Lapkas Mata Xanthelasma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan lesi pada kelopak mata dapat dibagi menjadi jinak dan ganas. Pasien dengan kelainan kelopak mata biasanya datang ke dokter perawatan primer. Petugas perawatan primer harus dapat mengidentifikasi kondisi serius yang memerlukan rujukan mendesak dan untuk memberikan terapi yang sesuai untuk kondisi jinak yang dapat diobati. Xanthelasma merupakan kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga sering disebut xanthelasma palpebra. Kata “xanthos” berasal dari kata Yunani yang berarti “kuning” dan “elasma” yang berarti “seperti lempengan metal”. Meskipun tidak berbahaya dan tidak menimbulkan



nyeri, munculnya xanthelasma dapat



mengganggu penampilan dan dapat dihilangkan. Bila ditemukan dalam jumlah banyak maka disebut “xanthelasmata”. Kelainan ini sering ditemukan pada ras Asia dan mereka yang tinggal di daerah Mediterania.1 Xanthelasma atau plaque kekuningan yang sering ditemukan di dekat canthus bagian dalam kelopak mata, terutama sering ditemukan di kelopak mata atas daripada di kelopak mata bawah. Xanthelasma palpebra adalah bentuk xanthoma kutaneus yang paling sering ditemui. Xanthelasma biasanya lunak, semisolid atau calcareous. Sering ditemui simetris, kadang pada 4 kelopak mata sekaligus (kelopak mata atas, bawah kanan dan kiri). Xanthelasma mempunyai kecenderungan untuk berkembang, bergabung dan menjadi menetap. Xanthelasma dapat timbul di tubuh mana saja, tetapi lebih sering terlihat di area kelopak mata. Xanthelasma ini berkembang dari disfungsi metabolism lipid.2,3 Di Amerika Serikat jarang ditemukan xanthelasma. Secara global, xanthelasma juga merupakan kasus jarang di populasi umum. Pada studi kasus pasien dengan xanthomatosis, xanthelasma lebih sering dijumpai pada wanita dengan persenan 32% dan 17,4% pada laki-laki. Onset timbulnya xanthelasma berkisar antara 15 – 73 tahun dengan puncak pada decade 40 an dan 50 an. Xanthelasma jarang ditemukan pada anak-anak dan remaja.4 Di Indonesia sendiri Xanthelasma palpebrarum cukup banyak dijumpai meskipun tidak sebanyak kasus kelainan kulit yang lain seperti yang disebabkan oleh bakteri atau parasit. Ini mungkin disebabkan juga banyak masyarakat di 1



indonesia mengkonsumsi bahan yang banyak mengandung lemak, selain bahan yang mengadung lemak xanthelasma ini juga dapat disebabkan oleh keturunan.4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



DEFINISI Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis



yang paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang diketahui. Selain itu Xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga sering disebut xanthelasma palpebra. 1,6 2.2



ETIOLOGI Setengah pasien



xanthelasma



mempunyai



kelainan



lipid.



Erupsi



Xanthomas dapat ditemui pada hiperlipidemia primer dan sekunder. Diabetes yang tidak terkontrol juga menyebabkan hiperlipidemia sekunder.



2



Xanthelasma juga bisa terjadi pada pasien dengan lipid normal dalam darah yang mempunyai HDL kolesterol rendah atau kelainan lain lipoprotein. 2 2.3



EPIDEMIOLOGI Xanthelasma bermanifestasi pada usia 15-73 tahun, dengan puncaknya



pada dekade keempat dan kelima. 6 Pada penelitian didapatkan xanthelasma predominan pada wanita dengan perbandingan 32% dan 17,4%.



