Konsep Pemberian Cairan Dan Nutrisi Pada Bayi Dan Anak Kel 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP PEMBERIAN CAIRAN DAN NUTRISI PADA BAYI DAN ANAK MAKALAH Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak dengan Dosen Pembimbing Tina Shinta P., M.Kep.,Ns,Sp.KepAn



Disusun Oleh: Kelompok 3 Cut Putri Alviani Neng Alya Lupitasari Ofel Warren Resty Sihaloho



(30140119012) (30140119009) (30140119021) (30140119017)



PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala kelimpahan inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai “Konsep Pemberian Cairan Dan Nutrisi Padda Bayi Dan Anak”. Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya lebih baik. Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Padalarang, Maret 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR........................................................................................................i DAFTAR ISI......................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1 A. Latar Belakang………………………………………………………………….....1 B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………. 2 1. Tujuan Umum....................................................................................................2 2. Tujuan Khusus...................................................................................................2 C. Metode Penulisan....................................................................................................2 D. Sistematika Penulisan..............................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4 A. Pengertian Nutrisi Pada Bayi dan Anak.................................................................4 B. Jenis Cairan dan Nutrisi Pada Bayi dan Anak.......................................................5 C. Tahap-tahap Pemberian Cairan/ Nutrisi Sesuai Tahap Usia....................................8 D. Menentukan Jumlah Cairan dan Nutrisi..................................................................19 BAB III PENUTUP...........................................................................................................22 A. Kesimpulan..............................................................................................................22



DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...…. 23



ii



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Kesehatan akan memfokuskan peningkatan nutrisi masyarakat dan telah tercantum pada Rencana Strategis (Renstra) Kemenkes 2020-2024. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar, kondisi nutrisi anak telah menunjukkan perbaikan. Pada masalah stunting terjadi penurunan prevalensi pada anak balita dari 37,21% di tahun 2013 menjadi 30,79% tahun 2018. Demikian juga apa bila dibandingkan dengan data prevalensi stunting pada balita tahun 2016 (Sirkesnas), yaitu 33,60 persen. Selain itu perbaikan nutrisi juga tercermin dari penurunan kekurangan gizi (underweight) pada anak balita dari 19,6% pada 2013 menjadi 17,68% pada 2018. Penurunan wasting atau anak balita kurus dari 12,12% pada 2013 menjadi 10,19% tahun 2018. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Penelitian yang dilakukan oleh Halil et al pada tahun 2017 di Manado menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian MP-ASI dengan status gizi.6 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yohan et al di Banyuwangi pada tahun 2018, menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI dan pola asuh ibu dengan kejadian gizi kurang. Penelitian yang dilakukan oleh Erika et al pada tahun 2015 menyebutkan bahwa faktor yang berhubungan dengan status gizi balita yaitu pemberian ASI eksklusif dan usia pemberian MP-ASI. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al di Samigaluh tahun 2009 menyebutkan bahwa salah satu penyebab rendahnya status gizi balita yang dimulai pada umur 6 bulan adalah dimulainya makanan tambahan pendamping ASI pada umur tersebut, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kondisi sosial-ekonomi orang tua, dengan kondisi ekonomi terbatas biasanya pemenuhan gizi pada balita jadi terabaikan. Pada studi ini didapatkan bahwa pengeluaran keluarga tidak berkaitan dengan status gizi.



1



Perbaikan status gizi nasional dapat dilihat berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Pada prevalensi Gizi Kurang (Underweigth) perbaikan itu terjadi berturut–turut dari tahun 2013 sebesar 19,6% naik menjadi 17,7% 2018. Prevalensi stunting dari 37,2% turun menjadi 30,8%, dan prevalensi kurus (Wasting) dari 12,1% turun menjadi 10,2%. “Dalam perhitungan data kasus gizi buruk harus diambil dari indeks berat badan menurut tinggi badan (BBTB) atau yang disebut sangat kurus sesuai standar WHO yang disertai dengan gejala klinis,” jelas Dirjen Kesehatan Masyarakat Kirana Pritasari, di Jakarta (30/1). Ia menegaskan, intervensi terhadap masalah gizi terutama di wilayah Indonesia bagian Timur sudah ditangani atau diintervensi oleh tenaga gizi di Puskesmas. Hasil Riset Tenaga Kesehatan (Risnakes) tahun 2017, Tenaga Gizi di seluruh Indonesia sudah memenuhi 73,1% Puskesmas. Kirana menjelaskan, untuk 26,1% Puskesmas yang belum memiliki Tenaga Gizi utamanya di daerah terpencil dan sangat terpencil, Kementerian Kesehatan memiliki program Nusantara Sehat. Nusantara Sehat terdiri dari tenaga – tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi, tenaga gizi, perawat, bidan, tenaga farmasi, sanitarian, analis kesehatan dan tenaga kesehatan masyarakat yang dilatih untuk ditempatkan di Puskesmas selama 2 tahun. Terkait kegemukan (obesitas) pada anak balita juga mengalami perbaikan yaitu menurun dari 11,90% pada 2013 menjadi 8,04% tahun 2018. Menurut World Health organization (WHO) kekurangan nutrisi mengakibatkan 54% kematian Page 2 2 bayi dan anak. Hasil sensus WHO menunjukkan bahwa 49% dari 10,4 juta kematian balita di negara berkembang berkaitan dengan kekurangan nutrisi yang berakibat gizi buruk.



