Koding Inacbg Pormiki Update [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Metode



Gandi Agusniadi



# Pokja Koding NCC Kemenkes RI # Unit Rekam Medis RSCM



CASEMIX/INACBGs



#1



Sistem Casemix (INACBG) adalah : Pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur yang dikaitkan dengan biaya perawatan dan dimasukan ke dalam group-group Dasar Pengelompokan dengan menggunakan :  ICD – 10 Untuk Diagnosa (14.500 kode)  ICD – 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (8.500 kode) Untuk mengkombinasikan kode diagnosa dan prosedur tidak mungkin dilakukan secara manual, maka diperlukan yang namanya “ Grouper “



CASEMIX/INACBGs



#2



• Grouper ini menggabungkan sekitar 23.000 kode ke dalam group -group • Terdiri dari 23 CMG (Casemix Main Group) • Terdiri dari 1077 kode INA-CBG yang terdiri dari 789 kode untuk rawat inap dan 288 untuk rawat jalan



PELAYANAN PASIEN DENGAN TARIF INA-CBG Unit Rekam Medis



UGD/URJ



Rekam medis



Resume medis



Koding



Ruang rawat



Kode: Laboratorium



Radiologi



Tindakan



Dx/Prosedur: Utama Sekunder



Software INA-CBGs UNU Grouper



TARIF



E-4-10-iii CMG



Spesifik CBGs



Tipe Kasus (1-9)



Severity Level



CONTOH KODE INA-CBG Contoh : INACBGs (Rawat Inap) “ Prosedur Payudara “ 1. L-1-50-I PROSEDUR PADA PAYUDARA RINGAN 2. L-1-50-II PROSEDUR PADA PAYUDARA SEDANG 3. L-1-50-III PROSEDUR PADA PAYUDARA BERAT



Contoh : INA – CBGs (Rawat Jalan) N0. Kode INA-CBG Deskripsi 1. Q – 5 – 18 – 0 Konsultasi atau pemeriksaan lain-lain 2. Q – 5 – 35 – 0 Infeksi Akut 3. Q – 5 – 25 – 0 Gastrointestinal akut



LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS NO. Case-Mix Main Groups (CMG) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



Central nervous system Groups Eye and Adnexa Groups Ear, nose, mouth & throat Groups Respiratory system Groups Cardiovascular system Groups Digestive system Groups Hepatobiliary & pancreatic system Groups Musculoskeletal system & connective tissue Groups Skin, subcutaneous tissue & breast Groups Endocrine system, nutrition & metabolism Groups Nephro-urinary System Groups Male reproductive System Groups Female reproductive system Groups Deleiveries Groups Newborns & Neonates Groups Haemopoeitic & immune system Groups



CMG Codes G H U J I K B M L E N V W O P D



LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS NO Case-Mix Main Groups (CMG) 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32



Myeloproliferative system & neoplasms Groups Infectious & parasitic diseases Groups Mental Health and Behavioral Groups Substance abuse & dependence Groups Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups Factors influencing health status & other contacts with health services Groups Ambulatory Groups-Episodic Ambulatory Groups-Package Sub-Acute Groups Special Procedures Special Drugs Special Investigations I Special Investigations II Special Prosthesis Chronic Groups Errors CMGs



CMG Codes C A F T S Z Q QP SA YY DD II IJ RR CD X



Logic INACBG PRINCIPLE DIAGNOSIS (PDx) CASEMIX MAIN GROUPS (CMG)



31 CMG



SURGICAL PROCEDURE No



Yes



MEDICAL SEPARATION



SURGICAL SEPARATION



Principle Diagnosis, Neoplasm, Specific condition, Symptomps,other



Type of Surgery Mayor, Minor,



COMPLICATIONS, CO MORBIDITY



INACBG



Sevierity level



10



LANGKAH-LANGKAH GROUPING INACBGs



DATA PASIEN Spesifik CBGs



31 CMGs



1



CMG



1. Prosedure Rawat Inap



2



Case Type



Severity Level



CMG Tipe Kasus (1-10)



o22 Acute Care CMGs o2 Ambulatory CMGs o1 Subacute CMGs o1 Chronic CMGs o4 Special CMGs o1 Error CMGs



3



Sev. Level 4



INACBGs



2. Prosedur Besar Rawat Jalan 3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan 4. Rawat Inap Bukan Prosedur 5. Rawat Jalan Bukan Prosedu 6. Rawat Inap Kebidanan 7. Rawat Jalan kebidanan 8. Rawat Inap Neonatal 9. Rawat Jalan Neonatal X. Error



TINGKAT KEPARAHAN 0 = Rawat Jalan I = Ringan II = Sedang III = Berat



CASE BASED GROUPS (CBGs) • Sub-group kedua  tipe kasus (1-9)



12



Koding adalah memberi kode pada :  Diagnosis utama  Diagnosis Sekunder (komplikasi & ko-morbiditi)  Prosedur utama  Prosedur Sekunder menggunakan ICD-10 (Penyakit) & ICD-9CM (Prosedur)



Sistem Pelaporan (SIRS) Sistem Pembayaran DRGs / CBGs



Pemanfaat Koding Di rs.



