Konsep Dasar Administrasi Dan Manajemen Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Administrasi Dan Manajemen Pendidikan”



Dosen pengampu: Wiwin rif’atul fauziyati, S. Pd.I, M. SI Disusun oleh: 1. Atikah Rahmah



(211317097)



2. Gus Rijal Mujahidin



(211317099)



3. Nungki Via Widiyastuti



(211317072)



JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2019



DAFTAR ISI



Daftar isi………………………………………………………………………… i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 2 C. Tujuan…………………………………………………………………. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Administrasi dan Manajemen Pendidikan…………………. 3 B. Tujuan Administrasi dan Manajemen Pendidikan…………………….. 6 C. Fungsi Administrasi dan Manajemen Pendidikan……………………... 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………… 19 B. Saran………………………………………………………………….. 20 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki skill, sikap hidup yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan dapat menolong dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa bermartabat dan menjadikan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat. Selain itu, dalam dunia pendidikan di Indonesia, bidang studi administrasi pendidikan boleh dikatakan masih baru. Harus diakui bahwa di kalangan ilmuwan administrasi/manajemen dan di kalangan banyak praktisi di Indonesia istilah administrasi masih dalam polemik yang berkaitan dengan luasnya cakupan diantara kedua istilah. Dalam pemakaian sehari-hari administrasi sudah sangat dikenal mulai dari zaman Belanda sampai saat ini sebagai kegiatan catat-mencatat. Di masyarakat istilah ini begitu kuat karena memang sudah biasa digunakan dan di negeri asalnya, Belanda dan negara Eropa lainnya terutama Inggris. Istilah administrasi diartikan sebagai kegiatan catat-mencatat (clerical work). Dari berbagai literatur yang dipublikasikan Inggris, istilah yang serupa pemahamannya dengan administrasi di Amerika adalah manajemen. Istilah manajemen dalam perkembangannya sangat pesat adanya melalui berdiri jurusan manajemen, program studi manajemen dan istialh-istilah bergengsi lainnya yang berkaitan dengan pemakaian sehari-hari seperti manajer. Dengan demikian kedua istilah ini sesungguhnya apabila kita telusuri dari asal-usul perkembangan keilmuannya dari dua negara yang sudah dulu berkembang tentang hal ini bisa dipahami sebagai dua istilah untuk suatu lapangan dan garapan yang sama hanya berbeda sebutan dan penamaannya. Berangkat dari hal tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai konsep dasar administrasi dan manajemen pendidikan yang diharapkan dapat



menambah pemahaman kepada calon pendidik terkait administrasi dan manajemen pendidikan.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Pengertian Administrasi Dan Manajemen Pendidikan? 2. Apakah tujuan Administrasi Dan Manajemen Pendidikan? 3. Bagaimana fungsi Administrasi Dan Manajemen Pendidikan? C. Tujuan Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut: 1. Dapat Mengetahui akan Pengertian Administrasi Dan Manajemen Pendidikan. 2. Dapat Mengetahui akan tujuan Administrasi Dan Manajemen Pendidikan. 3. Dapat Mengetahui akan fungsi Administrasi Dan Manajemen Pendidikan.



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Administrasi Dan Manajemen Pendidikan Kata ”administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris, yang berarti ”ke” atau ”kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti ”melayani”, ”membantu”, atau mengarahkan”. Dalam bahasa Inggris to administer berarti pula ”mengatur”, ”memelihara” (to look after), dan "mengarahkan”. Jadi, kata ”administrasi’ dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.1 Meskipun segala kegiatan yang dilakukan di dalam proses administrasi pendidikan pada akhirnya bermaksud untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, administrasi pendidikan tidak sama dengan tujuan pendidikan. Tidak semua kegiatan pencapaian tujuan pendidikan itu adalah administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personel, spiritual maupun material, yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Jadi, di dalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat didalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan, diorganisasi dan dikoordinasi secara efektif, dan semua materi yang diperlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efisien.2 Istilah lain yang hampir sama artinya dengan administrasi pendidikan ialah manajemen. Hanya dewasa ini, istilah manajemen lebih terkenal dan umum dipakai di dalam dunia perusahaan/ekonomi daripada di dalam pendidikan.3



1



Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 1. 2 Ibid., 3-4. 3 Ibid., 5.



