Kumpulan Puisi Beserta Analisisnya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Feny Annisa Rahmawati Nim : 12210193026 Kelas : TBIN-4C 1. menulis puisi Merindumu dalam diam Aku mencintaimu dalam diam Menahan rindu yang kian tak teredam Ingin rasanya aku betemu denganmu Tapi menyapu saja aku tak mampu Dalam sepi terbalut rindu Aku menyebuttt namamu Kutukan rindu menyelimutiku Lalu apa dayaku? Bahkan anginpun membisu ketika aku mengadu apapun yang bertalian denganmu Mungkin bagiu cukup tuhan yang tahu Tentang apa saja dan bagaimana perasaanku Perihal rindu yang tak berujung temu Biarlah jadi urusanku Doa menjadi penawar rindu Karena bahagiaku, masih bisa menyilpkan namamu dalam doaku 2. analisis puisi “merindumu dalam diam” Unsur intrinsik a. Tema Pada puisi “merindumu dalam diam” penulis mengangkt tema tentang kerinduan terhadap seseorang b. Amanat Dalam puisi ini penulis mengungapkan rasa kesepian dan kerinduannya dengan menghayalkan dan berharap dapat bertemu kembali dengan orang yang dirindukan. Sehingga membuat penulis yakin akan datang sosok yang dirindukan selama ini yang telah terpisahkan Jadi amanat yang dapat kita peroleh dari puisi ini adalah jangan pernah menyerah dan jangan pernah putus asa dengan apa yang kita inginkan. Kita harus yakin bahwa suatu saat apa yang kita inginkan dapat tercapai. c. Diksi Diksi merupakan pemilihan kata kata yang dilakukan oleh penulis dalam karyanya. Karena puisi adalah karya sastra yang sedikit menggunakan kata katatetapi memiliki banyak makna, maka sebaiknya kata kata yang dipilih dalam penulisan puisi harus secermat mungkin. Dalam puisi “ merindumu dalam diam“ penulis menggunakan diksi yang mudah dimengerti dalam sekali baca. Penulis juga kurang selektif dalam menuliskan puisinya sehingga kata kata yang tertulis dalam puisi tersebut terbilang mudah untuk dipahami. Penulis memilih kata kata yang sederhana dan tidakm terlalu memberatkan pembaca. Pemilihan kata kata yang penulis lakukan membuat pembaca merasa lebih jelas dalam merasakan suasana hati yang di curahkan oleh penulis.



d. Imaji Dalam puisi ini penulis menggunakan imaji perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Pada puisi ini memang tidak terlalu memunculkan teknik imaji yang dominan, tetapi penulis masih mampu membuat pembaca merasakan apa yang penulis rasakan dan sampaikan melalui pusi tersebut. e. Majas Penulis dalam menuliskan karyanya tidak begitu dominan dalam menampilkan majas atau gaya bahasa. Dalam puisi ini penulis penulis menggunakan gaya bahasa sinestesia, hiperbola, dan persinifikasi f. Rima Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Sedangkan irama adlah lagu kalimat yang digunakan penyair dalam mengapresiasikan puisinya.rima dalam puisi "merindumu dalam diam" beraturan Unsur ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangun cerita sebuah karya. Unsur ekstrinsik pada puisi "merindumu dalam diam" adalah pengalaman pribadi penulis yang sangat merindukan seseorang yang ia cintai. Penulis merasakan kebimbangan dan kegelisahan karena ada hal yaitu kerinduan pada seseorang yang ia cintai. Kerinduan itu datang ketika ia berada dalam kesunyian sehingga kerinduan itu lebih ia rasakan namun ia hanya dapat menyebutkan namanya dalam setiap doa 3. Tahap kreatif A. Pencarian ide Pada tahap pencarian ide, yang dilakukan penulis adalah (1) berjalan-jalan, dan (2) mendengarkan musik. Penulis merupakan siswa yang gemar berjalan-jalan dan mendengarkan musik jenis instrumental. Kegemarannya ini dimanfaatkannya untuk mencari ide ketika akan menulis puisi. B. Pengendapan atau Perenungan Ide Tahap pengendapan atau perenungan ide yang dilakukan penulis adalah membuat catatan-catatan kecil terlebih dahulu sebelum mulai menulis puisi. Terakhir, pada tahap pengendapan atau perenungan ide adalah dengan cara langsung menuliskan ideide yang didapatnya ke dalam puisi. C. penulisan Tahap penulisan puisi yang berikutnya adalah tahap penulisan oleh penulis, pada tahap ini penulis menuliskan secara bertahap, namun ada juga yang dituliskan dalam sekali wwaktu. D. revisi Dalam proses ini penulis melakukakan mempertentangkan apa saja yang akan ditulis dengan cara mendiskusikan puisi tersebut dengan temannya dan keluarganya. Dengan mendengarkan masukan dari teman dan keluarganya penulis melakukan revisi agar puisi yang ditulisnya layak untuk dibaca dengan mengubah beberapa gaya bahasa agar mudah dimengerti



