KTI LENGKAP ARDIA - Pdfkunci [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF



(Studi Di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang)



Oleh : ARDHIA INTAN PRAMESTY NIM. 151210002



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018



KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF



(Studi Di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang)



Oleh : ARDHIA INTAN PRAMESTY NIM. 151210002



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018



i



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF (Studi Di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang)



Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep.) pada Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang



Oleh : ARDHIA INTAN PRAMESTY 151210002



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018



iii



iv



v



vi



RIWAYAT HIDUP



Penulis dilahirkan di Madiun, 1 Aguatus 1997 dari ayah yang bernama Gunarto dan ibu yang bernama Suyati, penulis merupakan anak tunggal. Tahun 2009 penulis lulus dari SDN Balerejo 01, tahun 2012 penulis lulus dari MTsN Kedungjati, tahun 2015 penulis lulus dari SMAN 1 NGLAMES MADIUN. Dan pada tahun 2015 lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih program studi Diploma III Keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes ICME Jombang.



Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.



Jombang, April 2018



ARDHIA INTAN PRAMESTY 151210002



vii



MOTTO



Jadikan kesulitan menjadi jembatan kemudahan dan buat bangga dirimu dan orang disekitarmu.



PERSEMBAHAN



Yang Utama Dari Segalanya Sujud syukur kepadamu Tuhan Yang Maha agung, Yang Maha Adil lagi Maha Penyayang, atas kasih sayang dan karunia-MU yang telah memberikanku kekuatan dan ketabahan serta membekaliku dengan ilmu dan akal serta kesabaran dalam menjalani kehidupan ini, atas rahmat-Mu akhirnya proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhmmad SAW yang kita nanti – nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah kelak. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang - orang yang sangat kukasihi dan kusayangi. Untuk kamu teman dekatku yang selalu sabar, mendoakan dan menemani saya dari awal tugas ini saya buat hingga sekarang menuju gerbang ujian. Untuk sahabat seperjuanganku terimakasih untuk semangat kalian dan doa kalian yang juga telah memberikanku motivasi sehingga kita sama-sama berjuang menyelesaikan tugas akhir ini.



viii



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-NYA sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Asuhan Keperawatan Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Keperawatan Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif” ini dapat selesai tepat pada waktunya Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiyah ini penulis banyak mendapat bimbinag dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada H. Imam Fatoni, SKM., MM selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang



yang



telah



memberikan



sarana



prasarana.



Nita



Arisanti



Yulanda.,S.Kep.Ns.,M. Kep, selaku Kaprodi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Nita Arisanti Yulanda S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing utama yang telah banyak memberi pengarahan, motivasi dan masukan dalam penyusunan proposal ini. Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing anggota yang telah banyak memberi motivasi, pengarahan dan ketelitian dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Beserta seluruh civitas akadmik program studi D3 Keperawatan. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada kedua orang tuaku yang selalu memberi do'a, dukungan dan semangat tiada henti dan selalu memberi dukungan baik moral maupun material dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.



ix



Serta teman-teman D3 Keperawatan yang aku sayangi sudah menjadi teman yang luar biasa selama tiga tahun ini yang selalu membantu baik secara langsung maupun



tidak



langsung



memberikan



saran



dan



dorongan



sehingga



terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan penulis, namun peneliti berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya, mudah - mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin



Jombang, April 2018 Penulis



x



ABSTRAK ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RESIKO PERFUSI MIOKARD TIDAK EFEKTIF DI RUANG HCU KEMUNING RSUD JOMBANG



Oleh : ARDHIA INTAN PRAMESTY Gagal jantung sudah menjadi salah satu penyebab kematian utama pada orang dewasa dengan adanya kegagalan fungsi pompa yang sering terjadi akibat tingkat sirkulasi oksigen yang tidak adekuat dan stagnansi darah di jaringan dan mengakibatkan penurunan perfusi miokard. Tujuan umum penelitian ini adalah melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif. Penelitian ini dilakukan di ruang HCU Kemuning RSUD Jombang pada tanggal 25-28 April 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian yang diambil dari RSUD Jombang sebanyak 2 klien dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif. Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut berdasarkan data pengkajian diketahui bahwa Tn. M.S mengeluhkan sesak, nafas menggos-menggos yang didukung dengan data obyektif pernafasan cuping hidung, irama nafas tidak teratur, denyut nadi takikardi, RR 28 x/menit sedangkan Tn. S mengatakan sesak, nafas menggos-menggos dan nyeri dada kiri didukung dengan data obyektif adanya suara nafas ronchi, pengunaan otot bantu nafas, denyut nadi takikardi, RR: 33 x/menit. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah resiko perfusi miokard tidak efektif disusun berdasarkan kriteria NOC: perfusi jaringan kardiak dan NIC: yang meliputi Monitor Tanda-Tanda Vital dan Terapi Oksigen. Implementasi kepada klien Tn. M.S dan Tn. S dikembangkan dari hasil kajian intervensi yang dilakukan dalam 3 hari terakhir. Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari maka hasil evaluasi akhir pada Tn. M.S dan Tn. S masalah teratasi sebagian. Jadi pada Tn. M.S dan Tn. S masih memerlukan implementasi lanjutan karena masalahnya belum teratasi seluruhnya.



Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Gagal jantung, Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif



xi



ABSTRACT NURSING CARE IN CLIENT HEART FAILURE WITH PROBLEMS OF NURSING MIOCARD IS NOT EFFECTIVE RISK IN THE HCU KEMUNING ROOM RSUD JOMBANG



By : ARDHIA INTAN PRAMESTY Heart failure has been one of the leading causes of death in adults in the absence of frequent pump failure due to inadequate oxygen circulation levels and blood stagnation in the tissues and resulted in decreased myocardial perfusion. The general purpose of this study is to implement Nursing Care At Heart Failure Client With Risk Issues of Ineffective Miocard Perfusion. This research was conducted in HCU Kemuning Hospital of Jombang on 25-28 April 2018. The research design used is case study. Research taken from RSUD Jombang as many as 2 clients with problem of myocardial perfusion risk is not effective. Data collected from interviews, observation, documentation. The results of this study are summarized as follows based on assessment data known that Tn. M.S complained of shortness of breath, gossiping-breath supported by objective data of nasal lobe breathing, irregular breathing rhythm, pulse tachycardia, RR 28 x / min whereas Tn. S said shortness, breathless gossip and left chest pain supported by objective data of ronchi breath sound, auxiliary muscle use, pulse tachycardia, RR: 33 x / min. The prescribed nursing diagnosis is the risk of inferior myocardial perfusion based on NOC criteria: cardiac tissue perfusion and NIC: which includes Vital Signs Monitor and Oxygen Therapy. Implementation to clients Recommend to your friends Company Contact Name: M.S and Mr. S was developed from the results of the intervention study conducted in the last 3 days. After the implementation for 3 days then the final evaluation on the Tn. M.S and Mr. S problem is partially resolved. So at Tn. M.S and Mr. S still requires further implementation because the problem is not resolved entirely.



Keywords: Nursing Care, Heart Failure, Myocardial Perfusion Risk Ineffective



xii



DAFT AR ISI Halaman Judul Luar..........................................................................................i Halaman Judul Dalam......................................................................................ii Surat Pernyataan.............................................................................................iii Lembar Persetujuan.........................................................................................iv Lembar Pengesahan..........................................................................................v Riwayat Hidup..................................................................................................vi Motto Dan Persembahan................................................................................vii Kata Pengantar.................................................................................................ix Abstrak...............................................................................................................x Daftar Isi..........................................................................................................xii Daftar Gambar...............................................................................................xiv Daftar Tabel.....................................................................................................xv Daftar Lampiran............................................................................................xvi Daftar Lambang Dan Singkatan..................................................................xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...............................................................................................1 1.2 Batasan Masalah............................................................................................3 1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................3 1.4 Tujuan............................................................................................................3 1.4.1 Tujuan Umum.......................................................................................3 1.4.2 Tujuan Khusus......................................................................................4 1.5 Manfaat..........................................................................................................4 1.5.1 Manfaat Teoritis.....................................................................................4 1.5.2 Manfaat Praktis......................................................................................4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gagal jantung...................................................................................5 2.1.1 Definsi Gagal Jantung.........................................................................5 2.1.2 Etiologi................................................................................................5 2.1.3 Klasifikasi Gagal Jantung....................................................................7 2.1.4 Manifestasi Klinis................................................................................8 2.1.5 Pathofisiologi.......................................................................................8 2.1.6 WOC....................................................................................................9 2.1.7 Komplikasi Gagal Jantung................................................................10 2.1.8 Penatalaksanaan Gagal Jantung.........................................................10 2.1.9 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................12 2.2 Konsep Resiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung..................................13 2.3 Konsep Asuhan Keperawatan......................................................................14 2.3.1 Pengkajian.........................................................................................14 2.3.2 Pemeriksaan Fisik..............................................................................16 2.3.3 Diagnosa Keperawatan......................................................................21 2.3.4 Intervensi Keperawatan.....................................................................22 2.3.5 Implementasi Keperawatan...............................................................22 2.3.6 Evaluasi Keperawatan.......................................................................24 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian.........................................................................................25 xiii



3.2 Batasan Batasan Istilah................................................................................25 3.3 Partisipan.....................................................................................................26 3.4 Lokasi Penelitian Waktu Penelitian.............................................................26 3.5 Pengumpulan data.......................................................................................27 3.6 Uji Keabsahan data......................................................................................29 3.7 Analisis Data...............................................................................................29 3.8 Etik Penelitian.............................................................................................31 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil............................................................................................................32 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Pengumpulan Data...................................33 4.1.2 Pengkajian........................................................................................34 4.1.3 Terapi Obat.......................................................................................37 4.1.4 Analisa Data.....................................................................................38 4.1.5 Diagnosa Keperawatan.....................................................................39 4.1.6 Intervensi Keperawatan....................................................................39 4.1.7 Implementasi Asuhan Keperawatan.................................................41 4.1.8 Evaluasi Asuhan Keperawatan.........................................................45 4.2 Pembahasan................................................................................................47 4.2.1 Pengkajian........................................................................................47 4.2.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................48 4.2.3 Intervensi Keperawatan....................................................................49 4.2.4 Implementasi Keperawatan..............................................................50 4.2.5 Evaluasi Keperawatan......................................................................51 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................52 5.1 Kesimpulan.................................................................................................52 5.2 Saran...........................................................................................................53 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................54 Lampiran.........................................................................................................55



xiv



DAFTAR GAMBAR Gambar2.1.WOC Gagal Jantung..................................................................13



xv



DAFTAR TABEL Tabel 2.2 Intervensi Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif.........................22 Tabel 4.1 Identitas Klien...............................................................................33 Tabel 4.2 Riwayat penyakit..........................................................................34 Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan............................................................34 Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik.........................................................................35 Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik...............................................................36 Tabel 4.6 Pemeriksaan Laboratorium...........................................................37 Tabel 4.7 Pemberian Terapi..........................................................................37 Tabel 4.8 Analisa Data Klien 1.....................................................................38 Tabel 4.9 Analisa Data Klien 2.....................................................................38 Tabel 4.10 Intervensi Keperawatan..............................................................39 Tabel 4.11 Implementasi Keperawatan Klien 1 & 2....................................43 Tabel 4.17 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Klien 1..............................45 Tabel 4.18 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Klien 2..............................46



