Laporan 3 - Praktik Pembelajaran Inovatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IMPLEMENTASI KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) DALAM PEMBELAJARAN MINDFULL LEARNING BERBANTUAN PhET UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII D PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA



RIFQIA AZIZAH, S.Pd NIM.



PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN BANDUNG AGUSTUS, 2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini.. Laporan ini merupakan salah satu tugas Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) daljab 2022 mengenai kegiatan yang telah dilakuakan selama pendidikan guru penggerak disekolah tempat penulis bertugas sebagai penerapan materi yang dipelajari pada modul satu dalam pembelajaran di kelas. Dalam penyusunan Laporan ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak, segala hambatan, rintangan dan kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan laporan ini kepada yang terhormat: 1.



Ibu Dr. Diana Rochintaniawati, M.Ed selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dalam penyusunan laporan.



2.



Keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung selama PPG, Orang Tua, Suami Roni Editia, Naura Alisha Editia, dan Zakiyya Alhahyra Editia putri kecil saya.



3.



Seluruh teman-teman Angkatan 1 PPG IPA Universitas UPI tahun 2022. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



Balikpapan ,



Rifqia Azizah,S.Pd



2



DAFTAR ISI DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3 RINGKASAN ..................................................................................................... 4 BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 6 BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................... 9 BAB III. PENUTUP ......................................................................................... 18 LAMPIRAN ..................................................................................................... 26



3



RINGKASAN Disiplin ilmu pengetahuan alam (IPA) sangat berhubungan dengan ilmu fisika. Dalam pembelajaran IPA sendiri kecerdasan emosional dapat diamati pada aspek hasil belajar dan sikap serta termasuk minat belajar. Fisika mempelajari fenomena alam dengan berbagai proses ilmiah (Khaerunnisak, 2018; Niswatuzzahro et al., 2018; Sasanti et al., 2017; Yusuf & Wulan, 2016). Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu alat penting untuk mendukung keberhasilan proses belajar mengajar meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran (Sujanem et al., 2019; Susilawati & Ishafit, 2020). Pembelajaran inovatif diperlukan untuk membantu pemahaman peserta didik pada kompetensi yang dipelajari, antara lain dengan memilih media pembelajaran yang sesuai agar siswa mudah memahami (Nurahman et al., 2019; Sanjaya, 2016). Apabila siswa sudah merasa memahami disiplin ilmu tersebut maka akan tumbuh minat belajar siswa. Siswa SMP/Sederajat diharapkan dapat memiliki minat belajar yang baik terhadap disiplin ilmu tertentu. Peran para guru sebagai fasilitator proses pembelajaran menjadi kunci utama siswa memiliki minat belajar yang baik. Guru mampu memilih media pembelajaran yang tepat dan mengembangankan kompetensi sosial serta emosional dengan strategi emosional berbasis kesadaran penuh (mindfulness) untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Menurut Hawkins (2017), latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dapat membangun keterhubungan diri sendiri (self-awareness) dengan berbagai kompetensi emosi dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu banyak penelitian yang menunjukkan bahwa di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stress, dan munculnya perasaan tenang dan stabil (Kabat-Zinn, 2013, hal. 37). Dengan demikian, salah satu fungsi latihan berkesadaran penuh adalah menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsif dan reflektif sehingga akan lebih mudah menumbuhkan minat belajar siswa terutama pada disiplin ilmu



4



fisika yang abstrak. Selain itu diperlukan media pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan minat belajar siswa salah satunya yakni media PhET. Simulasi PhET lebih menekankan pada hubungan dengan fenomena kehidupan yang nyata dengan ilmu dasar, memberikan umpan balik, memberikan dukungan pada pendekatan interaktif dan konstruktivis, dan juga menyediakan lingkungan kerja yang kreatif Finkelstein (2006) dalam Prihatiningtyas, T, & Jatmiko (2013). Media PhET akan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran sehingga akan menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian S. B.



McKagan, dkk (2008) bahwa simulasi PhET pada materi mekanika kuantum yang sifatnya abstrak ternyata mampu mempermudah mahasiswa dalam memahaminya dan adanya tanggapan positif dari kegunaan simulasi itu. Dapat disiimpulkan bahwa implementasi KSE dalam pembelajaran mindfull learning berbantuan PhET dapat meningkatkan minat belajar siswa karena dengan begitu siswa mampu memahami dengan ditandai hasil belajar yang meningkat.



