Kurva Hubungan Tegangan Dan Regangan Ais [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kurva Hubungan Tegangan dan Regangan Hasil-hasil pengujian biasanya tergantung pada benda uji. Karena sangat kecil kemungkinannya menggunakan struktur yang ukurannya sama dengan ukuran benda uji, maka kita perlu menyatakan hasil pengujian dalam bentuk yang dapat diterapkan pada elemen struktur yang berukuran berapapun. Cara sederhana untuk mencapai tujuan ini adalah denganmengkonversikan hasil pengujian tersebut ke tegangan dan regangan. Setelah melakukan uji tarik atau tekan dan menentukan tegangan dan regangan pada berbagai taraf beban, kita dapat memplot diagram tegangan dan regangan. Diagram tegangan-regangan merupakan karakteristik dari bahan yang diuji dan memberikan informasi penting tentang besaran mekanis dan jenis perilaku. Bahan baja struktural, yang dikenal dengan baja lunak atau baja karbon rendah. Baja struktural adalah salah satu bahan metal yang paling banyak digunakan salah satunya pada elevator bucket yaitu material SS41. Diagram tegangan-regangan untuk baja struktural tipikal yang mengalami tarik diperlihatkan pada Gambar 2.5. Dimana diagram dimulai dengan garis lurus dari pusat sumbu 0 ke titikA, yang berarti bahwa hubungan antara tegangan dan regangan pada daerah ini linier dan proporsional, dimana titik A tegangan maksimum, tidak terjadi perubahan bentuk ketika beban diberikan disebut batas elastis, jadi tegangan di A disebut limit proporsional, dan OA disebut daerah elastis.



Dengan meningkatnya tegangan hingga melewati limit proporsional, maka regangan mulai meningkat secara lebih cepat untuk setiap pertambahan tegangan. Dengan demikian kurva tegangan-regangan mempunyai kemiringan yang berangsur-angsur semakin kecil sampai pada titik B kurva tersebut menjadi horizontal. Mulai dari titik B terjadi perpanjangan yang cukup besar pada benda uji tanpa adanya pertambahan gaya tarik (dari B ke C), fenomena ini disebut luluh dari bahan, dan titik B disebut



titik luluh. Di daerah antara B dan C, bahan menjadi plastis sempurna, yang berarti bahwa bahan terdeformasi tanpa adanya pertambahan beban. Sesudah mengalami regangan besar yang terjadi selama peluluhan di daerah BC, baja mulai mengalami pengerasan regang (strain hardening). Perpanjangan benda di daerah ini membutuhkan peningkatan beban tarik, sehingga diagram tegangan-regangan mempunyai kemiringan positif dari C ke D, dan beban pada akhirnya mencapai harga maksimum, dan tegangan di titik D disebut tegangan ultimit. Penarikan batang lebih lanjut akan disertai dengan pengurangan beban dan akhirnya terjadi putus/patah disuatu titik yaitu pada titik E. Karena itu, kekuatan bahan biasanya dinyatakan dalam tegangan.



Tegangan, regangan, dan modulus elastisitas terjadi pada benda yang dikenai gaya tertentu akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk bergantung pada arah dan letak gaya-gaya tersebut diberikan. Ada tiga jenis perubahan bentuk yaitu regangan, mampatan, dan geseran. Pengertian Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas



Regangan. Renggangan merupakan perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang berlawanan arah (menjauhi pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung benda. Mampatan. Mampatan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang berlawanan arah (menuju pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung benda. Geseran. Geseran adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang berlawanan arah dikenakan pada sisi-sisi bidang benda.



Tegangan (stress) Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya persatuan luas penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol σ (dibaca sigma). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.



Keterangan: F : besar gaya tekan/tarik (N) A : luas penampang (m2) σ : tegangan (N/m2) Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang berbeda. Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang lebih besar dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar. Tegangan benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga atau penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan bangunan bertingkat. Regangan (strain) Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan panjang benda ΔX terhadap panjang mula-mula X. Regangan dirumuskan sebagai berikut.



Keterangan: ε : regangan strain (tanpa satuan) ΔX : pertambahan panjang (m) X : panjang mula-mula (m) Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga regangannya. Artinya, ΔX juga makin besar. Berdasarkan berbagai percobaan di laboratorium, diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan untuk baja dan aluminium seperti tampak pada gambar berikut.



Grafik perbandingan tegangan terhadap regangan untuk baja dan aluminium



Berdasarkan grafik pada gambar diatas, untuk tegangan yang sama, misalnya 1 × 108N/m2, regangan pada aluminium sudah mencapai 0,0014, sedangkan pada baja baru berkisar pada 0,00045. Jadi, baja lebih kuat dari aluminium. Itulah sebabnya baja banyak digunakan sebagai kerangka (otot) bangunan-bangunan besar seperti jembatan, gedung bertingkat, dan jalan layang.



Modulus Elastisitas (Modulus Young ) Selama gaya F yang bekerja pada benda elastis tidak melampaui batas elastisitasnya, maka perbandingan antara tegangan (σ) dengan regangan (ε) adalah konstan. Bilangan (konstanta) tersebut dinamakan modulus elastis atau modulus Young (E). Jadi, modulus elastis atau modulus Young merupakan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami oleh suatu benda. Secara matematis ditulis seperti berikut.



Keterangan: E : modulus Young (N/m2 atau Pascall) Nilai modulus Young untuk beberapa jenis bahan ditunjukkan pada tabel berikut.



Modulus Young Beberapa Jenis Bahan



Modulus yang berlaku dalam deformasi hanya modulus Young (atau bisa disebut dengan modulus elastisitas), modulus geser, dan modulus bulk. Semua modulus tersebut berperan dalam berbagai jenis deformasi yang terjadi terhadap suatu benda. Modulus lainnya (meski tidak selalu disebut sebagai modulus) yang berperan dalam deformasi benda yaitu Poisson Ratio, Lame's Parameter, dan modulus P-wave. Yang umum digambarkan dalam deformasi diantaranya: Modulus young, yaitu deskripsi matematis dari kecenderungan suatu benda untuk berdeformasi secara elastis ketika suatu gaya dikenakan terhadap benda tersebut. Modulus elastisitas adalah rasio dari tegangan dan regangan, atau jika digambarkan dalam kurva tegangan-regangan, maka modulus elastisitas adalah kemiringannya. Modulus geser (atau modulus rigiditas), yaitu rasio dari tegangan geser dan regangan geser. Pemahamannya sama dengan modulus Young, hanya saja perbedaannya ada pada arah gaya dan tegangan yang terjadi. Pada tegangan geser, gaya diaplikasikan secara tangensial, sedangkan pada tegangan biasa, gaya diaplikasikan secara tegak lurus. Sehingga arah



regangannya pun berbeda. Mungkin akan cukup sulit untuk memahaminya, tapi memang begitulah. Poisson Ratio, yaitu rasio kontraksi terhadap ekstensi atau rasio dari tegangan yang terjadi tegak lurus dengan beban terhadap tegangan aksial. Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu bahan. Jadi semakin tinggi nilainya semakin sedikit perubahan bentuk pada suatu benda apabila diberi gaya. Mendapatkan modulus elastisitas bukan cuma uji tarik. Uji tekuk (bending) lebih akurat dalam penentuannya karena pada uji tersebut mesinnya lebih sedikit menerima gaya daripada uji tarik. Modulus elastisitas atau disebut juga Modulus Young menyatakan tingkat kekakuan bahan. Dirumuskan dalam perbandingan antara tegangan yang mampu ditahan suatu bahan sebelum mengalami deformasi plastis terhadap regangan saat yield point terjadi. Modulus elastisitas merupakan salah satu sifat bahan yang dapat diperoleh dari uji tarik.. Deformasi Elastis Besarnya bahan mengalami deformasi atau regangan bergantung kepada besarnya tegangan. Pada sebagian besar metal, tegangan dan regangan adalah proporsional dengan hubungan : E = modulus elastistas atau modulus young Dikenal dengan HUKUM HOOKE Untuk logam harga E : 4,5 X 104 mpa S/D 40,7 X 104 Mpa. Bahan disebut mengalami DEFORMASI ELASTIS Jika tegangan dan regangan besarnya proporsional. Deformasi elastis adalah tidak permanent, artinya jika beban dilepaskan maka bahan kembali ke bentuk semula. Deformasi Elastis Non Linear Modulus elastisitas dicari dengan modulus tangen atau modulus secant. dalam skala atom, deformasi elastis adalah perubahan jarak antar atom. Jadi besar modulus elastisitas adalah besarnya tahanan atom-atom yang berikatan Pada beban geser, tegangan dan regangan bisa dihubungkan dengan persamaan: t = G . γ t = Teganganγ = Regangan G = Modulus Geser Deformasi Plastis Pada kebanyakan logam, deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan 0.005. Jika bahan berdeformasi melewati batas elastis, tegangan tidak lagi proporsional terhadap regangan. Daerah ini disebut daerah plastis. Pada daerah plastis, bahan tidak bisa kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan. Pada tinjauan mikro deformasi plastis mengakibatkan putusnya ikatan atom dengan atom tetangganya dan membentuk ikatan yang baru dengan atom yang lainnya. Jika beban di lepaskan, atom ini tidak kembali keikatan awalnya. Luluh dan Kekuatan Luluh Titik luluh terjadi pada daerah dimana deformasi plastis mudah terjadi pada logam grafik σ-ε berbelok secara bertahap sehingga titik luluh ditentukan dari awal perubahan kurva σ-ε dari linier ke lengkung. Titik ini di sebut batas proporsional. Pada kenyataannya titik p ini tidak bisa ditentukan secara pasti. Kesepakatan di buat dimana di tarik garis lurus paralel, dengan kurva σ-ε dengan harga ε = 0.002. Perpotongan garis ini dengan kurva σ-ε didefinisikan sebagai kekuatan luluh τy. Kekuatan Tarik Setelah titik luluh, tegangan terus naik dengan berlanjutnya deformasi plastis sampai titik maksimum dan kemudian menurun sampai akhirnya patah. Kekuatan tarik adalah tegangan maksimum pada kurva σ-ε . Hal ini berhubungan dengan tegangan maksimum yang bisa di tahan struktur pada kondisi tarikKeuletan Memgukur derajat deformasi plastis pada saat patah. Bahan yang mengalami sedikit atau tidak sama sekali deformasi plastis di sebut rapuh. Resilience Adalah kapasitas material untuk menyerap energi ketika mengalami deformasi elastis dan ketika beban dilepaskan, energi ini juga dilepaskan. Modulus resilience, Ur : adalah energi regang persatuan volume yang diperlukan sehingga material mendapat tegangan dari kondisi tidak berbeban ketitik luluh. Material yang mempunyai sifat resilience adalah material yang mempunyai tegangan luluh tinggi (σy ) dan modulus elastisitas rendah. Contoh : alloy untuk pegas. Ketangguhan (Toughness). Adalah kemampuan bahan untuk menyerap energi sampai patah. Satuan



ketangguhan = satuan resilience bahan ulet bahan tangguh bahan getas bahan tidak tangguh Tegangan dan regangan sebenarnya diukur berdasarkan luas penampang sebenarnya pada saat diberikan beban. Ada tiga jenis perubahan bentuk yaitu regangan, mampatan, dan geseran. 1. Regangan. Renggangan merupakan perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang berlawanan arah (menjauhi pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung benda. 2. Mampatan. Mampatan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang berlawanan arah (menuju pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung benda. 3. Geseran Geseran adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya yang berlawanan arah dikenakan pada sisi-sisi bidang benda.