Pengertian Manajemen merupakan kata yang asli dari bahasa inggris, yakni “management,” yaitu yang berguna ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen ataupun pengelolaan dalam pengertian umum pendapat dari Suharsini Arikunto(1999:2) merupakan pengadministrasian, pengaturan ataupun penataan suatu kegiatan4. Dalam praktiknya, melakukan manajerial dapat menggunakan kemampuan atau keahlian dengan mengikuti suatu alur/ prosedur keilmuan secara ilmiah dan ada juga karena berdasarkan pengalaman dengan lebih menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan orang lain. Dengan demikian terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu: a. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan dan kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi kemampuan/keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual. b. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen. c. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan. 5



Prof. Dr. Arifin Abdurrachman, mengemukakan bahwa administrasi mengandung pengertian yang lebih luas daripada manajemen. Dikemukakannya bahwa manajemen merupakan salah satu aspek dari administrasi. Namun, ia menjelaskan pula bahwa di dalam kegiatan administrasi pada umumnya kegiatan manajemen sangat menentukan. Sehingga, dikatakan juga bahwa manajemen adalah inti dari administrasi. Ini berarti bahwa setiap kegiatan manajemen adalah



4 5



85.



Mulyadi, classroom manajement (Malang: Aditya media, 2009), 1. Engkoswara., Aan Komariyah, Administrasi Pendidikan (Bandung:Penerbit Alfabeta,2010),



kegiatan administrasi meskipun tidak semua kegiatan administrasi adalah manajemen. The Liang Gie dan Sutarto lebih tegas lagi mengemukakan perbedaan antara manajemen dan administrasi. Dikemukakan bahwa manajemen termasuk salah satu unsur administrasi. Dalam bukunya, Pengertian, Kedudukan dan Perincian Ilmu Administrasi, dikemukakan adanya delapan unsur administrasi, yaitu organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia, finansia, materia, dan relasi publik. Dari kedelapan unsur yang menurut pendapatnya bersifat statis itu, diturunkan dengan unsur umum sebagai suatu proses yang bersifat dinamis yang diberi nama masing-masing sebagai berikut: tata keniagaan, tata pimpinan, tata hubungan, tata keterangan, tata kepegawaian, tata keuangan, tata perbekalan, dan tata humas. Dengan memperhatikan pendapat-pendapat tersebut di atas, agaknya kita pun sependapat bahwa pengertian manajemen dan administrasi sukar dipisahkan satu dengan yang lain. Prof. Dr. Arifin Abdurrachman mengemukakan bahwa “manajemen adalah kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana”. Jadi dalam hal ini kegiatan dalam manajemen terutama adalah mengelola orangorangnya sebagai pelaksana. Demikian pula apa yang dikatakan oleh The Liang Gie dan Sutarto tentang tata pimpinan sebagai unsur administrasi yang bersifat dinamis, juga menyangkut pengelolaan orang-orang sebagai pelaksana. Dwight Waldo juga mengemukakan bahwa “manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerja sama yang rasional dalam suatu sistem administrasi”. Oleh karena di dalam keseluruhan proses administrasi pembinaan atau pengelolaan orang-orang sebagai pelaksana merupakan kegiatan yang sangat penting dan menentukan, maka tepatlah seperti yang dikatakan bahwa manajemen adalah inti administrasi.