6



Kondisi ini



dapat terlihat pada individu berkulit cerah maupun gelap. Riwayat dengan xanthelasma sebesar 27,5 %.6 2.4



PATOFISIOLOGI Setengah dari kelainan ini berhubungan dengan kenaikan plasma lipid



dalam darah. Beberapa terjadi dengan perubahan komposisi atau struktur lipoprotein, seperti HDL (high density lipoprotein). Gangguan ini sering ditemui pada pasien dengan hiperlipidemia tipe II dan tipe IV. 2 Hepar mensekresi lipoprotein, partikel yang terbuat dari kombinasi cholesterol dan trigycerides. Partikel ini bersifat larut air untuk memfasilitasi transport pada jaringan perifer. Oleh polar phospolipids dan 12 protein spesifik yang berbeda yang dinamakan apolipoproteins. Apolipoproteins berfungsi sebagai kofaktor untuk enzime plasma dan berinteraksi dengan reseptor permukaan sel. Lipoprotein dibagi menjadi lima komponen, yaitu chylomicrons, VLDL, intermediate-density lipoproteins (IDL), LDL, dan HDL. Dyslipoproteinemia dikategorikan sebagai primer atau sekunder. Kondisi primer ditentukan secara genetik dan dikelompokkan oleh Fredrickson menjadi lima atau enam komponen berdasarkan peningkatan lipoprotein spesifik. Hiperprotein sekunder muncul akibat penyakit lain yang dapat memunculkan gejala, perubahan lipoprotein, dan xanthomas yang dapat menyerupai sindrome primer.8 Meskipun telah diteliti mengenai hubungan antara xanthelasma dan hyperlipoproteinemia, hanya sekitar setengah pasien yang memperlihatkan adanya peningkatan lipid serum. 8 Pada xanthelasma terjadinya akumulasi kolesterol yang berawal dari darah, dimana jumlah kolesterol yang paling banyak berasal dari LDL yang masuk melalui dinding vaskular. Dikatakan bahwa trauma dan inflamasi itu dapat merubah permeabilitas vaskuler sehingga lipoprotein dapat masuk ke dalam kulit 3



dan kemudian difagositosis oleh sel dermal. Normalnya LDL mempunyai nilai kebocoran kapiler yang lambat.8 Panas lokal meningkatkan terjadinya kebocoran kapiler. Dapat dilihat secara eksperimen bahwa nilai kebocoran kapiler dari LDL itu dua kali lebih besar pada daerah yang lebih sering terekspose oleh gerakan fisik atau gesekan, dibandingkan daerah pada kulit yang immobilisasi. Kelopak mata lebih sering mengalami pergerakan yang konstan dan gesekan, dan hal ini mungkin alasan mengapa xanthelasma berkembang pada daerah ini.8 2.5



GEJALA KLINIS Timbul plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar mata



Ukuran xanthelasma bervariasi berkisar antara 2 – 30 mm., adakalanya simetris dan cenderung bersifat permanen. Pasien biasanya tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan estetika. Xanthelasma atau xanthelasma palpebra biasanya terdapat di sisi medial kelopak mata atas. Lesi berwarna kekuningan dan lembut berupa plaque berisi deposit lemak dengan batas tegas. Lesi akan bertambah besar dan bertambah jumlahnya. Biasanya lesi-lesi ini tidak mempengaruhi fungsi kelopak mata, tetapi ptosis harus diperiksa bila ditemukan. 2, 5



Gambar 3.1 Gambaran Xanthelasma palpebra simetris di kedua kelopak mata 2.6



PEMERIKSAAN LABORATORIUM Karena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid, maka



disarankan untuk pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan LDL. Xanthelasma biasanya dapat didiagnosa dengan jelas secara klinis dan jarang kelainan lain memberi gambaran klinis sama. Jika ada keraguan, eksisi bedah dan analisis patologi sebaiknya dilakukan. 2 2.7



PEMERIKSAAN HISTOLOGI



4



Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan histiosit dengan deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler dermis atas. Lipid utama yang disimpan pada hiperlipidemia dan xanthelasma normolipid adalah kolesterol. Kebanyakan kolesterol ini adalah yang teresterifikasi. 2



Gambar 3.2 Histologi xanthelasma 2.8   



DIAGNOSA BANDING Penyakit lain yang perlu diperhatikan pada pasien dengan xanthelasma: Familial hypercholesterolemia types IIa and IIb Familial dysbetalipoproteinemia type III Familial hypertriglyceridemia type IV



