Lailatus Syarifah - Laporan 3 Praktik Pembelajaran Inovatif Guru Penggerak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN 3 PRAKTIK PEMBELAJARAN INOVATIF



Lailatus Syarifah 201901060237 Pendidikan Anak Usia Dini



PENDIDIKAN PROFESI GURU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2023



LAPORAN 3 PRAKTIK PEMBELAJARAN INOVATIF



Lailatus Syarifah 201901060237 Pendidikan Anak Usia Dini



PENDIDIKAN PROFESI GURU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2023 i



KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan 3 Praktik Pembelajaran Inovatif Pendidikan Profesi Guru jalur Guru Penggerak di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan. Laporan 3 Praktik Pembelajaran Inovatif ini tidak lepas dari motivasi dan bimbingan beberapa pihak khususnya tutor dan kepala lembaga kami. Oleh karenanya, patutlah penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:



1.



Ibu saya



yang mendoakan dan mendukung saya hingga mampu



menyelesaikan Pendidikan Guru Penggerak 2.



Suamiku yang telah memberikan ijin, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas saya.



3.



Anakku, Alika Fajriah Ilsya yang mau mengerti kondisi orangtuanya



4.



Penyelenggara PPG LPTK Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)



Penulis berharap semoga Laporan ini mampu memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi pembaca tentang mekanisme plaksanaan PPG Dalam Jabatan Bagi Lulusan Pendidikan Guru Penggerak di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).



Pasuruan, 26 Juni 2023 Penulis



Lailatus Syarifah S.Pd UKG 201901060237 ii



DAFTAR ISI



Halaman Judul ……………………………………………………………



i



Kata Pengantar ……………………………………………………….......



ii



Daftar Isi ………………………………………………………………….



iii



Ringkasan ………………………………………………………….…….



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………....... B. Tujuan Kegiatan …………………………………………………..... C. Manfaat Kegiatan …………………………………………………...



1 2 3



BAB II PEMBAHASAN A. Pendampingan Individu ………..……………………………………



4



B. Pendampingan Kelompok ……………………………..…………….



7



C. Pengelolaan program yang berpihak pada murid ……………………



8



BAB III PENUTUP A. Refleksi …………………………………………………………….. B. Tindak Lanjut ……………………………………………………….



10 11



Daftar Pustaka ………………………………………………………………



13



Lampiran



iii



RINGKASAN Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan Program Pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang di selenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Lulusan dari PGP mendapatkan gelar Guru Penggerak (GP) yang mampu menjadi Pemimpin Pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran yang meliputi menggerakkan komunitas praktisi, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran diferensiasi, dan kompetensi lain yang bertujuan untuk mengembangkan diri dan potensi sekolah. Dalam upaya mengembangkan kepemimpinan pembelajaran, proses belajar dalam PGP didesain dengan pendekatan orang dewasa dan berbasis pengalaman. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pengembangan pengalaman guru maka diperlukan pembimbingan dalam bentuk pendampingan individu dan kelompok kepada Guru Penggerak. Pada kegiatan Pendampingan Individu (PI) seorang Guru Penggerak akan di dampingi secara langsung oleh Pengajar Praktik (PP) bertempat di sekolah GP menggunakan metode coaching dan mentoring. Sedangkan Pendampingnan kelompok dilaksanakan saat kegiatan Lokakarya. Tujuan kegiatan pendampingan individu untuk membantu Calon Guru Penggerak menerapkan hasil pembelajaran daring dan lokakarya sehingga Calon Guru Penggerak mampu mengembangkan diri sendiri dan juga guru lain dengan cara melakukan refleksi, berbagi, dan kolaborasi, memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik; dan merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua. Jadwal kegiatan PI ini dilakukan sebulan sekali menjelang pelasanaan Lokakarya. Pelaksanaan PI dilakukan sebanyak 9 kali selama pelaksanaan PGP.



