LA PK Prakonsepsi Edit 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA MASA PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN YANG SEHAT PADA “NN. UL” USIA 23 TAHUN NULLIGRAVIDA DI UPTD. PUSKESMAS DENPASAR UTARA III TANGGAL



OLEH PUTU DYAH PRAMESTI CAHYANI NIM P07124319 006



KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. POLITEKNIK KESEHATA N KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN PRODI PROFESI BIDAN 2020



LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA MASA PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN YANG SEHAT PADA NN. UL USIA 23 TAHUN NULLIGRAVIDA DI UPTD. PUSKESMAS DENPASAR UTARA III TANGGAL



OLEH Putu Dyah Pramesti Cahyani P07124319 006 Telah disahkan, Denpasar, 31 Januari 2020



Mengetahui



Mengetahui,



Pembimbing Institusi



Pembimbing Lapangan I



Gusti Ayu Marhaeni, SKM., M. Biomed



Sumiati, A.Md.Keb, SKM



NIP. 196512311986032008



NIP. 196412161984122003



Mengetahui, Penanggung Jawab MK



Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes NIP. 197001161989032001



PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan kasus “PK HOLISTIK PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN YANG SEHAT” dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat: 1.



Dr. Ni Nyoman Budiani, SST., M.Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.



2.



Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes selaku dosen pembimbing dalam praktik ini



3.



Sumiati, AMd. Keb, SKM selaku pembimbing praktik lapangan



4.



Semua Pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyusunan laporan akhir ini Dalam laporan akhir ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih



memiliki berbagai kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari para demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Demikianlah kiranya para pembaca dapat mempahami dan apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati para pembaca, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis memohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak. Denpasar, Januari 2020



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................ii PRAKATA.............................................................................................................iii DAFTAR ISI...........................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 A. Latar Belakang...................................................................................................1 B. Tujuan Praktik....................................................................................................2 C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus............................................................3 D. Manfaat Penulisan Laporan...............................................................................3 BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................4 A. Remaja...............................................................................................................4 B. Keputihan (Fluor Albus)....................................................................................6 C. Personal Hygiene.............................................................................................10 D. Hubungan Pengetahuan tentang Personal Hygiene terhadap Kejadian Keputihan.........................................................................................................12 BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................14 A. Data Subyektif.................................................................................................14 B. Data Obyektif...................................................................................................16 C. Analisa.............................................................................................................16 D. Penatalaksanaan...............................................................................................17 BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................18 BAB V PENUTUP................................................................................................22 A. Simpulan..........................................................................................................22 B. Saran................................................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasangan suami dan istri haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Berbagai aspek perlu disiapkan sebelum kehamilan diantaranya fisik da psikologis. Salah satu indikasi bahwa calon pengantin yang sehat adalah bahwa kesehatan reproduksinya berada pada kondisi yang baik. Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut (Kemenkes RI, 2015). Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia, misalnya masalah pergaulan bebas pada remaja, kehamilan remaja, aborsi yang tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Status/posisi perempuan di masyarakat merupakan penyebab utama masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan, karena menyebabkan perempuan kehilangan kendali terhadap kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi risiko kesehatan reproduksi, seperti kehamilan, melahirkan, aborsi yang tidak aman, dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksinya, perempuan lebih rentan secara sosial maupun fisik terhadap penularan IMS, termasuk HIV-AIDS (Kemenkes RI, 2015). Kehamilan adalah peristiwa penting dalam siklus hidup perempuan. Selama kehamilan, perempuan melakukan beberapa adaptasi yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi kesehatannya dan juga janin yang dikandungnya. Berbagai faktor mempengaruhi kehamilan dan kesejahteraan janin, salah satu faktor yang penting adalah pemenuhan nutrisi (Ota el al, 2011). Pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil adalah untuk menjamin kesehatannya selama proses kehamilan, tumuh kembang janin di dalam rahim dan bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat. Esensi dari nutrisi digunakan ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan energi yang sangat besar dalam