2



B. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami mengenai Konsep Pemberian Cairan Dan Nutrisi Padda Bayi Dan Anak. 2. Tujuan khusus a) Menjelaskan Pengertian Nutrisi Pada Bayi dan Anak b) Menjelaskan Jenis Cairan dan Nutrisi Pada Bayi dan Anak c) Menjelaskan Tahap-tahap Pemberian Cairan/ Nutrisi Sesuai Tahap Usia d) Menjelaskan Menentukan Jumlah Cairan dan Nutrisi C. Metode penulisan Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan beberapa sumber buku dan mencari sumber di internet seperti modul, jurnal dan ebook. D. Sistematika penulisan Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini, terdiri dari Bab 1 yakni pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan, sistematika penulisan. Bab 2 Pembahasan yang terdiri dari Pengertian Nutrisi Pada Bayi dan Anak, Jenis Cairan dan Nutrisi Pada Bayi dan Anak, Tahap-tahap Pemberian Cairan/ Nutrisi Sesuai Tahap Usia,dan Menentukan Jumlah Cairan dan Nutrisi. Bab 3 Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran. Di halaman terakhir terdapat Daftar pustaka.



3



BAB 2 PEMBAHASAN A. Pengertian Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan Perry, 2005). Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, 2006). Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiansi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak. (Hidayat, 2009). Nutrisi berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel tubuh dan sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006).



4



B. Jenis Cairan dan Nutrisi 1. Cairan a) ASI Pemberian ASI (Air Susu Ibu) sangat penting mengingat ASI adalah salah satunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi dalam masa enam bulan pertama kehidupannya Bayi harus segera disusui setelah lahir. Pada dasarnya setiap ibu dapat menyusui anaknya dan hendaknya disusui secara tepat, Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI Mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. b) PASI dan MP-ASI Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI (Departemen Kesehatan RI, 2006). Cara pemberian PASI : Berikan PASI sesuai petugas kesehatan. Gunakan takaran dalam pengenceran PASI sesuai label yang ada dalam kaleng PASI. Air yang digunakan dalam mengencerkan PASI adalah air yang sudah dimasak mendidih. Peralatan yang digunakan untuk mengencerkan dan memberikan PASI sebaiknya dibilas dengan air panas yang mendidih. Disamping pemberian PASI, berikan makanan pengganti ASI setelah bayi berumur 6 bulan. Segera setelah ibu sembuh, upayakan menyusui kembali. Untuk pemberian PASI sementara ibu sakit, usahakan tidak menggunakan botol dan dot, tapi gunakan gelas dan sendok agar bayi tidak bingung. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan kepada bayi atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya selain ASI setelah umur 6 bulan, pada umur 4-6 bulan (masa 5



transisi). Bayi terus minum ASI dan mulai diperkenankan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI). MPASI adalah makanan dan minuman yang diberikan kepada anak usia 6–24 bulan untuk pemenuhan kebutuhan gizinya. WHO bersama dengan Kementrian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menegaskan bahwa usia hingga 6 bulan hanya diberikan ASI eksklusif saja. Oleh karena itu, MPASI baru bisa diperkenalkan kepada bayi ketika bayi berusia 6 bulan keatas (Riksani, 2012). MPASI disebut sebagai makanan pergantian dari ASI ke makanan keluarga yang dilakukan secara bertahap baik dari jenis, frekuensi pemberian, jumlah porsi dan bentuk makanan yang disesuaikan dengan umur dan kemampuan bayi untuk mencerna makanan. Tujuan dari pemberian MPASI adalah sebagai pelengkap zat gizi pada ASI yang kurang dibandingkan dengan usia anak yang semakin bertambah. Dengan usia anak bertambah maka kebutuhan zat gizi anak pun bertambah, sehingga perlu adanya MPASI untuk melengkapi. MPASI juga mengembangkan kemampuan anak untuk menerima berbagai variasi makanan dengan bermacam–macam rasa dan bentuk sehingga dapat meningkatkan kemampuan bayi untuk mengunyah, menelan, dan beradaptasi terhadap makanan baru. 2. Karbohidrat Karbohidrat dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang tersedia dengan mudah di setiap makanan. Bayi baru lahir mendapat asupan makanan dari ASI akan mendapatkan asupan kalori sebanyak 40% dari laktosa. Pada anak yang sudah mendapatkan makanan tambahan PASI, karbohidrat dapat diperoleh dari makanan yang mengandung tepung, seperti susu, sereal, nasi tim. Karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun. Sebaliknya, jika jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan.



