Konsep Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEGIATAN BELAJAR 2 KONSEP PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN



Uraian Kegiatan Belajar 2 berhubungan dengan konsep pembelajaran berwawasan kemasyarakatan.Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan dilandasi oleh teori pembelajaran humanistik,progresivisme,dan konstruktivisme.(Anda bisa mengingat kembali modul 1,tentang pemikiran tokoh pembelajaran berwawasan kemasyarakatan ). Landasan lainnya dalam pembelajaran berwawasan kemasyarakatan adalah pendidikan berbasis masyarakat (community based education ) yang mempunyai makna dari masyarakat,oleh masyarakat,untuk masyarakat.Pembelajaran wawasan kemasyarakatan mengembangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi peserta didik.



A.KONSEP PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan yaitu pembelajaran yang diselenggarakan dengan menggunakan berbagai potensi (sumber daya )yang ada pada lingkungan masyarakat,yang terdiri atas sumber daya alam,sumber daya manusia,sumber daya budaya,dan sumber daya teknologi. Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan dilandasi oleh pemikiran dari berbagai teori pembelajaran,yaitu teori humanistik,teori progresivisme,dan teori konstruktivisme,serta pendidikan berbasis masyarakat. Dengan di landasi oleh ketiga teori pembelajaran tersebut,ditambah konsep pendidikan berbasis masyarakat,pembelajaran berawasan kemasyarakatan harus didasarkan pada hal-hal berikut ini. 1. Kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi peserta didik. 2. Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran. 3. Materi pembelajaran terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. 4. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran ada kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik. 5. Menekankan pada pembelajaran partisipatof yang berpusat pada peserta didik. 6. Menumbuhkan kerja sama di antara peserta didik. 7. Menumbuhkan kemandirian. 1.Kebermaknaan dan kebermanfaatan Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus didasarkan pada kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi peserta didik.Kebermaknaan dan kebermanfaatan mengandung arti bahwa pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik itu dirasakan ada manfaatnya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan.



Contoh : a. .Penerapan mata pelajaran keterampilan bagi peserta didik yang berada di lingkungan pantai.Guru melaksanakan pembelajaran yang berhubungan dengan cara membuat jala.Hal ini sangat bermakna bagi peserta didik,karena dapat dimanfaatkan dalam kehidupannya sebagai keluarga nelayan. b. Penerapan mata pelajaran IPA bagi peserta didik di wilayah pegunungan.Guru melaksanakan pembelajaran yang berhubungan dengan pemanfaatan tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan peserta didik.Hal ini sangat bermakna bagi peserta didik,karena dapat mengamati berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupannya. 2.Pemanfaatan Lingkungan dalam Pembelajaran Pembelajaran yang memanfaatkan potensi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik akan berdampak terhadap peningkatan hasil pembelajaran. Menurut Sudjana (2000),pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan,sangat membantu dalam proses pembelajaran.Sumber daya yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran berwawasan kemasyarakatan adalah sumber daya manusia,sumber daya alam,sumber daya budaya,dan sumber daya teknologi. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang dapat mempengaruhi berlangsungnya proses pembelajaran secara maksimal.Sumber daya manusia adalah aset yang sangat penting untuk memanfaatkan sumber daya lainnya dalam pembelajaran. Sumber daya alam mencakup sumber daya hayati,sumber daya non hayati,dan sumber daya buatan.Sumber daya hayati yaitu flora dan fauna,sumber dayanonhayati yaitu tanah,air,udara,energi dan mineral.Sumber daya buatan yaitu alam yang telah diolah oleh sumber daya manusia untuk kepentingan kehidupan manusia,seperti waduk,jalan,pasar,pemukiman,dan pantai pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 ,yaitu:”pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia,yang berakar pada nilai-nilai agama,kebudayaan nasional Indonesia dan ditangkap terhadap tuntutan perubahan zaman” Hal ini penting,supaya peserta didik tidak merasa asing dengan berbagai materi/bahan pembelajaran.Lingkungan belajar yang dapat dijadikan bahan pembelajaran adalah lingkungan alam dan lingkungan nasional. Contoh : a. Dalam pembelajaran IPA,ketika materinya berhubungan dengan binatang,maka contoh yang diberikan kepada peserta didik adalah binatang yang banyak hidup di sekitar lingkungan peserta didik. b. Dalam pelajaran IPS,ketika materinya berhubungan dangan ekonomi,maka contoh yang diberikan kepada peserta didik adalah mengenai kehidupan pasar yang biasa didatangi oleh peserta didik.