penambahan berat badan ibu, partumbuhan janin, untuk aktifitas sehari-hari dan perkembangan bayi yang dilahirkan (Ota et al, 2011). Kondisi nutrisi yang kurang baik bagi ibu hamil akan menjadi penyebab kesakitan dan kematian. Masalah yang terjadi pada ibu hamil antara lain anemia. Ibu hamil yang anemia bisa mengalami kejang sampai kematian jika kekurangan zat besi. Kondisi kelelahan yang berlebihan juga akan dirasakan ibu hamil jika kekurangan asam folat. Msalah lainnya yang bisa dialami yaitu osteomalasia jika ibu hamil kekurangan vitamin D (Badriah, 2011). Dampak yang serius juga dialami oleh janin dan bayi yang dilahirkan dari ibu hamil yang kekurangan nutrisi. Masalah yang terjadi antara lain gangguan pertumbuhan di dalam uterus, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan premature. Jika ibu hamil dalam kondisi kekurangan asam folat, maka beresiko melajirkan bayi dengan Neural Tube Defects. Selain itu, bay ibis mengalami kretinisme atau retardasi mental jika ibu hamil dalam kondisi kekurangan yodium (Badriah, 2011). Berbagai faktor dapat mempengaruhi nutrisi ibu hamil. Faktor tersebut dapat terjadi sebelum dan selama kehamilan. Selama kehamilan, beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu frekuensi kehamilan, derajat aktivitas, fisik, komplikasi penyakit saat kehamilan. Sedangkan sebelum kehamilan, faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah status gizi, keadaan sosial ekonomi, usia, pola kebiasaan makan dan kecanduan rokok, alcohol dan stress psikologis (Badriah 2011). Oleh karena itu penting dilakukan persiapan baik fisik, nutrisi dan psikologis sejak sebelum kehamilan. . Melalui Prakti Klinik Asuhan Kebidanan Holistik Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan yang Sehat, mahasiswa profesi bidan diharapkan dpaat memberikan asuhan prakonsepsi untuk mempersiapan kehamilan yang sehat sesuai standar untuk mengatasi masalah atau komplikasi selama kehamilan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membahas kasus asuhan kebidanan pada “Ny. UL” usia 23 tahun nullipara.



B. Tujuan Praktik 1. Tujuan Umum Mahasiswa profesi bidan mampu memberikan asuhan kebidanan pada sasaran masa prakonsepsi serta perencanaan kehamilan sesuai dengan standar asuhan kebidanan secara mandiri, professional dan berkualitas dengan selalu memperhatikan aspek budaya lokal. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian data secara lengkap, jelas, akurat dan fokus b. Menetapkan diagnosa kebidanan serta masalah kebidanan dengan menerapkan cara berfikir kritis c. Menyusun perencanaan asuhan kebidanan holistik pada masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan yang sehat d. Melaksanakan asuhan kebidanan holistik masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan yang sehat e. Melakukan evaluasi secara komprehensif pada asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan yang sehat f. Melakukan



pendokumentasian



asuhan



kebidanan



prakonsepsi



dan



perencanaan kehamilan yang sehat C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus Praktik Klinik dilaksanakan di UPTD. Puskesmas Denpasar III dari tanggal 13 – 31 Januari 2020. Pengambilan kasus dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2020. D. Manfaat Penulisan Laporan 1. Bagi Mahasiswa Dapat menerapkan teori yang diperoleh dari pendidikan secara nyata di lapangan dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan yang sehat dengan tetap memeperhatikan aspek budaya lokal. 2. Bagi Instansi Sebagai



metode



untuk



mengevaluasi



seberapa



jauh



mahasiswa



menerapkan teori yang di peroleh selama perkuliahan dikelas dan menerapkannya dilahan praktek.



\



BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar Prakonsepsi 1. Pengertian Prakonsepsi Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Asuhan yang diberikan pada perempuan sebelum terjadi konsepsi (Pratiwi, 2016) 2. Tujuan Prakonsepsi Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat dimulainya kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun kehamilan bagi beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan yang memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan kehamilan (Pratiwi, 2016) 3. Manfaat Prakonsepsi Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Selain itu asuhan pra konsepsi juga bermanfaat untuk identifikasi keadaan penyakit, penilaian keadaan psikologis kesiap-siagaan ekonomi dan memberikan banyak



informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya. 4. Langkah- langkah yang Dilakukan dalam Pra Konsepsi a. Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan mengidentifikasi faktor resikonya. b. Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain : pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B, pap smear, clamidia, HIV, dan GO. c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi d. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan penyebab banyak masalah dalam kehamilan. e. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan, persalinan, nifas maupun kecacatan ) f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi ( olah raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/ hentikan bila ibu sudah terbiasa ) g. Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi dll ), berikan penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi. h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. i. Membersihkan lingkungan dari bahan kimia. B. Perencanaan Kehamilan 1. Pengertian Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).



Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010). Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013) 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan kehamilan Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam merencanakan kehamilan, antara lain: a. Kesiapan aspek psikologis Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani konseling prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran, seperti dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan kandungan) dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling prahamil ini akan mempersiapkan calon ibu beserta calon ayah dan untuk menyiapkan kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat bawaan akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat berbahaya. b. Kesiapan fisik Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak prima akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain: 1) Mulai menata pola hidup Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan fisik ini dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan menjelang konsepsi. 2) Mencapai berat badan ideal Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh akan ikut-



ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu. Berat badan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya berbagai gangguan kesehatan. 3) Menjaga pola makan Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan. Karena, zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ reproduksi, mempertahankan kondisi kesehatan selama hamil, serta mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin. Caranya sebagai berikut: (a) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Masukkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam menu makanan sehari-hari secara bervariasi dan dalam jumlah yang pas, sesuai kebutuhan. (b) Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan, karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin dan alergi. (c) Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu lama diolah, sehingga kandungan zat-zat gizinya tidak hilang. 4) Olah raga teratur Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah. Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi efisien, sebab benarbenar bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur yang baik. Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood karena meningkatnya produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi sehat dan bugar. Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan, persalinan, serta kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi lebih mudah. Yang cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki, berenang, bersepeda dan senam 5) Menghilangkan kebiasaan buruk Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman beralkohol, serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman 12 bersoda), sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung didalamnya bisa memengaruhi kesuburan. Akibatnya, peluang terjadinya pembuahan makin kecil. Sering stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi, kalau sibuk kerja dan lupa istirahat.



6) Bebas dari penyakit Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa membahayakan diri dan janin. 7) Stop kontrasepsi Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB mengandung hormone yang brtugas terjadinya ovulasi. c. Persiapan finansial Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan (Kurniasih, 2010). Memiliki anak memang tidak murah. Makanya, perlu merancang keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi dana yang cukup besar. d. Persiapan pengetahuan Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam perencanaan kehamilan atau dalam kehamilan. Diantaranya: 1) Masa subur Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu yang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik jika pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya. 2) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak di tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak berjenis kelamin tertentu, pastilah menginginkan anak dengan jenis kelamin yang belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-laki dan perempuan (Nurul, 2013)



3) Kesiapan aspek usia Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia dibawah 20 tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks. C. Persiapan Prakonsepsi 1. Persiapan fisik a. Pemeriksaan status kesehatan b. Tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah) c. Pemeriksaan darah rutin : hb, trombosit, lekosit, d. Pemeriksaan darah yang dianjurkan : golongan darah dan rhesus gula darah sewaktu (gds) thalassemia hepatitis B dan C, TORCH (toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus dan herpes simpleks) e. pemeriksaan urin: urin rutin 2. Persiapan gizi Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi serta defisiensi asam folat. Adapun kebutuhan asupan nutrisi prakonsepsi yaitu : a. Karbohidrat Karobohidrat merupakan sumber energy yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar untuk menghasilkan energy atau tenaga. Jika hidrat arang yang dikonsumsi tidak terpakai karena asupannya melebihi jumlah pengeluaran energy, maka akan diubah menjadi simpanan yang dinamakan glikogen. b. Protein Protein merupakan suber energy yang berguna untuk membangun memperbaiki semua sel tubuh. Menurut fungsinya, protein dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu protein lengkap, protein setengah lengkap dan protein tidak lengkap. Kebutuhan protein perharinya adalah 48-64 gram per hari (Badriah,