Dari apa yang telah diuraikan di atas tentang manajemen dan administrasi, maka jelas pula bahwa di dalam proses administrasi pendidikan terdapat kegiatan manajemen.6 B. Tujuan Administrasi Dan Manajemen Pendidikan 1. Tujuan administrasi pendidikan Tujuan administrasi pendidikan adalah agar tujuan pendidikan tercapai. Seperti yang dikemukakan oleh Sergiovanni (1975) ada empat tujuan administrasi, yaitu: a) efektivitas produksi, b) Efisiensi, c) kemampuan meyesuaikan diri, dan d) kepuasan kerja. Keempat tujuan ini dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi pendidikan di sekolah adalah untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut. Secara agak rinci, tugas dan kewajiban administrasi pendidikan sehubungan dengan tujuan pendidikan adalah sebagai berikut: 1) berusaha agar tujuan pendidikan tampil secara formal dengan jalan merumuskan, menyeleksi, menjabarkan dan menetapkan tujuan pendidikan yang akan dicapai sesuai dengan lembaga atau organisasi pendidikan yang bersangkutan secara formal; 2) menyebarluaskan dan berusaha menanamkan tujuan pendidikan itu kepada anggota lembaga, sehingga tujuan pendidikan tersebut menjadi kebutuhan dan pendorong kerja para anggota lembaga; 3) memilih, menyeleksi, menjabarkan, dan menetapkan proses berupa tindakan, kegiatan dan pola kerja yang diperhitungkan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan; 4) mengawasi pelaksanaan proses pendidikan dan lainnya dengan memantau memeriksa dan mengendalikan setiap kegiatan dan tindakan pada setiap tahap proses sistem; 5) menilai hasil yang telah dicapai dan proses yang sedang atau telah berlaku, mengupayakan agar informasi tentang hasil dan proses itu menjadi umpan balik yang dapat memperbaiki proses dan hasil selanjutnya.



6



Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 6-8.



2. Tujuan manajemen pendidikan Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien. a.



Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output)



dengan



jumlah



sumber



yang



dipergunakan



(input).



Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumah tenaga kerja dan sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan. dan sebagainya). b. Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa (services) tcrtentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan/atau kinerjanya. c. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi. Etzioni (1964:187) mengatakan bahwa “Keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuannya”, atau menurut Sergiovani (1987:33) yaitu, “Kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan”. Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya, siswa, kurikulum, sarana-prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakatnya, pengelolaan bidang khusus lainnya hasil nyatanya merujuk kepada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan/ kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan. d. Efisiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul (doing things right) sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right things) atau efektivitas adalah perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai, efisiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara input/sumber daya dengan output. Suatu kegiatan dikatakan efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan



penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal. Efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana.7



C. Fungsi Administrasi Dan Manajemen Pendidikan 1. Fungsi Administrasi Pendidikan a. Perencanaan Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administrasi. Tanpa perencanaa atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegiatan administrasi itu berlangsung. Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai. 2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. 3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan. 4. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan. 5. Merumuskan bagaimana maslah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan. Merencanakan berarti pula memikirkan tentang penghematan tenaga, penghematan biaya dan waktu, juga membatasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan menghindari adanya duplikasi-duplikasi atau tugastugas/pekerjaan rangkap yang dapat menghambat jalannya penyelesaian. Jadi, perencanaan (planning) sebagai suatu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut: Perencanaan (planning) adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang tertuju pada tercapainya maksudmaksud dan tujuan pendidikan. 7



87.



Engkoswara., Aan Komariyah, Administrasi Pendidikan (Bandung:Penerbit Alfabeta,2010),



b. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian sebagai fungsi administrasi pendidikan menjadi tugas utama bagi para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah. Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan sekolah sehari-hari terdapat bermacammacam jenis pekerjaan yang memerlukan kecakapan, keterampilan, dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Keragaman tugas dan pekerjaan semacam itu tidak mungkin dilakukan dan dipikul sendiri oleh seorang pemimpin. Dalam hal inilah terletak bagaimana kecakapan kepala sekolah mengorganisasi



guru-guru



dan



pegawai



sekolah



lainnya



dalam



menjalankan tugasnya sehari-hari sehingga tercipta adanya hubungan kerja sama yang harmonis dan lancar. Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah bahwa pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab, hendaknya disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan, dan kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut. Dengan demikian, organisasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpukan sebagai berikut: Organisasi ialah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan. c. Pengoordinasian (coordinating) Adanya bermacam-macam tugas/pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan atau kesimpang siuran dalam tindakan. Dengan adanya koordinasi yang baik, semua bagian dan personal dapat bekerjasama menuju ke satu arah tujuan yang telah ditetapkan. Koordinasi ini perlu untuk mengtasi batas - batas perencanaan maupun batas - batas personel seperti untuk mengatasi kemungkinan adanya duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan tanggung jawab, ketidak



seimbangan dalam berat - ringannya pekerjaan, kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan kewajiban, dan sebagainya. Pengkoordinasian ini tidak hanya dibutuhkan dalam unit kegiatan yang ada, melainkan juga antar personal yang terlibat di dalam unit kegiatan. Dengan adanya pengkoordinasian yang efektif akan timbul kerja sama yang efektif sehingga tujuan yang diharapkan dapat segera tercapai. Jika kita simpulkan, maka: Koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, material, pikiran-pikiran, teknikteknik dan tujuan-tujuan ke dalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan. d. Komunikasi Komunikasi memegang peranan penting dalam suatu organisasi, khususnya organisasi sekolah. Setiap personal yang terlibat harus saling berkomunikasi agar permasalahan yang ada serta sejauh mana perkembangan organisasi dapat diketahui. Dengan demikian, dapat dilakukan langkah lebih lanjut. Selain itu, komunikasi ini juga sangat membantu dalam pembuatan keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan pendapat - pendapat dari para personal untuk menemukan pendapat yang dapat penyumbangkan solusi yang tepat. Dalam



melaksanakan



suatu



program



pendidikan,



aktivitas



menyebarkan dan menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses menyampaikan atau komunikasi ini meliputi lebih dari pada sekadar menyalurkan pikiran pikiran, gagasan - gagasan, dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis. Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi yang dilakukan secara informal dan formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya. Komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi.



e. Supervisi Setiap



pelaksanaan



program



pendidikan



memerlukan



adanya



pengawasan atau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervisi haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan. Jadi, fungsi supervisi yang terpentig adalah: 1. Menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat apakah yang diperlukan. 2. Memenuhi/mengusahakan syarat - syarat yang diperlukan itu. Dengan demikian, supervisi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut: “supervise sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan komdisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuantujuan pendidikan”. f. Kepegawaian Sama halnya dengan fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang telah diuraikan terdahulu kepegawaian merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Agak berbeda dangan fungsi-fungsi administrasi yang telah dibicarakan, dalam kepegawaian yang menjadi titik penekanan ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing personel. Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian telah dipikirkan dan diusahakan agar untuk personelpersonel yang menduduki jabatan - jabatan tertentu di dalam struktur organisasi itu dipilih dan di angkat orang-orang yang memiliki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang di pegangnya. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu di perhatikan. g. Pembiayaan Biaya/pambiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi karena biaya ini sangat menentukan bagi



kelancaran jalannya sebuah organisasi, tanpa biaya yang mencukupi tidak mungkin terjamin kelancaran jalannya suatu organisasi. Setiap kebutuhan organisasi, baik personel maupun material, semua memerlukan adanya biaya. itulah sebabnya masalah pembiayaan ini harus sudah mulai dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan pelaksanaannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan, antara lain: 1. Perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan 2. Dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh/diusahakan 3. Bagaimana penggunaanya 4. Siapa yang akan melaksanakannya 5. Bagaimana pembukuan dan pertangung jawabannya 6. Bagaimana pengawasannya, dll. h. Penilaian Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsur pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan adanya evaluasi. Dengan mengetahui kasalahan-kasalahan atau kekurangan-kekurangan serta kemacetan-kemacetan yang diperoleh dari tindakan evaluasi itu, selanjutnya dapat di usahakan bagaimana cara-cara memperbaikinya.8 2. Fungsi Manajemen Pendidikan Manjemen pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada serangkaian kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran (tujuan sampai akhirnya sasaran tercapainya tujuan). Fungsi, artinya kegiatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan.



8



Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),15-22.