5



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program Pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan S-1 Kependidikan dan S-1 non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar mereka dapat menjadi guru yang professional setelah memenuhi syarat-syarat tertentu, sesuai dengan standar nasional Pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik (Pangestika & Alfarisa,2015). Berdasarkan peraturan Menteri Ristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tujuan program PPG



adalah untuk menghasilkan calon guru yang memiliki



kompetensi dalam merecanakan, dan menilai pembelajaran, menindak lanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan siswa serta melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan. Program Pendidikan guru penggerak (PGP) merupakan langkah strategi dari pemerintah Republik Indonesia dengan mewujudkan guru yang berdaya dan memberdayakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan program PGP adalah program pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar guru dapat menggerakkan komunitas belajar disekitarnya (Kemendikbud, 2022). Pada hakikatnya PPG dan PGP memberikan pengalaman nyata dan kontekstual kepada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan sikap dan keterampilan yang dapat menunjang tercapaiannya penguasaan kompetensi pendagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara utuh. (Kemendikbud, 2022). Guru yang resposif dan antisipatif memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah. Untuk memajukan pendidikan yang merdeka belajar dipengaruhi oleh lingkungan belajar yang kondusif didukung oleh beberapa hal. Salah satunya menumbuhkan minat belajar siswa kelas VIIID melalui implementasi KSE dalam



6



pembelajaran mindfull learning berbantuan PhET pada materi pesawat sederhana. Menurut Hawkins (2017), latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dapat membangun keterhubungan diri sendiri (self-awareness) dengan berbagai kompetensi emosi dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan Mindful Learning erat kaitannya dengan kecerdasan emosional. Hal ini dibuktikan dengan Salah satu karakteristik pembelajaran mindfulness yang mencakup mindset/ car berpikir yang diyakini oleh Langer dapat merusak proses pembelajaran, diantaranya yaitu menunda kepuasan. Di dalam kecerdasan emosional, menunda kepuasan termasuk dalam kemampuan mengelola emosi dan kemampuan mengembangkan diri. Zimmerman menyatakan bahwa mengatur diri atau regulasi diri (self regulation) adalah proses mempertahankan pikiran, prilaku, dan emosi (Anita Woolfolk, 2008). Adapun media yang dapat digunakan, seiring pesatnya perkembangan teknologi



informasi



yang



berpengaruh



pada



perkembangan



software



pembelajaran, salah satunya adalah aplikasi PhET simulation. PhET adalah situs yang menyediakan simulasi pembelajaran antara lain Fisika, Kimia, Biologi, Matematika yang dapat diunduh untuk pembelajaran laboratorium virtual. PhET merupakan simulasi interaktif dengan gambar animasi, interaktif dan dibuat seperti permainan dimana siswa dapat belajar dengan bereksplorasi (Prima et al., 2018; Thohari et al., 2019). PhET menciptakan pengalaman belajar yang berbeda (Supurwoko, Cari, Sarwanto, Sukarmin, Budiharti, et al., 2017. Dengan PhET simulation dapat menunjukkan materi yang abstrak dijelaskan dengan mudah dan tepat pada peserta didik (Nurahman et al., 2019; Saregar, 2016). Visualisasi memungkinkan peserta didik berinteraksi, bereaksi, dan berkomunikasi sehingga informasi yang didapat lebih tahan lama dan mudah diingat (Supurwoko, Cari, Sarwanto, Sukarmin, & Suparmi, 2017). PhET simulation memberikan pengalaman belajar berkualitas tinggi yang interaktif (Emily B. Moore, 2018). Berdasarkan hasil observasi terlihat dari beberapa nilai tugas teori dan praktek mengalami keterlambatan pengumpulan hingga kurangnya minat belajar siswa. Adapun identifikasi masalah yang ada, yaitu: 1. Kurangnya minat belajar siswa pada proses pembelajaran pesawat sederhana.



7



2. Kurangnya pemahaman siswa pada proses pembelajaran materi



pesawat



sederhana. Berdasarkan masalah tersebut peneliti bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa agar mampu memahami materi pesawat sederhana melalui implementasi Keterampilan Sosial Emosional (KSE) dalam pembelajaran mindfull learning Berbantuan PhET. 2. Tujuan kegiatan Tujuan dari kegiatan ini adalah : 1. Mampu mengoptimalkan minat belajar siswa 2. Mampu mengoptimalkan pemahaman siswa pada proses pembelajaran materi pesawat sederhana. 3.



Manfaat Kegiatan Manfaat kegiatan: 1. Manfaat teoritis Manfaat dari laporan ini bagi penulis yaitu untuk mengembangkan ilmu pendidikan yang berkaitan dengan aplikasi pendekatan dalam pembelajaran khususnya pendekatan mindful learning dan pengembangan kecerdasan emosional (emotional intelligence) murid. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, laporan ini bermanfaat untuk membantu guru dalam memecahkan dan mengantisipasi persoalan dalam proses pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan minat belajar siswa. 3. Bagi Instansi/sekolah Memberikan konstribusi dalam mengembangkan kualitas seorang guru dalam menerapkan proses pembelajaran yang merdeka belajar.



