Kumpulan Soal Board - UI - Bacth Campur - HOM - JAWABAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BATCH 27 1. Seorang laki-laki berusia 50 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan tungkai bawah kanan bengkak tapi tidak sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, limpa teraba Schuffner 4dan terdapat pitting oedem pada tungkai bawah kanan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 18.5 mg/dl, Ht 55%, leukosit 11.000/mm3, trombosit 460.000/mm3, MCV 89 fl, MCH 30 pg, neutrofil 5.500/mm3, dan D-dimer 1500. Penyebab yang paling mungkin dari kondisi tungkai bengkak pada penderita ini adalah: a. Selulitis b. Limfedema c. Trombosis arteri d. Hipoalbuminemia e. Trombosis vena dalam 2. Seorang perempuan berusia 58 tahun berobat ke dokter penyakit dalam karena nyeri di tulang punggung. Pada pemeriksaan laboratorium diketahui ada ... dengan Hb ? g/dl, Ht 27%, leukosit 4.700/ul, trombosit 175.000/ul, MCV 87 fl, MCH 29 pg, MCHC 35 g/dl. Kadar albumin 2.8 gr/dl, ureum 78 mg/dl, kreatininh 2.1 mg/dl. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk melengkapi data awal pada pasien ini adalah: a. Ferritin b. Globulin c. Analisis Hb d. Coomb Test e. Kadar eritropoetin



3. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan perut terasa begah dan bila makan cepat penuh (cepat merasa kenyang). Keluhan ini sudah dirasakan oleh bpasien sejak 4 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hati tidak membesar tetapi limpa membesar Schuffner III, shifting dullnes (-). Pasien tidak ikterus dan tidak ditemukan perdarahan di bawah kulit. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10.5 g%, MCV 87 fl, MCH 29 pg, MCHC 35 g/dl. Trombosit 405.000 u/L. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien sesuai dengan data di atas adalah: a. Limfoma b. Thalassemia c. Myelofibrosis d. Sirosis hepatis dengan hipertensi portal e. Leukemia granulositik kronik fase kronik



4. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik, dari hasil pemeriksaan foto rontgen toraks didapatkan massa paru kiri dengan diameter 3 cm. Hasil pemeriksaan bronkoskopi terdapat pembesaran kelenjar getah bening subkarina kiri dan penyempitan .. kiri. Dilakukan biopsi pada.. dan didapatkan hasil pemeriksaan patologi adenokarsinoma ... dan USG abdomen normal. Pilihan terapi pada pasien ini adalah: a. Radiasi b. Operasi c. Kemoterapi



d. Operasi dan radiasi e. Operasi dan kemoterapi



5. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan perdarahan per vaginam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada penmeriksaan fisik didapatkan perdarahan subkonjungtiva, perdarahan di bawah kulit berupa ekimosis, ptekie dan purpura. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 6,8 g/dl, Hmt 20%, lekosit 4800/uL, trombosit 7000/uL, retikulosit 2,9%, bilirubin total 0,9 mg/dL, bilirubin direk dan indirek dalam batas normal. Berdasarkan data di atas data, diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah a. Anemia aplastik b. Sindrom evans c. Systemic Lupus Erythematosus (SLE) d. Idiopatit thrombocytopenic Purpura (ITP) e. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)



Batch 28 6. Sparing agent steroid untuk SLE?  MTX  Hydorxycloroquine  Steroid  Azathioprine  Cyclophospamide



7. Laki-laki 52 tahun, perut bengkak. Hb 6, Leuko 70.000. Thrombo 660.000. Dx?  CML  AML  CLL  ALL



8. Pasien sering pusing dan pingsan. Pada pemeriksaan fisik. Atrofi papil lidah, kuku koliniochia, anemia Hb 8. MCV↓ MCHC↓. (curiga anemia Def Fe). Pemeriksaaan untuk memastikan Dx ini?  Saturasi transferin  TIBC  Feritin  Porfirin  9. Pasien perdarahan menstruasi berlebihan. Leukosit normal. Platelet 20.000. PT, APTT normal. D dimer 300 (normal). Terapi pasien ini  Steroid  Trombosit concentrate  IV Ig  Immunosupressan  FFP



10. Staging mammae, sudah pembesaran KGB di axial. Tumor 5 cm. Sudah di FNAB: ductal infiltrasi. Stadium?  T2 N0 M0  T3 N0 M0  T3 N1 M0  T4 N1 M0  T3 N1 M1 (kira-kira begini option-nya)



Batch 29 11. Seorang pasien dengan dx thalasemia direncanakan untuk dilakukan splenektomi. anjuran imunisasi? A. hemofilus influenza, meninggococuc, pneumococcus B. typhoid, meninggococ, pneumococ C. meningococ,typhoid,MMR 12. Seorang datang dengan lemah2 dengan Hb turun dan retikulosit meningkat.Tanpa data mcv mchc.kemungkinan morfologi pada pasien ini? a. anemia megaloblastik b. anemia non megaloblastik c. normokrom normositer d. hipokrom mikrositer



Ada soal pnh dd anemia hemolitik autoimun (liat board 29)



13. Seorang pasien umur 50 an datang dengan lemah badan, makan sering cepet kenyang,PF didapatkan anemia.hepar normal.Lien schuffner VI.tidak ikterik.lab didapatkan mild anemia, leuko normal, trombositopenia.Kemungkinan diagnosis? a. anemia hemolitik autoimun b. CML c. CLL d. Myelofibrosis 14. Seorang pasien datang dengan penyakit… dengan predisposisi gampang DVT. Datang dengan sesak tiba2. Didapatkan tanda2 gangguan hemodinamik tidak stabil. Tensi 90/60, nadi cepat respi cepat.pentalaksanaan apa yang anda anjurkan untuk pasien ini? A. aspirin dan warfarin



B. trombolitik intra arteri dan tromboektomi C. trombolitik intra vena dan tromboektomi D. LMWH E. 15. Seorang pasien datang dengan manifestasi perdarahan hebat. Lupa penyakit dasar dan pencetusnya. Didapatkan Hb menurun, leuko lupa, trombosit turun dibawah 50 ribu, didapatkan D dimer 1500. Fibrinogen turun. Terapi apa yang anda anjurkan? A. PRC B. tranfusi trombosit C. PRC + FFP D. PRC, FFP, Cryopresipitat 16. Lupa laki laki atau perempuan. Usia pertengahan. Datang dengan riwayat tungkai kanan bengkak, teraba hangat. Dari hasil lab didapatkan Hb 18. Hematokrit 55%. Leukosit tinggi. Trombosit 600 ribuan. Pada saat ini yang merupakan prioritas masalah pada pasien ini adalah? A. thrombosis arteri B. thrombosis vena C. Policytemia Vera D… E……. 17. Seorang pasien datang dengan BAK berwarna teh gelap pada pagi hari. Pasien tidak demam, hasil lab malaria negative. Pada PF didapatkan konjunctiva anemis stou?? Retikulosit tinggi dan tidak ikterik. Hepar tidak membesar dan lien tidak membesar. Leukosit normal. Mild anemia.trombosit normal sekitar 200 ribu. Malaria negative. Pemeriksaan lanjutan apa yang anda harapkan? A. Coombs test B. Hemosiderosis urine C… D…. 18. Ada soal anemia, lupa kuning atau tidak, trombositopenia, MCV dan MCH normal. Bilirubin total meningkat, Bilirubin direct menurun, bilirubin indirect meningkat. Pemeriksaan penunjang? A. Coombs test



Batch 31 19. Seorang perempuan berusia 56 tahun dengan riwayat hemodialisa selama 3 bulan terakhir, disertai anemia berat yang tidak memberikan respon setelah pemberian rhEPO. Penyebab kegagalan terapi anemia yang paling mungkin pada pasien ini adalah



A Hemolisis B Terjadi proses inflamasi akut C Cadangan besi yang tidak memadai D Pembentukan antibodi anti-rhEPO E Penekanan eritropoesis oleh produk buangan uremik 20. Seorang lelaki berusia 35 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien diketahui memiliki riwayat batuk lama dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal, konjungtiva pucat, rhonki pada apeks paru. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9.5 g/dL, leukosit 7800/uL, trombosit 350.000/uL, MCV 80 fL, MCHC 32 g/dL. LED 80 mm/jam Protein yang berperan penting pada patogenesis anemia pada pasien ini adalah A Ferritin B Hepsidin C Transferin D Feroprotein E. Hemosiderin



Batch 33 21. Laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, lesu, nafsu makan menurun dan mudah muncul memar2 pada kedua tungkai bawah bila mengalami benturan sejak 3 blan lalu. Pasien juga mengeluhkan kadang badan demam, dan berat badan semakin turun. PF menunjukkan tanda vital tidak ada kelainan, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tdak didapatkan embearan hepar maupun limfa, kedua ekstremitas didapatkan petekie dan hematom. Hasil lab hb 8,0 leukosit 3000/mcl, trombosit 50.000/mcl. Hitung jenis 0/2/8/30/56/4. Pemeriksaan oenunjang yang paling tepat untuk mendiagnosis pasien ini adalah ; a. Pemeriksaan BCR_ABL pada kromosom Ph b. Pemeriksaan aspirasi dan biopsi sumsum tulang c. Pemeriksaan aspirasi susmsum tulang d. Biopsi sumsum tulang e. Pemeriksaan kadar LDH 22. Perempuan 50 tahun datang ke poliklinik datang dengan dx PGK stadium V. Hasil lab Hb 8,7 Ht ... leukosit 5000 trombosit 300.000 MCV 85 MCH 29 SI 40 TIBC 356 Feritin 131. Tatalaksana anemia yang tepat pada pasien ini adalah a. Transfusi PRC b. Pemberian EPO c. Pemberian preparat besi oral d. Pemberian preparat besi intravena



