Kian Ners Disminore Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS EFEKTIFITAS KUNYIT ASAM PADA NYERI DISMINOREA



STUDY LITERATURE



Oleh: NAMA : ROLIA N. M. SIMANJUNTAK NIM: 2020086026060



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS UNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS KEDOKTERAN JAYAPURA 2021



HALAMAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH AKHIR NURSE ANALISIS STUDI LITERATURE EFEKTIFITAS KUNYIT ASAM PADA NYERI DISMINOREA Telah di setujui dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan pada tanggal



Dipersiapkan dan disusun oleh : Nama : Rolia N. M. Simanjuntak NIM : 2020086026060 Pembimbing



Ns. Nurhidayah Amir, S.Kepe.,M.Kes NIDN: 0907108902



Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners



Juliawati, S.Kep., Ns, M.Kep., Sp.Kep.An NIP: 19710712 200912 2 001



HALAMAN PENGESAHAN Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh: Nama



: Rolia N. M. Simanjuntak



NIM



: 2020086026060



Program Studi



: Ilmu Keperawatan



Judul KIAN



: Analisis Efektifitas Kunyit Asam Pada Nyeri Disminorea



Telah berhasil di pertahankan dihadapan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners pada Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih



Penguji satu



(……………………………) Penguji dua



(……………………………)



Ditetapkan di



: Jayapura



Tanggal



:



HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama



: Rolia N M Simanjuntak



NIM



: 2020086026060



Menyatakan bahwa karaya tulis ini merupakan hasil karya saya sendiri, disusun berdasarkan pedoman tata cara penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners Program Studi Ilmu Keperawatan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat pernyataan tidak benar, saya bersedia dituntut dan menerima segala tindakan atau sanksi sesuai ketentuan hokum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.



Jayapura, Oktober 2021 Yang membuat Pernyataan,



Rolia N. M. simanjuntak



HALAMAN MOTTO PERSEMBAHAN



KARYA ILMIAH AKHIR NURSE ANALISIS STUDI LITERATURE EFEKTIFITAS KUNYIT ASAM PADA NYERI DISMINOREA



1.



Mahasiswa Program Profesi Ners Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih.



2.



Dosen Pembimbing Program Profesi Ners Universitas Cenderawasi.



INTI SARI



KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha Esa atas rahmat, karunia dan nikmat yang tak pernah putus yang selalu kita nikmati sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Nurse yang berjudul “Karya Ilmiah Akhir Nurse Analisis Studi Literature Efektifitas Kunyit Asam Pada Nyeri Disminorea” dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai Ners keperawatan. Dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Nurse ini, penulis mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepeada : 1.



Dr.Ir.Apolo Safanpo, ST, MT selaku Rektor Universitas Cenderawasih



2.



dr. Trajanus L. Jembise, Sp,B selaku



Dekan



Fakultas Kedokteran



Uneversitas Cenderawasih 3.



Fransisca B. Batticaca, S.Pd., Ns., Sp.Kepkom selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan.



4.



Juliawati, S.Kep., M.,Kep., Sp.Kep.An Koordinator Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan



5.



Ns. Nurhidayah Amir, S.Kepe.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan nasihat yang membangun hingga terselesaikannya karya tulis akhir Ners ini



Jayapura,



2021



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................i HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii HALAMAN NASKA PUBLIKASI............................................................iii HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS.........................................iv HALAMAN MOTO PERSEMBAHAN.....................................................v INTISARI.....................................................................................................vi KATA PENGANTAR................................................................................vii DAFTAR ISI..............................................................................................viii DAFTAR TABEL........................................................................................ix DAFTAR ARTI.............................................................................................x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .....................................................................................1 1.2. Tujuan Penulisan ..................................................................................3 1.3. Manfaat Penulisan ................................................................................3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Disminorea..............................................................................5 2.2. Inovasi Kunyit Asam ..........................................................................14 2.3. Konsep asuhan Keperawatan..............................................................16 BAB III METODE STUDI LITERATURE 3.1. Konsep Literatur review.......................................................................23 3.2. Definisi.................................................................................................23 3.3. Sumber Yang digunakan.......................................................................23 3.4. Teknik dalam melakukan review..........................................................25 3.5. Metode Pencarian Literature.................................................................25 3.6. Skrining Literatur..................................................................................26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil....................................................................................................27 4.2. Pembahasan ........................................................................................32



BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan..........................................................................................36 5.2. Saran ...................................................................................................36 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................38 LAMPIRAN ...................................................................................................



DAFTAR TABEL Tabel hasil....................................................................................................25



DAFTAR LAMPIRAN Lembar monitoring.......................................................................................25



DAFTAR SINGKATAN



Curcumine



: cucurma senyawa



NSAID



: Nonsteroidal Antiiflammatory Drugs



FSH



: folikel stimulating hormone



Dysmenorrhea : Nyeri menstruasi Gn-RH



: gonadotropin realising hormone



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri menstruasi atau dysmenorrhea ialah keluhan ginekologi yang diakibatkan karena ketidak-seimbangan hormon progesteron yang berada dalam darah sehingga mengakibatkan timbulnya rasa nyeri dan yang paling sering terjadi pada perempuan. Perempuan yang mengalami nyeri menstruasi biasanya memproduksi prostaglandin 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yang tidak mengalami nyeri menstruasi. Prostaglandin ini menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus yang menimbulkan rasa nyeri pada saat menstruasi. (Rosi, 2018) Angka kejadian nyeri menstruasi di seluruh dunia masih sangat banyak, persentase kejadian nyeri menstruasi di dunia rata-rata lebih dari 50% atau berkisar sebesar 15,8-89,5% wanita di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika Serikat, prevalensi dismenorea diperkirakan 4590%. Di Meksiko angka kejadian dismenore mencapai 64% , Italia 68%, Jordania 55,8%, Turki 84,9%, dan Malaysia 74,5%. Di Indonesia, tidak ada angka pasti prevalensi penderita dismenore. Khusus di Indonesia bagian Banjar Kematren



