Kimia Kosmetik P6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KIMIA KOSMETIK (P6)    



Gusti Dwi Apriliani (16612021) Rona Prima Larasati (16612028) Faiqoh Lailatuz Zaim (16612013) Afrida Normayanti (16612035)



Lemak Tengkawang Sebagai Bahan Dasar Lipstik Lemak kakao adalah bahan yang sudah banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan lipstik, lemak tengkawang dikenal memiliki karakteristik yang serupa dengan lemak kakao. Formulasi lipstik: 1. Bahan dasar 2. Parfum 3. Antioksidan 4. Zat warna Basis Lipstik Biasanya kombinasi dari minyak, lemak dan malam (wax). Minyak yang biasanya digunakan adalah minyak jarak karena menguntungkan dalam mengatur kilap lipstik. Lemak bertujuan untuk memberi lapisan pada bibir, menghaluskan dan mencegah kekeringan pada bibir dan meningkatkan daya dispersi bibir . Lemak Lemak yang biasa digunakan adalah lemak kakao karena ideal. Tidak mencai pada suhu tubuh, mudah pemakaiannya namun menimbulkan kerak sehingga dapat menyebabkan iritasi. Karakteristik lemak tengkawang menyerupai lemak kakao sehingga tergolong ke dalam cocoa butter subtitues. Harga lemak tengkawang juga tergolong lebih ekonomis. Komponen zat lain yang digunakan sebagai bahan pembuatan lipstik adlah zat aditif yang berupa pewangi, pewarna dan antioksidan. Pewangi digunakan agar menghilangkan menutupi bau dari lemak mis. Aroma buah. Bahan warna kosmetik yang digunakan tidak boleh menimbulkan gejala iritasi, sifat dan intensitas warna harus stabil dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Proses Pembuatan lipstick







Minyak, wax, lemak tengkawang + zat warna (Dipanaskan 70-90 C + diaduk )







Penambahan parfum dan antioksidan (Suhu diturunkan ke 60 C )







Pencetakan massa lipstik (Didinginkan dalam freezer )







Batang lipstik (Uji mutu lipstick)



Hasil Percobaan Sifat fisika-kimia lemak tengkawang (S. pinanga Scheff) memiliki bilangan asam 0,9073, bilangan iod35,03, billangan penyabunan 74,11 dan titik leleh 40C, memenuhi kriteria untuk bahan baku lipstik. Formula lipstik (M3) dengan komposisi : minyak jarak 40%, malam kandelila 10%, malam karnauba 1%, lemak tengkawang 2%, malam lebah 10%, parafin cair 8%, titanium oksida 1%, BHT 0,5%, zat warna 1% dan parfum secukupnya, memiliki sifat fisiko-kimia mendekati lipstik komersial dalam hal mutu penampilan dalam hal mutu penampilan meliputi kekerasan dan titik leleh. Formula lipstik (M5) dengan komposisi : minyak jarak 38%, malam kandelila 10%, malam karnauba 1%, lemak tengkawang 3%, malam lebah 10%, parafin liquid 9%, titanium dioksida 1, BHT 0,5%, warna 1% dan parfum secukupnya, merupakan lipstik yang paling disukai oleh responden. Agar didapatkan lipstik menggunakan bahan baku lemak tengkawang dengan karakteristik yang diminati responden dapat dilakukan paduan antar lipstik M3 dan M5.



Estimation of Lead Compounds in Cosmetics Hair Colorant in The Indian Market Pendahuluan Dalam penelitian ini ditujukan untuk melakukan penelitian terhadap kandungan timbal (Pb) yang terdapat pada sampel pewarna rambut yang dijual melalui ritel di pasar India. Bahan dan Metode Dari 24 sampel pewarna rambut dibagi menjadi dua kategori : Kategori I : mengandung Paraphenylenediamine dan pewarna preformed (misalnya-2-nitro-pphenylenediamine) Kategori II : mengandung larutan 6% hidrogen peroksida, yang terdapat di air atau krim solusi. 14 sampel dari kategori 1 & 10 sampel dari kategori 2 yang dipilih untuk penelitian ini. Metode : Spektrofotometri Serapan Atom Cara Kerja:



Tabel Hasil Penelitian



Konsentrasi Pb sebagaimana ditentukan dalam 24 sampel pewarna rambut menghasilkan lebih tinggi dari batas maksimum yang ditentukan dari 0,6 ppm. Konten Pb dalam semua produk yang diuji berkisar 1,1-2 ppm. Kesimpulan Bahwa logam Pb adalah salah satu logam berat yang beracun yang terdapat dalam pewarna rambut, dikarenakan mengandung konsentrasi Pb yang tinggi dari batas maksimal yang diperbolehkan. Penggunaan jangka panjang dari pewarna rambut bisa menyebabkan kerusakan kesehatan yang serius bagi konsumen & menimbulkan bahaya nyata dari keracunan Pb.



AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL DAUN STROBERI (Fragaria x ananassa A. N Duchesne) Tanaman stroberi (Fragaria x ananassa A. N Duchesne) terdapat banyak mengandung manfaat bagi kesehatan. Buah stroberi kaya akan pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan tinggi. Selain mengandung vitamin C dan asam elagik sebagai antioksidan stroberi juga mengandung vitamin B1, B2 dan provitamin A yang dapat menghaluskan kulit dan membuat warna kulit menjadi cerah, bersih dan mencegah terjadinya keriput. Dipermukaan bumi sinar matahari terdiri dari beberapa spektrum yaitu sinar infra merah, sinar tampak, sinar ultra violet (UV-A), sinar UV-B dan sinar UV-C Metode Menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu Pharma 1700. Nilai SPF ini berkisar antara 0 sampai 100, dan kemampuan tabir surya yang dianggap baik diatas 15. Penentuan persentase transmisi



eritema dan pigmentasi dilakukan dengan konsentrasi ekstrak 100, 125, 150, 175 dan 200 ppm, lalu masing-masing diukur serapannya dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang yang dapat menimbulkan eritema yaitu 292,5-337,5 nm dan pigmentasi yaitu 292,5372,5 nm. Pengujian aktivitas antioksidan daun stroberi (Fragaria x ananassa A.N. Duchesne) dan sebagai tabir surya belum diketahui, maka dari itu, dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metoda DPPH dengan menggunakan pembanding vitamin C dan pengujiaan aktivitas tabir surya dari ekstrak etanol daun stroberi dengan metode spektrofotometri. Hasil Penelitian Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan ekstrak etanol daun stroberi mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 363,551 ppm dan ekstrak etanol daun stroberi mempunyai nilai SPF diatas 15 aktivitas sebagai tabir surya dengan nilai SPF 20,090 pada konsentrasi 175 ppm dengan persentase eritema sebesar 5,497 dan pigmentasi sebesar 5,074.



Peran Nanomaterials dalam Kosmetik Nanomaterial dalam kosmetik Penelitian ini difokuskan pada evaluasi sifat oksida seng dan perilaku pada bahan kosmetik tersedia secara komersial oleh metode vitro penyerapan kulit seng oksida dan penentuan kimia selanjutnya. Dua metode untuk penentuan ZnO digunakan dan hasilnya dibandingkan. The spektrofotometri metode (SPM) dipilih untuk sensitivitas dan serapan atom spektroskopi (AAS) terpilih sebagai metode referensi. Penelitian ini juga bertujuan untuk memantau sampel selama penyimpanan dan evaluasi perubahan sifat ZnO dengan korelasi foton spektroskopi (PCS). Pengertian Nanopartikel dan Fungsi ZnO Dalam Kosmetik 1. NANOTEKNOLOGI adalah sebuah cabang ilmu yang berfokus pada materi-materi pada ukuran nano antara 1 s/d 100 nanopartikel. 2. Zink okside berfungsi sebagai anti UV dalam tabir surya danmemberikan efek warna yang cerah pada penggunaan krim pencerah,serta meningkatkan kekencangan kulit. Ukurannya yang berukuran nano menyebabkan hasil lebih efektif. Analisis Senyawa Kimia ZnO 1. Sampel untuk ZnO penentuan Perbandingan AAS dan penentuan spektrofotometri penentuan seng oleh AAS spektrofotometer GBC Peralatan Ilmiah PTY LTD digunakan (jenis api: udaraasetilen, Fuel ramping)



2. Metode ini didasarkan pada reaksi warna antara Zn 2+ dan xylenol orange pH konstan. lingkungan permanen (pH 5,5) diberikan oleh penyangga asetat dan stabilitas kompleks berwarna yang dihasilkan diberikan oleh penambahan surfaktan kationik cetylpyridinium chloride. Pembacaan diambil setiap 30 menit dengan instrumen HACH DR / 2000. interval waktu tersebut diperlukan untuk menstabilkan kompleks yang terbentuk dan untuk meningkatkan akurasi pengukuran Penyerapan Dermal Dengan menggunakan static sel difusi Franz. Percobaan dilakukan dengan dua jenis ditandai di atas sampel Model yang mengandung zinc oxide. Masing masing sampel diuji pada kulit babi (substrat kulit standar yang cocok untuk metode). Penentuan dilakukan oleh aplikasi dari 20 ml dari sampel di permukaan kulit. Hasil



Kesimpulan Penentuan dari seng kadar oleh Metode spektrofotometri dan metode AAS dicapai kesepakatan yang baik dalam sampel Model. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa spektrofotometri yang Metode ini cocok untuk penentuan seng dalam produk kosmetik yang nyata. ketidakstabilan besar bahan-bahan yang tersedia secara komersial dengan kecenderungan untuk aglomerasi diamati selama penelitian. Dengan metode AAS untuk sampel diperoleh dengan penyerapan dermal. Perbedaan ini mungkin disebabkan adanya kotoran organik dari kulit, yang menyebabkan masalah dalam penentuan. Oleh karena itu penting untuk menjalani mineralisasi total fraksi individu sebelum analisis kimia penetrasi kulit seng tidak ditunjukkan oleh metode yang digunakan.