2011). Protein suplemen tinggi protein tidak dibutuhkan karena menyebabkan maturasi janin lebih cepat dan kelahiran dini. c. Lemak Lemak adalah sumber energy tubuh yang mana 1 gram lemak sama dengan 9 kalori. Sumber terbesar lemak adalah asam lemak. Asalm lemak yang sangat dibutuhkan adalah Essential Fatty Acids (EFA). Sumbernya yaitu ikan, biji, batang, kenari dan minyak tumbuhan. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pemasukan EFA selama kehamilan dengan perkembangan visual dan kognitif bayi yang dilahirkan. Jika kebutuhan energy tidakk terpenuhi, wanita usia subur akan mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Akibat selanjutnya adalah gangguan pertumbuhan janin dan bayi dengan berat bayi lahir rendah. Sumber energi yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Bagi wanita usia subur yang tidak hamil, jumlah energy yang dibutuhkan yaitu 1800 kkal untuk usia 19-29 tahun dan 1900 kal untuk usia 30-39 tahun (Badriah, 2011). d. Asam folat Folat adalah vitamin B9 yang merupakan vitamin larut dalam air untuk pembelahan sel. Dikarenakan folat di dalam makanan jumlahnya sangta sedikit dan mudah hilang dikarenakan proses pengolahan makanan, maka suplemen asam folat menjadi penting sebagai pengganti folat. Asam folat adalah bentuk sintetis dari folat yang didapatkan dalam suplemen dan digunakan untuk fortifikasi makanan. Sumber nabati folat adalah brokoli, jeruk, sayuran hijau tua, asparagus dan kacang-kacangan. Sedangkan sumber hewani folat adalah ikan, telur dan daging. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan supaya semua wanita usia subur yang mampu hamil menerima asupan asam folat sebesar 0,4 mg per harinya (Griffin, 2011). Pendapat beberapa peneliti menyatakan bahwa asam folat dapat mencegah kejadian Neural Tube Defects (NTDs) pada bayi yang dilahirkan. NTDs adalah defek serius yang berupa anensefalus dan spinabifida. e. Kalsium Kalsium adalah mineral yang penting bagi perkembangan tulang janin. Selama kehamilan, pertumbuhan fetus mendapatkan semua total makanan dari ibunya. Jika adekuatnya tulang tidak dibangun sebelum hamil, maka untuk



membangun tulang, janin mengambil kalsium dari tulang rangka ibunya. Wanita pasa usia reproduksi direkomendasikan mengonsumsi kalsium sebanyak 12001500 mg per hari dari sumber makanan dan mengkonsumsi suplemen kalsium jika sumber makanan tidak adekuat. Sumber utama kalsium adalah susu dan olahannya, udang serta sarden (Griffin, 2011) f. Besi Besi



merupakan



sebuah



komponen



utama



hemoglobin



yang



bertanggungjawab untuk mebawa oksigen ke dalam sel. Wanita usia reproduksi adalah orang beresiko mengalami anemia karena kekurangan zat besi, disebabkan kurangnya zat besi di dalam darah selama masa menstruasi, pola mengurangi makan dan kehamilan. Sebelum konsepsi wanita harus mengkonsumsi cukup zat besi utuk menurunkan prevalensi anemia saat hamil. Jika upaya mengonsumsi zat besi hanya dilaksanakan saat hamil, maka masalah anemia tidak kunjung selesai. Sehingga, zat besi perlu diberikan sejak sebelum kehamilan. Sumber zat besi berasal dari sumber hewani dan nabati. Dari sumber hewani zat besi didapat dari daging yang tidak berlemak dan ayam. Sedangkan sumber nabati zat besi didapat dari sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan dan tumbuhan polong. CDC merekomendasikan 18 mg/ hari zat besi utuk wanita tidak hamil (Griffin, 2011). Sedangkan Depkesi (2011) merekomendasikan 1 tablet suplemen besi per hari pada sehari menjelang dan selama menstruasi. 3. Status Imunsiasi TT Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan penuh.



