Kti Kiki Lengkap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KARYA TULIS ILMIAH



Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Hipertensi melalui Penerapan Massage Teknik Effleurage untuk menurunkan tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Perampuan Diajukan untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun Akademik 2019/2020



OLEH : KIKI HADRYANTI AYU NISA NIM. P07120117025



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN MATARAM 2020



KARYA TULIS ILMIAH



Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Hipertensi melalui Penerapan Massage Teknik Effleurage untuk menurunkan tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Perampuan Diajukan untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun Akademik 2019/2020



OLEH : KIKI HADRYANTI AYU NISA NIM. P07120117025



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN MATARAM 2020



PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tanngan dibawah ini: Nama



: Kiki Hadryanti Ayu Nisa



NIM



: P07120117025



Program studi : DIII Keperawatan Mataram Institusi



: Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI



Menyatakan dengan sebanarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulisan ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. ...............,...... ............... 2020 Pembuat Pernyataan



Kiki Hadryanti Ayu Nisa NIM. P07120117025



Mengetahui, Mataram, 10April 2020 Pembimbing I,



Pembimbing II,



H.Awan Dramawan, S.Pd,M.Kes NIP.196402081984011001



Mas’adah,M.Kep NIP.197912202002122002



LEMBAR PERSETUJUAN



i



Karya Tulis Ilmiah oleh Kiki Hadryanti Ayu Nisa NIM. P07120117025 dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Hipertensi Melalui Penerapan Massage Teknik Effleurage



Untuk Menurunkan



Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan” telah diperiksa dan mendapatkan persetujuan untuk diujikan di depan tim penguji Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi D.III Keperawatan Mataram Tahun Akademik 2019/2020.



Mataram, 10Juli 2020 Pembimbing I,



Pembimbing II,



H.Awan Dramawan, S.Pd,M.Kes NIP.196402081984011001



Mas’adah,M.Kep NIP.197912202002122002



LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah oleh KIKI HADRYANTI AYU NISA NIM. P07120117025 dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Hipertensi Melalui Penerapan Massage Teknik Effleurage Untuk Menurunkan



ii



Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal :



Penguji Ketua



Dewan Penguji Penguji Anggota I



Penguji Anggota II



Rusmini, S.Kep.Ns., MM



H.Awan Dramawan, S.Pd,M.Kes



Mas’adah,M.Kep



NIP. 197010161989032001



NIP.196402081984011001



Mengetahui, Ketua Jurusan Keperawatan,



Rusmini, S.Kep.Ns., MM NIP. 197010161989032001



iii



NIP.197912202002122002



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Hipertensi Melalui Penerapan Massage Teknik Effleurage Untuk Menurunkan Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1.



Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd.,M.Kes. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram sekaligus selaku pembimbing I yang telah memberikan saran dan bimbingannya serta motivasi demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.



2.



Ibu Rusmini,S.Kep. Ns.,MM.selaku Ketua Jurusan Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram sekaligus penguji utama yang telah memberikan saran, bimbingan, motivasi, serta saran dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.



3.



Bapak H. Moh.Arip,S.Kp.,M.Kes. Selaku Ketua Program Studi D.III Keperawatan Mataram di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.



4.



Ibu Mas’adah, M.Kep. selaku pembimbing II yang telah memberikan saran dan bimbingannya serta motivasi demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.



5.



Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis.



6.



Kedua orang tua tersayang terima kasih atas kasih sayang, do’a, dukungan dan pengorbanannya, sehingga penulis bisa tetap semangat dan terus maju dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.



7.



Semua teman-teman seperjuangan D.III Keperawatan Mataram angkatan 2019/2020, terima kasih atas support dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.



iv



Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Demikian, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Mataram, Juli 2020 Penulis



v



ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI MELALUI PENERAPAN MASSAGE TEKNIK EFFLEURAGE UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAMPUAN Kiki Hadryanti Ayu Nisa1, H.Awan Dramawan, S.Pd,M.Kes 2, Mas’adah, M.Kep 3 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Jl. Kesehatan V/10 Mataram Telp. (0370) 621383 Email : [email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Massage Effleurage adalah bentuk masase dengan menggunakan telapak tangan yang memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang yang digunakan untuk memberiksan efek relaksasi tubuh sehingga terjadi efek vasodilatasi. Peningkatan tekanan darah berkaitan dengan kerja jantung, penebalan arteri, dan faktor lainnya yang dalam jangka waktu lama tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi kerusakan pada organ lainnya. Tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita hipertensi melalui penerapan massage teknik effleurage untuk menurunkan tekanan darah di wilayah kerja Puskesmas Perampuan. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subyek studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengambil satu keluarga dengan salah satu anggota yang menderita hipertensi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat penurunan tekanan darah pada anggota keluarga penderita hipertensi setelah diberikan tindakan selama 3x dengan nilai penurunan tekanan darah sistol yaitu sebesar 8 mmHg dan tekanan diastol sebesar 6 mmHg. Kesimpulan yang didapatkan yaitu terdapat pengaruh massage effleurage terhadap penurunan tekanan darah pada keluarga dengan salah satu anggota menderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan. Massage Effleurga dapat dijadikan sebagai pengganti terapi nonfarmakologi yang bisa diterapkan keluarga di rumah. Kata Kunci : Hipertensi, Massage Effleurage, Tekanan darah,.



1 Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram 2,3 Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram vi



NURSING FAMILY CARE WITH ONE OF THE FAMILY MEMBERS SUFFERING HYPERTENSION THROUGH THE APPLICATION OF EFFLEURAGE MASSAGE TO REDUCE BLOOD PRESSURE IN THE PUSKESMAS PERAMPUAN ENVIRONMENT Kiki Hadryanti Ayu Nisa1, H.Awan Dramawan, S.Pd, M.Kes 2, Mas'adah, M.Kep 3 Department of Nursing Poltekkes Kemenkes Mataram Jl. Health V / 10 Mataram Tel. (0370) 621383 Email: [email protected] ABSTRACT Background : Massage Effleurage is a form of massage using palms that exert gentle pressure on the surface of the body in a recurrent circular direction that is used to examine the relaxing effect of the body so that the vasodilation effect occurs. Increased blood pressure is related to the work of the heart, thickening of the arteries, and other factors that are not treated for a long time can cause complications of damage to other organs.The purpose of the case study This is illustratefamily nursing care with one family member suffering from hypertension through the application of effleurage massage techniques to reduce blood pressure in the working area. This research method uses descriptive method with a case study approach. The case study subject used in this study was to take one family with one member suffering from hypertension. Data collection is done by interview and observation. The results obtained are a decrease in blood pressure in family members with hypertension after being given action for 3x with a systolic blood pressure decrease of 8 mmHg and a diastolic pressure of 6 mmHg. The conclusion was that there was an effect of massage effleurage on the reduction of blood pressure in families with one member suffering from hypertension in the Work Area of the Public Health Center. Effleurga Massage can be used as a substitute for non-pharmacological therapy that can be applied by families at home. Keywords :Hypertension, Effleurage Massage, Blood Pressure ,.



