Kontrasepsi AKDR [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Tiara
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONTRASEPSI AKDR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah DOSEN: Jumrah, S. Pd., SST



DISUSUN OLEH :



TIARA BLESSENZEQI



NIM: 2018.A.09.0781



YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN PALANGKA RAYA



KATA PENGANTAR



Pertama-tama Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa  atas rahmat dan pertolongan-Nya yang telah memberikan kemudahan pada kami sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Makalah ini kami susun dengan maksud menambah informasi dan pengetahuan kita semua mengenai Kontrasepsi AKDR. Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesarbesarnya kepada segala pihak jika dalam makalah ini terdapat kekeliruan atau ada kata yang tidak berkenan di hati pembaca. Sebagai manusia biasa, penyusun tentu tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penyusun sangat diharapkan untuk  kesempurnaan penyusunan selanjutnya.



Palangka Raya , Maret 2020



Penyusun



2



DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4 1.1



Latar belakang..................................................................................................4



1.2



Rumusan Masalah............................................................................................4



1.3



Tujuan Penulisan..............................................................................................4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5 2.1



Pengertian Kontrasepsi....................................................................................5



2.2



Tujuan Kontrasepsi..........................................................................................5



2.3



SUNTIKAN PROGESTIN / PROGESTIN ONLY INJECTABLE (PICS). 6



2.3.1.



Pengertian.................................................................................................6



2.3.2.



Jenis...........................................................................................................6



2.3.3.



Mekanisme kerja......................................................................................6



2.3.4.



Efektifitas..................................................................................................6



2.3.5.



Keuntungan...............................................................................................7



2.3.6.



Keterbatasan.............................................................................................7



2.3.7.



Indikasi......................................................................................................8



2.3.8.



Kontra Indikasi.........................................................................................8



2.3.9.



Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin.............9



2.3.10.



Efek Samping Dan Penatalaksanaan......................................................9



2.3.11.



Intruksi Untuk Klien..............................................................................11



2.3.12.



Tanda-tanda Peringatan........................................................................11



BAB III PENUTUP........................................................................................................12 3.1



KESIMPULAN...............................................................................................12



DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13



BAB I PENDAHULUAN



3



1.1



Latar belakang



Jumah penduduk di Indonesia terus bertambah. Perlu adanya suatu upaya untuk mencegah ledakan jumlah penduduk dengan cara Keluarga Berencana (KB). Ada berbagai jenis kontrasepsi, salah satunya alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Efektifitasnya yang tinggi dapat diandalkan sebagai metode kontrasepsi namun jumlah akseptornya sangat rendah dibandingkan metode lain. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi antara lain tingkat pengetahuan dan dukungan suami. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma. AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 68 pasangan usia subur, diambil dengan teknik simple random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan kemaknaan p < 0,05. Enam puluh delapan PUS diambil sebagai subjek penelitian dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (20,6 %), sedang 36 responden (52,9 %), buruk 18 responden (26,5 %). Suami yang memberi dukungan sebanyak 49 responden (72,1 %) dan yang tidak mendukung 19 responden (27,9 %). Responden yang memakai AKDR sebanyak 62 resonden (91,2 %) dan non AKDR 6 respon (8,8 %). Uji bivariat menggunakan uji chi square diperoleh p value = 0,000 (p < 0,05) pada tingkat pengetahuan dan p = 0,175 (p > 0,05) pada dukungan suami Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan AKDR dan tidak terdapat hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan AKDR. Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia. Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan efektif. Salah satu alat kontrasepsi yang akan di bahas pada makalah ini adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan



kehamilan.



Maksud



4



dari



kontrasepsi



adalah



menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. 1.2



1.3



Rumusan Masalah 1



Apakah pengertian AKDR ?



2



Apa Saja Jenis – Jenis AKDR ?



3



Bagaimana Cara Kerja AKDR ?



4



Bagaimana Mekanisme Kerja AKDR ?



5



Apa Indikasi AKDR ?



6



Apa Kontrainikasi AKDR ?