Registrasi Kanker (Kode Morfologi) Sertifikat Medis Penyebab Kematian (UCOD) Database RS (Penelitian)



KLASIFIKASI PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR



3 Volume ICD-10



Volume 1



Volume 2



Volume 3



Adalah diagnosa akhir/final yang dipilih dokter pada hari terakhir perawatan dengan criteria paling banyak menggunakan sumber daya atau yang menyebabkan hari rawatan paling lama (LOS)



(Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Rules and guidelines for mortality and morbidity coding)







Diagnosis utama selalu ditetapkan pada akhir perawatan seorang pasien. (established at the end of the episode of health care)







Jika terdapat lebih dari satu diagnosis maka dipilih satu diagnosis yg paling banyak menggunakan resouces (SDM, bahan pakai habis, peralatan medik, tes pemeriksaan dan lain2). (Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, 4. Rules and guidelines for mortality and morbidity coding)



Diagnosis sekunder adalah diagnosis selain dari diagnosis utama (Komplikasi + Ko-morbiditi) •



Komplikasi adalah diagnosis yang muncul setelah pasien berada di RS. Ex: Wound infection, Pneumonia etc.







Ko-morbiditi adalah diagnosis lain yang sudah ada sebelum masuk RS. Ex: Diabetes, Hypertension etc



Prosedur utama adalah prosedur tindakan yang paling banyak menghabiskan sumber daya atau yang menyebabkan hari rawatan paling lama dan biasanya berhubungan erat dengan diagnosa utama.



Seluruh signifikan prosedur tindakan yang dijalankan pada pasien rawat inap atau rawat jalan, membutuhkan peralatan special atau dikerjakan oleh staf terlatih dan berpengalaman



Rekam Medis



Koding



INACBGs Group



Rekam Medis



 Tanpa dokumentasi rekam medis – Koding tidak bisa dilakukan  Kelengkapan RESUME MEDIS  Ketelitian & Ketepatan koding  Komunikasi dokter dan koder



• Harus akurat dan lengkap • Mencerminkan episode perawatan pasien • Penulisan Diagnosa & Prosedur tidak boleh disingkat (Resume Medis & IC) • Harus jelas dan rinci • Catatan harus dapat dibaca dan tidak boleh dihapus



 Data demografi pasien  Resume medis  Laporan operasi  Hasil pemeriksaan penunjang (P.A, Patklin,Radiologi)  Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi



Menuliskan dengan akurat dan lengkap : diagnosis Utama diagnosis Sekunder (Komorbiditi & Komplikasi) Prosedur/Tindakan utama yang dikerjakan Prosedur sekunder/lain-lain diagnosis : Spesifik dan rinci Tidak menggunakan singkatan



Ps.5 Permenkes 269/2008



Areditasi & Rekam Medis Bukti Pelayanan RS CN. 1609 # 20 April 2013



SERT/01/VII/2012



Ringkasan menggambar keadaan khas pasien, harus singkat, berisikan hal-hal penting dan penekanan pada riwayat penyakit sekarang . dalam ringkasan tercakup keluhan utama dan lama sakit Pemeriksaan Fisik : Berisikan data yang menonjol dan penting dari pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik terpenting : Diisi dengan data-data yang sangat penting dan menonjol dari pemeriksaan penunjang yang berhubungan DIAGNOSIS & PROSEDUR (Laboratorium, Radiologi, USG, Radiodiagnostik Terapi/Pengobatan selama di rumah sakit : Diisi dengan semua terapi atau pengobatan selama pasien dirawat inap yang berhubungan dng DIAGNOSIS & PROSEDUR yang dicatat Hasil Konsultasi : Isi dengan seluruh hasil konsultasi yang pernah dilakukan selama perawatan dan cantumkan nama konsultannya.



DIAGNOSIS : Berisi Diagnosis Utama, Diagnosis Sekunder penulisan diagnosis harus jelas, benar dan tidak menggunakan singkatan. Menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku pada International Classifcation of Diseases (ICD) PROSEDUR : Berisi Prosedur utama & sekunder yang berhubungan erat dengan Diagnosis



Sambungan RESUME MEDIS RAWAT INAP Alergi (reaksi obat) : Diisi dengan nama obat atau nama unsur yang menyebabkan pasien alergi Hasil Laboratorium yang belum selesai (pending) Diisi dengan daftar pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain yang belum selesai pada saat pasien pulang. Diisi dengan diet yang telah diberikan dan diet yang harus dilakukan selama di rumah sakit Intruksi/Anjuran (Follow up) : Diisi dengan intruksi-intruksi atau anjuran serta perjanjian dengan dokter atau poliklinik dan nomor telepon poliklinik



34



Diagnosis yang tertulis di CPPT harus terekam di Resume Medis



01/06/201 5



FORMULIR INA-CBG RAWAT JALAN KHUSUS BPJS POLIKLINIK : ………………………………. DEPARTEMEN : ………………………………. RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO.



