Kumpulan Sop Ugd [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOP PELAYANAN VISUM No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP.19850825 201004 2 001 1. Pengertian 2. Tujuan



Melayani perrnintaan pembuatan visum et repertum. Sebagai acuan membuat visum setelah melakukan pemeriksaan pasien atau



3. Kebijakan



jenazah. Sebagai acuan membuat visum setelah melakukan pemeriksaan pasien atau jenazah.



4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



1. UGD puskesmas Tumpang melayani Visum hidup, 2. Permintaan Visum diajukan secara resmi dan tertulis oleh Kepolisian kepada Puskesmas. 3. Pengajuan permintaan Visum disampaikan di UGD dalam waktu 2 x 24 jam sejak kejadian oleh petugas kepolisian 4. Petugas UGD meneliti surat permintaan Visum, setelah meneliti kebenaran surat, petugas menulis tanggal, jam penerimaan, nama dan tanda tangan. 5. Apabila penderita / korban sudah masuk ruangan maka surat permintaan Visum ada di UGD ‘ 6. Visum dibuat berdasarkan pemeriksaan penderita pada saat permintaan Visum Et repertum. 7. Bila penderita / korban sudah meninggal maka petugas UGD memriksa kondisi secara umum. 8. penderita yang sudah meninggal dirujuk ke RRSA 9. Visum hidup dibuat dan ditanda tangani oleh Dokter yang memeriksa / menangani penderita pada saat visum diterima. 10. Visum bisa diambil oleh petugas kepolisian dalam waktu 2 X 24 jam. 11. Petugas menandatangani penerimaan laporan visum catatan : dokumentasi visum (menggunakan kamera khusus visum kemudian



6. Unit terkait



disimpan dikomputer UGD) RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES



SOP/ PROTAP PEMBERIAN PENYULUHAN SECARA INDIVIDU / KELUARGA SOP No Dokumen :



No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP.19850825 201004 2 1. Pengertian



001 Tatacara penyuluhan secara individu / keluarga tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya. Pasien dapat mengerti tentang hal-hal



2. Tujuan 3. Kebijakan



yang berhubungan dengan penyakitnya Sebagai acuan dalam pemberian penyuluhan secara individu/keluarga 1. Ada perawat yang trampil 2. Komunikasi efektif menggunakan bahasa sederhana (mudah diterima orang lain)



dan menjaga kesopanan



4. Referensi 5. Prosedur /



1. Membuat SAP sesuai materi penyuluhan



Langkah – langkah



2. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya 3. Menggunakan cara diskusi dan atau demonstrasi 4. Menggunakan alat bantu bila diperlukan 5. Mengadakan evaluasi 6. Memberikan umpan balik



6. Unit terkait



7. Menyusun perencanaan lanjutan RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES



SOP PEMELIHARAAN ALAT –ALAT KEPRERAWATAN DAN KEDOKTERAN No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP.19850825 201004 2 1. Pengertian



Melaksanakan



pemeliharaan



alat-alat



keperawatan



001 dan alat–alat



kedokteran dengan cara membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



menyimpannya Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat medis dan keperawawtan A. Pemeliharaan Peralatan dari Logam 1. Membersihkan dan desinfektan : a. Peralatan : - Alat kotor - Larutan desinfektan, gelas pengukur - Bak/ember tempat merendam - Air mengalir b. Prosedur : - Memakai sarung tangan - Membersihkan alat dari kotoran yang melekat dibawah air kran mengalir - Dikeringkan (setelah kering dimasukan kesteroilisator) 2. Menyeterilkan dan Penyimpanan Alat Logam a. Peralatan : - Alat-alat logam - Sterilisator - Panas kering - Kain pembungkus bila perlu b. Prosedur : - Memakai panas kering (sterilisator) - Menyusun alat-alat ke dalam bak instrumen dalam keadaan bersih/kering - Membungkus bak instrumen berisi alat dengan kain - Memasukkan alat ke dalam autoclave (sentral) selama 30 menit untuk yang dibungkus, 20 menit untuk yang tidak dibungkus. - Mengangkat alat dari sterilisator dan menyimpan dalam



tempatnya B. Pemeliharaan Tensi Meter - Mengunci air raksa setelah pemakaian alat. - Menggulung kain beserta manset dan disusun / dimasukkan ke dalam bak tensimeter. - Menutup tensimeter dan menyimpan pada tempatnya. - Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali seminggu. - Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih dan mudah di baca. C. Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Pispot a. Peralatan - Pispot + urinal kotor. - Sarung tangan - Larutan desinfektan (bayclin) - Bak septik tank - Keranjang sampah. - Bak/ ember tempat merendam. - Lap bersih dan kering. - Sikat bertangkai b. Prosedur - Membawa pispot yang kotor ke dalam spoel hoek. - Memakai sarung tangan. - Membuang tissue bekas pakai keranjang ke keranjang sampah, dengan memakai korentang spoel hoek - Membuang kotoran ke bak septik tank, kemudian mengalirkan air kran supaya kotoran masuk tangki septik tank. Membilas alat dari kotoran yang masuk, melekat dengan mempergunakan sikat bertangkai - larutan desinfektan sampai semua permukaan pispot terendam. - Membersihkan pispot dengan cara menyikat memakai air sabun/ detergen. - Membilas pispot di bawah air mengalir - Merendam pispot di bak /ember tempat perendam yang berisi (bayclin) - Mengeringkan pot dengan kain lap. - Menyimpan pot pada tempatnya. D. Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Urinal a. Peralatan - Urinal yang kotor. - Sarung tangan - Larutan desinfektan - Bak septik tank. - Bak/ ember perendam - Lab bersih dan kering - Sikat b. Prosedur - Membawa urinal ke kamar spoel hoek. - Memakai sarung tangan. - Membuang urinal ke bak septik tank.



-



Membilas urinal dengan air. Merendam urinal dalam bak/ ember yang berisi larutan desinfektan sampai semua permukaan urinal terendam (konsentrasi sama dengan perendaman pispot) - Memberihkan dengan cara menyikat memakai sabun/detergen - Membilas urinal dibawah air mengalir Mengeringkan urinal dan menggantungkannya ditempatnya 6. Unit terkait



Bagian keperawatan, umum



DIARE AKUT No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/2



PUSKESMAS ASOLOGAIMA



Agustina Kurisi NIP.19850825 201004 2 001



1. Pengertian



Kriteria diagnosis : Mencret, ubun-ubun cekung, mulut/bibir kering, turgor menurun, nadi cepat,



2. 3. 4. 5.



Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur / Langkah – langkah



mata cekung, nafas cepat dan dalam, oliguri Sebagai acuan penatalaksanaan tentang diare aku. Dibawah tanggungjawab UGD dan rawat inap. Diagnosis Diferensial Menret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota Firus, Campilo bacter) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan rutin tinja. Perawatan Rawat Inap, bila terdapat dehidrasi berat / sedang Terapi Rehidrasi oral / prenteral, antibiotik atas indikasi, diit Penyulit Asidosis, hipokalemi, renjatan, hipernatremi, kejang



Informet concent (tertulis) Diperlukan pada tindakan invasif Lama perawatan Tiga sampai lima hari Masa pemulihan Dua sampai tiga minggu Out Put Sembuh total Terapi Dehidrasi ringan : (BB



s/d 5%)



-



Oralit



-



Diit sesuai dengan umur



-



Susu - Pengeceran (1 T = 40-50 cc)



-



Susu rendah laktosa / bebesa laktosa



-



Antibiotik : atas indikasi



Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%) -



Infus Ringer Laktat



Dehidrasi berat : (BB s/d 5%) 6. Unit terkait



Infus RL : 1-2 jam I 20cc/KgBB



- Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jam RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES



PENATALAKSANAAN LUKA No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/2



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP.19850825 201004 2 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan



001 Memberikan tinadakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak pada luka putus tendon



4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN ALAT : Streril 1. Bak instrumen bensi a. Spurt irigasi 50 cc b. Soft koteker / tobe feeding c. Pinset anatomis d. Pinset chirrugis e. Gunting jaringan f. Arteri klem g. Knop sonde h. Container untuk cairan irigasi 2. Korentang dengan tempatnya 3. Kassa dan depres dalam tromol 4. Handschone / gloves steril 5. Neerbeken (bengkok) 6. Kom kecil/ sedang 7. Pembalut sesuai kebutuhan



a. Kasa b. Kasa gulung 8. Topical terapi a. Betadine sol b. Sutratol 9. Cairan pencuci luka dan disinfektan a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C b. Alkohol 70 % Non Streril 1. Schort / gown 2. Perlak + alas perlak / underpad 3. Handschone / gloves bersih 4. Sketsel / tirai 5. Gunting verband 6. Neerbeken / bengkok 7. Plester (adhesive) atau hipafix micropone 8. Tas plastik kotoran / tempat sampah 9. Alat tulis 10. Form inform consern 11. Form UGD PENATALAKSAAN : 1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien +inform concern 2. Meletakakan perlak + alas dibawah tubuh klien 3. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan irigasi luka 4. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat mengalir dari ujung atas ke ujung bawah luka 5. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area kerja 6. Mencuci tangan dengan sabun 7. Mengenakan schort / gown plastik 8. Bila plester kotor, mengenkan gloves non steril,menyemprotkan alkohol 70 % pada plester yang menempel dikulit klien untuk



melepaskannya. 9. Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket pada luka, basahi dengan ns / rl steril sampai balutan dapat dilepas dengan mudah 10. Membuang pembalut lama / kotor kedalam tas plastik, kemudian lepaskan gloves (bagian luar berada didalam) dan buang kedalam tas plastik 11. Mengkaji jumlah , jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi luka (warna dasar luka, ukur dalamnya goa luka, jaringan nekrotik, granulasi dan epitel, kontraksi luka, kulit sekitar luka) 12. Menuangkan solution irigasi steril yang hangat kedalam kom steril  200 – 500 ml atau tergantung luas dan kedalaman luka 13. Mengenakan hndschone steril 14. Menghisap solution irigasi RL/ NS hangat kedalam spuit 30 cc (sambungkan dengan soft koteler / baby feeding tube bila dipakai mengirigasi luka berongga dalam) 15. Jika luka berongga dalam masukan soft kateler / baby feeding tube kedalam luka sampai menyentuh dasar luka paling dalam 16. Menyemprotkan solution irigasi langsung kedalam luka secara perlatton. Jika luka tidak berongga, semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit  2,5 cm diatas luka 17. Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan bersih 18. Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4-5 cm dari tepi luka 19. Menutup luka dengan pembalut / topical terapi : 20. Menutup luka dengan kasa (ketebalan kassa disesuiakan dengan kebutuhan) dan rekatkan denga plester ( adhesive dan hipafix/ micrope untuk memfiksasi 21. Meletakan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan 22. Melepaskan gloves dengan bagian luar , kemudian buang kedalam tas plastik 23. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi klien



24. Mencuci tangan 6. Unit terkait



Mengecek pembalut dan area luka tiap shift, mencatat di chart tentang



penggantian pembalut, penamilan luka dan gambaran cairan luka Rawat Inap



PENANGANAN KASUS GE



No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/2



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi 1. Pengertian



NIP Mengetahui gejala , tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau



6. Tujuan



( rehidran ) Sebagai acuan tatalaksana penderita GE agar petugas menyatakan tanda ,



7. Kebijakan



gejala , tingkat dehidrasi dan mampu menghitung kebutuhan cairan. Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi serta mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.



8. Referensi 9. Prosedur / Langkah



1.



– langkah



Gejala yang menonjol dari GE adalah muntah dan berak serta berulang, sehingga berakibat kehilangan cairan / dehidrasi.



2.



Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah : a. Dehidarasi ringan Kehilangan cairan 2 – 5 % BB b. Dehidrasi sedang Kehilangan cairan 5 -8 % BB Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat, pre shok c. Dehidrasi Beratat Kehilangan cairan : 8 – 10 % BB Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma



3.



Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi: a. Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral. b. Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan Infus cairan.



4.



Penderita di MRS kan Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat



6. Unit terkait



dehidrasi menjadi dehidrasi ringan. RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES



PENGADAAN OBAT, BAHAN DAN ALKES No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/2



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP19850825 201004 2 1. . Pengertian 2. Tujuan



001 Tata cara pengadaan obat / bahan / alkes. Sebagai acuan proses baku dalam pengadaan obat/ bahan / alkes yang



3. Kebijakan



dipahami oleh setiap petugas. Pengadaan obat / bahan / alkes dilakukan berdasar kebutuhan setiap bulan dengan cara mengajukan ke ka Instalasi farmasi dan apabila terdapat kebutuhan di luar perencanaan bisa mengajukan sewaktu waktu.



4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



1. Petugas pengelola obat / bahan / askes UGD membuat rencana kebutuhan untuk 1 bulan. 2. Apabila ada peningkatan kebutuhan bisa minta sewaktu-waktu. 3. Petugas pengelola mengisi blangko rangkap 2 (dua) di isi dengan kebutuhan di tanda tangani oleh Kepala Ruangan dan diketahui oleh Kepala Unit. 4. Blangko yang telah diisi diajukan ke Instalasi Farmasi. 5. Petugas pengelola menanda tangani blangko penerimaan dari Instalasi Farmasi. 6. Petugas pengelola membukukan obat / bahan / askes yang diterima pada buku stock obat. Setiap bulan dibuat rekapitulasi antara penerimaan, penggunaan dan stok



6. Unit terkait



gudang obat / bahan / askes. Apotek , logistik



PENGELOLAAN ALAT –ALAT KEPRERAWATAN DAN KEDOKTERAN SOP No Dokumen : //SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00



Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP.19850825 201004 2 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



001 Mengelola obat/ bahan/ alkes yang masuk dan keluar Puskesmas Sebagai acuan tatalaksana melakukan inventarisasi obat/ bahan/ alkes, mendistribusi dan mengevaluasi Pengelolaan alkes dibawah tanggung jawab logistic 1. Semua alkes digudang Puskesmas tercatat dalam buku stock alkes yaitu : Buku inventaris 2. Setiap pengeluaran dan penerimaan alkes di catat dalam buku stock alkes. 3. Setiap penggunaan obat / alkes kepada penderita dicatat dalam buku tersendiri. 4. Secara berkala dilakukan evaluasi mengenai pengelolaan alkes.



6. Unit terkait



LOGISTIK, APOTEK



PENGELOLAAN ALAT –ALAT KEPRERAWATAN DAN KEDOKTERAN SOP No Dokumen : //SOP/8.1.2.9/UKP//2018



No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP.19850825 201004 2 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



001 Mengelola obat/ bahan/ alkes yang masuk dan keluar Puskesmas Sebagai acuan tatalaksana melakukan inventarisasi obat/ bahan/ alkes, mendistribusi dan mengevaluasi Pengelolaan alkes dibawah tanggung jawab logistic 1. Semua alkes digudang Puskesmas tercatat dalam buku stock alkes yaitu : Buku inventaris 2. Setiap pengeluaran dan penerimaan alkes di catat dalam buku stock alkes. 3. Setiap penggunaan obat / alkes kepada penderita dicatat dalam buku tersendiri. 4. Secara berkala dilakukan evaluasi mengenai pengelolaan alkes.



6. Unit terkait



LOGISTIK, APOTEK



PENGELOLAAN ALAT –ALAT KEPRERAWATAN DAN KEDOKTERAN



No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP.19850825 201004 2 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



001 Mengelola obat/ bahan/ alkes yang masuk dan keluar Puskesmas Sebagai acuan tatalaksana melakukan inventarisasi obat/ bahan/ alkes, mendistribusi dan mengevaluasi Pengelolaan alkes dibawah tanggung jawab logistic 1. Semua alkes digudang Puskesmas tercatat dalam buku stock alkes yaitu : Buku inventaris 2. Setiap pengeluaran dan penerimaan alkes di catat dalam buku stock alkes. 3. Setiap penggunaan obat / alkes kepada penderita dicatat dalam buku tersendiri. 4. Secara berkala dilakukan evaluasi mengenai pengelolaan alkes.



6. Unit terkait



LOGISTIK, APOTEK



PENANGANAN SHOCK ANAPHYLAKTIK No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi Nip. 19850825 201004 2 1. Pengertian



001 Tatacara menghadapi dan memberikan pertolongan pada penderita yang



2. Tujuan 3. Kebijakan



alergi terhadap obat / zat tertentu. Sebagai pedoman dalam menghadapi penderita shock anaphilaktik Dalam menghadapi penderita shock anaphilaktik selain berpedoman pada protab ini perlu melihat protap penanganan protab shock secara umum.



4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



1.



Lakukan usaha penanganan umum penderita Shock.



3.



Dalam waktu yang bersamaan dilakukan tindakan spesifik. a. Diberikan Adrenalin (0,4 – 1 ) cc ( 1 : 1000) 1.m dapat di ulang setiap 5 – 10 menit. b. Bila tensi drop berikan 0,5 cc adrenalin (1 : 1000) dalam 10 ml NaCL 1.I.V c. Bila terjadi Bronchospasme diberikan Aminophillin 1 ampul pelanpelan (15 menit) keciali tensi drop. d. Pemberian anti histamin misalnya : Diphenhidramin jika terjadi Urticaria. e. Pemberian Cortico steroid bisa dipertimbangkan misalnya :



6. Unit terkait



Hidrocortison, Dexsametason. RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES



PENANGGANAN ASTMA BRONCHIALE No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi Nip. 19850825 201004 2 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan



001 Tatacara mendiagnosa dan memberikan terapi kepada penderita asma Sebagai pedoman dalam mendiagnosa dan memberikan terapi asma Pelaksanaan terapi dan tindakan terhadap penderita dilakukan sesuai dengan protab dan apabila ada hal yang sulit perlu konsul specialis paru.



4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



6. Unit terkait



PENATALAKSANAAN 1. Informed concern 2. posisi semi seluler atau 1/2duduk 3. Menegakkan diagnosa Astma Bronchiale antra lain : - Anamnese : Riwayat sesak nafas sebelumnya Riwayat ectopic pada keluarga - Pemeriksaan : adanya Wheezing expiratoar pada auskultasi 4. Berikan oksigen / O2 2 – 4 1/menit 5. Berikan bronckodilatataor antara lain :  Adrenalin 0,3 ml, bisa diulang tiap 15 menit maximal 3 kali Kontra Indikasi : HT, tachyardi > 120 1/menit Hati – hati : pada pendnerita penyakit jantung usia tua ( 40 tahun keatas).  Aminopillin : diberikan secara i.v pelan (± 15 menit) atau drip per infus. Dosis 5 – 6 mg/kg BB. Dosis dewasa : 1 ampul (240 mg) diberikan tiap 6 jam. Kontra indikasi : keadaan syok atau hipotensi.  Besolvon 2 tetes +Berolex 12 tetes + NaCL 4 cct dengan Nebulizer. 6. Bila keadaan belum teratasi perlu dipertimbangkan :  Pemberian steroid antara lain : Dexamethason i.v 5 – 10 mg, Hidrocortison 100 – 200 mgg.  Pemberian Antibiotik, apabila curiga ada infeksi. 7. Berikan Hidrasi dengan infus D5 % atau NaCL 1 liter pada 2 jam pertama. 8. Bila ada Acidosis Respiratorik berikan Meylon (Bicaibona Natricus) 1 ml / kg BB. 9. Penderita di MRS kan bila mengalami status Astmatikus atau keadaan umumnya jelek. 10. Bila perlu konsulatasi dengan spesialis paru RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES PENANGANAN GASTRITIS AKUT No Dokumen : SOP



PUSKESMAS



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman :½



ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 1. Pengertian



001 Cara mendiagnosis dan tatacara memberikan pertolonmgan pasien gastritis



2. Tujuan



akut Sebagai pedoman mendiagnosa dan memberikan pertolongan pasien



3. Kebijakan



gastristis akut Dalam menghadapi penderita gastristis akut oleh karena banyaknya jenis dan nama dagang maka tidak harus terpancar pada obat yang tertera dalam protap.



4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



PENATALAKSANAAN 1. Informed concern 2. . Menegakkan diagnosa Gastritis Akut. -



Riwayat penggunaan obau analgetika



-



Riwayat makan makanan/minuman yang merangsang lambung.



-



Nyeri epigestric/ulu hati, kembung



-



Mual atau muntah.



-



Nyari tekan ulu hati



3. Obat-obatan yang digunakan menyesuaikan dengan keadaan antara lain -



Anti spasmodic : Paperin, Sulfas atropin. Obat lain : Buscopan, Baralgin, systabon, dll.



-



Antasida, obat lain yang sejenis



-



Preparat H2 Reseptor Antagonis : Smetidin, Ranitidin, Famotidin.



-



Anti Emetik mixal Primperan. Piralen.



4. Bila terjadi dehidrasi akibat muntah berikan Infus RL / D5%. 5. Dipertimbangkan pemberian Bicarbonat Natrikus (Meylon) bila ada acidosis. 6. Bila terjadi perdarahan (muntah darah) maka dilakukan Gastric cooling dengan pemasangan NGT. Dan bila perlu diberikan obat Haemostatik. 6. Unit terkait



7. Selanjutnya penderita pulang atau MRS tergantung selanjutnya. RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES



TRIASE No Dokumen : SOP



PUSKESMAS



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



ASOLOGAIMA Agustina Kurisi Nip. 19850825 201004 2 1. 2. 3. 4.



Pengertian Tujuan Kebijakan Referensi 5. Prosedur Langkah – langkah



001 Memilah dan menentukan derajat kegawatan penderita. Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik penderita. Mendahulukan penderita yang lebih gawat bukan yang datang dahulu. 1. 2.



Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD in form concern (penandatangan persetujuan tindakan) oleh keluarga pasien. 3. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter. 4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode huruf : a. P III adalah penderita tidak gawat dan tidak darurat. Misalnya : Penderita Common Cold, penderita rawat jalan, abses, luka robek, b. P II adalah penderita yang kegawat daruratan masih tidak urgent Misalnya : Penderita Thipoid, Hipertensi,DM, c. P I adalah penderita gawat darurat (pasien dengan kondisi mengancam) Misalnya : Penderita stroke trombosis, luka bakar, Appendic acuta, KLL , CVA, MIA, asma bronchial dll 5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : P I-PIIPIII. 6. Pada waktu jam kerja penderita dengan prioritas PIII dikirim ke BP / rawat jalan



6. Unit terkait



Poliklinik, Ruang perawatan



MENERIMA PASIEN BARU



No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi Nip. 19850825 201004 2 1. Pengertian



2. 3. 4. 5.



Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur Langkah – langkah



001 Menerima pasien yang baru masuk Puskesmas untuk dirawat sesuai yang berlaku. Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru. Ada petugas yang terampil Persiapan : -



6. Unit terkait



Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah. Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan. Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik. Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada. Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan perawatan pasien. Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.



Poliklinik, Ruang perawatan



PROTAP PENGADAAN STOK SEMUA FORM UGD No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi Nip. 19850825 201004 2 001 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur Langkah – langkah



6. Unit terkait



Tata cara pengadaan FORM UGD Sebagai acuan untuk pengamanan stok FORM UGD 1. Ada instruksi dokter 2. Ada perawat pelaksana PJ administrasi 3. Jumlah aman adalah apabila lebih dari 50 lembar. 1. Petugas melakukan pengecekan FORM UGD setiap minggu untuk melihat jumlah yang memenuhi jumlah aman 2. Apabila jumlah sudah dibawah aman petugas administrasi mengcopi form UGD sejumlah lebih dari 100 lembar. 3. Bon pembayaran dari foto kopi dibayar oleh petugas administrasi 4. Bon dari fotokopi diklaimkan ke penanggungjawab ruang UGD untuk meminta ganti sejumlah uang yang digunakan catatan : Untuk keamanan setiap form di UGD disiapkan khusus untuk difotokopi Logistic



PENGADAAN STOK STATUS UGD No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi Nip. 19850825 201004 2 6. Pengertian 7. Tujuan 8. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur Langkah – langkah



6. Unit terkait



001 Tata cara pengadaan status rekam medik pasien UGD Sebagai acuan untuk pengamanan stok status rekam medik UGD 1. Ada instruksi dokter 2. Ada perawat pelaksana PJ administrasi 3. Jumlah aman adalah apabila lebih dari 50 lembar. 1. Petugas melakukan pengecekan FORM UGD setiap minggu untuk melihat jumlah yang memenuhi jumlah aman 2. Apabila jumlah sudah dibawah aman petugas administrasi mengcopi form UGD sejumlah lebih dari 100 lembar. 3. Bon pembayaran dari foto kopi dibayar oleh petugas administrasi 4. Bon dari fotokopi diklaimkan ke penanggungjawab ruang UGD untuk meminta ganti sejumlah uang yang digunakan catatan : Untuk keamanan setiap form di UGD disiapkan khusus untuk difotokopi Logistic



PENGENDALIAN REKAM MEDIS PASIEN UGD



No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi Nip. 19850825 201004 2 001 1. 2. 3. 4. 5.