Nama Kelas Nim



: Muhammad Lazim Yusuf : TBIN 4C : 12210193081



Dalam sepi ku menanti Akan datang indahnya malam Yang selalu membawa kesepian Oh…..aku sangat menantikannya Suatu keindahan dalam sepi Menemani malamku dalam sunyi Teringat pada sang maha pencipta Kuucapkan kata-kata mesra Cinta kasih yang selalu melekat Untuk terus mengamalkan suatu ajarannya Sehingga kelak bisa Sentosa Karena tuhan kita Bahagia Unsur intrinsik 1. Tema 2. Amanat 3. Gaya Bahasa 4. Sikap 5. Perasaan 6. Rima 7. Tipografi Unsur ekstrinsik 1. Aspek historis



: Ketuhanan : Untuk selalu terus mengingat akan keagungan dari Tuhan YME : Penegasan : Serius (sungguh-sungguh) : Kesepian : Bunyi awal sampai akhir sama : Tepi kiri lurus dan huruf awal selalu menggunakan huruf kapital.



2. Aspek psikologis 3. Aspek religius



4. Aspek biografi



5. Aspek nilai



Kreatif Puisi



: banyak sekarang yang tidak terlalu perhatian dengan keagungan Tuhan sehingga pengarang menciptakan puisi yang menjuru tentang mengagungkan Tuhan : sang pengarang sangatlah menginginkan lagi agar orang-orang selalu tidak lalai dalam mengagungkan Tuhannya : puisi tersebut diangkat dari tema ketuhanan, walaupun pengarang Tidaklah terlalu khusyuk dalam beribadah, tetapi ia sangat memikirkan akan keagungan tuhan, karena dizaman sekarang sudah sangatlah kurang akan hal tersebut. : pengarang hidup di dalam lingkungan yang kental akan agama, Tetapi ia ingin sekali mengangkat tema tersebut, sehingga pembaca menikmati puisi tersebut lebih giat lagi dalam mengagungkan tuhan : contoh puisi yang mengandung nilai posistif yaitu “ karena Tuhan Kita Bahagia” mungkin nilai ini yang bisa mempunyai dampak Positif, karena kalau kita selalu mengagungkan dan ingat yakin kita akan mendapatkan selalu kebahagiaan.



: Pengarang memiliki pemikiran yang sudah terjadi di masyarakat sehingga



Bisa diketahui kreatif puisi dari pengalaman yang sudah dilalui dan dari Sekitar lingkungan pengarang sendiri.



Nama : Nikmatul Kopsoh NIM : 12210193084 Kelas : TBIN 4C Rasa Karya: Nikmatul Jejak jemejak rindu mulai berkalut Mendekap jiwa yang tak lagi berpaut Kisah ini perlahan mulai surut Mulanya kita saling mengucap janji Tuk tinggal di pelataran hati Namun kini terlukis di lembaran memori Oh sungguh… Tiada waktu tuk mengukur rindu yang mulai mengakar Bukan pula belajar merenung di selasar senja yang lebar 1. Unsur intrinsik a. Tema: seseorang yang merindukan masa lalunya b. Rasa: kesedihan, kerinduan c. Nada: sedih d. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini, penyair menggunakan makna konotasi atau tidak menggunakan kata atau makna yang sebenarnya seperti layaknya puisi lainnya e. Irama: dalam puisi ini iramanya tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah f. Tipografi: puisi berjudul rasa ini memiliki tipografi atau bentuk biasa, dan rapi terdiri dari 3 bait dan setiap bait terdiri dari 3 baris, pengarang tidak melakukan eksperimen pada bentuk puisi, namun isi dan unsur lainnya yang terkandung dalam puisi ini sudah cukupuntuk menjadi kekuatan makna dan ekspresi si pengarang g. Rima: rima akhir dengan vocal –I dimanfaatkan pengarang untuk menambah nilai keindahan puisi: Mulanya kita saling mengucap janji



