4 0 11 MB
Update PMK.76/2016 Gandi Agusniadi # Pokja Koding Tim Tarif/NCC Kemenkes RI # Unit Rekam Medis RSCM
2
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap : Gandi Agusniadi Tempat/Tgl Lahir: Jakarta, 16 Agustus 1962 Unit Kerja : Unit Rekam Medis RSCM/FKUI Alamat Kantor : Jln.Diponegoro No.71 Jakarta Puat No. Tlp/Fax : 02131926368 Alamat Rumah : Jl.Malabar I Blok.G4 No.12 Bojonggede BOGOR No. Tlp : 08129523110 e-mail : [email protected] Pendidikan : Manajemen Pekerjaan : 1. Kepala Unit Rekam Medis RSCM 2. Rekam Medis RSMMC (Konsultan) 3. Staf Pengajar Perumahsakitan UI (VOKASI UI) 4. Anggota Pokja Koding NCC (Tim Tarif) KEMENKES RI 5. Ketua Pokja Koding Panitia Casemix RSCM 6. Anggota Komite Etik dan Hukum RSCM 7. Anggota Tim Pencegahan Fraud RSCM 8. Anggota Tim Pencegahan Fraud JKN KEMENKES RI 23/08/17
3
Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis yang mirip/sama dan penggunaan sumber daya/biaya perawatan yang mirip/sama. Pengelompokan dilakukan dengan menggunakan software grouper
23/08/17
4
Pengelompokan diagnosis dan prosedur dikaitkan biaya perawatan
ICD-10 14.500
ICD-9CM
8.500
Grouper
30 CMG (Casemix Main Group) 1075 kode INA-CBG 786 kode rawat inap 289 kode rawat jalan
23/08/17
Logic INACBG PRINCIPLE DIAGNOSIS (PDx) CASEMIX MAIN GROUPS (CMG)
30 CMG
SURGICAL PROCEDURE No
Yes
MEDICAL SEPARATION
SURGICAL SEPARATION
Principle Diagnosis, Neoplasm, Specific condition, Symptomps,other
Type of Surgery Mayor, Minor,
COMPLICATIONS, CO MORBIDITY
INACBG
Sevierity level
5
LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS (CMG) NO. Case-Mix Main Groups (CMG) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Central nervous system Groups Eye and Adnexa Groups Ear, nose, mouth & throat Groups Respiratory system Groups Cardiovascular system Groups Digestive system Groups Hepatobiliary & pancreatic system Groups Musculoskeletal system & connective tissue Groups Skin, subcutaneous tissue & breast Groups Endocrine system, nutrition & metabolism Groups Nephro-urinary System Groups Male reproductive System Groups Female reproductive system Groups Deleiveries Groups Newborns & Neonates Groups Haemopoeitic & immune system Groups
CMG Codes G H U J I K B M L E N V W O P D
LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS NO Case-Mix Main Groups (CMG) 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Myeloproliferative system & neoplasms Groups Infectious & parasitic diseases Groups Mental Health and Behavioral Groups Substance abuse & dependence Groups Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups Factors influencing health status & other contacts with health services Groups Ambulatory Groups-Episodic Sub-Acute Groups Special Procedures Special Drugs Special Investigations Special Prosthesis Chronic Groups Errors CMGs
CMG Codes C A F T S Z Q SA YY DD II RR CD X
E-4-10-III CMG
Spesifik CBGs
Tipe Kasus (1-9)
Severity Level
LANGKAH-LANGKAH GROUPING INACBGs DATA PASIEN
Spesifik CBGs
1
CMG
1 . Prosedure Rawat Inap
2
CMG
Severity Level
Tipe Kasus (1-10)
30 CMG (Casemix Main Group) 1075 kode INA-CBG 786 kode rawat inap 289 kode rawat jalan
Case Type 3
Sev. Level 4
INACBGs
2. Prosedur Besar Rawat Jalan 3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan 4. Rawat Inap Bukan Prosedur 5. Rawat Jalan Bukan Prosedu 6. Rawat Inap Kebidanan 7. Rawat Jalan kebidanan 8. Rawat Inap Neonatal 9. Rawat Jalan Neonatal X. Error
TINGKAT KEPARAHAN 0 = Rawat Jalan I = Ringan II = Sedang III = Berat
CASE BASED GROUPS (CBGs) Spesifik CBGs
• Sub-group kedua à tipe kasus (1-9)
Severity Level
CMG Tipe Kasus (1-10)
10
Koding adalah memberi kode pada : ü Diagnosis utama ü Diagnosis Sekunder (komplikasi & ko-morbiditi) ü Prosedur utama ü Prosedur Sekunder menggunakan ICD-10 (Penyakit) & ICD-9CM (Prosedur)
Sistem Pelaporan (SIRS)
PEMANFAAT KODING DI RS.