iv



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan Program Pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Proses belajar dalam PGP didesain dengan pendekatan orang dewasa dan berbasis pengalaman sehingga perlu adanya bimbingan secara langsung dalam bentuk Pendampingan Individu (PI) di sekolah Guru Penggerak dan Pendampingan Kelompok saat Lokakarya. Metode yang digunakan dalam PI adalah coaching dan mentoring Pengajar Praktik kepada Guru Penggerak. Kegiatan pendampingan individu ini dilaksanakan sebulan sekali selama proses belajar di Pendidikan Guru Penggerak dengan hitungan 4 jam pelajaran. Pada waktu kegiatan Pendampingan aktivitas yang dilakukan oleh Pengajar praktik adalah mengamati kegiatan pembelajaran dan perubahan yang terjadi di sekolah sebagai implementasi pembelajaran daring dan lokakarya serta mengajak guru penggerak dan warga sekolah melakukan refleksi proses kegiatan belajar dan perubahan yang terjadi. Salah satu aksi nyata yang di lakukan oleh guru penggerak selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak adalah membuat program yang berdampak pada murid. Salah satu modul yang kami pelajari pada Pendidikan Guru Penggerak adalah modul Pengelolaan program yang berdampak pada murid. Pengelolaan program yang berdampak pada murid merupakan pengelolaan program yang memperhatikan suara, pilihan dan kepemilikan siswa sehingga siswa memiliki pengalaman belajar yang bisa dijadikan bekal semasa hidupnya. Pada pendidikan guru penggerak kami mendapatkan materi 1



pengelolaan program yang berdampak pada siswa dengan melibatkan siswa secara langsung dalam program tersebut seperti memberikan ruang siswa untuk menyampaikan rencana kegiatan esok hari, memilih kegiatan belajar dikelas yang ia sukai, memberikan ruang siswa untuk mengeksplorasi imajinasi dan kreatifitas melalui sarana prasarana sekolah.



B. Tujuan Tujuan kegiatan pendampingan individu untuk membantu Calon Guru Penggerak menerapkan hasil pembelajaran daring dan lokakarya sehingga Calon Guru Penggerak mampu: 1. Mengembangkan diri sendiri dan juga guru lain dengan cara melakukan refleksi, berbagi, dan kolaborasi, 2. Memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik; 3. Merencanakan,



menjalankan,



merefleksikan,



dan



mengevaluasi



pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua.



Tujuan dari pengelolaan program yang berdampak pada murid adalah mendorong terwujudnya kepemimpinan murid (student agency) dalam pengelolaan program sekolah menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Kepemimpinan murid merupakan salah satu wujud untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.



2



C. Manfaat Manfaat dari kegiatan Pendampingan Individu adalah 1. Menguatkan pemahaman guru penggerak terkait materi di LMS 2. Salah satu upaya pengawasan di lapangan dari PGP terkait proses perubahan yang di lakukan oleh guru penggerak 3. Alat bantu guru penggerak dalam melakukan refleksi proses perubahan pendidikan yang sudah dilakukan 4. Salah satu kegiatan sharing secara individual antara guru penggerak dengan pengajar praktik terkait aktivitas di PGP 5. Menyampaikan praktek baik yang sudah dilakukan sebagai wujud implementasi materi di PGP 6. Salah satu wujud motivasi untuk PGP dalam melakukan perubahan yang lebih baik



3



BAB II PEMBAHASAN A. Pendampingan Individu Pendampingan Individu (PI) merupakan salah satu aktivitas belajar pada Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) yang dilakukan oleh guru penggerak dan Pengajar praktik. Pendampingan individu ini dilakukan secara luring (tatap muka) yang berlokasi di sekolah Guru penggerak. Metode yang digunakan oleh pengajar praktik adalah coaching dan mentoring. Jadwal pendampingan pada PPGP Angkatan 4 sebanyak 9 kali, dengan materi pendampingan yaitu :