Tuk tinggal di pelataran hati Namun kini terlukis di lembaran memori Rima akhir dengan vocal –u: Jejak jemejak rindu mulai berkalut Mendekap jiwa yang tak lagi berpaut Kisah ini perlahan mulai surut. h. Amanat: jangan pernah pergi, jika tak sanggup untuk melupakan i. Majas:menggunakan majas metafora, seperti pada kata “tiada waktu tuk mengukur rindu yang mulai mengakar” j. Penginderaan: -citraan taktil, seperti pada kata “Mendekap jiwa yang tak lagi berpaut” -citraan penglihatan, seperti pada kata “Bukan pula belajar merenung di selasar senja yang lebar”, “Mulanya kita saling mengucap janji”, “Tuk tinggal di pelataran hati”. 2. unsur ekstrinsik a. unsur biografi: nama pengarang Nikmatul kopsoh, tanggal lahir 09 november 2000, bertempat tinggal di Nganjuk dan dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, sedang menempuh pendidikan di IAIN Tulungagung, jurusan Tadris Bahasa Indonesia semester 4. b. unsur psikologi: ketika pengarang menulis puisi tersebut, keadaan psikologisnya sedang mengalami masalah dengan cinta dalam kehidupan nyata, perasaannya sedang sedih, menyesal, kesepian dan merindukan kisahnya yang telah berlalu. 3. Proses kreatif a.perencanaan ide: ide/inspirasi yaitu sesuatu yang menyentuh rasa jiwa yang membuat pengarang ingin mengekspresikannya dalam bentuk puisi. Sang pengarang pernah mempunyai pengalaman tentang masalah cinta, yang kemudian peristiwa itu ditangkap oleh panca indra lalu menimbulkan efek rasa sedih, kecewa, menyesal, marah dan sebagainya, lalu pada akhirnya akan dituliskan dala bentuk puisi b. perenungan: setelah mendapatkan ide, sang pengarang kemudian merenungi dan mematangkan ide tersebut, kemudian memikirkan kata-kata, diksi dan kata kunci yang tepat c. penulisan: jika perenungan ide sudah matang, maka sang pengarang mengungkapkan/menuliskan segala hal yang sudah ada di dalam otak tentang ide yang sudah didapatkan tadi



d. editing dan revisi: pengarang mengganti dan memperbaiki kata-kata, baik salah ketik, pergantian kata/kalimat dan tata tulis yang kurang sesuai pada bait-bait puisi.



Nama : Nila Sa’idah Zaeroni NIM : 12210193119 Kelas : TBIN 4C 1. Puisi Duka Asmaradahana Tuan Denting waktu Bersemayam aku Menyulam benang-benang rindu Mengatup gurat sembilu Lara Meratap pilu api asmara Laksana mega menikam baskara Redum bumantara Luruh rinai netra 2. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik A. Unsur Intrinsik 1) Unsur fisik puisi a. Pengimajian : puisi tersebut menggunakan pengimajian perasaan atau tactile imagery. b. Rima : di setiap akhir bait pertama terdapat persamaan bunyi U-U-U-U, sedangkan di akhir bait kedua terdapat persamaan bunyi A-A-A-A-A. c. Tipografi : puisi tersebut berupa susunan baris ke bawah dan tidak ada tanda titik di setiap akhir kalimat. d. Gaya bahasa : pada puisi tersebut terdapat majas alegori pada bait kedua baris kesatu dan dua, majas hiperbola pada bait kedua baris ketiga dan empat. e. Diksi : pada puisi tersebut terdapat beberapa kata yang jarang digunakan, misalnya netra yang berarti mata, bumantara yang berarti angkasa atau langit, baskara yang berarti matahari. 2) Unsur batin puisi a. Tema : patah hati b. Rasa : sedih c. Nada : sedih d. Amanat : mencintai seseorang dengan sewajarnya saja B. Unsur Ekstrinsik 1) Unsur biografi : pengarang puisi tersebut memiliki teman yang sedang patah hati dan sangat bersedih akibat rasa cinta yang sangat kuat atau berlebihan.



