin, mustad’afina fi falasthin, allahummanshhur ikwananal mustad’afina fi uighur, allahummanshur ikhwananal mujahidinal mustad’afina fi kulli makan min masyariqil ardhi ila magharibiha, allahummanshurna ‘ala qaumil kafirin, allahummanshurna ‘ala qaumil munafiqin, allahummanshurna ‘ala qaumidzolimin, allahummanshurna ‘ala qaumil fasiqin la tada’ lana min maqamina hadza wa fi sa’atina hadzihi, dzanban illa ghafartah, wa la hamman illa farrajtah, wa la dainan illa qadhaitah, wa laa musafiran illa washaltah, wa laa maridhan illa syafaitah, wa laa hajatan min hawaijiddunya wal akhirati laka ridhan wa lana fiha sholah illa qadhaitaha wa yassartaha ya akramal karamin, Ibadallah ushikum wa nafsi bitaqwallah wa tha’atihi faqad fazal muttaqun innallah ya’muru bil ‘adli wal ihsan wa ita’i dzil qurba wa yanha ‘anil fahsya’i wal munkari wal bagl, ya’izhikum la’allakum tadzakkarun, fadzkullahal adzhima



yadzkurkum was’aluhu min fdhlihi yu’thikum wa la dzikrullah akbar wallahu ya’lamu ma tashna’un.