KLP 1 - Intervensi Pemberian Kemotrapi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ulan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN ANAK II INTERVENSI PEMBERIAN KEMOTERAPI PADA BAYI DAN ANAK



OLEH KELOMPOK 1 : 1. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini



(193213020)



2. Ni Nyoman Ayu Krisna Sari



(193213037)



3. Ni Putu Cintya Dewi



(193213038)



4. Ni Putu Eka Cintya Parwita



(193213040)



5. Putu Riska Pramudita Dewi



(193213049)



A13A KEPERAWATAN



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA STIKES WIRA MEDIKA BALI DENPASAR 2021/2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kepeawatan jiwa ini. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian



Denpasar , 21 September 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



i



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



1



1.2 Rumusan Masalah



2



1.3 Tujuan



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Intervensi Pemberian Kemoterapi Kepada Bayi Dan Anak



3



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan



12



3.2 Saran



12



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang komplek di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis dan manusiawi. Kanker dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak sampai usia lanjut, dari tingkat pendidikan rendah sampai pendidikan yang tinggi dan dari sosial ekonomi rendah sampai sosial ekonomi yang mapan. Bahkan di negara-negara maju sebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Pengobatan penyakit kanker, telah dikembangkan berbagai macam pengobatan dari terapi farmakologi, radioterapi, kemoterapi, hormonterapi, immunoterapi, bahkan tindakan pembedahan dengan segala resiko yang mungkin timbul Kemoterapi adalah terapi/pengobatan dengan menggunakan bahan kimia/obat. Namun pada perkembangannya kemoterapi sering digunakan sebagai terapi pada penyakit kanker / keganasan dengan menggunakan bahan kimia/obat. Obat yang digunakan dalam kemoterapi sering disebut dengan kemoterapetika, antineoplastik, antikanker dan sitotoksika. Kemoterapi ditujukan untuk mengobati, memperpanjang hidup, atau meringankan pasien akibat gejala kanker (paliatif). Kemoterapi juga sering dikombinasikan dengan metode terapi kanker yang lain, seperti pembedahan, penyinaran (radioterapi), maupun immunoterapi. Kerugian pemberian kemoterapi adalah, karena selain membunuh sel-sel kanker, juga akan merusak selsel sehat yang sedang tumbuh dan menekan sistem pertahanan tubuh. Sehingga pemberian kemoterapi harus diusahakan agar memberikan efek yang semaksimal mungkin pada jaringan kanker, tetapi memberikan efek samping yang seminimal mungkin pada jaringan yang sehat . Di Indonesia, menurut data sistem Sistem Registrasi Kanker Indonesia tahun 20052007 menunjukan bahwa estimasi insidensi kanker pada anak usia 0-17 tahun sebesar 9 per 100.000 anak. Kasus kanker pada anak mencapai 4,7% dari kanker semua umurada lima jenis kanker yang paling banyak dialami anak anak di indonesia yaitu leukimia, retinoblastoma, esteosarkoma, limfoma, dan kanker nasofaring. Data dari ruang tindakan kemoterapi Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang, dari bulan Januari 2008 sampai Desember 2008, tindakan 3 kemoterapi yang telah dilakukan sebanyak 5659 tindakan. Dan data jumlah tindakan kemoterapi rata-rata pada tiga bulan terakhir (Juli



1



2009, Agustus 2009, dan September 2009) adalah sebanyak 388 tindakan tiap bulannya, dari 388 tindakan yang dilakukan rata rata 12% nya (48 orang) adalah pasien anak anak. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah intervensi pemberian kemoterapi kepada bayi dan anak? 1.3 Tujuan Untuk mengetahui bagaimana pemberian intervensi pemberian kemoterapi kepada bayi dan anak



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Intervensi Pemberian Kemoterapi Kepada Bayi Dan Anak 1. Kemoterapi a. Definisi kemoterapi Kemoterapi adalah terapi modalitas yang paling sering digunakan untuk penanganan kanker (Dewan, Singhal, &



