Kista Terpuntir [PDF]

  • Author / Uploaded
  • priya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Case Report Session



Kista Ovarium



Oleh: Annisa Fitri



184031



Shakthi Priyanika



1840312639



Preseptor : dr. Andi Friadi, SpOG (K)



BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RSP UNIVERSITAS ANDALAS 2020



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Laporan kasus ini disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas Padang. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis. 1. Dr. Rina Gustuti, Sp.OG selaku pembimbing 2. DR. Dr. H. Joserizal Serudji, Sp.OG (K) selaku supervisor 3. Dr. Hudila Rifa Karmia, Sp.OG(K) selaku supervisor 4. Dr. Eko Apriandhi, Sp. OG selaku supervisor 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam menjalankan praktek sehari-hari sebagai dokter. Terima kasih.



Padang, 5 Januari 2020



Penulis



2



DAFTAR ISI



PERKARA



HALAMAN



Kata Pengantar



2



Daftar Isi



3



Bab I Pendahuluan



4-5



Bab II Tinjauan Pustaka



6-19



Bab III Laporan Kasus



20-27



Bab IV Diskusi



28-30



Daftar Pustaka



31-32



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium (Smelzer and Bare. 2002: 1556).



Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang – halangi masuknya kepala ke dalam panggul (Wiknjosastro, 2005).1 Kista ovarium adalah suatu penyakit ganguan organ reproduksi wanita, merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Kista banyak terjadi pada wanita usia subur atau usia reproduksi. Kista ovarium itu sendiri memiliki risiko yaitu mengalami degenerasi keganasan menjadi kanker, disamping itu bisa mengalami torsi atau terpuntir, perdarahan atau infeksi bahkan sampai kematian. Oleh karena itu, kista ovarium merupakan masalah penting yang menyangkut kualitas kesehatan reproduksi wanita.2



4



1.2



Batasan Masalah Laporan kasus ini membahas mengenai anatomi, definisi, epidemiologi,



etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis kista ovarium serta diskusi laporan kasus pasien. 1.3



Tujuan Penulisan Laporan kasus ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan



pemahaman tentang kista ovarium . 1.4



Metode Penulisan Laporan kasus ini ditulis setelah melakukan pemeriksaan pasien dan tinjauan



pustaka yang ada merujuk kepada berbagai literatur.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Anatomi Ovarium Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, dengan penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.6 Ovarium adalah organ reproduksi pelvis wanita yang menampung ovum dan juga bertanggungjawab untuk memproduksi hormon seks. Ovarium berada di dalam fossa ovarium, ruang yang diikat oleh pembuluh iliaka eksterna, arteri umbilikal obliterasi, dan ureter. Ovarium bertanggungjawab untuk menampung dan melepaskan ovum,



5



atau telur, yang diperlukan untuk reproduksi. Saat lahir, wanita memiliki sekitar 1-2 juta telur, tetapi hanya 300 telur ini yang akan menjadi matur dan dilepaskan untuk tujuan pembuahan.7 Ovarium adalah kecil, berbentuk oval, dan berwarna keabu-abuan, dengan permukaan yang tidak rata. Ukuran ovarium sebenarnya tergantung pada usia wanita dan status hormonal. Ovarium ditutupi oleh peritoneum yang dimodifikasi, panjangnya sekitar 3-5 cm selama masa subur dan menjadi jauh lebih kecil dan kemudian



atrofi



setelah



menopause



terjadi.



Potongan



melintang



ovarium



mengungkapkan banyak struktur kistik yang bervariasi dalam ukuran. Struktur ini mewakili folikel ovarium pada berbagai tahap perkembangan dan degenerasi.7 Struktur ovarium terdiri atas :8,9 1. Korteks ovarium ; terletak di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel- folikel primordial 2. Medulla ; terletak di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh- pembuluh darah, serabut – serabut saraf dan sedikit otot polos. Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang- kadang dua folikel yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de Graff. Folikel – folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat- tingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel- sel saja sampai menjadi folikel de Graff yang matang terisi dengan likour folikulli, mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi. Folikel de Graff yang matang terdiri atas :8,9



6



1. Ovum ; yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula 2. Stratum granulosum yang terdiri atas sel- sel granulisa, yakni sel- sel bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum ; pada perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likour folikuli 3. Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan selsel yang lebih kecil daripada sel granulosa 4. Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak Pada ovulasi, folikel yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel- sel granulosa yang melekat pada ovum yang membentuk korona radiata bersama- sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.8,9 Gambar 1 menunjukkan anatomi sistem reproduksi pada wanita.