Pendampingan 0 : Refleksi tentang pembelajaran daring PGP Pendampingan 1 : Peran Pendidikan sesuai kodrat anak Pendampingan 2 : Umpan balik 360o dan pembentukan komunitas praktisi Pendampingan 3 : Komunikasi visi sekolah yang berpihak pada siswa Pendampingan 4 : Praktek pembelajaran dan evaluasi Pendampingan 5 : Pemetaan sumber daya sekolah Pendampingan 6 : Perkembangan program sekolah yang berdampak pada murid Pendampingan 7 : Refleksi kemajuan pembelajaran Pendampingan 8 : Sosialisasi rencana kerja untuk Pengembangan program sekolah



kegiatan pendampingan individu ini dilakukan setiap bulan menjelang kegiatan lokakarya dengan ketentuan 4 jam pelajaran pada setiap guru penggerak. Pembahasan pada pendampingan 0 yaitu Refleksi tentang pembelajaran daring Pendidikan Guru Penggerak terkait pengalaman guru penggerak saat menggunakan LMS (Learning Management System), 4



dukungan ekosistem sekolah terhadap guru penggerak dibulan pertama dalam melaksanakan pendidikan guru penggerak, serta pengalaman guru penggerak dalam satu bulan pertama di PGP. Pada bulan pertama PGP yang saya rasakan adalah adaptasi yang luar biasa dengan metode belajar mandiri, LMS, dan penerapan pembelajaran orang dewasa yang diterapkan. Kebetulan sekali pada PGP Angkatan 4 ini saya merupakan guru penggerak tunggal dari jenjang PAUD pada kelompok Kecamatan Beji. Melalui pendampingan 0 ini gruu penggerak dapat menyampaikan harapan, rencana perbaikan dan tindak lanjut pada kegiatan belajar berikutnya terkait pembelajaran daring dan pendampingan. Selanjutnya di pendampingan 1 mengulas kembali rencana tindak lanjut yang sudah disampaikan pada pendampingan 0 dan menanyakan hasil dari tindakan yang sudah dilakukan terkait umpan balik dari guru, siswa dan kepala sekolah terkait perubahan yang sudah dilakukan. Guru penggerakpun mendapatkan kesempatan untuk menceritakan proses yang sudah dialami dibulan kedua dan Pendamping praktik memberikan apresiasi terkait hasil kemajuan yang di terjadi pada guru penggerak. Pada PI 2 terdapat LK yang dibawa oleh PP yaitu umpan balik 360o yang di isi langsung oleh PP dengan mewawancarai kepala sekolah, teman sejawat dan murid. Hal ini dilakukan sebagai bukti ketercapaian kemajuan penerapan pendidikan menurut filosofi KHD dan tindak lanjut dari Pendampingan 1, perbedaannya jika di Pendampingan 1 PP meminta cerita dari Guru Penggerak namun di pendampingan 2 ini PP akan membuktikan secara langsung kepada siswa, teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan instrumen atau LK. Berikutnya pendampingan 3 dilaksanakan seminggu sebelum kegiatan Lokakarya 3, kegiatan pendampingan 3 ini sedikit berbeda dengan pendampingan berikutnya dikarenakan seorang Pengajar Praktik harus melakukan observasi kelas guru penggerak terkait penerapan budaya positif dikelas guru penggerak. Selain mengobservasi pada Pendampingan 3 diskusi yang di lakukan pengajar praktek dengan guru penggerak terkait 5