Sistem Pembayaran DRGs / CBGs Registrasi Kanker (Kode Morfologi) Sertifikat Medis Penyebab Kematian (UCOD) Database RS (Penelitian)
KLASIFIKASI PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR
• 14.500 Kode Penyakit • Alfanumerik • 21 Bab • 3 Volume
• • • •
8.500 Kode Prosedur Numerik 16 Bab 3 Volume
3 Volume ICD-10
Volume 1
Volume 2
Volume 3
• Mengguaan Aturan Koding Morbiditas • Mengikuti standar resmi aturan coding ICD-10 dan ICD-9-CM Revisi Tahun 2010 • Mengikuti Kaidah Koding Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2016 Tentang Pedoman INA-CBG Dalam Pelaksanaan JKN
V01-Y98 ICD10 Kode Diagnosis Utama sesuai resume dengan memenuhi aturan coding, kemudian kode diagnosis sekunder Entry data atau import data dari SIM RS
Pasien Demografi
Diagnosis Utama & Sekunder
ICD9CM Kode Prosedur Utama yang berhubungan dengan Diagnosis Utama dilanjutkan dengan mengkode prosedur-prosedur lainnya.
Prosedur Utama & Sekuder
Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah cedera/injury harus diikuti dengan penyebab luar (external cause) yang relevan dengan diagnosisnya.
Injury & External Cause
M8000/0M9989/1
Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah Neoplasma harus diikuti dengan kode Morfology untuk menggambarkan histology dan behavior (sifat, prilaku) nya
Morphology & Histolgy
Review hasil pengkodean dan Grouping DRGs
Cek & Group
Diagnosis utama adalah diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir episode perawatan yang menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut. Jika terdapat lebih dari satu diagnosis, maka dipilih yang menggunakan sumber daya paling banyak. Jika tidak terdapat diagnosis yang dapat ditegakkan pada akhir episode perawatan, maka gejala utama, hasil pemeriksaan penunjang yang tidak normal atau masalah lainnya dipilih menjadi diagnosis utama.
19
Diagnosis Sekunder adalah diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode perawatan. Diagnosis sekunder merupakan komorbiditas dan/atau komplikasi.
23/08/17
20
Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi yang sudah ada sebelum pasien masuk rawat dan membutuhkan pelayanan kesehatan setelah masuk maupun selama rawat. Contoh: Diabetes, Hypertension, dll Komplikasi adalah penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan memerlukan pelayanan tambahan sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien Contoh: Wound infection, Pneumonia, dll.
23/08/17
Prosedur utama adalah prosedur tindakan yang paling banyak menghabiskan sumber daya atau yang menyebabkan hari rawatan paling lama dan biasanya berhubungan erat dengan diagnosa utama.
Seluruh signifikan prosedur tindakan yang dijalankan pada pasien rawat inap atau rawat jalan, membutuhkan peralatan special atau dikerjakan oleh staf terlatih dan berpengalaman
Fungsi Verifikasi Internal (Koder,Dokter,Perawat, Adm Klaim : Deteksi dini salah koding
Alur INACBG di RS Online (ehr) Pelayanan RI dan RJ
Penyiapan berkas pendukung oleh Administrasi Klaim
Koding Penyakit & Prosedur oleh Koder Unit RM
Koder
Masalah
BPJS
Pengajuan Klaim
Grouping INACBG oleh Petugas RM
Data entry SW INA-CBG online EHR RSCM oleh Petugas RM
Verifikasi Internal
Koder
Adm. Klaim Berkas Klaim + Hasil Grouping dikirim ke Adm Klaim
Proses Manajemen Klaim di RS Rekam Medis Pasien Pulang Review kelengkapan rekam medis
Unit Rekam Medis
Audit/CMRR
# Tim Audit # Tim Rekam Medis
Koding dan Grouping
Koder
Verifakasi Internal
Klaim
Adm Klaim
REKAM MEDIS
RESUME MEDIS
Rekam Medis
Koding
INACBGs Group
Ringkasan menggambar keadaan khas pasien, harus singkat, berisikan hal-hal penting dan penekanan pada riwayat penyakit sekarang . dalam ringkasan tercakup keluhan utama dan lama sakit Pemeriksaan Fisik : Berisikan data yang menonjol dan penting dari pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik terpenting : Diisi dengan data-data yang sangat penting dan menonjol dari pemeriksaan penunjang yang berhubungan DIAGNOSIS & PROSEDUR (Laboratorium, Radiologi, USG, Radiodiagnostik Terapi/Pengobatan selama di rumah sakit : Diisi dengan semua terapi atau pengobatan selama pasien dirawat inap yang berhubungan dng DIAGNOSIS & PROSEDUR yang dicatat Hasil Konsultasi : Isi dengan seluruh hasil konsultasi yang pernah dilakukan selama perawatan dan cantumkan nama konsultannya.