Kelainan selain gangguan lipid:  HDL rendah yang dibandingkan dengan LDL  Diabetes yang tidak terkontrol yang             2.9



dihubungkan



dengan



hypertriglyceridemia Necrobiotic xanthogranuloma Tuberous xanthomata Diffuse planar xanthoma Orbital lipogranulomata Juvenile xanthogranulomata Erdheim-Chester disease Wegener granulomatosis Lipoid proteinosis Primary systemic amyloidosis Necrobiosis lipoidica Sarcoid Atypical lymphoid infiltrate TERAPI Tujuan utama terapi adalah untuk mengontrol kelainan yang mendasari



untuk mengurangi perkembangan xanthelasma dan xanthoma. Xanthelasma dapat 5



dibedah apabila mengganggu, tetapi mungkin bisa kambuh.4 Xanthelasma dapat dihilangkan dengan pengelupas trichloroacetic, bedah, laser atau cryoterapi. Penghilangan xanthelasma dapat menyebabkan timbulnya scar dan perubahan pigmen, tetapi tidak jika menggunakan trichloroacetic. Komponen herediter yang diturunkan menyebabkan timbulnya xanthelasma ini bisa mengindikasikan tingginya kolesterol dalam darah atau bisa juga tidak. Apabila tidak ada riwayat keluarga yang menderita xanthelasmata maka biasanya mengindikasikan jumlah kolesterol yang tinggi dalam darah dan mungkin berhubungan dengan resiko timbulnya penyakit atheromatous (timbunan kolesterol di arteri). 1 OBAT-OBATAN Diet ketat dan obat-obatan yang menurunkan serum lipid, meskipun penting pada pasien dengan lipid abnormal tetapi hanya memberikan respon sedikit pada terapi xanthelasma. 2 TERAPI BEDAH Banyak pilihan untuk menghilangkan xanthelasma palpebra, termasuk bedah eksisi, argon dan pengangkatan dengan laser karbondioksida, kauterisasi kimia, elektrodesikasi dan cryoterapi. 2 a. Eksisi Bedah Untuk lesi kecil yang linier eksisi direkomendasikan dimana scar akan tercampur dalam jaringan kelopak. Lesi yang membengkak lebih kecil dapat dihilangkan dan jaringan akan menyatu kembali. DOI merekomendasikan menggunakan teknik bedah mikroskop, menggali antara tumor dan okuli orbita dengan blade nomer 11, mengangkat atap dan dengan hati-hati mengambil tumor sepotong demi sepotong dengan gunting mikro dari sisi kebalikan dan menyatukan atap dengan benang nylon 7 – 0. 2 Pada eksisi lebih tebal, kelopak mata bawah cenderung mudah terjadi scar karena jaringan yang diambil juga lebih tebal. Eksisi sederhana pada lesi yang lebih luas beresiko terjadi retraksi kelopak mata, ektropion sehingga membutuhkan cara rekonstruksi lain. Pengangkatan xanthelasma sudah menjadi bagian dari bedah kosmetik. 2 Pengangkatan dengan laser karbondioksida dan argon: menambah hemostasis, member gambaran lebih baik, penutupan yang kurang dan lebih cepat dalam menggunakan tehnik ini; scar dan perubahan pigmen dapat terjadi. 2



6



b. Kauterisasi kimia: Penggunaan chloracetic acid efektif untuk menghilangkan xanthelasma. Agen ini mengendapkan dan mengkoagulasikan protein dan lipid larut. Monochloroacetic acid, dichloroacetic acid, dan trichloroacetic acid dilaporkan memberi hasil yang baik. Haygood menggunakan kurang dari 0.01 ml dari 100% dichloracetic acid dengan hasil yang sempurna dan scar minimal. 2 c. Elektrodesikasi dan cryoterapi Terapi ini dapat menghancurkan



xanthelasma



superficial



tetapi



membutuhkan terapi berulang. Cryoterapi dapat menyebabkan scar dan hipopigmentasi. 2 EDUKASI Edukasi yang diberikan adalah untuk melakukan kontrol terhadap kolesterol juga trigliserid dan bagaimana cara untuk menurunkan kolesterol juga membiasakan gaya hidup sehat untuk mengatur kolesterol. 4 2.10