e. Pemberian kombinasi preparat besi IV dan EPO secara bersamaan 23. Laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kuning sejak 2 hari sebelum MRS disertai rasa lemas. Air seni pasien tampak seperti teh pada pagi hari. Pada PF didapatkan konjungtva pucat, sklera ikterik, jantung dan paru dalam batas normal. Hati dan limfa tidak teraba. Hasil lab Hb 7 MCV 88 MCHC 32 Ht 21 lekosit 2500 trombosit 55.000 Bil tot 4,4 Bil dir 1,8 dan Bil inderek 2,6. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah: a. Malaria b. Thalasemia c. Anemia def Fe d. Anemia hemolitik autoimun e. PNH 24. Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan semakin lemas, sejak 2 minggu terakhir. Tidak ada keluhan demam, rambut rontok, nyeri sendi, dan sariawan. PF didapatkan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tidak aada kelainan lain pada pemeriksaan fisik. Hasil lab Hb 8,2 Ht 24,7; leukosit 5000, trombosit 212.000 retikulosit 3,5% eritrosit 3,4 juta. Bilirubin inderik 1,8 bilirubin direk 0,9. Pemeriksaan penunjang awal yang paling tepat pada pasien ini adalah : a. G6PD b. Hemosiderin urin c. Apus darah malaria d. Direct Antiglobulin Test e. Indirect Antiglobulin Test 25. Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah dan sering lebam2 di kaki bila terbentur sejak 2 bulan. PF TD 100/70 mmHg, Nadi 80 RR 20 suhu 37 KU baik konjungtiva pucat, KGB teraba di regio Colli anterior, submandibula, dan inguinal kanan. Terdapat hematom di ekstremitas bawah. Idak ditemukan perdarahan nyata. Hati dan limfa tidak teraba. Hasil Lab Hb 8; L 4500; T 52.000. tndak lanjut diagnostik yang paling tepat untuk pasien ini adalah : a. Analisis indeks besi b. Pemeriksaan hemostasis c. BMP d. Biopsi aspirasi jarum halus KGB e. BMP dan Biopsi sumsum tulang



26. Seorang laki-laki 58 tahun dirawat karena hematemesis danmelena. Pasien didiagnosis penyakit jantung koroner dan telah dipasang 2 buah stent 6 bulan yang lalu. Pada awal perawatan, hanya obat aspirin yang dihentikan. Hasil pemeriksaan esofagoduodenoskopi menunjukkan adanya ulkus gaster dengan dasar bersih dan tidak ada tanda perdarahan aktif. Hasil pemeriksaan Helicobacter pylori (+). Setelah dirawat selama satu minggu, pasien rencana dipulangkan karena perdarahan sudah berhenti. Rencana terapi yang tepat untuk pasien ini pada saat pulang adalah : a. Pasien tidak boleh mendapatkan antiplatelet seumur hidup b. Pemberian semua obat antiplatelet dan terapi eradikasi ditunda sampai ulkus sembuh c. Aspirin dapat mulai diberikan kembali setelah terapi eradikasi helicobacter pylori selesai d. Aspirin dapat segera dimulai kembali dan diberikan terapi eradkasi Helicobaacter pylori e. Pemberian semua obat antiplatelet harus ditunda, namun terapi eradikasi Helicobacter pylorii dapat dimulai 27. Seorang perempuan 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan kencing berwarna merah dan terdapat lebam kemerahan pada lengan kiri sejak 1 hari sebelumnya. Tujuh hari sebelumnya pasien didiagnosis infeksi saluran kemih dan mendapat terapi Ciprofloxacin 2x500mg. Pasien sudah terdiagnosis atrial fibrilasi dan mendapat terapi warfarin 1x2 mgsejak satu tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik. Hasil Lab : Hb 9,2 g/dl; leukosit 5000/ul; trombosit 420.000/ul; INR 7,0 dan urin berwarna merah segar, tanpa bekuan darah, eritrosit penuh/LPB, bakteri negatif. Faktor koagulsi yang berperan terhadap kejadian perdarahan pada kasus ini adalah : a. Defisiensi faktor II, VII, IX, dan X b. Defisiensi faktor Von Willebrand c. Defisiensi faktor VIII dan IX d. Defisiensi faktor XIII e. Defisiensi AT III 28. Seorang perempuan 58 tahun datang dengan keluhan............ sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, nyeri gerak pada pinggang. Hasil laboratorium Hb 8,0 hematokrit 27%, lekosit 4700/ul; trombosit 175.000/ul; retikulosit........, MCV 87 fl; MCHC 35 g/dl; kadar albumin 2,9 g/dl; globulin......, ureum 78 mg/dl; creatin 2.0



mg/dl. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk melengkapi data awal pada psien ini adalah : a. Feritin b. Coombs test c. Kadar eritropoetin d. Protein elektroforesis e. Hb elektroforesis 29. Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan kuning sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Disertai rasa lemas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, sklera ikterus, jantung paru dalam batas normal. Hati dan limfa tidak teraba. Hb 7,0 g/dl, MCV 88 fl; MCHC 32 g/dl; Ht 21%; lekosit 2500/ul; trombosit 55.000/ul; bilirubin total 4,4 mg/dl; bilirbin direk 1,8 mg/dl; dan indirek 2,6 mg/dl. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah : a. Malaria b. Thalasemia c. Anemia defisiensi Fe d. AIHA e. PNH 30. Ada lagi soal sesuatu entah apa lupa kayae DVT... tapi dengan kelainan fungsi ginjal. Terapi yang diberikan : a. Warfarin b. Enoksaparin c. Rivaroxaban d. Fondaparinux e. UFH



31. Soal lupa.... kl ga salah ada organomegli, tapi ga ada seri granulosit kaya CML gituu... diagnosis a.



Myelofibrosis



b.



.....



c.



Anemia aplastik



d.



..... e. Lekemia granulositik kronik



32. Kemoterapi LMNH, CD20 (+), terapi? Jawab : R-CHOP



33. Kemoterapi Ca Mammae st IV dg ER (+), PR (+), HER (+), terapi? Jawab : Transtuzumab dan Tamoxifen 34. Pasien sudah mendapatkan terapi 1 kolf, sudah habis bbrp jam, lalu pasien sesak nafas. Reaksi transfusi ? Jawab : TRALI? Overload? Reaksi? (dikaji lagi)



35. Gol. Darah O perlu transfusi, bisa diberikan gol. darah apa? Jawab : -O36. Kasus pasien polisitemia vera, pemeriksaan? Jawab: JAK II mutation darah tepi Faktor koagulasi yang terganggu pada keracunan warfarin Jawab: Faktor 2,7,9,10 37. Pasien datang ke penyakit dalam membewa rujukan dan hasil FNAB cenderung suatu limfoma (soal tidak menyebutkan jenis limfoma). Ada benjolan di leher juga. Langkah selanjutnya untuk menegakkan diagnosis a. Biopsi KGB b. CT Scan Abdomen c. imunohistokimia dari hasil FNAB d. 38. Pasien mengeluh nyeri perut, BAB lendir tanpa darah. EGD didapatkan benjolan soliter, dilakukan biopsi dengan hasil curiga suatu GIST. Langkah diagnostik selanjutnya? a. MSCT Abdomen b. CD117 HOM 39. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu, batuk berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi yang agresif untuk kanker kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 112x/menit, pernapasan 32x/menit dan suhu badan 38,30C. Konjunctiva anemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah



didapatkan Hemoglobin 8 gr/dL; leukosit 3x103/uL; hitung netrofil absolut pada hari pertama < 1000 sel/mm3 dan pada hari ke delapan < 500 sel/mm3. Setelah pemberian antibiotik empiris selama 5 hari, demam tidak kunjung turun. Antibiotik empiris tambahan apa yang sebaiknya diberikan: a. Acyclovir b. Gancyclovir c. Amfoterisin B d. Flukonazole e. Pirimetamin 40. Seorang lelaki berusia 36 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan mimisan yang hilang timbul sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh telinga kiri terasa pekak dan hidung terasa tersumbat. Pasien juga merasakan nyeri di leher. Didapatkan penurunan BB drastis dalam 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di leher kiri di bawah telinga kiri sebesar 2x1 cm. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah: a. Limfoma maligna b. Ca sinonasal c. Acustic neuroma d. Ca nasofaring e. Limfadenopati TB 41. Seorang pria berusia 70 tahun datang dengan keluhan berat badan berkurang disertai dengan lemah badan yang sudah dirasakan hilang timbul selama 2 tahun. Penderita juga merasa cepat kenyang bila makan. Penderita sering merasa demam dan berkeringat malam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan abdomen teraba pembesaran hepar 3 cm di bawah arcus costae dan limpa schuffner 6. Pada pemeriksaan darah didapatkan hemoglobin 8 gr/dL; trombosit 60.000/μL; leukosit 2000/ μL. Hapusan darah tepi tidak didapatkan sel blast dan dari pemeriksaan aspirasi sumsum tulang tidak bisa diaspirasi (drytap). Patofisiologi terjadinya splenomegali pada kasus ini adalah: myelofibrosis a. Infiltrasi sel-sel ganas b. Hipertensi vena lienalis c. Hematopoeisis extramedullar d. Peningkatan aktifitas hemolisis di lien e. Infeksi kronis sekunder 42. Laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, lesu, nafsu makan menurun dan mudah muncul memar2 pada kedua tungkai bawah bila mengalami benturan sejak 3 bulan lalu. Pasien juga mengeluhkan kadang badan demam, dan berat badan semakin turun. PF menunjukkan tanda vital tidak ada kelainan, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tidak didapatkan pembesaran hepar maupun limfa, kedua ekstremitas didapatkan petekie dan hematom. Hasil lab Hb 8,0 leukosit 3000/uL, trombosit 50.000/uL. Hitung jenis (EBStSeLM) 0/2/8/30/56/4. Pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat untuk