8



BAB II PEMBAHASAN Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi ( to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emodi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial (Goleman, 2000). Salovey juga memberikan definisi dasar tentang kecerdasan emosi dalam lima wilayah utama yaitu, kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Seorang ahli kecerdasan emosi didalmnya termasuk kemampuan mengontrol diri, memacu tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecakapan tersebut mencakup pengelolaan bentuk emosi baik positif maupun negatif (Goleman, 2000). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan dalam laporan ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosioanal adalah kemampuan murid untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (emoati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Pembelajaran sosial emosional ini bertujuan agar anak memiliki kepercayaan diri,



kemampuan bersosialisasi,



dan kemampuan



mengendalikan emosi (Musringati, 2017). Dalam pembelajaran IPA sendiri kecerdasan emosional dapat diamati pada aspek hasil belajar bidang afektif atau sikap yang menunjukan minat belajar siswa. Teknik penilaian yang dilakukan disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)



berbasis



pendidikan karakter. Mindfulness dan Cara Kerja Otak Mindfulness dapat merangsang perkembangan otak depan, bagian otak yang dapat menekan rangsangan sehingga kita tidak langsung bereaksi terhadap sebuah



9



emosi. Berikut ini efek positif dari perkembangan otak depan terhadap kesehatan mental:  



Memperbaiki suasana hati Mengatasi depresi, kecemasan, perilaku obsesif kompulsif, kecemasan sosial, post-traumatic



stress



disorder (PTSD),



dan borderline



personality



disorder (BPD) 



Meningkatkan self-esteem (perasaan terhadap harga diri), self-love (rasa cinta terhadap diri sendiri), kepercayaan diri, hingga rasa sayang kepada orang lain. Mindfulness sangat memengaruhi otak manusia dengan mengubahnya ke arah



yang lebih positif. Perubahan otak ini berpengaruh terhadap kesehatan mental kita. Manfaat mindfulness dapat dirasakan sesuai dengan seberapa dalam kita melakukan praktik kesadaran pikiran. Kesadaran penuh (mindfulness) dapat dilatih dan ditumbuhkan melalui berbagai kegiatan. Artinya, kita dapat melatih kemampuan untuk memberikan perhatian yang berkualitas pada apa yang kita lakukan. Kegiatan-kegiatan seperti latihan menyadari nafas (mindful breathing); latihan bergerak sadar (mindful movement), yaitu bergerak yang disertai kesadaran tentang intensi dan tujuan gerakan; latihan berjalan sadar (mindful walking) dengan menyadari gerakan tubuh saat berjalan, dan berbagai kegiatan sehari-hari yang mengasah indera (sharpening the senses) dengan melibatkan mata, telinga, hidung, indera perasa, sensori di ujung jari, dan sensori peraba kita. Kegiatan-kegiatan di atas seperti bernapas dengan sadar, bergerak dengan sadar, berjalan dengan sadar dan menyadari seluruh tubuh dengan sadar dapat diawali dengan cara yang paling sederhana yaitu dengan menyadari nafas. Mengapa penting untuk menyadari napas? Karena napas adalah jangkar yang dimiliki setiap orang untuk berada di sini dan masa sekarang (here and now). Pikiran kita merupakan bagian diri kita yang seringkali sulit dikendalikan. Seorang ilmuan dan filsuf Bernama Deepak Chopra dalam website pribadinya menyebutkan bahwa manusia memiliki 60.000-80.000 pikiran dalam sehari. Bayangkan betapa sibuknya pikiran kita. Karena sangat cair, pikitran kita dapat bergerak ke masa depan dan menimbulkan perasaan kuatir. Pikiran juga dapat



10



bergerak ke masa lalu yang sering kali menimbulkan perasaan menyesal. Pikiran berada dalam situasi terbaiknya jika ia fokus situasi saat ini dan masa sekarang. Cara termudah untuk membuat pikiran dan perasaan berada pada saat ini dan masa sekarang adalah dengan menyadari napa yaitu dengan menggunakan Teknik STOP. Mindfulness dan Well-being Menurut kamus Oxford English Dictionary, well-being dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat, dan Bahagia. Well-being (kesejahteraan hidup) adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Menurut Mc Grath & Noble, 2011, murid yang memoliki tingkat well-being yang optimum memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi, Kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, memiliki ketangguhan dalam menghadapi stress dan terlibat dalam prilaku sosial yang lebih bertanggung jawab. Berbagai kegiatan berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dalam sehari-hari memungkinkan seseorang membangun kesadaran penuh untuk dapat memberikan perhatian secara saar bertujuan yang didasarkan keterbukaan pikiran, rasa ingin tahu, dan kebaikan yang akan membantu seseorang dalam menghadapi situasisituasi menantang dan sulit. Secara saintifik, Latihan mindfulness yang konsisten akan memperkuat hubungan sel-sel saraf (neuron) otak yang berhubungan dengan fokus, konsentrasi, dan kesadaran. Kondisi tersebut dpat dijelaskan dengan