angka nyeri menstruasi tipe primer adalah 54,8% dan tipe sekunder adalah 9,36%. ( Wahyu, 2019) Beberapa perempuan yang mengalami nyeri menstruasi mengatasi serta menyembuhkannya dengan mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri secara berkala. Namun sifat obat tersebut hanya menghilangkan rasa sakit dan akan menimbulkan ketergantungan terhadap obat tersebut. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan. Penggunaan obat-obatan akan memberikan efek samping seperti gangguan pada lambung, anemia dan yang lebih parah adalah dampak mental psikologis yang membuat penderitanya tersugesti dan tidak bisa



1



melepaskan diri dari obat. Mereka menganggap agar tidak nyeri pada saat menstruasi harus minum obat. Latihan-latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore. Nyeri menstruasi juga bisa diobati dengan menggunakan tumbuhan herbal antara lain tapak liman, temu putih, kunyit dan sidaguri. Data menurut lndustri Obat Tradisional (IOT) dan lndustri Kecil Obat Tradisional (IKOT) dari 4.l87 terdapat 40% masyarakat memanfaatkan



kunyit



sebagai



mengkonsumsi



kunyit



untuk



pengobatan mengurangi



dan nyeri



10%



masyarakat



waktu



menstruasi



(Kusbiantoro, 2018) Kandungan bahan alami minuman kunyit asam bisa mengurangi keluhan dismenore primer. Curcumine dan anthocyanin akan bekerja dalam menghambat rekasi cyclooxygenase (COX) sehingga menghambat atau mengurangi terjadinya inflamasi. Hasil dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kandungan curcumine pada kunyit aman dan tidak menyebabkan toksik jika dikonsumsi manusia, jumlah aman curcumine yang boleh dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari. ( Wahyu, 2019) Penelitian Hamed



pada tahun 2016, dalam penelitiannya yang



berjudul “Effect of curcumin on serum brain-derived neurotrophic factor levels in women with premenstrual syndrome: A randomized, double-blind, placebocontrolled trial” mengatakan bahwa pengaruh curcumine dapat menurunkan gejala suasana hati, perilaku dan nyeri menstruasi (PMS). Didukung juga dengan penelitian Marsaid (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektifitas pemberian ekstrak kunyit asam terhadap penurunan dismenore pada remaja putri di desa tambang kecamatan pudak Kabupaten ponorogo” dengan hasil bahwa ekstrak kunyit asam efektif menurunkan dismenore pada remaja putri di desa tambang kecamatan pudak kabupaten ponorogo.



2



Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik menganalisis Studi Literatur disminore dengan intervensi inovasi pemberian Kunyit asam untuk mengurangi nyeri menstruasi 1.1



Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah “Efektifitas kunyit asam pada nyeri dismenore”.



1.2 1.2.1



Tujuan Penulisan Tujuan Umum Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan Efektifitas kunyit asam pada nyeri dismenore”.



1.2.2



Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar pada klien dengan disminorea. b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Efektifitas kunyit asam pada nyeri dismenore. c. Menganalisis intervensi pemberian kunyit asam pada nyeri dismonore



1.3



Manfaat Penulisan a.



Bagi perawat Sebagai bahan masukan berupa intervensi yang bisa diterapkan dilahan rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan dalam penanganan pasien disminore.



b.



Mahasiswa Meningkatkan kemampuan



Mahasiswa dalam melakukan



efektifitas kunyit asam pada nyeri dismenore, serta menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan karya Ilmiah akhir ners.



3



c.



Bagi Institusi Akademik Menjadi bahan tambahan referensi mengenai efektifitas kunyit asam pada nyeri dismenore, sehingga menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Institusi. Diharapkan efektifitas kunyit asam ini dapat diajarkan kepada mahasiswa.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dismenore 2.1.1. Definisi dismenore Dismenore berasal dari bahasa yunani “dys” yang berarti sulit atau menyakitkan atau tidak normal, “meno” berarti bulan dan “rrhea” yang berarti aliran. Jadi dismenore adalah aliran menstruasi yang sulit atau nyeri menstruasi. Dismenore adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut terjadi ketika menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa wanita untuk beristirahat karena dapat mengakibatkan menurunnya kinerja serta dalam beraktifitas sehari-hari (Wardani, 2018). Dismenore adalah gangguan pada saat menstruasi yang sering dialami oleh remaja, gejala yang sering timbul saat dismenore adalah nyeri yang dapat mempengaruhi kehidupan dan kinerja sehari-hari. Biasanya dismenore ditandai dengan nyeri panggul seperti kram dimulai sesaat sebelum atau pada awal menstruasi. Dismenore terjadi pada 1-3 hari pada saat menstruasi. Dysmenorrhea merupakan rasa sakit yang terjadi selama menstruasi yang cukup parah sehingga mengganggu aktivitas. Dysmenorrhea lebih dikenal dengan sebutan “sakit menstruasi”. Rasa sakit yang dialami saat dismenore sangat bervariasi seperti rasa sakit yang tajam, mual dan terbakar atau menusuk. Dysmenorrhea biasanya berkurang saat perdarahan menstruasi mulai surut.