PROGNOSIS Kekambuhan sering terjadi. Pasien harus mengetahui bahwa dari



penelitian yang dilakukan pada eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan pada 40% pasien. Persentase ini lebih tinggi dengan eksisi sekunder. Kegagalan ini, terjadi pada tahun pertama dengan persentase 26% dan lebih sering terjadi pada pasien dengan sindrom hiperlipidemia dan bila terjadi pada 4 kelopak mata sekaligus.2



BAB III LAPORAN KASUS 3.1 Nama



Identitas Pasien : Ny. H



7



No RM



: 1-12-74-68



Umur



: 48 tahun



Jenis Kelamin



: Perempuan



Agama



: Islam



Alamat



: Lambaro



Bangsa



: Indonesia



Tanggal Pemeriksaan : 9 Mei 2017 3.2



Anamnesis Keluhan utama



: Benjolan di kelopak mata



Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUDZA dengan benjolan di kelopak mata sejak 10 tahun yang lalu. Benjolan pertama kali berukuran kecil yang lama kelamaan semakin besar. Saat ini benjolan pasien sudah menyebar hingga seluruh kelopak mata. Riwayat nyeri pada mata disangkal. Riwayat penurunan penglihatan disangkal. Keluhan rasa gatal dan nyeri juga disangkal oleh pasien. Pasien datang kerumah sakit karena disarankan oleh seorang teman dengan alasan komestik. Riwayat trauma pada mata disangkal. Riwayat mata terkena bahan kimia disangkal. Penggunaan kacamata ataupun kontak lens disangkal. Riwayat penyakit mata sebelum muncul selaput disangkal. Pasien mengaku belum pernah mengalami hal yang serupa. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien menyangkal pernah mengalami riwayat trauma pada mata. Pasien menyangkal memiliki riwayat penggunaan lensa kontak sebelumnya. Riwayat diabetes mellitus: disangkal Riwayat hipertensi: disangkal Riwayat alergi makanan atau obat: disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga: Anggota keluarga dengan sakit yang sama disangkal. Riwayat diabetes mellitus: disangkal. Riwayat hipertensi: disangkal.



8



3.3 Pemeriksaan Fisik Status Generalis: Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tanda Vital Tekanan darah : 110/70 Nadi : 80 kali/menit Respirasi : 16 kali/menit Suhu : 36.6 °C Status Oftalmologi Visus Kedudukan bola mata Gerakan bola mata



Tekanan intraokular Palpebra superior



OD 5/5 Ortoforia



OS 5/6



N/palpasi N/palpasi Hiperemis (-); edema (-); Hiperemis (-); edema (-); nyeri tekan (-); benjolan nyeri tekan (-); benjolan



Palpebra inferior



(+) (+) Hiperemis (-) ; edema (-) ; Hiperemis (-) ; edema (-) ; nyeri tekan (-); benjolan (-)



Konjungtiva tarsalis superior



nyeri tekan(-); benjolan(-)



Hiperemis (-) ; papil (-) ; Hiperemis (-) ; papil (-) ; folikel (-) ; sikatriks (-) ; folikel (-) ; sikatriks (-) ;



Konjungtiva tarsalis inferior



sekret (-) sekret (-) Hiperemis (-) ; papil (-) ; Hiperemis (-) ; papil (-) ; folikel (-) ; sikatriks (-) ; folikel (-) ; sikatriks (-) ;



Konjungtiva bulbi



sekret (-) sekret (-) Injeksi konjungtiva (-) ; Injeksi konjungtiva (-) ; injeksi



Kornea



siliar



(-)



; injeksi



siliar



(-)