xvi



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Laporan Kasus.......................................55 Lampiran2 Permohonan Menjadi responden.............................................56 Lampiran 3 Pernyataan Persetujuan Ikut Penelitian..................................57 Lampiran 4 Form Pengkajian Keperawatan..............................................59 Lampiran 5 Surat ijin penelitian................................................................68 Lampiran 6 Lembar konsultasi pembimbing 1..........................................69 Lampiran 7 Lembar konsultasi pembimbing 2..........................................70 Lampiran 8 Surat balasan keterangan BAKORDIKLAT RSUD JOMBANG................................................................................................71 Lampiran 9 Surat Pernyataan bebas plagiasi.............................................72



xvii



DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ASA



= Asam Asetilsalisilat



BNP



= B-type natriuretic peptide



CT-scan



= Computerized Tomography Scanner



Depkes RI



= Depertemen Kesehatan Republik Indonesia



Dinkes Kab



= Dinas Kesehatan Kabupaten



EKG



= Elektro Kardiogram



HCU



= High Care Unit



ISDN



= Isosorbid Dinitrat



MK



= Masalah Keperawatan



NIC



= Nursing Intervention Classification



NOC



= Nursing Outcome Classification



NPA



= Nasopharyngeal Airway



NYHA



= New York Heart Association



OPA



= Oropharyngeal



PJK



= Penyakit Jantung Koroner



RAA



= Renin Angiotensin Aldosteron



Riskesdas



= Riset Kesehatan Dasar



RSUD



= Rumah Sakit Umum Daerah



SDKI



= Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia



TTV



= Tanda Tanda Vital



WHO



= World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia



WOC



= Web Of Caution



xviii



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Kardiovaskuler sudah menjadi salah satu penyebab kematian utama pada orang dewasa (Sargowo, 2003). Kegagalan fungsi pompa selalu dihubungkan dengan gagal jantung, yang sering terjadi akibat tingkat sirkulasi oksigen yang tidak adekuat dan stagnansi darah di jaringan dan mengakibatkan penurunan perfusi miokard (Tambayong, 2000). Dengan demikian perlu adanya intervensi keperawatan pada pasien gagal jantung yaitu dengan memperbaiki perfusi miokard tidak efektif (Smeltzer & Bare, 2002). Penurunan perfusi jaringan pada pasien gagal jantung adalah sebagai akibat dari tingkat sirkulasi oksigen yang tidak adekuat dan stagnansi darah di jaringan perifer. Dan juga akibat dari ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen jaringan



akan



mengakibatkan



penurunan perfusi miokard (Sani, A., 2007). Dengan melakukan latihan harian ringan sesuai yang dapat ditoleransi pasien dapat memperbaiki perfusi miokard (Myers, 2008) Data Word Healt Organization (WHO) 2016 penyakit jantung terjadi pada 17,5 juta jiwa (31%) dari 58 juta angka kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantun. Di Indonesia, berdasarkan catatan Yayasan Jantung Indonesia, prevalensi penyakit jantung mencapai 7-12 % per tahun (YJI, 2013). Data RISKESDAS pada tahun 2013 menunjukkan Jawa Timur memiliki prevalensi terbesar kedua setelah DI Yogyakarta sebesar 0,19%.



1



2



Estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung sebanyak (0,19%) 54.826 orang pada usia lebih dari 15 tahun dan akan meningkat setiap tahunnya. Penyebab gagal jantung dikarenakan peningkatan volume intravaskuler. Ventrikel kanan dan kiri mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan, tetapi manifestasi kongesti dapat berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel yang terjadi (Kasron, 2012). Gagal jantung juga diakibatkan karena adanya defek pada kontraksi miokard atau adanya abnormalitas dari otot jantung seperti pada kasus kardiomiopati atau viral karditis (Kasper, 2004). Gagal jantung karena disfungsi miokard mengakibatkan kegagalan sirkulasi untuk mensuplai kebutuhan metabolisme jaringan. Hal ini biasanya diikuti kerusakan miokard bila mekanisme kompensasi gagal. Penyebab kerusakan pada miokard antara lain infark miokard, stress kardiovaskular (hipertensi, penyakit katub), toksin (konsumsi alkohol), infeksi atau pada beberapa kasus tidak diketahui penyebabnya (Crawford, 2002). Penyebab lain adalah arteroskerosis pada koroner, congenital, kelainan katub, hipertensi atau pada kondisi jantung normal dan terjadi peningkatan beban melebihi kapasitas, seperti pada krisis hipertensi, ruptur katub aorta dan pada endokarditis dengan masif emboli pada paru. Dapat pula terjadi dengan fungsi sistolik yang normal, biasanya pada kondisi kronik, misal mitral stenosis tanpa disertai kelainan miokard (Kasper, 2004). Peran perawat sangat diperlukan dalam penanganan pasien gagal jantung yaitu (caring Role) memelihara klien dan menciptakan lingkungan biologis, psikologis, sosiokultural yang membantu penyembuhan, (coordinating Role)



3



mengatur keterpaduan tindakan keperawatan, diagnostic dan terapeutik sehingga terjalin pelayanan yang efektif dan efisien, (therapeutic Role) sebagai pelaksana pelimpahan tugas dari dokter untuk tindakan diagnostic dan



therapeutik



(Akatsuki, 2011). Peran perawat yang pertama kali yang bisa dilakukan pada pasien gagal jantung dengan masalah penurunan perfusi yaitu dengan menganjurkan posisi tirah baring serta pembatasan aktivitas dapat mengurangi beban kerja jantung sehingga dapat membantu jantung untuk tidak bekerja dengan berat dan suplai oksigen dapat dihantarkan keseluruh sel, termasuk dalam sel jantung itu sendiri (Muttaqin, 2012). 1.2 Batasan Masalah Peneliti hanya membatasi kasus klien masalah Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di RSUD Jombang 1.3 Rumusan Masalah Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di RSUD Jombang? 1.4 Tujuan 1.4.1



Tujuan Umum Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di RSUD Jombang



1.4.2



Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam studi kasus ini adalah : 1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien gagal jantung di ruang HCU Kemuning RSUD Jombang



4



2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien gagal jantung di ruang HCU Kemuning RSUD Jombang 3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien gagal jantung di ruang HCU kemuning RSUD Jombang 4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien gagal jantung di ruang HCU Kemuning RSUD Jombang 5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien gagal jantung di ruang HCU Kemuning RSUD Jombang 1.5 Manfaat 1.5.1



Manfaat Teoritis Sehingga hasil penelitian ini bisa menjadi referensi untuk peneliti lain yang serupa pada klien gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif



1.5.2



Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa dan pengajar



dalam



meningkatkan



ilmu



pengetahuan



tentang



proses



keperawatan pada kasus gagal jantung, juga dapat meningkatkan mutu pelayanan pada kasus gagal jantung dan bisa memperhatikan kondisi serta kebutuhan pasien gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif, dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya dengan masalah keperawatan yang sama dan tema yang berbeda, dan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Konsep Gagal Jantung 2.1.1. Definsi Gagal Jantung Gagal jantung kongesif atau congestive heart failure (CHF) merupakan kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk megantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh (Saferi, 2013). Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrient dan oksigen jaringan. Mekanisme gagal jantung meliputi kerusakan sifat kontraktil dari jantung yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal, aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi atau degeneratif otot jantung. Beberapa faktor sistemik yang dapat memperparah gagal jantung meliputi peningkatan laju metabolik (misalnya demam, koma, tirotoksikosis), hipoksia, dan anemia yang membutuhkan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen (Sani, A., 2007). 2.1.2. Etiologi Menurut Wijaya & Putri (2013), secara umum gagal jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokkan menjadi: 1. Disfungsi Myocard a. Iskemia otot jantung: merupakan suatu keadaan dimana terjadi sumbatan aliran darah yang berlangsung progresif sehingga suplai darah yang ke jaringan tidak adekuat.



5



6



b. Infark myocard: adalah kondisi terhentinya aliran darah dari arteri koroner yang menyebabkan kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian sel – sel otot jantung. c. Myocarditis: adalah kondisi dimana otot jantung mengalami peradangan atau inflamasi. d. Kardiomiopati: merupakan penyakit jantung yang melemahkan dan memperbesar otot jantung. 2. Beban tekanan berlebih pada sistolik (sistolik overload) a. Stenosis aorta: kondisi dimana terjadi penyempitan pada katup aorta b. Hipertensi: merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah pada dinding arteri meningkat atau berada diatas rentang normal. c. Koartasio aorta: adalah penyempitan pada aorta, yang biasanya terjadi pada aorta yang membelok ke bawah (decending aorta) 3. Beban volume berlebih pada diastolic (diastolik overload) a. Insufisiensi katup mitral dan trikuspid: adalah kebocoran aliran balik melalui katup mitral maupun tricuspid pada saat ventrikel berkontraksi yang diakibatkan tidak menutupnya katup secara sempurna. 4. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand overload) a. Anemia: adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau hemoglobin didalam darah 5. Beri – beri Beri – beri merupakan suatu penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin B (tiamin)



7



6. Gangguan pengisian ventrikel a. Primer (gagal distensi sistolik) 1) Perikarditis retriktif Suatu bentuk kelainan jantung dimana dinding jantung mengalami kekakuan, dan jantung mengalami restriksi untuk mengembang dan melakukan pengisian darah dengan semestinya. 2) Tamponade jantung Merupakan tipe akut dari efusi perikard dimana cairan terakumulasi di dalam pericardium. b. Sekunder Gangguan pengisian ventrikel sekunder antara lain adalah stenosis katup jantung baik katup mitral maupun katup trikuspid, stenosis katup merupakan penyempitan lubang katup yang menakibatkan peningkatan tahanan aliran darah dari atrium ke ventrikel. 2.1.3



Klasifikasi Gagal Jantung New York Heart Assosiation (NYHA) mengklasifikasikan gagal jantung dalam Manik (2016) yaitu : Tabel 2.1. Klasifikasi gagal jantung berdasarkan gejala klien Kelas I II III IV



Gejala Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik pada penderita. Aktivitas fisik biasa tidak menimbulkan keluhan fatique/kelelahan, dyspnea/kelelahan, dan palpitasi/ berdebar Sedikit keterbatasan aktivitas fisik, merasa nyaman bila istirahat, tetapi aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan fatique, dyspnea, atau palpitasi. Keterbatasan yang nyata pada aktivitas fisik, merasa nyaman saat istirahat namun gejala akan muncul saat melakukan aktivitas fisik yang lebih ringan dari yang biasa. Rasa tidak nyaman saat melakukan aktivitas fisik apapun. Gejala sudah muncul bahkan saat istirahat dan semakin parah ketika melakukan aktivitas fisik.