6



3. Protein Protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian. Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Dua jenis protein yaitu protein hewani dan protein nabati. Nilai gizi protein hewani lebih besar daripada protein nabati dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotic. 4. Lemak Lemak dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan dan minyak sayur. Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak essensial yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada bayi sampai kurang lebih 3 bulan lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbs vitamin yang larut dalam lemak. 5. Vitamin Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan yang berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh. Vitamin terbagi dalam dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. a. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C, yang tidak disimpan dalam tubuh, melainkan harus dikonsumsi melalui makanan tertentu. Vitamin B mencakup B1, B2, dan B12. Vitamin B1 atau tiamin diperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat dalam pembentukan energi (sebagai ko-enzim). Kekurangan vitamin akan menyebabkan tubuh merasa cepat lelah, kurang nafsu makan, kerusakan pembulah darah dan sel saraf. Vitamin B2 atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat, asam amino, dan asam lemak. Kekurangan vitamin B2 akan menyebabkan tubuh merasa lelah serta dapat mengurangi ketajaman pengelihatan. Kukurangan B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Vitamin C penting bagi tubuh untuk pembentukan 7



substansi antar sel, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan absorbsi zat besi dalam usus. Vitamin B diperoleh dari daging, susu, padi, biji-bijian, kacang, dan lain-lain. Vitamin C diperoleh dari buah-buahan dan sayuran. b. Vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E, K. vitamin A mempunyai peran penting



terutaman



dalam



pertumbuhan,



pengelihatan,



reproduksi



dan



pemeliharaan sel epitel. Vitamin D penting untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, pembentukan tulang dan gigi. Vitamin E sebagai antioksidan penting untuk berbagai senyawa yang larut dalam lemak dan berperan dalam fertilisasi manusia. Vitamin K penting untuk proses pembekuan darah. Vitamin A diperoleh dalam susu, kuning telur, ikan, tumbuh-tumbuhan, sayuran dan buahbuahan. Vitamin D diperoleh dari susu, minyak ikan, dan cahaya matahari. Vitamin E diperoleh dari biji-bijian, minyak dan kacang-kacangan. Vitamin K berasal dari sayuran hijau, daging dan hati. 6. Mineral Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt, tembaga, flourida, yodium, besi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, sulfur dan seng. Kesemuanya harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Mineral banyak didapat dari keju, daging, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, kerang, dan lain-lain. C. Tahap – Tahap Pemberian Cairan/Nutrisi Sesuai Tahap Usia 1. Usia 0 – 4 bulan Pada umur ini kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu yang terdapat komponen yang paling seimbang, akan tetapi apabila terjadi gangguan dalam air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula dan nilai kegunaan atau manfaat jauh lebih baik dari menggunakan ASI. Pemberian ASI eksklusif adalah sampai empat bulan tanpa makanan yang lain, sebab kebutuhan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada bayi, dan proses pemberian ASI ini dapat dilakukan melalui proses menyusui. Pada proses menyusui ini akan memberikan dampak yang baik seperti pada proses awal menyusui, setelah bayi lahir terdapat zat kekebalan tubuh yang terdapat pada kolostrum yang kaya akan protein dan mengandung imunoglobulin A 8



yang tinggi melalui keluarnya pertama dari ASI, disamping itu proses menyusui akan membantu reflek bayi untuk menghisap yang menyebabkan kebutuhan kasih sayang pada bayi terpenuhi dan membantu proses bonding. Proses pengeluaran ASI dapat terjadi karena adanya reflek menghisap juga dapat dipengaruhi proses hormonal terutama oksitosin dan prolaktin. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : a) ASI Kolostrum Kolostrum merupakan susu pertama keluar berbentuk cairan kekuningkuningan yang lebih kental dari ASI matang. Kolostrum mengandung lebih banyak protein, yang sebagian besar adalah globulin,dan lebih banyak mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Meskipun demikian kolostrum mengandung globul lemak agak besar di dalam yang disebut korpuskel kolostrum, yang oleh beberapa ahli dianggap merupakan sel-sel epitel yang telah mengalami degenerasi lemak dan oleh ahli lain dianggap fagosit 17 mononuclear yang mengandung banyak lemak. Sekresi kolostrum bertahan sekitar 4 hari, dengan perubahan bertahap menjadi susu matur. Vitamin yang larut dalam lemak, dan mineral yang lebih banyak dari ASI matang. Kolostrum