menegakkan diagnosis: f. Pemeriksaan BCR_ABL pada kromosom Ph g. Pemeriksaan aspirasi dan biopsi sumsum tulang h. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang i. Biopsi sumsum tulang j. Pemeriksaan kadar LDH 43. Seorang lelaki usia 61 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan benjolan di leher sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar getah bening leher kanan. Tidak ada pembesaran limpa. Tekanan darah 135/85 mmHg; suhu 37° C; frekuensi nadi 80x/menit; frekuensi nafas 18x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8,8 g/dL; leukosit 42.000/uL, hitung jenis : basofil 0%; eosinofil 0%; batang 1% segmen 41%, limfosit 53%, monosit 5%; trombosit 80.000/uL. Diagnosis yang paling mungkin adalah: a. TB kelenjar b. Limfoma hodgkin c. Limfoma non hodgkin d. Leukemia limfositik kronik e. Leukemia limfoblastik akut 44. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu, batuk berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi yang agresif untuk kanker kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 112x/menit, pernapasan 32x/menit dan suhu badan 38,30C. Konjunctiva anemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah didapatkan Hemoglobin 8 gr/dL; leukosit 3x103/uL; hitung netrofil absolut pada hari pertama < 1000 sel/mm3 dan pada hari ke delapan < 500 sel/mm3 (skor MASCC 14). Antibiotik empiris apa yang sebaiknya diberikan: a. Vancomycin sebagai terapi antibiotik inisial b. Penggunaan duoterapi antibiotik apabila monoterapi gagal c. Diberikan ciprofloksasin dan amoksisilin/klavulanat sebagai terapi oral empirik d. Tidak perlu modifikasi terapi empirik inisial pada pasien dengan kondisi tidak stabil atau memiliki kultur darah curiga MRSA e. Antibiotik monoterapi anti pseudomonal β lactam agent (cefepim, carbapenem) 45. Pasien laki-laki usia 65 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan lemas badan, pucat, demam, terdapat riwayat perdarahan berupa bercak kemerahan di kulit. Sebelumnya selama 2 tahun terakhir, pasien ini sering transfusi berulang dan sempat dilakukan aspirasi sumsum tulang dengan hasil myelodysplastic syndrome. Pada pemeriksaan saat ini di dapatkan Hb 7 gr/dL, trombosit 80.000/mm3, leukosit 35.000/uL. Pada apusan darah tepi, sel blast 20% dan pada aspirasi sumsum tulang kali ini didapatkan sel blast 36%. Diagnosis pasien saat ini: a. Refractory Anemia with Excessive Blast in transformation to Leukemia (RAEB) b. Chronic myeloid leukemia



c. Chronic lymphositic leukemia d. Myelofibrosis e. Acute myeloid leukemia 46. Seorang pasien wanita berusia 40 tahun datang ke UGD dengan nyeri perut sebelah kanan atas, nyeri bersifat kolik. Nyeri ini dirasakan sejak 1 hari sebelum pasien datang ke RS, disertai mual dan muntah. Tanda vital pasien TD 130/80 mmHg, nadi 110x/menit, RR 22x/menit, suhu aksila 37.60C. Dari pemeriksaan fisik pasien terlihat kesakitan, pucat, mata kuning, dan didapatkan splenomegali schuffner II. Dari pemeriksaan lab didapatkan Hb 7.5 g/L, Leukosit 15500/Ul, trombosit 420.000/uL, MCV 70 fl, MCH 20 pg, MCHC 25%, AST 20 U/L, ALT 25 U/L, Bil T 5.25 mg/dl, Bil D 1.24 mg/dl, HbsAg negatif, Anti HCV negatif, hapusan darah tepi: hipokrom mikrositer, anisopoikilositosis. Retikulosit 8%. Dari pemeriksaan USG abdomen, didapatkan batu pada kandung empedu dengan gambaran kolesistitis akut. Hasil elektroforesis Hb: Hb F 10%, HbA2 5%. Pemeriksaan lanjutan apa yang disarankan untuk menegakkan diagnosis: a. Hapusan darah tepi b. Aspirasi sumsum tulang c. Kariotyping d. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) e. Biopsi lien 47. Laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kuning sejak 2 hari sebelum MRS disertai rasa lemas. Air seni pasien tampak seperti teh pada pagi hari. Pada PF didapatkan konjungtva pucat, sklera ikterik, jantung dan paru dalam batas normal. Hati dan limpa tidak teraba. Hasil lab Hb 7 MCV 88 MCHC 32 Ht 21 lekosit 2500 trombosit 55.000 Bil tot 4,4 Bil dir 1,8 dan Bil inderek 2,6. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis: PNH a. Hapusan darah tepi dan aspirasi sumsum tulang b. Elektroforesis protein dan USG abdomen c. Tampung urin dan sucrose water test d. Retikulosit dan elektroforesis Hb e. Biopsi sumsum tulang 48. Seorang perempuan 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada tulang belakang, lemas badan, sesak napas, pucat, dada berdebar. Pada pemeriksaan didapatkan conjungtiva pucat, Hb 6 g/L, kalsium serum 12 g/dL, radiologis terdapat gambaran punch out lesion dan lesi litik di costae. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis: MM a. Hapusan darah tepi, retikulosit, feritin b. Hapusan darah tepi, MRI vertebrae c. Densitometri, MRI vertebrae d. Elektroforesis protein, imunofiksasi, aspirasi sumsum tulang e. Elektroforesis protein, biopsi sumsum tulang



49. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan per vaginam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam disangkal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan perdarahan subkonjungtiva, perdarahan di bawah kulit, ekimosis, ptekie dan purpura. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 9 g/L; lekosit 5800/uL; trombosit 7000/uL, retikulosit 2.5%. Bilirubin direk dan indirek dalam batas normal, tes ANA negatif. Pemeriksaan penunjang apa yang dianjurkan: a. Hapusan darah tepi b. Aspirasi sumsum tulang c. Biopsi sumsum tulang d. Haptoglobin e. Antibodi anti trombosit 50. Seorang laki-laki berusia 62 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) dengan keluhan utama sakit kepala sejak 3 hari, disertai dengan perdarahan dari hidung, pasien sebelumnya telah berobat ke poli Telinga Hidung dan Tengorokan (THT) dan tidak mengalami perbaikan, saat ini pasien mengalami keluhan telinga berdenging yang disertai gangguan penglihatan. Setelah 2 hari menjalani perawatan, laki-laki tersebut mengeluhkan sulit bernapas dengan rasa sakit di persendian tulang. Tekanan darahnya 120/90 mmHg, frekuensi jantung 92 kali/menit dan frekuensi pernapasan 20 kali/menit dengan pemeriksaan fisik dijumpai splenomegali schuffner 4. Pemeriksaan laboratorium kadar Hb; 19,8 g/dl, leukosit 14.300/mm3, Trombosit 928.000/mm3 dan Hct 58%. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah: PV a. Flebotomi b. Flebotomi dan aspirin c. Obat sitoreduksi d. Flebotomi dan obat sitoreduksi e. Flebotomi, obat sitoreduksi, aspirin 51. Seorang perempuan, 35 tahun, hamil aterm dikonsulkan dari bagian Obs-Gyn dengan kematian janin intra uterin sejak 12 jam yang lalu dengan badan lemah, timbul warna merah kebiruan pada jari tangan, kaki dan genital, sesak dan dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 100x/menit tidak teratur, pernapasan 28x/menit dan suhu badan 37,50C. Terdapat conjunctiva anemis, pada ujung jari tangan dan kaki terlihat sianotik, dan purpura pada daerah lengan kanan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 7 g/dL; trombosit < 50.000/µL, PT dan aPTT > 6 detik, D-dimer meningkat berat dan kadar fibrinogen < 1,0 g/L. Patogenesis penyakit ini adalah: IUFD dan DIC a. Terdapat sejumlah besar aktivator plasminogen dalam darah b. Gangguan pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan prokoagulan c. Aktivitas prokoagulan dengan diproduksinya tissue factor d. Pengaktifan sistem koagulasi secara berlebihan e. Pembentukan fibrinogen yang tidak normal atau disfibrinogenemia



52. Seorang lelaki berusia 67 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan bengkak di kaki kanan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien baru saja pulang dari bepergian jauh dengan pesawat. Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan edema tungkai kanan, tidak kemerahan, lebih hangat dibandingkan tungkai kiri , dan terdapat nyeri tekan. Pada pemeriksaan penunjang Hb 10,8 g/dl, hematocrit 35,6%, Leukosit 10.500/uL, trombosit 461.000/uL. Ureum 80 mg/dl, kreatinin 2,3 mg/dl. USG Doppler menunjukan adanya trombus di vena femoralis. Tatalaksana antikoagulan yang paling tepat pada pasien ini adalah: a. Warfarin b. Enoxaparin c. Rivaroxaban d. Fondaparinux e. Unfractionated heparin 53. Wanita usia 65 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis DVT tungkai kanan bawah. Dari anamnesis didapatkan sebelumnya os dirawat dirumah sakit sebelum dirujuk, dan mendapatkan terapi LMWH. Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan jumlah trombosit 100.000/μl. Pasien ini kemudian diberikan unfractionated heparin, dan 10 jam kemudian jumlah trombosit menurun jadi 20.000/μl. Bagaimanakah manajemen selanjutnya yang paling tepat untuk pasien ini? HIT a. Stop UFH, berikan transfusi trombosit, lalu UFH dapat diberikan kembali jika trombosit > 150.000/μl b. Stop UFH, segera ganti dengan LMWH c. Stop UFH, segera ganti dengan fondaparinux d. Stop UFH, tanpa diberikan transfusi trombosit, lakukan monitoring jumlah trombosit, dan dapat mulai diberikan kembali UFH jika jumlah trombosit > 150.000/μl e. Stop UFH, tanpa diberikan transfusi trombosit, lakukan monitoring jumlah trombosit, dan dapat mulai diberikan kembali LMWH jika jumlah trombosit > 150.000/μl 54. Seorang laki-laki 30 tahun terdiagnosis Limfoma Non Hodgkin stadium IIIB dan mendapatkan kemoterapi RCHOP. 2 hari setelah kemoterapi, pasien mengalami mual, muntah, dada berdebar, dan gangguan kesadaran. Jumlah kencing sangat sedikit. Dari pemeriksaan fisik didapatkan ronki basal. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan BUN 32 mg/dl SK 4 mg/dl K 7.2 meq/L P 8 meq/L Ca 6.7 meq/L dan asam urat 14 mg/dl. Tindakan awal utama yang seharusnya dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi ini adalah: SLT a. Rehidrasi dengan cairan kristaloid b. Pemberian allopurinol sebelum kemoterapi c. Alkalinisasi urin sebelum kemoterapi d. Memberikan kalsium glukonas iv e. Persiapan hemodialis



55. Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan semakin lemas, sejak 2 minggu terakhir. Didapatkan keluhan demam, rambut rontok, nyeri sendi, dan sariawan. PF didapatkan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tidak ada kelainan lain pada pemeriksaan fisik. Hasil lab Hb 8,2 Ht 24,7; leukosit 5000, trombosit 212.000 retikulosit 3,5% eritrosit 3,4 juta. Bilirubin indirek 1,8 bilirubin direk 0,9, test ANA + kuat. Pemeriksaan SI dan TIBC turun, feritin tinggi. Penyebab anemia pada pasien ini: a. Anemia karena perdarahan b. Anemia hemolitik c. Anemia penyakit kronis d. Anemia defisiensi besi e. Anemia sideroblastik 56. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak dan nyeri pada lutut kanan sejak 3 hari terakhir. Pasien memiliki riwayat mudah lebam dan perdarahan yang sukar berhenti sejak usia 3 bulan. Kakek pasien menderita penyakit yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan regio genu dekstra asimetris, hangat, nyeri VAS 4, dan ROM aktif pasif terbatas. Hasil laboratorium menunjukkan aPTT memanjang, PT normal, Faktor VIII rendah, faktor IX normal, tes ristosetin normal. Tatalaksana yang paling tepat adalah: a. b. c. d. e.