8



2.1.4



Manifestasi klinis 1. Dispnea Dispnea dikarakteristikkan sebagai pernapasan cepat, dangkal, dan keadaan yang menunjukkan pasien sulit mendapatkan udara yang cukup. Terkadang pasien mengeluh adanya insomnia, gelisah, kelemahan yang disebabkan dispnea. 2. Ortopnea Ortopnea merupakan ketidakmampuan berbaring datar karena dispnea. Pasien hanya dapat berbaring dengan posisi kepala jauh lebih tinggi. 3. Dispnea nokturnal paroksimal (DNP) Keluhan ini yaitu terbangun di tengah malam karena mengalami napas pendek yang hebat. 4. Batuk Gejala ini sering tidak menjadi perhatian pada dari kongesti vaskular pulmonal, namun dapat menjadi gejala dominan. Batuk pada kongesti vaskular pulmonal dapat produktif tetapi biasanya kering dan pendek.



2.1.5 Patofisiologi Gagal jantung terjadi kerana interaksi kompleks antara faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktilitas, afterload, preload atau fungsi relaksasi jantung dan respons neurohormonal dan hemodinamik yang diperlukan untuk menciptakan kompensasi sirkulasi. Pada disfungsi sistolik terjadi gangguan pada ventrikel kiri yang menyebabkan terjadinya penurunan cardiac output.



9



Beberapa mekanisme kompensasi alamiah akan terjadi pada pasien gagal jantung sebagai respon terhadap menurunnya curah jantung serta membantu mempertahankan tekanan darah yang cukup untuk memastikan perfusi organ yang cukup (Diah Y, 2009). 2.1.6



WOC (Web of Caution) Gagal jantung



Kardiomiopati kongesif



Kardiomiopati hipertrofi



Kardiomiopati restriktif



Gangguan ejeksi ventrikel kiri



Stasis darah dalam ventrikel dan di atrium



Peningkatan preload dan afterload



Gagal Jantung Curah jantung menurun



Penurunan suplai oksigen ke jaringan Resiko perfusi miokard tidak efektif



Gambar 2.1 WOC Gagal jantung (Muttaqin, 2009)



10



2.1.7



Komplikasi Menurut Kasron (2012) Komplikasi pada pasien gagal jantung yaitu : 1. Syok kardiogenilk 2. Episode tromboemboli karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah 3. Efusi dan tamponade pericardium 4. Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis



2.1.8



Menurut Sani (2007) Penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah: 1. Farmakologi a. Diuretik:



untuk



mengurangi



penimbunan



cairan



dan



pembengkakan b. Penghambat ace (ace inhibitors): untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi beban kerja jantung. c. Penyekat beta (beta blockers): untuk mengurangi denyut jantung da menurunkan tekanan darah agar beban jantung berkurang d. Digoksin: memperkuat denyut dan daya pompa jantung e. Terapi



nitrat



dan



vasodilator



koroner:



menyebabkan



vasodilatasi perifer dan penurunan konsumsi oksigen miokard f. Digitalis: memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan kekuatan kontraksi, peningkatan efisiensi jantung. saat curah jantung meningkat, volume cairan lebih besar dikirim ke ginjal untuk filtrasi dan ekskresi dan volume intravascular menurun.



11



g. Inotropik positif: Dobutamin adalah obat simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik. h. Sedatif: Pemberian sedatif untuk mengurangi kegelisahan bertujuan mengistirahatkan dan memberi relaksasi pada klien. 2. Non Farmakologi Penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan tujuan : a. Menurunkan kerja jantung b. Meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard c. Menurunkan retensi garam dan air. 3. Tirah baring Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung dan menurunkan tekanan darah 4. Oksigen Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. 5. Diet Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal. Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi edema. 6. Revaskularisasi coroner 7. Transplantasi jantung 8. Kardiomioplasti



12



2.1.9



Menurut Sani (2007) Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang gagal jantung yaitu: 1. EKG



(elektrokardiogram):



untuk



mengukur



kecepatan



dan



keteraturan denyut jantung. 2. Echokardiogram: menggunakan gelombang suara untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung, serta menilai keadaan ruang jantung dan fungsi katup jantung. 3. Foto rontgen dada: untuk mengetahui adanya pembesaran jantung, penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya. Tes darah BNP: untuk mengukur kadar hormon BNP (B-type natriuretic peptide) yang pada gagal jantung akan meningkat. 4. Sonogram:



Dapat



menunjukkan



perubahan dalam fungsi/struktur



dimensi



pembesaran



bilik,



katub atau are penurunan



kontraktilitas ventricular. 5. Scan jantung: Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding. 6. Kateterisasi jantung: Tekanan bnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri kororner.



13



2.2 Konsep Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Definisi Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Menurut SDKI (2016) beresiko mengalami penurunan sirkulasi arteri coroner yang dapat mengganggu metabolism miokard. Faktor Resiko 1. Hipertensi 2. Hiperlipidemia 3. Hiperglikemia 4. Hipoksemia 5. Hipoksia 6. Kekurangan volume cairan 7. Pembedahan jantung 8. Penyalahgunaan zat 9. Spasme arteri coroner 10. Peningkatan protein C-reaktif 11. Tamponade jantung 12. Efek agen farmakologis 13. Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga 14. Kurang terpapar informasi tentang faktor resiko yang dapat diubah (mis, merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas) 2.2.1



Perfusi Miokard Penurunan perfusi miokard yaitu keadaan dimana pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan oksigen (Wilkinson & Ahern, 2012)



14



2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gagal Jantung 2.3.1



Pengkajian



1. Identitas Klien a. Usia: Usia penderita gagal jantung terbagi menjadi 2 yakni 46-65 tahun dan ≥65 tahun dengan porsi masing-masing sebesar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada penderita gagal jantung yang menderita penyakit gagal jantung pada usia dewasa, karena rentang pada usia lansia hingga manula. Usia memang merupakan faktor resiko dari penyakit gagal jantung. Akan tetapi, peranan faktor resiko usia harus ditinjau dari faktor jenis kelamin. b. Jenis kelamin: Jenis kelamin rentanan terhadap penyakit gagal jantung dipengaruhi oleh peranan hormon perempuan yaitu estrogen yang bersifat memproteksi perempuan dari berbagai penyakit kardiovaskuler. Oleh karenanya laki-laki rentan terhadap penyakit gagal jantung pada usia 50 tahun sedangkan perempuan pada usia 65 tahun atau setelah menopause (Soeharto, 2006). c. Pekerjaan: Pekerjaan yang berat diketahui dapat menjadi beban dan menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, terutama pada sistem kardiovaskuler. Data bahwa pria yang aktif bekerja 10 persen lebih rendah terserang gagal jantung. Sedang bagi wanita 20 persen lebih rendah diserang penyakit yang sama. (Lousiana, 2008). Aktivitas fisik pada penderita gagal jantung harus disesuaikan dengan tingkat gejala.



15



2. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Keluhan utama Biasanya pasien mengeluh sesak nafas dan kelemahan



saat



beraktifitas, kelelahan, nyeri pada dada, dispnea pada saat beraktivitas. b. Keluhan saat dikaji Pengkajian dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik pasien secara PQRST. Biasanya pasien akan mengeluh sesak nafas dan kelemahan saat beraktifitas, kelelahan, dada terasa berat, dan berdebar – debar. 3. Riwayat Kesehatan Dahulu Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit yang mendukung munculnya penyakit saat ini. Pada pasien gagal jantung biasanya sebelumnya pernah menderita nyeri dada, hipertensi, iskemia miokardium, infark miokardium, diabetes melitus, dan hiperlipidemia. Dan juga memiliki riwayat penggunaan obat-obatan pada masa yang lalu 4. Riwayat kesehatan keluarga Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia produktif, dan penyebab kematiannya. Penyakit jantung iskemik pada keturunannya (Muttaqin, 2012)



16



2.3.2



Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum Pada gagal jantung ringan atau sedang pasien bisa tampak tidak memiliki keluhan, kecuali merasa tidak nyaman saat berbaring datat selama lebih dari beberapa menit. Pada pasien dengan gagal jantung yang lebih berat, pasien bisa memiliki upaya bernafas yang berat da bisa kesulitan untuk menyelesaikan kata-kata akibat sesak (Williams & Wilkins, 2007). 2. Tanda-tanda Vital Tekanan darah sistolik bisa normal atau tinggi, tapi pada umumnya menurun. Tekanan nadi bisa berkurang, dikarenakan berkurangnya stroke volume, dan tekanan diastolic arteri bisa meningkat sebagai akibat vasokonstriksi siskemik (Williams & Wilkins, 2007). 3. Kesadaran a.Kompos mentis: Keadaan pasien sadar penuh, baik terhadap lingkungan maupun terhadap dirinya sendiri. b.Apatis: Keadaan pasien dimana tampak acuh tak acuh dan segan terhadap lingkungannya. c.Delirium: Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik serta siklus tidur bangun yang terganggu. d.Somnolen: Keadaan pasien mengantuk yang dapat pulih jika dirangsang, tapi jika rangsangan itu berhenti pasien akan tidur kembali. e.Sopor (stupor): Keadaan pasien mengantuk yang dalam.



17



f.



Semi-koma



(koma



ringan):



keadaan



pasien



mengalami



penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons rangsang terhadap rangsang verbal, serta tidak mampu untuk di bangunkan sama sekali, tapi respons terhadap nyeri tidak adekuat serta reflek (pupil & kornea) masih baik. g. Koma: keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang sangat



dalam, tidak terdapat respons pada rangsang nyeri serta tidak ada gerakan spontan (Gordon, 2015) 4. Sistem persyarafan, meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh ekstermitas dan kemampuan menanggapi respon



verbal



maupun non verbal (Aziza, 2010) 5. Sistem penglihatan, pada klien gagal jantung mata mengalami pandangan kabur (Gordon, 2015) 6. Sistem pendengaran, pada klien gagal jantung pada



sistem



pendengaran telinga tidak mengalami gangguan (Gordon, 2015) 7. Sistem abdomen, bersih, datar dan tidak ada pembesaran hati (Gordon, 2015) 8. Sistem respirasi, pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara dinit tanda dan gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi. Pengkajian meliputi persentase fraksi oksigen, volume tidal, frekuensi pernapasan dan modus yang digunakan untuk bernapas (Aziza, 2010)



18



9. Sistem kardiovaskuler a. Inspeksi Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada terdapat penonjolan setempat yang lebar di daerah precordium, di antara sternum dan apeks codis. Benjolan ini dapat dipastikan dengan perabaan. b. Palpasi Impuls apical terkadang dapat pula dipalpasi. Normlanya terasa sebagai denyutan ringan, dengan diameter 1 sampai 2 cm. Telapak tangan mula- mula digunakan untuk mengetahui ukuran dan kualitasnya. c. Perkusi Kegunaan perkusi adalah menentukan batas-batas jantung. Pada keadaan normal antara linea sternalis kiri dan kanan pada daerah manubrium sterni terdapat pekak yang merupakan daerah aorta. Bila daerah ini melebar, kemungkinan akibat aneurisma aorta. Untuk menentukan batas kiri jantung lakukan perkusi dari arah lateral ke medial. d. Auskultasi 1) Bunyi Jantung Untuk mendengar bunyi jantung, perhatikan lokalisasi dan asal bunyi jantung.