11



gambar 1.1: Gambar1.1: Hubungan mindfulness dan Empati dan Resiliensi (Hawkins, 2011) Pada saat menghadai kondisi menantang, misalnya pada saat seorang guru berhadapan dengan perilaku murid yang dinilai tidak disiplin, mekanisme kerja otak akan mengarahkan diri untuk berhenti, menaik napas Panjang, memberikan waktu untuk memahami situasi apa yang dirasakan diri sendiri, memunculan empati, memahami situasi yang terjadi, mencari tahu apa yang dirasakan oleh murid dan mau mendengarkan dengan penuh perhatian. Respon guru yang berkesadaran penuh akan dapat membangun koneksi dan rasa percaya murid pada guru. Ada pepatah yang mengatakan, “Seberapa banyak gelar yang dimiliki seorang guru, kalua murid tidak paham bahwa gurunya peduli dengan mereka, maka mereka tidak akan pernah belajar dari gurunya, peduli dengan mereka, maka mereka tidak akan pernah dapat belajar dari gurunya.” Koneksi rasa aman dan rasa percaya di antara guru dan murid akan menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang kondusif bagi pembelajaran. Perasaan aman dan rasa percaya dalam diri murid akan membantu murid dalam proses pembelajaran dan relasi dengan guru di sekolah. Murid dapat menumbuhkan kesadaran diri tentang perasaan kekuatan, kelemahan, nilai-nilai yang dimiliki dengan leboh baik dan kesadaran sosial yang lebih baik yang didasarkan pada perhtian yang bertujuan akan membatu murid dalam memproses informasi secara lebih baik dalam proses pembelajaran. Jika murid dapat mengikuti proses pembelajaran secara lebih baik, maka secara perlahan tumbuh optimism atau rasa percaya dalam dirinya. Ada banyak sekali penelitian yang menyatakan tentang pentingnya optimism dalam mendorong keberhasilan pembelajaran. Seligman (dalam Hoy, Tarter & Hoy, 2006) menjelaskan tentang optimism sebagai faktor pndukung kesuksesan dalam akademik. Hubungan Mindfulness dan Pembelajaran Emosional Menurut Hawkins (2017), latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dapat membangun keterhubungan diri sendri (self-awerness)



dengan berbagai



kompetensi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, sebelum memberikan



12



respon dalam sebuah situasi sosial menantang, kita berhentu, bernapas dengan sadar, mengamati pikiran, perasaan diri sendiri maupun orang lain, dan mengambil Tindakan lebih responsive, bukan reaktif. Gambar 1 menunjukkan pembelajaran Sosial-Emosional berbasis kesadaran penuh untuk mewujudkan kesejahteraan (well-being). Gambar tersebut diadaptasi dari gambar dibuat K. Fort – Catanese (dalam Hawkins, 2017)



Gambar 2 pembelajaran Sosial-Emosional berbasis kesadaran penuh dibuat K. Fort – Catanese Implementasi mindful learning pada pembelajaran dilakuakan pada saat awal pembelajaran dengan menggunakan Teknik STOP. Berikut adalah tatacara Teknik STOP: Teknik: S T O P / Berhenti Yang dilakukan guru: Menginstruksikan pada murid untuk melakukan teknik STOP: Yang dikatakan pada murid: Anak – anak, sejenak kita lakukan sebuah teknik untuk membuat diri menjadi rileks dan focus Kembali, yaitu teknik STOP atau berhenti sejenak, ikuti ibu. Duduk dengan posisi tegak namun rileks, boleh pejamkan mata atau melihat kelayar lalu:



13



S top/ Berhenti . Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan. T ake a deep Breath/ Tarik nafas dalam . Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar. O bserve/ Amati . Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan. P roceed/ Lanjutkan . Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap Tujuan : membuat murid merasa lebih tenang dan belajar untuk mengendalikan dan memahami emosi dirinya selain itu kondisi tubuh yang lebih tenang akan membantu murid untuk fokus kembali pada pelajaran sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa pada saat proses pembelajaran. Media Laboratorium Virtual PhET Laboratorium virtual PhET cukup popular karena dapat digunakan sebagai simulasi dengan berbasiskan computer. Model simulasi ini merupakan cara belajar yang lebih konkrit melalui penciptaan berbentuk tiruan yang dibuat secara digital dengan pengalaman yang hampir mendekati model yang sesungguhnya dan tentunya dapat dilakukan dengan tanpa resiko saat kegiatan pembelajaran. Menurut Arsyad (2002) dalam (Rusman, 2013) bahwa program simulasi biasanya dijalankan dengan komputer untuk menyamai prosesnya yang dinamis seperti keadaan yang sesungguhnya. Simulasi PhET biasa digunakan sebagai media belajar fisika yang bentuknya mirip dengan labolatorium tapi dijalankan secara virtual dengan memberikan kesempatan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Dalam menggunakan simulasi PhET untuk memberikan akomodasi pada peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap materi fisika, tentu saja media pembelajaran ini dibutuhkan di era teknologi yang semakin berkembang ini. Simulasi ini memberikan penekanan hubungan fenomena kehidupan yang nyata