1 Student of the Nursing Department of the Poltekkes Kemenkes Mataram 2.3 Lecturer of Nursing Department of Health Ministry of Health, Mataram



vii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................iii KATA PENGANTAR ...............................................................................................iv ABSTRAK..................................................................................................................vi ABSTRACT...............................................................................................................vii DAFTAR ISI ...........................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................ix DAFTAR TABEL ......................................................................................................x BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................1 1.1 Latar Belakang........................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4 1.3 Tujuan Studi Kasus.................................................................................................4 1.4 Manfaat Studi Kasus...............................................................................................5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................7 2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan salah satu anggota menderita hipertensi.................................................................................................................7 2.1.1 Konsep Keluarga.................................................................................................7 2.1.2 Konsep hipertensi..............................................................................................14 2.1.3 Asuhan Keperawatan keluarga..........................................................................19 2.2 Massage Teknik Effleurage..................................................................................35 BAB 3 METODE STUDI KASUS ..........................................................................47 3.1 Rancangan Studi Kasus.........................................................................................47 3.2 Subyek Studi Kasus..............................................................................................47 3.3 Fokus Studi Kasus.................................................................................................48 3.4 Definisi Operasional.............................................................................................48 3.5 Instrumen Studi Kasus..........................................................................................49 3.6 Metode Pengumpulan Data...................................................................................49 3.7 Tempat dan Waktu................................................................................................50 3.8 Analisis dan Penyajian Data.................................................................................50 3.9 Etika Studi Kasus..................................................................................................51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil studi kasus...................................................................................................44 4.2 Pembahasan...........................................................................................................58 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan...........................................................................................................66 5.2 Saran.....................................................................................................................67 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................68 LAMPIRAN ..............................................................................................................70



viii



DAFTAR GAMBAR gambar 2. 1 Effleurage pertama bagian punggung.................................................... 47 gambar 2. 2 Effleurage kedua punggung kanan......................................................... 48 gambar 2. 3 Effleurage kedua punggung kiri .............................................................48 gambar 2. 4 Effleurage kombinasi pijatan .................................................................49 gambar 2. 5 Effleurage (gosokan-palmar stroking)................................................... 51 gambar 2. 6 Effleurage bagian tengkuk dan bahu...................................................... 51 gambar 2. 7 Effleurage pertama bagian lengan dan tangan .......................................52 gambar 2. 8 Effleurage kedua bagian lengan dan tangan ..........................................53 gambar 2. 9 Gosokan pada telapak tangan .................................................................54 gambar 2. 10 Gosokan pada otot Thenar dan Hypothenar .........................................54 gambar 4. 1 Genogram................................................................................................45 gambar 4.2 Denah rumah...........................................................................................46



ix



DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan JPC-V..................................................15 Tabel 2.2 Skoring Diagnosis Keperawatan.................................................................26 Tabel 2.3 Susunan anggota keluarga..........................................................................55 Tabel 2.4 Pemeriksaan fisik........................................................................................62 Tabel 2.5 Analisa data.................................................................................................64 Tabel 2.6 Skoring masalah keperawatan 1.................................................................65 Tabel 2.7 Skoring masalah keperawatan 2.................................................................66 Tabel 2.8 Intervemsi keperawatan..............................................................................67 Tabel 2.9 Implementasi Keperawatan.........................................................................68 Tabel 3.0 Evaluasi Keperawatan.................................................................................69



x



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Penyakit hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hipertensi mencetuskan timbulnya plak aterosklerotik di arteri serebral dan arteriol, yang dapat menyebabkan oklusi arteri, cedera iskemik dan stroke sebagai komplikasi jangka panjang (Yonata,2016). Badan penelitian kesehatan dunia WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Berdasarkan Data Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia menurut kelompok umur yaitu 18-24 tahun (13,2%), 25-34 tahun (20,1%), 35-44 tahun (31,6%), 4554 tahun(45,3%), 55-64 tahun (55,2%), 65-74 tahun (63,2%), 75+ (69,5%). Dari profil kesehatan provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa penyakit terbanyak peringkat kedua puskesmas di provinsi NTB tahun 2018 adalah hipertensi yaitu sebanyak 214.080. Diperkirakan penderita hipertensi usia ≥18 tahun di provinsi NTB sebanyak 358.110 jiwa dan mendapatkan pelayanan sebesar 56.107 jiwa (15,7%). Data Dinas Kesehatan Lombok Barat pada tahun 2018 menunjukkan bahwa hasil deteksi faktor resiko PTM menunjukkan pelayanan cakupan hipertensi pada penduduk umur ≥18 tahun di Lombok Barat yaitu sebesar 12,0%. Sedangkan di Puskesmas Perampuan sendiri menunjukkan jumlah penderita hipertensi yang berusia ≥18



1



2



tahun yaitu sebanyak 1347 orang dan yang mendapatkan pelayanan sebanyak 94 orang (7,0%). Meningkatnya tekanan darah berkaitan dengan kerja organ tubuh lainnya, seperti: meningkatnya kerja jantung untuk memompa lebih kuat sehingga volume cairan yang mengalir setiap detik bertambah besar, sementara arteri



besar



menebal



dan



kaku



akibat terjadinya



arteriosklerosis



(penyumbatan pembuluh darah). Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama



akan



merusak endothel



arteri



dan



mempercepat atherosklerosis.



Komplikasi dari hipertensi meliputi rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit serebrovaskuler (stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, demensia, dan atrial fibrilasi[ CITATION Sub14 \l 1033 ]. Semakin tua seseorang akan terjadi perubahan pada sistem kardiovaskuler dan jaringan lain yang ada kaitannya



dengan



kemungkinan



munculnya



hipertensi.



Hal



ini



akan



menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan psikologis. [ CITATION Gir16 \l 1033 ]. Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu



hipertensi yang tidak bisa diubah dan hipertensi yang dapat diubah. Hipertensi yang dapat diubah meliputi merokok, obesitas, gaya hidup yang monoton dan stres. Hipertensi yang tidak dapat dirubah meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, faktor keturunan (Rusdi & Isnawati, 2009). Berbagai upaya dapat dilakukan perawat untuk mengatasi hipertensi selama ini. Upaya yang dilakukan meliputi upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitasi), dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, dan kelompok-kelompok masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialitatif) (Nasrul, 1998). Salah satu upaya kuratif yang dapat digunakan oleh perawat dalam menurunkan tekanan darah yaitu teknik massage. Massage dapat dilakukan



3



dengan berbagai teknik diantaranya adalah teknik Effleurage. Effleurage adalah bentuk masase dengan menggunakan telapak tangan yang memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang. Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, menghangatkan otot, serta meningkatkan relaksasi fisik dan mental (Widhiyanti, 2017). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ananto (2017) menyatakan bahwa terdapat penurunan ratarata tekanan darah pada lansia penderita hipertensi yang diberi tindakan Massage Effleurage yaitu tekanan sistolik sebesar 13,27 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 6,4 mmHg. Terapi relaksasi diperlukan pada penderita hipertensi agar membuat pembuluh darah menjadi relaks sehingga akan terjadi vasodilatasi yang menyebabkan tekanan darah kembali turun dan normal. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan tindakan prosedural keperawatan dengan mengambil judul “Asuhan Keperawatan dengan pemberian Massage Teknik Effleurage untuk menurunkan tekanan darah pasien hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Perampuan” 2.1 Rumusan Masalah Bagaimanakah asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita hipertensi melalui penerapan massage teknik effleurage dapat menurunkan tekanan darah? 3.1 Tujuan 1. Tujuan Umum Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita hipertensi melalui penerapan massage teknik effleurage untuk menurunkan tekanan darah di Wilayah Kerja Puskesmas Perampuan. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melaksanakan pengkajian pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga penderita hipertensi wilayah kerja Puskesmas Perampuan.