sangat



penting



untuk



diberikan



karena



selain



tinggi



immunoglobulin A (IgA) sebagai sumber imun pasif bayi, kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir. b) ASI Transisi ASI Transisi adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-5 sampai hari ke-10. Kandungan protein dalam ASI transisi semakin menurun, namun kandungan lemak, karbohidrat, laktosa, vitamin larut air, dan semakin meningkat. Volume ASI transisi semakin meningkat seiring dengan lamanya menyusui dan kemudian digantikan oleh ASI matang. c) Asi Matur/Matang ASI Matur mengandung dua komponen berbeda berdasarkan waktu pemberian yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk merupakan ASI yang keluar 9



pada awal bayi menyusu, sedangkan hindmilk keluar setelah permulaan letdown. Foremilk mengandung vitamin, protein, dan tinggi akan air. Hindmilk mengandung lemak empat sampai lima kali lebih banyak dari foremilk. ASI matur disekresi pada hari ke-11 dan seterusnya. ASI 18 matur nampak berwarna kekuning-kuningan, kerena mengandung casineat, riboflaum dan karotin. Komposisi ASI : Kandungan Energy (kkal) Laktosa (gr/100ml) Lemak (gr/100ml) Protein (gr/100ml) Mineral (gr/100ml) Ig. A (mg/100 ml) Ig. G (mg/100 ml) Ig. M (mg/100 ml) Lisosin (mg/100



Kolustrum 57,0 6,5 2,9 1,195 0,3 335,9 5,9 17,1 14,2 – 16,4



Transisi 63,0 6,7 3,6 0,965 0,3 -



ASI Mature 66,0 7,0 3,8 1,324 0,2 119,6 2,9 2,9 24,3 – 27,5



ml) Laktoferin



420-520



-



420 – 520



(mg/100 ml) Manfaat ASI : a) Sebagai nutrisi dan makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan. b) Terhindar dari alergi. Pada bulan-bulan pertama kehidupan, dinding usus bayi lebih berlubang atau lebih terbuka sehingga dapat membocorkan protein asing ke dalam darah dan ASI tidak mengandung lactoglobulin dan bovine serum albumin yang sering menyebabkan alergi. c) Meningkatkan kecerdasan bagi bayi karena lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak 10



lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak. Maka sangat penting diberikan ASI eksklusif selama enam bulan dan maksimal pemberian ASI sampai usia dua tahun. d) Meningkatkan daya penglihatan, kepandaian berbicara, da menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang ASI eksklusif akan lebih cepat bias jalan. e) Meningkatkan jalinan kasih sayang antar ibu dan bayi karena bayi sering berada dalam dekapan ibu. Bayi juga bisa merasakan 12 kenyamanan, ketentraman, terutama karena mendengar detak jantung ibunya. f) Menambah kekebalan tubuh bayi ASI mengandung gizi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi. Dengan pemberian tepat, bayi dengan ASI akan memiliki kekebalan tubuh lebih baik dibandingkan bayi tanpa ASI. g) Memperkuat tulang bayi Bayi yang diberi ASI selama tiga bulan atau lebih akan memiliki tulang leher dan tulang belakang lebih kuat daripada yang diberikan kurang dari tiga bulan atau tidak sama sekali. h) Mencegah infeksi usus Sistem pencernaan bayi sejatinya masih sangat rentan, sehingga hanya ASI lah yang paling aman diantara berbagai macam sumber makanan. Fungsinya sebagai penambah sistem imun, menjadikan usus bayi ASI akan aman dan infeksi 2. Usia 4 – 6 bulan Pada usia ini kebutuhan nutrisi pada anak tetap yang utama adalah air susu ibu kemudian ditambah lagi dengan bubur susu dari sari buah, pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak terdapat tambahan mengingat seiring dengan perkembangan fungsi sistem pencernaan. Perubahan kebutuhan nutrisi anak hanya perubahan bentuk makan akan tetapi kadar zat gizi tetap seimbang dengan komposisi yang ada. 3. Usia 6 – 9 bulan