14



dengan bidang keilmuan yang menjadi dasar, dukungan dengan pendekatn intraktif dan kontruktivis, menyediakan tempat kerja yang kreatif, dan memberikan umpan balik kepada pemakainya Finkelstein (2006) dalam Prihatiningtyas, T, & Jatmiko. Selain itu keuntugan menggunakan dari simulasi ini penjelasan yang disajikan suatu materi terlihat lebih nyata sehingga penguasaan terhadap materi menjadi lebih baik dan juga konsep-konsep yang masih abstrak dapat mudah dipahami oleh siswa karena simulasi PhET ini. Menurut S. B. McKagan, dkk (2008) simulasi PhET pada materi mekanika kuantum yang sifatnya abstrak ternyata mampu mempermudah mahasiswa dalam memahaminya dan adanya tanggapan positif dari kegunaan simulasi itu. Menurut Rahayu Setyo K (2016) berpendapat jika dalam menerapkan model guided discovery dibantu oleh software PhET ketika belajar materi fluida statis mendapatkan hasil pengetahuan 25 tuntas dan 9 tidak tuntas, sedangkan kompetensi sikap dan keterampilan semuanya tuntas dan siswa memberikan respon baik terhadap penggunaan media PhET. Usiana (2016) telah melakukan penelitian tentang penggunaan simulasi PhET yang mendapatkan hasil pembelajaran materi fisika kategorinya sangat baik dan terjadi peningkatan belajar siswa dengan kategori tinggi pada siswa kelas tiga. Menurut Clark, Ted M.; Chamberlain, Julia M (2014) dengan penggunaan media media PhET siswa memberikan respon yang positif, peneliti lain Moore dkk (2014) penerapan media simulasi PhET memberikan ketertarikan dan kesenangan tersendiri bagi siswa dan gurunya karena menjadi media pendukung yang berbasis kegiatan seperti di labolatorium. Hubungan Media PhET dengan Materi Pesawat Sederhana Simulasi PhET memberikan penekanan hubungan fenomena kehidupan yang nyata menyediakan berbagai konten simulasi percobaan berdasarkan disiplin ilmunya terutama pada materi pesawat sederhana. Peran para guru memilih konten simulasi percobaan virtual PhET sesuai materi yang akan disampaikan didalam kelas. Media PhET sangat membantu dalam pembelajaran membuat pembelajaran lebih efesien. Penelitian ini mengunakan Media PhET dalam penelitian pada materi pesawat sederhana dalam proses pembelajarannya.



15



Pada materi pesawat sederhana siswa banyak mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan



pemahaman



materi



sehingga



pembelajarannya. Berdasarkan hasil tela’ah



kurang



berminat



pada



riset mutakhir terkait pesawat



sederhana, menunjukkan bahwa sudah begitu banyak dikaji oleh para peneliti. Di antaranya mengkaji tentang pengembangan model pembelajaran (Hager, et.al., 2012: 1-23; Permatasari, et.al., 2018: 116-127; Iman, et.al., 2017: 52-58; Anwar, 2012; Oktaviana, et.al., 2018: 46-56; Candra, et.al., 2019: 31-34; Pratiwi, et.al., 2017), media pembelajaran (Asmadji, 2013: 1-14; Octafiana, et.al., 2018: 168175; Matsun, et.al., 2019: 30-40; Naimah, et.al., 2017), metode belajar (Suak, et.al., 2016), konsep pesawat sederhana (Zakwandi, 2017: 21-34), alat peraga pesawat sederhana (William, et.al., 2003: 1-12; Rianto, et.al., 2014; Janah, 2016: 1-5), dan prestasi (Widaryanto, 2017) dan hasil belajar peserta didik (Yunidar, 2018; Sayekti, 2018; Asmawir, 2016; Suyanto, 2018) dengan materi pesawat sederhana. Media PhET akan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran sehingga akan menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian



S. B. McKagan, dkk (2008) bahwa simulasi PhET pada materi



mekanika kuantum yang sifatnya abstrak ternyata mampu mempermudah mahasiswa dalam memahaminya dan adanya tanggapan positif dari kegunaan simulasi itu. Dengan siswa mudah dalam memahami pembelajaran sehingga akan menumbuhkan minat belajar siswa. Pada penelitian ini berfokus pada minat belajar siswa gaya belajar siswa dengan Guru membagi tugas siswa sesuai dengan gaya belajarnya. Contoh pada materi pesawat sederhana pada Pengungkit (tuas) . Pengungkit (tuas) adalah jenis pesawat sederhana untuk mengubah hasil dari suatu gaya. Hal ini dianalogikan kepada sebuah “batang pengungkit” dengan 3 (tiga) titik, yakni titik tumpu, titik kuasa, dan titik beban. Lebih lanjut, Marti (2012) menjelaskan bahwa pengungkit (tuas) digolongkan menjadi tiga bagian, yakni: (1) tuas kategori pertama, yakni tuas yang titik tumpunya berada di antara beban dan kuasa. Contoh: gunting, linggis, palu; (2) tuas kategori kedua, yakni tuas yang titik bebannya berada di antara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh: gerobak dorong; dan (3) tuas kategori ketiga, yakni tuas yang titik kuasanya berada di antara titik tumpu dan titik beban. Contoh: sekop dan stepless. Pada