Fresh frozen plasma Cryoprecipitate Rekombinan faktor VIII Rekombinan faktor IX Rekombinan faktor VII



57. Wanita, 44 tahun dengan keluhan demam makin meningkat, demam terus - menerus selama 3 hari, pasien tampak bingung dan tidak menyambung bila diajak bicara. Riwayat Penyakit dahulu tidak ada problem kesehatan sebelumnya, tidak sedang dalam konsumsi obat. Dalam pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu 38.60C, tekanan darah 130 / 80, HR 92 x / menit, dan RR 18 x/menit. Keadaan umum: tampak bingung dan tidak menyambung, dalam pemeriksaan neurologi dalam batas normal. Tampak ada petechiae pada kulit dengan pemeriksaan torniquet, Hb 8.5 g/dL, leukosit 15000, trombosit 25000, Cr 1,6 mg / dL, LDH 1050 IU/L, PT dan PTT normal. Foto thorak dan urinalisis tampak normal. Pemeriksaan darah tepi ditemukan gambaran schistocytes. Pasien meminum antibiotik untuk tetapi dalam 2 hari demam terus meningkat, tidak ada perbaikan, Hemoglobin dan trombosit makin turun. Kultur darah dan urin (-), lumbal pungsi dalam batas normal, dilakukan CT scan dalam batas normal. Diagnosis apa yang mungkin di alami pasien ini? a. DIC b. Trombothic Thrombocytopenia Purpura (TTP) c. Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) d. Vasculitis



e. Dengue Hemorhagic Fever



Batch 32 58. Seorang lelaki berusi 65 tahun berobat ke Poliklinik Penyakit dalam karena batuk dan sesak nafas yang mekin memberat sejak 2 bulan terakhir. Berat badan pasein menurun 10 kg dan sudah dua kali keluar darah merah segar saat batuk. Pasien seorang perokok berat ( 2 bungkus /hari ) Pada foto thoraks terdapat massa di l;obus atas kiri dengan pelebaran mediastinum dan efusi pleura kiri setinggi sela iga 4 . Pada pemeriksaan Trans Thoracal Needle Aspiration (TTNA) dan sitologi cairan pleura didapatkan hasil adenilarsinoma. Pemeriksaan Epoidermal Growth Factor Teceptor (EGFR) dan status Anaplastic Lymphomma Kinase (ALK) negatif, Hasil bone scan negatif pilihan tata laksanan yang tepat untuk pasien adalah : A. Radiasi B. Torakotomi C. Kemoterapi D. Kemoradiasi E. Terapi target 59. Seorang perempuan berusia 40 tahun, datang berobat ke poloklinik penyaklit dalam dengan keluhan ada benjolan di payudara sebelah kiri sebesar kelereng sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan dirasakan tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan berukuran 3x2cm yang mudah digerakkan. Kelenjar getah bening di ketiak kiri tidak teraba. Pemeriksaan penunjang awal yang diberikan pada pasien ini adalah: A. PET CT-scan B. USG Payudara C. Ct-scan thoraks D. Penanda tumor CEA dan Ca 15-3 E. Histopatologi dari biopsi benjolan



60. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan lemas memberat sejak dua minggu. Pasien sudah diketahui menderita nefritis lupus sejak dua tahun terakhir. Terapi terakhir pasien adalah metilprednisolon 1x 8 mg, azathioprine 2x 50 mg, dan warfarin 1x2 mg. Pasien mengeluh dua bulan terakhir menstruasi lebih banyak dibandingkan sebelumnya, 2x per bulan, selama 8 hari setiap siklus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tampak sakit ringan; tekanan darah 120/80 mmHg; nadi 96x/menit, irama regular, isi cukup; frekuensi napas 20x/menit. Konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen datar lemas, tidak ada pembesaran hepar atau lien.



Hasil laboratorium menunjukkan Hb 8 g/dL; hematokrit 24%; MCV 63 fl; MCH 21 pg; leukosit 6500/µL; trombosit 130.000/µL; retikulosit 1%; ureum darah 40 mg/dL; kreatinin darah 1,5 mg/dL; SGOT 45 U/L; SGPT 48 U/L; Na 133 mEq/L; K 3,5 mEq/L; Cl 110 mEq/L. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis penyebab anemia pada pasien ini adalah A. Analisis Hb B. Coombs test C. Feritrin darah D. Bilirubin indirek E. Kadar vitamin B12 61. Seorang lelaki berusia 46 tahun datang ke IGD dengan keluhan muntah berwarna hitam sejak 12 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg; frekuensi nadi 105x/menit; frekuensi nafas 24x/menit. Konjungtiva palpebra pucat; sklera ikterik; terdapat palmar eritem. Pemeriksaan penunjang menunjukkan Hb 8,6 g/dL, hematokrit 25,8%; leukosit 4000/µL; trombosit 100.000/µL; PT 16 detik (kontrol 11 detik); aPTT 56 detik (kontrol 36 detik ); fibrinogen 150 mg/dL; D-Dimer 2000µg/L; bilirubin total 3,2 mg/dL; bilirubin direk 2,1 mg/dL; bilirubin indirek 1,1 mg/dL



Tatalaksana transfusi darah yang paling sesuai diperlukan pada pasien ini adalah : A. FFP B. PRC C. PRC dan FFP D. Cryoprexipitate E. PRC, cryoprecipitate, dan FFP



62. Seorang perempuan berusia 28 tahun, datang berobat ke Polikilinik Penyakit Dalam dengan keluhan mata kuning sejak seminggu. Tidak ada riwayat demam. Pasien sudah merasakan badan lesu dan leah sejak 4 bulan yang lalu. Riwayat BAK berwarna hitam pada pagi hari disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu aksila 36,5ºC; sklera ikterik; hepar dan lien tidak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 7 g/dL; MCV 88 fl; MCH 30 pg, trombosit 224000/µL; leukosit 4000/µL; retikulosit 3,5%; hapusan darah normokrom normositer; SGOT 34 U/L; SGPT 52 U/L; bilirubin total 3,2 mg/dL; bilirubin direk 1,1 mg/dL. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien adalah: A. LDH B. Analisis Hb C. Coombs Test D. Hemosiderin urin E. Pemeriksaan gen thalasemia α



63. Laki-laki 50 tahun datang dengan air seni seperti teh pagi hari. Pemeriksaan Lien schufner 2, hasil laboratorium Hb 7 g/dl, MCV 88, MCHC 32, HT 21%. Diagnosis adalah A. Malaria B. Thalasemia C. Anemia defisiensi FE



D. E.



Anemia hemolitik auto imun Paroxysma nocturnal hemoglobinuria



64.Perempuan berusia 30 tahun datang berobat dengan keluhan badan lemas terutama 2 Minggu terakhir. Pada pemeriksaan fisik konjungtiva pucat, limfa schufner 1, hasil laboratorium Hb. 8.0 g/dl, Ht. 24%, leukosit 5600/uL, trombosit 325.000/uL, eritosit 3,2 juta/uL, retikulosit 3,5 %. Secara morfologi termasuk anemia: A. Megaloblastik B. Non megaloblastik C. Mikrositik hipokrom D. Mikrositik normokrom E. Normositik noserotonim



65.Seorang laki-laki dibawa ke UGD dengan demam 3 hari, gusi berdarah, limfa schuffner 5, hb 8,1 mg/dl, leukosit 47.000/ul, trombosit 78.000/ul, sel blas 15 % Diagnosis pada pasien ini adalah A. Leukemia limfositik akut B. Leukemia myeloblastik akut C. Leukemia granulositik kronik fase kronik D. Leukemia granulositik kronik fase akselerasi E. Leukemia granulositik kronik fase krisis blast



66. Pasien ca nasofaring (T3N2M0). Terapinya; A. Kemoradiasi B. Kemoterapi C. Operasi



TRY OUT 67.Wanita 61 tahun didiagnosa dengan diffuse large B-cell lymphoma stadium IV 1 tahun ini. Saat ini dia mendapat 6 siklus rituximab-cyclophosphamide, doxorubicin,vincristine, dan prednisone (RCHOP) dan tidak respon. Dan dilanjutkan dengan 2 siklus rituximab-ifosfamide, carboplatin, and etoposide (R-ICE) dengan hasil partial respon dan pasien melanjutkan dengan autologous stem cell transplant (ASCT). Saat ini pasien mengalami limfadenopati axial bilateral dengan hasil biopsi relaps limfoma. Pemeriksaan ICH CD45+, CD20+. Mutasi yang mengakibatkan buruknya respon terapi pada pasien adalah; A. histone lysine-N-methyltransferase 2 (EZH2) B. myc C. bcl3 D. p16 E. p15-34