4



b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga penderita hipertensi wilayah kerja Puskesmas Perampuan. c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga penderita hipertensi wilayah kerja Puskesmas Perampuan. d. Mampu melaksanakan tindakan massage effleurage pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga penderita hipertensi wilayah kerja Puskesmas Perampuan. e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan pada pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga penderita hipertensi wilayah kerja Puskesmas Perampuan. 4.1 Manfaat 1. Masyarakat : Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menurunkan tekanan darah melalui Massage Teknik Effleurage 2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan : Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang Keperawatan Keluarga dalam menurunkan tekanan darah pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga penderita hipertensi 3. Penulis Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan Massage Teknik Effleurage untuk menurunkan tekanan darah pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga penderita hipertensi 4. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data acuan pada penelitian selanjutnya.



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan salah satu anggota menderita hipertensi 2.1.1 Konsep keluarga A. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di dalam satu atap dalam keadaan saling berketergantungan (Harmoko, 2012). Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu - individu



yang ada di



dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama[ CITATION Kom10 \l 14345 ]. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang terhubung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga[ CITATION Fri13 \l 14345 ]. B. Ciri-ciri Keluarga Ciri – ciri keluarga menurut, [ CITATION Placeholder3 \l 14345 ] yaitu; 1. Diikat tali perkawinan 2. Ada hubungan darah 3. Ada ikatan batin 4. Memiliki tanggung jawab masing –masing 5. Ada pengambil keputusan 6. Kerjasama 7. Interaksi 8. Tinggal dalam suatu rumah



5



6



C. Bentuk-bentuk Keluarga Ada beberapa bentuk keluarga menurut, [ CITATION Placeholder3 \l 14345 ] yaitu; 1.



Keluarga inti (nuclear family), merupakan keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran natural maupun adopsi.



2.



Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.



3.



Keluarga besar (extended family), keluarga inti yang ditambah dengan keluarga lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu, termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian family).



4.



Keluarga berantai (serial family), keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.



5.



Keluarga duda atau janda (single family), keluarga yang terbentuk karena perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai.



6.



Keluarga komposit (composite family), keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.



7.



Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.



8.



Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuann menikah dengan ayah kandungnya.



9.



Keluarga tradisional dan nontradisional, keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan.



7



D. Struktur dan Fungsi Keluarga Struktur dan fungsi keluarga menurut, [ CITATION Placeholder3 \l 14345 ] yaitu; 1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. 2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 3. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. 4. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk



mengembangkan



kemampuan



individu



meningkatkan



penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan. Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi a.



Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.



8



b.



Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.



c.



Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.



d.



Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.



e.



Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.



f.



Fungsi religius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran agama.



g.



Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.



h.



Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga



tempat



untuk



mengembangkan



fungsi



reproduksi



secara



menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serta pendidikan seks bagi anak-anak. i.



Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.



E. Pemegang Kekuasaan Pemegang kekuasaan dalam tiap keluarga berbeda dalam mengatur kehidupan dalam keluarga. [ CITATION Placeholder3 \l 14345 ] membagi pemegang kekuasaan dalam rumah tangga atau keluarga dengan tiga jenis yaitu keluarga patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam



9



keluarga adalah pihak ayah. Sementara pada keluarga matriakal pihak ibu lebih dominan dan sebagai pemegang kekuasaan. Dan yang ketiga adalah equalitarian yaitu keluarga yang dalam keluarga ayah dan ibu sama-sama memegang kekuasaan. F. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga Menurut[ CITATION Placeholder3 \l 14345 ], tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap : 1.



Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.



2.



Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggung jawab, adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.



3.



Keluarga dengan usia anak prasekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan



sampai dengan 6 tahun. Mempunyai



tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggung jawab dengan anggota keluarga yang lain. 4.



Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas



untuk



anak,



pengaturan



keuangan,



kerjasama



dalam



menyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.



10



5.



Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertama 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas perkembangan keluarga ini untuk menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam tanggung jawab dan mempertahankan filosofi hidup.



6.



Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan tanggung jawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu.



7.



Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggung jawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.



8.



Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga



salah



satu



pasangan



meninggal



dunia.



Adapun



tugas



perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling merawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat. 2.1.2



Hipertensi A. Pengertian Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik



≥160 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (Brunner &



Suddart, 2001).



11



Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Sylvia Price,2005). B. Etiologi Penyebab hipertensi pada orang dengan usia lanjut adalah terjadinya perubahan-perubahan pada : 1. Elastisitas dinding aorta menurun. 2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku. 3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi. 5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. C. Klasifikasi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Hipertensi Esensial/Hipertensi primer Penyebab hipertensi primer belum diketahui dengan pasti,namun ada beberapa faktor yaitu : a. Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan meniliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. b. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur bertanbah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih). c. Kebiasaan hidup



12



Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress, merokok, minum alkohol, minum obat-obatan (ephederine, prednison, epineprin). 2. Hipertensi sekunder Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sbb : a. Penyakit ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor b. Penyakit vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolesterol dan Vaskulitis. c. Kelainan



endokrin



:



Diabetes



Melitus,



Hipertiroidisme,



Hipotiroidisme. d. Penyakit syaraf : Stroke, Enshepalitis, Syndrome Guilan Barre. e. Obat-obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid. D. Kriteria hipertensi The Join Nation Commiten on Detection, Evolution Treatment of High Blood Pressure, suatu badan penelitian hipertensi di USA menentukan batasan yang berbeda. Pada tahun 1933 yang dikenal dengan sebutan JPC-V, tekanan darah orang dewasa berumur 18 tahun diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan JPC-V



1.



Normal



Tekanan Darah Sistolik Diastolik 120



severe) (Dalaimartha & Wijaya,2004) E. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf sympatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis ke ganglia sympati di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatys ke ganglisa sympatis. Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut syaraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan



dilepaskannya



norepinefrin



mengakibatkan



konstriksi



pembuluh darah. Berbagai faktor seperi kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler (Brunner & Suddarth, 2012).