Harit, 2010). Kemoterapi



menggunakan zat kimia yang dapat menghancurkan atau mengendalikan pertumbuhan sel kanker. Efek yang ditimbulkan dari kemoterapi adalah selain pada sel target kanker, obat ini juga merusak sel normal tubuh sehingga menimbulkan berbagai efek samping (Bauer, Jurgens, & Fruhwald, 2011). Kemoterapi dapat digunakan untuk mengatasi tumor padat dan hematoonkologi (Catane, Cherny, Klohe, Tanneberger, & Schrijvers, 2006). b. Cara Pemberian Kemoterapi Secara umum kemoterapi bisa digunakan dengan 4 cara kerja yaitu : 1. Sebagai neoadjuvan yaitu pemberian kemoterapi mendahului pembedahan dan radiasi. 2. Sebagai terapi kombinasi yaitu kemoterapi diberikan bersamaan dengan radiasi pada kasus karsinoma stadium lanjut. 3. Sebagai terapi adjuvan yaitu sebagai terapi tambahan paska pembedahan dan atau radiasi 4. Sebagai terapi utama yaitu digunakan tanpa radiasi dan pembedahan terutama pada kasus kasus stadium lanjut dan pada kasus kanker jenis hematologi (leukemia dan limfoma). Menurut prioritas indikasinya terapi kanker dapat dibagi menjadi dua yaitu terapi utama dan terapi adjuvan (tambahan/ komplementer/ profilaksis). Terapi utama dapat diberikan secara mandiri, namun terapi adjuvan tidak dapat mandiri, artinya terapi adjuvan tersebut harus meyertai terapi utamanya. Tujuannya adalah membantu terapi utama agar hasilnya lebih sempurna. Terapi adjuvan tidak dapat diberikan begitu saja tetapi memiliki indikasi yaitu bila setelah mendapat terapi utamanya yang maksimal ternyata. -



kankernya masih ada, dimana biopsi masih positif.



-



kemungkinan besar kankernya masih ada, meskipun tidak ada bukti secara makroskopis. 3



-



pada tumor dengan derajat keganasan tinggi ( oleh karena tingginya resiko kekambuhan dan metastasis jauh).



c. Prosedur 1. Persiapan a) Sebelum diberikan kemoterapi maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB, luas badan, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, gula darah, urin lengkap, EKG, foto thorax AP/lateral, Ekokardiografi, BMP. b) Periksa protokol dan program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat sebelumnya. c) Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat. d) Periksa adanya inform concernt baik dari penderita maupun keluarga. e) Siapkan obat sitostatika. f)



Siapkan cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit.



g) Pengalas plastik, dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya. h) Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung tangan, sepatu. i) Spuit disposible 5cc, 10cc, 20 cc, 50 cc. j) Alkohol 70 % dengan kapas steril. k) Bak spuit besar. l) Label obat. m) Plastik tempat pembuangan bekas. n) Kardex (catatan khusus). d. Prosedur cara pemberian kemoterapi a) Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara pemberian, waktu pemberian dan akhir pemberian. b) Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sarung tangan dan sepatu. c) Lakukan tehnik aseptik dan antiseptic. d) Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah tusukan infus . e) Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastik (primperan, zofran, kitril secara intra vena). f) Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9 %. g) Beri obat kanker secara perlahn-lahan (kalau perlu dengan syringe pump) sesuai program. 4



h) Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9%. i) Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam kantong plastik dan diikat serta diberi etiket. j) Buka gaun, topi, asker, kaca mata kemudian rendam dengan deterjen. Bila disposible masukkkan dalam kantong plasrtik kemudian diikat dan diberi etiket, kirim ke incinerator / bakaran. k) Catat semua prosedur. l) Awasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR tiap setengah jam dan awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi.