;



perdarahan (-) perdarahan (-) ; Infiltrat (-) ; ulkus (-) ; Infiltrat (-) ; ulkus (-) ; sikatriks (-)



sikatriks (-) Terdapat fibrovaskular



9



jaringan berbentuk



Bilik mata depan



Dalam, jernih



Iris



Berwarna



coklat,



segitiga



di



temporal



yang



bagian sudah



melewati limbus kornea. Dalam, jernih kripte Berwarna coklat, kripte



(+), sinekia anterior (-), (+), sinekia anterior (-), sinekia posterior (-) sinekia posterior (-) Bulat, isokor, berada di Bulat, isokor, berada di



Pupil



sentral, refleks cahaya (+), sentral, refleks cahaya (+), diameter 3mm Jernih, shadow test (-) Tidak dilakukan Tidak dilakukan



Lensa Vitreus Fundus



Foto Klinis pasien



3.4 Diagnosis Kerja Xanthelasma 3.5 Penatalaksanaan Terapi Non medikamentosa Anjuran untuk mengontrol asupan kolesterol. Anjuran untuk membiasakan hidup sehat . Anjuran untuk menjaga pola makan.



10



diameter 3mm Jernih, shadow test (-) Tidak dilakukan Tidak dilakukan



Tindakan bedah Pro eksisi xanthelasma dengan teknik linier insisi. Edukasi : 



Keadaan ini dapat kambuh dan datang berulang.







Komplikasi sesudah pembedahan dapat berupa timbulnya scara pada kelopak mata







Diharapkan pasien dapat menjaga pola makan serta asupan kolesterol dan trigliserida.



3.6 Prognosis Quo ad vitam



:Bonam



Quo ad fungsionam



: bonam



Quo ad sanationam



: bonam



11



BAB IV PEMBAHASAN Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUDZA dengan keluhan benjolan di kelopak mata sejak 10 tahun yang lalu. Benjolan pertama kali berukuran kecil yang lama kelamaan semakin besar. Saat ini benjolan pasien sudah menyebar hingga seluruh kelopak mata. Riwayat nyeri pada mata disangkal. Riwayat penurunan penglihatan disangkal. Keluhan rasa gatal dan nyeri juga disangkal oleh pasien. Pasien datang kerumah sakit karena disarankan oleh seorang teman dengan alasan komestik. Pasien kemudian didiagnosa dengan xanthelasma. Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang diketahui. Selain itu Xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga sering disebut xanthelasma palpebra. Keluhan pada pasien tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa keliuhan pada pasien dengan xanthelasma dapat beruapa timbulnya plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar mata Ukuran xanthelasma bervariasi berkisar antara 2 – 30 mm., adakalanya simetris dan cenderung bersifat permanen. Pasien pertama kali merasakan munculnya benjolan dikelopak mata sejak 10 tahun yang lalu. Benjolan dirasakan pasien semakin lama semakin besar. Keluhan pasien tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada pasien dengan xanthelasma biasanya mengelhukan lesi berwarna kekuningan dan lembut berupa plaque berisi deposit lemak dengan batas tegas.



12



Lesi akan bertambah besar dan bertambah jumlahnya. Biasanya lesi-lesi ini tidak mempengaruhi fungsi kelopak mata, tetapi ptosis harus diperiksa bila ditemukan. Pasien juga tidak mengeluhkan adnaya rasa gatal maupun nyeri. Pasien datang kerumah sakit dikarenakan masalah kosmetik. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pasien biasanya tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan estetika. Xanthelasma atau xanthelasma palpebra biasanya terdapat di sisi medial kelopak mata atas. Pasien dengan usia 48 tahun. Hal ini sesuai denga teori yang menyebutkan bahwa Xanthelasma bermanifestasi pada usia 15-73 tahun, dengan puncaknya pada dekade keempat dan kelima. Pasien tidak mengeluhkan adanya gejala lain. Pada riwayat penyakit keluarga tidak ditemukan keluhan yang sama. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa xanthelasma adanya kelainan genetik primer termasuk dislipoproteinemia, hipertrigliseridimia dan defisiensi lipase lipoprotein yang merupakan faktor yang ditunkan. Sedangkan pada pasien tanpa adanya riwayat hal yang sama pada keluarga, dapat dicurigai adanya peningkatan jumlah kolesterol dan lipid. Pasien tidak memiliki rikwayat hipertensi maupun diabetes mellitus. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa diabetes yang tidak terkontrol juga menyebabkan hiperlipidemia sekunder. Xanthelasma juga bisa terjadi pada pasien dengan lipid normal dalam darah yang mempunyai HDL kolesterol rendah atau kelainan lain lipoprotein. Dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status oftalmologi tidak ditemukan adanya kelainan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa, pada pasien dengan xanthelasma biasanya tidak mengeluhkan adanya nyeri, gatal maupun gangguan penglihatan. Pasien direncenakan untuk dilakukan tindakan eksisi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pasien dengan xanthelasma dapat dilakukan tindakan pembedahan apabila mengganggu, tetapi keluhan ini dapat kambuh. Xanthelasma dapat dihilangkan dengan pengelupas trichloroacetic, bedah, laser atau cryoterapi. Penghilangan xanthelasma dapat menyebabkan