Form INA-CBG Rawat Jalan



1.Nama RS 2.Nomor Kode RS 3.Kelas RS 4.Nomor Rekam Medis 5.Nama Pasien 6.Jenis Perawatan 7.Tanggal Lahir 8.Usia dalam tahun 9.Usia dalam hari 10.Jenis kelamin 11.Berat Lahir ( gram ) 12.Diagnosa utama 13.Diagnosa sekunder



1.Tindakan



1.Tarif INA-DRG



: RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo : 3173014 :A :………………………………….………………… :……………………………………………………. : Rawat Jalan :……………………………..……………………... :……………………………………………………. :……………………………………………………. :……………………………………………...…….. :……………………………………………………. :………………………………..Kode :……............ :………………………………..Kode :……............ :………………………………..Kode :……............ :………………………………..Kode:…….…........ :…………………………..........Kode :…......…….. :………………………………..Kode :……............ :………………………………..Kode :……............ :………………………………..Kode:…….…........ :…………………………..........Kode :…......…….. :……………………………...…………………….. Jakarta,…………………………2008 DPJP



_____________________________ NIP :



Resume Medis Elektronis



Software EHR, Modul koneksi INA-CBG



Percepatan Proses Klaim INA-CBG RS Administrasi Klaim Satu Atap (Rawat Jalan & Inap) Penata Rekening



Koding & Grouping RM



Adm Klaim



BPJS



Koder



1 • • • • •



Menyiapkan Berkas : SEP Resume Medis Nota Biaya Bukti Layanan



2 • Coding ICD10 & ICD9CM • Grouping INACBG



3 • Data Klaim • Melengkapi berkas



4 • Melakukan verifikasi • Pengabsahan final • Pembayaran Klaim



Alur Pelayanan & Klaim JKN Modifikasi RSCM Standar Software EHR



Bridging



Software INA-CBG 4



Software INA-CBG 4



Software INA-CBG 4



Software INA-CBG 4



Software Verifikasi Klaim



Software Verifikasi Klaim



PERAN PEREKAM MEDIS PADA PANITIA CASEMIX di RS Ketua Panitia Case-Mix Perekam Medis



Pokja Costing



Pokja Clinical Pathways



Pokja Coding



Pokja I.T



ELECTRONIC PRESCRIBING Manfaat:



• Meningkatkan keselamatan pasien • Mempercepat pelayanan • Mempercepat proses tagihan



Obat yang masuk dalam Fornas diberi logo “FORNAS” Untuk memudahkan dokter meresepkan obat Fornas



 DOKTER menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis sekunder apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan dan membuat resume medis pasien secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di rumah sakit.



 KODER melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan



Tugas dan tanggung jawab koder Melakukan kodifikasi & analisis dari diagnosis dan prosedur/ tindakan yang diisi oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan kaidah ICD 10 untuk diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan dan peraturan lain yang berlaku (PMK 27/2014)



Dispute koder & verifikator  Proses verifikasi  skill & kompetensi Verifikator; Standar Verifikasi; bukan audit medis.  Proses Koding  skill & kompetensi koder; Standar koding (penggunaan edisi ICD10 & ICD9CM)  Aturan Koding INACBG (Revisi PMK 27/2014)  Inkosistensi Grouper INACBG



Solusi  Peningkatan Skill & Kompetensi koder & verifikator  Peningkatan peran lembaga pendidikan  Peningkatan peran Profesi Perekam Medis (PORMIKI) >> Standar Pelatihan koding  Sertifikasi Koder  Revisi Peraturan/Pedoman Koding >> Revisi PMK 27/2014  Perbaikan/Update Software Grouper INACBG



• Mengikuti standar resmi WHO dalam pengkodean diagnosis (WHOMorbidity Refference Group) • Mengikuti standar resmi aturan coding ICD-10 dan ICD-9-CM • Untuk kasus pasien bayi baru lahir (usia 0-28 hari) data berat badan lahir dalam gram harus dimasukkan. • Gunakan kode P (perinatal) untuk diagnosa utama jika umur pasien kurang dari 28 hari. • Prosedur utama harus berkaitan dengan Diagnosa utama



HINDARI SINGKATAN DIAGNOSIS/PROSEDUR •BP = Broncho Pneumonia •BP = Brachial Plexus •FA = Fibrillation Atrial •FA = Flour Albus •HAP = Haemorrhagic Anterpartum •HAP = Hospital Acquired Pneumonia •MR = Mitral Regurgitation •MR = Mental Retardation 53



Masalah Yang Sering Dihadapi        



Diagnosis/tindakan tidak ditulis Diagnosis/tindakan tidak spesifik Diagnosis/tindakan tidak lengkap Tulisan dokter tidak terbaca Singkatan tidak standar Prosedur tidak dilakukan tapi di koding Prosedur dilakukan tapi tidak di koding Salah Koding



V01-Y98 ICD10 Kode Diagnosis Utama sesuai resume dengan memenuhi aturan coding, kemudian kode diagnosis sekunder Entry data atau import data dari SIM RS



Pasien Demografi



Diagnosis Utama & Sekunder



ICD9CM Kode Prosedur Utama yang berhubungan dengan Diagnosis Utama dilanjutkan dengan mengkode prosedur-prosedur lainnya.