11



Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan kebutuhan nutrisi dari ASI kemudian ditambah dengan bubur susu, bubur tim saring dan buah, penambahan bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia anak, makanan lebih padat dari usia sebelumnya mengingat perkembangan gigi sudah mulai dan pada usia ini bayi mulai mengunyah apa saja dan memasukan semua makanan ke dalam mulut, untuk itu perlu pengawasan dalam setiap aktivitas anak. 4. Usia 10 – 12 bulan Pada usia anak ini masih tetap diberikan air susu ibu dengan penambahan pada bubur susu, bubur tim kasar dan buah, bentuk makanan yang disediakan dapat lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan kemampuan fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini anak sering senang makan sendiri dengan sendok atau suka mencoba makan sendiri dan makan dengan tangan, pada anak seusia ini merupakan usaha yang baik dalam menuntun ketangkasan dan merasakan bentuk makan. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Jenis jenis MPASI : a) Buah buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang ambon, papaya, jeruk, tomat. b) Makanan lunak dan lembek seperti bubur susu, nasi tim. c) Makanan bayi dalam sachet/ kaleng



Tujuan pemberian MPASI : a) Melengkapi ASI yang sudah berkurang b) Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan c) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk d) Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi



12



Jenis makanan yang diberikan sebagai pendamping ASI pada bayi usia lebih dari 4 bulan adalah makanan dalam bentuk setengah padat (Moehji, 1992). Makanan setengah padat dapat berupa buah, bubur dan nasi tim. Meurut Roesli (2001) pemberian makanan pada bayi adalah sebagai berikut : a) Buah, pemberian buah pada bayi agar tubuh bayi mendapatkan vitamin dan minerl yang cukup. Kadar vitamin yang terdapat dalam ASI, seperti vitamin A dan C, zat besi, dan sebagainya tidak begitu tinggi. b) Bubur tepung susu, bubur tepung susu terdiri dari campuran tepung beras atau tepung gandum yang dicairkan dan ditambah dengan susu. Makanan ini berperan sebagai sumber nutrsi, air, kalori, protein, lemak, dan mineral. c) Bubur campur, jenis makanan pendamping ini telah dicoba oleh Dpertemen Kesehatan sejak tahun 1980 sebagai makanan pendaming ASI untuk bayi di daerah pedesaan.Bubur campur terdiri dari beras, tempe, sayuran daun, minyak dan air. d) Nasi tim, nasi tim sering diberikan pada bayi yang berumur 6-10 bulan. Komposisi nas tim terdiri dari beras atau kentang. Protein yang diberikan terdiiri dari hati ayam, daging, telur, ikan dan udang. Sayuran yang diberikan misalnya wortel, bayam, kangkung, dan kacang-kacangan. 5. Toddler usia 1-3 tahun dan preschool usia 3-6 tahun Pada usia ini kemampuan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi sudah mulai muncul, sehingga segala peralatan yang berhubungan dengan makan seperti garpu, piring, sendok, dan gelas semuanya harus dijelaskan kepada anak atau diperkenalkan dan dilatih tentang penggunaannya, sehingga dapat mengikuti aturan yang ada. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia ini sebaiknya menyediakan menu yang bervariasi untuk mencegah kebosanan, berikan susu dan makanan yang dianjurkan antara lain daging, sup, sayuran dan buah-buahan, pada anak ini juga perlu makanan padat sebab kemampuannya untuk mengunyah sudah kuat (Hidayat, 2009). a) Golongan Umur 1-3 Tahun Kebutuhan gizi pada anak usia toddler :



13



1) Kecepatan pertumbuhan berkurang secara dramatis sehingga kebutuhan anak usia ini terhadap kalori, protein, dan cairan menurun 2) Kebutuhan kalori 102 kkal/kgBB/hari dan kebutuhan protein 1,2 gr/kgBB/hari 3) Pemberian susu tidak lebih dari 1 liter/ hari untuk membantu menjamin asupan makanan yang kaya kan zat besi. Pemeriksaan hematocrit harus dilakukan untuk screening anemia 4) Anak tolder dengan diet vegetarian tidak menerima protein yang cukup, harus dirujuk ke ahli gizi. Pola dan pilihan makanan : 1) Pada usia 12 bulan, kebayakan tolder makan-makanan keluarga 2) Pada usia 18 bulan, sebagai besar tolder mengalami anoreksi fisiologis dan menjadi pemilih dalam hal makanan,menginginkan suatu makanan tertentu, makan dalam jumlah besar di suatu hari dan sangat sedikit di hari berikutnya 3) Tolder memilih makanan sendiri dan lebih menyukai makanan dalam porsi kecil ( makanan yang enak dan mengundang selera) 4) Tolder lebih menyukai satu jenis makanan dalam piring daripada makanan yang dicampur. 5) Orant tua harus menganjurkan pengunaan alat makan tetapi meyadari bahwa tolder lebih menyakai mengunakan tangan. Anjurkan untuk orang tua dalam kaitanya dengan karakteristik tersebut. : 1) Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya memberi makan sambil mengajak bermain 2) Beri kesempatan anak untuk belajar makan sendiri. Jangan berharap anak dapat makan dengan rapi sebagaimana anak yang lebih besar karena anak usia tolder belum mampu melakukanya 3) Jangan menuruti kecenderungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan tertentu. Kenalkan selalu dengan jenis makanan yang baru. 4) Beri makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu besar