William H. Nerman dengan mengklasifikasikan fungsi manjemen atas lima kegiatan dengan akronim POASCO, yakni: 1) Planning (perencanaan) 2) Organizing (pengorganisasian) 3) Assembling resource (pengumpulan sumber) 4) Survising (Pengendalian) 5) Controlling (pengawasan) Dalton E. Mc. Farland, membaginya atas tiga fungsi dengan akronim POCO yakni: 1) Planning 2) Organizing 3) Controlling H. Koontz & O’Donnell, mengklasifikasikannya atas lima proses dengan akronim PODICO, yakni: 1) Planning 2) Organizing 3) Staffing 4) Directing 5) Controling Luther gulick membaginya atas tujuh fungsi dengan akronim POSDCORB, yakni: 1) Planning 2) Organizing 3) Staffing 4) Directing 5) Coordinating 6) Reporting 7) Budgeting George R. Teery, mengklasifikasikannya atas empat fungsi dengan akronim POAC, yakni: 1) Planning



2) Organizing 3) Actuating 4) Controling Robbins dan Coulter, mengklasifikasikannya atas empat fungsi dengan akronim POCL, yakni: 1) Planning 2) Organizing 3) Leading 4) Controling Dari klasifikasi fungsi-fungsi manajemen di atas, tampak bahwa di antara para ahli ada kesamaan pandangan tentang fungsi manajemen. Seluruh ahli sependapat bahwa fungsi pertama dari manajemen adalah perencanaan, kemudian ditindak lanjuti dengan pengorganisasian. Gulick menambahkan satu fungsi lagi, yang tidak disinggung ahli lain, yang akan berjalan dengan baik jika disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk rencana anggaran, dan



pengawasan



anggaran.



Masing-masing



fungsi



manjemen



yang



dikemukakan di atas, akan dipaparkan pada bagian berikut dengan mengacu pada pengklasifikasian dari Luther Gulick (POSDCORB).



a. Perencanaan Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala aktifitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dan digunakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal. Tahap-tahap perencanaan: 1. Perumusan tujuan, pada tahap ini penyususn perencanaan harus merumuskan tujuan yang hendak dicapai di masa yang akan datang.



2. Perumusan kebijaksanaan, yakni merumuskan bagaimana usaha untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam bentuk tindakantindakan yang terkoordinir terarah dan terkontrol. 3. Perumusan prosedur, yakni menentukan batas-batas dari masingmasing komponen (sumberdaya). 4. Perencanaan skala kemajuan, merumuskan standar hasil yang akan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas pada waktu tertentu. 5. Perencanaan bersifat menyeluruh, maksudnya setelah tahap A sampai D dirumuskan dengan baik. b. Pengorganisasian Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama di sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai pronsip pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan. Efisiensi dalam pengorganisasian adalah pengakuan terahadap sekolahsekolah pada penggunaan waktu dan uang dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuan, yaitu alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber daya sekolah. c. Penyusunan pegawai (staffing) Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan dari fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan



melakukan



kegiatan-kegiatan



yang



telah



direncakan



dan



diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni pembinaan sumber daya manusia.



d. Pengarahan (directing) Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terdapat para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yantg telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak menyimpang dari garis program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling sambil mengawasi, manajer sering kali memberi petunjuk atau bimbingan bagaimana seharusnya pekerjaan dikerjakan. Jika pengarahan yang disampaikan manajer sesuai dengan kemauan dan kemampuan



dari



staf,



maka



staf



pun



akan



termotivasi



untuk



memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatannya. e. Koordinasi (coordinating) Pengkoordinasi merupakan suatu aktivitas manajer membawa orangorang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan. Koordinasi diperlukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan wewenang atau saling merasa lebih penting di antara bagian dengan bagian yang ada dalam organisasi. Pengorganisasian dalam suatu organisasi, termasuk organisasi pendidikan, dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti: 1) Melaksanakan penjelasan singkat 2) Mengadapat rapat kerja 3) Memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan.