13



timbulnya scar dan perubahan pigmen, tetapi tidak jika menggunakan trichloroacetic. Pasien diberikan edukasi untuk menjaga jumlah asupan kolesterol dan melakukan pola hidup sehat. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa edukasi yang diberikan pada pasien dengan xanthelasma untuk melakukan kontrol terhadap kolesterol juga trigliserid dan bagaimana cara untuk menurunkan kolesterol juga membiasakan gaya hidup sehat untuk mengatur kolesterol. Pasien dengan xanthelasma biasanya mengalami kekambuhan. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa pasien yang telah dilakukan eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan sebesar 40% pasien. Persentase ini lebih tinggi dengan eksisi sekunder. Kegagalan ini, terjadi pada tahun pertama dengan persentase 26% dan lebih sering terjadi pada pasien dengan sindrom hiperlipidemia dan bila terjadi pada 4 kelopak mata sekaligus.



14



BAB V KESIMPULAN Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan lesi pada kelopak mata dapat dibagi menjadi jinak dan ganas. Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang diketahui. Selain itu Xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata, sehingga sering disebut xanthelasma palpebra. Pada xanthelasma terjadinya akumulasi kolesterol yang berawal dari darah, dimana jumlah kolesterol yang paling banyak berasal dari LDL yang masuk melalui dinding vaskular. Dikatakan bahwa trauma dan inflamasi itu dapat merubah permeabilitas vaskuler sehingga lipoprotein dapat masuk ke dalam kulit dan kemudian difagositosis oleh sel dermal. Normalnya LDL mempunyai nilai kebocoran kapiler yang lambat. Tujuan utama terapi adalah untuk mengontrol kelainan yang mendasari untuk mengurangi perkembangan xanthelasma dan xanthoma. Xanthelasma dapat dibedah apabila mengganggu, tetapi mungkin bisa kambuh Pasien harus mengetahui bahwa dari penelitian yang dilakukan pada eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan pada 40% pasien. Persentase ini lebih tinggi dengan eksisi sekunder.



15



Daftar Pustaka 1



Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FKUI.



2



Ilyas, S., Mailangkay, HHB., Taim, H., Saman, R., Simarwata, M., Widodo, PS. (eds). 2010. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto.



3



Putra AK. Penatalaksanaan pterygium Atmajaya. 2003 : 2 : 137 – 147



4



Vaughan D.G, Asbury T, Riordan P, 2002. OftalmologiUmum, Edisi ke-14. WidyaMedika: Jakarta.



5



R.S.Siregar, Sp.KK (K), Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2,



6



Penerbit Buku Kedokteran EGC 2003 Hal 202-203. Syarif M. Wasitaatmadja, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI Jakarta,



7



2008 Hal 3-6. Shields CL et al, Disappearence of eyelid xanthelasma following oral simvastatin (Zocor), Br J Opthamol 2005; 89:639-40 (diakses dari http;//www.missionforvisionusa.org/anatomy/2006/07/what-is



8



xanthelasma_25.html). Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Xanthoma and Abnormalities of Lipid



Metabolism



Storage.



In:



Rook’s



Textbook



Hongkong;Blackwell Publishing. 2004. p.57.64-68.



16



of



Dermatology.