14



F. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi : 1. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arrterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur. 2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : a) Mengeluh sakit kepala, pusing. b) Lemas, kelelahan. c) Sesak nafas. d) Gelisah e) Mual. f) Muntah. g) Epistaksis. h) Kesadaran menurun 2.1.3 Konsep asuhan keperawatan keluarga 1. Pengkajian Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan, dimulai dari perawat menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengumulkan data tentang klien. Dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang didapat dari klien (Sumber data primer), dan data yang didapatkan dari orang lain (sumber data sekunder), catatan kesehatan klien, data hasil laboratorium, tes diagnostic, keluarga dan orang terdekat,



15



atau anggota tim kesehatan merupakan pengkajian dasar (Hidayat, 2012). Pengkajian yang dilakukan meliputi: a. Data Umum 1) Identitas Kepala Keluarga (nama, alamat, pekerjaan, pendidikan.) 2) Komposisi Keluarga (daftar anggota keluarga dan genogram) 3) Tipe Keluarga Menjelaskan mengenai tipe/jenis keluarga untuk menentukan tipe keluarga, lakukan identifikasi terhadap KK-nya, kemudian tentukan tipe keluarga sesuai dengan tipe yang ada. 4) Suku Bangsa Mengkaji budaya suku bangsa keluaga dapat digunakan untuk mengidentifikasi budaya suku bangsa yang terkait dengan kesehatan. 5) Agama Mengidentifikasi agama dan kepercayaan yang dianut keluaga. 6) Status Sosial Ekonomi Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga(orang tua maupun anak yang telah bekerja). Status social ekonomi keluarga juga dipengaruhi oleh barang ataupun kebutuhan keluarga. 7) Aktifitas Rekreasi Keluarga Yang dimaksud dengan rekreasi keluarga bukan hanya bepergian keluar rumah secara bersama atau sendiri menuju tempat rekreasi, tetapi tetapi kesempatan berkumpul di rumah untuk menikmati hiburan televise bersama juga termasuk rekreasi. b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh usia anak tertua dari keluarga inti. 2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi



16



Bagian ini menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga. Juga dilakukan pengidentifikasian mengapa tugas keluarga belum terpenuhi dan upaya yang telah dilakukannya. 3) Riwayat kesehatan keluarga inti Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan masingmasing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan. 4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Menjelaskan riwayat kesehatan generasi di atas keluarga tentang riwayat penyakit



keturunan,



upaya



generasi



tersebut



tentang



upaya



penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang dipertahankan sampai saat ini. c. Data Lingkungan 1) Karakteristik rumah Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan kebutuhan mck ( mandi, cuci dan kakus), sarana air bersih dan minum yang digunakan. Keadaan rumah akan lebih mudah dipelajari bila digambar dengan denah rumah. 2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal, meliputi kebiasaan, seperti lingkungan fisik, nilai atau norma serta aturan/ kesepakatan penduduk setempat, dan budaya setempat yang memengaruhi kesehatan. 3) Mobilitas geografis keluarga



17



Menggambarkan mobilitas keluarga dan anggota keluarga. Mungkin keluarga sering berpindah tempat atau ada anggota keluarga yang tinggal jauh dan sering berkunjung pada keluarga yang dibina. 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya. 5) Sistem pendukung keluarga Jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang menunjang kesehatan ( askes, jamsostek, kartu sehat, asuransi atau yang lain). Fasilitas fisik yang dimiliki anggota keluarga ( peralatan kesehatan), dukungan psikologis anggota keluarga atau masyarakat dan fasilitas sosial yang ada di sekitar keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan upaya kesehatan. d. Struktur Keluarga 1)Struktur peran Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga secara formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat. 2)Nilai atau norma keluarga Menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari dan dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan. 3)Pola komunikasi keluarga Menjelaskan bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi. Perlu dijelaskan pula hal-hal apa saja yang juga memengaruhi komunikasi keluarga. 4)Struktur kekuatan keluarga Menjelaskan kemampuan keluarga untuk memengaruhi dan mengendalikan anngota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.



18



e.



Fungsi Keluarga 1) Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan anggota keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. 2) Fungsi sosialisasi Menjelaskan tentang hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang berlaku di keluarga dan masyarakat. 3) Fungsi Perawatan Kesehatan a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda



dan



gejala,



faktor



penyebab



dan



faktor



yang



memengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami anggota keluarga. b) Kemampuan mengambil keputusan untuk melakukan tindakan c) Kemampuan melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit d) Kemampuan



menciptakan



lingkungan



yang



dapat



meningkatkan kesehatan e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada f.



Stress dan Koping Keluarga Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian kurang lebih 6 bulan. Stressor jangka panjang adalah stressor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan keluarga berespon



19



terhadap stressor menjelaskan bagaimana keluarga berespon terhadap stressor yang ada. Strategi koping yang digunakan menjelaskan tentang mekanisme pembelaan terhadap stressor yang ada. Disfungsi strategi adaptasi menjelaskan tentang perilaku keluarga yang tidak adaptif ketika mempunyai masalah. 1) Harapan Keluarga Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan maasalah kesehatan yang terjadi. 2)Pemeriksaan Kesehatan Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga yang dilakukan tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di klinik ( rumah sakit) meliputi pengkajian kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu. 2. Diagnosa Keperawatan a.



Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Magalya (1978) sebagai berikut. (Tabel 2.2 Skoring Diagnosis Keperawatan) No 1



2



3



4



Kriteria Sifat masalah Tidak/kurang sehat Ancaman Kesehatan Krisis atau keadaan sejahtera Kemungkinan masalah dapat diubah Dengan Mudah Hanya sebagian Tidak dapat Potensial masalah untuk dicegah Tinggi Cukup rendah Menonjolkan masalah Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah tetapi tidak segera



Skor



Bobot 1



3 2 1 2 2 1 0 1 3 2 1 1 2 1



20



ditangani Masalah tidak dirasakan



0



Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan : 1) Tentukan skor sesuai dengan kriteria yang sudah dibuat perawat 2) Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot 3) Jumlah skor untuk semua kriteria skor tertinggi adalah 5 Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke sistem keluarga dan subsistemnya serta merupakan hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalahkesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman (Friedman, 2010). Tipologi keperawatan keluarga menurut suprajitno (2014) adalah sebagai berikut: 1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawata dengan cepat 2) Diagnosis resiko atau resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat 3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan.



21



Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah : a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga. b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan. c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif,



yaitu ketidakmampuan



mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan. d. Kesiapan peningkatan koping keluarga



yaitu pola adaptasi



anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami



klien



secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien. e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan. f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.