4. Menjaga kebersihan organ reproduksi a. Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari. b. Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik. c. Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau. d. Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu. • e. Khusus untuk perempuan: tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina, jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama. f. Pergunakan pembalut ketika mentruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam sekali atau setelah buang air g. Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna harap memeriksakan diri ke petugas kesehatan. h. Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan D. Koseling Pra Konsepsi Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan



secara



sistematik



dengan



panduan



keterampilan



komunikasi



interpersonal, tehnik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Konseling adalah sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang. Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan psikologi seorang wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak. Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anakanak, bagaimana cara mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau pasangan, serta harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua. Pengaturan usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau pasangan untuk menyelesaikan pendidikan/memulai suatu karier, bagaimana stress mempengaruhi aktivitas. Sedangkan pada remaja, bagaimana dengan penyelesaian



sekolah dan rencana melanjutkan perguruan tinggi atau pelatihan kerja serta metode pengontrolan kehamilan. BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN YANG SEHAT PADA NN. “UL” USIA 23 TAHUN NULLIPARA DI UPTD. PUSKESMAS DENPASAR UTARA III Tempat Pelayanan



: UPTD. Puskesmas Denpasar Utara III



Tanggal



: 20 Januari 2020



A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas



Ibu



Calon Suami



Nama



: Nn. UL



Tn. AH



Umur



: 23 tahun



27 tahun



Agama



: Islam



Islam



Pendidikan



: SMA



S1



Pekerjaan



: Mahasiswa



Penghasilan



:-



Alamat



: Jalan Rambutan, No 35, Denpasar Utara



Golongan darah



:-



Nomor Hp



: 085739060xxx



Jaminan Kesehatan



: BPJS kelas III



Karyawan Hotel Rp. 5000.000 -



2. Keluhan Utama / Alasan Berkunjung Nn. UL ingin melakukan pemeriksaan laboratorium untuk persiapan pernikahan dan saat ini mengatakan tidak ada keluhan. Nn. UL mengatakan calon suami tidak bisa ikut karena harus bekerja. 3. Riwayat Menstruasi



HPHT tanggal 9 Januari 2020. Siklus haid teratur yaitu 28-30 hari. Volume haid 2-3 kali ganti pembalut dengan lama haid 3-5 hari. Tidak ada keluhan saat haid.



4. Riwayat Panyakit Nn.UL tidak memiliki penyakit seperti hipertensi, asma, TBC, DM, kanker, mioma, kista dan IMS. Keluarga juga tidak memiliki riwayat penyakit tersebut. 5. Status TT : Nn. UL telah melakukan imunisasi Td tanggal 18 Januari 2020 di PMB Sumiati, A.Md., Keb 6. Riwayat Konsumsi Tablet Asam Folat



: tidak pernah



7. Riwayat Konsumsi Tablet Tambah Darah



: tidak pernah



8. Data Bio – Psiko – Sosial dan Spiritual a. Bernafas



: tidak ada keluhan



b. Nutrisi



: makan 2-3 kali sehari, komposisi : nasi, ayam, ikan,



sayuran dan buah. Nn. UL mengatakan jarang mengonsumsi daging dan sering mengkonsumsi mie instan 4-5 kali seminggu. Nn. UL minum 8-10 gelas air putih sehari dan rutin minum susu UHT 1 gelas setiap hari. c. Eliminasi



: Nn. UL mengatakan jarang BAB, BAB 2-3 hari sekali kali



sehari, tekstur agak keras. BAK 5-6 kali sehari warna bening kekuningan d. Kebersihan



: mandi dan sikat gigi 2 kali sehari. Kebiasaan membasuh



area kewanitaan dari arah depan ke belakang. Nn. UL segera mengganti CD apabila basah. e. Psikologis



: hubungan intern keluarga dan calon suami harmonis.



f. Sosial



: hubungan sosial tidak ada masalah



g. Perilaku dan gaya hidup : Nn. UL tidak merokok, tidak pernah minum minuman keras dan tidak mengonsumsi narkoba. h. Spiritual 9. Pengetahuan



: tidak ada masalah



a. Nn. UL belum mengetahui tentang persiapan prakonsepsi b. Nn. UL belum mengetahui tentang nutrisi untuk persiapan kehamilan c. Nn. UL belum mengetahui tentang 4T B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan umum