3.Materi Pembelajaran Teintegrasi dengan Kehidupan Sehari-hari Materi pembelajaran pada pendidikan formal sudah terangkum dalam kurikulum yang sifatnya baku. Contoh: a. Untuk mata pelajaran agama,selalu di hubungkan dengan kebiasaan yang dilakukan oleh peserta didik dalam melaksanakan ibadahnya. b. Untuk mata pelajaran keterampilan,selalu menggunakan potensi alam yang ada di lingkungan masyarakat sebagai bahan belajar.



4.Masalah yang Diangkat dalam Pembelajaran Berkaitan Dengan Kebutuhan Peserta Didik Guru harus mampu mengangkat berbagai persoalan yang dibahas sesuai dengan kebutuhan peserta didik.Dengan adanya upaya ini,peserta didik akan merasa diperhatikan,bahwa masalah yang dihadapinya itu dapat diselesaikan. Contoh: a. Banyak pesera didik yang tidak dapat membayar SPP tepat waktu,karena kondisi sosial ekonomi orang tuanya sangat memprihatinkan.Ketika mata pelajaran IPS berhubungan dengan masalah ekonomi, peserta didik di ajak utuk mencari berbagai pemecahan masalah yang dihadapinya,agar dapat membayar SPP tepat waktu. b. Belum semua anak memiliki buku pelajaran sebagai pengayaan.Guru tidak memaksa setiap siswa harus membelinya,tetapi diupayakan membentuk kelompok belajar,yang anggotanya terdiri dari siswa yang sudah memiliki buku dan yang belum memiliki buku.



5.Menekankan Pada Pembelajaran Partisipatif Dalam kegiatan pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus ditumbuhkan partisipasi peserta didik dalam berbagai kegiatan. Menurut Sudjana (2000),pembelajaran partisipatif merupakan upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.Keikutsertaan peserta didik diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan pembelajaran,yaitu perencanaan program,pelaksanaan program,dan penilaian program. Pembelajaran partisipatif dapat mengarah pada keaktifan peserta didik (student centered),peserta didik memang peranan yang tinggi dalam peroses pembelajaran,sedangkan pendidik berfungsi untuk memfasilitasi peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik memiliki ciri-ciri a) pembelajaran menitikberatkan pada keaktifan peserta didik, b) kegiatan belajar dilakukan secara keritis dan analitik, c)motivasi belajar selalu tinggi, d)pendidik berperan sebagai fasiliator, e) memerlukan waktu yang relatif lama, f) memerlukan sarana belajar yang lengkap.



Contoh: a. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya tentang metode yang paling tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. b. Peserta didik dilibatkan dalam kegiatan penilaian pembelajaran.