22



g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga)



yang membatasi kemampuan dirinya dan



klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis keperawatan keluarga menggunakan lima skala ketidak mampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan keperawatan yaitu: 1) Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena: a) Kurang pengetahuan atau ketidak tahuan fakta b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui c) Sikap dan falsafah hidup 2) Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk melaksanakan tindakan, disebabkan karena: a) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah b) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol c) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan kurangnya sumber daya keluarga d) Tidak sanggup memilih tindakan dinatara beberapa pilihan e) Ketidak cocokan pendapat dari keluarga f) Tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada g) Takut dari tindakan yang dilakukan h) Sikap negatif terhadap tindakan petugas atau tenaga kesehatan



23



i) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang dilakukan. 3) Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan kerena: a) Tidak mengetahui keadaan penyakit b) Tidak



mengetahui



tentang



perkembangan



perawat



yang



dibutuhkan c) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawat d) Tidak seimbangnya sumber daya yang ada dalam keluarga e) Sikap negatif terhadap penyakit f) Konflik individu dalam keluarga g) Sikap dan pandangan hidup h) Perilaku yang mementingkan diri sendiri 4) Ketidak mampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang



kondusif



yang



dapat



mempengaruhi



kesehatan



dan



perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena: a) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab atau wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi sarat b) Kurang dapat melihat



untung dan manfaat



lingkungan rumah c) Ketidak tahuan pentingnya sanitasi lingkungan d) Konflik personal dalam keluarga e) Ketidak tahuan tentang usaha pencegahan penyakit



pemeliharaan



24



f) Sikap dan pandangan hidup g) Ketidak kompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah. 5) Ketidak mampuan keluarga dalam menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan, disebabkan karena: a) Tidak mengetahui adanya fasilitas kesehatan b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh c) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga kesehatan d) Pengalaman yang kurang baik dari petugas e) Rasa takut pada akibat tindakan f) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan. b. Diagnosa Keperawatan keluarga Dengan Hipertensi 1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota keluarga 2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi 3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi 4) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi 5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan



fasilitas



kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi.



pelayanan



25



3. Intervensi keperawatan keluarga Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut : a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang penyakit hipertensi. Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi. Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan. Intervensi



:



1) Berikan informasi yang tepat mengenai hipertensi. 2) Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan. 3) Dorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan keluarga dengan hipertensi.



26



b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat



mengetahui



akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi. Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat. Intervensi: 1) Identifikasi konsekuensi bila tidak dilakukan tindakan. 2) Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada di sekitar keluarga 3) Diskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan. c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi Sasaran



:



Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat



anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi. Tujuan



: Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap



anggota keluarga yang menderita hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi secara tepat.



27



Intervensi: 1) Demonstrasikan cara perawatan hipertensi. 2) Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah. 3) Awasi keluarga melakukan perawatan d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan. Sasaran



: Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang



pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi. Tujuan



:



Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat



menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi Standar



:



Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat



mempengaruhi penyakit hipertensi. Intervensi



:



1) Temukan sumber yang dapat digunakan keluarga. 2) Lakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin. e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.



28



Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi penyakit



hipertensi setelah tiga kali



kunjungan rumah. Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi. Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat. Intervensi : 1) Gunakan fasilitas yang ada di sekitar lingkungan. 2) Bantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. 4. Implementasi keperawatan Implementasi keperawatan merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan .Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilakasanakan untuk memodifikasi faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Pada waktu perawat memberikan pelayanan keperawatan, proses pengumpulan dan analisa data berjalan terus-menerus, guna perubahan atau penyesuaian tindakan keperawatan, pengorganisasian pekerjaan perawat serta lingkungan fisik untuk pelayanan yang dilakukan [ CITATION hid12 \l 1057 ].



Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagaiberikut:



29



a. Tahap 1: persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang di indentifikasi pada tahap perencanaan. b. Tahap 2: Intervensi Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dariperencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen, dan interdependen. c. Tahap 3 : Dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus di ikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan,



pelaksanaan



sudah



berhasil



dicapai.



Melalui



evaluasi



memungkinkan perawat untuk memonitor kealfaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan tindakan (Nursalam, 2008) Dalam buku Nursalam (2008) Konsep dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan



30



keperawatan dapat dilakukan dengan: a. Evaluasi proses, fokus pada evalusi proses adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan setelah perencanaan keperawatan diimplemetasikan untuk membantu menilai efektifitas intervensi tersebut. b. Evaluasi hasil, fokus evalusi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif, fleksibel, dan efesiensi. 2.2 Massage teknik Effleurage Pada Keluarga dengan Hipertensi a. Pengertian Massage dalam bahasa Arab dan Perancis berarti menyentuh atau meraba. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai pijat atau urut. Selain itu massage dapat diartikan sebagai pijat yang telah disempurnakan dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia atau gerakan-gerakan tangan yang mekanis terhadap tubuh manusia dengan mempergunakan bermacam-macam bentuk pegangan atau teknik. Effleurage adalah suatu gerakan dengan mempergunakan seluruh permukaan telapak tangan melekat pada bagian-bagian tubuh yang digosok[ CITATION Bam14 \l 1033 ]. b. Efek atau guna Effleurage Efek yang dihasilkan massage dalam [ CITATION Bam14 \l 1033 ] adalah : a) Membantu melancarkan peredaran darah vena dan peredaran darah getah bening atau cairan limfa. b) Membantu memperbaiki proses metabolisme. c) Menyempurnakan proses pembuangan sisa pembakaran atau mengurangi kelelahan. d) Membantu penyerapan (absorpsi) pada peradangan.



31



e) Relaksasi dan mengurangi rasa nyeri. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ananto 2017 pemberian massage effleurage yang dilakukan pada bagian punggung dan ekstermitas atas selama



3x dalam seminggu dengan durasi 20 menit menunjukkan



pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah. c. Variasi Effleurage a) Gosokan dengan mempergunakan telapak tangan dilakukan dengan tekanan yang dangkal (super facial stroking). b) Gosokan dengan mempergunakan pangkal telapak tangan dilakukan dengan tekanan yang dalam. c) Gosokan dengan mempergunakan punggung kepalan tangan pada otototot yang besar dan lebar daerah pinggang dan punggung dilakukan dengan tekanan yang dalam. d) Gosokan dengan menggunakan dua ibu jari. d. Prosedur Pelaksanaan Massage Effleurage Prosedur pelaksanaan dalam melakukan massage teknik effleurage secara singkat adalah sebagai berikut[ CITATION Bam14 \l 1033 ]: a) Effleurage pada bagian punggung dengan posisi tengkurap. (1) Effleurage pertama Gosokkan pada otot-otot pinggang dan punggung secara kuat, dengan kedua telapak tangan diletakkan pada kanan-kiri di antara pinggang dan pantat, kedua ibu jari masing-masing terletak pada sisi kanan-kiri daerah sakralis, dengan posisi keempat jari-jari merapat dan ibu jari terpisah (abduksi). Kemudian bersama-sama menggosok secara kuat pada daerah kanan-kiri otot-otot punggung samping susunan tulang belakang. Setelah kedua tangan sampai pada daerah pangkal leher saling terpisah masing-masing menuju bahu dan ibu jari menggosok kanan kiri prosesus spinossus cervical, kemudian tangan digosokkan kearah bahu, sehingga ujung jari terletak pada ujung



32



bahu, kemudian tangan ditarik menuju daerah sakral dengan tekanan ringan. Kedua tangan digosokkan menuju tengkuk, membelok ke bahu, kemudian ditarik kembali secara ringan ke daerah sacral (lebih lateral dari gosokan pertama). Kedua tangan digosokkan ke tengkuk secara kuat seperti gosokan pertama dan kembali sampai daerah pinggang membelok ke lateral, kemudian kembali ke sacral. Kedua tangan mengggosok ke tengkuk bahu secara kuat, lalu kembali sampai di bawah garis pinggang, kemudian ditarik kembali ke daerah sacral. Kedua tangan digosokkan ke atas sampai tengkuk lalu ke lateral sampai ujung bahu dan kembali ke sacral dengan jari-jari terpisah.



