Komunikasi Pada Dewasa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KOMUNIKASI PADA DEWASA



DOSEN PEMBIMBING : TRI WIJI LESTARI, SST, M.KES DISUSUN OLEH : ADEL VIOLIA PRATIWI / P1337420619083



PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2019/2020



RUMUSAN MASALAH : 1. Apa pengertian dari komunikasi pada pasien dewasa? 2. Apa saja jenis-jenis komunikasi pada pasien dewasa? 3. Bagaimana teknik yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan pasien dewasa? 4. Apa saja hal yang harus diperhatikan saat komunikasi pada pasien dewasa? 5. Bagaimana praktik komunikasi pada pasien dewasa?



TUJUAN : 1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi pada pasien dewasa. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis komunikasi pada pasien dewasa. 3. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan pasien dewasa. 4. Untuk mengetahui hal yang harus diperhatikan saat komunikasi pada pasien dewasa. 5. Untuk mengetahui bagaimana praktik komunikasi pada pasien dewasa.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Komunikasi Pada Dewasa Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional perawat yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan atau pemulihan pasien. Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik pada orang dewasa perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah



diterapkan,



memberikan



kepuasan



profesional



dalam



pelayanan



keperawatan dan akan meningkatkan profesi.  Menurut Erikson (1985) dalam Stuart & Sundeen (1998), pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi VS isolasi, dimana pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih,minat,masalah dengan orang lain. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Pada masa ini orang dewasa mempunyai cara-cara tersendiri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Cara cara spesifik yang biasa mereka lakukan adalah terkait dengan pengetahuan pengalaman, sikap kemapanan, harga diri dan aktualisasi dirinya B. Jenis Komunikasi Pada Pasien Dewasa Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa dapat diterapkan beberapa jenis komunikasi sebagai berikut: a. Model Shanon dan Weaver Suatu model yang menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber yang berupa sandi atau menciptakan pesan dan menyampaikan melalui suatu saluran kepada penerima. Suatu konsep penting dalam model ini adalah adanya gangguan (Noise) Yang dapat menganggu kecermatan pesan yang disampaikan.



Model



ini



dapat



diterapkan



pada



konsep



komunikasi



interpersonal. Model ini memberikan keuntungan bahwa sumber imformasi jelas



dan



berkompeten,



pesan



langsung



kepada



penerima



tanpa



perantara. Meskipun demikian, pada model ini pun terdapat kelemahan



yang berupa hubungan antara sumber dan penerima pesan tidak kasat mata. Karena itu klien dewasa lebih memilih komunikasi secara langsung karena penerapan komunikasi melalui perantara dapat mengurangi kejelasan pesan yang dikomunikasikan. b. Model Komunikasi Leary Model komunikasi Leary menekankan pengaruh hubungan interaksi di antara dua pihak yang berkomunikasi. Model ini mengamati perilaku klien yang dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Model komunikasi Leary diterapkan dalam bidang kesehatan berdasarkan keseimbangan informasi yang terjadi dalam komunikasi antara profesional dan klien. Dalam pesan komunikasi pada model ini ada dua dimensi yang perlu diperhatikan dalam penerapannya, yakni dimensi: penentu vs ditentukan, dan suka vs tidak suka. c. Model Interaksi King Model interaksi King menekankan arti proses komunikasi antara perawat dan klien dengan mengutamakan penerapan system perspektif untuk mengilustrasikan profesionalisme perawat dalam memberikan bantuan kepada klien. Model ini menekankan arti penting interaksi berkesinambungan di antara perawat dan klien dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi. Komunikasi berdasarkan model interaksi King lebih sesuai diterapkan pada klien dewasa karena model ini mempertimbangkan faktor intrinsik-ekstrinsik klien dewasa yang bertujuan untuk menjalin transaksi. Transaksi adalah hubungan Relationship yang umpan balik antara perawat-klien selama berpartisipasi.  Umpan balik yang terjadi bermanfaat untuk mengetahui hasil informasi yang disampaikan diterima dengan baik oleh klien.



d. Model Komunikasi Kesehatan Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional kesehatanklien. 3 faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu: 1) Relationship 2) Transaksi, dan 3) Konteks. C. Teknik Komunikasi Pada Pasien Dewasa Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat berkomunikasi dengan orang dewasa: a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan



yang



disampaikan



Penggunaan



telepon



atau



media



komunikasi lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung b. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga ken ditempatkan dalam keadaanyang



selalu patuh Teknik ini



menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship). c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung maksudnya komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkin terjadinya salah persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan pentingnya arti hubungan perawat-klien d. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis. D. Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Berkomunikasi Hal yang harus diperhatikan saat



komunikasi pada pasien dewasa,



perawat harus memperhatikan suasana komunikasi sebagai berikut: a. Suasana saling menghormati Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati,ia lebih senang kalau ia lebih turut berfikir dan mengemukakan fikirannya. Apabila hal-hal tersebut diabaikan akan menjadi kendala bagi keberlangsungan komunikasi.



b. Suasana Saling Menghargai  Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, system nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi. c. Suasana Saling Percaya Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan d. Suasana Saling Terbuka  Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lai, Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternative dapat tergali.  E. Praktik Komunikasi Perawat di Rumah Sakit Fase-fase komunikasi terapeutik: 1. Tahap persiapan ( Prainteraksi ) Tahap persiapan atau prainteraksi sangat penting dilakukan sebelum berinteraksi dengan klien (Christina. dkk. 2002). Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini perawat juga mencari informasi tentang klien. Tahap ini harus dilakukan oleh seorang perawat untuk memahami dirinya, mengatasi kecemasannya, dan meyakinkan dirinya bahwa dia siap untuk berinteraksi dengan klien ( Suryani, 2005 ). 2. Tahap perkenalan ( Orientasi ) Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kalin bertemu atau kontak dengan klien. Pada saat berkenalan perawat, perawat harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada klien. Dengan memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap terbuka pada klien dan ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka dirinya ( Suryani, 2005). Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasin keakuratan data dan rencana yang telah di buat dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluas tindakan yang lalu.          