5



2.1.2. Klasifikasi Dismenore Dismenore dibagi menjadi 2 yaitu dismenore primer dan sekunder a. Dismenore Primer Dismenore primer merupakan nyeri haid tanpa ada kelainan di organ reproduksi. Nyeri pada dismenore primer terjadi karena prostaglandin yang merangsang kontraksi rahim. Nyeri terasa semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya sempit. Faktor lain yang dapat memperburuk dismenore



adalah



rahim



yang



menghadap



ke



belakang



(retroversi), kurang berolah raga, stres psikis atau stres. Dismenore primer sering terjadi saat pertama haid pada wanita serta sering terdapat rasa seperti ingin muntah dan diare (Hisham, 2016).



Penyebab utama dismenore primer adalah terdapatnya



prostaglandin F2a (PGF2a) adalah hormon yang dihasilkan endometrium. PGF2a merupakan hormon yang digunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus selama menstruasi. Penyebab kejadian dismenore primer yaitu adanya jumlah PGF2a berlebihan pada darah menstruasi sehingga merangsang hiperaktifitas uterus, PGF2a adalah stimulan yang kuat terhadap uterus dan vasokonstriktor pada endometrium. (Wardani, 2019) b. Dismenore Sekunder Dismenore sekunder merupakan nyeri yang disebabkan karena terdapat



kelainan



seperti



masalah



penyakit



fisik



yaitu:



endometritis, polip uteri, leiomyoma, stonis serviks, atau penyakit radang panggung. Nyeri pada dismenore sekunder dirasakan lebih dari 2-3 hari selama menstruasi berlangsung, biasanya yang mengalami dismenore sekunder ini adalah wanita yang usianya jauh lebih tua dibandingkan dengan penderita dismenore primer 6



(PID) 2.1.3. Klasifikasi Nyeri Dismenore Intensitas nyeri menurut Larasati (2016) dalam Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom mengklasifikasikan nyeri dismenore sebagai berikut: a. Dismenore Ringan Yaitu nyeri saat haid tanpa ada batasan aktifitas, tidak membutuhkan obat serta tidak ada keluhan sistemik. b. Dismenore Sedang Yaitu nyeri haid yang mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Membutuhkan obat untuk mengilangkan rasa sakit serta terdapat keluhan sistemik. c. Dismoenore Berat Yaitu nyeri haid dengan keterbatasan parah saat aktifitas sehari-hari, respon obat untuk mengurangi nyeri hanya sedikit dan terdapat keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain sebagainya. 2.1.4. Penyebab Dismenore Menurut Astrida, (2012) penyebab dismenore yaitu: a. Faktor Kejiwaan Dismenore banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidakpastian remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan



mengakibatkan



gangguan



psikis



yang



akhirnya



menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan haid seperti dismenore. Kesiapan anak dalam menghadapi masa puber sangat diperlukan, anak harus mengerti tentang dasar perubahan yang terjadi



7



pada dirinya dan anak-anak sebayanya. Secara psikologis anak perlu dipersiapkan mengenai perubahan fisik dan psikologisnya. Apabila tidak dilakukan persiapan maka anak tidak siap sehingga menyebabkan traumatis. b. Faktor Konstitusi Faktor konstitusi erat hubungannya dengan faktor kejiwaan sebagai penyebab timbulnya keluhan dismenore primer, karena faktor ini menurunkan ketahanan seseorang terhadap rasa nyeri. c. Faktor Endokrin Pada umumnya ada anggapan bahwa kram perut yang terjadi pada dismenore primer karena kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin erat hubungannya dengan keadaan tersebut. Jika endometrium dalam fase sekresi akan memproduksi hormon prostaglandin yang menyebabkan kontraksi otot polos. Jika hormon prostaglandin yang diproduksi banyak dan dilepaskan peredaran darah, maka selain mengakibatkan dismenore juga menyebabkan keluhan lain seperti vomitus, nausea, dan diare. Pada saat menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar esterogen dan progresteron menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi esterogennya. Kadar esterogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke 13 atau ke 14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implatasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar esterogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi. d. Faktor Pengetahuan



8



Dismenore yang timbul pada remaja putri merupakan dampak dari kurang pengetahuannya tentang dismenore. Terlebih jika mereka tidak mendapatkan informasi tersebut sejak dini. Mereka yang memiliki informasi kurang menganggap bahwa keadaan itu sebagai permasalahan yang dapat menyulitkan mereka. Mereka tidak siap dalam menghadapi menstruasi dan segala hal yang akan dialami oleh remaja putri. Pengalaman tidak menyenangkan pada seorang perempuan terhadap peristiwa menstruasinya menimbulkan beberapa tingkah laku patologis. Pada umumnya mereka akan diliputi kecemasan sebagai bentuk penolakan pada fungsi fisik dan psikisnya. Apabila keadaan ini terus berlanjut, maka mengakibatkan gangguan menstruasi. Gangguan menstruasi yang banyak dialami adalah kesakitan pada saat menstruasi yaitu nyeri haid atau dismenore.



9



2..1.5. Anatomi Reproduksi Wanita



Gambar 2.1 Uterus (Syaifuddin, 2012) Uterus terletak diantara vesica urinaria dan rectum, bentuknya seperti buah pir terbalik. Ukuran uterus pada wanita yang belum pernah hamil adalah 7,5 cm (panjang), 5 cm (lebar), dan 2,5 cm (tebal). Uterus terdiri dari fundus uteri, corpus uteri, dan serviks uteri. Biasanya posisi uterus adalah antefiksi. Perdarahan pada uterus didapatkan dari arteri uterina yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Arteri uterina kemudian mencabangkan arteri arkuata di ligamentum latum yang akan melingkari miometrium. Kemudian arteri ini akan membentuk arteri radialis yang akan menembus kedalam miometrium. Sebelum masuk ke endometrium, cabang tersebut membagi diri menjadi 2 jenis arteri yaitu arteri lurus (arteri recta) dan arteri spiralis. Arteri lurus akan mensuplai darah ke lapisan basal endometrium, sedangkan arteri spiralis akan mensuplai darah ke stratum fungsional endometrium dan akan luruh ketika siklus menstruasi karena peka terhadap perubahan hormon.