Prosedur Utama & Sekuder



Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah cedera/injury harus diikuti dengan penyebab luar (external cause) yang relevan dengan diagnosisnya.



Injury & External Cause



M8000/0M9989/1



Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah Neoplasma harus diikuti dengan kode Morfology untuk menggambarkan histology dan behavior (sifat, prilaku) nya



Morphology & Histolgy



Review hasil pengkodean dan Grouping DRGs



Cek & Group



Volume 1 dan 3 harus digunakan bersamasama untuk menemukan kode yang benar dari setiap kasus



Kategori penyakit khusus memperoleh prioritas di atas kategori sistem tubuh. Contoh: Ca. Paru-Paru akan diklasifikasikan dalam Bab II Neoplasma bukan dalam Bab X Penyakit Sistem pernafasan



1. Pencatatan Informasi Diagnosa • Dokter hrs memilih kondisi utama utk dicatat • Diagnosa hrs mempunyai nilai informatif sesuai kategori ICD yg spesifik :  Acute appendicitis with perforation  Diabetic cataract, insulin-dependent  Meningococcal pericarditis  Antenatal care for pregnancy-induced hypertension  Diplopia due to allergic reaction to antihistamine taken as prescribed  Osteoarthritis of hip due to an old hip fracture fracture of neck of femur following a fall at home  Third-degree burn of palm of hand.



2. Pedoman pemberian kode Kondisi utama & kondisi lain (1) Kondisi utama & Kondisi lain yg relevan



harus dicatat oleh dokter, dan koder memberi kode pd kondisi tsb. Bila kondisi pencatatan utama sudah tidak konsisten atau salah dicatat, harus dikembalikan utk penjelasan. Bila gagal mendapatkan klarifikasi peraturan MB1 s/d MB5 akan menolong koder.



2. Pedoman pemberian kode Kondisi utama & kondisi lain (2) Sistem dual-klasifikasi Dagger (†) & Asterisk (*) • Dua kode untuk satu pernyataan diagnostik • Tanda dagger (†) : kode primer untuk penyakit yang mendasari >> Kode Utama • Tanda asterisk (*) : kode tambahan opsional untuk manifestasi klinis >> Kode Sekunder • Contoh Dagger (†) & Asterisk (*) Measles pneumonia = B05.2† J17.1* Pericarditis tuberculosis = A18.8† I32.0* NIDDM karatak = E10.3† H28.0*



KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO



D63*, D77*, E35*, E90*, F00*, F02*, G01*, G02*, G05*, G07*, G13*, G22*, G26*, G32*, G46*, G53*, G55*, G59*, G63*, G73*, G94*, G99*, H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*, H36*, H42*, H45*, H48*, H58*, H62*, H67*, H75*, H82*, H94*, I32*, I39*, I41*, I43*, I52*, I68*, I79*, I98*, J17*, J91*, J99*, K23*, K67*, K77*, K87*, K93*, L14*, L45*, L54*, L62*, L86*, L99*, M01*, M03*, M07*, M09*, M14*, M36*, M49*, M63*, M68*, M73*, M82*, M90*, N08*, N16*, N22*, N29*, N33*, N37*, N51*, N74*, N77*, P



KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO



KODE ASTERISC (*) ICD10 WHO



KODE GANDA LAINNYA  Untuk neoplasma, kode morfologi  Untuk kondisi-kondisi yang terklasifikasi dalam F00 – F09  Untuk cedera, keracunan atau efek samping lain



64



01/06/201 5



65



2. Pedoman pemberian kode Kondisi utama & kondisi lain (3)



• Symptoms (gejala), Sign dan temuan abnormal dan situasi yg bukan penyakit : Hati2 dlm kode diagnosa utama utk BAB XVIII (kode “R”) & XXI (kode “Z”) utk KASUS RAWAT INAP. Jika diagnosa yg lbh spesifik (penyakit atau cidera) tidak dibuat pd akhir rawat inap maka dizinkan memberi kode “R” atau kode “Z”.