5



JUDUL SOP : PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI PSIK UNIVERSITA S JEMBER NO DOKUMEN : PROSEDUR TETAP



NO REVISI : HALAMAN : I DITETAPKAN OLEH :



TANGGAL TERBIT :



Ketua PSIK Universitas Jember



1 .



PENGERTIAN



Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.



2 .



TUJUAN



4 .



PERSIAPAN KLIEN



1. Menurunkan ukuran kanker sebelum operasi 2. Merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi 3. Mengobati beberapa macam kanker darah Menekan jumlah kematian penderita kanker tahap dini 4. Menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu Meringankan gejala 5. Mengontrol pertumbuhan sel- sel kanker 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien. 3. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien 4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6



5 .



PERSIAPAN ALAT



1. Obat sitostatika 2. Cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit Pengalas plastik dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya 3. Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung tangan, sepatu 4. Spuit disposible (5cc, 10cc, 20cc, 50cc). 5. Infus set dan vena kateter kecil Alkohol 70% dengan kapas steril Bak spuit besar 6. Label obat 7. Plasttik tempat pembuangan bekas 8. Kardex (catatan khusus)



6 .



CARA BEKERJA : Tahap PraInteraksi 1. Mengecek program terapi yang digunakan, serta pemberian obat sebelumnya 2. Mencuci tangan 3. Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat 4. Menyiapkan alat



waktu



Tahap Orientasi 1. Memberikan salam dan sapa nama pasien 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 3. Menanyakan persetujuan/kesiapan (inform concent) pasien maupun keluarga Tahap Kerja Persiapan Obat 5. Perawat mencuci tangan 6. Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya ada kertas penyerap atau kain 7. Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sepatu 8. Ambil obat sitostatika sesuai program, larutkan dengan NaCl 0,9%, D5% atau intralit 9. Sebelum membuka ampul, pastikan bahwa cairan tersebut tidak berada pada puncak ampul 10. Gunakan kasa waktu membuka ampul agar tidak terjadi luka dan terkontaminasi dengan kulit 11. Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup dengan tidak mengambil 2 kali 12. Keluarkan udara yang masih berada dalam spuit dengan menutupkan kapas atau kasa steril diujung jarum spuit 7



13. Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot NaCl 0,9% atau D5% dengan volume cairan yang telah ditentukan 14. Jangan tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat memasukkan obat kedalam flabot atau botol infus 15. Buat label, nama pasien, jenis obat, tanggal, jam pemberian serta akhir pemberian atau dengan syringe pump 16. Masukkan kedalam kontainer yang telah disediakan 17. Masukkan sampah langsung ke kantong plastik, ikat dan beri tanda atau jarum bekas dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk menghindari tusukan Pemberian Obat 18. Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara pemberian, waktu pemberian dan akhir pemberian 19. Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kacamata, sarung tangan dan sepatu 20. Lakukan teknik aseptik dan antiseptic 21. Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah tusukan infuse 22. Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastik (primperan, zofran, kitril secara intra vena) 23. Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9% 24. Beri obat kanker secara perlahan-lahan (kalau perlu dengan syringe pump) sesuai program 25. Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 09% 26. Semua alat yang sudah di pakai dimasukkan ke dalam kantong plastik dan di ikat serta diberi etiket 27. Buka gaun, topi, masker, kacamata kemudian rendam dengan detergent 28. Bila disposible masukkan dalam kantong plastik kemudian di ikat dan diberi etiket, kirim ke incinerator/bakaran 7 . 8 .



HASIl : Dokumentasikan Nama Tindakan/Tanggal/jam tindakan, Hasil Yang diperoleh, Respon klien selama tindakan, Nama dan paraf perawat Pelaksana Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Perhatikan kontaminasi obat dengan kulit 2. Pastikan keadaan umum pasien sebelum pemberian kemoterapi