: baik



b. Kesadaran



: composmentis



c. Tanda vital



: TD : 110/70 mmHg, nadi 84 kali per menit, suhu



37oC, respirasi 24 kali per menit d. Antopometri



: BB 49 Kg TB : 153 cm, IMT : 21



2. Pemeriksaan Fisik a. Wajah



: normal, tidak ada edema, tidak pucat



b. Mata



: normal, konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada



pengeluaran, tidak ada kelainan c. Hidung



: normal, tidak ada kelainan dan pengeluaran



d. Mulut



: mukosa lembab, lidah bersih, gigi normal



e. Telinga



: simetris, normal, tidak ada pengeluaran



f. Leher



: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada



pembesaran kelenjar limfe dan bendungan vena jugularis g. Payudara



: simetris, tidak tampak tekstur kulit jeruk, tidak teraba



massa/benjolan, tidak ada pengeluaran, teraba pembesaran kelenjar mamae h. Abdomen



: bentuk perut simetris, tidak ada teraba massa



i. Ekstremitas



: tidak ada edema, kuku merah muda, tidak ada kelainan



3. Pemeriksaan Penunjang a. Hb



: 12,4 gr/dL



b. Golongan Darah



: O (+)



c. HIV



: non reaktif



C. ANALISA



1. Diagnosa



: Nn. UL usia 23 tahun nullipara



2. Masalah : a. Nn. UL belum mengetahui tentang persiapan prakonsepsi b. Nn. UL belum mengetahui tentang nutrisi untuk persiapan prakonsepsi c. Nn. UL belum mengetahui tentang 4T D. PENATALAKSANAAN 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, klien paham 2. Memberikan KIE tentang persiapan prakonsepsi terkait persiapan fisik yang sehat, nutrisi yang seimbang dan adequate, psikologis dan finansial yang mapan, klien paham dan mampu menjelaskan kembali 3. Memberikan KIE tentang nutrisi untuk persiapan kehamilan meliputi mengurangi konsumsi makanan berpengawet seperti mie instan dan lebih sering mengonsumsi sayuran dan daging merah, serta mengonsumsi tablet asam folat dan tablet tambah darah, klien paham dan mampu menjelaskan kembali 4. Memberikan KIE persiapan kehamilan dan menghindari 4T yaitu terlalu tua untuk hamil (>35 tahun), terlalu muda untuk hamil (30 tahun, fungsi organ reproduksi mulai menurun (Fatimah, 2017). Pada kasus ini, umur ibu adalah 23 tahun, sehingga masih berada dalam usia produktif. Nn. UL datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium penting dilakukan untuk persiapan prakonsepsi. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain : pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B, pap smear, clamidia, HIV, dan GO. Selain itu, penting untuk elakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga



kesehatan



dapat



menilai



keadaan



kesehatan



perempuan



dan



mengidentifikasi faktor resikonya. Persiapan prakonsepsi terdiri dari persiapan fisik, persiapan nutrisi dan persiapan finansial. Persiapan fisik terdiri dari pemeriksaan status kesehatan, tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah), pemeriksaan darah rutin : hb, trombosit, lekosit dan pemeriksaan darah yang dianjurkan : golongan darah dan rhesus gula darah sewaktu (gds) thalassemia hepatitis B dan C, TORCH (toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus dan herpes simpleks). Persiapan nutrisi dilakukan untuk menjamin status gizi. Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi serta defisiensi asam folat. Nn. UL telah melakukan imunisasi Td tanggal 18 Desember 2020, sehingga saat ini klien telah berstatus TT5. (pentingnya imunsiasi TT)… Nn. UL belum pernah mengonsumsi tablet asam folat. Folat adalah vitamin B9 yang merupakan vitamin larut dalam air untuk pembelahan sel. Dikarenakan folat di dalam makanan jumlahnya sangta sedikit dan mudah hilang dikarenakan proses pengolahan makanan, maka suplemen asam folat menjadi penting sebagai pengganti folat. Asam folat adalah bentuk sintetis dari folat yang didapatkan dalam suplemen dan digunakan untuk fortifikasi makanan. Sumber nabati folat adalah brokoli, jeruk, sayuran hijau tua, asparagus dan kacang-