• Kode kategori kombinasi Kategori kombinasi digunakan apabila diagnosa utama dan sekunder yg berkaitan dapat digambarkan dalam satu kode Kondisi utama : Renal failure Kondisi lain : Hypertensive renal disease Diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)



66



2. Pedoman pemberian kode Kondisi utama & kondisi lain (4)



• Kode kondisi multiple Bila terdapat kondisi “Multiple” tdk ada kondisi tunggal yg menonjol, diberi kode “multiple” yg digunakan & kode sekunder dapat ditambahkan untuk daftar kondisi individu Kode ini diterapkan terutama pada yg berhubungan dng penyakit HIV, Cedera & Sequelae



• Kode morbiditas penyebab eksternal Sifat dasar kondisi & keadaan penyebab eksternal harus diberi kode. Biasanya sifat dasar pd BAB XIX (S00-T98) & penyebab external pd BAB XX (V01-Y98) sbg KODE SEKUNDER



67



2. Pedoman pemberian kode Kondisi utama & kondisi lain (5)



• Kode kondisi & komplikasi post prosedur Bab XIX (T80-T88) utk komplikasi yg berhubungan dng pembedahan & tindakan lain. mis : Infeksi luka, komplikasi mekanis dr implant, shock dll. contoh : Kondisi utama : Haemorrhage hebat setelah cabut gigi Kondisi lain : Nyeri Spesilaisasi : Gimul Diberi kode Haemorrhage resulting from a procedure (T81.0) sbg kode utama



68



RULE MB1



 Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai “kondisi lain” (other condition) Kondisi utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatan yang terjadi, dan jenis spesialis yang mengasuh.  pilih kondisi yang relevan sebagai “Kondisi utama”



Contoh: K. utama : Dyspepsi Kondisi lain: Acute appendicitis Acute abdominal pain Prosedur:



Appendectomy



Spesialis:



Bedah digesti



Maka reseleksi: Acute appendicitis sebagai kondisi utama.



RULE MB2



69



 Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama Beberapa kondisi tidak bisa digabung untuk dapat dicode bersama dan direkam semua sebagai kondisi utama,  dan salah satu kondisi lain pada rekaman menunjuk sebagai kondisi utama Contoh: 1.



2.



K. Ut. Osteoporosis,Candida, bronchopneumonia, Rheumatism K. lain: Bidang spesialisasi: Peny.Paru Reseleksi K. Ut. Candida bronchopneumonia K.Ut. KPD, letak lintang dan anemia K.lain: Partus spontan Reseleksi K. ut. Premature rupture of membrane



70



RULE MB3



 Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu gejala yang timbul akibat suatu diagnosa atau kondisi yang ditangani Jika kondisi terkait diberi code yang ditemukan di Bab XVIII (R.-), dan di rekam medis ada terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan Contoh: K. ut.



Hematemesis



K. lain: Varices esophagus



Cirrhosis hepatis Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke Bedah Reseleksi kondisi utama: Varices esophagus pada cirrhosis hepatis (K74.-† I98.2*)



71



RULE MB4



 Spesialisitas Bila diagnosis yang terekam sebagai kondisi utama adalah istilah yang umum, dan ada istilah lain yang memberi informasi lebih tepat tentang lokasi tubuh atau sifat dasar suatu kondisi. Contoh: K.Ut. CVA K. lain-lain: Stroke Hemiplegia Cerebral haemorrhage Reseleksi: Kondisi utama: Stroke cerebral hemorhage K.Ut. DM tanpa terapi insulin K. lain-lain: Cataract mata bilateral Spesialisasi: Ophthalmologist Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract.



72



RULE MB5



 Alternatif diagnoses utama Suatu tanda/gejala direkam sebagai kondisi utama, dengan indikasi kondisi terkait adalah suatu kondisi atau kondisi lain, reseleksi gejala tersebut sebagai “kondisi utama”. Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut. Contoh: 1. K. ut. Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres. Reseleksi: Sakit kepala 2. K.ut. Kolekistitis akut atau gastritis Reseleksi: kolekistitis akut 3. K. ut. GE akibat infeksi atau keracunan makanan Reseleksi: Infectious GE.



73



B20-B24 : HIV



Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit, HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22. Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi individual dapat digunakan B20-B24 Contoh : 1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi K.Lain : Diberi kode HIV disease resulting in Kaposi’s sarcoma (B21.0) 2. KU : Toxoplasmosis dan Cryptococcosis pd pasien HIV K. Lain :Diberi kode HIV multiple infection (B20.7), B20.8 dan B20.5 dapat digunakan sbg kode tambahan



E10-E14 DIABETES MELLITUS Subkategori .7 digunakan kode utama bila komplikasi multiple pada DM. diikuti kode komplikasi yg terdaftar dapat ditambahkan sbg kode tambahan. Contoh : 1. K.Utama : Renal failure krn diabetic glumenulonephrosis Diberi kode E14.2+ dan N08.3*



2. K.Utama : IDDM dng Nephropathy, Gangrene & Cataracts Diberi kode utama IDDM with multiple complication (E10.7) dan E10.2+ N08.3* IDDM dng nephropathy, E10.5 NIDDM with Gangrene, E10.3+ H28.0* IDDM with cataract



Prosedur berdasarkan (ICD-9CM) • Semua prosedur – Termasuk prosedur Operasi dan pengobatan – Termasuk prosedur non operasi seperti CT Scan, MRI, USG



• Prosedur yang dikoding – Semua prosedur dilakukan didalam kamar operasi



– Semua prosedur melibatkan staf ahli dan menggunakan alat canggih.