68. Seorang pria usia 20 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan bengkak pada lutut setelah terbentur.Perdarahan gusi, perdarahan hidung, perdarahan saluran cerna dan saluran kencing tidak ada. Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga ada (kakeknya) yang juga sering mengeluh lebam pada persendian setelah trauma. Pasien kemudian didiagnosa hemofilia A. Hasil pemeriksaan lab yang mendukung, adalah : A. Trombosit normal, PT normal, APTT memanjang, BT normal, tes ristosetin terganggu B. Trombosit menurun, PT normal, APTT normal, BT memanjang, tes ristosetin terganggu C. Trombosit normal, PT normal, APTT memanjang, BT memanjang, tes ristosetin normal D. Trombosit menurun, PT normal, APTT normalg, BT memanjang, tes ristosetin normal E. Trombosit normal, PT normal, APTT memanjang, BT normal, tes ristosetin normal 69. Seorang pria datang ke UGD dengan perdarahan gusi sejak 1 minggu terakhir,ada keluhan pusing, lemas, tetapi tidak demam. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan organomegali. Hasil lab Hb 6 MCV 85 MCH 30 WBC 22.000 PLT 60.000 PT 22,7 APTT 47,0 INR 2,20 dan rencana dilakukan tranfusi PRC dan FFP. Karena FFP tidak tersedia maka direncanakan tranfusi darah lengkap (whole blood) berupa darah segar. Dibandingkan darah baru, pada darah segar trombosit dan faktor pembekuan labil masih cukup untuk terjadinya pembekuan. Yang termasuk faktor pembekuan labil adalah : A. Faktor V dan VIII B. Faktor VIII dan IX C. Faktor IX dan X D. Faktor II dan VII E. Faktor II dan VIII 70. Seorang laki-laki 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan perdarahan pada gusi sejak 2 minggu terakhir. Perdarahan pada gusi terjadi terus menerus dan secara spontan. Riwayat demam naik turun sejak 1 bulan terakhir. Pasien tidak masuk kerja di kantor karena merasa lemas dan nafsu makan menurun dalam 1 bulan terakhir. Penurunan berat badan 5 kg dalam 1 bulan. Pemeriksaan Fisis di dapatkan T : 120/70 N: 100x/menit, P 26x/menit, S; 38 oC, Konjungtiva anemis, ikterus tidak ada, KGB tidak teraba, Hepatosplenomegaly, Pteki dan hematom pada ekstremitas superior dan inferior. Dari Laboratorium didapatkan : WBC : 55.000/uL, Hb : 8,0 g/dl, HCT 24%, PLT 25.000/uL, hitung diffrensial count tidak terbaca, PT: 18,3 detik, INR 2,05, aPTT : 36,0 detik. D-dimer : 2,3, Fibrinogen 200. ADT : susp AML, 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien dilakukan BMP dengan kesan AML M-3. Komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien ini



A. Infeksi B. Febrile Neutropenia C. Perdarahan D. DIC E. Leukostasis 71.Seorang laki-laki, berumur 19 tahun, datang ke IRD karena bengkak dan nyeri pada sendi lutut sebelah kanan setelah pasien bermain futsal. Sejak usia 8 tahun, pasien sudah terdiagnosis Hemofilia A dan suntik FVIII rekombinan rutin 1500 U 2x/minggu. Tidak ada perdarahan di lokasi tubuh yang lain. Dalam 6 bulan ini, pasien MRS dengan keadaan seperti ini sebanyak 3 kali setelah berolahraga di mana sebelum 6 bulan ini pasien tidak pernah mengalami bengkak sendi dengan intensitas olahraga yang sama. Dari pemeriksaan fisik, tanda vital stabil, didapatkan bengkak genu kiri disertai nyeri tekan/gerak. BB pasien 50 kg dan TB 160 cm. Dari pemeriksaan darah didapatkan APTT memanjang, PPT normal, aktivitas FVIII 4%, waktu perdarahan normal, hasil lab lain dalam batas normal. Pemeriksaan lanjutan apa yang perlu dilakukan untuk menentukan terapi pasien berikutnya? a. Tidak perlu pemeriksaan tambahan karena diagnosis sudah jelas b. Pemeriksaan tes agregasi trombosit c. Pemeriksaan kadar von Willebrand dan uji Ristosentin d. Pemeriksaan antibodi FVIII e. Pemeriksaan aktivitas FIX dan FXI 72. Wanita, 44 tahun dengan keluhan demam makin meningkat, demam terus - menerus selama 3 hari pasien tampak bingung dan tidak menyambung bila diajak bicara. Riwayat Penyakit dahulu tidak ada problem kesehatan sebelumnya, tidak sedang dalam konsumsi obat. Dalam pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu 38.6 derajat Celcius, tekanan darah 130 / 80, HR 92 x / menit, dan RR 18 x/menit. Keadaan umum: tampak bingung dan tidak menyambung, dalam pemeriksaan neurologi dalam batas normal. Tampak ada petechiae pada kulit dengan pemeriksaan torniquet, Hb 8.5 g/dL, leukosit 15000, trombosit 25000, Cr 3,2 mg / dL, LDH 1050 IU/L, PT dan PTT normal. Foto thorak dan urinalisis tampak normal. Pemeriksaan darah tepi ditemukan gambaran schistocytes. Pasien meminum antibiotik untuk tetapi dalam 2 hari demam terus meningkat tidak ada perbaikan, Hemoglobin dan trombosit makin turun. Kultur darah dan urin ( - ), lumbal pungsi dalam batas normal, dilakukan CT scan dalam batas normal. Patofisiologi yang mendasari kondisi pasien tersebut adalah: TTP-HUS a. Aktivasi koagulasi dan fibrinolysis berlebihan b. Anemia dan trombositopeni terkait kerusakan akibat mikroangiopati c. Peningkatan permeabilitas kapiler akibat vaskulitis d. Anemia dan trombositopeni terkait kerusakan karena sistem imun e. Defisiensi faktor-faktor koagulasi



73. Seorang wanita 40 tahun dengan sickle cell datang dengan fatig dan hematokrit 18%. Ia meminta transfusi pada waktunya. Empat unit darah telah dipesan sesuai tipenya, tetapi bank darah mengatakan itu akan membutuhkan setidaknya satu hari untuk memperoleh darah transfusi.



Alasan dibawah ini yang paling sesuai dengan masalah penyediaan darah yang tepat untuk pasien adalah …. A. Pasien memiliki golongan darah yang langka. B. Pasien memiliki autoantibodi pada serumnya. C. Pasien memiliki alloantibodi pada serumnya. D. Skreening yang tepat dibutuhkan pada pasien dengan sickle cell untuk mencegah transmisi infeksi melalui darah melalui mikroorganisme seperti Yersinia. E. Pasien memiliki anti-HLA antibodi pada serumnya.



74. Seorang wanita usia 50 tahun, kondisi baik, datang setelah keluar dari rumah sakit dengan diagnosis saat ini kanker paru dengan tumor sebesar 2 cm. Pasien tersebut didiagnosis dengan squamous cell carcinoma, stadium 1A (T1, N0,M0). Dia datang untuk menanyakan terapi selanjutnya. Manakah terapi selanjutnya untuk pasien ini? A. Setelah operasi reseksi, diindikasikan kemoterapi B. Setelah operasi reseksi, diindikasikan terapi radiasi C. Setelah operasi reseksi, diindikasikan kemotherapi dan terapi radiasi D. Setelah operasi reseksi, diindikasikan reseksi follow-up E. Setelah operasi reseksi, tidak ada indikasi terapi lanjutan



75. Pasien laki-laki usia 65 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan lemas badan, pucat, demam, terdapat riwayat perdarahan berupa bercak kemerahan di kulit. Pada pemeriksaan di dapatkan Hb 7 gr/dL, Trombosit 80.000/mm3. Pada apusan darah tepi Blast < 5%. Pada Sumsum tulang didapatkan Sideroblast < 15, Blast 10%. Apa penggolongan penyakit tersebut berdasarkan kriteria French-AmericanBritish (FAB) A. Refractory Anemia (RA) B. Refractory Anemia with Ringed Sideroblast (RASB) C. Refractory Anemia with Excessive Blast (RAEB) D. Refractory Anemia with Excessive Blast in transformation to Leukimia (RAEBt) E. Chronic Myelomonocytic Leukimia



76. Seorang perempuan 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada tulang belakang, lemas badan, sesak napas, pucat, dada berdebar. Pada pemeriksaan didapatkan conjungtiva pucat, Hb 6 gr/dL, kalsium serum 2,6 mmol/L, radiologis terdapat gambaran punch out lesion dan lesi litik di costae. Protein bence jones 8 gr/24 jam, pada BMP didapatkan sel plasma > 30%. Apakah diagnosis pasien tersebut di atas: A. Multiple Myeloma stadium I B. Myeloma Indolen C. Multiple Myeloma stadium II D. Smoldering Myeloma E. Multiple Myeloma stadium III  Durie-Salmon



77. Seorang laki-laki 40 tahun dengan keluhan muka pucat, lemas, perdarahan gusi, demam, anoreksia. Pada pemeriksaan abdomen dijumpai hepatomegali dan splenomegali. Dari hasil Pemeriksaan lab diperoleh hb 7 gr/dl, leukosit 87000/mm, trombosit 60.000/mm. Pemeriksaan BMP diperoleh hiperseluler, seri lymphoblast 60%. Dari pernyataan diatas maka diharapkan pemeriksaan selanjutnya pada pasien ini yaitu berupa : A.MPO (+) B.MPO (-) C.ALP (+) D.Ham test (+) E.Sudan black (+)



Usulan Batch 34 78. Seorang laki-laki usia 18 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan badan lemas yang sdah dialami os dalam 2 tahun terakhir ini.Enam bulan yang lalu os pernah dirawat di RS luar dan mendapat transfusi darah.Os didiagnosa dengan Thalasemia Beta.dari hasil pemeriksaan dijumpai Hb: 6,8gr/dl,Leukosit ,2890,trombosit,75.000mm3.Indikasi transfusi pada pasien thalasemia intermedia : a.Adanya hipersplenisme b.Adanya gagal jantung kongestif c. Hb 7 gr/dl d. Adanya hepatosplenomegali jawab :B PAPDI : hal 2637



