Lapkas Internship [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS



DEMAM TIFOID PADA ANAK



DISUSUN OLEH: dr. Ivana Jansen



SUPERVISOR PEMBIMBING: dr. Felicia Halim, SpA



PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KOTAMOBAGU ANGKATAN I TAHUN 2018



LEMBAR PENGESAHAN



Dengan ini menyatakan telah dikoreksi, disetujui dan dan dibacakan Laporan Kasus dengan judul “DEMAM TIFIOD PADA ANAK” Pada tanggal



Agustus 2018



Mengetahui, Supervisor Pembimbing



dr. Felicia Halim, SpA



PENDAHULUAN Demam tifoid atau demam enterik adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi (S. typhii) dan Salmonella paratyphii (S. paratyphii). Diperkirakan terdapat 16 juta kasus demam tifoid per tahun di seluruh dunia dan menyebabkan 600.000 kematian. Di Indonesia, demam tifoid masih merupakan penyakit endemik dengan angka kejadian yang masih tinggi dengan insiden terbanyak dijumpai pada populasi yang berusia 3 sampai 19 tahun. Ditjen Bina Upaya Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI tahun 2010 melaporkan demam tifoid menempati urutan ke-3 dari 10 pola penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit Indonesia. 1,2 Bakteri S. typhii dan S. paratyphii hanya menginfeksi manusia. Salmonella memiliki antigen somatik O dan antigen flagella H. Antigen O adalah komponen lipopolisakarida dinding sel yang stabil terhadap panas sedangkan antigen H adalah protein labil panas. Kuman ini dapat hidup lama di air dan makanan sehingga makanan atau minuman yang terkontaminasi, lingkungan yang tidak bersih serta hiegenitas yang buruk menjadi penyebab utama terinfeksi demam tifoid. Penularan penyakit ini adalah melalui urine atau feses penderita maupun binatang seperti lalat dan kecoa yang mengangkut bakteri ini dari tempat-tempat kotor..1,3 Pendekatan diagnosis demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan asimtomatik. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi namun demam tifoid memiliki karakteristik adanya bakteremia dan demam yang umumnya timbul pada akhir masa enterik. Timbulnya gejala klinis biasanya bertahap dengan manifestasi demam dan gejala konstitusional seperti nyeri kepala, malaise, anoreksia, letargi, nyeri dan kekakuan abdomen, pembesaran hati dan limpa, serta gangguan status mental. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah tepi, bakteriologis atau kultur organisme dan pemeriksaan serologis diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifoid.1,4 Penegakan diagnosis sedini mungkin sangat bermanfaat agar bisa diberikan terapi dan meminimalkan komplikasi. Pada demam tifoid yang tidak diobati dapat mengalami komplikasi berupa perdarahan dan perforasi usus hingga kematian. Semakin berat komplikasi yang terjadi, semakin buruk prognosisnya.2,5 Pada laporan kasus ini akan dibahas kasus demam tifoid pada seorang pasien anak yang dirawat di RSUD Kota Kotamobagu.



LAPORAN KASUS



IDENTITAS



Identitas Pasien



Nama



:



An. M. F. M.



Jenis Kelamin



:



Laki-laki



Lahir pada tanggal



:



17 Juni 2012



Umur



:



6 tahun



Kebangsaan



:



Indonesia



Suku



:



Mongondow



Alamat



:



Matabulu Dusun II Kec. Nuangan, Bolaang Mangondow



Timur Agama



:



Islam



Partus di



:



Puskesmas



Ditolong oleh



:



Bidan



Lahir secara



:



Spontan, LBK



Nama



:



Ny. M.B.



Umur



:



32 tahun



Perkawinan



:



Pertama



Pendidikan



:



SMA



Pekerjaan



:



IRT



Nama Ayah



:



Tn. F. M.