19



2) Irama dan frekuensi bunyi jantung Irama dan frekuensi bunyi jantung harus dibandingkan dengan frekuensi nadi. Normal irama jantung adalah teratur dan bila tidak teratur disebut arrhythmia cordis. Frekuensi bunyi jantung harus ditentukan dalam semenit, kemudian dibandingkan dengan frekuensi nadi. Bila frekuensi nadi dan bunyi jantung masingmasing lebih dari 100 kali per menit disebut tachycardi dan bila frekuensi kurang dari 60 kali per menit disebut bradycardia. 10. Sistem gastrointestinal, pengkajian pada gastrointestinal meliputi auskultrasi bising usus, palpasi abdomen (nyeri, distensi) (Aziza, 2010). 11. Sistem muskuluskeletal, pada klien gagal jantung adanya kelemahan dan kelelahan otot sehinggah timbul ketidak mampuan melakukan aktifitas yang diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan (Aziza, 2010). 12. Sistem endokrin, biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah (Aziza, 2010). 13. Sistem Integumen, pada klien PJK (penyakit jantung coroner) akral terasa hangat, turgor baik (Gordon, 2015). 14. Sistem perkemihan, kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah pinggang, observasi dan palpasi pada daerah abdomen bawah untuk mengetahui adanya retensi urine dan kaji tentang jenis cairan yang keluar (Aziza, 2010)



20



15. Pola kebiasaan sehari – hari (Smeltzer & Bare, 2013) a. Aktivitas/istirahat 1) Gejala:



Keletihan/kelelahan



terus



menerus



sepanjang



hari, insomnia, nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat. 2) Tanda: Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah pad aktivitas. b. Eliminasi Gejala : Bising usus mungkin meningkat atau juga normal. c. Makanan/ cairan 1) Gejala: Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan berat badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan diuretic. 2) Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta edema (umum, dependen, tekanan dan pitting). d. Higiene 1) Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri. 2) Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal. e. Neurosensori 1) Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan. 2) Tanda : Letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung. f. Nyeri/Kenyamanan



21



1) Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan sakit pada otot. 2) Tanda : Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit dan perilaku melindungi diri. g. Keamanan Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan/ tonus otot. h. Interaksi social Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan. 2.3.3



Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respon individu, klien atau masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (Herdman & Kamitsuru, 2015). Dilihat dari status kesehatan klien, diagnosa dapat dibedakan menjadi aktual, potensial, risiko dan kemungkinan



1. Aktual: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinik yang harus di validasi perawat karena ada batasan mayor. Contoh jalan nafas tidak efektif karena adanya akumulasi sekret. 2. Potensial: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klien kearah



yang



lebih



positif



(kekuatan



pasien).



Contoh



potensial



meningkatkan status kesehatan klien berhubungan dengan intake nutrisi kurang adekuat.



22



3. Risiko: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis individu lebih rentan mengalami masalah. Contoh risiko infeksi berhubungan dengan efek pembedahan. 4. Kemungkinan: Diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis individu yang memerlukan data tambahan sebagai faktor pendukung yang lebih adekuat. Jadi yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas yang berkaitan dengan masalah yang didapat pada pasien baik itu secara aktual, potensial, risiko atau kemungkinan. Contoh diagnosa keperawatan gagal jantung yang muncul a. Resiko perfusi miokard tidak efektif 2.3.4



Intervensi keperawatan



Tabel 2.2 Intervensi Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif DIAGNOSA Definisi Resiko beresiko mengalami penurunan sirkulasi arteri koroner yang dapat mengganggu metabolism miokard.



Faktor Resiko 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Hipertensi Hiperlipidemia Hiperglikemia Hipoksemia Hipoksia



Kekurangan



volume cairan 7. Pembedahan jantung 8. Penyalahgunaan zat 9. Spasme arteri coroner 10. Peningkatan protein Creaktif



NOC Perfusi jaringan: kardiak Indikator a. Denyut jantung apical b. Denyut nadi radial c. Tekanan darah sistolik d. Tekanan drah diastolic e. Nilai rata-rata tekanan darah f. Ejeksi fraksi g. Tekanan baji pulmonal h. Enzim jantung i. Hasil angiogram koroner j. Hasil tes latihan stress k. Hasil pindaian thallium l. Angina m. Aritmia n. Takikardia o. Bradikardia p. Banyak berkeringat q. Mual muntah



NIC 1. Monitor tanda-tanda vital a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan dengan tepat. b. Monitor tekanan darah setelah pasien minum obat jika memungkinkan c. Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan sebelum, selama, dan setelah beraktivitas dengan tepat d. Monitor irama dan tekanan jantung 2. Terapi oksigen a. Pertahankan kepatenan jalan nafas b. Monitor aliran oksigen c. Monitor efektifitas terapi oksigen (misalnya, tekanan oksimetri, ABGs) dengan tepat d. Amati tanda-tanda hipovontilasi induksi oksigen



23



11. Tamponade jantung



12. Efek



agen farmakologis 13. Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga



14. Kurang terpapar informasi tentang faktor resiko yang dapat diubah (mis, merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas)



Skala: 1. Deviasi berat dari kisaran normal 2. Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal 3. Deviasi sedang dari kisaran normal 4. Deviasi ringan dari kisaran normal 5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal



e. Konsultasi dengan tenaga kesehatan lain mengenai penggunaa oksigen tambahan selama kegiatan dan/atau tidur 3. Managemen pengobatan a. Tentukan obat apa yang di perlukan, dan kelola menurut resep dan atau protocol b. Monitor efektifitas cara pemberian obat yang sesuai. c. Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat d. Monitor tanda dan gejala toksisitas obat e. Monitor efek samping obat f. Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara yang tepat g. Tentukan dampak penggunaan obat pada gaya hidup pasien h. Berikan alternatif mengenai jangka waktu dan cara pengobatan mandiri untuk meminimalkan efek gaya hidup i. Bantu pasien dan anggota keluarga dalam membuat penyesuaian gaya hidup yang diperlukan terkait dengan (pemakaian) obatobat tertentu dengan cara yang tepat



24



2.3.5



Implementasi Keperawatan Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditunjukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yabg diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam, 2008)



2.3.6 Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan adalah tahap yang menentukan apakah tujuan yang telah disusun tercapai atau tidak. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi - intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Ada beberapa metode evaluasi yang dipakai dalam perawatan. Faktor yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang sedang dievaluasi. (Friedman, 2016)



25



BAB 3 METODE PENELITIAN



3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah digunakan untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Di RSUD Jombang. 3.2. Batasan Istilah Batasan istilah yang digunakan untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis



dan



terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon unik individu pada suatu kelompok dan perseorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik aktual maupun potensial. 2. Klien adalah individu yang mencari atau menerima perawatan medis. Klien dalam studi kasus ini adalah 2 klien dengan diagnosa medis dan masalah keperawatan yang sama. 3. Menurut J. Charles Reeves et al dalam Wijaya & Putri (2013) gagal jantung adalah kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan – keperluan tubuh



25



26



4. Perfusi miokard tidak efektif pada pasien gagal jantung adalah sebagai akibat dari tingkat sirkulasi oksigen yang tidak adekuat dan stagnansi darah di jaringan perifer (Myers, 2008) 3.3. Partisipan Partisipan adalah sejumlah orang yang turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan dan peran serta. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah klien yang dikaji dan ditemui pada saat penelitian sebanyak 2 klien dan dengan diagnose medis gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif di RSUD Jombang. Klien yang dipilih adalah klien yang di rawat di Rumah Sakit yang telah melalui fase 3 hari. 3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.4.1



Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang Kemuning RSUD Jombang yang beralamat di JL.KH Wahid Hasyim No.52 Kec.Jombang, Kab.Jombang.



1.4.2



Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai dari penyusunan proposal pada bulan Januari 2018 sampai dengan Februari 2018.



27



1.5. Pengumpulan data Agar dapat diperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, sangatlah diperlukan teknik mengumpulkan data. Adapun teknik tersebut adalah : 1. Pengajuan permohonan ijin untuk melakukan penelitian dimulai dari pengajuan surat pengantar permohonan ijin dari prodi D3 Keperawatan kemudian diproses ke BAAK (Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan), setelah surat permohonan ijin penelitian telah selesai diproses, maka surat tersebut akan langsung disampaikan ke BAKORDIK RSUD Jombang, dimana peneliti akan mendapatkan surat balasan yang menyertakan data serta pembagian tempat atau ruangan yang sesuai dengan responden yang akan dilakukan penelitian oleh peneliti. 2. Persetujuan menjadi responden (informed consent), dimana subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. 3. Wawancara adalah percakapan yang memiliki tujuan tertentu, biasanya antara dua orang yang saling bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Dalam studi kasus ini, peneliti menggunakan 2 jenis wawancara yaitu autoanamnesa dan heteroanamnesa.



28



4. Observasi dan pemeriksaan Fisik Observasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia dan mengevaluasi. Pemeriksaan fisik pada kasus ini menggunakan pendekatan IPPA : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi pada sistem tubuh klien. 5. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah kegiatan mencari data atau variabel dari sumber berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Yang diamati dalam studi dokumentasi adalah benda mati (Suryono, 2013). Dalam studi kasus ini menggunakan studi dokumentasi berupa catatan hasil data rekam medis, review literatur dan pemeriksaan diagnostic dan data lain yang relevan.



29



3.6 Uji Keabsahan data Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/ informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrumen utama), uji keabsahan data dilakukan dengan: 1. Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan 2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3.7 Analisis Data Menurut Tri (2015) analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data



dilakukan



dengan



cara



mengemukakan



fakta,



selanjutnya



membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah:



30



1. Pengumpulan data. Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk catatan. Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan/implementasi, dan evaluasi 2. Mereduksi data. Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk studi laporan asuhan keperawatan. Data obyektif dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal 3. Penyajian data. Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif. Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari responden.



4. Kesimpulan. Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.



31



3.8 Etik Penelitian Beberapa prinsip etik yang perlu diperhatikan dalam penelitian antara lain : 1. Persetujuan menjadi responden (Informed Consent), dimana subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responsden. Pada informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu. 2. Tanpa nama (anonimity), dimana subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan. Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari responden atau tanpa nama (anonymity) 3. Rahasia (confidentiality), kerahasiaan yang diberikan kepada respoden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2014)



BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Pengumpulan Data RSUD



Kabupaten



Jombang



merupakan



Rumah



Sakit



milik



Pemerintah Daerah Jombang. Berdasarkan Keputusan Menteri dan Kesejahteraan Sosial No. 238/MenKes-Kesos/SK/2001 RSUD Jombang menjadi RSUD Type B Non Pendidikan dan pada Tahun 2015 RSUD Jombang



telah



terakreditasi



versi 2012



dengan



predikat



Tingkat



PARIPURNA Tahun 2015-2018. Lokasi RSUD Jombang berada di jalan KH. Wakhid Hasyim 52 Jombang. RSUD Jombang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan non spesialis. Rumah sakit ini mampu menampung rujukan dari rumah sakit swasta dan puskesmas yang berada di sekitar wilayah Jombang. Kapasitas RSUD Jombang terdiri atas 486 tempat tidur rawat inap, 2 tempat tidur suite room, 52 tempat tidur di kelas VIP/VVIP, 50 tempat tidur di kelas I, 65 tempat tidur di kelas II, 184 tempat tidur dikelas III, 28 tempat tidur di ICU dan 105 tempat tidur di HCU. RSUD Jombang memiliki pelayanan rawat jalan sebanyak 22 poliklinik yang terdiri dari 18 poli spesialis dan 4 poli non spesialis serta 8 instalasi rawat inap yang saat ini sudah berbentuk SMF. Pelayanan juga dilengkapi dengan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Laboratorium Klinik, Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi, Instalasi Radiologi, Instalasi ICU Sentral, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Sterilisasi Sentral, kefarmasian, pelayanan gizi dan rehabilitasi medic.