14



5) Kurangi frekuesi minum susu, dianjurkan untuk memberikan 2 kali sehari saja.



b) Golongan umur 3-6 tahun Kebutuhan gizi: 1) Kebutuhan gizi pada usia ini hampir sama dengan todler meskipun kebutuhan kalori menurun sampai 90 kkal/kgBB/ hari dan kebutuhan protein tetap 1,2 gr/kgBB/ hari 2) Kebutuhan cairan 100 ml/kgBB/hari, bergantung pada tingkat aktivitas anak. Pola dan pilihan makanan: 1) Pada usia anak mungkin menolak sayuran, makanan kombinasi dan hati 2) Makanan yang disukai antara lain sereal, daging, kentang, buah-buahan dan permen. 3) Banyak anak pada usia ini yang tidak dapat diam atau cerewet selama makan dengan keluarga dan tetap berjuang dengan penggunaan peralatan makanan. 4) Kebiasaan orang lain memengaruhi anak usia 5 tahun. Anjuran untuk orang tua dalam kaitanya dengan karakteristik tersebut : 1) Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas bermain yang lain. 2) Apabila makanan yang dikomsumsi cenderung sedikit, berikan dengan frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi, 3 kali dalam sehari, berikan makanan ringan atau kudapan di antara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari 3) Izinkan anak untuk membantu orang tua menyiapkan makanan dan jangan terlalu banyak berharap anak dapat melakukanya dengan tertib dan rapi. 4) Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang



15



5) Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta perasaannya saat makan bersama dan fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan anggota keluarga.



6. Childhood atau usia sekolah Usia 6 - 12 tahun Anak usia sekolah mempunyai lingkungan sosial yang lebih luas selain lingkungan



keluarganya,



yaitu



lingkungan



sekolah



tempat



anak



belajar



mengembangkan kemampuan kognitif, interaksi sosial, nilai moral dan budaya dari lingkungan kelompok teman sekolah dan guru. Bahkan bermain dengan teman sekolah dirasakan anak sebagai sesuatu yang lebih menyenangkan daripada bermain di lingkungan rumah. Pertumbuhan anak tidak banyak mengalami perubahan yang berarti sehingga kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85 kkal/kgBB. Kebutuhan gizi: a) Kebutuhan kalori harian pada usia ini menurun berhubungan dengan ukuran tubuh. Anak usia sekolah membutuhkan rata-rata 2400 kalori/ hari b) Pengasuh/orang tua harus tetap menenkankan kebutuhan terhadap diet seimbang sesuai dengan piramida makanan : tubuh menyimpan cadangan makanan sebagai sumber kebutuhan pertumbuhan yang meningkat saat remaja. Pola dan pilihan makanan : a) Anak terpajan dengan pengalaman makan yang lebih luas di kantin sekolah, anak mungkin tetap memilih-milih dalam hal makanan tetapi harus lebih mempuyai kemauan untuk mencoba makanan-makanan yang baru b) Dirumah anak harus makan apa yang keluarga makan. Pola makan anak dapat mencerminkan budaya keluarga. c) Banyak anak pada usia ini yang tidak menyukai sayuran, hati, dan makanan pedas. d) Anggota keluarga memainkan peranan penting dalam memengaruhi pilihan anak terhadap makanan, namun teman sebaya dan media juga berpengaruh. 16



Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan kebutuhan tersebut : a) Motivasi orang tua untuk membiasakan anak dengan pola makan yang baik. b) Motivasi anak untuk tetap menyukai jenis makanan yang baru. c) Jelaskan pada anak bahwa waktu makan bersama keluarga adalah lebih baik daripada bermain karena saat itu dapat menjadi kesempatan bagi anak untuk mengetahui pengalaman yang diperoleh anak di sekolah dan di lingkungannya. d) Fasilitasi orang tua untuk tidak membiasakan anak mendapat jajanan di sekolah ataupun di lingkungan luar rumah karena belum tentu sehat dan hal itu bukan pola kebiasaan yang baik bagi anak. Anjurkan untuk selalu menyediakan makanan kecil untuk dibawa ke sekolah maupun disediakan di rumah. 7. Anak Usia 12-18 Tahun Usia remaja adalah fase anak tumbuh dan berkembang sangat cepat. Anak perempuan usia 11 tahun sudah memasuki prapubertas dan anak laki-laki pada usia 12 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan perkembangan yang sangat cepat tersebut, anak membutuhkan nutrisi esensial, yaitu lebih banyak protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Apabila pemenuhan kebutuhan nutrisi tersebut kurang, hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan seks anak. Kebutuhan kalori dipengaruhi oleh waktu pencapaian anak untuk masuk fase prapubertas. Jadi, anak perempuan lebih dini memerlukan peningkatan kalori dibanding dengan anak lakilaki, sedangkan untuk aktivitas fisik, anak laki-laki memerlukan 60 kkal/kgBB dan anak perempuan 50 kkal/kgBB. Kebutuhan gizi: a. Kebutuhan gizi harian pada usia ini harus seimbang diantara berbagai kelompok makanan. b. Rata- rata kebutuhan asupan kalori harian bervariasi sesuai dengan jenis kelamin dan usia : 1) Usia 11-14 tahun membutuhkan kalori 48 kkal/kgBB/hari (perempuan) 2) Usia 15-18 tahun membutuhkan kalori 38 kkal/kgBB/hari (perempuan) 3) Usia 12-14 tahun membutuhkan kalori 60 kkal/kgBB/hari (laki-laki) 17



4) Usia 15-18 tahun membutuhkan kalori 42 kkal/kgBB/hari (laki-laki) c. Remaja membutuhkan susu kalsium dan protein dalam jumlah yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan tulang dan otot. Tingginya konsumsi minuman ringan dapat menyebabkan asupan susu tidak adekuat dan asupan kalsium tidak mencukupi. d. Defisiensi makanan yang sering terjadi antara lain zat besi, folat dan zink. Zat besi yang diperlukan oleh remaja perempuan beragam disesuaikan dengan kehilangan darah saat menstruasi. Pola dan pilihan makanan: a. Remaja biasanya makan ketika mereka memiliki waktu luang di antara aktivitas mereka, makanan siap saji yang bergizi membantu mempertahankan diet yang seimbang. b. Mempertahankan kualitas dan kuantitas asupan harian yang adekuat mungkin sulit Karena beberapa faktor seperti jadwal yang sibuk, pengaruh teman sebaya dan kemudahan mendapatkan makanan cepat saji berlemak tanpa kalori. c. Pola makan keluarga terbentuk selama masa sekolah dan tetap berlanjut memengaruhi pilihan remaja terhadap makanan. d. Remaja perempuan sangat rentan terhadap perilaku makan yang negatif. Anjurkan untuk remaja dalam kaitnnya dengan kebutuhan tersebut adalah: a. Motivasi anak remaja untuk tetap mempunyai pola makan yang teratur. b. Fasilitasi orang tua untuk cermat mengamati pemenuhan kebutuhan nutrisi anak remaja terutama apabila anak terlalu banyak beraktivitas di luar rumah untuk mengikuti berbagai kegiatan ekstrakulikuler atau aktivitas sosial. c. Apabila anak menyukai makanan ringan, anjurkan orang tua untuk dapat memilihkan jenis makanan ringan yang bergizi. d. Kalau siperlukan, anjurkan orang tua untuk berkonsultasi kepada ahli berkaitan dengan masalah nutrisi anak remaja.



18



D. Menentukan Jumlah Cairan, Nutrisi dan Berat Badan Ideal (BBI) 1. Perhitungan Berat Badan Ideal a) Bayi (0-12 Bln) 1) Penentuan BBI (Berat badan Ideal) (a) Bila tidak diketahui Berat Badan Lahir : (1) BBI = (usia : 2) + 3 kg – (usia : 2) + 4 kg (b) Bila diketahui Berat Badan Lahir : (1) Usia 6 bulan : 2 x BBL (2) Usia 12 bulan: 3 x BBL 2) Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari (a) Energi = 100-120 kalori/ kg BBI (b) Protein = 10 % (Energi) atau = 2,5 – 3 gr/kg BBI (c) Lemak = 10- 20 % (Energi) (d) KH



= 60- 70 % (Energi)



b) Balita 1) Penentuan BBI (Berat badan Ideal) (a) Usia lebih dari 12 bulan : (usia dalam tahun x 2) + 8 kg 2) Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari (a) Energi: (1) 1000 + (100 x usia dalam tahun) (2) Usia 1-3 tahun : 100 kalori/ kg BBI (3) Usia 4-6 tahun : 90 kalori/ kg BBI (b) Protein = 10 % (Energi) atau 1,5 -2,0 gr/kg BBI (c) Lemak = 10- 20 % (Energi) (d) KH = 60- 70 % (Energi)