DIAGNOSIS : Berisi Diagnosis Utama, Diagnosis Sekunder penulisan diagnosis harus jelas, benar dan tidak menggunakan singkatan. Menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku pada International Classifcation of Diseases (ICD) PROSEDUR : Berisi Prosedur utama & sekunder yang berhubungan erat dengan Diagnosis
Sambungan RESUME MEDIS RAWAT INAP Alergi (reaksi obat) : Diisi dengan nama obat atau nama unsur yang menyebabkan pasien alergi Hasil Laboratorium yang belum selesai (pending) Diisi dengan daftar pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain yang belum selesai pada saat pasien pulang. Diisi dengan diet yang telah diberikan dan diet yang harus dilakukan selama di rumah sakit Intruksi/Anjuran (Follow up) : Diisi dengan intruksi-intruksi atau anjuran serta perjanjian dengan dokter atau poliklinik dan nomor telepon poliklinik
Software EHR, Modul koneksi INA-CBG
Resume Medis Elektronis
35
• •
Dokter menetapkan pasien pulang Membuat Resume Elektronis
IGD
ICU
REKAM MEDIS Verifikasi Koding
Administrasi Ruang rawat : Cetak Resume
Ruang RAWAT
23/08/17
ELECTRONIC PRESCRIBING Manfaat: • Meningkatkan keselamatan pasien • Mempercepat pelayanan • Mempercepat proses tagihan
Obat yang masuk dalam Fornas diberi logo “FORNAS” Untuk memudahkan dokter meresepkan obat Fornas
Electronic Laborotory
Electronic Radiology
PERAN PEREKAM MEDIS/KODER PADA PANITIA/TIM CASEMIX di RS Ketua Panitia Case-Mix
Pokja Costing
Pokja Clinical Pathways
Koder
Pokja Coding
Pokja I.T
Ps.5 Permenkes 269/2008
´ DOKTER menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis sekunder apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan dan membuat resume medis pasien secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di rumah sakit.
´ KODER melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan
SIAPA KODER ??? ´ Permenkes 55 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Rekam Medis. BAB III Pasal 13 butir 3 Tentang Kewenangan Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (Memiliki STR & SIK) dalam menjalankan pekerjaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. “Melaksanakan sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis sesuai terminologi medis yang benar”
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS KODING Ø Ø Ø Ø
Koder Dokter Dokumentasi Kebijakan
PERAN PENULISAN DIAGNOSIS DAN KODE INA-DRG ü Penulisan diagnosis tdk lengkap ü Pengkodean salah
Kode INA-CBG salah
Tarif rumah sakit salah
Dokter dan Koder Berperan penting dalam penerapan sistem kode INA-CBG
45
Jangan pernah meremehkan kesalahan kode diagnosis
Pengaruh koding Komplikasi dan Komorbiditi Rawat Jalan Classifications: ICD-10 WHO - Diagnosis ICD-9-CM – Procedure
Principal Diagnosis: Prolaps Uteri (N81.4) Age = 63
Age = 63
Age = 63
Case - A
Case - B
Case - C
Principal Diagnosis
Prolaps Uteri
Prolaps Uteri
Prolaps Uteri
Secondary Diagnoses
Hypertension (I10)
Hypertension (I10)
Hypertension (I10)
Anemia (D64.8)
Anemia (D64.8)
INA-DRG
Pneumonia (J18.9)
Q-5-44-0
Procedure Severity of Illness Tarif RSCM
Q-5-44-0
Q-5-44-0
Q-5-44-0
0
0
0
Rp 395.900
Rp 395.900
Rp 395.900
PENYAKIT KRONIS KECIL LAIN-LAIN
395,900 (PMK.64)
586,300 (PMK.59)47
Pengaruh koding Komplikasi dan Komorbiditi Rawat Jalan ICD-10 WHO - Diagnosis
Principal Diagnosis: Calculus of kidney N20.0
ICD-9-CM – Procedure
Age =
Age = 63
Age = 63
Case - A
Case - B
Case - C
Principal Diagnosis
Calculus of kidney N20.0
Calculus of kidney N20.0
Calculus of kidney N20.0
Secondary Diagnoses
Hypertension (I10)
Hypertension (I10)
Hypertension (I10)
Anemia (D64.8)
Anemia (D64.8)
Classifications:
INA-DRG
Pneumonia (J18.9)
Procedure Severity of Illness Tarif RSCM
ESWL Kidney 98.51 ESWL Kidney 98.51
ESWL Kidney 98.51
N-2-21-0
N-2-21-0
N-2-21-0
Rp 6.030.300
Rp 6.030.300
Rp 6.030.300 48
Pengaruh koding Komplikasi dan Komorbiditi pada prosedur Classifications: ICD-10 WHO Diagnosis ICD-9-CM – Procedure
Principal Diagnosis: Ca. Bladder (C67.9) Age = 53
Age = 53
Age = 53
Case - A
Case - B
Case - C
Ca. Bladder (C67.9)
Ca. Bladder (C67.9)
Ca. Bladder (C67.9)
Hypertension (I10)
Hypertension (I10)
Anemia (D63.0)
Anemia (D63.0)
INA-CBG
Principal Diagnosis Secondary Diagnoses