7



Apa Keuntungan AKDR ?



8



Apa Kerugian AKDR ?



9



Apa Efek Samping AKDR ?



10



Kapan Pemasangan AKDR Dilakukan ?



11



Bagaiman Teknik Pemasangannya?



12



Apa Upaya Bidan Dalam Menanggulangi Efek Samping ?



Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui tentang Kontrasepsi AKDR 1.3.2 Tujuan Khusus 1.



Mengetahui pengertian AKDR



2.



Mengetahui Jenis – Jenis AKDR



3.



Memahami Bagaimana Cara Kerja AKDR



4.



Bagaimana Mekanisme Kerja AKDR



5.



Mengetahui Indikasi AKDR



6.



Mengetahui Kontrainikasi AKDR



7.



Mengetahui Keuntungan AKDR



8.



Mengetahui Kerugian AKDR



9.



Mengetahui Efek Samping AKDR



10.



Tahu Kapan Pemasangan AKDR Dilakukan



11.



Mengetahui Bagaiman Teknik Pemasangannya



12.



Upaya Bidan Dalam Menanggulangi Efek Samping 5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



PENGERTIAN



2.1.1.



Keluarga Berencana



Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013). 2.1.2.



Kontrasepsi Kontrasepsi adalah pencegaha terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014) keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015).Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (lakilaki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda ataucerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang (Manuaba.2015).



2.1.3.



Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR, bahasa Inggris: intrauterine device, IUD), disebut juga spiral atau coil adalah perangkat kontrasepsi berukuran kecil, sering berbentuk 'T', mengandung tembaga atau levonorgestrel, yang dimasukkan ke dalam rahim. Alat ini adalah salah satu bentuk kontrasepsi jangka panjang reversibel yang merupakan metode pengendalian kelahiran yang paling efektif. IUD adalah metode penundaan kehamilan yang paling direkomendasikan untuk mencegah kehamilan, terutama untuk menjaga jarak antar kehamilan



6



2.2



JENIS – JENIS AKDR 2.3.1.



Lippes Loop



IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini. 2.3.2.



Copper-T



IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea. 2.3.3.



Copper-7



IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T. 2.3.4.



Multi Load



IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini. 7



2.3 CARA KERJA 2.7.1.



AKDR non hormonal (IUD)



a.



Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.



b.



Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri



c.



AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.



2.7.2.



AKDR hormonal (mirena)



cara kerja mirena ini adalah dengan mengeluarkan hormon progestin sintetis bernama levonorgestrel sebanyak 20 mikrogram setiap harinya. Hormon ini selanjutnya akan memberikan pengaruh terhadap lendir rahim sehingga lebih kental. Akibatnya sel sperma yang masuk ke dalam rahim akan mengalami kesulitan untuk bergerak karena suasana lendir rahim yang lebih mampat. Hal ini lebih mirip seperti cara kerja implant yang juga sama-sama mempengaruhi suasana lendir rahim menjadi lebih kental. 2.4 MEKANISME KERJA AKDR Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi kerjanya bersifat lokal. a.



AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit, makrofag, dan limposit.



b.



AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa.



c.



Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.



d.



Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi. 2.5 INDIKASI 8



a.



Usia reproduktif



b.



Keadaan nulipara



c.



Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang



d.



Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi



e.



Setelah melahirkan dan tidak menyusui



f.



Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi



g.



Risiko rendah dari IMS



h.



Tidak menghendaki metoda hormonal



i.



Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari



j.



Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama



k.



Gemuk ataupun kurus



2.6 KONTRAINDIKASI a.



Belum pernah melahirkan



b.



Adanya perkiraan hamil



c.



Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.



d.



Perdarahan vagina yang tidak diketahui



e.



Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)



f.



Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.



g.



Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri.



h.



Penyakit trofoblas yang ganas.



i.



Diketahui menderita TBC pelvic.



j.



Kanker alat genital



k.



Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm 2.7 KEUNTUNGAN 2.9.1.



AKDR Non Hormonal



9



a.



Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun



b.



IUD dapat efektif segera setelah pemasangan



c.



Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)



d.



Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan



e.



Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A



f.



Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI



g.



Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)



h.



Dapat digunakan sampai menopause



i.



Tidak ada interaksi dengan obat-obat



j.



Membantu mencegah kehamilan ektopik



k.



Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur



2.9.2.



AKDR hormonal



a.



Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.



b.



Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).



2.8 Keuntungan (Sarwono P, 1999) a.



Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan



b.



Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit



c.



Kontrol medis yang ringan



d.



Tidak menimbulkan efek sistemik



e.



Alat ekonomis



f.



Efektivitas cukup tinggi



g.



Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (reversibel).



10



2.9 KERUGIAN 2.9.1.



AKDR Non hormonal



a.



Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.



b.



Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).



2.9.2.



2.10 a.



AKDR hormonal



a.



Perubahan siklus haid.



b.



Haid lebih lama dan banyak.



c.



Perdarahan (spotting) antar menstruasi.



d.



Disaat haid lebih sakit. EFEK SAMPING



Spotting



Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi AKDR. b.



Perubahan siklus menstruasi



Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari. c.



Amenore



Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih. d.



Dismenore



Munculnya rasa nyeri saat menstruasi. e.



Menorrhagea



Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau  haid yang lebih banyak. f.



Fluor albus



Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina. g.



Pendarahan Post seksual



11



Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan. 2.11



PEMASANGAN AKDR



AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut: a.



Sewaktu haid sedang berlangsung Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari terakhir haid.



Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain ialah: 1)



Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan lembek.



2)



Rasa nyeri tidak seberapa keras



3)



Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan



4)



Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.



b. Sewaktu postpartum 1)



Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita yang melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.



2)



Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga bulan setelah partus atau abortus.



3) Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang sesudah masa 3 bulan setelah partus atau abortus atau



pemasangan AKDR



dilakukan pada saat yang tidak ada hubungan sama sekali dengan partus atau abortus.Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah bersalin,menurut beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai 6-8 minggu postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam setelah partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar. c. Sewaktu postabortum Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan kontraindikasi. 12



d.



Beberapa hari setelah haid terakhir Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama sebelum AKDR dipasang. Sebelum pemasangan AKDR tersebut tertletak dalam uterus setelah terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa sakit,AKDR keluar sendiri. Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih dahulu ditentukan panjangnya rongga uterus yang sebesar mungkin oleh karena dengan memakai AKDR yang mempunyai ukuran besar,kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang lebih kecil sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami banyak pertdarahan dan rasa sakit.



2.12



TEKNIK PEMASANGAN AKDR



Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia digunakan AKDR jenis lippes loop, disini diterangkan cara pemakaian AKDR itu. Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik dalm posisi litotomi.Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak,bentuk,dan besar uterus.Spekuylum dimasukkan kedalam vagina,dan servik uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol,betadin,atau tingtura jodii)sekarang dengan cunam servik dijepit bibir .depan porsio uteri dan dimasukkan sonde kedalm uterus untuk menentukan arah. 2.13



UPAYA



BIDAN



DALAM



MENANGGULANGI



EFEK



SAMPING a.



Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling.



b.



Jika terjadi terdapat infeksi maupun gejalanya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.



c.



Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil atau tidak. 1) Apabila



tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling dan



menyelidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki. 2) Apabila



hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas



AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu.



13



3) Apabila



benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13



minggu, AKDR tidak dilepas. 4) Apabila



klien sedang hamil dan ingin mempertahankan



kehamilan tanpa melepas AKDR maka dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan. d.



Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP) dan penyebab lain dari kekejangan. 1) Menanggulangi 2) Apabila



penyebabnya apabila ditemukan.



tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk



sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain. e.



Pada perdarahan hebat yaitu : 1) Apabila



tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan



serta perdarahan hebat, melakukan konseling dan pemantauan. 2) Memberi



Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk



mengurangi perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan). 3) AKDR



memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.



Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb