Laporan 3.praktik Pembelajaran Inovatif - Anastasia Burak Hayon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN 3



PRAKTIK PEMBELAJARAN INOVATIF PENDIDIKAN PROFESI GURU



NAMA



: ANASTASIA BURAK HAYON,S.Pd



NIM



: 2022101631011643



BIDANG STUDI



: PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR



PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS MUHAMMAHDIYAH MALANG SEPTEMBER 2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat kasih karunia dan rahmatnya, penulis dapat merampungkan laporan Refleksi pembelajaran modul paradigma dan visi guru penggerak angkatan 1 sebagaimana mestinya. Karya ini merupakan bentuk tindak lanjut kebijakan recognisi Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi guru penggerak angkatan 1. Bagi saya, bentuk tagihan ini adalah hal yang sangat positif, selain menggugah kembali daya kami yang telah lama melampaui Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) angkatan 1, namun juga turut membantu kami dalam meningkatkan kompetensi dengan mencoba menggali hal apa yang selayaknya masih perlu ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kompetensi pedagogic guru. Tugas ini merupakan salah satu tugas lanjutan dari laporan kedua yang penulis susun dan sebagai laporan akhir kepada penyelenggara kegiatan PPG Dalam Jabatan Tahun 2022. Karenanya, dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya tersendiri telah membimbing kami dalam proses penyusunan karya ini antara lain : 1.



Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkatnya yang melimpah untuk hambanya ini;



2.



Segenap civitas akademika Satker pelaksana Program Pendidikan Profesi Guru dalam hal ini Program studi pendidikan profesi guru, Fakulatas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang;



3.



Rekan-Rekan seperjuangan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru,



i



yang telah saling mengkomunikasikan semua hal baik untuk keberhasilan dan ketuntasan karya dimaksud. 4.



Kepala SDI Maumere, yang dengan caranya tersendiri, memotivasi saya dalam menjalankan peran sebagai mahasiswa PPG;



5.



Semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah memberikan bantuan baik moral maupun moril dalam menyelesaikan laporan ini.



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................



i



DAFTAR ISI ...............................................................................................



ii



RINGKASAN .............................................................................................



iii



BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................



1



1.



Latar Belakang Kegiatan Yang Telah Dilakukan .................................



1



2.



Tujuan Kegiatan ...................................................................................



1



3.



Manfaat Kegiatan .................................................................................



2



BAB II. PEMBAHASAN ...........................................................................



4



1.



Pendampingan Individu .......................................................................



4



2.



Pendampingan Kelompok ...................................................................... 4



3.



Pengelolaan Program Berdampak Pada Murid ....................................



5



BAB III. PENUTUP ..................................................................................... 10 1.



Refleksi .................................................................................................. 10



2.



Tindak Lanjut ......................................................................................... 12



DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13 LAMPIRAN .................................................................................................



iii



15



RINGKASAN



Program Pendidikan Guru Penggerak bertujuan untuk melahirkan guru-guru tangguh sebagai menthor gerakan perubahan dunia pendidikan di Indonesia dalam kapasitasnya sebagai guru di garda terdepan untuk mewujudkan cita-cita bersama, perubahan dalam bingkai program Merdeka Belajar dan lebih merealistiskan pendidikan dan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik. PPGP, telah memberikan saya kebermanfaatan dalam aktivitas pembelajaran dii modul “Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Kepada Murid dan Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya”, terkait pentingnya memahami kebutuhan dan karakteristik belajar peserta didik serta melayani kegiatan pembelajaran yang berbasis pada kebutuhan belajar mereka melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan yang dapat dilakukan, karena mempunyai karakteristik disukai murid untuk belajar, dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain. Ciri dari pembelajaran ini adalah setiap orang di kelas akan merasa di sambut, saling menghargai, murid merasa aman fisik dan fsikis, ada harapan pertumbuhan sesuai kemampuan, guru bertujuan mencapai kesuksesan, terlihat keadilan dalam kelas, serta guru dan murid berkolaborasi untuk kesuksesan. Selain