Pneumonia (J18.9) Procedure
Bladder neck recontruksi (57.85)
Bladder neck recontruksi (57.85)
Bladder neck recontruksi (57.85)
INACBG
N-1-11-I
N-1-11-II
N-1-11-III
Severity of Illness
1 –Ringan
2 – Sedang
3- Berat
Tarif INACBG
18,713,100
29,590,000
46,130,800 49
Contoh Kasus : Penulisan diagnosa sekunder yg tidak spesifik Diagnosa Utama : I050 (Mitral stenosis) Diagnosa Sekunder : E119 (Non-insulin-dependent diabetes
mellitus without complications) Prosedur Hasil Grouping Deskripsi Tarif : Rp
: 3599 (Other operations on valves of heart) : INA-CBG : I-1-06-I : PROSEDUR KARDIOTORASIK LAIN RINGAN
48,292,200
Diagnosa Utama : I050 (Mitral stenosis) Diagnosa Sekunder : E111 (Non-insulin-dependent diabetes
mellitus with ketoacidosis)
Prosedur : 3599 (Other operations on valves of heart) Hasil Grouping : INA-CBG : I-1-06-III Deskripsi : PROSEDUR KARDIOTORASIK LAIN BERAT Tarif :
Rp 83,469,500
HINDARI SINGKATAN DIAGNOSIS/PROSEDUR •DKA = Dermatitis Kontak Allergi •DKA = Diabetik Ketoasidosis •BP = Broncho Pneumonia •BP = Brachial Plexus •FA = Fibrillation Atrial •FA = Flour Albus •HAP = Haemorrhagic Anterpartum •HAP = Hospital Acquired Pneumonia •MR = Mitral Regurgitation •MR = Mental Retardation
51
Standard Singkatan Rumah sakit menggunakan kode diagnosis, kode prosedur, simbol, singkatan, dan definisi yang terstandarisasi
54
a. Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified condition” maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien.
23/08/17
55
“Use additional code, if desired ...”. Kode-kode tambahan ini digunakan pada : 1. Infeksi lokal pada bab-bab ‘body systems’, kode dari bab I bisa ditambahkan penyebab infeksi, (B95-B97 ) 2. Neoplasma yang memiliki aktifitas fungsional, kode dari bab II bisa ditambah dengan kode yang sesuai dari bab IV untuk menunjukkan aktifitas fungsionalnya. 3. Neoplasma, KODE MORFOLOGI Vol. 1, bisa ditambahkan untuk identifikasi jenis morfologis tumor tsb. 4. Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09 (kelainan jiwa organik) pada bab V, satu kode dari bab lain bisa ditambahkan untuk menunjukkan penyebab 5. Kondisi disebabkan oleh zat yang bersifat toksik, Kode bab XX bisa ditambahkan untuk identifikasi zat tersebut. 6. Dua kode bisa digunakan untuk menguraikan cedera, keracunan atau efek lain: bab XIX (cedera), dan bab XX (penyebabnya). 23/08/17
56
Example 4: Main condition: Acute cystitis due to E. coli Other conditions: — Code to acute cystitis (N30.0) as the “main condition”, B96.2 (E. coli as the cause of diseases classified to other chapters) may be used as an optional additional code.
Example 17: Main condition: Cerebrovascular accident with hemiplegia Other conditions: — Specialty: Neurology Code stroke, not specified as haemorrhage or infarction (I64) as “main condition”. G81.9 (Hemiplegia, unspecified) may be used as an optional additional code. Example 26: Main condition: Toxoplasmosis Other conditions: Pregnancy undelivered Specialty: High-risk antenatal clinic Code protozoal diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium (O98.6) as the main condition. B58.9 (Toxoplasmosis, unspecified) may be used as 23/08/17 an optional additional code to identify the specific organism.
O98-O99 Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit kehamilan, melahirkan, dan puerperium Subkategori yang tersedia disini harus lebih diutamakan untuk ‘KU’ daripada kategori di luar Bab XV, kalau oleh kondisi ini dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau merupakan alasan perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab-bab lain tersebut digunakan sebagai kode tambahan. Contoh 1 Diagnosis Utama : Toxoplasmosis. Diagnosis Sekunder : Kehamilan Spesialisasi : Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi Dikode : Penyakit protozoa yang mempersulit kehamilan, kelahiran, dan puerperium (O98.6) sebagai diagnosis utama, B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan), diagnosis sekunder. Contoh : 2 Diagnosis Utama Diagnosis Sekunder
: Letak lintang : Persalinan SC Anemia Spesialisasi : Obgyn Dikode : Letak lintang (O32.2) sebagai diagnosis utama, Persalinan SC (O82.9), Anemia (O99.0), dan Anemia (D64.9) sebagai diagnosis sekunder.