32



33



Pngkajian dilakukan Ruang HCU Kemuning, dengan kapasitas 1 ruangan dengan 6 tempat tidur dan 6 klien yang rawat inap disertai ventilasi dan ruangan yang bersih 4.1.2 Pengkajian 1. Identitas Klien Tabel 4.1 Identitas Klien Dengan Gagal jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang, 2018 Identitas Klien



Klien 1



Klien 2



Nama



Tn. M.S



Tn. S



Umur



60 Tahun



45Tahun



Agama



Islam



Islam



Pendidikan



MI



SLTP



Pekerjaan



Buruh tani



Karyawan swasta



Status Perkawinan



Sudah menikah



Duda



Alamat Suku/bangsa



Diwek, jombang Jawa/WNI



Bareng, Jombang Jawa/WNI



Tanggal MRS



24 April 2018



24 April 2018



Jam Masuk Tanggal Pengkajian



17.44 WIB 25 April 2018



22.41 WIB 25 April 2018



Jam pengkajian



08.00 WIB



10.00 WIB



No. RM



390XXX



401XXX



Diagnosa Masuk



HF (Heart failure) dengan Dyspnea + AF



HF (Heart failure)



Sumber : Data Primer (2018)



34



2. Riwayat Penyakit Tabel 4.2 Riwayat penyakit klien Dengan Gagal jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang, 2018 Riwayat Penyakit Keluhan Utama



Klien 1 Klien mengatakan sesak, nafas menggos-menggos



Riwayat Penyakit Sekarang



Klien mengatakan datang ke RSUD Jombang dengan keluhan sesak nafas, batuk, menggos-menggos secara tiba-tiba tanpa adanya aktivitas. Kemudian klien dibawa ke IGD RSUD Jombang dan MRS pada jam 17.44 WIB diruang HCU Kemuning Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat hipertensi dan DM. Tetapi klien mengatakan pernah MRS di ruang Kemuning RSUD Jombang pada bulan Februari dengan penyakit jantung koroner dan dirawat selama 4 hari. Klien mengatakan ada keluarga yang mempunyai riwayat sakit jantung yaitu ayah klien Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi



Riwayat Penyakit Dahulu



Riwayat Keluarga



Riwayat Alergi



Klien 2 Klien mengatakan sesak, nafas menggos-menggos nyeri dada sebelah kiri Keluarga klien mengatakan klien dibawa ke RSUD Jombang dengan keadaan sesak nafas, menggosmenggos dan kaki sebelah kanan bengkak sudah 2 minggu, kemudian klien dibawa ke IGD dan MRS pada jam 22.41 WIB diruang HCU Kemuning Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat hipertensi dan DM. Keluarga klien mengatan klien belum pernah dirawat di rumah sakit



Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat pemyakit jantung pada keluarga Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi



Sumber : Data Primer (2018) 3. Perubahan Pola Kesehatan (Pendekatan Gordon) Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan Klien Dengan Gagal jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang, 2018 No 1



Pola Kegiatan Nutrisi dan Cairan



Di Rumah Klien 1 Makan 2x/hari (nasi, sayur, lauk pauk dengan porsi sedikit, minum ±700 cc perhari).



Klien 2 Makan 34x/hari porsi besar (nasi, lauk pauk), minum ± 500 cc perhari



Di Rumah Sakit Klien 1 Makan 3x/hari (diit rendah garam), dengan porsi besar minum dibatasi 600 cc perhari



Klien 2 Makan 3x/hari (diit rendah garam), makan sedikit tapi sering, minum dibatasi 600 cc



35



2



Istirahat / tidur



3



Eliminasi



4



5



Personal Hygiene



Aktivitas



Tidur siang tidak teratur (±4 jam) dari jam 10.0014.00 WIB. Tidur malam ± 8 jam dari jam 21.0005.00 WIB BAB 1x/hari. BAK sering tapi sedikit (± 400 cc). Mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari, keramas 3x/minggu, ganti pakaian 2x/hari. Klien bekerja sebagai buruh tani



Susah tidur pada siang hari. Pada malam hari tidur ± 9 jam dari jam 200.00-05.00



Tidur pada malam hari pada jam 22.00-02.00. Susah tidur pada siang hari



Susah tidur pada siang hari dan malam hari tidur sering terbangun



BAB 1x/hari. BAK sering.



BAB (-) BAK ± 1000 cc dalam 24 jam



BAB (-) BAK ± 2000 dalam 24 jam



Mandi 2x/hari, sikat gigi 1x/hari, keramas 2x/minggu, ganti pakaian 2x/hari.



Diseka pagi hari dan sore hari, ganti pakaian 1x/hari.



Diseka pagi hari dan sore hari, ganti pakaian 1x/hari.



Klien bekerja sebagai karyawan swasta



Klien hanya bedrest.



Klien hanya bedrest.



Sumber : Data Primer (2018) 4. Pemeriksaan Fisik (Pendekatan sistem) Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik Klien Dengan Gagal jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang, 2018 Observasi Suhu Nadi Tekanan Darah Respirasi Rate Kesadaran Keadaan umum Pemeriksdaan Fisik B1 Breathing



Klien 1 36,70 C 94x/menit 100/70 mmHg 28x/menit 4-5-6 lemah



Klien 2 36,60 C 109x/menit 170/120 mmHg 37x/menit 4-5-6 lemah



Inspeksi : klien tampak sesak, bentuk dada simetris, irama nafas cepat dan teratur, terdapat pernafasan cuping hidung, terpasang oksigen nasal 4 lpm Palpasi : vokal fremitus bergetar. Auskulasi : bunyi nafas normal Perkusi : bunyi redup.



Inspeksi : klien tampak sesak, , bentuk dada simetris, irama nafas cepat dan teratur, terdapat pernafasan cuping hidung Terpasang O2 nasal 4 lpm Palpasi : vokal fremitus bergetar. Auskultasi : bunyi nafas vesikular. Perkusi : bunyi redup.



B2 Blood



Inspeksi : tidak ada distensi vena jugularis, konjungtiva tidak anemis, tidak ada tanda



Inspeksi : bentuk dada asimetris, tidak terjadi distensi vena jugularis, konjungtiva tidak



36



B3 Brain



B4 Bladder



B5 Bowel



B6 Bone



sianosis. Bentuk dada asimetris Palpasi : CRT < 2 detik, denyut nadi takikardi Auskultasi: denyut jantung apikal, tekanan darah systole diastole dalam rentan rendah



anemis, tidak ada tanda sianosis. Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada dada kiri, CRT < 2 detik, denyut nadi dalam rentan normal Auskultasi: denyut jantung apikal, tekanan darah systole diastole dalam rentan tinggi, terdapat murmur pada ICS 2 3



Inspeksi : kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, pupil isokor, reflek cahaya +/+. Inspeksi : terpasang folley cateter dengan produksi urine ±1000 cc dalam 24 jam Palpasi : tidak ada nyeri tekan.



Inspeksi : kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, pupil isokor, reflek cahaya +/+.



Inspeksi : tidak terpasang NGT. Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Asukultasi : bising usus (+). Inspeksi : pergerakan sendi bebas, tidak terjadi fraktur, tidak ada luka. Palpasi : akral hangat, turgor kulit < 2 detik. 5 5 Kekuatan otot 5 5



Inspeksi : terpasang folley cateter dengan produksi urine ±2000 cc dalam 24 jam Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Inspeksi : tidak terpasang NGT. Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Auskultasi : bising usus (+).



Inspeksi : pergerakan sendi bebas, tidak terjadi fraktur, tidak ada luka, terdapat odem pada kedua kaki. Palpasi : akral hangat, turgor kulit < 2 detik. . 5 5 Kekuatan otot 5 5



Sumber : Data Primer (2018) 5. Pemeriksaan Diagnostik Tabel 4.5 Pemeriksaan Diagnostik Klien Dengan Gagal jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang, 2018 Pemeriksaan Diagnostik pada Tn.M.S Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 25 April 2018 Kesimpulan: RBBB, VF Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 26 April 2018 Kesimpulan: AF, RBBB Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 27 April 2018 Kesimpulan: AF, RBBB Foto thorax AP tanggal 25 April 2018 Kesimpulan: cardiomegaly dengan lung edema, tug fug baik



Pemeriksaan Diagnostik pada Tn. S Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 25 April 2018 Kesimpulan: OMI Anteroseptal, LH Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 26 April 2018 Kesimpulan: OMI Anteroseptal Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 27 April 2018 Kesimpulan: OMI Anteroseptal, LH Foto thorax AP tanggal 25 April 2018 Kesimpulan: cardiomegaly dengan lung edema, efusi pleura kiri, tug fug baik



37



6. Pemeriksaan Laboratorium Tabel 4.6 Pemeriksaan Laboratorium Klien Dengan Gagal jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang, 2018 Pemeriksaan



Klien 1 Tgl 25 April 2018



Klien 2 Tgl 25 April 2018



Nilai Normal



9.500 16.2 47.4 5.680.000 234.000



7.300 11.9 34.1 3.960.000 207.000



L 3.800 – 10.600 / ul L 13.2 – 17.3 g/dl L 40 – 52 % 4.5 – 5.5 jt/ul 150000 – 350000/ cmm



75 15 10



72 18 10



1–3% 3–5% 50 – 65 % 25 – 35 % 4 – 10 %



189 1.07 46.8 272 220 -



132 2.88 103.8 191 157 131 101 3.39



< 200 mg/dl < 1.5 mg/dl 10 – 50 mg/dl < 38 u/l < 40 u/l 136 – 144 meq/l 96 – 107 meq/l 3.80 – 5.50 meq/l



HEMATOLOGI Darah Lengkap Leukosit Hemoglobin (HGB) Hematokrit (HCT) Eritrosit Trombosit Hitung jenis Eosinofil Basofil Batang Segmen Limfosit Monosit KIMIA KLINIK Glukosa sewaktu Kreatinin serum Urea SGOT SGPT Natrium Klorida Kalium



7. Terapi Obat Tabel 4.7 Pemberian Terapi Klien Dengan Gagal jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang, 2018. Klien 1 Tanggal 25 April 2018 RL 500cc/24 jam Injeksi : Lasix 1x20 mg Syringe Pump : Dobutamin 5 mcg/(bb)kg/menit Per Oral : ISDN 3x5mg Bisoprolol 1x½mg ASA 0-0-80mg Nasal Kanul 4 lpm



Sumber : Data Primer (2018)



Klien 2 Tanggal 25 April 2018 RL 500cc/24 jam Drip kcl 25mEq/24 jam Injeksi : Lasix 1x20 mg Per Oral : ISDN 3x5mg Spironolactone 1x25 mg Aspilet 1X80 mg KSR 2x600 mg ASA 0-0-80mg Nasal Kanul 4 lpm