2. Intervensi Keperawatan Pemberian Kemoterapi Pada Anak Dan Bayi Intervensi adalah tahapan berikutnya dari proses keperawatan, perawat melakukan hipotesis yang telah dibuat dan direncanakan dalam asuhan keperawatan secara langsung. Intervensi keperawatan harus berfokus pada pengurangan dampak efek negatif seperti gejala mual, muntah, diare, nyeri, kelelahan, dan penurunan nafsu makan. Anak yang menjalani kemoterapi, seringkali merasakan berbagai efek samping 8



seperti kerontokan, sariawan, anemia, konstipasi, gatal-gatal, diare, mual, dan muntah (Ryan, 2010). Mual dan muntah adalah masalah yang paling nyata dirasakan, dan sebanyak 42-52% anak mengeluhkan mual dan anoreksia setelah diberikan kemoterapi (Molassiotis et al, 2008). Intervensi yang dilakukan adalah mengkaji skala mual, muntah menggunakan BARF scale yang dapat mengidentifikasi berat ringannya mual muntah dan menentukan intervensi yang tepat. Intervensi yang dilakukan adalah menjelaskan pentingnya kebutuhan nutrisi saat menjalani kemoterapi, menjelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, dan memberikan permen aroma lemon dan mint. Selain itu, residen menganjurkan pasien untuk makan porsi kecil namun sering, menganjurkan klien melakukan oral hygiene dan melakukan teknik distraksi dengan mendengarkan musik, menonton video, mewarnai, dan bercerita hal-hal yang menyenangkan. Intervensi Keperawatan No



1



Diagnosa



Tujuan dan Kriteria



Keperawatan



Hasil



Nausea b.d efek Setelah



Intervensi



diberikan Manajemen Mual :



agen farmakologis tindakan keperawatan d.d mengeluh



pasien selama



3x24



diharapkan



mual,merasa ingin nausea



jam



ketidaknyamanan



menurun



yang ingin dicapai :



atau



hilangkan keaadan



1. Perasaan ingin



penyebab mual



dan



penggunaan teknik



menurun



nonfafmakologis



makan



untuk



pasien



mengatasi



mual ( akupresur )



membaik



5. Kolaborasi pemberian antiemetik



9



menyampaikan



2. Mengetahui



tingkat keparahan 3. Meminimalisir terjadinya mual 4. Membantu



4. Ajarkan



muntah



2. Nafsu



dapat



frekuensi, durasi dan



2. Monitor mual 3. Kurangi



anak



ketidaknyamanannya.



nonverbal



tingkat



mual



1. Agar



1. Identifikasi isyarat



muntah, dan tidak dengan criteria hasil nafsu makan



Rasional



pasien



mengurangi



rasa



mual dan muntah 5. Pengobatan untuk mual.



medis



mengurangi



3. Terapi Komplementer ( non farmakologis ) Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang Menjalani Kemoterapi Pasien kanker menilai mual merupakan efek samping yang paling tidak menyenangkan dari kemoterapi, meskipun pemberian terapi antiemetik sudah diberikan secara intensif. Hampir 70 % pasien dewasa dan 58 % anak usia sekolah serta anak remaja menerima agen kemoterapi yang sangat emetogenik, akibatnya keluhan mual terus dikeluhkan pasien (Ryan, 2010). Akupresur adalah salah



satu alternative



intervensi yang efektif untuk menggurangi keluhan mual dan muntah. Akupresur juga merupakan intervensi non invasife dan relatife tidak sulit untuk dilakukan (Lee & Frazier, 2011). Berdasarkan evidence penggunaan komplementer dan metode alternatife seperti akupresur dan akupuntur mampu menguranggi ANV (Moselev, 2006). Akupresure telah lama digunakan oleh bangsa China sebagai pengobatan tradisional mereka, sebagai tindakan mengurangi mual dan muntah (Lee, Dodd, Dibble & Abrams, 2008, Ryan, 2010). Akupresur melibatkan stimulasi acupoint dari perikardium 6 (P6) yang terletak di permukaan anterior pergelangan tangan antara tendon fleksor corpiradialis longus palmaris. Menurut Ezzo et al (2005 dalam Ryan, 2010) melakukan meta analisis menyimpulkan bahwa akupresur secara signifikan mengurangi mual akut akibat kemoterapi, bila dikombinasikan dengan antiemetik. Berdasarkan literatur dan hasil aplikasi tindakan akupresur pada anak yang kami baca, kami menyimpulkan bahwa tindakan akupresur dapat mengurangi mual muntah pada anak yang menjalani kemoterapi, sehingga tindakan ini dapat dilanjutkan sebagai salah satu alternatif tindakan mandiri keperawatan yang bersifat non invasif dan non farmakologi.