79. Seorang laki-laki usia 43 tahun dikonsul dokter Neurologi dengan keluhan hemiparese dextra dan dijumpai riwayat nyeri kepala,telinga berdenging, dan gatal-gatal. Dan os merasakan adanya benjolan di perut sebelah kiri dan adanya penurunan berat badan.Pada pemeriksaan dijumpai splenomegali, Lab: Hb:19gr%,Ht: 53%,Lekosit 45.000,Trombosit:970.000 , pada urinalisa dijumpai Protein(-),Asam urat (+), telah dilakukan BMP dijumpai hiperseluller trilinier dengan proliferasi sel eritoid,granulositik dan megakariosit.Terapi pada kasus diatas a.Phlebotomi + aspirin + anti histamin b.Aspirin + antihistamin c.Busulfan + aspirin + antihistamin d.Interferon alfa + aspirin + antihistamin e.Analgrelide + aspirin + antihistamin JAWABAN : C PAPDI HAL 2667 80. Polisitemia vera adalah kondisi dimana terjadi mutasi pada reseptor EPO sehingga pada Polisitemia Vera dapat membentuk koloni tanpa adanya eritopoetin.Pada beberapa penelitian dijumpai mutasi pada JAK 2 yaitu pada kromoson a.9p-22



b.9p-23



c.9p-24



d.9p-25



e.9p-26 JAWABAN : C PAPDI 2664



81.Hemofilia adalah kondisi defisiensi faktor pembekuan dan aktivitas faktor pembekuan Hemofilia C adalah kondisi kekurangan faktor a. faktor VII



b.faktor VIII



d.faktor X



e.faktor XI



c.faktor IX



JAWABAN : E PAPDI HAL 2743



82. Seorang laki-laki usia 18 tahun datang dengan keluhan bengkak di sendi lutut setelah terbentur kaki meja.Perdarahan gusi,perdarahan saluran cerna,saluran kencing tidak dijumpai.Dari pemeriksaan pasien didiagnosa dengan hemofilia A.Kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap pasien.Hasil pemeriksaan terhadap pasien yang mendukung ke arah hemofilia A a.trombosit menurun,APTT,memanjang,PT memanjang,test ristosetin terganggu b.trombosit normal,APTT memanjang,PT memanjang,test ristosetin terganggu c.trombosit menurun,APTT memanjang,PT memanjang,test ristosetin normal



d. .trombosit normal,APTT memanjang,PT normal,test ristosetin normal e. .trombosit normal,APTT memanjang,PT memanjang,test ristosetin normal JAWABAN : D PAPDI HAL 2745



83. Seorang laki-laki usia 72 tahun datang ke Poli Interna dengan keluhan nyeri kepala,telinga berdenging,gatal-gatal .Kemudian dilakukan pemeriksaan dijumpai Hb:20gr%,Ht: 58%,Lekosit 10.000,Trombosit:850.000 .Dilakukan pemeriksaan BMP : hiperseluller trilinier dengan proliferasi sel eritoid,granulositik dan megakariosit dan Jak 2 (+). Os sudah pernah mendapat tindakan phlebotomi sebanyak 2 kali terakhir 2 bulan yang lalu. Tatalaksana selanjutnya pada kasus diatas: a.Phlebotomi +aspirin + antihistamin b.Hydroxy urea +aspirin +antihistamin c.Busulfan + aspirin +antihistamin d.Interferon alfa +aspirin +antihistamin e.Analgrelide +aspirin +antihistamin JAWABAN : C PAPDI HAL 2668



84. Setelah 3 minggu diterapi maka dilakukan pemeriksaan terhadap os. Apakah indikasi penghentian terapi pada pasien diatas : a.Ht 10 mg/dl. Fosfat serum > 10 mg/dl.BAK volume 800cc sejak 1 hari yang lalu.Tindakan yang dilakukan :



a. hidrasi cairan sebesar 3-4 liter/m2/24 jam,alopurinol 4 kali 300 mg/hari untuk menghambat produksi asam urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian natrium bikarbonat 150-300 mEq untuk setiap liter cairan intravena b. diuresis paksa (forced diuresis) selama 24 jam dengan furosemid, alopurinol 600-800 mg/hari, terjadi keadaan oliguria diberikan diuretik atau manitol 12,5 gram dalam larutan 20 % c.



dilakukan hemodialisa pada kondisi hiperkalemia dan hiperfosfat.



d. hidrasi cairan sebesar 3-4 liter/m2/24 jam,alopurinol 4 kali 300 mg/hari untuk menghambat produksi asam urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian natrium bikarbonat 150-300 mEq untuk setiap liter cairan intravena,setelah itu tindakan hemodialisa e. diuresis paksa (forced diuresis) selama 24 jam dengan furosemid, alopurinol 600-800 mg/hari, terjadi keadaan oliguria diberikan diuretik atau manitol 12,5 gram dalam larutan 20 %,kemudian tindakan hemodialisa JAWABAN : C PAPDI BAB 558



107. Faktor resiko untuk terjadinya Sindroma Lisis Tumor adalah: a. Leukemia akut dengan leukosit awal > 50.000/ul,Limfoma agresif dan bulky,kadar LDH>1000u/ml,Peningkatan BUN,dehidrasi b. Asam urat 7 BUN,dehidrasi



mg/dl,Limfoma agresif dan bulky,kadar LDH>1000u/ml,Peningkatan



c. Dijumpai adanya gangguan fungsi ginjal dimana peningkatan kreatinin serum 1,2 x normal,Limfoma agresif dan bulky,kadar LDH>1000u/ml,dehidrasi d. Hiperkalemia > 5 meq/L atau meningkat 10 %,Limfoma agresif dan bulky,kadar LDH>1000u/ml,Peningkatan BUN,dehidrasi e. Leukemia akut dengan leukosit awal > 40.000/ul,Limfoma agresif dan bulky,kadar LDH>1000u/ml,Peningkatan BUN,dehidrasi JAWABAN : A EIMED SINDROM LISIS TUMOR 108. Seorang pria 53 tahun BB : 60 kg TB :165 Cm didiagnosa tumor paru telah menjalani kemoterapi 3 hari yang lalu saat ini mengeluh mual muntah,dan keram pada otot Kalium, serum > 5,2 meq/L, Asam urat serum > 9 mg/dl. Kreatinin clearance 20 ml/menit. Fosfat serum > 6 mg/dl.BAK volume 1200 cc sejak 1 hari yang lalu.Anjuran pemberian alupurinol a.



3x 200 mg



b.



2 x 200mg



d.



2 x100mg



e.



3 x 300mg



c.



3 x 100mg



JAWABAN : C PAPDI BAB 558



109. Seorang wanita umur 27 tahun BB;50 kg TB:158 cm datang ke Poli RS H.Adam Malik dengan keluhan lebam lebam pada kulit dan gusi berdarah.Satu bulan yang lalu os didiagnosa dengan ITP dan mendapat prednison dan anti D-immune globulin selama 1 bulan .Dilakukan



pemeriksaan dijumpai Hb: 10,2gr/dl Lekosit 8900mm3,Trombosit: 28.000 mm3. HST dalam batas normal .Terapi yang dilakukan untuk pasien ini : a.



Prednison,danazol,splenektomi



b.



Prednison,danazol,Intravena imune globulin(IVIG),splenektomi



c.



Metilprednisolon,dapson,Intravena imune globulin(IVIG),splenektomi



d.



Metilprednisolon, Intravena imune globulin (IVIG),splenektomi



e.



Prednison, splenektomi,Intravena imune globulin (IVIG)



JAWABAN : D PAPDI BAB 362



110.Seorang wanita usia 48 tahun dikonsulkan oleh Bedah dengan PSMBA 1 hari ini os post operasi laparatomi atas indikasi apendix perforasi, 4 hari yang lalu.Dijumpai demam dari PD: sens: CM TD 110/70 mmhg,Nadi 104x/i reguler,RR:24 x/i,Temp :39,1⁰ C BB:50kg TB: 158cm .Laboratorium Hb: 8,9 gr/dl,Leukosit 35.000 mm3,Trombosit 68.000 mm3, PT pasien : 25,30 kontrol 12,00 (pasien/kontrol:2,1) ; APTT : Pasien 42,6 kontrol 20,9 (2,03) Trombin time : Pasien :25,5 Kontrol 13,5(pasien /kontrol :1,88) d.dimer 1100,fibrinogen : 110mg/d, creatinin: 1,9 mg/dl, Albumin 3,1 g/dl, Na/K/Cl : 128/3,4/99 meq/L . BAK 750 cc dalam 24 jam terakhir Riwayat DM,Hipertensi (-). Terapi suportif yang dianjurkan pada pasien ini adalah: a.



Rehidrasi dan pemberian antibiotik broad spekrum luas mencakup gram positif dan gram negatif



b.



Rehidrasi, transfusi PRC,transfusi trombosit



c.



Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi FFP



d.



Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi kriopresipitat



e.



Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi trombosit single donor



JAWABAN : C PAPDI BAB 363



111. Seorang wanita usia 36 tahun dikonsulkan oleh dokter Obstetri dengan PSMBA dan hematuria dan dialami os dalam 1 hari ini.Os kiriman dari RS luar post operasi SC 2 hari yang lalu atas indikasi partus terlantar.Sehari sebelumnya os sudah mendapat transfusi PRC @175cc dari RS luar sebanyak 2 kantong .Dijumpai demam, dari PD: sens: CM TD 100/90 mmhg,Nadi 112x/i reguler,RR:28 x/i,Temp :39,5⁰ C BB:60kg TB: 156cm .Laboratorium Hb: 8,5 gr/dl,Leukosit 38.000 mm3,Trombosit 51.000 mm3, PT pasien : 22,93 kontrol 16,50 (pasien/kontrol:1,39) ; APTT : Pasien 26,46 kontrol 18,9 (pasien/kontrol : 1,4) Trombin time : Pasien :18,1 Kontrol 12,8 (pasien/kontrol: 1,4) d.dimer 1000,fibrinogen : 90mg/d, creatinin: 1,5 mg/dl, Albumin 2,9 g/dl, Na/K/Cl : 130/3,2/101 meq/L. BAK 800 cc dalam 24 jam terakhir Riwayat DM,Hipertensi (-). Terapi suportif yang dianjurkan pada pasien ini adalah: a.



Rehidrasi dan transfusi PRC,transfusi trombosit,transfusi FFP



b.



Rehidrasi, transfusi PRC,transfusi trombosit,kriopresipitat



c.



Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi FFP



d.



Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi kriopresipitat



e.



Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi trombosit single donor



JAWABAN D PAPDI BAB 363 112. Pada pasien dengan Hemofilia dan Christmas disease dijumpai kelainan APTT . Pada abnormalitas APTT dijumpai kelainan yang menunjukan pemanjangan faktor faktor koagulasi dibawah ini: a.X,V,VII,II,fibrinogen b.X,XI,VII,III,fibrinogen c. X,IX,XI,XII,VII,V,II,fibrinogen c.X,XI,XII,III,VII,V, fibrinogen d.X,XI,XII,II,VIII,VII,V ,fibrinogen JAWABAN : E PAPDI BAB 358



113. Seorang pria 53 tahun dengan keluhan benjolan pada leher kiri dialami penderita sejak 4 bulan terakhir ini yang semakin lama semakin membesar, disertai demam naik turun dan keringat yang berlebihan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pembesaran KGB colli sinistra ukuran diameter 5 cm, immobile, nyeri tekan (-), dan dijumpai pembesaran KGB pada axilla sinistra dan inguinal dextra sinistra. Hasil laboratorium dijumpai Hb 10,3 g/dl, Leukosit 9500 u/l, platelet 254000 u/l. Hasil histopatologi pasien tersebut adalah diffuse large B cell lymphoma. Stadium pasien tersebut menurut Ann Arbor: A. Stadium I C. Stadium IIB



B. Stadium IIA D. Stadium IIIA



E. Stadium IIIB Jawab : E Papdi BAB 391 114.Seorang pria 32 tahun datang dengan keluhan batuk nonproduktif persisten. Dia juga mengalami demam dan anoreksia, penuruna berat badan sekitar 5 kg dalam 1 bulan terakhir. Pada pemeriksaan paru dijumpai perkusi dan auskultasi normal. Pada foto thorax dijumpai massa mediastinal anterior. Kemungkinan diagnose pasien ini adalah: A. Tuberkulosis



B. Cryptococcoma



C. Hodgkin’s Lymphoma



D. Mikosis paru



E. Retrosternal goiter



jAWAB : C padp bab 391 115. Seorang wanita, 63 tahun, pekerjaan pensiunan buruh pabrik pembuatan pakaian, datang ke RS mengeluh benjolan pada leher kiri, keluhan disertai penurunan BB, demam (-). Pada pemeriksaan fisik benjolan konsistensi kenyal, mobile, nyeri (-), pembesaran KGB (-), pemeriksaan fisik lain dalam batas



normal. Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal. Dari pemeriksaan jaringan benjolan didapatkan hasil suatu limfoma, apakah anjuran pemeriksaan lanjutan yang paling tepat? A. Histopatologi



B. FNAB



C. Imunohistokimia CD 50 dan CD 52 Core biopsi



D. Imunohistokimia CD 20 dan CD



E.



Jawab : D papdi bab 391 116. Seorang laki-laki berusia 40 tahun berobat ke poliklinik dengan membawa hasil pemeriksaan penunjang histopatologi limfoma non Hodgkin. Sejak 3 bulan pasien mengeluh demam tidak terlalu tinggi disertai penurunan berat badan dan keringat malam. Pada pemeriksaan fisik terdapat pembesaran kelenjar getah bening di aksilla dan leher. Secara klinis system staging Ann Arbor, pasien tersebut masuk kategori limfoma non Hodgkin stadium: A. Stadium IA



B. Stadium IB



C. Stadium IIA



D. Stadium IIB



E. Stadium IIIA



Jawab : D Papdi bab 391 117. Berikut ini yang dapat dilakukan sebagai pencegahan demam akibat transfusi darah, kecuali: A. Uji cocok silang leukosit donor dengan serum resipien yang mendapat transfusi leukosit B. Pemasangan mikrofiltrasi agar jumlah leukosit berkurang C. Pemberian infus Paracetamol selama 2 jam sebelum transfusi D. Pemberian aspirin 1 g saat mulai menggigil E. Pemberian prednisone 50 mg sebelum transfuse Jawab :D PAPDI bab 374 118. Seorang wanita 16 tahun dengan AML datang dengan perdarahan dari gusi. Hb 5 g/dl, leukosit 120.000/mm3, trombosit 150.000/mm3. Pasien diberikan transfusi darah, 3 jam kemudian pasien mengeluh sesak nafas dan demam. Pemeriksaan vital sign: TD 90/60 mmHg, HR 120x/menit, T 38ºC. Foto thorax menunjukkan edema pulmoner bilateral. Apakah kemungkinan penyebab kondisi pasien tersebut? A. Transfusion associated circulatory overload B. Transfusion related acute lung injury C. Syok anafilaktik



D. Syok hipovolemik



E. Syok kardiogenik



Jawab : B papdi bab 374 119. Seorang wanita usia 46 tahun yang sudah didiagnosa dengan non Hodgkin limfoma datang ke IGD RS dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan vital sign: Temp oral 39ºC, dan pada pemeriksaan fisik dijumpai anemia, lainnya dalam batas normal. Kemudian anda mendiagnosa pasien dengan febrile neutropenia. Mikroorganisme aerobic gram negatif penyebab tersering keadaan tersebut adalah: A. Staphylococcus epidermidis



B. Streptococcus spp. C. Escherichia coli D. Bacteroides fragilis E. Aspergillus flavus Jawab : C PAPDI bab 385 120. Seorang perempuan 60 tahun, datang dengan keluhan utama benjolan pada leher, paha sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar limpa. Pasien juga mengeluhkan mudah lelah, tidak selera makan dan penurunan berat badan. Tekanan darah 135/70mmhg, Hr 78, RR 20x/mnt dan T 37C. Dari hasi lab diperoleh hb 11,,5g/dl.leukosit 55.000/ul. Plt 150.000/m. Diftel b/e/n bat/n seg/l/m : 0%/0%/1%/41%/53%/5%. Kemungkinan diagnosa pada pasien ini adalah : a.



TB kelenjar



b.



Limfoma non hodgkin



c.



Limfoma hodgkin



d.



Akut Limfoblasik leukemia



e.



Cronik limfositik leukemia



jawab :C PAPDI bab 391 121. Pasien laki-laki, umur 59 tahun didiagnosa menderita suatu multiple myeloma pada femur, pasien selalu mengeluhkan rasa nyeri pada tulang, pada visua; analog score didapat hasil 3, apa pilihan anti nyerinya? A. MST oral



B. Morfin iv



D. Asetaminofen oral



E. Propofol iv



C. Tramadol iv



Jawab :D papdi bab 384



122. Seorang perempuan 60 tahun, datang dengan keluhan utama benjolan pada leher, paha sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar limpa. Pasien juga mengeluhkan mudah lelah, tidak selera makan dan penurunan berat badan. Tekanan darah 135/70mmhg, Hr 78, RR 20x/mnt dan T 37C. Dari hasi lab diperoleh hb 11,,5g/dl.leukosit 55.000/ul. Plt 150.000/m. Diftel b/e/n bat/n seg/l/m : 0%/0%/1%/41%/53%/5%. Kemungkinan diagnosa pada pasien ini adalah : a.



TB kelenjar



b.



Limfoma non hodgkin



c.



Limfoma hodgkin



d.



Akut Limfoblasik leukemia



e.



Cronik limfositik leukemia



Jawab c : 2693-2695



123. Seorang perempuan usia 65 datang dengan keluhan nyeri pinggang. Pada pemeriksaan laboratorium diperoleh hb 8,3 gr/dl, leukosit 5000/mm, trombosit 156.000/mm. Retikulosit 1,8%, MCV : 90 fl, MCH 30 pq, MCHC 35g/dl. Kadar albumin 2,7g/dl dan ureum 98mg/dl, kreatinin 2,0 mg/dl. Pemerisaan selanjutnya yang harus dilakukan pada pasien adalah a.



Coombstes



b.



Kadar eritropoetin



c.



Analisa Hb



d.



Feritin



e.



Globulin



Jawab : e :2702-2703



124. Seorang perempuan usia 46 taun, datang berobat ke poli interna dengan keluhan lemas dan pusing sejak 3 bulan SMRS, pada fisik diagnostik diperoleh konjungtiva pucat, skera normal tidak terdapat organomegali. Dari hasil laboratorium diperoleh: diperoleh hb 8,5 gr/dl, leukosit 3900/mm, trombosit 130.000/mm. Hematokrit 25,5%, Retikulosit 2,7%, Indeks retikulosit 1,77. Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal. Pemerisaan selanjutnya yang harus dilakukan pada pasien adalah a.



Coombs test



b.



Sugar water test,CD55, cd59



c.



BMP



d.



BMP dan biopsi sumsung tulang



e.



SI,TIBC,Feritin



Jawab : d : 2580-2581 125. Sorang perempuan usia 57 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan demam sejak 3 hari disertai dengan perdarahan gusi dan bercak merah pada kulit. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pembesaran limpa dan pada hasil lab diperoleh hb 8,1 gr/dl, leukosit 3800/mm, trombosit 68.000/mm.morfologi darah tepi eritrosit anemia normokrom normositer , leukosit meningkat tampak semua tahap maturasi disertai jumlah blast 18%. Diagnosa pasien ini adalah : a.



ALL



b.



AML



c.



CML Fase akselerasi



d.



CML fase krisis blast



e.



CML fase kronik



Jawab c : 2679



126. Seorang lakilaki datang dengan keluhan utama nyeri pada pinggang hilang timbul yang memberat sejak 1 minggu ini. Pasien juga telah menjalani operasi batu ginjal 2 kali dalam 2 tahun ini. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan lab diperoleh hb 12,1 gr/dl, leukosit 6700/mm, trombosit 168.000/mm. Natrium 135 meq/L, k 3 meq/l, ca 13,8 mg/dl. Urinalisa diperoleh leukosit 2-3/lap pandang, eritrosit 3-5/LPB, bakteri (-),kristal oksalat (-), nitrit (-), foto thorax ditemukan lesi litik pada costae. Pada BNO ditemukan batu multipel ginjal bilateal. Penyakit yang mendasari keluhan berulang pada pasien ini adalah : a.



Hiperparatiroidisme primer



b.



Hiperparatiroime sekunder



c.



Multipel myeloma



d.



Osteoporosis



e.