2) Unsur sosial : pengarang puisi berempati kepada teman dekatnya yang sedang dilanda patah hati, dan menuangkan empati tersebut ke dalam puisi berjudul “Duka Asmaradahana” yang bermaksud duka cinta berlebihan. 3. Proses Kreatif Puisi A. Pencarian Ide : pengarang menulis puisi bertema patah hati dengan judul “Duka Asmaradahana” mendapat ide dari kisah teman dekatnya yang sedang patah hati. B. Pengendapan atau Perenungan : pengarang merenungkan ide berupa perasaan sedih teman dekatnya yang sedang patah hati, kemudia muncul rasa empati yang akan dituangkan dalam puisi tersebut. C. Penulisan : pengarang menuangkan ide dan rasa empati tersebut dengan menulisnya dalam bentuk puisi dengan diksi yang dapat menggambarkan perasaan sedih sebab patah hati dan cinta yang sangat kuat atau berlebihan . D. Editing dan Revisi : selesai menulis puisi, pengarang membaca ulang puisi tersebut dan menimbang-nimbing setiap diksi dalam bait puisi tersebut. Apabila dirasa kurang tepat pengarang mengganti dengan kata yang tepat dan dapat menggambarkan kesedihan temannya.



Nama : Mohamad Ainun Isfak Nim : 12210193129 Kelompok : Chairil Anwar TBIN-4C PUISI PEMUDA HARAPAN BANGSA Sang raja siang mulai hadir Si Jago menyanyi dengan mahir Menandakan hari yang baru lahir Awal dari dibukanya tabir Para manusia mulai berhamburan Memulai semua pekerjaan Para pemuda jangan ketinggalan Mantapkan langkah raih masa depan Angkat jangkar berlayar kemudian Mengarungi lautan kehidupan Kapal yang kokoh harus digunakan Agar tak terbenam dalam kegagalan Pemuda adalah nakoda Yang kelak akan memimpin bangsa Menuju perdaban yang penuh asa Sebagai bangsa terpandang nan mulia Pemuda jadilah insan yang pandai Jalani kehidupan penuh arti Meluluhlantakkan segala tirani Bebaskan bangsa dari belenggu ini ANALISIS UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK A. Unsur Intrinsik 1) Unsur fisik puisi a. Pengimajian



: puisi tersebut menggunakan pengimajian perasaan.



b. Rima



: di setiap akhir bait pertama terdapat persamaan bunyi



R-R-R-R, di akhir bait kedua dan ketiga terdapat persamaan bunyi AN-



AN-AN-AN, di akhir bait keempat terdapat persamaan bunyi A-A-AA, dan di akhir bait kelima terdapat persamaan bunyi I-I-I-I c. Tipografi



: puisi tersebut berupa susunan baris ke bawah dan tidak



ada tanda titik di setiap akhir kalimat. d. Gaya bahasa : pada puisi tersebut terdapat majas metafora pada bait pertama baris kesatu, ketiga, dan keempat. majas personifikasi pada bait pertama baris kedua. e. Diksi



: pada puisi tersebut terdapat kata kata yang sering



dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, 2) Unsur batin puisi a. Tema



: pemuda



b. Rasa



: semangat



c. Nada



: semangat



d. Amanat



: pemuda adalah harta masa depan bangsa yang



selayaknya harus bersungguh sungguh dalam menjalani kehidupan demi kemajuan bangsa dan negara B. Unsur Ekstrinsik 1) Unsur biografi



: pengarang puisi tersebut memiliki harahan yang tinggi



terhadap para pemuda-pemudi bangsa yang kelak akan menjadi figur pemimpin dalam kehidupan. 2) Unsur sosial



: pengarang puisi berempati terhapad para pemuda



penerus bangsa dan menunangkan empati tersebut pada puisi “Pemuda harapan bangsa” dengan ekspektasi tinggi terhadap pemuda-pemudi tersebut PROSES KREATIF PUISI A. Pencarian Ide



: pengarang menulis puisi bertema pemuda



dengan judul “Pemuda harapan bangsa” mendapat ide dari harapan pengarang terhadap pemuda bagi kemajuan bangsa di masa mendatang. B. Pengendapan atau Perenungan



: pengarang merenungkan ide berupa rasa



semangat terhadap para pemuda yang menjalani kehidupan, kemudian muncul harpan besar yang akan dituangkan dalam puisi tersebut.



C. Penulisan



: pengarang menuangkan ide dan rasa penuh



harap tersebut dengan menulisnya dalam bentuk puisi dengan diksi yang dapat menggambarkan perasaan semangat yang tinggi terhadap pemuda yang menjalani kehidupan, dan dibungkus dengan perumpamaan pemuda tersebut sebagai akar dari kemajuan berbangsa. D. Editing dan Revisi



: selesai menulis puisi, pengarang membaca



ulang puisi tersebut dan menimbang-nimbang setiap diksi dalam bait puisi tersebut. Apabila dirasa kurang tepat pengarang mengganti dengan kata yang tepat dan dapat menciptakan kobaran semangat bagi para pemuda.