Pengertian Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur Langkah – langkah



6. Unit terkait



Mengendalikan rekam medis sesuai ketentuan Sebagai pedoman dalam pengendalian rekam medis Dibawah pengawasan dan tanggung jawab UGD 1. Menyediakan Rekam Medis sesuai tujuan dan status penderita 2. Mencatat identitas pasien 3. Mengisi Rekam medis sesuai dengan kegiatan dan form yang ditentukan Mengirimkan kembali Rekam medis pasien ke urusan rekam medis setelah pasien keluar. Rawat Inap, Loket Rawat Inap



PENGADAAN STOK ATK



No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi Nip. 19850825 201004 2 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan



001 Tata cara pengadaan ATK Sebagai acuan untuk pengamanan stok ATK UGDS 1. Ada instruksi dokter 2. Ada perawat pelaksana PJ administrasi 4. Jumlah aman adalah apabila jumlah minimal ATK yang ada di UGD lebih dari 4 kali dari ATK yang digunakan



5. Referensi 6. Prosedur Langkah – langkah



6. Unit terkait



1. Petugas melakukan pengecekan status rekam medik UGD setiap bulan untuk melihat jumlah yang memenuhi jumlah aman 2. Apabila jumlah sudah dibawah aman petugas administrasi melakukan permintaan pada bagian ATK 3. bagian ATK mendistribusikan ATK pada unit sesuai permintaan Bagian ATK



PENANGANAN DEMAM TIFOID SOP



No Dokumen : //SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00



Tanggal Terbit : 2018 Halaman :½



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP.19850825 201004 2 1. Pengertian



001 Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhi. Kriteria Diagnosis Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala



2. 3. 4. 5.



Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur / Langkah – langkah



- Kesadaran menurun - Lidah kotor, hepatosplenomegali, dsb Bradikardia relatif Sebagai acuan tatalaksana penderita tifoid Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Diagnosis Diferensial - Infeksi karena virus + (Dengue influenza) - Malaria - Broncho pnemonia Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan lab - Hb, Leko, Diff, Trombist, Ht - Urine lengkap - Widal Terapi 1. Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/hr atau kotrimoksasol 2 x 2 tab diberikan sampai 7 hari bebas napas atau Quinolon 2. pemberian cairan infuse RL / D 5% Penyulit : - Toksis - Perforasi usus mengakibatkan peritonitis - Perdarahan dari usus Lama perawatan : Umumnya sampai 7 hari bebas panas -



Infeksi karena virus + (Dengue influenza) Malaria



-



Broncho pnemonia



Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan lab - Hb, Leko, Diff, Trombist, Ht - Urine lengkap - Widal Terapi 3. Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/hr atau kotrimoksasol 2 x 2 tab diberikan sampai 7 hari bebas napas atau Quinolon 4. pemberian cairan infuse RL / D 5% Penyulit : - Toksis - Perforasi usus mengakibatkan peritonitis - Perdarahan dari usus Lama perawatan : Umumnya sampai 7 hari bebas panas 6. Unit terkait



RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES



PROTAP LISTRIK PADAM No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi Nip. 19850825 201004 2 001 1. 2. 3. 4. 5.



Pengertian Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur Langkah – langkah



Padamnya aliran listrik mendadak Sebagai acuan penanganan listrik padam Dibawah tanggung jawab UGD, bagian diesel 1. Apabila listrik padam petugas diesel tanpa menunggu perintah menghidupkan generator Puskesmas. 2. Diluar jam kerja, selain petugas jaga diesel, petugas yang lain perlu membantu petugas jaga diesel menghidupkan generator. 4. Apabila dalam tempo 1 menit listrik belum menyala petugas UGD perlu : a. Menghubungi petugas diesel b. Petugas diesel mematikan aliran listrik PLN c. Setelah aliran dari PLN putus, kemudian generator dihidupkan 5. Apabila listrik padam lebih 10 menit dan generator tidak bisa hidup maka petugas UGD harus lapor kepala puskesmas lewat telepon. 6. Apabila listrik hidup kembali petugas diesel mematikan diesel, kemudian saluran dari PLN dihidupkan lagi.



6. Unit terkait



Bagian Diesel



PROTAP NEBULAIZER OKSIGENASI No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 1. Pengertian 2. 3. 4. 5.



Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur / Langkah – langkah



001 Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan melonggarkan jalan nafas Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter spesialis anak Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter PERSIAPAN ALAT : 1. Normal Salin 2. Air biasa 3. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone 4. Tabung oksigen lengkap dengan : sungkup nebulizer, slang O 2, 5. Manometer PERSIAPAN PASIEN : 1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 2. Pasien diatur sesuai kebutuhan PELAKSANAAN : 1. Perawat cuci tangan 2. Mengisi air pada humidifaier sampai batas lever 3. Mengisi pada tempat manometer sungkup nebulizer dengan normal salin dan bronchodilator : seperti ventolin atau (sabutamol) atau kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus. 4. Memasang masker pada pasien 5. flowmeter dibuka (identifikasi adanya asap) 6. Observasi pasien (sesuai kebutuhan) 7. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan 8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan 9. Perawat cuci tangan



6. Unit terkait



RAWAT INAP



PENANGANAN DEMAM No Dokumen : //SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman :½



SOP



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. . 19850825 201004 2 001 1. Pengertian 2. 3. 4. 5.



Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur / Langkah – langkah



Kriteria Diagnosis Demam > 37,6OC terus-menerus menggigil Sebagai acuan tatalaksana penderita deman Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Diagnosis Diferensial -



Demam typoid, DHF Malaria +Common Cold + FOU (Fever Unknown Origin)



Pemeriksaan Penunjang -



Hb, Leko, Diff, Trombosit, Darah Tepi, Widal



Perawatan PUSKESMAS -



Demam lama (> 1 minggu)



-



Demam dengan perdarahan langsung dirujuk



-



Demam dengan kesadaran menurun langsung dirujuk



Terapi -



Demam Typhoid



: Chloramphenicol



-



Malaria



: Chloroquin



-



DHF



: Infus RL,



Penyulit : -



Septik sjok



Lama perawatan : 6. Unit terkait



1minggu RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES



PROTAP NEBULAIZER No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 1. Pengertian



001 Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak



2. Tujuan 3. Kebijakan



dan melonggarkan jalan nafas Sebagai acuan tindakan nebulaizer Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Peralatan nebulizer standar



4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN ALAT : 1. tabung O2 2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone 3. Masker oksigen 4. Nebulaizer PERSIAPAN PASIEN : 1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 2. Pasien diatur sesuai kebutuhan PELAKSANAAN : 3. Perawat cuci tangan 4. Mengisi ventolin pada nebulezer 5. Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator misalnya : ventolin (sabutamol) atau kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus. 6. Memasang masker pada pasien 7. Nebulaizer dinyalakan 8. Observasi pasien 9. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan 10. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan 11. Perawat cuci tangan



6. Unit terkait



RAWAT INAP



PROTAP ORIENTASI PETUGAS BARU No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 001 12. 13. 14. 15. 16.



Pengertian Tujuan



Tatacara mempersiapkan petugas baru UGD Sebagai acuan orientasi petugas UGD baru agar petugas baru mengenal,



Kebijakan



mengetahui dan memahami cara kerja di UGD. Sebelum bertugas di UGD petugas baru perlu menjalani orientasi selama 1



Referensi



minggu sebagai persiapan melaksanakan tugas. Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter



Prosedur /



Langkah – langkah



Peralatan nebulizer standar 1. Sebelum melaksanakan tugas di UGD petugas baru melaksanakan orientasi / pengenalan UGD.



2. Masa orientasi / pengenalan selama 1 minggu / 6 hari kerja.



3. Jadual orientasi petugas baru : * Hari ke I



:



Perkenalan dengan, Dokter UGD, Kep. Ruangan dan Petugas UGD lainnya.



* Hari ke II



:



Mengetahui struktur organisasi dari fungsional dan mekanisme kerja UGD.



* Hari ke III



:



Mengetahui pembagian tugas dan uraian tugas petugas UGD.



struktur



* Hari ke IV :



Mempelajari protap-protap UGD.



* Hari ke V



Memantapakan orientasi hari ke I sampai hari ke IV.



:



* Hari ke VI :



Menyaksikan dan mengikuti pelaksanaan tugas seharihari di UGD.



4. Setelah menjalani orientasi selama 1 minggu, petugas baru mendapatkan tugas dalam uraian tugasnya.



5. Pada minggu ke II petugas baru melaksanakan tugas sesuai dengan tugas yang diberikan. 6. Unit terkait



TU



PEMANTAUAN / OBSERVASI PENDERITA GAWAT No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 001 17. Pengertian 18. Tujuan 19. Kebijakan 20. Referensi 21. Prosedur /



Memantau keadaan pasien gawat Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya .



Langkah –



2. Observasi dilakukan tiap 5 – 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya.



langkah



. Penderita gawat harus di observasi



3. Observasi dilakukan oleh paramedis perawat, bila perlu oleh dokter. 4. Hal-hal yang perlu diobservasi : a. b. c. d. e.



Keadaan umum penderita Kesadaran penderita Kelancaran jalan nafas (air Way). Kelancaran pemberian O2 Tanda-tanda vital : - Tensi - Nadi - Respirasi / pernafasan - Suhu f. Kelancaran tetesan infus 5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas (diluar jam kerja pertelpon). 6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk 7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa pulang atau rawat inap.



8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu status penderita (les UGD) / lembar observasi. 9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap / rujuk 6. Unit terkait



RAWAT INAP



PEMANTAUAN / OBSERVASI PENDERITA GAWAT No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 22. Pengertian 23. Tujuan 24. Kebijakan 25. Referensi 26. Prosedur / Langkah – langkah



001 Memantau keadaan pasien gawat Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya . . Penderita gawat harus di observasi 2. Observasi dilakukan tiap 5 – 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya. 3. Observasi dilakukan oleh paramedis perawat, bila perlu oleh dokter. 4. Hal-hal yang perlu diobservasi : g. h. i. j. k.



Keadaan umum penderita Kesadaran penderita Kelancaran jalan nafas (air Way). Kelancaran pemberian O2 Tanda-tanda vital : - Tensi - Nadi - Respirasi / pernafasan - Suhu l. Kelancaran tetesan infus 5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas (diluar jam kerja pertelpon). 6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk 7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan



penderita bisa pulang atau rawat inap. 8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu status penderita (les UGD) / lembar observasi. 9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap / rujuk 6. Unit terkait



RAWAT INAP



PROTAP PEMBERIAN NOMOR REGESTER UGD No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 27. Pengertian 28. Tujuan



001 Tata cara memperoleh no.register dan dimana no harus di tulis atau dicatat. Sebagai acuan pemberian nomor register agar semua petugas dan siapa saja yang ingin mengetahui cara memperoleh no. register mudah dan pasti segera



29. Kebijakan 30. Referensi 31. Prosedur / Langkah – langkah



mengetahui. Tata cara penomoran melaui satu pintu baik hari libur atau tidak UGD. 1. Regester rawat jalan UGD a. Loket buka : - Dibuatkan kartu kunjungan / kartu kontrol untuk penderita yang telah diisi identittasnya. - Keluarga dengan membawa kartu kunjungan ke loket untuk dilakukan registrasi. - Nomor regester di cantumkan pada status penderita dan buku harian. 2. Regester rawat inap di UGD : a. Loket buka 24 jam (dilakukan oleh petugas UGD) : - Membuat status Rawat Inap di MR/LOKET - Petugas UGD menyerahkan Nomor regester kepada petugas rawat inap - Petugas Rawat Inap memberi no indeks pada status penderita Selanjutnya registrasi dan pencatatan status penderita dilakukan oleh petugas rawat inap./ rujuk



6. Unit terkait



Loket pendaftaran, Rawat Inap



SOP PENGOBATAN LUKA BAKAR GRADE I No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 32. Pengertian



33. Tujuan 34. Kebijakan



001 Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (misalnya : asam kuat dan basa kuat) - Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka - Mencegah sekresi yang berlebihan - Mengurangi rasa sakit - Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka bakar Perawat yang terampil Alat-alat yang lengkap



35. Referensi 36. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN ALAT STERIL : 1. pinset anatomi



6. Kassa



2.



Pinset chirurge



7.



3.



Gunting



8. Hand scoen



4.



bengkok



9. spuit



5. kom kecil



Kapas



10. NaCl



BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL :



1. Gunting balutan



4. SSD (silver sulfa diacin)



2. Plester



5. Tempat sampah



3. Verban



PELAKSANAAN : 1. Memberitahu pasien dan keluarga 2. Perawat cuci tangan 3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen) 4. Perawat membersihkan luka bakar 5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl



6. Unit terkait



Rawat Inap



PENGOBATAN LUKA TUSUK PAKU No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 001 37. Pengertian



Tatacara mengobati luka tusuk paku 1.. Memberi rasa aman



38. Tujuan 39. Kebijakan



2. Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku 1. Perawat yang terampil 2. Alat-alat yang lengkap



40. Referensi 41. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN ALAT STERIL : 1. Pinset anatomi 2. Pinset chirurge 3. Gunting 4.



Bengkok



5. Kom kecil 6. Kassa 7. Kapas 8. Hand scoen 9. Spuit



10. NaCl 11. Mess BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL : 1. Gunting balutan 2. Plester 3. Verban 4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine) 5



Tempat sampah



6. Lidokain injeksi sebagai anasthesi PELAKSANAAN : 1. Memberitahu pasien dan keluarga 2. Perawat cuci tangan 3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen) 4. Perawat membersihkan luka 5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl 6. Memberikan diclor ethil atau lidokain 7.



Membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi



8.



Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine



9. Tutup luka dengan kasa steril 9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi 10. Klien dirapikan 11. Alat dibereskan dan dibersihkan 12. 6. Unit terkait



Perawat cuci tangan



RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES



INJEKSI INTRA MUSKULAR No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 001 1. 2. 3. 4. 5.



Pengertian Tujuan Kebijakan Referensi Prosedur /



Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot Sebagai acuan tindakan suntikan kedalam otot 1 Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter



Langkah –



A. INDIKASI :



langkah



Penatalaksanaan



1. Pada psien yang memerlukan suntikan i.m. 2. Atas perintah dokter. B. PERSIAPAN : 1. Disp. Spuit 2. Kapas alcohol 3. Bengkok 4. Aquabidest steril 5. Gergaji ampul 6. Tempat sampah/bengkok 7. Obat yang dibutuhkan 8. bak instrumen C. PELAKSANAAN : 1. Inform concern 2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan 3. Cocockan nama obat dan nama pasien. 4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien. 5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.



6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik. 7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat. 8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan. 9. Obat disemprotkan perlahan-lahan 10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat. 11. Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase. 12. Pasien dirapikan Perhatian : Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf. 6. Unit terkait



RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDE, KABER



MELAKUKAN SUNTIKAN SUBCUTAN No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 6. Pengertian



001 Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai jarum suntik 1. Mendapatkan reaksi setempat



7. Tujuan 8. Kebijakan



2. Memberikan kekebalan, mis. BCG Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil 2.Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai



9. Referensi 10. Prosedur /



Persiapan alat :



Langkah –



1. Bak semprit



langkah



2. Spuit steril 1 cc 3. Obat suntikan 4. Kapas desinfektan 5. Bengkok 6. Alat tulis / buku suntikan



Prosedur : 1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga pasien



2. Mencuci tangan. 3. Membawa alat kepada pasien 4. Menyiapkan lingkungan 5. Mengatur posisi pasien 6. Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi suntikan. 7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O 8. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung putih dalam kulit kemudian jarum dicabut 9. Merapikan pasien dan alat 10. Mendokumentasikan hasil tindakan



Hal-hal yang diperlukan : 1. Daerah suntikan jangan dimasage 2. dengan reaksi suntikan 6. Unit terkait



Jenis obat yang diberikan disesuaikan



RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDE, KABER



MELAKUKAN SUNTIKAN INTRAVENA No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 1. Pengertian



001 Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik agar



2. Tujuan 3. Kebijakan



mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intravena Pemasukan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik dilakukan dengan berpedoman pada protap



4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN : 1. Bak spuit 2. Spuit 3 cc / 5 cc 3. Obat suntik (siap pakai) 4. Kapas desinfektan 5. Alas/perlak 6. Pembendung/stuing 7. Bengkok 8. Bad side/plester 9. Buku injeksi 10. Gunting



PROSEDUR :



1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Mencuci tangan. 3. Membawa alat kepada pasien 4. Menyiapkan lingkungan 5. Mengatur posisi pasien 6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang akan ditusuk 7. Menentukan lokasi tusukan 8. Melakukan pembendungan 9. Menghapus hama lokasi suntikan 10. Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O 11. Melakukan pengisapan/aspirasi 12. Melepaskan pembendung 13. Memasukan obat berlahan-lahan 14. Mencabut jarum suntik 15. Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan kalau perlu diplester/band aid 16. Merapikan pasien dan alat-alat 17. Mencuci tangan 18. Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les paien Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Perhatikan reaksi pasien pada saat dan sesudah pemberian suntikan 2. Lokasi penusukan : -



Lengan (vena media kubiti/vena cephalica)



-



Tungkai (vena saphenous)



khusus anak 6. Unit terkait



Kepala



(vena



RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDE, KABER



frontalis



temporalis)



MELAKUKAN SUNTIKAN INTRACUTAN No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 6. Pengertian 7. Tujuan 8. Kebijakan



001 Memasukkan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik untuk Memberikan pengobatan Sebagai acuan tindakan melakukan suntikan intracutan (pemberian insulin) Pemasukan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik steril dengan berpedoman pada protap



9. Referensi 10. Prosedur / Langkah – langkah



Persiapan : 1. Bak semprit 2. Spuit steril 1 cc 3. Obat suntikan 4. Kapas desinfektan 5. Bengkok 6. Alat tulis / buku suntikan Prosedur : 1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien 2. Mencuci tangan. 3. Membawa alat kepada pasien 4. Menyiapkan lingkungan



5. Mengatur posisi pasien 6. Menentukan dan menghapus hamakan lokasi suntikan 7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 45O-90O 8. Melakukan aspirasi (menarik penghisap sedikit) 9. Memasukkan obat perlahan-lahan 10. Mencabut jarum kemudian melakukan masage pada daerah suntikan 11. Merapikan pasien dan alat 12. Mendokumentasikan hasil tindakan Hal-hal yang perlu diperhatikan : Tempat penyuntikan : 1. Lengan atas sebelah luar, 1/3 bagian dari bahu 2. Paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi panggul 3.Daerah perut, sekitar pusat 6. Unit terkait



RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES, KABER



PENGHISAP LENDIR PASIEN DEWASA No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 001 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas Dibawah tangungjawab dokter. PERSIAPAN ALAT : Perangkat penghisap lendir meliputi : 1. Mesin penghisap lendir 2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan 3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom) 4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang 5. Pinset anatomi untuk memegang slang 6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa 7. Sarung tangan 8. Bak instrumen 9. Kasa 10. Bengkok PERSIAPAN PASIEN :



1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk 2. Bila pasien tidak sadar ; a. Posisi miring b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar PELAKSANAAN : 1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern 2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan 3. Perawat memakai sarung tangan 3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi 4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir 5. Mesin penghisap lendir dihidupkan 6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih yang tersedia 7. tekan lidah dengan spatel 8. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan 9. Bersihkan mulut pasien kasa 10. membersihakan slang dengan air dalam kom 11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia 12. 6. Unit terkait



Ruang inap



Perawat cuci tangan



MEMBERIKAN OKSIGEN No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 001 1. Pengertian 2. Tujuan



Memberikan oksigen pada pasien Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien



3. kebijakan



Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter



4. Referensi 5. Prosedur /



PERSIAPAN ALAT :



Langkah – langkah



1. Tabung O2 lengkap dengan manometer 2. Mengukur aliran (flowmeter) 3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest 4. Selang O2 5. Plester 6. kapas alkohol



PELAKSANAAN : 1. Atur posisi semifoler 2. Slang dihubungkan 3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan kapasa alkohol



4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali 5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester) 6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokte



Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada manometer 2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki 3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis  lapor dokter 4. memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila tabung oksigen / air steril habis 6. Unit terkait



Ruang inap, KIA



MEMASANG KATETER No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 1. Pengertian 2. Tujuan



001 Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air



3. kebijakan



kencing -1 Perawat yang terampil -2 Tersedia alat-alat lengkap



4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN ALAT : 1. Slang kateter



8. Kasa dalam tempatnya



2. Aqua jelly



9. Betadine



3. Sarung tangan



10. Urobag



4. Aquadest dalam kom



11. Stik pan / urinal



5. Spuit 5 cc



12. Pinset



6. Plester



13. Bengkok



7. Gunting



14. perlak



PENATALAKSANAAN : 1. memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien 2. mendekatkan peralatan disamping penderita 3. memasang perlak dan petugas mencuci tangan 4. memakai sarung tangan



5. mengatur posisi pasien PADA LAKI-LAKI 6. mengolesi slang kateter dengan aqua jelly 7. tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60O 8. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelanpelan sampai urine keluar PADA WANITA 9. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia 10. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelanpelan sampai urine keluar 11. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak 12. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc) 13. mengobservasi respon pasien 14. menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien 15. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas 16. klien dirapikan 17. alat-alat dibersihkan dan dibereskan 18. perawat cuci tangan 19. catatan keperawatan 6. Unit terkait



Rawat inap, KABER



mencatat kegiatan respon pasien pada



MEMASANG INFUS No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 1. Pengertian 2. Tujuan 3. kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur / Langkah – langkah



001 Tata cara pemasangan infus kepada pasien yang kekurangan cairan tubuh Memberikan cairan pada pasien yang memerlukan perawatan lanjut Sebagai acuan untuk melakukan tindakan memasang infus. 1. Ada instruksi dokter 2. Ada perawat pelaksana 3. Ada satu set peralatan pemasangan infus lengkap PERALATAN : 1. 3. 5. 7.



Infuse set Cairan NS, D 5%, RL Venvlon no 22, 20 Kapas alcohol dalam tempatnya 9. Plester 11. Gunting PENATALAKSANAAN



2. 4. 6. 8.



Kasa Sarung tangan Verban spalk



10. Perlak dan pengalas 12. Pembendung



1. Perawat cuci tangan sebelum melakukan tindakan. 2. Memberi motivasi pada pasien dan keluarga, bila keluarga dan pasien setuju diberikan persetujuan tindakan medik. 3. perawat memakai sarung tangan 4. Perlak dan pengalas dipasang. 5. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan. 6. Cairan digantungkan pada standar 7. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol lalu ditusukkan slang infus, kemudian alirkan sampai udara keluar. 8. Menentukan vena yang akan ditusuk. 9. Disinfeksi area yang akan ditusuk dnegan diameter 5 s/d 10 cm. 10. Menusuk jarum infus/abocath/scalpen pada vena yang telah ditentukan.



11. Bila berhasil darah akan keluar, maka pembendungan dilepas, penjepit dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan. 12. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester kemudian mengatur tetesan. 13. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril 14. Gunakan spalk bila perlu. 15. Merapikan pasien dan mengatur senyaman mungkin. 16. Memperhatikan reaksi pasien. 17. Mencatat waktu pemasangan, jenis, jumlah tetesan. 18. Alat-alat dibereskan. Perawat cuci tangan. 6. Unit terkait



Rawat inap, KABER



PENGAMBILAN DAN PENYEDIAAN SPESIMEN UNTUK DIKIRIM KE LABORATORIUM BAGI PASIEN UGD No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 6. Pengertian



001 Pengambilan dan pendistribusian spesimen dalam keadaan fresh dan aman



7. Tujuan



sebagai bahan pemeriksaan laboratorium Sebagai acuan dalam pengambilan dan penyediaan spesimen untuk dikirim



8. kebijakan



ke laboratorium bagi pasien rawat inap. 1. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium pada jam kerja laboratorium 2. Menyediakan spesimen (UL, FL, sputum dan sampel darah untuk cross



9. Referensi 10. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIPAN PERALATAN : 1. Spuit



5. Pot / tabung FL



2. botol darah yang berisis EDTA



6. Pot sputum



3. botol urin



7. Kertas etiket



4. kapas alkohol



8. baki



PENATALAKSANAAN 1. Mencatat nama pasien dan macam pemeriksaan di buku permintaan pemeriksaan laboratorium 2. Mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis pemeriksaan untuk laborat luar jika hari libur atau Cito 24 jam 3. Menyediakan tempat penampungan bahan pemeriksaan dan masing-



masing tempat diberi etiket yang lengkap dan jenis meliputi : * Nama pasien



* Tanggal pengambilan



* umur



* Macam pemeriksaan (UL, FL, sputum, dll)



* Ruang rawat 4. keluarga pasien yang mengantar spesimen ke laborat kecuali tidak ada keluarganya diantar oleh petugas bila di lakukan dilaborat puskesmas 5. Pemeriksaan cito dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kapan saja pengambilan bahannya oleh petugas ruangan untuk dikirim kelaborat luar 6. Petugas laborat menulis hasil laborat di lembar hasil pemeriksaan laboratorium dan biayanya (ditulis dipojok atas dengan secarik kertas) 7. Petugas rawat inap mengumpulkan dengan lembar status pasien 6. Unit terkait



Laboratorium, Rawat Inap, KABER



PEMERIKSAAN FISIK No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 11. Pengertian



001 Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu



12. Tujuan



yang dianggap perlu Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik



13. kebijakan



3. Adanya perawat yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium pada jam kerja laboratorium 4. Menyediakan spesimen (UL, FL, sputum dan sampel darah untuk cross



14. Referensi 15. Prosedur / Langkah – langkah



BAGIAN TUBUH YANG DIPERIKSA : 1. Rambut 2. Kepala 3. Muka 4. Mata 5. Hidung 6. Mulut 7. Telinga 8. Leher 9. Dad 10. Perut / abdomen 11. Genetalia 12. Extermitas /atas/ bawah



Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala objektif pasien, misalnya : -



Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.