kacangan. Sedangkan sumber hewani folat adalah ikan, telur dan daging. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan supaya semua wanita usia subur yang mampu hamil menerima asupan asam folat sebesar 0,4 mg per harinya (Griffin, 2011). Pendapat beberapa peneliti menyatakan bahwa asam folat dapat mencegah kejadian Neural Tube Defects (NTDs) pada bayi yang dilahirkan. NTDs adalah defek serius yang berupa anensefalus dan spinabifida. Nn. UL belum pernah mengonsumsi tablet tambah darah. Besi merupakan sebuah komponen utama hemoglobin yang bertanggungjawab untuk mebawa oksigen ke dalam sel. Wanita usia reproduksi adalah orang beresiko mengalami anemia karena kekurangan zat besi, disebabkan kurangnya zat besi di dalam darah selama masa menstruasi, pola mengurangi makan dan kehamilan. Sebelum konsepsi wanita harus mengkonsumsi cukup zat besi utuk menurunkan prevalensi anemia saat hamil. Jika upaya mengonsumsi zat besi hanya dilaksanakan saat hamil, maka masalah anemia tidak kunjung selesai. Sehingga, zat besi perlu diberikan sejak sebelum kehamilan. Sumber zat besi berasal dari sumber hewani dan nabati. Dari sumber hewani zat besi didapat dari daging yang tidak berlemak dan ayam. Sedangkan sumber nabati zat besi didapat dari sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan dan tumbuhan polong. CDC merekomendasikan 18 mg/ hari zat besi utuk wanita tidak hamil (Griffin, 2011). Sedangkan Depkesi (2011) merekomendasikan 1 tablet suplemen besi per hari pada sehari menjelang dan selama menstruasi. Pengetahuan Nn. UL yang belum diketahui yaitu Nn. UL belum mengetahui tentang persiapan prakonsepsi, tentang nutrisi untuk persiapan kehamilan dan tentang 4 Terlalu. Berdasarkan hasil pengkajian data obyektif, Nn. UL memiliki berat badan 49 kg dan tinggi 153 cm dengan IMT 21. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan nilai yang diambil dari perhitungan hasil bagi antara berat badan (BB) dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan (TB) dalam meter. IMT hingga kini dipakai secara luas untuk menentukan status gizi seseorang. Pada remaja putri, IMT berpengaruh pada kesehatan reproduksi terkait siklus menstruasi dan persiapan kehamilan. Klasifikasi IMT untuk orang Indonesia yang normal yaitu 18,5 – 22,9. IMT (Putra dan Amalia, 2018). IMT Nn. UL yaitu 21 sehingga dapat disimpulkan status gizi Nn. NWT dalam batas normal.



Hasil pengukuran LILA menunjukkan hasil 25 cm. batas minimal LILA pada wanita dikatakan normal yaitu 23,5 cm. Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan. Oleh karena itu, status gizi ibu hamil snagat perlu untuk dikontrol. Pemeriksaan head to toe menunjukkan hasil dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil golongan darah O rhesus +, HIV non reaktif dan hb 12,4 gram/dL. (pentingnya Hb). Berdasarkan pengkajian data subyektif dan obyektif, maka dapat ditegakkan diagnosa yaitu Nn. UL usia 23 tahun nulipara. Masalah yang dialami yaitu Nn UL belum mengetahui tentang persiapan prakonsepsi, nutrisi untuk persiapan kehamilan dan 4 terlalu yang perlu dihindari untuk persiapan kehamilan. Penatalaksanaan



yang



dilakukan



yaitu



menginformasikan



hasil



pemeriksaan, klien paham, memberikan KIE tentang persiapan prakonsepsi terkait persiapan fisik yang sehat, nutrisi yang seimbang dan adequate, psikologis dan finansial yang mapan, klien paham dan mampu menjelaskan kembali. Memberikan KIE tentang nutrisi untuk persiapan kehamilan meliputi mengurangi konsumsi makanan berpengawet seperti mie instan dan lebih sering mengonsumsi sayuran dan daging merah, serta mengonsumsi tablet asam folat dan tablet tambah darah, klien paham dan mampu menjelaskan kembali. Memberikan KIE persiapan kehamilan dan menghindari 4T yaitu terlalu tua untuk hamil (>35 tahun), terlalu muda untuk hamil (35 tahun), terlalu muda untuk hamil (