f. Pencatatan dan Pelajaran (recording and reporting) Segala kegiatan organisasi pendidikan mulai dari perencanaan hingga pengawasan, bahkan pemberian umpan balik tidak memiliki arti jika tidak direkam secara baik melalui pencatatan-pencatatan yang benar dan tepat. Semua proses dan atau kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam organisasi formal, seperti lembaga pendidikan, pada umumnya selalu dipertanggung jawabkan. Pertanggung jawaban ini tidak dapat dilakukan jika tidak didukung dengan data-data tentang apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan dalam organsasi tersebut, data-data tersebut dapat diperoleh bila dilakukan pencatatan dan pengdokumentasian yang baik. Fungsi ini memegang peranan penting dalam memberhasilkan kegiatan manjemen pendidikan, fungsi ini umumnya lebih banyak ditangani oleh bagian ketatausahaan. Hasil catatan ini akan digunakan manajer untuk membuat laporan tentang apa telah, sedang dan akan dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. g. Pengawasan (controlling) Pengawasan manajemen sekolah adalah usaha sistematis menetapkan standar prestasi (performance standard) dengan perencanaan sasarannya guna mendesain sistem informasi umpan balik. Membandingkan prestasi kerja dengan standar yang telah ditetapkan lebih dahulu adalah penting, untuk menentukan apakah ada penyimpangan (deviation) dan mencatat besar kecilnya penyimpangan, kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan, bahwa semua sumber sekolah dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Pengawasan dan pengendalian sekolah dilakukan oleh kepala sekolah, pengawasan layanan belajar harus dilakukan oleh supervisor, dan pengawasan layanan



teknis



kependidikan



dilakukan oleh



tenaga



kependidikan yang diberi wewenang untuk itu. Pengendalian dan pengawasan penggunaan anggaran dalam penyelenggaraan sekolah yang dapat dipergunakan untuk menjalankan operasi sekolah dan banyak metode pengendalian yang mencakup anggaran belanja (budget), perhitungan rugi



laba, dan sarana-sarana keuangan lainnya agar pelaksanaan operasi sekolah dapat berhasil dengan baik. Kualitas layanan belajar akan diawasi melalui metode pengawasan kualitas menurut ilmu statistic dan ilmu pendidikan dalam pengukuran kemajuan belajar dan kinerja sekolah secara keseluruhan. Kegiatan monitoring dan pengawasan adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang penyelenggaraan suatu kerja sama antara guru, kepala sekolah, konselor, supervisor dan petugas sekolah lainnya dalam instituasi sekolah.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Administrasi pendidikan ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personel, spiritual maupun material, yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Pengertian Manajemen merupakan kata yang asli dari bahasa inggris, yakni “management,” yaitu yang berguna ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerja sama yang rasional dalam suatu sistem administrasi. Oleh karena di dalam keseluruhan proses administrasi pembinaan atau pengelolaan orang-orang sebagai pelaksana merupakan kegiatan yang sangat penting dan menentukan, maka tepatlah seperti yang dikatakan bahwa manajemen adalah inti administrasi. Seperti yang dikemukakan oleh Sergiovanni (1975) ada empat tujuan administrasi, yaitu: a) efektivitas produksi, b) Efisiensi, c) kemampuan meyesuaikan diri, dan d) kepuasan kerja. Keempat tujuan ini dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi pendidikan di sekolah adalah untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut. Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien. Adapun tujuan tujuan dari manajemen pendidikan meliputi: a) Produktivitas, b) Kualitas, c) Efektivitas, d) Efisiensi. Fungsi administrasi pendidikan meliputi: a) Perencanaan, b) Pengorganisasian, c) Pengoordinasian, d) Komunikasi, e) Supervisi, f) Kepegawaian, g) Pembiayaan, h) Penilaian.



Fungsi



manajemen



Pengorganisasian,



pendidikan



Penyususnan



pegawai,



meliputi: Pengarahan,



Perencanaan, Koordinasi,



Pencatatan dan Pelajaran, Pengawasan. B. Saran Demikian makalah ini kami buat, semoga dengan penulisan makalah ini dapat menambah wawasan tentang konsep dasar administrasi dan manajemen pendidikan bagi pembaca. Kami menyadari masih terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini dan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA



Engkoswara., Komariyah, Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta. Mulyadi. 2009. Classroom Management. Malang: Aditya Media. Purwanto, Ngalim. 2014. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.