16



materi ini guru juga memberikan tugas berdasarkan gaya belajarnya untuk mendukung minat belajar siswa dengan memberikan tugas pada siswa gaya belajarnya



secara



visual



dengan



memberikan



gambar



lalu



meminta



dikelompokkan berdasarkan tiga golongan tuas, untuk siswa gaya belajarnya secara Auditorial siswa mendengarkan analogi sebuah “batang pengungkit” lalu dicatat informasi yang didapat dari rekaman tersebut serta menjelaskan ulang melalui rekaman dan untuk siswa gaya belajarnya secara kinestetik siswa diberikan tugas membuat salah satu terapan tuas dan memilih contoh terapan tuas mana yang mau dibuat serta mempraktekkan kinerja contoh terapan tuas yang mereka buat. Secara general tugas intinya berupa membuat jurnal penggunaan alat dengan konsep pesawat sederhana minimal satu alat dan siswa menjelaskan besar keuntungan mekanis alat. Tugas dapat dikumpul berupa gambar alat dan siswa dapat menjelaskan dengan rekaman suara,



berupa video, dan berupa tulisan



deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan minat belajar siswa semakin meningkat bila dilihat dari hasil belajar yang mengalami peningkatan. Selain itu siswa juga lebih memahami konsep materi pesawat sederhana karena langsung menggunakan dan melihat cara kerja pesawat sederhana dan belajar sesuai dengan gaya belajarnya.



17



BAB III PENUTUP 1. Refleksi Pada tahun 2011, The Hawn Foundation bekerjasama dengan Columbia University mengembangkan sebuah kurikulum yang disebut ‘The Mind Up Curriculum’. Sebuah kurikulum yang ditujukan untuk tingkat Pra Sekolah sampai kelas 8. The Mind up Curriculum adalah kurikulum pembelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran sosial dan emosional (social and emotional awareness), meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-being), dan keberhasilan akademik yang berbasis penelitian dan praktik kelas (www.thehawnfoundation.org). Sejak tahun 2019, sebanyak 370 sekolah negeri di seluruh Inggris mengadopsi mindfulness dalam kurikulumnya. Di Indonesia, penerapan mindfulness dalam kurikulum juga sudah diterapkan dalam berbagai institusi pendidikan. Salah



satu sekolah di Jakarta secara khusus memasukkan



mindfulness dalam kurikulum pendidikan TK hingga Kelas 12. Murid-murid di sekolah tersebut melaporkan bahwa mindfulness membantu mereka dalam proses pembelajaran (Kompas, 27 Juli 2019). Pendekatan mindful learning adalah hal baru dalam pendidikan karakter. Bahwa pengembangan kecerdasan emosional sangat berpengaruh terhadap kecerdasan intelegensi (IQ) yang dapat meningkatkan hasil belajar murid dan minat belajar siswa karena murid dapat menyadari apa yang sedang mereka lakukan pada hal ini adalah pembelajaran. Selain itu juga sebagai cara pengembangan kecerdasan emosional untuk guru dan murid sehingga murid dapat belajar dengan lebih fokus. Dalam hal ini untuk mendukung keberhasilan pendekatan mindful learning dalam menunbuhkan minat belajar siswa yang ditandai dengan hasil belajar yang baik digunakan Media virtual PhET dalam



18



pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat. Menurut Usiana (2016) telah melakukan penelitian yang hasilnya dengan menggunakan media simulasi PhET terdapat peningkatan pada hasil belajarnya. Namun adapun kendala yang ada pada saat proses pembelajaran berbantuan PhET pada materi pesawat sederhana terdapat beberapa kendala karena pembelajaran dilakukan secara daring , misalnya ketersediaan kuota siswa sehingga tidak semua siswa mengikuti googlemeet saat guru menjelaskan konsep dasar materi pesawat sederhana, kurang responsive siswa saat pembelajaran, sulitnya siswa melakukan kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas membuat jurnal dan memahami materi pesawat sederhana. 2. Tindak Lanjut Tindak lanjut yang dapat dilakukan agar hasil yang diharapan dapat lebih maksimal yaitu Guru dapat memberikan angket untuk mengukur perkembangan emosional murid setelah diterapkan pendekatan mindful learning berbantuan PhET agar lebih terukur dan dapat lebih mengembangkan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan sosial-emosional murid. Pada awal penerapan pendekatan mindful learning berbantuan PhET murid akan merasa aneh maka sangat penting penjelasan guru mengenai pentingnya pendekatan pembelajaran mindful learning baik pada saat proses pembelajaran maupun pada saat murid membutuhkan keadaan stabil dalam menenangkan emosinya. Dengan begitu siswa akan lebih tenang dan stabil serta dapat mengontrol emosinya sehingga minat belajar siswa akan lebih baik terhadap pembelajaran fisika pada materi pesawat sederhana.