16 CHAPTER CODE ICD-9-CM PROCEDURE



BAB



CODE



0



00



1



01 – 05



Operations on the nervous system



2



06 – 07



Operations on the endocrine system



3



08 – 16



Operations on the eye



4



18 – 20



Operations on the ear



5



21 – 29



Operations on the nose, mouth, and pharynx



6



30 – 34



Operations on the respiratory system



7



35 – 39



Operations on the cardiovascular system



8



40 – 41



Operations on the hemic dan lymphatic system



9



42 – 54



Operations on the digestive system



10



55 – 59



Operations on the urinary system



11



60 – 64



Operations on the male genital organs



12



65 – 71



Operations on the female genital organs



13



72 – 75



Obstetrical procedures



14



76 – 84



Operation on the musculoskeletal system



15



85 – 86



Operations on the integumentary system



16



87 – 99



Miscellaneous diagnostic and therapeutic procedures



Procedures and intervention, not elsewhere clasified



Contoh Prosedur tidak signifikan di R.I • Ordinary plain X Ray • Word Catheterization • Cardiopulmonary resuscitation • Cardiac massage • Laboratoriun test • IV Therapy • Pemeriksaan pemulihan (physioteraphy)



Pengaruh koding Komplikasi dan Komorbiditi Rawat Jalan Classifications: ICD-10 WHO - Diagnosis ICD-9-CM – Procedure



Principal Diagnosis: Prolaps Uteri (N81.4) Age = 63



Age = 63



Age = 63



Case - A



Case - B



Case - C



Principal Diagnosis



Prolaps Uteri



Prolaps Uteri



Prolaps Uteri



Secondary Diagnoses



Hypertension (I10)



Hypertension (I10)



Hypertension (I10)



Anemia (D64.8)



Anemia (D64.8)



INA-DRG



Pneumonia (J18.9)



Procedure Severity of Illness Tarif RSCM



Q-5-44-0



Q-5-44-0



Q-5-44-0



0



0



0



Rp 613.924



Rp 613.924



Rp 613.924 79



Pengaruh koding Komplikasi dan Komorbiditi pada prosedur Classifications: ICD-10 WHO Diagnosis



Principal Diagnosis: Ca Laryng (C32.9) Age = 53



Age = 53



Age = 53



INA-CBG



Case - A



Case - B



Case - C



Principal Diagnosis



Ca Laryng (C32.9)



Ca Laryng (C32.9)



Ca Laryng (C32.9)



Hypertension (I10)



Hypertension (I10)



Anemia (D64.9)



Anemia (D64.8)



ICD-9-CM – Procedure



Secondary Diagnoses



Pneumonia (J18.9) Procedure



Radical Laringectomy (32.9)



Radical Laringectomy (32.9)



Radical Laringectomy (32.9)



INACBG



U-1-10-I



U-1-10-II



U-1-10-III



Severity of Illness



1 –Ringan



2 – Sedang



3- Berat 80



Pengaruh koding Komplikasi dan Komorbiditi Classifications: ICD-10 WHO - Diagnosis ICD-9-CM – Procedure INA-CBG



Principal Diagnosis



Principal Diagnosis: Ca. Ovary (C56) Age = 49



Age = 49



Age = 49



Case - A



Case - B



Case - C



Ca. Ovary



Ca. Ovary



Ca. Ovary



Anemia Neoplastic (D63.0)



Anemia Neoplastic (D63.0)



Secondary Diagnoses



Procedure Severity of Illness Tarif RSCM



Malnutrion (E46)



Chemoterapy (99.25)



Chemoterapy (99.25)



Chemoterapy (99.25)



1 –Ringan



2 – Sedang



3- Berat



Rp 7.859.023



Rp 10.624.496



Rp 23.327.742 81



Contoh Kasus : Penulisan diagnosa sekunder yg tidak spesifik Diagnosa Utama : I050 (Mitral stenosis) Diagnosa Sekunder : E119 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus without complications) Prosedur : 3599 (Other operations on valves of heart) Hasil Grouping : INA-CBG : I-1-06-I Deskripsi : PROSEDUR KARDIOTORASIK LAIN RINGAN Tarif : Rp



33.255.819,00



Diagnosa Utama : I050 (Mitral stenosis) Diagnosa Sekunder : E111 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus with ketoacidosis) Prosedur : 3599 (Other operations on valves of heart) Hasil Grouping : INA-CBG : I-1-06-III Deskripsi : PROSEDUR KARDIOTORASIK LAIN BERAT Tarif :



Rp 91.074.934,00



RESUME MEDIS



Dx Utama :



CAD



Dx Utama I25.1 CAD Dx Sekunder I50.0 CHF I11.9 HHD N18.9 CRF CBG : I-4-16-II



X Rp. 11.552.973,00



Dx Sekunder :