melaksanakan



pembelajaran



berdiferensiasi,



menerapkan



pembelajaran sosial dan emosional akan berkaitan erat, dimana pada proses pembelajaran tersebut dapat diminimalisir terjadinya tindakan yang tidak diharapkan, artinya guru dapat mengontrol pembelajaran dengan tekhnik yang digunakan dalam pembelajaran sosial emosional. Apabila pembelajaran diferensiasi dan sosial emosional dilaksanakan dengan baik, namun masih terdapat masalah yang muncul, permasalahan tersebut diatasi dengan cara coaching. Sebab tekhnik coaching dapat menggali kemampuan yang ada pada diri murid jika memang mengalami masalah yang mendalam, namun pada pelaksanaannya tidak harus murid yang bermasalah saja dilakukan coaching, pada umumnya juga dapat diawali dengan coaching untuk menggali lebih dalam tentang



iv



kelemahan dan kelebihannya sendiri. Jika pembelajaran secara berkelanjutan masih terdapat masalah yang belum diatasi, makan guru dapat melakukan pengambilan keputusan sebagai langkah akhir dalam tindak lanjut pembelajaran berikutnya dengan memperhatikan sumber daya yang ada di lingkungan sekolah..



v



BAB I PENDAHULUAN



1.



Latar Belakang Kegiatan Yang Telah Dilakukan Menjalani peran sebagai CGP Angkatan 1 sebagai salah satu jilid dari program Merdeka Belajar, mindset pertama yang terbentuk, program ini seolah



menjustice



bahwa



program



pendidikan



sebelumnya



belum



memberikan ruang kepada segenap pelaku pendidikan untuk merdeka menjalankan tugasnya dengan rasa tanggung jawab. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Guru Penggerak adalah pendampingan dan menyusun rencana untuk kegiatan pelaksanaan aksi nyata. Langkah pertama adalah dengan menyusun dan menyiapkan rancangan kegiatan, hal ini dilakukan dengan harapan mampu melaksanakan aksi nyata sesuai dengan yang tertuang dalam rancangan, karena akan menjadi puncak kegiatan pada kegiatan lokakarya 7 atau panen raya. Pendampingan yang dilakukan bersifat personal dan kelompok, dimana pada pelaksanaannya melibatkan berbagai unsur, dari mulai guru penggerak, rekan sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah dan rekan sesama guru penggerak. 2.



Tujuan Kegiatan Tujuan



kegiatan



pendampingan



individu



adalah



mengimplementasikan teori atau pemahaman materi yang dipelajari sebelumnya agar dapat direalisasikan pada kegiatan sehari-hari di sekolah dengan berpedoman pada kegiatan yang berpusat pada murid.. 1



2



Melalui aksi nyata kegiatan guru penggerak yang dilakukan, diharapkan mampu mengubah pola pikir dan pembelajaran secara nyata sesuai dengan keselarasan visi yang di buat, sehingga program yang dilaksanakan dapat membawa dampak baik bagi lingkungan sekolah secara umum dan murid secara khusus. Tujuan pendampingan kelompok adalah saling bertukar pendapat dan menerima masukan tentang aksi nyata yang mampu mengidentifikasi akar masalah yang dihadapi murid. Pada saat pembelajaran dengan titik tolak sumber daya yang digali dari warga sekolah serta mempertimbangkan modal dasar yang ada, sumber daya di lingkungan sekolah sebagai modal dalam pelaksanaan program, diantaranya adalah modal SDM, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal politik serta modal agama dan budaya secara umum yang berakar pada karakter murid yang ingin dicapai demi terlaksananya pengelolaam program yang berdampak pada murid. Terlaksananya aksi nyata oleh guru penggerak yang diimplementasikan pada pengelolaan program yang berdampak pada murid, diharapkan mampu melakukan pembelajaran yang bermakna sesuai dengan fungsinya sebagai guru yaitu



pengambilan



keputusan



dalam



pembelajaran,



sehingga



dapat



mentransformasi murid dalam belajar menjadi lebih aktif dan kreatif. Salah satu identifikasi masalah itulah seorang guru penggerak melaksanakan aksi nyata yang bertujuan untuk mengetahui atau mengidentifikasi tingkat keberhasilan dalam pembelajaran, yaitu mengidentifikasi dan memahami



3



perkembangan, kesiapan belajar, kebutuhan belajar, minat dan potensi murid serta memberikan motivasi dan antusiasme belajar murid sebelum melakukan tindak lanjut pembelajaran di waktu pembelajaran berikutnya. 3.