58
b. Pengkodean sistem dagger (†) dan asterisk (*) Jika diagnosis utama yang ditegakkan dokter dalam ICD 10 menggunakan kode dagger dan asterisk maka yang dikode sebagai diagnosis utama adalah kode dagger, sedangkan kode asterisk sebagai diagnosis sekunder. Namun jika diagnosis sekunder yang ditegakkan dokter dalam ICD 10 menggunakan kode dagger dan asterisk, maka kode tersebut menjadi diagnosis sekunder. 23/08/17
59
Contoh : Diagnosis Utama : DM Type II Diagnosis Sekunder : Arthitis pada penyakit Lyme Dikode DM Type II (E11.9) sebagai diagnosis utama, Lyme disease (A69.2†) sebagai diagnosis sekunder dan arthitis in Lyme disease (M01.2*) sebagai diagnosis sekunder Diagnosis Utama : Anemia-29Diagnosis Sekunder : Ca Mammae Dikode Ca Mammae (C50.9†) sebagai diagnosis utama dan anemia (D63.0*) sebagai diagnosis sekunder. Diagnosis Utama : Anemia Diagnosis Sekunder : Kronik Renal Failure Dikode Kronik Renal Failure (N18.9†) sebagai diagnosis utama, anemia (D63.8*) sebagai diagnosis sekunder.
23/08/17
KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO
D63*, D77*, E35*, E90*, F00*, F02*, G01*, G02*, G05*, G07*, G13*, G22*, G26*, G32*, G46*, G53*, G55*, G59*, G63*, G73*, G94*, G99*, H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*, H36*, H42*, H45*, H48*, H58*, H62*, H67*, H75*, H82*, H94*, I32*, I39*, I41*, I43*, I52*, I68*, I79*, I98*, J17*, J91*, J99*, K23*, K67*, K77*, K87*, K93*, L14*, L45*, L54*, L62*, L86*, L99*, M01*, M03*, M07*, M09*, M14*, M36*, M49*, M63*, M68*, M73*, M82*, M90*, N08*, N16*, N22*, N29*, N33*, N37*, N51*, N74*, N77*,
KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO
62
c. Pengkodean dugaan kondisi, gejala, penemuan abnormal, dan situasi tanpa penyakit Jika pasien dalam episode rawat, koder harus hati-hati dalam mengklasifikasikan Diagnosis Utama pada Bab XVIII (Kode R) dan XXI (Kode Z). Jika diagnosis yang lebih spesifik belum ditegakkan sampai akhir episode perawatan atau tidak ada penyakit atau cedera pada saat dirawat yang bisa dikode, maka kode dari Bab XVIII dan XXI dapat digunakan sebagai kode diagnosis utama (lihat juga Rules MB3 dan MB5). 23/08/17
63
e. Pengkodean kategori kombinasi ICD menyediakan kategori tertentu dimana dua diagnosis yang berhubungan diwakili oleh satu kode. Contoh : Diagnosis Utama : Gagal ginjal Diagnosis Sekunder : Penyakit ginjal hipertensi Dikode Penyakit ginjal hipertensi dengan gagal ginjal (I12.0) Diagnosis Utama : Glaukoma karena peradangan mata Diagnosis Sekunder : – Dikode Glaukoma akibat peradangan mata (H40.4) sebagai diagnosis utama. 23/08/17
64
Contoh : Diagnosis Utama : Obstruksi usus Diagnosis Sekunder : Hernia inguinalis kiri Dikode Hernia inguinalis unilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren (K40.3) Diagnosis Utama : Katarak DM tergantung insulin Diagnosis Sekunder : Hipertensi Spesialisasi : Opthalmologi Dikode Diabetes tergantung insulin dengan komplikasi mata (E10.3†) sebagai diagnosis utama dan katarak diabetes (H28.0*) serta Hipertensi (I10) sebagai diagnosis sekunder. 23/08/17
65
23/08/17
66 f.
Pengkodean sekuele kondisi tertentu ICD menyediakan sejumlah kategori yang berjudul “sequelae of ...” (B90-B94, E64.-, E68, G09, I69.-, O97, T90-T98, Y85-Y89) yang digunakan untuk menunjukkan kondisi yang tidak didapatkan lagi, diagnosis utama adalah kode yang sesuai dengan bentuk sekuele itu. Kode “sequelae of ......” dapat ditambahkan sebagai kode tambahan. Jika terdapat sejumlah sekuele spesifik namun tidak ada yang lebih menonjol dalam hal kegawatan dan penggunaan sumber daya, boleh digunakan “Sequelae of ...” sebagai diagnosis utama Contoh istiilah : ‘old’ (lama), ‘no longer present’ (tidak terdapat lagi), ‘late effect of .....’ (efek lanjut .....), atau ‘sequele of .....’. 23/08/17
67 Contoh : Diagnosis Utama : Dysphasia akibat infark otak lama Diagnosis Sekunder : Dikode Dysphasia (R47.0) sebagai diagnosis utama, ‘sequelae of cerebral infarction’ (I69.3) sebagai diagnosis sekunder. Diagnosis Utama : Osteoartritis sendi panggul akibat fraktur lama panggul karena kecelakaan kendaraan bermotor 10 tahun yang lalu Diagnosis Sekunder : Dikode Other post-traumatic coxarthrosis (M16.5) sebagai diagnosis utama, ‘sequelae of fracture of femur’ (T93.1) sebagai diagnosis sekunder. Diagnosis Utama : Efek lanjut poliomielitis Diagnosis Sekunder : -Dikode Sequelae of poliomyelitis (B91) sebagai diagnosis utama karena informasi lain tidak tersedia. 23/08/17
68
g. Pengkodean kondisi-kondisi akut dan kronis ICD menyediakan kategori atau subkategori yang berbeda untuk masing-masing kategori, tapi tidak untuk gabungannya, kategori kondisi akut harus digunakan sebagai Diagnosis Utama. Contoh : Diagnosis Utama : Kholesistitis akut dan kronis Diagnosis Sekunder : Dikode Acute cholecystitis (K81.0) sebagai diagnosis utama, chronic cholecystitis (K81.1) sebagai diagnosis sekunder.