38



4.1.3 Analisa Data Tabel 4.8 Analisa Data Klien 1 Klien Dengan Gagal jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang, 2018 Data Klien 1 Data Subyektif :Klien mengatakan sesak, nafas menggos-menggos Data Obyektif : Kesadaran: composmentis Keadaan umum: lemah Suhu: 36,7°C Nadi:94x/menit Tekanan Darah: 100/70 mmHg Respirasi Rate: 28x/menit CRT < 2 detik, denyut jantung, takikardi, denyut nadiapical Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 25 April 2018 Kesimpulan: RBBB, VF



Etiologi Resiko perfusi miokard tidak efektif



Masalah Keperawatan Resiko perfusi miokard tidak efektif



Tabel 4.9 Analisa Data Klien 2 Dengan Gagal JantungDengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang. Data Klien 2 Data Subyektif :Klien mengatakan sesak, nafas menggos-menggos Data Obyektif : Kesadaran: composmentis Keadaan umum: lemah Suhu: 36,7°C Nadi:94x/menit Tekanan Darah: 170/120 mmHg Respirasi Rate: 28x/menit CRT < 2 detik, denyut nadi 109x/menit denyut jantung takikardi Pemeriksaan EKG 12 lead pada tanggal 25 April 2018 Kesimpulan: OMI Anteroseptal, LH



Sumber : Data Primer (2018)



Etiologi



Masalah Keperawatan



Resiko perfusi miokard tidak efektif



Resiko perfusi miokard tidak efektif



39



4.1.4 Diagnosa Keperawatan Klien 1: Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Berhubungan Dengan Penurunan suplai darah ke otot jantung Klien 2: Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Berhubungan Dengan Penurunan suplai darah ke otot jantung 4.1.5 Intervensi Keperawatan Tabel 4.10 Intervensi KeperawatanKlienDengan Gagal JantungDengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Di Ruang HCU Kemuning RSUD Jombang. DIAGNOSA Klien 1 Definisi Resiko beresiko mengalami penurunan sirkulasi arteri koroner yang dapat mengganggu metabolism miokard. Faktor Resiko



1. Hipertensi 2. Hiperlipidemia 3. Hiperglikemia 4. Hipoksemia 5. Hipoksia 6. Kekurangan volume cairan 7. Pembedahan jantung 8. Penyalahgunaan zat 9. Spasme arteri coroner 10.Peningkatan protein Creaktif 11.Tamponade jantung 12.Efek agen farmakologis 13.Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga 14.Kurang terpapar informasi tentang faktor resiko yang dapat diubah (mis, merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas)



NOC



NIC



Perfusi jaringan: kardiak Indikator :



a. Denyut jantung apical b. Denyut nadi radial c. Tekanan darah sistolik d. Tekanan drah diastolic e. Nilai rata-rata tekanan darah f. Ejeksi fraksi g. Tekanan baji pulmonal h. Enzim jantung i. Hasil angiogram koroner j. Hasil tes latihan stress k. Hasil pindaian thallium l. Angina m. Aritmia n. Takikardia o. Bradikardia p. Banyak berkeringat q. Mual muntah



a.



Skala:



a.



1. Deviasi berat dari kisaran normal 2. Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal 3. Deviasi sedang dari kisaran normal



b. c.



d. e. f. g. h.



b.



Monitor tanda-tanda vital Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan dengan tepat. Monitor tekanan darah setelah pasien minum obat jika memungkinkan Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan sebelum, selama, dan setelah beraktivitas dengan tepat Monitor irama dan tekanan jantung Terapi oksigen Pertahankan kepatenan jalan nafas Monitor aliran oksigen Amati tanda-tanda hipovontilasi induksi oksigen Konsultasi dengan tenaga kesehatan lain mengenai penggunaa oksigen tambahan selama kegiatan dan/atau tidur Managemen pengobatan Tentukan obat apa yang di perlukan, dan kelola menurut resep dan atau protocol Monitor efektifitas cara pemberian obat yang sesuai.



40



4. Deviasi ringan dari kisaran normal 5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal



c. Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat d. Monitor tanda dan gejala toksisitas obat e. Monitor efek samping obat f. Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara yang tepat



Perfusi jaringan: kardiak Indikator



Monitor tanda-tanda vital a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan dengan tepat. b. Monitor tekanan darah setelah pasien minum obat jika memungkinkan c. Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan sebelum, selama, dan setelah beraktivitas dengan tepat d. Monitor irama dan tekanan jantung



Klien 2: Definisi Resiko beresiko mengalami penurunan sirkulasi arteri koroner yang dapat mengganggu metabolism miokard. Faktor Resiko



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



a. Denyut jantung apical b. Denyut nadi radial c. Tekanan darah sistolik d. Tekanan drah diastolic e. Nilai rata-rata tekanan darah f. Ejeksi fraksi g. Tekanan baji pulmonal h. Enzim jantung i. Hasil angiogram koroner j. k. Hasil tes latihan stress l. Hasil pindaian thallium m. Angina n. Aritmia o. Takikardia p. Bradikardia q. Banyak berkeringat r. Mual muntah



Hipertensi Hiperlipidemia Hiperglikemia Hipoksemia Hipoksia Kekurangan volume cairan Pembedahan jantung Penyalahgunaan zat Spasme arteri coroner Peningkatan protein C-reaktif Tamponade jantung Efek agen farmakologis Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga Kurang terpapar informasi tentang faktor resiko yang dapat diubah (mis, merokok, gaya hidup kurang gerak, Skala: obesitas) 1. Deviasi berat dari kisaran normal 2. Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal 3. Deviasi sedang dari kisaran normal 4. Deviasi ringan dari kisaran normal 5. Tidak ada deviasi



Terapi oksigen a. Pertahankan kepatenan jalan nafas b. Monitor aliran oksigen c. Amati tanda-tanda hipovontilasi induksi oksigen d. Konsultasi dengan tenaga kesehatan lain mengenai penggunaa oksigen tambahan selama kegiatan dan/atau tidur Managemen pengobatan a. Tentukan obat apa yang diperlukan, dan kelola menurut resep dan atau protocol Monitor efektifitas cara pemberian obat yang sesuai. b. Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat c. Monitor tanda dan gejala toksisitas obat d. Monitor efek samping obat



41



dari kisaran normal



e. Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara yang tepat f. Tentukan dampak penggunaan obat pada gaya hidup pasien



Sumber : Bullechek (2013)



4.1.6 Implementasi Keperawatan Tabel 4.11 Implementasi Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Keperawatan Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Di Ruang Hcu Kemuning RSUD Jombang Hari/tanggal Waktu Rabu, 25 13:00 April 2018 13:05 KLIEN 1 13:15 13:20 13:30 13:35



13:45 13:55 14:05 14:15



Rabu, 25 15:00 April 2018 KLEN 2



15:05



Implementasi Melakukan observasi tanda-tanda vital dengan TD 100/70 mmHg, N 94x/ menit, S 36,7°C, RR 28x/ menit Melakukan observasi irama jantung dengan auskultasi pada bagian dada dan terdapat bunyi jantung cepat atau takikardi Melakukan monitoring aliran oksigen klien dengan tetap memberi oksigen nasal 4 lpm Menentukan obat apa saja yang diperlukan sesuai dengan resep dokter Memberi penjelasan kepada klien tentang efek samping dari obat seperti obat bisoprolol bisa mengakibatkan klien susah tidur. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai penyesuaian gaya hidup yang diperlukan sesuai dengan pemakaian obat yang tepat Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat injeksi lasix 1x20 mg, obat oral ISDN 3x5 mg, bisoprolol 1x½, dan ASA 0-0-1 Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan Ringer Laktat 500 cc dalam 24 jam. Mengobservasi adanya kelebihan cairan klien dengan tetap memberi batasan minum 600 cc dalam 24 jam Mengobservasi input output klien dengan menghitung urine yang keluar dengan cairan yang masuk.



Melakukan observasi tanda-tanda vital dengan TD 170/120 mmHg, N 109x/ menit, S 37°C, RR 33x/ menit Melakukan observasi irama jantung dengan auskultasi pada bagian dada dan terdapat bunyi



Paraf



42



15:15 15:20 15:30



15:35



15:45



15:05 15:15 15:30



Kamis, 26 08:00 April 2018 KLIEN 1



08:05 08:15 08:20 08:30



08:35 08:45 08:55 09:05 09:15



jantung cepat atau takikardi Melakukan monitoring aliran oksigen klien dengan tetap memberi oksigen nasal 4 lpm Menentukan obat apa saja yang diperlukan sesuai dengan resep dokter Memberi penjelasan kepada klien tentang efek samping dari obat seperti obat ISDN yang mengakibatkan dada berdebar dan ASA yang menyebabkan klien susah bernafas. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai penyesuaian gaya hidup yang diperlukan sesuai dengan pemakaian obat yang tepat Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat injeksi lasix 1x20 mg, obat oral ISDN 3x5 mg, spironolactone 1x 25 mg dan ASA 0-0-1. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan Ringer Laktat 500 cc dalam 24 jam Mengobservasi adanya kelebihan cairan klien dengan tetap memberi batasan minum 600 cc dalam 24 jam Mengobservasi input output klien dengan menghitung urine yang keluar dengan cairan yang masuk. Melakukan observasi tanda-tanda vital dengan TD 90/p mmHg, N 130x/ menit, S 36,4°C, RR 28x/ menit Melakukan observasi irama jantung dengan auskultasi pada bagian dada dan terdapat bunyi jantung cepat atau takikardi Melakukan monitoring aliran oksigen klien dengan tetap memberi oksigen nasal 4 lpm Menentukan obat apa saja yang diperlukan sesuai dengan resep dokter Memberi penjelasan kepada klien tentang efek samping dari obat seperti obat bisoprolol bisa mengakibatkan klien susah tidur dan spironolactone yang mengakibatkan klien sesak. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai penyesuaian gaya hidup yang diperlukan sesuai dengan pemakaian obat yang tepat Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat injeksi lasix 1x20 mg, obat oral ISDN 3x5 mg, bisoprolol 1x½, dan ASA 0-0-1, spironolactone 1x25 mg dan digoxin 1x1. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan Ringer Laktat 500 cc dalam 24 jam. Mengobservasi adanya kelebihan cairan klien dengan tetap memberi batasan minum 600 cc dalam 24 jam Mengobservasi input output klien dengan menghitung urine yang keluar dengan cairan yang masuk.