cara membagi waktu terkait tugas disekolah, rumah dan PGP, dukungan warga sekolah, diskusi refleksi mengenai sosialisasi visi sekolah yang dibuat guru penggerak saat lokakarya, rencana pengimbasan terkait pembelajaran untuk menciptakan budaya positif dengan teman sejawat atau komunitas, dan pemetaan kebutuhan belajara siswa dan pembelajaran diferensiasi. Aktivitas di Pendampingan Individu 4 yaitu melakukan praktek coaching secara lansung sesuai dengan materi di LMS yang sudah dipelajari dengan peran sebagai berikut guru penggerak sebagai coach, pendamping praktek sebagai pengamat dan teman sejawat sebagai coachee. Selain praktek coaching, pendamping praktek juga melakukan diskusi bersama guru penggerak terkait observasi teman sejawat terhadap guru penggerak dan aksi nyata modul 2.1 dan 2.2 . Pendampingan individu ke 5 mendikusikan hasil pemetaan sumber daya sekolah, refleksi pembuatan peta pemetaan sumber daya sekolah, refleksi pengambilan keputusan, dan refleksi pengembangan diri dibulan ke 5 pendidikan guru penggerak dengan menggunakan LK yang sudah disediakan.



Pada



pendampingan



individu



ini



Pengajar



praktek



menyampaikan kepada Guru Penggerak untuk mengunggah refleksi penerapan aksi nyata 3.1 dan 3.2 di LMS pada jurnal mingguan. Pendampingan Individu 6 mendikusikan progres dan penerapan program sekolah yang berdampak pada murid, tantangan yang dihadapi dan solusi yang ditemukan selama melaksanakan program, dan implementasi aksi nyata modul 3.1 dan 3.2 oleh guru penggerak. Selain melakukan diskusi Pengajar praktik juga memberikan gambaran pelaksanaan lokakarya 7 yaitu panen karya, hal ini dilakukan di pendampingan 6 karena pelaksanaan lokakarya 7 sudah kurang 1 bulan sehingga perlu dipersiapkan lebih awal seperti media belajar, foto aksi nyata guru penggerak, produk yang di hasilkan selama mengikuti PGP, portofolio, video dan poster. 6



Pendampingan Individu ke 7 yang merupakan pendampingan puncak karena pada pendampingan 7 ini Pengajar praktek melakukan penegcekan kesiapan guru penggerak dalam pelaksanaan Panen karya yang merupakan puncak kegiatan pada Pendidikan Guru Penggerak. Selain membahas tentang persiapan, Pengajar praktek juga melakukan refleksi perubahan pembelajaran selama 8 bulan, perkembangan komunitas praktisi yang sudah di kembangkan, dan rencana belajar mandiri yang akan di lakukan oleh Guru Penggerak setelag PGP ini selesai. Pendampingan Individu 8 merupakan pendampingan terakhir pada pendidikan Guru Penggerak angkatan 4. Pada pendampingan terakhir ini pengajar praktik melakukan observasi kelas guru penggerak terkait perubahan yang dilakukan guru penggerak dan merefleksikan di akhir kegiatan observasi, selain itu pengajar praktik juga melakukan diskusi terkait rencana kerja yang dibuat guru peenggerak kepada warga sekolah, meminta Guru penggerak untuk menyampaikan dampak pendampingan selama 9 bulan dan menanyakan rencana belajar mandiri yang akan dilakukan oleh guru penggerak setelah PGP berakhir.



B. Pendampingan Kelompok (Lokakarya) Pembelajaran Luring pada pendidikan guru penggerak berupa pendampingan individu dan kelompok (Lokakarya). Tujuan dari lokakarya adalah meningkatkan kemampuan guru penggerak dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran, ruang diskusi dan pemecahan masalah denga guru penggerak lainnya, meningkatkan keterlibatan pemangku kebijakan dan sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang merdeka. Lokakarya pada PGP angkatan 4 dilaksanakan sebanyak 9 kali dengan tema Bulan 1 : guru penggerak masa depan Bulan 2 : mengembangkan komunitas belajar Bulan 3 : visi dan aksi sekolah berpihak pada murid 7



Bulan 4 : guru yang berpihak pada murid Bulan 5 : guru pemimpin pembelajaran Bulan 6 : pengelolaan program dalam pengembangan sekolah Bulan 7 : festival panen hasil belajar Bulan 8 : rencana kerja Bulan 9 : kelulusan dan rencana keberlanjutan



Total waktu kegiatan lokakarya pada setiap bulannya yaitu 5,5 jam. Kegiatan lokakarya dilakukan di salah satu sekolah dengan pembagian 1 kelas berisi 3 pengajar praktik dengan guru penggerak yang didampingi.



C. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid Pada modul 3.3 ini kami belajar tentang prioritas kebutuhan, masalah dan kebutuhan sekolah, tentang bentuk-bentuk program, tahapan pengelolaan program yang efektif dan berdampak, serta mengevaluasi praktik yang selama ini dijalankan di sekolah. Langkah awal yang harus kami lakukan dalam pembuatan program adalah melakukan Pemetaan aset sekolah yang meliputi aset sosial, manusia, fisik, finansial, lingkungan alam, politik, budaya dan agama. Dari hasil pemetaan kami akan melakukan refleksi terkait kebutuhan sekolah dan merancang program sekolah dengan menggunakan model inkuiri apresiatif (BAGJA) dengan mengidentifikasi jenis program termasuk dalam kokurikuler, intrakurikuler atau ekstrakurikuler. Melalui BAGJA guru penggerak dapat menentukan langkah untuk mengimplementasikan dan mensosialisasikan rancangan program kepada kepala sekolah dan warga sekolah. Setelah program sudah dijalakan, seorang guru penggerak harus melakukan monitoring dan evaluasi program untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tujuan yang ingin dicapai dan refleksi aktivitas dalam program. Adapun aksi nyata yang penulis lakukan pada tugas modul 3.3 Pengelolaan program yang Berdampak pada Murid adalah seSTEAM 8



(Senin belajar dengan STEAM) pada kelompok B di TK Al Islam Yaspai. Latar belakang penulis dalam membuat program adalah letak geografis sekolah yang terletak di lingkungan industri dan pusat perekonomian di Desa Cangkringmalang sehingga banyak sekali barang habis pakai yang bisa digunakan kembali untuk media belajar. Hal ini sesuai sekali dengan model pembelajaran inovatif pada abad 21 yaitu pembelajaran STEAM pada jenjang PAUD. Langkah langkah yang dilakukan guru penggerak adalah mengumpulkan benda habis pakai yang dimiliki oleh guru penggerak dan menjadikan benda tersebut sebagai media belajar siswa dikelas, melakukan uji coba pembelajaran STEAM pada hari senin di kelas dengan meminta teman sejawat menjadi observer kelas dan melakukan refleksi di akhir kegiatan. Setelah kegiatan refleksi bersama teman sejawat, guru penggerak melakukan sosialisasi kepada warga sekolah tentang manfaat dari pembelajaran STEAM pada murid dan melakukan kerjasama dengan orangtua siswa dalam menyediakan benda habis pakai yang ada dirumah orangtua untuk dijadikan media belajar siswa.



9



BAB III PENUTUP A. Refleksi Melalui pendidikan guru penggerak penulis belajar tentang kolaborasi dan keterbukaan diri untuk menerima pendapat orang lain, hal ini saya dapatkan pada kegiatan lokakarya dan pendampingan individu. Pada saat lokakarya penulis terbiasa untuk berdiskusi dengan guru penggerak lain terkait masalah yang dihadapi serta menerima pendapat dari orang lain terkait pemecahan masalah dalam melakukan transformasi pendidikan disekolah. Pada aktivitas pendampingan individu, penulis mendapatkan penguatan materi dalam pendidikan guru penggerak serta pengawasan terkait komitmen yang sudah dibuat. Sehingga penulis dapat bertanggung jawab dan konsisten dalam menerapkan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Akhir dari kegiatan pendidikan guru penggerak, penulis mampu menciptakan perubahan pendidikan di lingkungan sekolah melalui program yang bedampak pada murid sehingga pendidikan di lingkungan sekolah guru penggerak terdapat perubahan yang lebih baik. Selama Sembilan bulan saya mengikuti program pendidikan guru penggerak, penulis merasa bersyukur karena mendapatkan kesempatan yang luar biasa untuk menerima ilmu yang tidak bisa penulis dapatkan selama di bangku sekolah. Dan ilmu yang diberikan pada pendidikan guru penggerak ini merupakan ilmu yang diberikan kepada calon kepala sekolah atau kepala sekolah baru, sehingg kami yang berstatus sebagai guru tidak bisa menerima materi tersebut. Namun melalu Program Pendidikan Guru Penggerak yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan kami para guru yang ingin memberikan pendidikan yang layak untuk anak bangsa mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan menjadikan diri sebagai pemimpin pembelajaran yang berkualitas dengan harapan dapat menciptakan generasi bangsa yang memiliki profil pelajar pancasila dengan bahagia dan selamat. Hal hal positif yang penulis dapatkan selama mengikuti pendidikan guru penggerak adalah solidaritas, saling menghargai, berkolaborasi, berpikir positif, berpikir 10