23/08/17
69
h. Pengkodean kondisi pasca-prosedur dan komplikasinya Pada Bab XIX (T80-T88) tersedia kategori untuk komplikasi yang berhubungan dengan operasi dan prosedur lain, contohnya infeksi luka operasi, komplikasi mekanis bendabenda implantasi, syok, dan lainnya. setelah prosedur (misalnya pneumonia, embolisme paru) tidak dianggap sebagai kondisi tersendiri sehingga dikode seperti biasa, namun bisa diberi kode tambahan dari Y83Y84 untuk menunjukkan hubungannya dengan suatu prosedur. Jika kondisi dan komplikasi ini dicatat sebagai Diagnosis Utama, perlu dilakukan rujukan ke ‘modifier’ atau ‘qualifier’ 23/08/17
pada Indeks Alfabet untuk pemilihan kode yang tepat.
70
Contoh : (1) Diagnosis Utama : Hipotiroidisme sejak tiroidektomi 1 tahun yang lalu. Diagnosis Sekunder : Dikode Hipotiroidisme pasca-bedah (E89.0) sebagai diagnosis utama. (2) Diagnosis utama : Perdarahan berlebihan setelah cabit gigi Diagnosis Sekunder : Dikode Perdarahan akibat suatu prosedur (T81.0) sebagai diagnosis utama. 23/08/17
RULE MB1- MB5 RULE MB1 ´ Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai “kondisi lain” (other condition) Contoh : DU: Dyspepsi; DS: Appendicitis ; Px: Appendectomy
RULE MB2 ´ Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama DU : Osteoporosis,Candida, bronchopneumonia, Rheumatism
DPJP : Sp Paru
RULE MB3 ´ Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu gejala (R) DU:Hematemesis, DS: Varices esopagus, DPJP : Sp PD
RULE MB4 ´ Spesialisitas DU : DM tanpa terapi insulin DS: Cataract mata bilateral Spesialisasi: Ophthalmologist Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract.
RULE MB5 ´ Alternatif diagnoses utama Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut. DU : Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres. Reseleksi: Sakit kepala
73
J.1 : HIV (B20-B24)
Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit, HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22. Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi individual dapat digunakan B20-B24 Contoh : 1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi K.Lain : Diberi kode HIV disease resulting in Kaposi’s sarcoma (B21.0) 2. KU : Toxoplasmosis dan Cryptococcosis pd pasien HIV K. Lain :Diberi kode HIV multiple infection (B20.7), B20.8 dan B20.5 dapat digunakan sbg kode tambahan
J.2 : Bab II Neoplasma Kasus neoplasma baik primer atau sekunder (metastasis) yang merupakan fokus perawatan, harus dicatat dan dikode sebagai diagnosis utama. Jika Ca. Primer sudah tidak ada lagi. Maka sbg D.U nya adalah Ca. sekundernya atau komplikasi saat itu. Riwayat Ca Primer sebagai DS .
J.3 : E10-E14 DIABETES MELLITUS Subkategori .7 digunakan kode utama bila komplikasi multiple pada DM. diikuti kode komplikasi yg terdaftar dapat ditambahkan sbg kode tambahan. Contoh : 1. K.Utama : Renal failure krn diabetic glumenulonephrosis Diberi kode E14.2+ dan N08.3*
2. K.Utama : IDDM dng Nephropathy, Gangrene & Cataracts Diberi kode utama IDDM with multiple complication (E10.7) dan E10.2+ N08.3* IDDM dng nephropathy, E10.5 NIDDM with Gangrene, E10.3+ H28.0* IDDM with cataract
76
J.5 : Kode PERSALINAN (O80 – O84) 1. Semua persalinan bila terdapat penyulit atau komplikasi maka menjadi kode diagnosis utama (010-075) 2. Kode cara Persalinan (080-084) 3. Kode Outcome Delivery (Z37.-)
77
Kode PERSALINAN (O80 – O84)
Pengkodean untuk persalinan : Kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. Contoh : DU : KPD DS : Persalinan SC, Anemia Maka di kode sbg DU : KPD (O42.1) DS : SC (O82.9), Anemia (O99.0 dan D64.9), Outcome Delivery (Z37.-)
79