19



7-10 tahun zat gizi



anak lakilaki



energi (kkal) protein (g) air (ml/kg) vitamin C (mg) vitamin A asam folat tiamin (mg) riboflavin (mg) niasin (mg) vitamin B12 zat besi (mg) kalsium (mg) fosfor (mg) magnesium (mg) zink (mg) selenium tembaga/kuprum



1970 28,3 75 30 500 150 0,7 1,0 12 1,0 8,7 550 450 200 7,0 30 0,7



11-14 tahun anak perempua n 1740 28,3 75 30 500 150 0,7 1,0 12 1,0 8,7 550 450 200 7,0 30 0,7



anak lakilaki 2220 42,1 55 35 600 200 0,9 1,2 15 1,2 11,3 1000 775 280 9,0 45 0,8



15-18 tahun anak perempua n 1845 41,2 55 35 600 200 0,7 1,1 12 1,2 14,8 800 625 280 9,0 45 0,8



anak lakilaki



anak perempuan



2755 55,2 50 40 700 200 1,1 1,3 19 1,5 11,3 1000 775 300 9,5 70 1,0



2110 45 50 40 600 200 0,8 1,1 14 1,5 14,8 800 625 300 9,5 60 1,0



2. Kebutuhan Cairan per hari berdasarkan rumus Darrow : Berat Badan (kg)



Volume per Hari



0-10 10-20 >20



100 mL/kg 1000 mL + 50 mL/kg untuk setiap 1 kg >10 kg 1500 mL + 20 mL/kg untuk setiap 1 kg >20 kg



Contoh : a) Berat badan kurang dari 10 Dik : BB : 9 kg Jawab : 20



100 mL × 9 kg : 900 mL/hari b) Berat badan 10-20 kg Dik : BB : 15 kg Jawab : Misal seseorang dengan BB 15 kg, maka 10 kg pertama adalah 1000, sedangkan 5 kg sisanya x 50 mL = 250 mL sehingga 1000 mL + (5 x 50 mL) = 1000 + 250 = 1250 mL/hari kebutuhan cairannya. c) Berat badan lebih dari 20 kg Dik : BB : 30 Jawab : Misal seseorang dengan BB 30 kg, maka 20 kg pertama adalah 1500, sedangkan 10 kg sisanya x 20 mL = 200 mL sehingga 1500 + (10 x 20) = 1500 + 200 = 1700 ml/hari kebutuhan cairannya 3. Kebutuhan cairan perhari berdasarkan jumlah cairan yang dikeluarkan tubuh Rumus : Jumlah urine perhari +¿ Insensible water loss (IWL) IWL : IWL normal : (30 – usia anak dalam tahun) cc/kgBB/hari IWL kenaikan suhu : IWL (Normal) + 200 (suhu tinggi -36,8℃) 36,8℃ adalah konstan Menghitung balance cairan anak tergantung pada tahap umur, untuk menentukan air metabolisme, yaitu: a) Usia balita (1-3 tahun): 8 cc/kgBB/hari b) Usia 5-7 tahun: 8-8,5 cc/kgBB/hari 21



c) Usia 7-11 tahun: 6-7 cc/kgBB/hari d) Usia 12-14 tahun: 5-6 cc/kgBB/hari Balance cairan : (intake + AM) - (Outpit +¿ iwl) BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Kebutuhan akan nutrisi dan cairan sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi dan cairan dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi (Limbong, Kawilarang, Neghe & Macpal, 2012). Selain nutrisi, tubuh manusia juga membutuhkan cairan karena sebagian besar tubuh manusia terdiri atas cairan, presentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi kurang dari 1 tahun cairan tubuh adalah 80-85% berat badan dan pada bayi usia lebih dari 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75%. Pemberian nutrisi diberikan dengan menentukan usia, jenis nutrisi, dan tahap-tahap pemberian nutrisi.



22



DAFTAR PUSTAKA



http://repository.upi.edu/23870/4/D3_PER_1306173_Chapter1.pdf (diakses pada 21-03-2021) http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/613/3/BAB%20II.pdf [Diakses pada tanggal 05-Maret2021] Hayati.2009.Buku Saku Gizi Bayi.Jakarta: EGC Wulandari, Dewi. 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Jurnal Promkes. 2020. “Perilaku Ibu pada Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)” file:///C:/Users/User/Downloads/8429-70137-2-PB.pdf (Diakses pada tanggal 03-04-2021) http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2183/3/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal 03-04-2021)



23