6. Menekankan Pada Kerja Sama di Antara Peserta Didik Untuk menumbuhkan kerja sama peserta didik dalam pembelajaran, tutor dapat menggunakan pembelajaran kooperatif. Ketergantungan positif berkaitan dengan tugas yang hanya dapat dikerjakan dan diselesaikan bersama dalam kelompok.Tanggung jawab individu berkaitan dengan motivasi untuk belajar dan membantu teman kelompoknya sehingga setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam memberikan kontribusi untuk keberhasilan kelompok. Pembelajaran kooperasi dapat berdampak positif, yaitu meningkatnya hubungan sosial di antara peserta didik,penerimaan terhadap peserta didik yang relatif lemah dalam akademik,menumbuhkan rasa tolong menolong,menghargai waktu,dan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran kooperatif adalah: a. Pendidik bersama peserta didik membentuk kelompok kecil dengan didasarkan pada keberagaman peserta,terutama dalam keragaman akademik; b. Pendidik menyampaikan materi kepada peseta didik; c. Peserta didik kembali pada kelompok yang sudah dibentuk untuk melaksanakan diskusi tentang materi yang sudah disajikan oleh pendidik; d. Pendidik merancang kuis,sesuai dengan materi yang sudah dibahas; e. Berdasarkan nilai setiap individu dalam tim kelompok,pendidik menetapkan tim yang paling berprestasi,kemudian diberi penghargaan.Penghargaan dapat berupa pengumuman hasil di hadapan peserta didik lainnya,atau bentuk penghargaan lainnya.



7Menumbuhkan Kemandirian Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus mampu menumbuhkan kemandirian pada peserta didik.Dengan diwujudkan kemandirian,diharapkan dampak dari pembelajaran adalah tubuhnya tanggung jawab dan keberanian peserta didik dalam memutuskan sesuatu,bertindak,mengerjakan sesuatu hal,tanpa tergantung pada pihak lain. Contoh: a. Ketika berlangsung diskusi,setiap peserta didik diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya.Akhir dari diskusi.Ketua kelompok diberi kepercayaaan untuk menyampaikan hasil diskusinya.



b. Peserta didik diberi kesempatan untuk menentukan tempat yang akan dituju sebagai daerah wisata pada saat liburan. Hal lainnya yang menjadi landasan pembelajaran wawasan kemasyarakatan adalah pendidikan berbasisis masyarakat (community based education).Pendidikan berbasis masyarakatdapat dijadikan acuan dasar dalam pembelajaran berwawasan kemasyarakatan.Pengertian berbasis (based) masyarakat dapat merujuk pada derajat kepemilikan masyarakat. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Abdullah (2000),bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk terlibat dalam situasi pendidikan dari mulai lahir sampai wafat. Selanjutnya Sudjana (2000) mengemukakan bahwa pendidikan sepanjang hayat (lifelong education),pada dasarnya merupakan fenomena yang wajar dan alamiah dalam kehidupan manusia.Kenyataan ini memberi petunjuk mengenai pentingnya belajar sepanjang hayat (lifelong education)dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan belajar (learning needs) dan kebutuhan pendidikan (education needs). Pendidikan berbasis masyarakat pada hakikatnya merupakan kegiatan interaksi pendidikan yang terjadi atas dasar kepentingan bersama untuk memenuhi kabutuhan dan memecahkan masalah yang dihadapi warga masyarakat yang dapat dilakukan sepanjang hidupnya sesuai dengan kebutuhan mereka. Menurut Galbarait (Marzuki,2004),pendidikan berbasis masyarakat mengandung beberapa makna yaitu: (1) kemampuan peserta didik meningkat.Melalui proses pendidikan berbasis masyarakat,setiap peserta mengalami peningkatan kemampuan,keterampilan dan sikap,serta konsep dirinya semakin matang.Kematangan secara pisikologis membutuhkan belajar yang dapat diperoleh melalui pengalaman belajar dari lingkungannya,(2) Partisipasi dan demokrasi.pendidikan berbasis masyarakat menumbuhkan keterbukaan pada setiap peserta untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya secara bersama-sama,(3) Mobilisasi aksi masyarakat.Untuk mencapai pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah diperlukan adanya kegiatan dari peserta.Perinsip ini menekankan pentingnya kesadaran dan kesediyaan dari setiap peserta untuk mengatasi masalah secara bersama. Lebih lancut diungkapkan oleh Watson dalam Sihombing (2000),bahwa pendidikan berbasis masyarakat memiliki tiga elemen,yaitu sebagai berikut. Pertama,mementingkan warga belajar.Di sini ada penekanan seperti pentingnya mendengar suara warga belajar,menggunakan apa yang di katakan warga belajar sebagai dasar untuk mengembangkan program belajar,percaya bahwa setiap orang mempunyai kemampuan belajar karena setiap warga belajar memiliki kekuatan,keterampilan,pengetahuan dan pengalaman,serta ada kesetaraan di antara warga belajar dan pembina program. Kedua,Perogram dimulai dari perspektif yang keritis.Ada tiga perspektif dalam melihat masyarakat,yaitu konservatif,liberal,dan kritis.Pendidikan berbasis masyarakat menggunakan pendekatan kritis yang menekankan pentingnya perbaikan kemampuan dasar masyarakat,meningkatkan kemampuan yang sudah ada,dan partisipasi dalam setiap kegiatan. Ketiga,pendidikan berbasis masyarakat menekankan bahwa belajar harus berlokasi di masyarakat,menjawab kebutuhan belajar masyarakat,menciptakan rasa memiliki,dan program itu dirancang,diputuskan,serta diatur oleh masyarakat sehingga mereka membentuk kesatuan yang lebih besar.