1. Bayi Lahir dengan Kode P03.0 – P03.6 di Klaim terpisah dengan ibunya. 2. Kontrol ulang RJ dengan diagnosis yg sama gunakan kode “Z” 3. Terapi Berulang (Rehab Medik, Rehab Psikososial, Radioterapi, Chemoterapi, Hemodialisa) gunakan Kode “Z” 4. Pasien RJ dan mendapatkan khemo oral, Kode utamanya Z51.1 5. Riwayat neoplasma ganas menggunakan kode Z85.0 – Z85.9 6. karena riwayat keluarga dengan neoplasma ganas menggunakan kode Z80.0 – Z80.9 23/08/17
80
7. Anemia dengan neoplasma dan perawatan hanya untuk anemia, Maka Kode Utamanya : Ca (C--) dan Anemia (D63.0) sbg sekunder 8. Penggunaan kode Z29.0 Isolasi 9. Pasien melahirkan di FKTP, dirujuk untuk tubektomi interval di FKRTL maka dikode Sterilization (Z30.2) sebagai diagnosis utama. 10. Pasien Thalasemia Mayor kontrol ulang diberikan obat kelasi besi maka diinputkan sebagai rawat jalan dengan kode D56.1 sebagai diagnosis utama 11. Pemasangan infus pump hanya menggunakan kode 99.18 12. Educational therapy menggunakan kode 94.42
23/08/17
81
OMIT CODE Jika ada pernyataan omit code pada Indeks Alfabet maka prosedur tersebut adalah bagian dari kode prosedur lain yang berhubungan dan tidak dikode. Contoh : # Craniotomy 01.24 - as operative approach – omit code fetal 73.8 for decompression of fracture 02.02 reopening of site 01.23 # Laparatomy NEC 54.19 as operative approach --omit code # Laminectomy (decompression) (for exploration) 03.09 as operative approach --omit code 23/08/17
Kode Tifoid & GE hanya : A01.0
TBC Paru dengan Pnumonia
Kode Typhoid dng Gastroenteritis
Kode PPOK dng PNEUMONIA
Kode PPOK dng PNEUMONIA
BATU GINJAL DENGAN ISK KODENYA HANYA : N20.0
ARF dng UTI Penggunaan kode kombinasi untuk Acute Renal Failure dengan Urinary tract infection, site not specified menjadi Pyonephrosis
Tidak ada instruksi includes / excludes pada kode acute renal failure, unspecified (N17.9) dengan kode urinary tract infection, site not specified (N39.0) baik di volume I maupun III. Bukan kode kombinasi.
Pneumonia dgnTyphoid fever Penggunaan kode kombinasi untuk Pneumonia, unspecified dengan Typhoid fever menjadi Localized salmonella infections : pneumonia+
Sesuai dengan intruksi pada volume I sub bab pneumonia in diseases classified elsewhere (J17) yang menyatakan penggunaan pneumonia (due to)(in) · typhoid fever mengarah kode dagger (A01.0+) dan asterisk (J17.0*). Bukan kode kombinasi.
Septicaemia dan Cardiogenic shock Pada kasus dengan Septicaemia, unspecified dan Cardiogenic shock cukup dikode dengan Septicaemia, unspecified Kaidah tsb hanya berlaku pada mortality code, sedangkan yang digunakan dalam pengajuan klaim adalah morbidity code. Pada kaidah morbidity tidak ada instruksi includes / excludes dari kode septicaemia, unspecified (A41.9) dengan kode cardiogenic shock (R57.0) baik dari volume I maupun III. Sesuai dengan SE Menkes 518 tahun 2016, cardiogenic shock dapat dikoding.
KENDALI BIAYA
92
23/08/17
93 Petugas Administrasi Klaim RS Memastikan berkas klaim lengkap
Rumah Sakit
Melengkapi Resume Medis
Dokter
Menterjemahkan Diagnosis & Prosedur menjadi kode ICD
Koder
Menterjemahkan kode ICD menjadi Grup INACBG
Grouper
Verifikator Internal Rumah Sakit
Melakukan verifikasi sesuai ketentan sebelum diajukan ke BPJS
Verifikator BPJS
23/08/17
94
1. Memverifikasi data kelengkapan Resume Medis pasien dan pemeriksaan penunjang 2. Memverifikasi kesesuaian diagnosis dan tindakan dengan koding-koding penyakit dan prosedur. 3. Memverifikasi kesesuaian data tagihan (Billing) dengan penyakit dan tindakan 4. Melakukan penyesuaian atau koreksi klaim yang tidak sesuai pelayanan yang didapatkan pasien dengan bukti pelayanan yang di klaimkan ke BPJS. 23/08/17
95
SE : HK.02.01/MENKES/125/2017 Tentang Tengaga Verifikator Internal di FKRTL
23/08/17
UPAYA PERCEPATAN PROSES KLAIM INA-CBG RSCM KODING GROUPING DI UNIT RAWAT INAP
4 Koder di Ged.A
Koding & Grouping Rawat Jalan