10



a. Perimetrium Perimetrium merupakan lapisan luar uterus atau serosa merupakan bagian dari perimetrium visceral yang terususun atas epitel skuamus simpleks dan jaringan ikat areolar b. Miometrium Lapisan tengah uterus atau miometrium terdiri dari 3 lapisan serat otot polos yang tebal didaerah fundus dan menipis didaerah serviks, dipisahkan oleh untaian tipis jaringan ikat interstitial dengan banyak pembuluh darah. Selama proses persalinan dan melahirkan, akan terjadi sebuah koordinasi kontraksi otot miometrium dalam merespon hormon oksitosin yang berasal dari hipofisis posterior yang berfungsi membantu mengeluarkan janin dari uterus. c. Endometrium Lapisan dalam uterus atau endometrium merupakan lapisan yang kaya akan pembuluh darah memiliki 3 komponen, yaitu epitel kolumner simpleks bersilia dan bergoblet, kelenjar uterine yang merupakan invaginasi dari epitel luminal yang kemudian meluas hampir ke miometrium, dan stroma endometrium. Endometrium terbagi menjadi 2 lapisan yaitu, stratum fungsional dan stratum basal. Stratum fungsional merupakan lapisan melapisi rongga uterus dan luruh ketika menstruasi. Sedangkan stratum basalis merupakan lapisan permanen yang fungsinya akan membentuk sebuah lapisan fungsional yang baru setelah menstruasi (Syaifuddin, 2012). 2.1.5. Fisiologi Reproduksi Wanita Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungnya yang disebut menstruasi (haid). Menstruasi terjadi ketika selaput lendir rahim dari hari ke hari mengalami perubahan yang berulang. Dalam 1 bulan mengalami 4 masa (stadium), yaitu stadium menstruasi, post menstruasi, inter-menstruasi, pra11



menstruasi.



a. Stadium Menstruasi (Deskuamasi) Fase ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, dan hanya lapisan tipis yang tinggal disebut stratum bale (berlangsung selama 4 hari). Pada saat haid keluar darah, luruhan dinding endometrium, dan lendir darah serviks. Darah tidak membeku karena ada fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan mukosa. Banyaknya perdarahan selama haid kira-kira 50 cc. b. Stadium Post-menstruasi (Regenerasi) Luka yang terjadi karena endometrium terlepas berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini tebal endometrium kira-kira 0,5 mm (berlangsung selama 4 hari). c. Stadium Inter-menstruasi (Poliferasi) Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm. Kelenjar- kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain (berlangsung kira-kira 5-14 hari, dari hari pertama haid). d. Stadium Pra-menstruasi (Sekresi) Pada stadium ini endometrium tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan



sebagai



makanan



untuk



sel



telur.



Perubahan



ini



mempersiapkan endometrium mempersiapkan telur (Syaifuddin, 2012). 2.1.6. Manifestasi Klinis Menurut Mitayani (2011) manifestasi klinis dismenore yaitu:



12



a. Dismenore Primer 



Usia lebih muda







Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur







Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik







Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau haid kedua







Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik







Pemeriksaan pelvik normal







Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala



b. Dismenore Sekunder 



Usia lebih tua







Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur







Tidak berhubungan siklus dengan paritas







Nyeri sering terus-menerus dan tumpul







Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah







Berhubungan dengan kelainan pelvik







Terdapat kelainan pelvik



2.1.7. Penatalaksanan a. Terapi Dengan Obat Terapi yang digunakan untuk mengurangi dismenore yaitu dengan pemberian



obat-obatan



analgesik.



Obat



golongan



Nonsteroidal



Antiiflammatory Drugs (NSAID) mempunyai fungsi untuk meredakan nyeri. Cara kerja NSAID yaitu menghambat siklooksigenase sehigga dapat mengurangi produksi hormon prostaglandin sehingga akan mengurangi kontraksi uterus yang dapat mengurangi nyeri (Sugiharti & Sundari, 2018). b. Terapi Tanpa Obat



13



Terapi tanpa obat bisa menggunakan kunyit asam untuk menurunkan nyeri haid, minuman kunyit asam memiliki khasiat dasar sebagai analgetika dan antiinflamasi. Curcumine dalam kunyit memiliki manfaat sebagai antiinflamasi dan antipiretika sedangkan curcumenol sebagai analgetika. Kasiat tambahan buah asam jawa pada minuman kunyit