-



Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa



CARA PEMERIKSAAN : -



Melihat (inspeksi)



-



Meraba (palpasi)



-



Mengetuk (perkusi



-



Mendengar (Auskultasi)



PERSIAPAN : -



-



Alat : -



Lampu baterey



-



Spatel lidah



-



Sarung tangan dan vaselin



-



Refleks hammer



-



Termometer



-



Stetoskop



-



Bengkok-



-



Tensi meter



-



Buku catatan perawat



-



Catatan medik



-



Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan



Kom berisi larutan desinfektan



Pasien : -



Pasien diberi tahu



-



Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.



PELAKSANAAN :



-



Gorden dan sampiran dipasang.



-



Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala.



-



Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju dipasang kembali.



-



Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya, setelah selesai pakain bawah dipasang kembali.



-



Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai pasien dengan menggunakan refleks hammer.



-



Tekanan darah diukur bila perlu.



-



Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan. -



6. Unit terkait



Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke tempat semula.



RAWAT INAP, RAWAT JALAN, PUSTU/POLINDES



PENGUKURAN TEKANAN DARAH No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 16. Pengertian 17. Tujuan 18. kebijakan



001 Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter Untuk mengetahui ukuran tekanan darah pasien. Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah. 1. Ada petugas yang terampil 2. Tersedia alat tensimeter



19. Referensi 20. Prosedur / Langkah – langkah



persiapan alat : 1. stestoskop 2. tensi meter lengkap 3. buku catatan 4. alat tulis



penatalaksanaan : 1. Memberi tahu pasien. 2. Lengan baju dibuka atau digulung. 3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada disisi luar tangan. 4. Pompa tensimeter dipasang. 5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan pada daerah tersebut. 6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik. 7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir. 8. Hasil dicatat. .



6. Unit terkait



RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES, KABER



PENATALAKSANAAN LUKA ROBEK No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 21. Pengertian 22. Tujuan



001 Memberikan tindakan pertolongan pada luka robek dennga cepat dan tepat Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka dalam Mencegah



23. kebijakan



komplikasi dan infeksi nosokomial 1. Perawat yang terampil 2. Alat-alat yang lengkap



24. Referensi 25. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN ALAT STERIL : HEACHTING SET : 1. Pinset anatomi



8. Kapas



2.



Pinset chirurge



9. Benang – cargut - silk



3.



Gunting



10 Jarum



4. Naald foulder



11. Hand scoe



5. Bengkok



12. Spuit 3 cc



6. Kom kecil



13 Klem anatomi



7. Kassa BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL : 1. Gunting balutan 2. Plester 3. Verban 4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine, alkohol, savlon) 5. Obat luka sesuai kebutuhan 6. Tempat sampah 7. lidokain injeksi sebagai anasthesi 8. NaCl PELAKSANAAN : 1. Memberitahu pasien dan keluarga + inform concern 2. Perawat cuci tangan 3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen) 4. Perawat membersihkan luka denga NaCl 5. mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan betadin 6. menganastesi luka dengan lidokain, kemudian lakukan heacting 7. Menutup luka dengan cara dibalut/diplester 9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi 10. Klien dirapikan 11. Alat dibereskan dan dibersihkan 12. Perawat cuci tangan.



6. Unit terkait



Poliklinik, Rawat Inap



PENGHITUNGAN JUMLAH NADI DAN PERNAFASAN No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 26. Pengertian



001 Menghitung jumlah nadi dan pernafasan pasien selama 1 menit



27. Tujuan



Untuk mengetahui volume, rytme, jumlah nadi, pernafasan per menit. Sebagai acuan untuk penghitungan jumlah nadi dan pernafasan



28. kebijakan



Tersedia jam tangan dengan petunjuk detik dan timer



29. Referensi 30. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN ALAT : 1. Jam tangan 2. Timer PENATALAKSANAAN NADI :



1. Perawat cuci tangan. 2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, bila memungkinkan (mengatur posisi tangan), 3. mencari denyut pada pergelangan tangan (arteri radilais) sambil melihat jam. 4. Menghitung denyut nadi, dapat dilakukan pada arteri radialis, menutup selama 1 menit. 5. Observasi volume, nadi, rytme dan irama nadi. 6. Menghitung selama 1 menit nadi. 7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat. 8. Perawat cuci tangan.



PENATALAKSANAAN MENGHITUNG RESPIRASI : 1. Perawat cuci tangan. 2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, kecuali pasien sesak nafas bisa didudukkan 3. Tekan tombol timer. 4. Menghitung respirasi selama 1 menit. 5. Menghitung selama 1 menit nadi. 7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat. 8. 6. Unit terkait



Perawat cuci tangan.



3. BP, Rawat Inap, Kaber, KIA



PEMBERIAN OBAT PER ORAL No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 31. Pengertian



001 Memberikan pengobatan melalui mulut, guna mendapatkan hasil yang



32. Tujuan



optimal. Sebagai acuan pemberian obat secara per oral



33. kebijakan



Tersedianya obat-obatan yang diperlukan pasien



34. Referensi 35. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN ALAT : 1. Obat sesuai kebutuhan (puyer, tablet, kapsul,)



2. Sendok Dari pasien 3. Gelas dengan air minum dari pasien 4. Lap bersih/tisu dari pasien



PENATALAKSANAAN : 1. Memberitahu pasien 2. Menyiapkan obat 3. Perawat cuci tangan 4. Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan dan dicocokkan dengan nama pasien dan ruangannya 5. Memberikan langsung obat kepada pasien dan ditunggu sampai obat tersebut betul-betul ditelan habis oleh pasien 6. Observasi respon pasien 7. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan 6. Unit terkait



4. 8. Perawat cuci tangan RAWAT INAPRAWAT JALAN, PUSTU/POLINDES, KABER



PEMBERIAN OBAT PER INJEKSI No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 001 36. Pengertian



Tatacara pemberian obat per injeksi



37. Tujuan



Memasukkan obat injeksi secara IM, IV, SC den IC. Sebagai acuan untuk pemberian obat per injeksi.



38. kebijakan



1. Ada petugas ruangan yang terampil. 2. Tersedia alat injeksi yang cukup. 3. Tersedia obat-obatan yang diperlukan



39. Referensi



40. Prosedur / Langkah – langkah



PERSIAPAN ALAT : 1. Bak spuit



6. Pembendung/stuing



2. Spuit sesuai dengan kebutuhan



7. Bengkok



3. Obat suntik (siap pakai)



8. Bad side/plester



4. Kapas desinfektan 5. Alas/perlak



9. Buku injeksi 10. Gunting



PENATALAKSANAAN 1. Membaca daftar obat. 2. Perawat cuci tangan. 3. Mengambil spuit. 4. Melarutkan lebih dahulu obat yang perlu dilarutkan (mempersiapkn obat ). 5. Membaca kembali daftar obat, kemudian melakukan desinfektan dengan kapas alkohol : -



Leher botol/ ampul sebelum digergaji



-



Karet penutup flakon ( botol obat )



6. Spuit diisi obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan 7. Mengatur posisi klien. 8. Permukaan kulit yang disuntik didesinfektan dengan alkohol. 9. Menenangkan kulit 10. Memasukan jarum tegak lurus (25 -90O) pada permukaan kulit. 11. Menarik menghisap spuit sedikit (IM, SC), bila tidak ada darah, obat dimasukkan perlahan-1ahan sedangkan IV kalau ada darah harus dimasukan secara perlahan. 12. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut, bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol. 6. Unit terkait



5. 13. cuci tangan kemudian catat pada buku injeksi dan mencatat di status RAWAT INAP, RAWAT JALAN, PUSTU/POLINDES, KABER



PENGGUNAAN ALAT EKG No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 001 41. Pengertian 42. Tujuan 43. kebijakan



Tata cara persiapan dan pelaksanaan penggunaan EKG Sebagai acuan penggunaan alat EKG. 1. Sebelum melakukan EKG harus mempersiapkan Zhal yaitu pasien dan alat EKG 2. Menggunakan alat EKG dilakukan dengan berpedoman pada protap