CHF HHD



CRF



Dx Utama I25.1 CAD Dx Sekunder I13.2 HHD-CRF-CHF CBG : I-4-16-III Rp. 14.643.003,00



Aturan Koding lainnya INACBG Bayi lahir sehat : Tidak memiliki kode diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-) Bayi yg lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-P04 Tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6



Aturan Koding lainnya INACBG Pasien yang datang untuk kontrol ulang dengan diagnosis yang sama seperti kunjungan sebelumnya dan terapi (rehab medik, kemoterapi, radioterapi) di rawat jalan menggunakan kode “Z” sebagai diagnosis utama dan kondisi penyakitnya sebagai diagnosis sekunder.



Aturan Koding lainnya INACBG Contoh : Kondisi utama : Kemoterapi Kondisi lain : Ca. Mammae DU: kode kemoterapi (Z51.1) dan DS :Ca. Mammae (C50.9) Kondisi utama : Kontrol Hipertensi Kondisi lain :DU : kode kontrol (Z09.8) dan DS : Hipertensi (I10)



Aturan Koding lainnya INACBG Apabila ada dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan, maka dalam ICD 10 harus menggunakan satu kode. Contoh : Kondisi utama : Renal failure Kondisi lain : Hypertensive renal disease Diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)



Aturan Koding lainnya INACBG Pengkodean untuk pasien Thalasemia : a. Pasien selain Thalasemia Mayor tidak mendapatkan top-up special drug. b. Pasien Thalasemia Mayor adalah pasien yang mempunyai diagnosis baik diagnosis primer maupun sekunder mempunyai kode ICD10 : D56.1



Aturan Koding lainnya INACBG Pengkodean untuk pasien Thalasemia : c.



Jika pasien Thalasemia Mayor dirawat inap hanya untuk tranfusi darah tanpa diberikan obat kelasi besi maka tetap menggunakan kode D56.1 sebagai diagnosis utama dan tidak mendapatkan top-up special drug.



Aturan Koding lainnya INACBG



Pengkodean untuk persalinan : a. Kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, kecuali jika kasus SC penyulitnya kode utama dan hasil groupernya adalah PERSALINAN VAGINAL, maka O80-O84 digunakan sebagai KODE UTAMA. Contoh : O42.0, O42.1,O61.0, O66.1,O66.2,O66.3,O66.8,O66.9, O41.0



Aturan Koding lainnya INACBG Pengkodean untuk persalinan : Contoh : 2. Diagnosis utama : Ketuban Pecah Dini kurang 24 jam Diagnosis sekunder : Tindakan : Seksio sesar Diberi kode caesarean section delivery, unspecified (O82.9) sebagai diagnosis utama dan Premature rupture of membranes, onset of labour within 24 hours (O42.0), dapat digunakan sebagai kode diagnosis sekunder.



Aturan Koding lainnya INACBG Pengkodean untuk persalinan : b. Pasien seksio sesar dalam satu episode rawat dilakukan tindakan sterilisasi maka kode tindakan sterilisasi tidak perlu diinput ke dalam aplikasi INA-CBG c. Persalinan normal maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8) ke dalam aplikasi INA-CBG



Aturan Koding lainnya INACBG Pengkodean untuk persalinan : d. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang tidak



ditangani oleh dokter obstetri pada akhir episode perawatan maka diagnosis utamanya adalah kasus umumnya Contoh : Diagnosis utama : Dengue Hemoragic Fever (DHF) Diagnosis sekunder : Keadaan hamil Dokter yg merawat : dokter penyakit dalam Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode A91 sebagai diagnosis utama dan O98.5 sebagai diagnosis sekunder.



Aturan Koding lainnya INACBG Pengkodean untuk persalinan : e. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang ditangani oleh dokter obstetri sampai akhir episode perawatan maka diagnosis utamanya adalah kasus kehamilan Contoh : Diagnosis utama : Keadaan hamil Diagnosis sekunder : Dengue Hemoragic Fever (DHF) Dokter yang merawat : dokter obstetri Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode O98.5 sebagai diagnosis utama dan A91sebagai diagnosis sekunder



Aturan Koding lainnya INACBG



Pemasangan infus pump hanya menggunakan kode 99.18



Aturan Koding lainnya INACBG 86.0 Incision of skin : 86.06 : Insertion of totally implantable infusion pump



Aturan Koding lainnya INACBG Beberapa Prosedur Jika beberapa prosedur yang diberikan dalam pelayanan diinputkan ke dalam software INA-CBGs menyebabkan perubahan grouping dan tarif menjadi turun, maka prosedur-prosedur yang menurunkan tarif tidak diinput.