B. PERINSIP PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan merupakan kegiatan yang berupaya mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan masyarakat untuk dapat mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin. Dengan mengacu pada pendapat Galbraith (Marzuki:2004),prinsin-prinsip pembelajaran berwawasan kemasyarakatan yaitu sebagai berikut.



1.Determinasi Diri (self determination) Determination diri mangandung makna bahwa setiap keputusan untuk kepentingan peserta didik harus dimusyawarahkan terlebih dahulu secara bersama.Perinsip ini akan mendorong terciptanya kondisi yang kondusif dalam melakukan berbagai kegiatan. 2.Membantu Dirinya Sendiri (self help) Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya sehingga setiap peserta didik dapat membantu dirinya untuk berkembang sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.Prinsip ini akan menumbuhkan kemandirian pada peserta didik untuk melakukan sesuatu keputusan,tanpa ketergantungan pada pihak lain. 3. Mengembangkan Kepemimpinan (Leadership Development) Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam berbagai kegiatan.Hal ini sangat penting,yaitu untuk melatih keberanian peserta didik dalam mengatur suatu kegiatan sehingga kepercayaan diri dari peserta didik akan terbentuk dengan adanya pemimpin yang dapat di harapkan. 4.Lokasi (Localization) Lokasi kegiatan pembelajaran diupayakan memiliki nilai strategis bagi peserta didik sehingga memiliki kemudahan untuk dapat di jangkau oleh setiap peserta didik.Aapabila tempat kegiatan dianggap strategis,diharapkan motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran selalu tinggi. 5. Pelayanan Terpadu (Integrated Delivery of Services) Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dilakukan secara terpadu dari berbagai komponen yang terlibat,hal ini didasarkan bahwa peserta didik merupakan sasaran yang berhak menerima pelayanan secara maksimal. 6. Menerima Perbedaan (Accept Deversity) Peserta didik yang mengikuti pembelajaran memiliki karakteristik yang heterogen,dengan keanekaragaman karakteristik tersebut duharapkan menjadi modal untuk menciptakan kebersamaan melalui pemanuhan kebutuhan belajar yang beraneka ragam.Perbedaan yang dimiliki peserta didik bukan untuk di jadikan sumber konflik,tetapi dengan perbedaan dapat dijadikan sumber pengalaman dalam pembelajaran sehingga terjadi saling membelajarkan di antara peserta didik.



7.Belajar Terus Menerus (Lifelong Learning) Prinsip belajar terus menerus harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk terus belajar sesuai dengan kebutuhannya.Konsekkuensinya dalam kegiatan pembelajaran harus menyadiakan program materi yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.