SOP Terapi Akupresur Pada Titik P6 Untuk Mual Muntah Pengertian Tujuan Indikasi



Akupresur atau yang biasa dikenal dengan terapi totok/tusuk jari adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titiktitik tertentu pada tubuh. Membangun kembali sel –sel dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat sistem pertahanan dan meregenerasi sel tubuh. 1. Memberikan rasa nyaman 2. Mengurangi mual muntah



10



Bagian Tubuh Yang Luka Kontraindikasi Bagian Tubuh Yang Bengkak Bagian Kulit Yang Terbakar Bagian Tulang Yang Patah atau Retak Peralatan Perlak atau pengalas Hanscoen (bila perluh) A. Tahap Prainteraksi 1. Mengecek program terapi 2. Mencuci tangan 3. Menyiapkan alat 4. Kontrak waktu B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan kepada pasien dan keluarga 3. Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya 4. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien 1. 2. 3. 4. 1. 2.



Prosedur



C. Tahap Kerja 1. Cuci tangan (sesuai SOP) 2. Identifikasi pasien 3. Atur posisi klien dengan memposisikan klien pada posisi terlentang (supinasi), duduk, duduk dengan tangan bertumpu di meja, berbaring miring, atau tengkurap dan berikan alas 4. Bantu melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat menghambat tindakan akupresur yang akan dilakukan, jika perlu 5. Gunakan sarung tangan bila perlu 6. Melakukan pengkajian skala mual muntah VAS pada pasien 7. Tempat penekanan pada P 6, lakukan penekanan selama 10-15 menit



D. Tahap Terminasi 1. Mengevaluasi tindakan dan respon saat dilakukan tindakan keperawatan 2. Berpamitan dengan klien 3. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula 4. Mencuci tangan 5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan



11



BAB III PENUTUP



3.1 Simpulan Akupresur



merupakan



salah



satu



terapi



komplementer



yang dapat



dikembangkan oleh profesi keperawatan sebagai salah satu tindakan mandiri perawat. Akupresur tidak menimbulkan perlukaan pada anak bahkan memberikan rasa nyaman saat mual dan muntah yang dirasakan anak menurun, sehingga asupan nutrisi yang selama ini berkurang karena anak merasa mual, dengan menurunnya rasa mual diharapkan asupan nutrisi atau masalah nutrisi dapat teratasi. 3.2 Saran Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi pembaca pada umumnya. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, dan penulis mengharapkan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.



12



DAFTAR PUSTAKA



Cicilia., Manik, Marisa., Florensa, Maria. 2014. Faktor Risiko Dan Kejadian Ekstravasasi Obat Kemoterapi. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan UPH Dwipayana, C. H. (2013). Mual dan muntah merupakan salah satu manifestasi klinis penting yang sering diakibatkan pada penggunaan agen antineoplastik.www. scribd.com/doc. Diunduh 20/01/2014 jam 12.00. Donadear, Anastasya., Prawesti, Ayu., Anna, Anastasia. 2012. Gambaran Pelaksanaan Kemoterapi Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan Fengge, A. (2012). Terapi akupresur: manfaat & teknik pengobatan. Yogyakarta: Crop Circle Corp. Ryan, J. (2010). Treatment of Chemotherapy-Induced Nausea in Cancer Patients. Eur Oncol. 6(2): 14–16. Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat. From: www.itokindo.org (Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat), Sept 2011. Kemoterapi



13