SP Komunikasi Pada Dewasa Penyakit Kronis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA DEWASA DENGAN PENYAKIT KRONIS A. Kasus Klien ibu Aan umur 45 tahun datang ke rumah sakit dibawa oleh anaknya dengan keluhan pusing dan sakit kepala. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 36,2℃, tekanan darah 160/70 mmHg, nadi 75x/menit, frekuensi pernapasan 22 x/menit, klien tampak meringis, wajah klien tampak pucat dan lemas. Klien berkata 2 hari yang lalu terdapat pesta pernikahan anaknya sehingga Ibu Aan tidak mengontrol jenis makanan yang dimakan olehnya. Tadi malam hingga sekarang terasa nyeri yang sangat hebat pada kepala. Klien berkata tidak bisa tidur sepanjang malam karena menahan sakitnya. B. Proses Keperawatan 1. Diagnosa Keperawatan Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan tindakan perawatan 1 x 24 jam kebutuhan rasa aman klien terpenuhi dengan kriteria : a. Nyeri berkurang 0-1 b. Klien tampak tenang c. Pusing berkurang 3. Tindakan keperawatan a. Membina hubungan saling percaya dengan teknik komunikasi terapeutik. b. Diskusikan dengan klien penyebab dari hipertensi c. Diskusikan cara klien mengatasi gejala tersebut d. Mengukur tanda-tanda vital C. Strategi Pelaksanaan Komunikasi pada Klien Dewasa (Pengkajian) 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik



“Selamat pagi Ibu” “Perkenalkan nama saya Fadhila Adzania Putri, Ibu bisa panggil saya Ns. Fadhila. Saya mahasiswa keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta 3” “Saya bertugas disini dari pukul 8 pagi sampai dengan pukul 2 siang, untuk membantu dan merawat Ibu.” “Apakah benar dengan Ibu Aan? Boleh saya lihat gelangnya bu” (membaca gelang pasien) “Baik, untuk tanggal lahirnya 2 Maret 1976 dan sekarang ibu berusia 45 tahun ya bu” “Jadi tujuan saya kesini, untuk mengukur tanda-tanda vital ibu” b. Evaluasi “Bagaimana perasaan ibu hari ini? Tampaknya ibu terasa lemas” “Apakah ada keluhan lain yang ibu rasakan?” “Berarti ibu merasakan nyeri yang hebat dibagian kepala ya bu?” “Bagaimana untuk tidurnya semalam bu?” c. Kontrak 1) Topik “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyakit ibu bersamaan dengan mengukur tanda-tanda vital ibu? Apaka ibu bersedia?” 2) Waktu “Kita akan berbincang-bincang kurang lebih selama 20 menit ya bu” 3) Tempat “Bagaimana kalau kita berbincang diruangan ini saja? Apa ibu setuju?” 2. Fase Kerja “Sebelumnya saya akan memeriksa suhu ibu, saya akan menaruh termometer dibawah ketiak ibu selama kurang lebih 5 menit sampai termometernya berbunyi” “Tadi kan ibu sudah menjelaskan bahwa terasa nyeri pada kepala, Kalau saya berikan skala nyeri 1 sampai 10 kira-kira skala nyeri ibu sekitar berapa bu?” “Kira – kira apa saja yang menyebabkan rasa nyeri pada kepala ibu sering muncul?”