Gambar 2. 11 Effleurage pertama bagian punggung (2) Effleurage kedua Gosokan dengan telapak tangan pada otot-otot kanan-kiri pinggang punggung dengan menggunakan satu tangan bergantian dengan cara : Gosokan dengan telapak tangan pada sisi kanan tulang belakang Tangan kiri pemijat memegang ujung bahu kiri pasien kemudian tangan kanan pemijat melakukan gosokan kuat dengan telapak tangan dimulai dari daerah sacral menuju tengkuk dan bahu,



33



kembali secara ringan ke posisi semula, untuk melakukan gosokan ulangan (gosokan ini dilakukan 3x ulangan).



Gosokan dengan2. telapak tangankedua pada punggung sisi kiri tulang gambar 12Effleurage kananbelakang. Tangan kanan pemijat memegang batas lipat pantat, kemudian tangan kiri pemijat melakukan gosokan kuat dengan telapak tangan dimulai daerah sacral menuju tengkuk dan bahu, kembali secara ringan ke posisi semula untuk melakukan gosokan ulangan (Gosokan ini diulangi sebanyak 3x).



(3) Effleurage (kombinasi pijatan) gambar 2. 13 Effleurage kedua punggung kiri Effleurage dan pijatan pada otot trapezius tepi atas dengan menggunakan jari-jari kedua belah ibu jari tangan pemijat diletakkan pada tepi atas trapezius sebelah kanan dan kiri cervicalis, telapak tangan diletakkan pada tengah-tengah bahu. Kedua belah tangan menggosok dengan tekanan kuat kearah bahu,



34



kemudian



otot



trapezius



diangkat



dan



dipijat



dengan



menggunakan antara ibu jari dan jari-jari pada masing-masing samping sebanyak 3x ulangan. Kemudian kembali dengan menggosok secara ringan ke posisi semula untuk mengulang sebanyak 3x.



gambar 2. 14 Effleurage kombinasi pijatan (4) Effleurage (gosokan-palmar stroking) Gosokan/palmar stroking pada daerah pinggang dengan cara : Telapak tangan yang diperkuat dengan tangan kiri diletakkan di tepi thorax bagian jarum jam, setengah lingkaran menekan kuat, setengah lingkaran menekan ringan, setiap titik dikerjakan 3x putaran. Kemudian bergeser kearah sudut scapula bagian lateral, dilanjutkan kebawah sudut scapula bagian lateral dan akhirnya pada daerah bawah sudut scapula bagian dalam. Kemudian kembali ke posisi semula untuk melakukan pijatan ulang (diulang sebanyak 3x). Setiap pergeseran dari satu titik ke titik berikutnya tangan pemijat tetap kontak, untuk massage daerah scapula kiri, tangan kanan diletakkan di sebelah atas spina scapula kiri dan tepi telapak tangan samping kelingking persis di sebelah lateral vertebra thoracalis bagian atas. Pijatan dilakukan dengan teknik yang sama, kecuali arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam.



35



Kemudian kembali ke posisi semula untuk melakukan pijatan ulang (diulangi sebanyak 3x). Tangan digosokkan secara ringan dari samping thorax ke lateral pinggang, lalu kembalinya digosokkan dengan tekanan kuat, setelah sampai di tengah vertebra, gosokkan sedikit membelok kearah thorax (gosokan ini dilakukan 3x ulangan). Untuk samping kiri dikerjakan dengan teknik yang sama kecuali tangan kanan ujung jari terletak pada daerah thorax (diulang sebanyak 3x)



gambar 2. 15 Effleurage (gosokan-palmar stroking) b) Effleurage posisi duduk pada bagian tengkuk dan bahu. Gosokkan samping kanan tengkuk dan bahu godokan dengan 3 ujung jari kanan dimulai dari prosesus mastoideus sampai acromean, tangan kiri pemijat memegang kepala pasien bagian samping kiri, dosis 5 kali. Gosokan samping tengkuk dan bahu kiri dengan cara sebaliknya.



36



c) Effleurage posisi duduk pada bagian lengan dan tangan. gambar 2. 16 Effleurage bagian tengkuk dan bahu 1) Effleurage pertama Gosokkan kuat dengan menggunakan tangan kanan dengan cara : Tangan kiri memegang tangan pasien (sedikit diangkat) kemudian tangan kanan pemijat menggosok lengan pasien, bagian lateral, dimulai dari pergelangan tangan menuju ke ujung proximal lengan atas, dengan tekanan kuat. Setelah sampai di ujung lengan atas, kemudian kembali ke posisi semula dengan tekanan ringan, untuk selnajutnya melakukan gosokan ulangan (gosokan ini diulang sebanyak 3x). Gosokan kuat dengan menggunakan tangan kiri dengan cara : Tangan kanan memegang tangan pasien (sedikit diangkat), tangan kiri melakukan gosokan pada lengan bagian medial seperti yang dilakukan tangan kanan (gosokan diulang sebanyak 3x).



37



2) gambar Effleurage kedua (gosokanpertama kuat bergantian pada otot deltoidius) 2. 17 Effleurage bagian lengan dan tangan Tangan kiri diletakkan pada ujung otot deltoidius (bagian origo), tangan kanan diletakkan pada pangkal otot deltoideus (bagian insertio). Kemudian secara bergantian melakukan gosokan, ke ujung dengan tekanan kuat, sedangkan



ke pangkal dengan tekanan ringan



(gosokan ini dilakukan 5x berulang).



gambar 2. 18 Effleurage kedua bagian lengan dan tangan 3) Gosokan pada ibu jari dan telapak tangan Tangan pasien diletakkan tengadah, disangga oleh jari-jari pemijat, ibu jari kiri pemijat diletakkan pada telapak tangan samping kelingking, sedang ibu jari kanan diletakkan pada telapak tangan samping ibu jari pasien. Kemudian kedua ibu jari digosokkan secara



38



kuat kearah berlawanan (zig-zag) dan kembali dengan tekanan ringan (Gosokan ini diulang sebanyak 5x)



gambar 2. 19 Gosokan pada telapak tangan 4) Gosokan ibu jari pada otot thenar dan hypotenar Tangan pasien ditekan dengan posisi tengadah/disangga dengan kedua tangan ibu jari kiri pemijat pada otot hypotenar sedang ibu jari kanan pada otot thenar, kemudian ibu jari digosokkan kearah pergelangan tangan secara kuat secara bergantian. Kembali dengan tekanan ringan (Gosokan ini dilakukan 5x berulang)



gambar 2. 20 Gosokan pada otot Thenar dan Hypothenar



BAB 3 METODE STUDI KASUS 3.1 Rancangan Studi Kasus Karya tulis ilmiah yang digunakan adalah studi kasus prosedur tindakan keperawatan. Studi kasus berorientasikan pada asuhan keperawatan dengan pendekatan



yang



dilaksanakan



secara



komperehensif



dimana



bentuk



pelaporannya lebih memaparkan secara mendalam salah satu tindakan fokus sesuai masalah (prosedur tindakan tertentu) dari rencana tindakan keperawatan menurut asosiasi institusi pendidikan vokasi keperawatan Indonesia [ CITATION AIP17 \l 1033 ].



