Kritik Seni [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Deva
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KRITIK SENI “IRONI DALAM SARANG” Karya : Mulyo Gunarso



Judul karya



: Ironi dalam Sarang



Seniman



: Mulyo Gunarso



Bahan



: Cat Akrilik dan pensil di atas Kanvas



Ukuran



: 140 cm x 180 cm



1. Deskripsi Karya lukis Mulyo Gunarso yang berjudul Ironi Sarang Burung ini menggambarkan sebuah sarang yang dikerumuni oleh banyak semut. Di dalam lukisan tersebut terdapat bulu bulu burung yang berterbangan meskipun di dalam sarang tidak terdapat burung. Selain itu, di dalam sarang juga terdapat lapisan koran yang berisi berbagai macam makanan dan benda lain seperti beras putih, kulit pisang, nasi golong, dan potongan sayur kol, dari beberapa benda yang terdapat di dalamnya seperti menggambarkan produk lokal. Namun, ada juga produk yang tidak asli Indonesia ini yaitu adanya apel merah dan kaleng coca cola yang tumpah yang tentunya menarik perhatian semut. Lukisan Mulyo menggunakan medium cat akrilik dan dilukis di kanvas berukuran 140 cm x 180 cm dengan kombinasi pensil pada backgroundnya membentuk garis vertikal. Teknik yang digunakan dominan ialah dry brush yaitu teknik sapuan kuas kering. Bentuk atau form dari karya Mulyo ialah realistik dengan gaya surealisme. Proses penciptaannya



terlihat penuh persiapan dan cukup matang tercermin dari hasil karyanya yang rapi, rumit, dan tertata. Mulyo sepertinya asyik bermain-main dengan komposisi.



2. Analisis Lukisan Mulyo sangatlah tertata dan rapi dengan melihat detail-detail gambar yang ia lukisakan, sehingga lukisan terlihat seperti objek asli. Permainan garis pada background dengan kesan tegak, kuat berbanding terbalik dengan bulu-bulu yang entah disadarinya atau tidak. Penggunaan gelap terang warna juga telah bisa memvisualisasikan gambar sesuai nyata, tetapi Mulyo tidak memainkan tekstur disana. Kontras warna background dengan tumpahan coca-cola yang justru jadi pusat permasalahan justru tak begitu terlihat jelas agak mengabur, begitu juga dengan kerumunan semut-semut sedikit terlihat mengganggu, tetapi secara keseluruhan komposisi karya Mulyo mampu membuat mata terhibur dan berpikir tentang permasalahan yang terjadi di negeri ini.



3. Interpretasi Sebuah karya pasti memliki makna tersendiri seperti lukisan Mulyo ini. Bulu bulu yang digambarkan pada lukisan tersebut dapat diartikan sebgai kelembutan, kehalusan tersebut bisa melenakan dan menghanyutkan, sebagai contoh kehidupan yang kita rasakan di alam ini. Dalam karya ini, Gunarso mengibaratkan manusia seperti semut, yang selalu tidak puas dengan apa yang didapat, menggambarkan tentang seorang atau kelompok dalam posisi lebih (misalnya pejabat) yang terlena oleh iming-iming negara asing, sehingga mereka sampai mengorbankan bahkan menjual “kekayaan” negerinya kepada negara asing demi kepentingan pribadi maupun golonganya. Divisualkan dengan semut sebagai gambaran orang atau manusia (subjek pelaku) yang mana dia mengkerubuti tumpahan coca-cola sebagai idiom atau gambaran negeri asing. Dalam berkarya Mulyo mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikannya dengan karakter yang berbeda sehingga menarik para penonton. Ia dapat menggambarkan kegelisahan, latar belakang, dan konflik dengan baik sehingga membuat penonton memikirkan sejenak dan membuatnya sadar akan permaslahan yang terjadi di negeri ini.



4. Penilaian Kelebihan dari karya Mulyo ini adalah gambarnya yang terlihat tertata dan rapi dengan komposisi warna yang pas. Selain itu, gambarnya yang terlihat realsitik semakin membuatnya terlihat nyata. Namun ada juga kekurangannya yaitu, adanya bulu dalam lukisan terlihat terhalangi oleh objek semut yang berkerumun. Alangkah baiknya jika dihilangkan saja.



KRITIK SENI “DEWI ZALIM” Karya : Nyoman Nuarta



Judul karya



: Dewi Zalim



Seniman



: Nyoman Nuarta



1. Deskripsi Patung karya Nyoman Nuarta yang berjudul Dewi Zalim ini berukuran setinggi dua meter. Patung tersebut tampak seorang wanita yang tak berwajah mengenakan jubah serba hitam dengan membawa tongkat sabit di tangan kanannya dan timbangan yang berat sebelah di tangan kirinya. Di antara jenjang kaki Dewi Zalim, seorang perempuan tampak terkapar tak berdaya. Wajah perempuan itu menghadap ke atas. Tak terang apa yang sedang dilakukan perempuan itu.



2. Analisis



Patung karya Nyoman ini sekilas terlihat nyata dengan warna gelap yang cocok menggambarkan seseorang yang jahat dan tidak adil. Selain itu, detail-detail dari setiap lekuakan tubuh terlihat sehingga dapat mempertegas patung lebih hidup.



3. Interpretasi



Makna dari patung ini menggambarkan figur perempuan tak berwajah itu digambarkan sebagai sosok kejam dan tak adil. Sifat-sifat itu yang dimaksudkan Nyoman Nuarta dengan memberi nama Dewi Zalim--yang secara literal zalim berarti bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, dan kejam. Figur Dewi Zalim bukan berasal dari ruang kosong khayalan, tanpa konteks atau mengada-ada. Nuarta membuat patung itu untuk menunjukkan sikap dan pandangannya tentang kondisi keadilan di Indonesia. Dewi Zalim juga dapat dipandang sebagai sindiran terhadap simbol keadilan yang digambarkan melalui figur perempuan yang berasal dari mitologi Yunani, yakni Dewi Themis yang kerap disebut Dewi Keadilan.



4. Penilaian



Penilaian dari karya patung ini antara lain gambarnya yang terlihat nyata serta komposisi warna yang pas yaitu hitam gelap sehingga terkesan menakutkan dan mengena di mata penonton serta detail yang rumit justru menunjukkan keindahan dari patung tersebut.



Nama : Devanty Nur F. Absen : 10 Kelas : XII MIPA 6