“Apakah ada faktor lain yang menyebabkan nyeri pada kepala ibu?” “Untuk pemeriksaan suhu dan frekuensi pernafasan didapatkan suhu tubuh 36,2℃ normal ya bu, untuk frekuensi pernapasan 22 x/menit. Apakah ibu merasa sesak nafas?” “Baik, jika ibu merasakan sesak nafas berlebihan. Ibu atau anak ibu bisa melaporkan keluhan ke perawat untuk diberikan oksigen” “Sekarang saya akan mengukur tekanan darah ibu, pertama-tama saya akan menaikakan lengan bajunya ibu, setelah itu saya akan memasang manset dibagian lengan ibu.” “Apakah sebelumnya memang ibu sudah mempunyai riwayat hipertensi?” “Berarti ibu mempunya riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu ya bu?” “Jika tekanan darah ibu tinggi dan merasakan nyeri kepala, apa yang biasa ibu lakukan untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut?” “Apakah hal tersebut bisa mengurangi rasa yeri dan intensitas nyeri yang ibu rasakan?” “Ibu saya telah selesai melakukan pengukuran, untuk tekanan darah 160/70 mmHg, nadi 75x/menit. Tekanan darahnya masih tinggi ya bu.” “Selama ini, apakah ada obat khusus yang ibu gunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan mengatasi?” “Baik, jadi selama ini ibu hanya meminum obat pereda nyeri kepala yang terdapat di warung ya bu?” “Apakah ibu pernah mengkonsultasikan rasa nyerinya selain ke rumah sakit?” “Baik bu, karena semakin bertambahnya usia semakin rentan juga untuk mengalami gangguan kesehatan dan mengalami penurunan fungsi tubuh, untuk itu ibu harus memperhatikkan kesehatan dan selalu mengontrol kesehatan ibu ke puskesmas terdekat ataupun rumah sakit. “Baik, tadi ibu sudah menceritakan keluhan terakit penyakit yang ibu rasakan. Saya catat dulu ya bu kegiatan kita hari ini” 3. Fase Terminasi a. Evaluasi “Baik, tidak terasa ya kita sudah berbincang-bincang selama 20 menit bu” “Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang tadi bu?” “Bagaimana tanggapan ibu setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital?”



b. Rencana Tindak Lanjut “Ibu, apabila ibu merasakan keluhan lain, ibu bisa segera sampaikan kepada keluarga atau perawat ya bu?” “Baiklah Ibu, nanti siang, saya akan kesini lagi untuk memberikan obat dan memberikan edukasi terkait pengendalian penyakit hipertensi” c. Kontrak “Untuk nanti siang sekiranya kita akan bertemu di jam berapa bu? “Baik jam 1 siang, kita akan berbincang lagi diruangan ini ya bu?” "Baiklah ibu, terima kasih untuk waktunya. Semoga ibu cepat sembuh dan jangan lupa untuk pertemuan kita nanti. Selamat pagi, selamat beristirahat" D. Strategi Pelaksanaan Komunikasi pada Klien Dewasa (Implementasi) 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik “Selamat siang Ibu” “Masih ingatkah dengan saya Ns. Fadhila yang tadi pagi memeriksa TTV dan berbincang-bincang terkait kondisi ibu?” “Baik, sekarang sudah tepat pukul 13.00 WIB. Apakah ibu siap untuk berbincangbincang kembali dengan saya?” “Sesuai dengan kesepakatan kita tadi pagi, tujuan saya kesini ingin memberikan obat dan memberikan edukasi kepada ibu” b. Evaluasi “Bagaimana perasaan ibu sekarang?” “Apakah ibu masih merasakan nyeri pada kepala?” “Masih terasa nyeri tetapi skala nyerinya kurang dari yang tadi ya bu?” c. Kontrak 1) Topik



“Bagaimana kalau sekarang saya memberikan obat dan setelah itu saya memberikan edukasi cara mengatasi hipertensi? Apaka ibu bersedia?” 2) Waktu “Kita akan berbincang-bincang kurang lebih selama 15 menit ya bu” 3) Tempat “Bagaimana kalau kita berbincang diruangan ini saja? Apa ibu setuju?” 2. Fase Kerja “Ibu bisa meminum obatnya terlebih dahulu, apakah ibu bersedia?” “Baik, obatnya sudah diminum ya bu” “Iya setelah saya mendengar keluhan dari ibu Aan dan saya kaji, terlebih dahulu saya akan mengajarkan cara mengatasi rasa nyeri atau sakit kepala yang ibu rasakan dengan teknik relaksasi nafas dalam. Apakah ibu bersedia?” “Karena ibu bersedia, kita mulai sekarang ya bu” “Jika tiba-tiba timbul rasa nyeri, ibu bisa melakukan teknik relaksasi dengan cara ibu bisa ambil posisi duduk lalu tarik napas dari hidung, tahan selama tiga detik lalu hembuskan perlahan melalui mulut dan lakukan tiga hal ini sebanyak 5 kali.” “Nah saya sudah menyampaikan teknik relaksasi kepada ibu, apakah sudah paham dengan penjelasana saya?” “Bagus sekali bu. Ibu sudah mengerti yang saya ajarkan. Teknik ini dapat ibu terapkan jika tiba-tiba terasa nyeri kepala atau sebelum dan setelah bangun tidur. Jangan lupa setiap melakukannya diulang 5 kali ya bu” “Ibu sudah melakukannya dengan sangat baik. Saya catat dulu ya bu kegiatan kita hari ini” “Sekarang saya akan memberikan edukasi terkait cara mengatasi hipertensi, ibu bisa kendalikan dengan menerapkan PATUH. PATUH adalah singkatan dari: a. Periksa kesehatan secara rutin dan mengikuti anjuran dokter. Ibu harus mengontrol kesehatan khususnya pemeriksaan tekanan darah secara teratur ke puskesmas terdekat ataupun rumah sakit dan selalu mengikuti anjuran dokter



b. Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur Patuh mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter secara tepat dan teratur. c. Tetap menjaga kebiasaan makan dan gizi seimbang. Mengonsumsi garam 1 sdt per hari, mengurangi makanan asin dan gurih, mengurangi makanan berlemak (goreng dan santan). Untuk cara memasak yang dianjurkan seperti menumis atau memasak sebaiknya menggunakan mentega / margarin yang tidak mengandung nantrium (garam), memperbaiki rasa masakan yang tawar dapat digunakan dengan bumbu – bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, salam, gula, dan asam. d. Upayakan aktifitas yang aman bagi hipertensi Melakukan olahraga secara teratur, setidaknya 30 menit selama 3 hari atau lebih per minggu. Selain menyehatkan, olahraga teratur juga bisa membantu mengendalikan berat badan sehingga terhindar dari risiko obesitas. e. Hindari asap rokok, konsumsi alkohol maupun zat karsinogenik lainnya. “Ibu sudah mendengarkannya dengan sangat baik. Saya catat dulu ya bu kegiatan kita hari ini”



3. Fase Terminasi a. Evaluasi “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang tadi?” “Apakah rasa nyerinya sudah berkurang?” “Kalau begitu sekarang saya mau bertanya, teknik apa yang bisa membuat mengatasi rasa nyeri pada ibu?” “Benar ibu, teknik relaksasi. Sekarang coba ibu praktikkan teknik relaksasi tadi” “Coba ibu sekarang menjelaskan kembali cara mengatasi hipertensi dengan menerapkan PATUH” “Bagus bu. Ibu sudah mendengarkan penjelasan saya dan mempraktikan dengan baik” (mengacungkan kedua ibu jari) b. Rencana Tindak Lanjut



“Ibu, jangan lupa untuk selalu mengingat dan menerapkan yang sudah saya jelaskan, jika rasa nyerinya timbul bisa langsung menggunakan teknik relaksasi” c. Kontrak “Untuk pertemuan kita selanjutnya, kita akan memantau perkembangan rasa nyeri pada ibu dan memberikan edukasi terkait diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)” “Kita akan berbincang lagi diruangan ini ya bu” "Baiklah ibu, terima kasih untuk waktunya. Semoga cepat sembuh dan jangan lupa untuk pertemuan kita minggu depan ya bu. Selamat siang"