19



DAFTAR PUSTAKA



Anwar, A. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Pesawat Sederhana Melalui Model Make A Match untuk Peserta didik Kelas V SDN Binturu Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 3 (2). https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/quantum/article/view/1360. Asmadji, H. 2013. Pengunaan Media Pembelajaran Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Peserta didik Kelas VC SDN Ketabang I Surabaya. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah



Dasar,



1



(1):



1-14.



https://jurnalmahapeserta



didik.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitianpgsd/article/view/784. Asmawir. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil belajar Peserta didik Melalui Metode Eksperimen pada Materi Pesawat Sederhana pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No. 3 Siboang. Jurnal Kreatif Online, 4 (1). http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/view/3285 Candra, D., Rosdianto, H., & Murdani, E. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta didik Kelas VIII pada Materi Pesawat Sederhana” Variabel, 2 (1): 31-34. https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/jvar/article/view/1030. Goleman, 2000. Emotional Intelligence, Jakarta: GramediaPustaka Utama. Hager, G., Treibig, J., Habich, J., & Wellein, G. 2012. Exploring Performance and Power Properties of Modern Multicore Chips Via Simple Machine Models. Concurrency and Computation: Practice and Experience, Spesial Issue Paper. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/cpe.3180 Hawkins, K. 2017. Mindful Teacher, Mindful School. London: Sage Publication Iman, R. 2017. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik dengan Model Inkuiri Terbimbing pada Materi Pesawat Sederhana. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 5 (1): 52-58. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JPSI/article/view/8407.



20



Janah, K.K. 2016. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar. Pensa: Jurnal Pendidikan Sains, 4 (2): 1- 5. https://jurnalmahapesertadidik.unesa.ac.id/index. php/pensa/ article/view/ 14969. Kabat-Zinn, J. 2013. Full catastrophe living: Using the wisdom of your body and mind to face stress, pain and illness - revised and updated version. Bantam Books ebooks edition. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2022. Pendidikan Guru Pengerak Lokarya 6. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Panduan Peserta Pelatihan Teknik Fasilitasi Melatih Angkatan III. Bojongsari: Depok. Khaerunnisak, K. 2018. Peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa melalui simulasi physic education technology (PhET). Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 4(2), 7-12. https://doi.org/10.29303/jppipa.v4i2.109. Niswatuzzahro, V., Fakhriyah, F., & Rahayu, R. 2018. Penerapan model discovery learning berbantuan media audio visual untuk meningkatkan literasi sains siswa kelas 5 SD. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,



8(3),



273–284.



https://doi.org/10.24246/j.js.2018.v8.i3.p273-284. Langer, Ellen J, 2004. Mindful Learning, Jakarta : Esensi Erlangga Group. Maharani, Ega Asnatasia. 2015.“Eksplorasi Mindful Teaching Sebagai Strategi Inovatif dalam Pembelajaran Bagi Guru Paud” dalam Prosiding Seminar Nasional



Pendidikan,



Ponorogo:



FKIP



Universitas Muhamadiah



Ponorogo. Marti, N.W. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Pesawat Sederhana untuk Peserta didik Sekolah Dasar Berbasis Multimedia. Seminar Internasional (Peran LPTK dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia), ISSN



1907-2066.



file:///C:/Windows/system32/config/systemprofile/Downloads/73-181-1SM.pdf.



21



Martin, Anthony Dio.2003. Emotional Quality Management, Jakarta : Arga Publishing. Matsun, M., Darmawan, H., & Fitriyanti, L. 2019. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Macromedia Flash Topik Bahasan Pesawat Sederhana. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, 10 (1): 30-40. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP/article/view/25861. McKagan, S. B., Perkins, M., Perkins, M., Dubson, C., Malley, S. R. R., LeMaster, & Wiemna, C. E. (2008). Developing and Researching PhET Simulation for Teaching Quantum Mechanics. Physics Education Technology Journal. Musringati. (2017). Mengembangkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini pada Kelompok B melalui Metode Bercerita di TK Al Ikhlas. Bandung : STKIP Siliwangi Naimah, A., & Widiati, U. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Prasekolah, 1 (1). https://rumahjurnal.net/index.php/JPP/article/view/201. Nunan, David. 1991.Second Language Teaching & Learning. Boston, MA: Heile & Heinle Publishers. Retrieved from https://emirina.wordpress.com/2009/03/17/gaya-belajar-pada-anak/ Nurahman, A., Widodo, W., Ishafit, I., & Saulon, B. O. (2019). The development of worksheet based on guided discovery learning method helped by PhET simulations interactive media in newton’s laws of motion to improve learning outcomes and interest of vocational education 10th grade



students.



Indonesian



Review



of



Physics,



1(2),



37-41.



https://doi.org/10.12928/irip.v1i2.776. Octafiana, W., Ekosusilo, M., & Subiyantoro, S. 2018. Pengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Pesawat Sederhana untuk Peserta didik Sekolah Dasar. Komunikasi Pendidikan, 2 (2): 168-175. http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik/article/view/131.