Osteosarkoma



Jawab : c: 2703 127. Seorang pasien 66 tahun dengan keluhan lemah seluruh tubuh, demam, dan mimisan. 1 tahun yang lalu dilakukan BMP dengan hasil MDS. Suhu 38 C, dan terdapat ptechie pada kulit . Tidak diperoleh organomegali. Pemeriksaan lab diperoleh hb 6 gr/dl, leukosit 2500/mm, trombosit 8.000/mm. Pemeriksaan darah tepi ditemukan mieloblast 6%. Diagnosa yang palig mungkin pada pasien ini : a.



ALL



b.



AML



c.



CML



d.



Anemia aplastik



e.



MDS



Jawab : e : 2711 128. Seorang laki-laki 40 tahun dengan keluhan muka pucat, lemas, perdarahan gusi, demam, anoreksia . Pada pemeriksaan abdomen dijumpai hepatomegali dan splenomegali. Dari hasil Pemeriksaan lab diperoleh hb 7 gr/dl, leukosit 87000/mm, trombosit 60.000/mm. Pemeriksaan BMP diperoleh hiperseluler, seri lymphoblast 60 %. . Dari pernyataan diatas maka diharapkan pemeriksaan selanjutnya pada pasien ini yaitu berupa : a.MPO (+) b.MPO(-) c.ALP (+) d.Ham test (+) e.Sudan black (+) jawab :b : 2685



129. Manakah dari karakteristik tumor di bawah ini yang menunjukkan prognosis buruk pada pasien kanker payudara? a.



Reseptor estrogen (+)



b.



Tingkat pembelahan nukleus yang baik



c.



Proporsi yang rendah pada fase S



d.



Ekspresi berlebih erbB2(HER-2/neu)



e.



Reseptor progesteron(+)



Jawaban D. Harrison (Chap. 86) Pathologic staging remains the most important determinant of overall prognosis. Other prognostic factors have an impact on survival and the choice of therapy. Tumors that lack estrogen and/or progesterone receptors are more likely to recur. The presence of estrogen receptors, particularly in postmenopausal women, is also an important factor in determining adjuvant chemotherapy. Tumors with a high growth rate are associated with early relapse. Measurement of the proportion of cells in S-phase is a measure of the growth rate. Tumors with more than the median number of cells in S-phase have a higher risk of relapse and an improved response rate to chemotherapy. Histologically, tumors with a poor nuclear grade have a higher risk of recurrence than do tumors with a good nuclear grade. At the molecular level, tumors that overexpress erbB2 (HER-2/neu) or that have a mutated p53 gene portend a poorer prognosis for patients. The overexpression of erbB2 is also useful in designing optimal treatment regimens, and a human monoclonal antibody to erbB2 (Herceptin) has been developed.



130. Seorang laki-laki 54 tahun menjalani pemeriksaan kesehatan eksekutif.Pada pemeriksaan fisik dijumpai pembesaran prostat disertai nodul lobus kanan. Pasien tidak mengingat hasil pemeriksaan rektum terakhirnya dan belum pernah diperiksa prostate specific antigen (PSA). Berdasarkan pemeriksaan ini, manakah hal di bawah ini yang direkomendasikan untuk diperiksa selanjutnya : a.



Bone scan untuk evaluasi metasstase



b.



PSA



c.



PSA saat ini dan 3 bulan berikutnya untuk mengevaluasi peningkatan PSA



d.



Pemeriksaan digital rektum ulang 3 bulan lagi



e.



Biopi transrectal ultrasound-guide



Jawab : e 131. Seorang pasin lakil-laki datang dengan keluhan utama benjolan dileher 3 bln ini. Os juga mengeluhkan hidung tersumbat, mimisan dan sulit menelan. Penurunan berat badan dijumpai. Pada hasil histopatologi dijumpai karsinoma tidak berdiferensiasi. Dari hasil CT scan diperoleh massa pada nasofaring dan fosa nasal . dan pada kelenjar limfe diperoleh metastase bilateral, 6 cm dalam dimensi terbesar di atas fosa supraklavikula.Namun belum ditemukan penyebaran ke organ lainnya. Maka terapi yang dapat dilakukan pada pasien berikut adalah a.



neoajuvan



b.



kemoradiasi



c.



brakiterapi



d.



reseksi



e.



Radiasi eksterna



Jawab b ; 2994-2995 132. Seorang perempuan usia 23 tahun didiagnosa dengan DVT pada tungkai bawah kiri. Manakah hal dibawah ini yang merupakan kontraindikasi pada terapi low-molecular-weight heparin (LMWH)? a.



Kehamilan



b.



Obesitas



c.



Hemodialisa



d.



DM yang tidak terkontrol



e.



Jaundice



Jawaban c harrison (Chap. 111) Low-molecular-weight heparins are cleared renally, and these drugs have been described as causing significant bleeding in patients on hemodialysis. They should not be used in patients with dialysis-dependent renal failure. They are class B drugs for pregnancy and dosage is weight-based. Their utility is not affected by diabetes mellitus or hepatic dysfunction. Thrombocytopenia is a rare side effect of both unfractionated heparin and LMWH, but LMWH should not be used in someone with a documented history of heparin-induced thrombocytopenia.



133. Seorang wanita umur 32 tahun didiagnosa dengan kanker payudara insitu sinistra. Pasien telah dilakukan total mastektomi. Pasien dikonsulkan kepada anda untuk kemungkinan mendapat terapi hormonal. Pernyataan berikut yang sesuai tentang terapi hormonal pada pasien ini adalah: a.



Anti estrogen tidak perlu diberikan pada pasien ini oleh karena tumor tidak invasif



b.



Aromatase inhibitor lebih sesuai untuk pasien ini dibandingkan antiestrogen



c.



Antiestrogen dapat diberikan pada pasien ini untuk mencegah kekambuhan



d.



Tamoksifen memiliki efek toksisitas yang banyak, sehingga harus hati hati



e.



Tamoksifen tidak memiliki efek estrogenik



Jawaban (c) The answer is C. (Chap. 78) Chemoprevention involves the use of specific natural or synthetic chemical agents to reverse, suppress, or prevent carcinogenesis before the development of invasive malignancy. Calcium, by binding to luminal free fatty acids and bile, may reduce gastrointestinal endothelium proliferation. Calcium supplementation decreases the risk of adenomatous polyps by up to 20%. Trials with cancer-incidence endpoints are currently underway. High doses of relatively toxic isotretinoin caused regression of the premalignant oral leukoplakia lesions; however, lower doses were not effective in preventing head and neck cancers. It also did not prevent second malignancies in patients cured of early stage non-



-Carotene has been investigated for the chemoprevention -carotene. Aspirin



had no effect on colon cancer incidence in a 6-year trial. Cyclooxygenase-2 inhibitors have been shown to reduce recurrence rates for polyps in familial adenomatous polyposis. The effects on colon cancer in sporadic cases were initiated, but were complicated by the association of these drugs with increased cardiovascular death. Tamoxifen is used for primary prevention of breast cancer among those at very high risk. It is associated with a small increase in the risk of endometrial cancer.



134. Seorang laki-laki berusia 50 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan tungkai kanan bawah bengkak, tapi tidak sakit. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 160/90 mmhg, frekuensi nadi 88x/i, limpa teraba shuffner 4, dan terdapat pitting edema pada tungkai bawah kanan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hematokrit 65%, leukost 11.000/mm, trombosit 460.000/mm, MCV 89fl, MCH 30 pg, neutrofil 5.500/mm. Diagnosa kerja pasien diatas adalah : a.



Myelofibrosis



b.



Leukemia akut



c.



Polisitemia vera



d.



Leukemia kronis



e.



Trombositosis esensial



Jawab c 2666-2667



135. Seorang wanita 27 tahun datang dengan keluhan lemah seluruh tubuh sejak 2 bulan SMRS , serta dijumpai benjolan pada perut kiri atas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan splenomegali (sucfner IV) pada hasil lab diperoleh hb 11 gr/dl, leukosit 75.000/mm, trombosit 250.000/mm.morfologi darah tepi dijumpai semua stadium granulopoesis. Jika pada pemeriksaan sitogenetik didapatkan kromosom philadelpia, terapi yang paling tepat digunakan pada pasien ini adalah a.



Sitarabin



b.



Klorambusil



c.



Doksorubisin



d.



Hidroksiurea



e.



Imatinib mesilat



Jawab e : 2680-2681



136. Seorang laki-laki 75 tahun diopname untuk menjalani pengobatan untuk trombosis vena dalam. Pasien sebelumnya baru pulang 2 bulan dari RS. Pada saat itu pasien diterapi oleh karena kondisi pneumonia komunitas dengan komplikasi gagal pernafasan akut yang memerlukan ventilator mekanik. Pasien dirawat selama 21 hari saat itu. Sehari sebelum diopname, pasien mengeluh pembengkakan tungkai bawah kiri yang disertai rasa nyeri. USG dopler menunjukkan penyumbatan trombus pada vena femoralis. Setelah diterapi dengan bolus awal, pasien diberikan infus berkelanjutan UFH 1600U/jam karena pasien memiliki gangguan ginjal kronik dengan HD reguler. Pemeriksaan Aptt dipertahankan pada kadar terapeutik. Pada hari ke 5 dijumpai penurunan trombosit dari 150.000/ml menjadi 88.000/ml. Apakah tindakan paling tepat pada pasien ini : a. Melanjutkan infus heparin dengan dosis terakhir dan periksa antibodi anti heparin/ faktor 4 platelet b. Menghentikan semua antikoagulasi sementara menunggu hasil antibodi anti heparin/ faktor 4 platelet c.



Menghentikan infus heparin dan memulai pemberian argatroban



d.



Menghentikan infus heparin dan memulai pemberian enoxaparin



e.



Menghentikan infus heparin dan memulai pemberian lepirudin



Jawaban c. Harrison (Chap. 112) The most likely diagnosis in this patient is heparininduced thrombocytopenia (HIT), and heparin should be stopped immediately while continuing anticoagulation with the direct thrombin inhibitor, argatroban. HIT should



be suspected in individuals with a fall in platelet count by >50% of pretreatment levels. Usually the fall in platelet counts occurs 5–13 days after starting heparin, but it can occur earlier if there is a prior exposure to heparin, which this patient undoubtedly has because of his mechanical mitral valve replacement. While a platelet count of