Konsep Keluarga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Konsep Keluarga 1.1 Definisi Keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terjadi interaksi antara anak dan orang tuanya. Dan keluarga bisa terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dalam satu rumah, satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Ali, Zaidin 2009). Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan setiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Harmoko, 2012). Keluarga juga terdiri dari dua atau lebih individu yang bergantungan yang berbagi tempat tinggal satu rumah untuk menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, emosional, rasa kasih sayang dan kepemilikan yang sama terlihat dalam posisi (Deborah, 2020). Dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu meyelesaikan masalah, penderita asam urat sampai saat ini merasa keluarga merupakan tempat berlindung yang paling disukai. 1.2 Tipe Keluarga Tipe tradisional menurut wahyu 2016 di kelompokkan menjadi: 1.



Keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak (anak kandung atau anak angkat)



2.



Keluarga besar yaitu keluarga inti di tambah dengan keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman dan bibik.



3.



Keluarga dyad yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri tanpa anak.



4.



Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung dan anak angkat.



5.



Keluarga usia lanjut yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri yang berusia lanjut.



1.3 Fungsi Keluarga Friedman membagi fungsi keluarga menjadi 5, yaitu: 1. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif, kemampuan menjalani secara lebih akrab, dan penuh rasa kasih sayang, serta keluarga dengan penderita asam urat peduli keluarga terhadap emosional semua anggota keluarganya.



2. Fungsi sosialisasi proses perkembangan dan perubahan yang dilakukan individu untuk pemenuhan psikososial sehingga tercapai kebahagiaan keluarga berlangsung seumur hidup. dan indindu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Penderita sam urat melaksanakan sosialisai dengan anggota keluarga dan belajar displin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat. 3. Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia untuk masa depan. 4. Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi seperti makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain. 5. Fungsi perawatan kesehatan menyediakan segala perawatan kesehatan untuk mengetahui tentang status kesehatan keluarga di dalamnya, dan di dalam keluarga ada yang menderita asam urat anggota keluarga mengenal dan paham dengan penyakitnya maka keluarga akan mengambil sikap dan tindakan untuk segera merawat anggota keluarganya (Friedman 2010). 1.4 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Dengan mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau menciptakan suasana



rumah yang sehat, mempertahankan hubungan dengan



menggunakan fasilitas kesehatan masyarat (Andarmoyo 2012). 2 . Konsep Dukungan Keluarga 2.1 Pengertian Dukungan Keluarga Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informasional (Friedman 2010). Dukungan keluarga suatu bentuk bantuan yang diberikan salah satu anggota keluarga untuk memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada saat seseorang mengalami sakit (Muklisin 2012). 2.2 Jenis Dukungan Keluarga Menurut Harnilawati 2013 ada 4 dukungan keluarga, terdiri dari : 1. Dukungan Emosional Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai, empati, rasa percaya dan perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional anggota keluarga yang menderita asam urat menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat pada anggota keluarga



yang sakit. 2. Dukungan Penghargaan Keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing, dan pemecahan masalah, Dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi penghargaan yang positif melibatkan pernyataan setuju dan panilaian positif terhadap ide-ide dan perasaan orang lain yang berbanding positif antara individu dengan orang lain sehingga anggota keluarga yang sakit asam urat juga sebagai bentuk penerimaan kekurangan dan kelebihan serta penghargaan terhadap keberadaan dirinya. 3. Dukungan Instrumental Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata berupa kondisi dimana benda atau jasa aka nmembantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalam nya bantuan langsung, seperti saat keluarga yang sakit asam urat keluarga dapat memberi atau meminjamkan uang kepadanya untuk berobat dan membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit. 4. Dukungan Informasional Dukungan ini



meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama,



termasuk di dalamnya memberikan solusi, nasehat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Dukungan informasi ini diberikan untuk membantu mengambil keputusan kepada anggota yang sakit. 2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga Menurut Deborak 2020 faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga. 1. Faktor Internal a. Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan Keyakinan individu tentang adanya dukungan keluarga yang terdiri dari pendidikan, pengetahuan dan pengalaman masa lalu. Individu akan mendapat dukungan keluarga untuk menjaga kesehatannya sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. b. Emosi Emosi merupakan



respon



stress yang dapat mempengaruhi keyakinan



seseorang terhadap dukungan keluarga. Emosi akan mempengaruhi koping seseorang, sehingga seseorang yang mempunyai koping maladaptif maka merasa dirinya tidak mempunyai dukungan keluarga.



c. Spiritual Nilai dan keyakinan yang dilaksanakan oleh individu dan keluarga berpengaruh terhadap dukungan keluarga. Semakin tinggi nilai spiritual yang dimiliki individu semakin besar dukungan keluarga yang diberikan d. Tahapan perkembangan Tahapan perkembangan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan dengan demikian rentang usia bayi-lansia memiliki pemahaman dan responden terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. 2. Faktor Eksternal a. Sosial Ekonomi Meningkatkan resiko terjadinya peyakit karena bergantung pada tingkat pendapatan



keluarga. Seseorang yang tingkat sosialnya tinggi akan segera



merespon penyakitnya serta keluarga yang sangat mempedulikannya begitupun sebaliknya. b. Budaya Nilai atau kebiasaan individu dalam memberikan dukungan keluarga kepada anggota keluarga yang sakit. Seseorang yang mempunyai kebiasaan pergi ke pelayanan kesehatan akan selalu dilakukan oleh anggota keluarga yangl ain. 2.4 Manfaat Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa hidupnya, sifat dan jenis kehidupan, dukungan keluarga membuat kelaurga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga. (Friedman, 2010)



DAFTAR PUSTAKA Ali, Zaidin 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga.Jakarta: EGC. Harmoko, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta:Pustaka Pelajar. Deborah dkk 2020. Keperawatan Keluarga. Hal 192, Yayasan Kita Menulis Wahyu 2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Kebayaran Baru Jakarta Selatan. Andarmoyo, S. 2012.Keperawatan keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan.Yogyakarta: Grahaillmu. Friedman,M.M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek. Edisi 5. Jakarta: EGC. Muklisin Abi, 2012. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Gosyen Publishing Harnilawati. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka As Salam