Gambar 1



Anatomi sistem reproduksi wanita10



7



2.2 Definisi Kista Ovarium Terpuntir Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh dibagian tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium.6 Ovarium terpuntir merujuk pada rotasi parsial atau komplit dari organ suportif adneksa, yang menyebabkan perubahan iskemik pada ovarium.4 Torsio atau puntiran kista ovarium terjadi bila kista terpuntir pada tangkai vaskularnya dan mengganggu suplai darah. Kista dan ovarium dan sering diikuti sebagian tuba akan mengalami nekrosis.11



2.3 Epidemiologi Kista ovarium terpuntir dapat terjadi pada berbagai usia, namun pada umumnya terjadi pada awal usia reproduksi. Hampir 17% kasus ditemukan pada wanita premenarche dan post menopause. Usia median adalah 28 tahun dengan persentasi pasien usia Hasil Operasi: Kista Ovarium Terpuntir DIAGNOSIS POST-OP Post Salpingoovarektomi dextra ai kista ovarium terpuntir + post appendektomi ai appendisitis akut.



TERAPI POST-OP 



IVFD RL drip tramadol + ketorolac + ondancentron (1:1:1) --> 20 tpm







Inj. Ceftriaxone 2x 1gr







Inj. Asam traneksamat 3x1







Pronalgess supp 3x1



23



FOLLOW-UP 19 Desember 2019 Subjective/ 



Nyeri pada bekas luka operasi (+)







Demam (-)







Mual (-) muntah (-)



Objective/ KU : Sedang Kes : CMC TD : 100/70 mmHg N: 75x/m



R: 20x/m



S: 36,8 OC



Abdomen 



Inspeksi



: Tampak bekas luka operasi tertutup verban.







Palpasi



: NT (+), NL (-), DM (-).







Perkusi







Auskultasi



: Timpani : BU (+) normal



Genitalia V/U tenang, PPV (-) Assessment/ Post Salpingoovarektomi dextra ai kista ovarium terpuntir + post appendektomi ai appendisitis akut. Planning/ 



Perawatan post operasi







IVFD RL drip tramadol + ketorolac + ondancentron (1:1:1) --> 20 tpm







Inj. Ceftriaxone 2x 1gr







Inj. Asam traneksamat 3x1







Pronalgess supp 3x1



24



20 Desember 2019 Subjective/ 



Nyeri pada bekas luka operasi berkurang







Demam (-)







Mual (-) muntah (-)



Objective/ KU : Sedang Kes : CMC TD : 100/70 mmHg N: 75x/m



R: 20x/m



S: 36,8 OC



Abdomen 



Inspeksi



: Tampak bekas luka operasi tertutup verban.







Palpasi



: NT (+), NL (-), DM (-).







Perkusi



: Timpani







Auskultasi : BU (+) normal



Genitalia V/U tenang, PPV (-) Assessment/ Post Salpingoovarektomi dextra ai kista ovarium terpuntir + post appendektomi ai appendisitis akut. Planning/ 



Perawatan post operasi







IVFD RL drip tramadol + ketorolac + ondancentron (1:1:1) --> 20 tpm







Inj. Ceftriaxone 2x 1gr







Inj. Asam traneksamat 3x1







Pronalgess supp 3x1







Pasien dipulangkan



25



BAB IV DISKUSI



Seorang pasien perempuan, Nn. IW, 17 tahun masuk ke ruang rawatan RSP Universitas Andalas dengan keluhan nyeri perut kanan bawah yang semakin meningkat sejak 2 hari SMRS, berterusan dan tidak menjalar. Nyeri perut awalnya dirasakan sejak 2 bulan yang lalu secara hilang timbul dan sembuh apabila minum obat yang diberikan oleh dokter. Pasien mengalami mual muntah sejak 2 hari SMRS dengan frekuensi lebih 10x, tidak berdarah, tidak proyektil, dan muntah makan atau air yang diminum. Pasien demam sejam 2 hari SMRS. Perut terasa membesar atau teraba benjolan tidak ada. BAB dan BAK tidak ada kelainan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan pasien leukositosis dan dari USG tampak kista berukuran 7,75 cm x 6,13 cm x 6,92 cm. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang dapat didiagnosis pasien dengan suspek kista ovarium terpuntir dan suspek apendisitis. Sering pada kista terpuntir pasien akan mengeluhkan nyeri tajam pada perut bawah, onsetnya mendadak dan semakin memburuk setelah beberapa jam. Nyeri biasanya terjadi pada bagian yang terkena, panggul dan paha atas. Peningkatan suhu dapat ditemui jika terjadi nekrosis adneksa. Mual muntah sering ditemui seiring dengan rasa nyeri. Pada appendisitis, dapat ditemukan nyeri di periumbilikal yang samar-samar awalnya dan seiringdengan waktu akan berlokasi di abdomen kanan bawah. Terjadi peningkatan nyeri yang gradual seiring perkembangan penyakit. Pasien juga bisa mengalami mual muntah hebat. Pada pemeriksaan fisik seperti Psoas Sign, Obturator sign didapatkan positif. Pada wanita usia muda, appendisitis sering didiagnosis banding dengan