asam



memiliki



kandungan



alami



anthocyanin



sebagai



antiinflamasi dan antipiretika. Buah asam jawa juga memiliki kandungan tannins, saponins, sesquiterpenes, alkaloid, dan phlobotamins untuk mengurangi aktivitas sistem saraf. Kunyit memiliki efektivitas yang sama dengan ibuprofen yaitu untuk mengurangi nyeri. Kunyit asam bisa diberikan 1 gelas perhari dalam 1 gelas berisi 100 ml kunyit asam, selama menstruasi pada pagi hari (Cahyono, 2012). 2.2. Inovasi Kunyit Asam 2.2.1. Definisi Kunyit Asam Kunyit mempunyai nama lain yaitu Curcuma Domestica Val, kunyit mempunyai aktivitas yang bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti peradangan). Sedangkan asam jawa atau Tamaradus Indica mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam nitrat, asam anggung serta asam tetrat. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan minum minuman kunyit asam untuk mengurangi keluhan pada saat dismenore. Kunyit asam sering digunakan sebagai ramuan tradisional untuk mengurangi rasa nyeri saat dismenore. Produk herbal ini menjadi alternatif remaja putri yang ingin mengurangi nyeri dismenore tanpa mendapatkan efek samping. Kunyit asam juga dapat menyembuhkan penyakit seperti sakit keputihan, dismenore (nyeri haid), perut mual, perut mules, perut kembung, diare, mabuk kendaraan, demam (Cahyono, 2012). 2.2.2. Kandungan Kunyit Asam Kunyit memiliki kandungan senyawa yang berkhasiat untuk



14



obat, yang disebut curcumin, desmetoksikumin sebanyak 10% serta bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat-zat yang bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari keton sesquitterpen, tumeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, feladren, sabinen, borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung lemak sebanyak 1-3%, karbohidrat 3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium. Sedangkan asam jawa memiliki agen aktif alami anthocyanin sebagai anti inflamasi dan antipiretika, selain itu asam jawa memiliki kandungan tannis, saponins, sesquiterpenes, alkaloid, dan phlobotamis.yang berfungsi untuk mengurangi aktifitas sistem saraf. Serta gula jawa memiliki kandungan zat besi, laktoflovin, thiamine, micotiniic acid, riboflavin, niacin, ascorbatic acid, vitamin C, vitamin B12, vitamin E, asam folat, protein dan garam. Gula jawa memiliki rasa manis alami, didalamnya mengandung unsur yang bersifat menambah darah, meredakan nyeri, dan memperlancar peredaran darah (Kusbiantoro, 2019). 2.2.3. Manfaat Kunyit Asam Kunyit mempunyai kandungan senyawa aktif dan bahan kimia yaitu curcumin yang bermanfaat sebagai analgetika selain sebagai analgetika kunyit juga mempunyai agen aktif alami yang berfungsi untuk antipiretika dan antiinflamasi, Sedangkan asam jawa memiliki kandungan senyawa kimia antara lain asem appel, asam nitrat, asam anggung serta asam tetrat serta memiliki agen aktif sebagai antipiretika dan penenang atau pengurang tekanan psikis serta mengurangi aktifitas sistem saraf (Winarso, 2014). Curcumine pada kunyit bekerja dalam menghambat reaksi cyclooxygenase (COX) sehingga dapat mengambat atau mengurangi



15



terjadinya inflamasi, sehingga



akan mengurangi atau bahkan



menghambat kontraksi uterus, serta curcumine sebagai analgetik akan menghambat pelepasan prostaglandin yang berlebihan melalui jaringan epitel uterus dan akan menghambat kontraksi uterus sehingga akan



mengurangi



terjadinya



dismenore.



Mekanisme



biokimia



terpenting yang dihambat oleh curcumine adalah influks ion kalsium ke dalam sel-sel epitel uterus. Jika penghambatan terhadap influks ion ini dilakukan ke dalam sel epitel uterus, maka kontraksi uterus bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga tidak terjadi dismenorhea primer (Safitri, 2018). Sedangkan asam mempunyai kandungan senyawa aktif yaitu mengandung anthocyanin yang berfungsi sebagai antiinflamasi dan antipiretika. Selain itu buah asam jawa juga memiliki kandungan tannins, saponins, sesquiterpenes, alkaloid, dan phlobotamins untuk mengurangi



aktivitas



sistem



saraf



sehingga



menjadi



tenang.



(Kusbiantoro, 2019).



2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Pengkajian 13 domain NANDA (Herdman & Kamitsuru, 2018) 2.3.1 Pengkajian Keperawatan a. Health Promotion Promosi kesehatan meliputi kesadaran kesehatan yaitu pengenalan akan fungsi kesehatan dan manajemen kesehatan, yaitu mengidentifikasi, mengontrol, memperhatikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan untuk memperhatikan kesehatan. b. Nutrition Kegiatan memperoleh, mengasimilasi dan menggunakan kandungan gizi untuk tujuan mempertahankan jaringan, perbaikan



16



jaringan dan produksi tenaga. Nutrisi meliputi makan (memasukan makanan ke dalam tubuh), pencernaan (kegiatan fisik dan kimiawi yang mengubah kandungan makanan ke dalam zat-zat yang sesuai untuk penyerapan dan asimilasi), absorbs (tahapan penyerapan kandungan gizi melalui jaringan-jaringan tubuh), metabolism (proses kimiawi dan fisik yang terjadi didalam organisme dan sel-sel hidup bagi pengembangan dan kegunaan protoplasma, produksi kotoran dan tenaga untuk seluruh proses vital), serta hidrasi (penyerapan cairan). c. Elimination Keluarnya produk-produk kotoran tubuh. Eliminasi meliputi fungsi urinarius (proses keluarnya urine), fungsi gastrointestinal (pengeluaran produk-produk kotoran isi perut), fungsi integument (proses keluarnya melalui kulit), seta fungsi frekuensi pernafasan (pembersihan produk-produk metabolis secara ikutan, pengeluaran dan benda-benda asing dari paru-paru atau dua saluran bronkus). d. Activity/rest Produksi,



konservasi,



pengeluaran



atau



keseimbangan



sumber-sumber tenaga. Aktivitas/istirahat (tidur, istrahat, ketenagaan, atau tidak beraktivitas), aktivitas atau olahraga (menggerakkan bagian-bagian tubuh melakukan pekerjaan atau sering melaukan kegiatan-kegiatan



untuk



meningkatkan



daya



tahan



tubuh),



keseimbangan energy (kondisi dinamis keharmonisan antara proses masuk



dan



keluarnya



sumber-sumber



tenaga),



respon



kardiovaskuler/pulmoal (mekanisme jantung dan paru-paru yang mendukung aktivitas/istirahat), perawatan diri (kemampuan untuk melakukan perawatan diri. e. Perception/cognition Sistem pemrosesan informasi manusia, termasuk perhatian, orientasi, sensasi, cara pendang, kesadaran dan komunikasi. Presepsi/kognisi (kesiapan mental untuk memperhatikan atau