Tarif 2014 + 6 Tambahan tarif Special Procedure



Chronic



Special Drugs



Sub Acute



Acute



Special Prosthesis



UNU GROUPER



Special Investigasi



30 Tipe CMG >> 76 =CBG



Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure



koefisien utk top up 0,5 0,5 1 1 1



Kode INA-CBG dasar E-1-01-I M-1-04-I I-1-40-I H-1-30-I B-1-10-I



Special Procedure



1



I-1-06-I



Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure Special Procedure



1 1 1 1 1 1 1 1 2 2



N-1-01-I C-4-12-I J-1-30-I J-1-10-I J-4-20-I D-1-20-I H-1-30-I H-2-36-0 J-3-15-0 B-3-11-0



List Item Special CMG



Tipe Special CMG



Tumor pineal – Endoskopy Hip Replacement / knee replacement PCI Keratoplasty Pancreatectomy Repair of septal defect of heart with prosthesis Renal Transplantation Stereotactic Surgery & Radiotheraphy Torakotomi Lobektomi / bilobektomi Air plumbage Timektomi Vitrectomy Phacoemulsification Microlaringoscopy Cholangiograph



Special Prosthesis List Item Special CMG



koefisien Kode Tipe Special CMG utk top INA-CBG dasar up



Subdural grid electrode



Special Prosthesis



0,5



G-1-10-I



Cote graft



Special Prosthesis



0,5



I-1-03-I



TMJ Prothesis



Special Prosthesis



1



M-1-60-I



Liquid Embolic (for AVM)



Special Prosthesis



1



G-1-12-I



Hip Implant/ knee implant



Special Prosthesis



1



M-1-04-I



Special Drugs



List Item Special CMG



Tipe Special CMG



koefisien utk top up



Streptokinase Deferiprone Deferoksamin Deferasirox Human Albumin



Special Drug Special Drug Special Drug Special Drug Special Drug



0,25 0,5 0,5 0,5 0,5



Kode INA-CBG dasar I-4-10-I D-4-13-I D-4-13-I D-4-13-I A-4-10-I



Special Investigasi List Item Special CMG Other CT Scan Nuclear Medicine MRI Diagnostic and Imaging Procedure of Eye



koefisien Tipe Special CMG utk top up Special Investigation Special Investigation Special Investigation Special Investigation



1,5 1,5 1,5 1,5



Kode INA-CBG dasar Z-3-19-0 Z-3-17-0 Z-3-16-0 H-3-13-0



Sub Acute



Chronic



• • • •



Khusus untuk CMG F dan T Fase Akut : Hari 1 s/d 42 Fase Sub Akut : Hari 43 s/d 103 Fase Kronik : Hari 104 s/d 180



• • • •



Tarif Fase Akut Fase Sub Akut Fase Kronik



: Paket INA CBG’s : UC X 0,375 X RIW X LOS : UC X 0,25 X RIW X LOS



RIW = Resource Intensity Weight Besaran RIW berbanding lurus dng tingkat disabilitas pasien Pengukuran tingkat Disabilitas dng menggunakan WHO Disability Assessment Schedule (DAS) 2.0



Episode pada INACBGs PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM INDONESIAN CASE BASE GROUPS (INA-CBGs)



Episode a.Episode adalah jangka waktu perawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit, termasuk konsultasi dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang maupun pemeriksaan lainnya. b.Pada sistem INA-CBG, hanya ada 2 episode yaitu episode rawat jalan dan rawat inap, dengan beberapa kriteria di bawah ini :



Episode 1) Episode rawat jalan  Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.  Pasien yang membawa hasil pada hari pelayanan yang berbeda yang dilanjutkan dengan konsultasi dan pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi medis, dianggap sebagai episode baru.



Episode 1) Episode rawat jalan  Pemeriksaan penunjang khusus dirawat jalan (MRI, CT Scan) tidak menjadi episode baru karena termasuk dalam special CMG.  Pelayanan IGD, pelayanan rawat sehari maupun pelayanan bedah sehari (One Day Care/Surgery) termasuk rawat jalan  Pasien yang datang ke rumah sakit mendapatkan pelayanan rawat jalan pada satu atau lebih klinik spesialis pada hari yang sama, terdiri dari satu atau lebih diagnosis, dimana diagnosis satu dengan yang lain saling berhubungan atau tidak berhubungan, dihitung sebagai satu episode



Episode RJ 1 Episode 4/8



5/8



Episode Baru 7/8



8/8



IGD & ODC IGD Rawat Jalan



ODC



Episode 2) Pasien datang kembali ke rumah sakit dalam keadaan darurat pada hari pelayanan yang sama, maka dianggap sebagai episode baru. 3) Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap.



Episode c. Pasien yang masuk ke rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat jalan atau gawat darurat, maka kasus tersebut termasuk satu episode rawat inap, dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya. d. Dalam hal pelayanan berupa prosedur yang berkelanjutan di pelayanan rawat jalan seperti radioterapi, kemoterapi, rehabilitasi medik dan pelayanan gigi, episode yang berlaku adalah per satu kali kunjungan.



Episode RI Masuk 1/8



Keluar 9/8