43



Kamis, 26 10:00 April 2018 KLIEN 2



10:05 10:15 10:20 10:30 10:35



10:45 10:55 11:05 11:15 11.30



Jumat, 27 08:00 April 2018 KLIEN 1



08:05 08:15 08:20 08:30 08:35 08:45 08:55



09:05 09:15 09.30



Melakukan observasi tanda-tanda vital dengan TD 160/100 mmHg, N 94x/ menit, S 37,3°C, RR 30x/ menit Melakukan observasi irama jantung dengan auskultasi pada bagian dada dan terdapat bunyi jantung cepat atau takikardi Melakukan monitoring aliran oksigen klien dengan tetap memberi oksigen nasal 4 lpm Menentukan obat apa saja yang diperlukan sesuai dengan resep dokter Memberi penjelasan kepada klien tentang efek samping dari obat seperti obat ISDN yang mengakibatkan dada berdebar dan ASA yang menyebabkan klien susah bernafas. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai penyesuaian gaya hidup yang diperlukan sesuai dengan pemakaian obat yang tepat Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat injeksi lasix 1x20 mg, obat oral ISDN 3x5 mg, spironolactone 1x25 mg dan ASA 0-0-1 Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan Ringer Laktat 500 cc dalam 24 jam dan drip KCL 25 mEq dalam 24 jam Mengobservasi adanya kelebihan cairan klien dengan tetap memberi batasan minum 600 cc dalam 24 jam Mengobservasi input output klien dengan menghitung urine yang keluar dengan cairan yang masuk. Melakukan observasi tanda-tanda vital dengan TD 100/70 mmHg, N 88x/ menit, S 36,3°C, RR 24x/ menit Melakukan observasi irama jantung dengan auskultasi pada bagian dada dan terdapat bunyi jantung cepat atau takikardi Melakukan monitoring aliran oksigen klien dengan tetap memberi oksigen nasal 4 lpm Menentukan obat apa saja yang diperlukan sesuai dengan resep dokter Memberi penjelasan kepada klien tentang efek samping dari obat seperti obat ISDN yang mengakibatkan dada berdebar dan ASA yang menyebabkan klien susah bernafas. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai penyesuaian gaya hidup yang diperlukan sesuai dengan pemakaian obat yang tepat Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat injeksi lasix 1x20 mg, obat oral ISDN 3x5 mg, spironolactone 1x25 mg, ASA 0-0-1, digoxin 1x1 dan bisoprolol 1x ½. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan Ringer Laktat 500 cc dalam 24 jam Mengobservasi adanya kelebihan cairan klien dengan tetap memberi batasan minum 600 cc dalam 24 jam Mengobservasi input output klien dengan menghitung urine yang keluar dengan cairan yang masuk.



44



Jumat, 27 11:05 April 2018 KLIEN 2



11:15 11:20 11:30 11:35



11:45 11:55



12:05 12:15 12.30



Melakukan observasi tanda-tanda vital dengan TD 170/110 mmHg, N 100x/ menit, S 37°C, RR 30x/ menit Melakukan observasi irama jantung dengan auskultasi pada bagian dada dan terdapat bunyi jantung cepat atau takikardi Melakukan monitoring aliran oksigen klien dengan tetap memberi oksigen nasal 4 lpm Menentukan obat apa saja yang diperlukan sesuai dengan resep dokter Memberi penjelasan kepada klien tentang efek samping dari obat seperti obat ISDN yang mengakibatkan dada berdebar dan ASA yang menyebabkan klien susah bernafas. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai penyesuaian gaya hidup yang diperlukan sesuai dengan pemakaian obat yang tepat Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat injeksi lasix 1x20 mg, obat oral seperti ISDN 3x5 mg, spironolactone 1x25 mg dan ASA 0-0-1 Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan Ringer Laktat 500 cc dalam 24 jam dan drip KCL 25 mEq dalam 24 jam Mengobservasi adanya kelebihan cairan klien dengan tetap memberi batasan minum 600 cc dalam 24 jam Mengobservasi input output klien dengan menghitung urine yang keluar dengan cairan yang masuk.



45



4.1.7 Evaluasi Keperawatan Tabel 4.17 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Klien 1 Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Diagnosa Klien 1 Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif



Hari 1 S : klien mengatakan sesak, nafas menggos menggos O : k/u lemah, kesadaran composmentis. TD : 100/70 mmHg N : 130x/menit S : 36,80 C RR : 28x/menit CRT < 2 detik, terdapat pernapasan cuping hidung, denyut nadi takikardi klien memakai oksigen nasal kanul 4 lpm. A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1. Monitor tandatanda vital 2. Monitor pernafasan 3. Beri oksigen nasal 4 lpm 4. Monitor input output 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat



Hari 2 S: Klien mengatakan masih merasa sesak O : k/u cukup, kesadaran composmentis. TD : 90/p mmHg N : 130x/menit S : 36,40 C RR : 28x/menit CRT < 2 detik terdapat pernafasan cuping hidung, denyut nadi takikardi, denyut jantung apikal klien memakai oksigen nasal kanul 4 lpm. A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1. Monitor tandatanda vital 2. Monitor pernafasan 3. Beri oksigen nasal 4 lpm 4. Monitor input output 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat



Hari 3 S: Klien mengatakan sesaknya telah bekurang O : k/u cukup, kesadaran composmentis. TD : 100/70 mmHg N : 88x/menit S : 36,30 C RR : 24x/menit CRT < 2 detik denyut nadi normal, denyut jantung normal klien memakai oksigen nasal kanul 4 lpm. A : masalah teratasi sebagian P : Intervensi dihentikan klien pindah ke ruang perawatan kemuning



Tabel 4.18 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Klien 2 Gagal Jantung Dengan Masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Diagnosa Klien 2



Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif



Hari 1 S : klien mengatakan ngongsrong dan sesak O : k/u lemah, kesadaran composmentis, TD : 170/120 mmHg N : 109x/menit S : 370 C RR : 33x/menit CRT < 2 detik Terdapat pernafasan cuping hidung Denyut jantung takikardia Terdapat nyeri pada dada kiri, terdapat murmur pada ICS 2 3 Odema pada kedua kaki Klien menggunakan oksigen nasal 4 lpm.



Hari 2 S:klien mengatakan masih ngongsrong dan sesak O : k/u lemah, kesadaran composmentis, TD : 160/100 mmHg N : 94x/menit S : 37,30 C RR : 30x/menit CRT < 2 detik Pernafasan cuping hidung Denyut jantung takikardia Terdapat nyeri pada dada kiri, terdapat murmur pada ICS 2 3 Odema pada kedua kaki Klien menggunakan oksigen nasal 4 lpm.



A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi



1. Monitor tandatanda vital 2. Monitor pernafasan 3. Beri oksigen nasal 4 lpm 4. Monitor input output 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat



A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi



1. Monitor tandatanda vital 2. Monitor pernafasan 3. Beri oksigen nasal 4 lpm 4. Monitor input output 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat



Hari 3 S: klien mengatakan masih ngongrong dan sesak nafas O : k/u lemah, kesadaran composmentis, TD : 170/90 mmHg N : 96x/menit S : 360 C RR : 28x/menit CRT < 2 detik Terdapat nyeri pada dada kiri. Odema kaki berkurang, denyut jantung masih takikardia Klien menggunakan O2 nasal 4 lpm. A : masalah belum teratasi P : Intervensi dihentikan klien pindah ke ruang perawatan kemuning



47



4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada Tn. M. Sdan Tn. S di ruang HCU Kemuning RSUD Jombang pada kasus gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif didapatkan pengkajian pada : 4.2.1



Pengkajian



1. Data Subjektif/ Data Objektif a. Klien 1 Klien mengatakan datang ke RSUD Jombang dengan keluhan sesak nafas, batuk, menggos-menggos secara tiba-tiba tanpa adanya aktivitas. Kemudian klien dibawa ke IGD RSUD Jombang dan MRS pada jam 17.44 WIB diruang HCU Kemuning. b. Klien 2 Keluarga klien mengatakan klien dibawa ke RSUD Jombang dengan keadaan sesak nafas, menggos-menggos dan kaki sebelah kanan bengkak sudah 2 minggu, kemudian klien dibawa ke IGD dan MRS pada jam 22.41 WIB diruang HCU Kemuning. Gagal jantung kongesif atau congestive heart failure (CHF) merupakan kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk megantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh (Saferi, 2013). Menurut peneliti pada pengkajian studi kasus gagal jantung klien mengalami sesak karena adanya pembesaran jantung, yang menyebabkan rongga diantara jantung dan paru-paru penuh sehingga paru-paru terdesak oleh jantung. Sehingga menyebabkan paru-paru tidak mengembang sempurna.



48



Hal inilah yang menyebabkan klien mengalami sesak nafas dan perlu penanganan dengan menggunakan terapi oksigen untuk menurunkan sesak pada klien. 4.2.2 Diagnosa Keperawatan Pada kasus klien 1 dan 2 ini peneliti menegakkan diagnosis utama yaitu resiko perfusi miokard tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan suplai darah ke otot jantung didukung oleh data-data subjektif pada klien 1 adalah klien sesak nafas dengan respirasi rate nya 28 kali permenit dan terpasang O2nasal 4 lpm, pada klien 2 sesak nafas dengan respirasi rate nya 31 kali permenit dan terpasang O2nasal 4 lpm. Diagnosa keperawatan pada kedua klien dari hasil pengkajian, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik yang didapatkan, menunjukkan masalah yang dialami adalah resiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan dengan penurunan suplai darah ke otot jantung. Menurut SDKI (2017) resiko perfusi miokard tidakefektif beresiko mengalami penurunan sirkulasi arteri koroner yang dapat mengganggu metabolisme miokard. Menurut peneliti resiko perfusi miokard tidak efektif denan masalah masalah penurunan suplai darah ke otot jantung di sebabkan karena aliran darah yang menuju jantung tidak terpenuhi sehingga suplai oksigen dalam jantung berkurang dan menyebabkan sesak pada klien gagal jantung.



49



4.2.3



Intervensi Keperawatan Intervensi yang diberikan kepada Klien 1 dan Klien 2 dengan masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif. Intervensi yang diberikan pada klien terutama cara mengurangi sesak yang di keluhkan oleh kedua klien. Berdasarkan penelitian pada hari ke 3 klien terdapat perubahan yang signifikan



diksrenakan



klien



sangat



komprehensif



dalam



proses



penyembuhan karena klien ingin segera melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang diberikandengan masalah Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektifyaitu dengan melakukan monitor tandatanda vital untuk mengetahui tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan



dengan



tepat.



Melakukan



terapi



oksigen



dengan



mempertahankan kepatenan jalan nafas, monitor aliran oksigen, amati tanda-tanda hipovontilasi induksi oksigen. Melakukan managemen pengobatan dengan mentukan obat apa yang di perlukan. Menurut (Bullechek, 2013). Menurut peneliti, berdasarkan penelitian NIC yang sesuai dengan klien gagal jantung dapat dilakukan monitor tanda-tanda vital, melakukan terapi oksigen, dan menegemen pengobatan. 4.2.4



Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 telah sesuai dengan yang ada di intervensi keperawatan yaitu: Mengobservasi tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan, mengobservasi tekanan darah setelah klien minum obat, melakukan observasi irama jantung, empertahankan kepatenan jalan nafas klien,



50



memonitor



aliran



oksigen



klien,



mengamati



adanya



tanda-tanda



hipovontilasi induksi oksigen, menentukan obat apa saja yang diperlukan sesuai dengan resep dokter, memberi penjelasan kepada klien tentang efek samping dari obat, memberi penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai penyesuaian gaya hidup yang diperlukan sesuai dengan pemakaian obat yang tepat, elakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan kristaloid (misalnya, normal saline dan Ringer laktat), mengobservasi adanya kelebihan cairan, mengobservasi input output klien Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan atau hasil yang ditentukan. Kegiatan dalam implementasi berupa tindakan langsung kepada klien dan mengobservasi respon klien setelah dilakukan tindakan (Nursalam, 2014). Pada klien dengan resiko perfusi miokard



tidak efektif,



implementasi sudah sesuai dengan intervensi, namun dalam pelaksanaan tetap ada perbedaan tindakan yang disesuaikan dengan kondisi klien pada saat penelitian dilakukan.