17



mengamati), orientasi (kesadaran waktu, tempat dan orang), sensasi/presepsi (menerima informasi melalui sentuhan, rasa, bau, pengelihatan dan pendengaran), kognisi (kegunaan memori, belajar, berfikir, penyelesaian masalah, abstarksi, penilaian, pengetahuan, kapasitas intelektual, kalkulasi dan bahasa), komunikasi (mengirim dan menerima pesan verbal atau memakai kata- kata dan non verbal atau memakai anggota gerak). f. Self Perception Kesadaran akan diri sendiri, persepsi diri meliputi konsep diri (persepsi tentang diri sendiri secara menyeluruh), harga diri (penilaian akan pekerjaan sendiri, kapabilitas, kepentingan, dan keberhasilan), serta citra tubuh (citra mental akan tubuh diri sendiri). g. Role Relationship Hubungan atau asosiasi positif dan negatif antar individu atau kelompok individu dan sarananya. Hubungan-hubungan tersebut ditujukan oleh sarana itu sendiri. Hubungan peran meliputi peran pemberi asuhan, hubungan keluarga dan performa peran. h. Sexuality Identitas seksual (kondisi seseorang yang khusus dalam hal seksual dan gender), fungsi seksual (kapasitas atau kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas seksual) dan reproduksi (segala proses yang melahirkan indvidu-individu baru). i. Coping/stress tolerance Berkaitan dengan kejadian atau proses dalam kehidupan. Koping/toleransi stress meliputi respon pasca-truma, respon koping dan stress neuro behavioral. j. Life Primiciples Merupakan prinsi-prinsip yang mendasari perilaku, pikiran dan perilaku tentang langkah-langkah, adat istiadat, atau lembaga



18



yang dipandang benar atau memiliki pekerjaan intrinsik. Prinsip hidup meliputi nilai, keyakinan, dan keselarasan. j. Safety/protection Aman dari bahaya, luka fisik atau kerusakan sistem kekebalan, penjagaan akan keamanan dan perlindungan keselamatan. k. Comfort Rasa kesehatan mental, fisik, sosial atau ketentraman. l. Growth/development Bertambahnya usia yang sesuai dengan dimensi fisik, sistem organ, dan tonggak perkembangan yang dicapai. Pertumbuhan yaitu kenaikan dimensi fisik atau kedewasaan sistem organ. Perkembangan adalah apa yang dicapai, kurang tercapai atau kehilangan tonggak perkembangan. 2.3.2. Pengkajian Fokus 1.



Identitas Klien Nama, alamat, umur, jenis kelamin, agama, tempat tinggal, pendidikan.



2.



Keluhan Utama Merasakan nyeri yang berlebih ketika haid pada bagian perut disertai dengan mual muntah, pusing dan badan lemas.



3.



Riwayat Penyakit Dahulu Kien tidak memiliki riwayat penyakit dimasa lalu.



4.



Riwayat Penyakit Keluarga Ibu klien mengatakan pada saat remaja mengalami nyeri menstruasi.



5.



Nutrition Klien mengalami penurunan nafsu makan saat menstruasi.



19



6.



Activity Kemampuan mobilisasi klien yang mengalami dismenore akan terbatas karena nyeri yang dirasakan dan dianjurkan untuk beraktifitas.



7.



Comfort Adanya ketidaknyamanan pada perut bagian bawah biasanya terjadi menjelang atau selama menstruasi.



2.3.3. Diagnosis keperawatan Diagnosis keperawatan nyeri akut pada dismenore (Herdman & Kamitsuru, 2018). a.



Nyeri Akut Definisi: pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau potensional, atau yang digambarkan sebagai kerusakan (International Association for to Study of Pain);awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi, dan dengan durasi kurang dari 3 bulan. Batasan Karakteristik: 



Perubahan selera makan







Peubahan pada diameter patologis







Diaforesis







Perilaku agresif







Ekspresi wajah nyeri







Sikap tubuh melindungi







Putus asa



20







Fokus menyempit







Sikap melindungi area nyeri







Dilatasi pupil







Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri







Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri.



Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut menurut (Herdman & Kamitsuru, 2018). 



Agens cedera biologis







Agens cedera kimiawi







Agens cedera fisik



2.3.4. Intervensi Keperawatan Intervensi nyeri akut NOC (Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2013) a. NOC: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil: Kontrol Nyeri (1605) Definisi: tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri Kriteria hasil yang diharapkan atau skala target outcome di pertahankan ditingkatkan ke 1-5 (tidak pernah menunjukan, jarang menunjukkan, kadang- kadang menunjukkan, sering menunjukkan, secara konsisten menunjukan).  Mengenali kapan nyeri terjadi  Menggambarkan faktor penyebab  Menggunakan tindakan pencegahan  Menggunakan tindakan pengurangan (nyeri) tanpa analgesik



21



 Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada profesional kesehatan  Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri  Melaporkan nyeri yang terkontrol b. NIC (Bulecheck, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013) Manajemen Nyeri (1400) Definisi: pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.  Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif.  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.  Pastikan



perawatan



analgesik



bagi



pasien



dilakukan



dengan



pemantauan yang ketat.  Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri.  Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri.  Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien (misalnya., tidur, nafsu makan, pengertian, perasaan, hubungan, performa kerja dan tanggung jawab peran).  Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri.  Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.  Perhatikan tipe dan sumber nyeri ketika memilih strategi penurunan nyeri.  Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat.  Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.