Manfaat Kegiatan Melalui kegiatan aksi nyata yang dilakukan, guru penggerak bekerjasama atau berkolaborasi dengan semua warga sekolah agar apa yang direncanakan dalam rancangan program dapat berdampak pada murid pada kebiasaan sehari- hari demi mewujudkan komunikasi yang baik dengan pihak orang tua. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru mampu mengembalikan murid pada marwah sebenarnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, meskipun ada beberapa hambatan yang ditemukan. Walaupun demikian,hakekat



pembelajaran



dapat



tercapai



dengan



melaksanakan



pembelajaran yang inovatif, dimana guru harus berinovasi dalam pembelajaran tanpa mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan guru dalam mengajar dengan menggunakan media /desain pembelajaran atau media tekhnologi yang ada sekarang tanpa mengurangi kebermaknaan pembelajaran itu sendiri yang merujuk pembelajaran berpusat pada murid. Adapun manfaat lain adalah : Menggali potensi/modal dasar yang ada di warga sekolah,melakukan evaluasi terhadap program yang dilakukan,mendorong murid berdiri sendiri/ mandiri,membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara



guru,mengurangi



dilakukan,menjadikan pendidikan



risiko



terbesar



pembelajaran



dari



yang



setiap



tindakan



mendorong



yang



ekosistem



BAB II PEMBAHASAN



1.



Pendampingan Individu Sebelum melaksanakan kegiatan penyusunan rancangan aksi nyata, terlebih dahulu penulis melakukan pendampingan yang dilaksanakan oleh pengajar praktik. Pada saat dilakukannya pendampingan, penulis banyak sekali menemukan hal yang baru terkait dengan langkah kegiatan untuk dilaksanakan. Dengan kata lain pendampingan yang dilakukan sangat berarti sekali, karena merupakan pedoman yang merujuk pada rancangan yang dibuat. Di waktu lain juga, penulis melakukan pendampingan yang melibatkan kepala sekolah terkait dan rekan guru di sekolah terkait program yang akan dilaksanakan pada aksi nyata. Hal mendasar pada proses pendampingan individu adalah pola pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain untuk dilakukan pada aksi nyata.



2.



Pendampingan Kelompok Setelah matang dalam pendampingan individu, penulis diarahkan oleh pengajar praktik selaku pendamping untuk melakukan pendampingan kelompok. Hal ini sangat penting dilakukan, karena program yang akan dilaksankan akan saling berhubungan pada materi yang dipelajari, artinya setiap guru penggerak dituntut untuk melakukan aksi nyata sesuai dengan



4



5



pemahaman pada materi yang telah dipelajari secara mandiri di kelas atau sekolah sendiri. Pada kegiatan ini, penulis menemukan beberapa hambatan yang diselaraskan dengan visi, hal ini disebabkan karena setiap sekolah dari guru penggerak tentu berbeda. Perbedaan itu muncul karena memang lingkungan dan karakteristik di sekolah masing-masing berbeda juga. Namun hal ini tidak menjadikan hambatan yang berarti, karena pada prinsip utamanya adalah melakukan pembelajaran menggunakan pengelolaan program yang berpusat pada murid. Kesimpulannya, setiap program yang dijalankan akan terwujud dengan kolaborasi, komunikasi dengan tujuan berpusat pada murid apapun program yang akan dilaksanakan. Keputusan yang diambil dalam menentukan program aksi nyata yang akan dilaksanakan menggunakan kesadaran diri (pengenalan emosi) yaitu guru melakukan kegiatan Role Play/ komunikasi aktif, pengelolaan diri (mengelola emosi dan fokus), kesadaran sosial (keterampilan berempati) dan keterampilan berhubungan sosial (daya lenting/ resiliansi), pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Tekhnik yang dilakukan guru adalah kegiatan menulis pengalaman bekerjasama dalam kelompok, guru memberikan instruksi kepada murid untuk mengingat kembali dan memikirkan kejadian/ pengalaman yang pernah dialami saat mereka bekerja sama di dalam kelompok. 3.



Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid Untuk dapat melakukan aksi nyata pada pengelolaan program yang



6



berdampak pada murid, penulis mengikuti serangkaian kegiatan diantaranya memahami program sekolah yang dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan murid. Sasarannya adalah murid dan untuk mengembangkan potensi murid seutuhnya. Adapun pemanfaatan kekuatan sekolah telah memberikan keleluasaan penuh kepada guru untuk mengembangkan proses belajar yang dapat mengeksplorasi kemampuan murid sebagai modal manusia. Suatu program dapat berjalan dengan baik dibutuhkan sebuah pendekatan yang baik pula. Pendekatan yang dapat menghimpun semua harapan sekolah,terutama kebutuhan murid serta berbagi pengalaman baik yag menjadi faktor penentu keberhasilan program sekolah. Bahkan setiap guru dianjurkan untuk mengelola atau memanfaatkan modal lingkungan



alam untuk dijadikan



sumber belajar seperti berkunjung langsung ke narasumber dengan hanya berbincang santai menggali informasi terkait hasil alam. Guru terkadang melakukan kunjungan ke rumah siswa hanya untuk mengetahui permasalahan dalam pembelajaran siswa, berhubungan dengan masyarakat sekitar. Sekolah memanfaatkan kekuatan yang ada adalah modal manusia, sosial, fisik, lingkungan/ alam, finansial, politik, dan modal agama dan budaya walaupun belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Program yang dibuat, disusun dan disepakati oleh sekolah dari data hasil analisis kebutuhan murid dijadikan sebagai rujukan seperti minat. Pengembangan potensi/ kekuatan/ sumber daya manusia khususnya murid menjadi sasaran utama program sekolah yang berdampak murid. Harapannya, dengan data tersebut memudahkan pihak sekolah untuk membuat program



7



sekolah yang berpihak pada murid di masa yang akan datang. Cara membuat perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid dilakukan secara berkelompok dengan cara mendalami materi terkait bentuk program sekolah, mampu mengidentifikasi tahapan membuat program dan mampu membuat program yang berorientasi pada kepemimpinan murid. Langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan risiko yang akan terjadi pada pelaksanaan program, yaitu identifikasi risiko, dimana pelaksanaan identifikasi risiko dilakukan dengan menganalisis atau memantau faktor internal dan eksternal, pengukuran resiko yaitu usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya risiko yang akan terjadi, strategi pengendalian resiko yaitu proses strategi pengendalian risikonya dilakukan dengan menerapkan dan melaksanakan program yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan evaluasi yang berkelanjutan, hal ini dilakukan kepada seluruh murid, guru, dan tim lapangan berkelanjutan agar semua pihak memahami dari resiko setiap kegiatan, sehingga akan terjadi penanaman cara berfikir yang mengedepankan keselamatan dan menjadikan hasil kegiatan yang lebih teroganisir serta memuaskan pada keseluruhan program. Setelah melakukan pendampingan individu dan kelompok, maka penulis menentukan



pelaksanaan



program yang



akan



dilaksanakan,



Pengelolaan program yang berdampak pada murid dengan nama program MEMBUDAYAKAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT KEPADA PESERTA DIDIK PADA SDI MAUMERE”. Peran guru dalam mewujudkan visi dalam lingkungan sekolah tidak mudah



8



dilaksanakan jika hanya dilakukan seorang diri tanpa campur tangan dari pihak lain, seperti pimpinan, rekan guru, tenaga administrasi, siswa maupun orang tua murid agar apa yang menjadi harapan dapat berjalan dengan baik begitu juga dalam hal pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Tahap pelaksanaan program menggunakan 5D/ BAGJA, MELR, Manajemen Resiko. Hal yang menarik menurut saya yaitu Manajemen resiko dan MELR, dalam pengelolaan sebuah program yang berdampak pada murid yang terdiri dari resiko keuangan, resiko pemenuhan, dan resiko reputasi sekolah, selain itu dalam penyusunan program dapat memahami serta melaksanakan Monitoring, evaluasi, learning, dan reporting (MELR) pada murid berdasrkan pemetaan asset dengan mempertimbangkan manajemen resiko MELR yang merupakan (Monitoring, Evaluation, Learn, Reporting) Monitoring adalah proses perhimpunan data analisa internal dari sebuah program. Monitoring kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengendalian kegitan yang dilaksanakan untuk umpan balik pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan, dilakasanakan dengan melihat langsung pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui kesesuaian kegiatan perencanaan dan pelaksanaan suatu program. Evaluation adalah penilaian secara periodik pada suatu program yang sudah tuntas/ selesai. Proses pengukuran yang dicapai dibandingkan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan



pelaksanaan



program.



Adapun



prinsip



dari evaluation



menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan merupakan motivasi bagi yang



9



belum berhasil. Cara yang digunakan antara lain kuantitatif, sesuai dengan monitoring yang dilakukan dan tekniknya adalah observasi langsung di sekolah, isian instrument pengamatan, wawancara, berperan serta. Learn adalah merefleksikan situasi 4F (Fact, Filling, Finding, Future), Reporting adalah alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan. Kerangka kerja pembelajaran (learning) melalui model (4F) adalah fact (fakta) : catatan obyektif tentang apa yang terjadi, Feeling, (Perasaan): reaksi emosional tentang sesuatu, finding (temuan): pembelajaran konkrit yang diambil dari situasi tersebut, future (masa depan): menyusun pembelajaran digunakan untuk masa depan. Reporting/ Laporan adalah alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk pengambilan setiap keputusan yang diambilnya, oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap, dan obyektif. Pada prakteknya, laporan adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan. Manajemen risiko yaitu tahapan pertama ; identifikasi jenis resiko, pengukuran resiko, melakukan strategi dalam pengendalian resiko, melakukan evaluasi terus menerus, maju dan berkelanjutan. Benang merah tersebut dapat di tarik keterkaitan antar materi yaitu perencanaan sebuah program berdasarkan asset yang dimiliki, menggunakan tahapan BAGJA dengan memperhatikan manajemen resiko dan MERL. Resiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi termasuk dalam perencanaan dan pelakasanaan program. Sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan



10



rangkaian analisis dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, dan mengevaluasi resiko yang mungkin timbul dari program yang telah direncanakan. Kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid, sekolah membuat program dengan mempertimbangkan Aset Based Thinking sebagai sumber daya sebagai kekuatan yang ada pada sekolah. Dalam pemetaan sumber daya sebagai pendukung terlaksananya perencanaan program sekolah yang berdampak model BAGJA untuk tercapainya merdeka belajar, sehingga mendapat pembelajaran bermakna menuju profil pelajar Pancasila. Kaitannya dengan materi lain yaitu apabila dikaitkan dengan Filosofi Kihajar Dewantara program sekolah yang berdampak pada murid untuk terwujudnya merdeka belajar dan guru menuntun siswa sesuai dengan kodratnya. Kaitannya dengan Inkuiri Apresiatif adalah program sekolah yang berdampak pada murid dengan mempertimbangkan metode BAGJA dengan pemetaan kekuatan sekolah, sehingga terbentuklah kekuatan sekolah tersebut. Kaitannya dengan Pengelolaan Aset Sekolah, program sekolah yang berdampak pada murid dengan selalu berpikir positif dan memanfaatkan potensi yang ada di sekolah sebagai kekuatan yang harus terus dikembangkan. Kaitan dari semua materi tersebut peran saya sebagai Guru Penggerak, setiap modul yang telah dipelajari memberikan pengalaman pembelajaran untuk menjadi seorang guru profesional yang dapat mencetak generasi merdeka belajar bermakna menuju profil pelajar Pancasila. Seorang guru harus belajar berkolaborasi untuk agar terciptannya tujuan bersama di sekolah. Sebagai guru penggerak penulis dapat



11



mengetahui bangaimana cara mengambil solusi terbaik yang merupakan langkah dari pengambilan keputusan dengan merubah pola pikir, sehingga semakin bijaksana untuk belajar bergerak, berbagi dalam memajukan Pendidikan. Mengakomodir natur literasi yang telah dibentuk, membuka ruang kerjasama dengan pegiat Literasi di kota Maumere, untuk mendapatkan bantuan buku dan proses pendampingan oleh semua guru disetiap jenjang kelas dengan mengalokasikan waktu pada sore hari. Pola lama berbasis masalah, telahmengkebirikan kemampuan yang ada, dengan berpikir asset, kami melakukan aktivitas pendidikan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di sekolah, seperti guru, halaman sekolah yang luas, sumber signal dengan adanya wivi, kolaborasi antara warga sekolah. Asset lainnya adalah asset dari luar sekolah, melalui terciptanya kerja sama dengan para pihak dalam menjawabi kebutuhan Natur Literasi.