Dalam studi kasus ini membahas tentang Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Massage Teknik Effleurage Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Keluarga Dengan Salah Satu Anggota Menderita Hipertensi 3.2 Subyek Studi Kasus Subyek pada penelitian ini adalah pasien lanjut usia yang mengalami hipertensi dengan kriteria : 1. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti[ CITATION Nur12 \l 1033 ] Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah a. Salah satu anggota keluarga yang bersedia menjadi responden. b. Salah satu anggota keluarga dewasa. c. Salah satu anggota keluarga yang mengalami tekanan darah sistolik diatas 140 dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab [ CITATION Nur12 \l 1033 ]



Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :



39



40



a. Mengalami patah tulang, luka bakar, atau luka terbuka pada daerah ekstermitas atas dan punggung. b. Memiliki kelainan tulang belakang. c. Mengikuti perawatan



alternatif



semacam pijat lainnya seperti



akupuntur. 3.3 Fokus Studi Fokus studi dalam studi kasus ini adalah pemberian massage teknik Effleurage pada salah satu anggota keluarga penderita hipertensi. 3.4 Definisi Operasional 1. Massage Effleurage adalah suatu gerakan dengan mempergunakan seluruh permukaan telapak tangan melekat pada bagian-bagian tubuh yang digosok pada bagian punggung, tengkuk dan bahu, dan ekstermitas atas selama 20 menit yang dilakukan selama 3x dalam seminggu. 2. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf, ginjal, dan pembuluh darah serta semakin tinggi tekanan darah maka resikonya akan semakin besar. 3.5 Instrumen Studi Kasus Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format pengkajian asuhan keperawatan gerontik dan bahan pelicin ((minyak (baby oil atau sejenisnya) atau balsem dan sejenisnya)). 3.6 Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut[ CITATION Mol10 \l 1033 ]. Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara dilakukan



41



dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun. 2. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, dilakukan observasi secara langsung dan menggunakan beberapa model instrument seperti skala penilaian dengan menggunakan Spygmanometer dan format lembar asuhan keperawatan gerontik untuk menentukan apakah terjadi penurunan tekanan darah atau tidak. Peneliti melakukan observasi sebanyak dua kali yaitu sebelum memulai pelaksanaan tindakan dan setelah selesai melaksanakan tindakan massage Eflleurage dalam waktu seminggu. 3.7 Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Perampuan pada waktu yang sudah di jadwalkan. 2. Waktu a. Penyusunan proposal Penyusunan proposal dilakukan pada bulan November 2019-maret 2020. b. Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16-20 juni 2020 3.8 Analisis dan Penyajian Data Data yang telah didapatkan dari responden dengan wawancara dan telah diolah kemudian disajikan dalam narasi beserta interprestasinya. Interprestasinya adalah pengambilan kesimpulan dari suatu data, data ditulis dalam bentuk narasi atau tekstuler. Narasi atau (tekstuler) Adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat [ CITATION Soe10 \l 1033 ].



42



Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul dari hasil wawancara dan observasi tentang pasien hipertensi, kemudian disajikan dalam bentuk narasi. 3.9 Etika Studi Kasus Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari institusi untuk mengajukan permohon ijin kepada institusi/lembaga tempat penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menekankan masalah etika yang meliputi: 1. Lembar Persetujuan (informed consent) Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan, Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain; partisipasi responden, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain 2. Tanpa Nama (Anonimity) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Untuk menjaga kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh



43



responden, penulis tidak mencantumkan nama secara lengkap, responden cukup mencantumkan nama inisial saja. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikampulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden akan dijaga kerahasiaanya oleh peneliti. 4. Azas Manfaat (Beneficience) Beneficience adalah prinsip untuk memberi manfaat bagi orang lain, bukan untuk membahayakan orang lain, melainkan bertanggung jawab dalam memberikan perawatan serta berkewajiban untuk melindungi.



BAB 4 HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Studi Kasus A. Gambaran lokasi penelitian UPT Puskesmas Perampuan merupakan salah satu dari 2 (dua) puskesmas yang ada di Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Dibangun pada tahun 2010, dengan luas wilayah kerja 13,49 Km2 atau 1283,16 Ha. Letak wilayah kerja UPT Puskesmas Perampuan mempunyai batas-batas sebagai berikut:  Sebelah Utara



: Kota Madya Mataram



 Sebelah Selatan



: Kecamatan Gerung



 Sebelah Barat



: Selat Lombok



 Sebelah Timur



: Desa Telaga Waru (wilayah kerja UPT Puskesmas



Labuapi) Wilayah kerja UPT Puskesmas Perampuan meliputi 6 (enam) desa, 36 dusun dan 9.126 rumah tangga. Keenam desa tersebut yaitu Desa Perampuan sebanyak 5 dusun, Desa Karang Bongkot sebanyak 4 dusun, Desa Bajur sebanyak 7 dusun, Desa Terong Tawah sebanyak 10 dusun, Desa Kuranji sebanyak 5 dusun, dan Desa Kuranji Dalang dengan 5 dusun. Wilayah kerja terluas adalah Desa Kuranji (3,65 Km2) dan wilayah terkecil adalah Desa Perampuan (1,15 Km2). Di Desa Perampuan inilah letak UPT Puskesmas Perampuan. Kontur wilayah merupakan dataran dengan hamparan bumi yang merata dan subur. Keadaan ini membuat potensi alam yang subur, dimana sumber mata pencaharian utama masyarakat dari pertanian dan kelautan serta sektor lainnya terutama perdagangan dan jasa-jasa. Secara demografi, berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan oleh Bidang Data dan Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Perampuan pada tahun 2016 sebesar 32.728 jiwa. 44



45



B. Asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi 1. Pengkajian a. Data umum a) Nama KK



: Tn.HM



b) Umur



: 56 tahun



c) Pendidikan



: SD



d) Pekerjaan



: Petani



e) Alamat



: Dusun Karang Bongkot



f) Komposisi keluarga



:



Tabel 2.3 Susunan anggota keluarga No.



Nama



Umur



Hubungan Jenis kelamin dengan kepala



Status perkawinan



Pekerjaan



Menikah



Petani



Menikah Belum menikah Belum menikah



Pedagang Mahasiswa



keluarga



1.



Tn.HM 54 thn



Pria



2. 3.