3. Referensi 4. Prosedur /



EKG ( elektro kardiogram)



Langkah –



1. Pasang kabel listrik ke jaringan listrik



langkah



2. Pasang kabel massa / graund ke lantai basah. 3. Mempersiapkan penderita : a. Posisi terlentang b. Penderita tenang 4. Memasang kabel-kabel ke penderita Tempat pemasangankabel a. Lengan kanan



( kabel merah)



b. Lengan kiri



( kabel kuning)



c. kaki kanan



( kabel hitam)



d. Kaki kiri



( kabel hijau)



e. Electrode dada



( kabel putih)



5. Khusus kabel dada ada 6 buah / lebih Tempat pemasangan : V1 : para sternal kanan sela iga 4 V2 : para sternal kiri sela iga 4 V3 : antara V2 dan V4 sela iga 5 V4 : garis tengah clavicula sela iga 6 V5 : garis axilla depan sela ig 5 V6 : garis axilla tengah horizontal V5. 6. Perekaman EKG a. Hidupkan EKG b. Cek gerakan jarum perekaman c. Axis tinggi rendah rekaman, usahakan gambar di tengah-tengah kertas rekaman. d. Jalankan pesawat mulai I,II,III,AVR,AVL. AVF dan V1 – V6. 7. Setelah selesai matikan listrik dan kemasi peralatan dengan baik. 6. Unit terkait



Rawat Inap



ASMA No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 44. Pengertian



001 Kriteria Diagnosis Batuk / sesak / mengi berulang, ekspirium memanjang PFR / FEV I menurun,



45. Tujuan



riwayat atopi sendiri dan atau keluarga Sebagai acuan penatalaksanaan pasien asma.



46. kebijakan



Dibawah pengawasan dan tanggung jawab dokter spesialis anak



5. Referensi 6. Prosedur / Langkah – langkah



Diagnosis Diferensial Bronkiolitits pada bayi dan anak kecil Pemeriksaan Penunjang ( dilakukan di RS) Darah rutin eosinofil total, uji tuberkulin, foto toraks, foto sinus paranasalis, IgD, IgA, IgM, IgE, analisis gas darah atas indikasi Perawatan Rawat Inap, pada kasus berat Terapi Penghindaran alergen/iritan, bronkodilator oral/inhalasi,s teroid oral inhalasi, obat-obat pencegahan. Penyulit : Gagal nafas, Gagal jantung Informet concent (tertulis) Perlu Out Put Sembuh, Kronik, Kematian Jarang Terapi - Aminophillin Oral / IV 3-5 mg/KgBB/kali - Dexamethason Oral : 0,5 mg/KgBB/kali - Aampicillin 50-100 mg/KgBB/kali (bila ada tanda-tanda infeksi) - Oxigen : 1-3 liter / menit Nebulizer bila perlu.



6. Unit terkait



BP, Rawat Inap



PENGGUNAAN AMBULAN RUJUKAN No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 47. Pengertian



001 1. Ambulans adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan membantu keperluan orang sakit dan jenazah 2. Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat / bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.



3. Tujuan 4. kebijakan



Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaranrujukan sampai rumah sakit tujuan dengan cepat dan aman 1. Sopir bertanggung jawab atas kesiapan mobil dan keselamatan dalam perjalanan 2. Ambulan harus dikemudikan oleh sopir ambulan (jika berhalangan digantikan oleh sopir yang sudah ditunjuk ) 3. Ambulan Puskesmas Tumpang memberikan pelayanan 24 jam



7. Referensi 8. Prosedur / Langkah – langkah



6. Unit terkait



1. Petugas UGD / Rawat Inap / Kaber menyatakan pasien perlu rujukan 2. Petugas UGD / Rawat Inap / Kaber memberikan konseling pada keluarga pasien untuk mau dirujuk. 3. Keluarga pasien setuju 4. petugas UGD / Rawat Inap / Kaber membuat rincian biaya penggunaan ambulan dan membuat surat rujukan 5. keluarga pasien membayar dan menerima kuitansi dan surat rujukan 6. Petugas UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan 7. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap) 8. Pasien membayar perincian pasien pulang dan biaya penggunaan amblan (untuk pasien rawat inap atau pasien UGD yang sudah diberikab terapi, bagi pasien UGD yang tidak mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja) 9. Petugas UGD / Rawat Inap / Kaber menerima pembayaran 10. keluarga pasien menerima surat rujukan kwitansi pembayaran 11. Petugas UGD / Rawat Inap / Kaber mengantar pasien sampai ke Ambulan dan menyerahkan mandat selanjutnya ke putagas sopir 12. Sopir mengantarkan pasien ke tempat tujuan 13. Setelah selasai mengantarakan dan kembali kepuskesmas sopir menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan pusling/sopir/ambulan Kaber, RAWAT INAP, Petugas Ambulan/ sopir ambulan



PENGGUNAAN AMBULAN JENAZAH No Dokumen : SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman : 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2



48. Pengertian



001 1. Ambulans adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan membantu keperluan orang sakit dan jenazah 2. Jenazah adalah orang yang keadaannya telah menunjukkan hilangnya tanda kehidupan dan tidak ada harapan hidup kembali.



3. Tujuan 4. kebijakan



9. Referensi 10. Prosedur / Langkah – langkah



6. Unit terkait



Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran jenazah sampai tujuan dengan cepat dan aman 1. Sopir bertanggung jawab atas kesiapan mobil dan keselamatan dalam perjalanan 2. Ambulan harus dikemudikan oleh sopir ambulan (jika berhalangan digantikan oleh sopir yang sudah ditunjuk ) 3. Ambulan Puskesmas Tumpang memberikan pelayanan 24 jam PERSIAPAN ALAT : 1. Apabila ditemukan kasus kematian diruang rawat inap maka petugas UGD/rawat inap segera setelah pasien meninggal melakukan perawatan jenazah 2. Petugas UGD membuat surat kematian dan membuat kronologi kematian. 3. Petugas UGD / rawat inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan 4. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap) 5. Petugas UGD / rawat inap / kaber membuat perincian pasien pulang dan perincian penggunaan ambulan 6. Pasien membayar perincian pasien pulang dan mendapatkan kwitansi perincian pasien pulang dan surat kematian 7. Petugas UGD / rawat inap menerima pembayaran dari keluaraga pasien 8. Petugas UGD / rawat inap mengantar pasien sampai ke Ambulan dan menyerahkan mandat selanjutnya ke petugas sopir 9. Sopir mengantarkan pasien ke tempat tujuan 10. Setelah selasai mengantarakan dan kembali kepuskesmas sopir menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan pusling/sopir/ambulan Kaber, UGD, Petugas Ambulan/ sopir ambulan



PENANGANAN TUBERCOLUSIS No Dokumen :



SOP



//SOP/8.1.2.9/UKP//2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 2018 Halaman



: 1/1



PUSKESMAS ASOLOGAIMA Agustina Kurisi NIP. 19850825 201004 2 49. Pengertian



001 Kriteria Diagnosis Sering demam, batuk, napsu makan turun, berat bdan tidak mau naik, kontak dengan TB dewasa adanya benjolan pada leher, selangkangan paha, kejang, kaku, muntah dan kesadaran menurun, pembesaran hepar dan lien, uji tuberkulin (+), kelainan pada fota toraks dan kelainan pada likuor serebro



5. Tujuan 6. kebijakan



spinalis. Sebagai acuan penatalaksanaan pasien TBC 4. Dilakukan oleh perawat senior yang sudah mahir



11. Referensi 12. Prosedur / Langkah – langkah



Diagnosis Diferensial Atipik, sarkoidosis Pemeriksaan Penunjang (dilakukan di RS) Uji tuberkulin, pemeriksaaan darah rutin lengkap, foto oraks, foto tulang , tulang/ palvis. Tulang punggung, fundoskopi, pemeriksaan hasil TB dari bilasan lambung dan sputum, biopsi jaringan, pungsi pleura dan lumbal atas indikasi. Bila perlu analisis gas darah / laktrolit Perawatan Rawat Inap, pada kasus berat Terapi Obat-obatan tuberkulostatik, steroid dan indikasi tipe D Informet concent (tertulis) Perlu Lama perawatan Tiga bulan untuk meningitis Out Put Sembuh, kronik atau meninggal Terapi



Untuk kategori 1 dengan menggunakan paket OAT yang diberikan mingguan



6. Unit terkait



1. Untuk kategori 2 dengan OAT ditambah suntikan streptomicin setiap hari sampai 2 bulan. Unit Terkait B