4.2.5



Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan pada kedua klien dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Data yang didapat pada hari pertama klien 1 sesak nafas dengan rr : 28x/menit, klien 2 sesak nafas dengan rr : 31x/menit, pada hari kedua klien 1 merasa masih sesak dengan rr : 28x/menit, begitu juga dengan klien 2 dengan rr : 30x/menit, pada hari ketiga sesak kedua klien



51



sudah berkurang, pada klien 1 dengan rr : 22x/menit dan pada klien 2 dengan rr : 31x/menit. Evaluasi merupakan sesuatu yang direncanakan dan perbandingan sistematik pada status kesehatan klien. Perawat dapat



menetukan



efektifitas asuhan keperawatan dalam mencapai suatu tujuan dengan melihat dan mengukur perkembangan klien (Nursalam, 2014). Evaluasi pada klien 1 dan klien 2 bisa terjadi perubahan yang dipengaruhi oleh kondisi klien tersebut, selain itu perubahan kondisi pada klien juga karena intervensi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien.



BAB 5 KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif di ruang HCU Kemuning RSUD Jombang, penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang dibuat berdasar pada laporan studi kasus, sebagai berikut : 1. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada taggal 25 April 2018 diperoleh data subjektif Tn M.S mengeluh sesak nafas, batuk, menggosmenggos secara tiba-tiba tanpa adanya aktivitas. Data objektif timbul dengan adanya pernapasan cuping hidung sedangkan Tn. S data subjektif dengan mengeluh sesak nafas, menggos-menggos, dan nyeri dada pada sebelah kiri. Data objektif timbul dengan adanya pernapasan cuping hidung. 2. Diagnosa utama pada klien Tn. M.S dan Tn.S yaitu resiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas didukung oleh data-data subjektif pada Tn. M.S dan Tn.S yang mengeluh sesak nafas pada tanggal 25 April 2018. 3. Intervensi keperawatan yang diberikan pada klien sesuai dengan NIC 2015 mengenai terapi oksigen. 4. Implementasi pada klien gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif dilakukan sesuai dengan intervensi dan dilakukan secara



menyeluruh.



52



53



5. Evaluasi pada kedua klien gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif menunjukkkan bahwa kedua klien masih harus melanjutkan intervensi ke ruangan perawatan selanjutnya.



5.2 Saran 1. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa dan pengajar dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang proses keperawatan pada kasus Gagal Jantung. 2. Bagi Perawat Dapat meningkatkan mutu pelayanan pada kasus Gagal Jantung dan bisa memperhatikan kondisi serta kebutuhan pasien gagal jantung dengan masalah resiko perfusi miokard tidak efektif. Bagi Peneliti Selanjutnya



dapat digunakan



sebagai dasar



untuk



penelitian



selanjutnya dengan masalah keperawatan yang sama dan tema yang berbeda. 3. Bagi Rumah Sakit Diharapkan mampu meningkatkan pelayanan mutu kesehatan pada kasus Gagal Jantung dengan meningkatkan pengetahuan dan pelatihan pelatihan tenaga kesehatan dalam asuhan keperawatan secara menyeluruh



terutama



klien



gagal



jantung.



DAFTAR PUSTAKA



Amin & Hardhi. (2015). NANDA NIC-NOC Jilid 2. Jogja : Medication Jogja Andrianto, (2008). Nesiritide Intravena Suatu Peptida Natriuretik untuk Terapi Gagal Jantung Akut. Unair. Surabaya. http://arekkardiounair.diakses tanggal 19 Januari 2018 Butcher & Wagner. (2013). Nursing Interventions Classification. Indonesia : CV.Mocomedia Herdman & Kamitsuru. 2015. DIAGNOSA KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-2017 edisi 10. Jakarta: EGC Kasron. 2012. Kelainan & Penyakit Jantung Pencegahan danPengobatannya. Yogyakarta: Nuha Medika. Kasron. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha Medika. Kemenkes RI. (2013). Riskesdas 2013. Kementerian Kesehatan RI: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System Kardiovaskuler Dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika. Myers, J et al, (2008). Pengaruh latihan terhadap pemulihan laju jantung pada pasien gagal jantung kroik http://www.jantunghipertensi.com/ 10 Januari 2018 Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS (2013). http://www.depkes.go.id/diakses tanggal 9 Januari 2018 Santoso , Munawar M, dkk. (2007). Diagnosis dan tatalaksana praktis gagal jantung akut. Vol. 8 Smeltzer dan Bare, (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner dan suddart. EGC, Jakarta Tambayong, Jan, (2000). Patofisiologi untuk keperawatan. EGC, Jakarta Tri, Maharani, dkk, (2016). Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus Program Studi DIII Keperawatan. Jombang : STIKes ICME Wijaya, A & Putri, Y. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta : Nuha Media 54



LAMPIRAN 1 JADWAL PELAKSANAAN LAPORAN KASUS No Kegiatan-Kegiatan 1



Studi Pendahuluan dan Studi Pustaka



2



Penyusunan Proposal



3 4



Seminar Proposal



5



Pengurusan ijin dan Pengumpulan data Pengumpulan data dan analisis data



6 7 8



Ujian/ sidang KTI Revisi KTI Pengumpulan dan penggandaan KTI



Desember Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4



55



LAMPIRAN 56



56



LAMPIRAN 57



57



58



LAMPIRAN 4 PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKES ICMe JOMBANG



PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Pengkajian tgl. MRS tanggal Diagnosa Masuk A. IDENTITAS PASIEN Nama : Usia : Jenis kelamin: Suku : Agama : Pendidikan : Alamat :



: : :



Jam : No. RM :



Penanggung jawab biaya : Nama : Alamat : Hub. Keluarga : Telepon :



B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 1. Keluhan Utama : 2. Riwayat Penyakit Sekarang : C. 1. 2. 3.



RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riwayat Penyakit Kronik dan Menular Riwayat Penyakit Alergi Riwayat Operasi



D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA ya : ........................................ \jelaskan : E. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI POLA KEGIATAN DI RUMAH Makanan Frekuensi .........................x/hr Jenis.................................. Diit .................................. Pantangan ............................ Alergi



59



ya, jenis : ............ ya, jenis : ............ ya, jenis : .............



tidak tidak tidak



tidak



DI RUMAH SAKIT



..................................... makanan yang disukai Minum Frekuensi............x/hari Jenis.................... Alergi ................. Eliminasi BAB Frekuensi.......x/hari warna ............. konsistensi BAK Frekuensi.......X/Hari Warna ....... Alat bantu Kebersihan Diri Mandi.....................X/hari Keramas.................x/hari Sikat Gigi ................X/Hari Memotong Kuku.......... Ganti Pakaian ............ Toileting Istirahat/Tidur Tidur siang........................jam Tidur Malam .....................jam Kebiasaan Merokok/Jamu



F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda-tanda vital S: ºC N : x/mnt TD : RR : x/mnt 2. Sistem Pernafasan (B1) a. Hidung: Pernafasan cuping hidung Septum nasi Lain-lain b. Bentuk dada c. Keluhan d. Irama napas e. Suara napas



ada simetris



Masalah Keperawatan:



mmHg



tidak tidak simetris



Masalah Keperawatan:



simetris asimetris barrel chest Funnel chest Pigeons chest sesak batuk nyeri waktu napas teratur tidak teratur vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/S 60



Lain-lain: 3. a. b. c. d. e.



Sistem Kardiovakuler (B2) Keluhan nyeri dada Irama jantung CRT < 3 detik Konjungtiva pucat JVP normal Lain-lain :



4. Sistem Persarafan (B3) a. Kesadaran composmentis GCS : b. Keluhan pusing c. Pupil isokor d. Nyeri tidak lokasi : Lain-lain :



ya teratur > 3 detik ya meningkat



apatis



tidak tidak teratur



Masalah Keperawatan :



tidak menurun



somnolen



ya tidak anisokor ya, skala nyeri



sopor



koma Masalah Keperawatan :



5. Sistem Perkemihan (B4) a. Keluhan : kencing menetes inkontinensia retensi Masalah gross hematuri disuria poliuri Keperawatan : oliguri anuri b. Alat bantu (kateter, dll) ya tidak c. Kandung kencing : membesar ya tidak nyeri tekan ya tidak d. Produksi urine :................ ml/hari warna : .................bau :.................. e. Intake cairan : oral :.............cc/hr parenteral.....................cc/hr Lain-lain : Sistem Pencernaan (B5) TB : cm BB : kg Mukosa mulut : lembab kering merah stomatitis Tenggorokan nyeri telan sulit menelan Abdomen supel tegang nyeri tekan, lokasi : Luka operasi jejas lokasi : Pembesaran hepar ya tidak Pembesaran lien ya tidak Masalah Keperawatan : Ascites ya tidak Mual ya tidak Muntah ya tidak Terpasang NGT ya tidak Bising usus............x/mnt e. BAB :........x/hr, konsistensi : lunak cair lendir/darah konstipasi inkontinensia kolostomi f. Diet padat lunak cair Frekuensi :...............x/hari jumlah:............... jenis : ....................... 6. a. b. c. d.



61



7. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.



Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6) Pergerakan sendi bebas terbatas Kelainan ekstremitas ya tidak Masalah Kelainan tl. belakang ya tidak Keperawatan : Fraktur ya tidak Traksi/spalk/gips ya tidak Kompartemen sindrom ya tidak Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi Akral hangat panas dingin kering basah Turgor baik kurang jelek Luka : jenis :............. luas : ............... bersih kotor Lain-lain :



8. Sistem Endokrin a. Pembesaran kelenjar tyroid b. Pembesaran kelenjar getah bening Lain-lain :



ya ya



G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL 1. Persepsi klien terhadap penyakitnya cobaan Tuhan hukuman



lainnya



2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya murung gelisah tegang 3. Reaksi saat interaksi kooperatif 4. Gangguan konsep diri ya Lain-lain :



H. PENGKAJIAN SPIRITUAL Kebiasaan beribadah sering Lain-lain :



tidak tidak



Masalah Keperawatan :



Masalah Keperawatan :



marah/menangis tak kooperatif tidak



curiga



Masalah Keperawatan :



kadang-kadang



62



tidak pernah



I. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)



J. TERAPI



....................., ................................. Mahasiswa,



(.............................................)



63



ANALISA DATA Nama :………………………. No.RM: …………….



Data



Etiologi



Masalah Keperawatan



Data subyektif : Data Obyektif :



SESUAI DENGAN SDKI 2016



Diagnosa Keperawatan yang muncul



1. ……………………………………………….



64



Intervensi Keperawatan



Hari/tanggal



No. diagnosa



Tujuan hasil



&



kriteria



Waktu



Rencana tindakan



65



Rasional



Implementasi Keperawatan



Nama :………….. ………………………..



Hari/Tanggal



No. Diagnosa



No.RM



Waktu



66



Implementasi keperawatan



:



Paraf



Evaluasi Keperawatan



Nama :………….. ………………………..



Hari/Tanggal



No. Diagnosa



No.RM



Waktu



Perkembangan S



:



O :



A :



P :



67



:



Paraf



Lampiran 68



68



Lampiran 69



69



70



71



72



Lampiran 8



73



April 2018



74