22



 Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (tanpa penggunaan obat).  Ajarkan metode farmakologi (menggunakan obat) untuk menurunkan nyeri.  Gali penggunaan metode farmakologi yang dipakai pasien saat ini untuk menurunkan nyeri.  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lainnya, mengenai efektifitas tindakan pengontrolan nyeri yang pernah digunakan sebelumnya.  Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainya untuk memilih dan mengimplementasikan tindakan penurun nyeri nonfarmakologi, sesuai kebutuhan.



23



BAB III METODE PENULISAN 3.1 Definisi Literature review yaitu sebuah pencarian literatur baik internasional maupun nasional yang dilakukan dengan menggunakan database EBSCO, ScienceDirect, dan Proquest. Menggunakan 2 buku dan hasil penelitian dalam pencarian landasan teori dari suatu masalah. ( Dian, 2019) Pada tahap awal pencarian artikel jurnal diperoleh 200 artikel dan menggunakan kata kunci "disminorea", kunyit asam" dieksplorasi relevansi dengan artikel untuk dikompilasi. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 70 artikel yang dianggap relevan. Dari jumlah artikel yang memiliki kriteria penuh, berjumlah 12 artikel yang berkualitas menengah. 3.2. sumber yang digunakan Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah literature review. Dalam literature reviw di perlukan buku, E-book (Elektronik buku), Report WHO, Jurnal yang telah teregritasi ISSN penunjang yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Sumber data yang dipakai oleh penulis yaitu 12 jurnal, antara lain : a) Efektivitas minuman kunyit asam untuk mengurangi nyeri pada remaja dengan disminore primer. Jurnal Kesehatan dan Sains Terapan STIKes Merangin (1) (2020) : (halaman 1-5) Open Jurnal System Vol 6 No 1 Tahun 2020 b) Efektivitas kompres hangat dan rebusan kunyit terhadap penurunan nyeri disminore pada siswi SMP. Maternal Child Health Care Journal Volume 2. No.3 (November,2020) c) Efektivitas antara minum kunyit asam dan minum jahe terhadap 24



penurunan disminorea pada remaja. Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat II PIN-LITAMAS II | Vol 2, No 1 | ISSN: 2654-541 d) Pemberian air rebusan kunyit asam terhadap intensitas nyeri haid. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Volume 3 Nomor 1 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id e) Efektivitas pemberian jahe dan kunyit asam terhadap penurunan disminore pada remaja putri di asrama abim kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 17-23 f)



Perbedaan Efektivitas Ekstrak Jahe Dengan Ekstrak Kunyit Dalam Mengurangi Nyeri Dismenorhea Primer Pada



Mahasiswi Di



Asrama Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta Sport Science and Health | Vol. 1(1): 2019 g) Efektivitas pemberian ekstrak kunyit asam terhadap penurunan disminore pada remaja putri di desa tambang kecamatan pudak kabupaten ponorogo GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 h) Pemberian Air kunyit Terhadap nyeri dismenore primer Pada siswi sma negeri 5 Prossding Mahasiswa Seminar Nasional Unimus (Volum 2, 2019) i)



Efektivitas Pemberian Air Jahe Merah dan Air Kunyit Kuning Dengan Perubahan Skala Nyeri Haid Pada Siswi Kelas IX SMP Negeri 1 Cikarang Timur Tahun 2020 Journal for Quality in Women's Health Vol. 4 No. 1 Maret 2021 | pp. 104 – 108 p-ISSN: 2615-6660 | e-ISSN: 2615-6644 DOI: 10.30994/jqwh.v4i1.110



j)



Pengaruh kompres hangat, pemberian minuman jahe dan kunyit terhadap penurunan derajat nyeri haid pada mahasiswi kebidanan di stikes ypib majalengka tahun 2019 JOMVol 2 No 1, Februari 25



2015 k) Kunyit Asam Mengurangi Nyeri Haid Pada Remaja Putri . Prosiding Seminar Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan. l)



Pengaruh Pemberian Kunyit Asam Terhadap Dismenore Pada Remaja Di Majlis Ta’lim Nurul Ikhwan Rt 06/02 Kota Depok Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Vol 5 No 2, September 2021, Page 94-104



3.3. Teknik dalam melakukan review Teknik yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, makalah atau artikel, jurnal dan sebagainya (Arikunto, 2010). Data yang dicari mengenai efektifitas kunyit asam pada nyeri disminorea. 3.4. Tahapan Proses Review Setelah melakukan proses pengumpulan data maka peneliti akan melakukan tahapan selanjutnya yaitu analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (Content Analysis). Analisis ini digunakan untuk mendapatkan referensi yang valid dan dapat diteliti ulang berdasarkan konteksnya. Dalam analisis ini akan dilakukan proses memilih, membandingkan, menggabungkan dan memilah berbagai pengertian hingga ditemukan yang relevan. Untuk menjaga kekelan proses pengkajian dan mencegah serta mengatasi mis-informasi (Kesalahan pengertian manusiawi yang bisa terjadi karena kekurangan penulis pustaka) maka dilakukan pengecekan antar pustaka dan memperhatikan komentar pembimbing (Sutanto, 2005). 3.5



Metode Pencarian Literatur



26



3.5.1. Kata Kunci Pencarian Literatur Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword AND, OR, dan NOT yang digunakan untuk mencari dokumen yang ada istilah tertentu tetapi tidak ada istilah lain yang dikecualikan. Kata kunci: nyeri AND haid, Kunyit AND asam



identifikasi



3.6. Skrining literatur dan sintesis kualitatif Literatur yang diidentifikasi melalui pencarian di google scholar, IPI, Garuda (n=160)



Literature yang di keluarkan(n=90)



kelayakan



screening



1. judul Literature yang di screening melalui judul dan tahun 2015-2021(n=160)



Artikel yang dikaji kelayakan(n=70)



2. bukan dari tahun 2015-2021)



Literatur yang di keluarkan (n=58) 1. tidak dapat diakses dengan tanpa berbayar



Inklusi



2. hanya abstrak saja Kriteria inklusi Literatur yang memenuhi kriteria inklusi (n=12)



1. full texs 2. berisi informasi tentang efektifitas kunyit asam pada nyeri disminorea



27



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil



No



Author’s



Metode dan



Judul



Hasil



Pengumpulan Data



1.



Elma



Melia Efektivitas



Sari. 2020



Penelitian



ini Dari hasil penelitian ini



minuman kunyit merupakan penelitian di dapatkan minuman asam



untuk Quasy



mengurangi nyeri remaja



eksperimental kunyit



dengan



asam



dapat



desain mengurangi nyeri pada



pada nonequivalent pre test- remaja dengan post test desain



dengan



dismenore primer.



disminore 2.



primer Widya Nengsih, Efektivitas



Teknik



pengambilan ada pengaruh pemberian



Nelvi Angraeni. kompres hangat sampel dengan teknik rebusan 2020



dan



rebusan purposive



kunyit



pada



sampling siswi yang mengalami



kunyit terhadap dengan jumlah sampel desminorea penurunan nyeri 20 orang siswi. disminore pada 3.



siswi SMP Yayat Suryati, Efektivitas Sri Dwi



Yuniarti, antara



Design



minum mengunakan



Hastuti, kunyit asam dan eksperimen jahe rancangan



penelitian data menunjukan bahwa quasi responden di SMAN 5 dengan Cimahi pada kelompok



Triastuty



minum



non- pertama



Handayani.



terhadap



equivalent



2019



penurunan



control group design.



pemberian



with ramuan kunyit asam di dapatkan



3,44



(nyeri



disminorea pada



ringan)



dan



pada



remaja



kelompok



kedua



pemberian



minuman



28



jahe di dapatkan 3,50 (nyeri ringan), dan tidak ada



yang



lebih



efektifitas



antara



pemberian



ramuan



kunyit



asam



dan



pemberian ramuan jahe terhadap



penurunan



dismenore,



namun



keduanya sama -sama dapat



menurunkan



tingkat nyeri dismenore 4.



Weni



sartiwi, Pemberian



Hasrinal. 2018



rebusan asam



air Penelitian ini menggu



(Pvalue 0,614). ada Pengaruh Pemberian



kunyit nakan rancangan pre Minuman Kunyit Asam terhadap experimental



Design Terhadap



Intensitas



intensitas nyeri dengan menggunakan Nyeri Haid (Disminore) haid



rancangan pretest



desain Pada Siswi Kelas X Di



posttest



one MAN



group desain 5.



Ria



Mei Efektivitas



Anggraeni, Dhita



Padang



Kecamatan



Padang



Utara penelitian Terdapat



perbedaan



Eksperiment pengaruh



pemberian



Desain



pemberian jahe Quasi



4



Kris dan kunyit asam dengan rancangan Non jahe



dan



pemberian



Prasetyanti, Siti terhadap



Equivalent



Control kunyit asam terhadap



Aminah. 2019



Group



Design. penurunan



penurunan



intensitas



disminore pada Sumber



data nyeri dismenorea



remaja putri di menggunakan



data



asrama



abim Primer.



kecamatan Mojoroto Kota



29



Kediri 6.



Gita Kostania, Perbedaan



Jenis



Anik



Efektivitas



Penelitian



Kurniawati.



Ekstrak



2019



Dengan Ekstrak pendekatan True exper kunyit Kunyit



Hasil



Jahe eksperiment,



adalah menunjukan



bahwa



dengan pemberian



ekstrak



Dalam imental menggunakan



Mengurangi Ny



Rancangan



penelitian



tidak efektif



dalam mengurangi nyeri



Pretest dismenorea primer.



eri Dismenorhea Posttes control group Primer Pada Mahasiswi



design. Di



Asrama Jurusan Kebidanan Polte kes Surakarta 7. Marsaid. 2017



Efektivitas



Desain



pemberian



menggunakan Pre



ekstrak asam



penelitian Hasil penelitian



kunyit Eksperimental dengan terhadap rancangan



penurunan



diberi



sebelum



ekstrak



kunyit



asam sebagian besar



One, Group



disminore pada Posttest



menunjukkan



Pretest, responden mengalami



Design.



nyeri sedang yaitu 14



remaja putri di



responden



desa



Sedangkan setelah diberi



tambang



(53,8%).



kecamatan



ekstrak



kunyit



asam



pudak



sebagian



besar



kabupaten



responden



tidak



ponorog0o



mengalami



nyeri



sebanyak 19 responden (73,1%). hasil



Berdasarkan uji



Wilcoxon



30



statistik Matched



Pairs didapatkan



hasil



ρ- value 0.000