Perawat             : Assalamu’alaikum bapak             Pasien       : Wa’alaikum salam,,             Perawat         : Dan saya suster meryana biasa di panggil suster Mery. Perawat           : Baiklah bapak, kami yang



akan bertugas pada shift siang



dari



jam 14.00 sampe jam 20.00. Jika bapak butuh bantuan bapak bisa menghubungi kami,baik bapak sekarang rekan saya suster Mery akan memeriksa luka dan mengganti perban pada kaki bapak. Silakan suster Mery. Perawat : Baik bapak bagaimana keadaan hari ini? Pasien : Sudah agak mendingan sus. Perawat : Saya akan memeriksa luka dan mengganti verban bapak. Pasien : Iya sus. Suster : Apakah bapak sudah siap? Pasien : Sudah sus. Suster : Sebelum saya mulai apakah ada pertanyaan bapak? Pasien : Tidak ada sus. 3. Tahap kerja Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunkasi terapeutik. Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada tahap kerja ini dituntut kemampuan perawat dalam mendorong klien mengungkap perasaan dan fikirannya. Perawat juga dituntut mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap adanya perubahan dalam respon verbal maupun nonverbal klien. Perawat : Bisa kita mulai ya bapak? Pasien : Iya sus, Pelan-pelan ya. Perawat : Baik bapak, bisa diangkat sedikit kakinya pak pelan-pelan saja jangan di paksa bapak Pasien : Sedikit nyilu sus. Perawat : Bisa saya bantu bapak? Atur nafas nya dulu bapak dan mari pak angkat pelan-pelan saja kaki nya bapak. Pasien : iya sus.



Perawat : Baik bapak sedikt tahan iya bapak saya akan membuka dan mengganti perbannya.           Pasien : iya sus. Perawat : bismillahirrohmanirrohim.. Pasien : sakit.. Perawat : Ditahan sedikit bapak. 4. Tahap terminasi Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Tahap ini di bagi menjadi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). a. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuam perawat dan klien, setelah terminasi sementara, perawat akan bertemu lagi pada waktu yang telah ditentukan. b. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses keperawatan. Perawat : Alhamdulillah akhirnya selesai juga bapak. Pasien : Alhamdulillah Perawat : Baik bapak tugas kami sudah selesai, ada yang ingin bapak tanyakan kepada saya silahkan bapak. Pasien : Tidak sus. Bapak Pasien



: Anak saya bilang ingin



rasa



nya nanti sore mandi



karena



sudah seharian gak mandi sus. Perawat : Untuk sementara waktu ini bapak Marzuki belum bisa dengan kondisi seperti ini  untuk mandi karena luka dan praktur pada kaki bapak marzuki masih basah belum terlalu kering. Nanti jika sudah mengering bapak Marzuki boleh untuk mandi, untuk sementara ini cukup di lap/sibin saja ya pak. Bapak Pasien : Baik sus, terimakasih atas informasinya.      Perawat :Iya sama-sama bapak. Baik bapak tugas kami sudah selesai,apa bila bapak membutuhkan sesuatu bapak bisa menghubungi kami dengan cara memencet tombol yang berwana hijau tepat di atas kepala bapak. Wassalamualaikum bapak. Pasien : Waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh.



KESIMPULAN Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik pada orang dewasa perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan, memberikan



kepuasan



profesional



dalam



pelayanan



keperawatan



dan



akan



meningkatkan profesi. Disamping itu, salah satu tujuan komunikasi terapeutik dewasa adalah membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan atau pikirannya serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan. penerapan komunikasi pada dewasa.  Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan pasien dewasa ada beberapa jenis komunikasi pada pasien dewasa yang masing-masing memiliki cara tersendiri dalam memahami komunikasi pada pasien dewasa. Dan untuk dapat berkomunikasi dengan baik pada pasien dewasa, kita sebagai perawat harus memahami betul tentang teknik-teknik yang akan digunakan dan juga hal-hal yang harus diperhatikan pada saat berkomunikasi.



DAFTAR PUSTAKA 



Damaiyanti, Mukhripah. (2008). Komunikasi Terapeutik Dalam Praktek Keperawatan. Refika ADITAMA. Bandung.. Potter, Patricia A. (1997). Fundamental Keperawatan. EGC buku Kedokteran. Jakarta. Purwanto, Heri. (1999). Pengantar Perilaku Manusia. EGC Buku Kedokteran. Jakarta.







http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Komunikasidalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf?opwvc=1







http://repo.unand.ac.id/18537/1/buku%20rika.pdf?opwvc=1 BUKU AJAR KEPERAWATAN DASAR 2