26



kondisi ginekologik seperti kista ovarium yang ruptur atau torsi dan infeksi saluran kemih. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya kista ovarium terpuntir pada wanita usia muda. Dari epidemiologi yang didapatkan, 30 persen dari seluruh kasus torsio adneksa terjadi pada perempuan berusia kurang dari 20 tahun. Sekitar 5 dari 100,000 perempuan berusia 1-20 tahun yang mengalami torsio adneksa, dengan resiko yang semakin tinggi pada perempuan yang berusia lebih dari 10 tahun oleh karena pengaruh hormonal dan pertumbuhan gonad yang menyebabkan peningkatan frekuensi massa fisiologik dan patologik. Penanganan kista ovarium dibedakan menjadi penanganan konservatif dan operatif. Pada kista dengan diameter kurang dari 5 cm dan tidak bergejala, diambil sikap menunggu selama 2-3 bulan dan dilakukan pemeriksaan ginekologik berulang. Bila ditemukan membesar, maka kemungkinan besar kista bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan penanganan operatif. Pada kista yang besar atau mengalami komplikasi dilakukan salpingo-ooforektomi, Dari laparatomi didapatkan massa kistik terpuntir dengan ukuran 7,8x6x6 cm pada ovarium kanan. Jaringan yang diambil dari massa yang dikeluarkan dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan. Kista ovarium terpuntir dapat terjadi pada berbagai usia, namun umumnya terjadi pada awal usia reproduksi. Dimana pada kasus ini pasien berumur 17 tahun. Didapatkan kepustakaan bahwa massa ovarium yang paling sering terkait dengan torsio adalah kista dermoid. Torsio kista ovarium lebih umum disisi kanan karena kolon sigmoid membatasi mobilitas ovarium kiri. Pada penderita yang dilakukan adalah salpingo-ooforektomi dekstra. Salpingo-ooforektomi dekstra yaitu pengakatan ovarium kanan dengan tuba, dilakukan salphingo-ooforektomi dekstra karena kista berasal dari ovarium kanan. 27



Prognosis dari kista ovarium tergantung dari beberapa hal: stadium, jenis, histologis, derajat diferensiasi kista, residu kista, umur penderita, ukuran kista. Kista yang timbul pada wanita usia reproduktif umumnya baik dan tidak menimbulkan dampak. Kista yang timbul pada wanita menopause tidak boleh diabaikan karena merupakan gejala dari adanya tumor patologis maupun ganas. Prognosis dari pasien ini adalah dubia ad malam karena meskipun penatalaksanaan kista ovarium telah dilakukan sesuai prosedur yang benar, banyak faktor resiko yang dapat memperburuk keadaan pasien. Pada ovarium kiri yang masih ada dapat tumbuh kista. Luka operasi juga dapat menimbulkan infeksi jika pasien tidak merawatnya dengan baik dan pasien jarang kontrol ke dokter. Asupan nutrisi yang kurang baik juga akan menghambat penyembuhan luka operasi.



28



DAFTAR PUSTAKA



1) ACOG Committee Opinion. Adnexal Torsion in Adolescents. ACOG-Wolters Kluwer Health. Vol 134, No 2, August 2019:e56-e63. 2) Apriani S, Hiswani, Rasmaliah. Karakteristik Penderita Kista Ovarium pada Wanita sebelum Menopause yang dirawat inap di RS Haji Medan Tahun 2014-2015. FKM Universitas Sumatera Utara. 2015. 3) Andalas M, Amri AF, Rahman A. Laporan Kasus Kista Ovarium Terpuntir: Laparoskopi atau Laparotomi? FK Universitas Syiah Kuala. J Indon Med Assoc, Vol: 66, Nomor 11, November 2016. 4) Huang C, Hong MK, Ding DC. Review Article: A review of ovary torsion. Tzu Chi Medical Journal 2017;29:143-7. 5) Mishra VV, Nanda S, Nawal R, Choudary S. Unusual Presentation of twisted ovarian



cysts.



IKDRC-ITS



Gujarat



India.



J-Midlife



Health.



2016.



Jan-Mar:7(1):31-33. 6) Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2, editor: Saifuddin AB dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1999:13-14. 7) Miranda AM. Ovary Anatomy. Update: 24 Sept 2018. Diakses tanggal 22/12/2019



di



URL:



https://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#a2 8) Grabosch SM Ovarian Cysts. Update: 20 Dec 2018. Diakses tanggal 22/12/2019 di URL: https://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a4 9) Schorge et al. William Gynaecology [Digital E-Book]. Gynaecologic Oncology Section Ovarian Tumors and Cancer. Mc Graw-Hills. 2008. 10) Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, 11027; Jakarta;1998.



29



11) Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius. 2000. 12) Schraga ED. Ovarian Torsion Workup Medscape. Update: 27 June 2017. Diakses tanggal



22/12/2019



di



URL:



https://emedicine.medscape.com/article/2026938-workup 13) Kolluru V, Gurumurthy R, Vellanki V, Gururas D. Torsion of Ovarian Cysts during pregnancy. Case Journal 2009;2;9405. 14) Patil PR. Lecture Notes Radiology. Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga Medical Series, 2003.h.85-6. 15) Griffin D. Shiver SA. Unusual Presentation of acute ovarian torsion in a adolescent. AM J Emerg Med. May 2008; 26(4):520.e1.1-3.



30