BAB III PENUTUP 1. Refleksi Refleksi sangat diperlukan setelah proses kegiatan aksi nyata dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan program yang berdampak pada murid bermanfaat bagi warga sekolah. Anak sebagai kondrat alam dan kodrat zaman, merupakan pemahaman dasar yang sangat penting bagi guru, dengan demikian pola penerapan student agency sebagai model pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Jika sekolah menjadi tempat bagi anak untuk mengalami proses pendidikan dan pengajaran, maka sekolah haruslah menjadi tempat yang memberikan pelayanan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Keberpihakannya kepada peserta didik, adalah dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam diri anak dan tugas para warganya adalah membimbing dan menuntun anak agar dapat mengubah laku peserta didik sebagai generasi masa depan Bangsa Indonesia. Nature Literasi adalah program aksi nyata sebagai pola pendekatan ideal dalam mengatasi masalah rendahnya minat baca anak. Nature Literasi menjadi tempat bagi saya dalam menginternalisasikan nilai-nilai yang terkait refleksi anak sebagai kodrat alam dan kodrat zaman dan pendekatan yang menjawabi kebutuhan anak didik, implementasi nilai dan peran guru penggerak, dan implementasi visi yang berpihak kepada peserta didik serta budaya positif yang lahir dalam pola gerak pendidikan dan pengajaran pada SDI Maumere. Pemahaman tentang pentingnya pengelolaan program berdampak pada murid sebagai pendidik, hal itu sangat penting ketika menghadapi keberagaman



12



13



masalah mengenai murid. Pelaksanaan tentang pengelolaan program dalam keadaan apapun setiap manusia memang tidak lepas dari masalah, namun hal demikian akan sangat berarti jika rasa sosial yang kita miliki lebih diutamakan. Pemahaman peduli lingkungan dalam kehidupan sangat penting, dalam kaitannya dengan menghadapi murid yang penuh keberagaman tentu kiranya akan membawa kepada pengendalian peduli lingkungan yang harus dikedepankan sejalan dengan program yang dilaksanakan. Hal



baru



yang



ditemukan



dalam proses pembelajaran tentang



pengelolaan program yang berdampak pada murid adalah : a)



Berfokus pada pengembangan potensi murid



b)



Inovasi kepala sekolah adalah penentu dalam pengambilan kebijakan



c)



Tahapan BAGJA bisa diterapkan dalam pembuatan program Selama melaksanakan program perlu adanya umpan balik dari Kepala Sekolah, rekan sejawat, murid, dan orang tua dengan tujuan untuk mendapat saran dan kritik demi kebaikan dalam pelaksanaan program berikutnya.



2. Tindak Lanjut Program yang disusun perlu dilakukan implementasi untuk aksi nyata berikutnya di waktu yang akan datang. Hal ini merupakan jaminan untuk keberlangsungan program yang sudah direncanakan. 1) Pada penyusunan rencana tindak lanjut membutuhkan rencana yang disetujui semua pihak dengan mengendalikan potensi yang ada. Potensi ini membantu dan mendorong keberlangsungan program dengan baik.