Umur



:



34 tahun



Perkawinan



:



Pertama



Pendidikan



:



SMA



Pekerjaan



:



Tambang



Identitas Orang Tua



Family Tree



ANAMNESIS



Keluhan Utama



:



Demam sejak 7 hari



Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan demam dialami sejak 7 hari SMRS. Awalnya demam hanya sumer-sumer kemudian keluhan bertambah berat meski sudah mengonsumsi obat penurun demam. Demam dirasakan semakin meningkat saat menjelang malam disertai menggigil. Keluhan mual dan muntah baru dialami sejak 2 hari smrs. Muntah frekuensi 2 kali isi makanan. Nyeri kepala dan nyeri ulu hati juga dirasakan, sedangkan keluhan lain seperti batuk pilek, diare dan gusi berdarah disangkal. Buang air kecil dan buang air besar seperti biasa. Pasien terlihat lemas dan nafsu makan pasien menurun sejak sakit, namun minum masih baik. Pasien memiliki riwayat jajan sembarangan setiap kali pulang sekolah. Sebelumnya riwayat bepergian ke daerah endemis maupun memiliki hewan peliharaan di rumah disangkal ibu pasien.



Anamnesis Antenatal Ibu pasien selama masa kehamilan melakukan antenatal care secara teratur sebanyak 9 kali di Puskesmas dan telah mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid (TT) sebanyak 2 kali. Selama masa kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat. Penyakit yang sudah pernah dialami Morbili



:



(–)



Varicella



:



(–)



Pertusis



:



(–)



Diarrhea



:



(–)



Cacing



:



(–)



Batuk/ Pilek



:



(+)



Lain-lain



:



(–)



Riwayat Imunisasi Imunisasi BCG Polio DTP Campak Hepatitis B



I + + + + +



Dasar II



III



+ +



+ +



+



+



I



Ulangan II III



Riwayat Keluarga Hanya pasien yang sakit seperti ini dalam keluarga



Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan ,



Rumah permanen, atap seng, dinding beton dan lantai tegel dengan 2 buah kamar tidur dihuni oleh 3 orang dewasa dan 1 anak. Kamar mandi/ WC berada dalam rumah. Sumber listrik dari PLN dan air minum sumur pompa.



PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum



:



Tampak sakit sedang



Kesadaran



:



Compos mentis



Tekanan Darah



:



100/70 mmHg



Sianosis



:



(–)



Nadi



:



88 kali/ menit



Anemia



:



(–)



Respirasi



:



20 kali/ menit



Ikterus



:



(–)



Suhu Badan



:



38,5 ºC



Kejang



:



(–)



Berat Badan



:



16.5 Kg



Tinggi Badan



:



110 cm



Status Gizi



Kulit



:



Baik



Warna



:



Efloresensi



:



(–)



Pigmentasi



:



(–)



Jaringan Parut



:



(–)



Lapisan lemak



:



Cukup



Turgor



:



Kembali cepat



Sawo matang



Kepala



Bentuk



:



Normocephal, rambut tidak mudah dicabut



Mata



Exophthalmus



:



(–)



Enophthalmus



:



(–)



Konjungtiva Anemis :



(–) / (–)



Sklera Ikterik



:



(–) / (–)



Pupil



:



Bulat, isokor, Ø 3 mm/ 3 mm, RC +/+



Telinga



:



Sekret (–) / (–)



Hidung



:



Sekret (–) / (–)



:



Sianosis (–)



Mulut



Bibir



Lidah



:



Beslag (+)



Gigi



:



Caries (–)



Selaput mulut



:



Mukosa basah



Gusi



:



Pendarahan (–)



Bau pernapasan



:



Foetor (–)



Tenggorokan



:



Tonsil T1/ T1, Hiperemis (–)



Faring



:



Hiperemis (–)



:



Letak tengah



Leher



Trakea



Kelenjar



:



Pembesaran KGB (–)



Kaku kuduk



:



(–)



Thorax



Bentuk



Ruang intercostal



: :



Jantung Paru



Simetris, retraksi (–)



Normal :



BJ regular, bising (–)



Inspeksi



:



Simetris, retraksi (–)



Palpasi



:



Stem fremitus kanan = kiri



Perkusi



:



Sonor kanan = kiri



Auskultasi



:



Sp. Bronkovesikuler, wheezing (–/–),



Bentuk



:



Datar, lemas



Hepar



:



Teraba 2 jari BAC



Lien



:



tidak teraba



Lain-lain



:



BU (+) normal, NTE (+)



Genitalia



:



Laki-laki, normal



Extremitas



:



Fraktur (–), deformitas (–), edema (–)



Otot-otot



:



Eutoni



Refleks-refleks



:



Refleks fisiologis (+/+), refleks



Ronkhi (–/–)



Abdomen



patologis (–/–)



Resume



Pasien, anak laki-laki berumur 6 tahun dengan berat badan 16,5kg dan tinggi badan 110 cm, masuk rumah sakit pada tanggal 27 Juni 2018 pada pukul 23.30 dengan keluhan utama demam, mual dan muntah yang dirasakan sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan semakin meningkat saat menjelang malam disertai menggigil. Selain demam dijumpai keluhan mual dan muntah, nyeri kepala, nyeri ulu hati serta nafsu makan yang menurun. Pasien juga memiliki riwayat jajan sembarangan disekolah.



Keadaan Umum



: Tampak Sakit



Kesadaran



: Compos Mentis



Tekanan Darah



: 100/70 mmHg



Nadi



: 88 kali/ menit



Respirasi



: 20 kali/menit



Suhu



: 38,5°C



Kepala



:



Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cowong (-), lidah



:



Simetris, retraksi (-)



kotor (+) Thorax



Cor



: BJ regular, bising (-)



Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-) Abdomen



:



Datar, lemas, BU (+) normal, NTE (+), Hepar teraba 2 jari BAC



Extremitas



:



Akral hangat, CRT < 2”



Diagnosis Sementara Demam Tifoid



Diagnosis Banding Demam Dengue Malaria



Pemeriksaan Penunjang Laboratorium 25/06/2018 Hematologi Lengkap



Hasil



Nilai Rujukan



Satuan



Hemoglobin



10.9



10.7 – 14.7



g/dL



Hematokrit



31.8



31 – 43



%



Eritrosit



4.44



3.7 - 5.7



10^6/µL



MCV



71.6



69-93



fL



MCH



24.5



23 – 31



Pg



MCHC



34.4



32 -36



g/dL



Trombosit



226



181 – 521



10^3/µL



Leukosit



9.1



5.0 -14.5



10^3/µL



LED



35 0 – 10



Hitung Jenis Leukosit



Hasil



Mm/jam



Nilai Rujukan



Satuan



Basofil



0.2



0.0 -1.0



%



Eosinofil



0.0



1.0 – 5.0



%



Neutrofil



54.9



25.0 – 60.0



%



Limfosit



38.6



25.0 – 50.0



%



Monosit



6.3



1.0 – 6.0



%



Imunoserologi Widal



Hasil



Nilai Rujukan



1/20



Titer < 1/160 atau kenaikan titer < 4x



Widal S. typhi A-O



Negatif



Titer < 1/160 atau kenaikan titer < 4x



Widal S. typhi B-O



Negatif



Titer < 1/160 atau kenaikan titer < 4x



Widal S. typhi C-O



Negatif



Titer < 1/160 atau kenaikan titer < 4x



Widal S. typhi H



1/2560



Titer < 1/160 atau kenaikan titer < 4x



Widal S. typhi A-H



Negatif



Titer < 1/160 atau kenaikan titer < 4x



Widal S. typhi B-H



Negatif



Titer < 1/160 atau kenaikan titer < 4x



Widal S. typhi C-H



Negatif



Titer < 1/160 atau kenaikan titer < 4x



Widal S. typhi O



Urinalisa



Hasil



Nilai Rujukan



Satuan



Makroskopis : - Warna - Kejernihan



Kuning Jernih



Kimia : 1.020



1.003 – 1.035



6.0



4.5 – 8.0



- Leukosit Esterase



Negatif



Negatif



- Nitrit



Negatif



Negatif



- Albumin



25 (+)



Negatif



mg/dL



- Glukosa



Negatif



Negatif (normal)



mg/dL



- Keton



15 (++)



Negatif



mg/dL



- Uribilinogen



Normal



Normal