22



Oktaviana, B., Saputra, H. J., & Arifin, Z. 2018. Keefektifan Pembelajaran IPA Materi Pesawat Sederhana Menggunakan Model Pair Check Berbantu Question Card pada Peserta didik Kelas V SDN Sukoharjo 01 Pati. Profesi Pendidikan Dasar, 5 (1): 46-56. http://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/3852. Pangestika,R,R., & Alfarisa,2015. Pendidikan Profesi Guru (Ppg): Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru Dan Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia; Prosiding Seminar Nasional UNY. Permatasari, N. E., Koeswati, H. D., & Giarti, S. 2018. Pengembangan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Pesawat Sederhana (Probalpena) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta didik Kelas V SDN Karanganyar 01. Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 3 (2): 116-127. Prihatiningtyas, S., Prastowo, T., & Jatmiko, B. 2013. Imlementasi simulasi PhET dan KIT sederhana untuk mengajarkan keterampilan psikomotor siswa pada pokok bahasan alat optik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1). https://ojs.uniskabjm.ac.id/index.php/jurnalmuallimuna/article/view/1215 Prima, E. C., Putri, A. R., & Rustaman, N. 2018. Learning solar system using PhET simulation to improve students’ understanding and motivation. Journal



of



Science



Learning,



1(2),



60-70.



https://doi.org/10.17509/jsl.v1i2.10239. Pratiwi, C. O., Sujana, A., & Jayadinata, A. K. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas V pada Materi Pesawat Sederhana. Jurnal Pena Ilmiah, 2 (1). https://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/view/10664. Rafael, Simon P. 2020. Modul PGP “Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara : Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbudristek, Jakarta. Rianto, R., Abdurrahman, A., & Viyanti, V. 2014. Produksi Alat Peraga IPA Pesawat Sederhana Berbasis Science in Box. Jurnal Pembelajaran Fisika, 2 (1). http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/view/3617.



23



Rusiati Yo. 2020. “ Modul PGP Pembelajaran Sosial Emosional”, Jakarta: Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan. Sayekti, S. 2018. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Model Teams Games Tournament (TGT) pada Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Tarub Tahun Pelajaran 2015/2016. JPMP (Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti), 2 (1). https://doi.org/10.24905/jpmp.v2i1.873. Sasanti, M., Hartini, S., & Mahardika, A. I. 2017. Pengembangan LKS dengan model IDL untuk melatihkan keterampilan proses sains pada pokok bahasan listrik dinamis di SMAN 5 Banjarmasin. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(1), 46-59. https://doi.org/10.20527/bipf.v5i1.2815. Suak, R., Said, I., & Paluin, Y. K. 2016. Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi pada Peserta didik Kelas V SD Inpres 2 Langaleso. Jurnal Kreatif Tadulako, 4 (6). Supurwoko, S., Cari, C., Sarwanto, S., Sukarmin, S., Budiharti, R., & Dewi, T. S. 2017. Virtual lab experiment: physics educational technology (PhET) photo electric effect for senior high school. International Journal of Science and Applied Science: Conference Series, 2(1), 381-386. https://doi.org/10.20961/ijsascs.v2i1.16750. Suyanto. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Berbantu Media Gambar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Pesawat Sederhana pada Peserta didik Kelas V SD 8 Gondosari. Jurnal Prakarsa Paedagogia, 1 (2). Thohari, U. H., Madlazim, M., & Rahayu, Y. S. 2019. Developing learning tools guided discovery models assisted PhET simulations for trainning critical thinking



skills



Multicultural



high school students.



and



Multireligious



International



Understanding,



Journal



6(4),



of



390-397.



https://doi.org/10.18415/ijmmu.v6i4.1008. https://jurnal.umk.ac.id/index.php/JKP/article/view/3434.



24



Usiana, W. 2016. Penerapan Media Simulasi PhET dalam pembelajaran fisika kurikulum 2013 pada materi fluida dinamis untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Khadijah surabaya. Inovasi Pendidikan Fisika, 5(3). Widaryanto, W. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana dengan Model Pembelajaran STAD (Student TeamsAchievement Divisions) pada Peserta didik Kelas V Semester II SD Negeri 01 Ngargoyoso Kecamatan Ngargoyoso Tahun Pelajaran 2016/2017. IJER, Indonesian Journal on Education and Research, 2 (4). http://jurnal.ijer.web.id/index.php/ijer/article/view/115. William, R.L. 2003. Haptics-Augmented Simple-Machine Educational Tools. Journal of Science Education and Technology, 12. https://doi.org/10.1023/A:1022114409119. Yunidar. 2018. Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Gaya dan Pesawat Sederhana dengan Menggunakan KIT IPA Peserta didik Kelas V. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2 (3). https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/152. Yusuf, M., & Wulan, A. R. 2016. Penerapan model discovery learning tipe shared dan webbed untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kps siswa. Edusains, 8(1), 48–56. https://doi.org/10.15408/es.v8i1.1730. Zakwandi, R. 2017. Analisis Konsep Pesawat Sederhana pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Tradisi Sains Islam di Madrasah Tsanawiyah.



Belajea:



Jurnal



Pendidikan



Islam,



2



(1):



21-34.



http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/belajea/article/view/269.



25



LAMPIRAN



Vidio best practice dapat dilihat pada link : https://drive.google.com/file/d/1ybTVo_Mn_oQLQpvgT64Cyi0m04z0806m/view ?usp=sharing



Hasil tugas berupa video penggunaan tuas



26



Hasil tugas penggunaan tuas berupa catatan penggunaan tuas



Materi presentasi dapat dilihat pada:



27



Media Phet (laboratorium virtal)



28