Koneksi Antar Materi Topik 1 Filosofi Pendidikan Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI



Siapa saya?



Saat ini saya ialah calon pendidik professional yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi teladan bagi anak-anak bangsa dengan menempuh program Pendidikan Profesi Guru. Alasan saya memilih untuk menjadi guru tentunya karena ingin ikut berkontribusi dalam memberdayakan sumber daya manusia di Indonesia guna meningkatkan kemajuan bangsa. Kecintaan saya dalam memberikan ilmu pengetahuan bagi orang lain juga menjadi alasan saya memilih menjadi guru.



Peran guru juga harus mampu membimbing dan mencegah peserta didik dari hal-hal yang dapat membatasi dan menghambat perekembangannya, karena sejatinya peserta didik tetap memerlukan tuntunan dari orang dewasa agar tercipta pendidikan sebagai pemelajar sepanjang hayat seperti apa yang disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara, dimana pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak untuk dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya,baik sebagai manusia ataupun sebagai anggota masyarakat.



Sebagai seorang pendidik dituntut untuk mendidik menyeluruh. Artinya pendidik tidak hanya dituntut untuk melakukan pengajaran, tetapi harus mampu membimbing peserta didik, karena pada dasarnya peserta didik mempunyai dua garis, yang pertama yaitu garis dasar, garis keadaan dapat dipengaruhi oleh kebudayaan dan lingkungan yang berbeda maka dari itu sebagai pendidik harus mampu membimbing mendidik budi pekerti agar mencapai keselamatan. Didalam diri peserta didik juga dalam kodratnya sudah mempunyai potensi masing- masing dengan keunikannya tersendiri. Tujuan dari mendidik menyeluruh adalah agar mencapai peserta didik dapat mencapai kecerdasan batin dan mencapai kebahagiaan, serta tertanam profil pelajar pancasila.



Pada jaman dulu masa penjajahan menganggap bahwa tanah air sebagai objek perdagangan untuk meningkatkan penghasilan mereka, sehingga sekolah pun didirikan untuk membantu pengahasilan dari proses penjualan yang dilakukan guna meningkatkan keuntungan negara penjajah. Sekitar 5 windu ternyata pendidikan dengan sistem kontinental tidak cocok lagi dengan tuntunan perkembangan jaman, sehingga sistem pendidikan di Indonesia terus berkembang melewati beberapa proses dan menyesuaikan dengan generasi anak di masa tersebut. Disini taman siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara berperan dalam memberantas buta huruf yang menjadi masalah di awal kemerdekaan dimana disini harus menciptakan banyak orang yang terdidik untuk menciptakan masyarakat yang terdidik pula.