berbasis aset, konsisten, berbagi praktik baik dengan teman sejawat dalam satu sekolah atau sekolah lain dan tetap semangat untuk menghasilakan perubahan yang lebih baik. Setelah mengikuti pendidikan guru penggerak selama Sembilan bulan, penulis memiliki ide kegiatan untuk mengembangkan program yang sudah dilakukan yaitu menambahkan hari pada pelaksanaan pembelajaran STEAM dikelas menjadi senin dan selasa dikarenakan dalam tahap adaptasi dan proses persiapan media belajar siswa. Selain itu penulis juga memiliki program kelanjutan yaitu POKA (Pojok Karya) untuk meletakkan hasil karya siswa pada pembelajaran STEAM dengan menggunakan media ambalan. Hal ini dilakukan oleh Penulis untuk memberikan apresiasi karya siswa dan melatih siswa bangga dengan karyanya dan menghargai karya orang lain.



B.Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut yang akan penulis lakukan setelah mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 4 ini adalah 1. Sekolah a. Melakukan evaluasi program seSTEAM dan menambahkan jadwal pembelajaran STEAM di kelas kelompok B menjadi hari senin dan selasa, membagikan pengalaman belajar seSTEAM kepada teman sejawat di kelompok A untuk mencoba melakukan pembelajaran inovatif dengan STEAM. b. Membuat program POKA (Pojok Karya) dengan menggunakan pojok kelas sebagai tempat menyimpan hasil karya siswa dalam program seSTEAM dengan media ambalan untuk membiasakan siswa memiliki rasa bangga, menghargai dan menjaga karya diri dan orang lain c. Meningkatkan kreatifitas siswa melalui program Kelasku Tempat Berkaryaku yang dilaksanakan setiap hari sabtu di minggu ke empat setiap bulan. Aktivitas yang dilakukan siswa pada program ini adalah daur ulang sampah plastik menjadi benda berharga yang akan dijadikan hiasan kelas dan dipamerkan pada pameran karya siswa di akhir semester.



11



2. Diri sendiri a. Tetap berada di lingkungan positif dengan mengikuti jenjang karir yang disediakan oleh Pendidikan guru penggerak bahwa guru penggerak setelah lulus dapat mendaftar menjadi pengajar praktik lanjut fasilitator dan instruktur b. Aktif dalam komunitas guru penggerak di Kabupaten Pasuruan dengan mengikuti program yang sudah disepakati bersama. c. Memberikan semangat kepada teman sejawat disekolah dan sekitar untuk ikut serta menjadi bagian dari Pendidikan Guru Penggerak angkatan berikutnya.



12



DAFTAR PUSTAKA



Ali,Muhtadi. 2019. Modul 3 Pembelajaran Inovatif. Jakarta. Pengembang Substansi PPG Pedagogik Sari, indra. Suharsih, Siti. 2020. Modul 3.3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah. Jakarta. KEMENDIKBUDRISTEK



13



LAMPIRAN 1. Pendampingan Individu



2. Pendampingan Kelompok



3. Pengelolaan Program yang berdampak pada Murid