14



2) Menjalankan peran dan tugas tanggung jawab saya sebagai seorang guru dengan mengimplementasikan nilai-nilai positif yang sudah saya peroleh dalam pendidikan guru penggerak. 3) Menjalankan peran dan tugas tanggung jawab saya sebagai seorang guru dengan mengimplementasikan nilai-nilai positif yang sudah saya peroleh dalam pendidikan guru penggerak. 4) Pendidikan profesi guru yang dilaksanakan dengan pola penugasan, memberikan nuansa baru dalam belajar dalam meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang guru penggerak yakni dengan mengkaji materi perkuliahan dalam PPG dan merelevansikannya dengan nilai-nilai positif yang sudah terbangun dalam pendidikan guru penggerak angkatan 1. Tidak lanjut penulis dilakukan untuk menyesuaikan dengan program yang sudah dibuat adalah tidak hanya membuat tindak lanjut namun dilanjutkan mengaitkan setiap materi dalam tindakan yang telah dipelajari. Dalam bingkai implementasi kurikulum merdeka, saya meyakini bahwa kurikulum paradigma baru tersebut akan menjadi sangat efektif bagi saya dalam implementasinya karena akan memudahkan saya dengan memadupadankan antara pengalaman dalam Program Pendidikan Guru Penggerak dan Pendidikan Profesi Guru sebagai seperangkat kompetensi untuk saya kembangkan dalam bingkai kolaborasi bersama seluruh warga sekolah.



15



DAFTAR PUSTAKA



-



Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2020, Buku pegangan fasilitator Calon Guru Penggerak, Jakarta



-



PPPPTK PENJAS BK, 2020, https://lms20gp.simpkb.id/course/view.php?id=86§ionid=3382, Bogor



-



Isniatun Munawaroh,M.Pd, 2019, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta



-



Dr. Pujriyanto,M.Pd, 2019, Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21, Jakarta



-



https://youtu.be/FM5-PiAtGlE



-



https://youtu.be/GDHpSDQityM



-



https://youtu.be/7A98bFKdWZ4



-



https://youtu.be/oc2uBf03ob0



-



https://youtu.be/Aq8PpxtUcAA



-



https://youtu.be/h0pqe7GdqdQ



-



https://youtu.be/pi-btVevSkM



-



https://youtu.be/IHBrYY2tzpM



16



LAMPIRAN



Tahapan BAGJA PRAKARSA PERUBAHAN



Menumbmbuhkan motivasi dan rasa nyaman siswa menuju murid merdeka melalui inkuiri Apresiatif Model BAGJA



TAHAPAN



PERTANYAAN



DAFTAR TINDAKAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN



Buat Pertanyaan



1. Hal apa saja yang membuat siswa bersemangat dan semangat dalam belajar?



Secara kolaboratif bersama siswa melakukan diskusi dan tanya jawab secara klasikal.Siswa diminta untuk menuliskan jawaban pada kertas stick note dan menempelkan pada papan tulis.



Ambil Pelajaran



1. Hal positip apa saja yang ada pada diri dan lingkungan siswa(keluarga,teman,guru)u ntuk menumbuhkan semangat dan rasa nyaman saat belajar?



Secara kolaboratif bersama siswa merefleksikan beberapa hal positif pada diri dan lingkungan siswa untuk menumbuhkan semangat dan rasa nyaman saat belajar.Hasil refleksi kemudiaan di tulis pada sicky note dan ditempelkan pada papan tulis.



Gali Mimpi



1. Hal positip apa saja yang ada di masa depan dengan memiliki semangat dan rasa



Secara kolaboratif bersama siswa merefleksikan



17



nyaman saat belajar?



Jabarkan Rencana



1. Apa langkah-langkah yang perlu dilakukan siswa untuk menumbuhkan semangat dan rasa nyaman saat belajar? 2. Kapan upaya menumbuhkan semangat dan rasa nyaman saat belajar mulai dilakukan?



Atur Eksekusi



1. Siapa yang akan membantu siswa menumbuhkan semangat dan rasa nyaman saat belajar?



beberapa hal positif yang akan terjadi dimasa depan dengan memiliki semangat dan rasa nyaman saat belajar.Hasil refleksi kemudiaan di tulis pada sicky note dan ditempelkan pada papan tulis. Secara kolaboratif bersama siswa merumuskan langakah-langkah yang perlu dilakukan bersama siswa untuk menumbuhkan semangat dan rasa nyaman saat belajar.Langkah yang akan siswa di tulis pada sicky note dan ditempelkan pada papan tulis. Secara kolaboratif bersama siswa memetakan pihak-pihak yang akan membantu upaya menumbuhkan semangat dan rasa nyaman saat belajar.