Ny.M Ny.S



55 thn 22 thn



Wanita Wanita



Kepala keluarga Istri Anak



4.



An.N



14 thn



Pria



Anak



g) Genogram Gambar 4.1 Genogram



Siswa



46



Keterangan : Laki-laki



Laki-laki meninggal



Perempuan



Perempuan meninggal



Tinggal serumah h) Tipe keluarga



:



Tipe nuclear family yaitu dalam keluarga terdiri dari ibu, ayah, dan anak. i) Budaya



:



Keluarga Tn.HM berasal dari suku sasak dan bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa sasak. j) Agama



:



Tn.HM dan seluruh anggota keluarganya beragama islam. Setiap hari Tn.HM selalu melaksanaan ibadah berjamaah di masjid. k) Status sosial ekonomi



:



Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari bekerja sebagai petani, berternak hewan, dan berdagang. l) Aktivitas rekreasi dan waktu luang



:



Rekreasi dilakukan di rumah dengan cara berkumpul dan berbincang bersama. 2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap



perkembangan



keluarga



Tn.HM



: merupakan



tahap



perkembangan keluarga dengan anak dewasa b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi



:



Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa. Anak tertua dari Tn.HM yaitu Ny.S belum bekerja karena masih menempuh perguruan tinggi. c. Riwayat kesehatan keluarga inti



47



a. Riwayat penyakit keturunan



:



(a) Tn.HM memiliki penyakit keturunan hipertensi. (b) Ny.M tidak memiliki riwayat penyakit keturunan b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga: (a) Tn.HM sudah menderita hipertensi sejak 3 tahun yang lalu (b) Ny.M tidak menderita peyakit apapun saat ini d. Riwayat Keluarga Sebelumnya



:



(a) Ibu dari Tn.HM menderita stroke (b) Ayah dari Tn.HM menderita hipertensi 3. Lingkungan a. Karakteristik Rumah -



Denah Rumah



:



Gambar 4.2 Denah rumah 1 4 2 5 3



6



Keterangan : 1 = Berugak



4 = Kamar tidur



2 = Kamar mandi



5 = Kamar tidur



3 = Dapur



6 = Kamar tidur



-



Status Rumah



: Milik sendiri



-



Tipe Rumah



: Permanen



-



Luas Rumah







-



Keadaan



: Sirkulasi dan pencahayaan baik



48



-



Kebersihan dan pencahayaan : Keadaan rumah bersih pencahayaan cukup



b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas



:



Hubungan antar tetangga baik dan selalu saling membantu dalam setiap acara besar yang diadakan. c. Mobilitas Geografis Keluarga



:



Keluarga Tn.HM selalu menetap dan tidak pernah melakukan transmigrasi maupun imigrasi. d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : Keluarga Tn.HM menghabiskan waktu berkumpul dengan mengobrol, menonton TV, dan makan bersama serta mengikuti kelompok masyarakat seperti remaja masjid. e. Sistem pendukung Keluarga



:



Dalam keluarta Tn.HM apabila terdapat masalah akan didiskusikan dengan Ny.M, fasilitas penunjang kesehatan di rumah sudah baik seperti bahan untuk P3K, tempat tidur yang nyaman, dan dukungan fisik dan psikologis yang baik. 4. Struktur Keluarga a. Pola Komunikasi Keluarga Anggota



keluarga



:



menggunakan



bahasa



sasak



dalam



berkomunikasi sehari-hari. Komunikasi selalu terbuka dan jika ada masalah selalu diselesaikan bersama. b. Struktur Kekuatan Keluarga



:



Dalam keluarga Tn.HM jika anak-anaknya berbuat salah makan Tn.HM akan menegur dan memberi nasihat. Yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn.HM dan Ny.M c. Struktur Peran



:



49



Tn.HM sebagai kepala keluarga mengatakan sudah memenuhi kebutuhan untuk anak dan istrinya, Ny.S dan An.N sebagai anak, dan Ny.M sebagai ibu dan istri sudah memenuhi tugasnya d. Nilai dan Norma Keluarga



:



Keluarga percaya bahwa hidup sudah diatur oleh Allah SWT dan membantu sesama akan membuat hidup bahagia. 5. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif



:



Hubungan



antar



keluarga



baik



selalu



memberikan kasih sayang baik antar anggota keluarga inti dan dengan keluarga besar, terdapat perasaan akrab di limgkuungan keluarga, setiap anggota keluarga selalu menghargai pendapat antar anggota. b. Fungsi Sosialisasi : Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, bersosialisasi dengan tetangga, dan selalu menerapkan nilai-nilai kebaikan yang diyakini didalam masyarakat seperti tolong-menolong. c. Fungsi Perawatan Kesehatan (Data Spesifik) 1) Kemampuan Mengenal Masalah Kesehatan : Anggota keluarga Tn.HM sudah mampu mengenali masalah kesehatan pada Tn.HM yaitu hipertensi. 2) Kemampuan Tindakan



Mengambil



Keputusan



Untuk



Melakukan



:



Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Tn.HM tidak langsung membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn.HM biasanya membeli obat di apotek. Namun jika kondisinya menjadi buruk, maka anggota keluarga yang sakit akan dibawa ke rumah sakit. 3) Kemampuan melakukan Perawatan terhadap Anggota Keluarga Yang Sakit



:



50



Keluarga Tn.HM sudah mampu menyediakan diet bagi Tn.HM yang menderita hipertensi, selalu mengingatkan Tn.HM untuk meminum obat hipertensi. 4) Kemampuan Menciptakan Lingkungan Yang Dapat Meningkatkan Kesehatan



:



Keluarga sudah mampu menjaga kebersihan rumah, ventilasi dan pencahayaan yang cukup. 5) Kemampuan Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Yang Ada : Keluarga Tn.HM mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan hanya jika ada anggota keluarga yang sakit parah. A. Stress dan Koping Keluarga Jika ada masalah dalam keluarga Tn.HM maka semua diselesaikan dengan cara musyawarah untuk memikirkan jalan keluarnya bersama. B. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang dihadapi Keluarga berharap perawat dapat memberikan pelayanan yang baik dalam perawatan jangka panjang hipertensi. C. Pemeriksaan fisik head to toes Tabel 2.4 pemeriksaan fisik Anggota keluarga



Kepala



Leher



Tn.HM



Ny.M



Ny.S



An.N



Bentuk simetris, warna rambut hitam terdapat uban, tidak terdapat benjolan Bentuk simetris, tidak ada



Bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak terdapat benjolan.



Bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak terdapat benjolan.



Bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak terdapat benjolan.



Bentuk simetris, tidak ada



Bentuk simetris, tidak ada



Bentuk simetris, tidak ada



51



benjolan, tidak ada distensi vena jugularis Dada simetris, tidak ada jaringan parut, tidak ada lesi, tidak ada Dada suara nafas tambahan, suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada deviasi trakea Tidak ada lesi tidak ada Abdomen jaringan parut. Bising usus 13x/menit Tidak terdapat lesi, jejas, dan ekstremitas jaringan parut. CRT