LT.2(RM)
•Rehab •Kiara •Kirana
# Pokdisus # Radiotrp # PJT
koder
Lt.5 Paru
•Paru •Hepa •Hema
# Syaraf # Rhema # HD
koder
Lt.4 (THT)
•THT # Kulit •Jiwa •Kemoterap
koder
Lt.2 (Bedah)
•Bedah •Urologi •Orthopedi
koder
Lt.2 (P.Dalam)
•Peny.Dalam # Gimul •Anestesi •Gizi
koder
Lt.I (Keb)
•Keb # Bed.Syaraf •Jantung •Hematologi
koder
Kendali Mutu & Kendali Biaya
Ingatkan dokter untuk menulis diagnosis dan tindakan
“3C” Case Manager ü Communication ü Control ü Cost effectiveness
Kegiatan Panitia Casemix ggjsgjsdgj
# Workshop INACBG & CP # Pelatihan INACBG # Menghadirkan NCC & Konsultan #Roadshow ke Dep-dep
Workshop
INACBG Bagi DPJP
WORKSHOP TOT Tim
KMKB unit kerja
23/08/17
10 4
WORKSHOP KMKB
di Dep/Divisi/Unit
23/08/17
10 5
1.Reformasi IT 2.Reformasi Tarif 3.Akselerasi PPK 4.Gerakan Sadar Biaya 5.Gerakan Efisiensi 6.Kendali Obat dan Alkes 7.Benar Resume Medis 8.Kontrol LOS 23/08/17
REFORMASI IT • CPOE(Computerized Physician Order Entry), konsul online • Kendali e-prescribing Fornas • Sistem perjanjian dan antrian • Resume Medik Online • Medical Record Elektronic
REFORMASI TARIF • Revisi Tarif Paket agar rasional dan kompetitif • Penyeragaman tarif untuk tindakan yang sama • Input tagihan real time • Peningkatan kompetensi penata rekening
AKSELERASI PPK • Akselerasi pembuatan PPK • Akselerasi penggunaan PPK
GERAKAN SADAR BIAYA • Diseminasi berulang KMKB • Supervisi proses pelayanan oleh DPJP • Pelayanan Palliative dan Interdisipline
GERAKAN EFISIENSI • Efisiensi Proses Pelayanan • Efisiensi Utilitas (listrik,AC, Air) • Efisiensi ATK • Implementasi e-Office KENDALI OBAT DAN ALKES • Prescribing FORNAS (95%) dan Kendali ANTIBIOTIK • Kendali penggunaan BMHP & Alkes • Purchasing Strategy yang terkendali
KENDALI LOS
BENAR RESUME MEDIK
• Bed Management yang efektif dan efisien berbasis IT • Patuh PPK/CP • Optimalisasi Case Manager/Care Manager
• Resume Medik Online • Pastikan dignosa utama, diagnosa sekunder dan tindakan/prosedur tertulis benar & lengkap di resume medik
Kajian Pending Klaim Dokter Prosedur tidak dikoding Resume tidak lengkap
Admin ruangan
Belum memahami kodingTulisan kurang terbaca
Salah koding
Tidak melampirkan berkas klaim yang dalam sesuai
Tagihan pending Kurang pemahaman mengenai diagnosis dan pengobatan Kombinasi diagnosis yang tidak sesuai Penghapusan diagnosis yang tidak dilakukan prosedur
Koder Verifikator
Alasan pending kurang jelas Perlu dicantumkan identitas verifikator
Cause and Effect Fishbone Diagram KETEPATAN CODING INACBG KODER
DOKTER
Belum ada pedoman Koding yang Lengkap
Kurang Pemahaman
Beban Kerja
Penulisan Singkatan Tidak Standar
Penulisan Dx dan Px Tidak Spesifik
Tulisan sulit dibaca
Kurang Koord dng DPJP
Resume Medis Elektrons
Kelengkapan resume med
KODING TIDAK TEPAT
Ketidak sesuaian Billing dengan Resume Medis
Link Ehr & INACBG
IT/EHR
BILLING
Pokja Koding Tim Casemix RSCM
Audit Koding
ALUR PROSES KLAIM INACBG & PENELITIAN FRAUD RSCM
Dokumen Klaim Dokumen Klaim · · ·
Koding & Grouping
Resume Medis Billing Bukti Layanan
Adm Klaim (Unit Piutang) · · ·
TXT INACBG (Hasil Grouping)
Verifikator BPJS
Dokumen Obat Edit DPJP Dokumen Klaim
PROSES PENELITIAN FRAUD
· · · · ·
Resume RM Sesuai dng INACBG Resume RM Tidak sesuai dng INACBG Tarif INACBG Sesuai Tarif INACBG Turun Tarif INACBG Naik
Rekam Medis
Copy Resume Medis
TXT INACBG (Hasil Grouping)
Audit Koding
TXT INACBG (Hasil Grouping)
TXT INACBG (Hasil Grouping) Audit Koding
23/08/17
11 0
Penyelesaian Permasalahan Klaim INA CBG
MEDIS
KODING
DPM/TKMKB /DPK
PPJK
11 1
23/08/17
11 2
23/08/17
Penyelesaian Permasalahan Klaim INA CBG
SURAT EDARAN KEMENKES RI Tentang Penyelesaian Permasalahan Klaim INACBG HK.03.03/MENKES/63/2016
HK.03.03/MENKES/518/2016 7 Oktober 2016
11 4
58
73
23/08/17