Laporan 1 Praktikum Pestisida Dalam Proteksi Tanaman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN (PTN306) PENGENALAN FORMULASI DAN LABEL PESTISIDA DALAM PERLINDUNGAN TANAMAN



Paralel 3 Kelompok 4 Lisaana Sidqin ‘Aliya Muhammad Ilham Fadila Nur Rahayu Ningsih Tia Nofitri Zhuhri Azzhuhri Nahla Hening Astisiwi



A24170048 A24160125 A34160010 A34160035 A34160069 A34160085



Dosen Prof. Dr. Ir. Dadang, M.Sc Asisten Mahfud Arif Julianto A34150002 Sri Riski Maryani A34150075



DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2019



PENDAHULUAN Latar Belakang Organisme Penggangu Tanaman (OPT) yang sangat beragam memerlukan pengendalian yang beragam pula. Salah satu alternatif yang digunakan untuk membasmi OPT tersebut yaitu dengan melakukan aplikasi pestisida. Menurut The United State Federal Environmental Pesticide Control Act, pestisida merupakan suatu zat yang fungsinya untuk memberantas atau mencegah gangguan OPT diantaranya serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama pengganggu tanaman (Kardinan 2000). Ditinjau dari jenis organisme  yang menjadi sasaran penggunaan pestisida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain: akarisida, algasida, alvisida, bakterisida, fungsida, herbisida, insektisida, molluskisida, nematisida, ovisida piscisida, rodentisida, termisida. Berdasarkan bentuk fisiknya pestisida dapat berupa: cair, padat, aerosol. Penggunaan pestisida yang salah dapat merugikan bagi lingkungan sekitar. Maka dari perlu adanya izin pendaftaran pestisida. Hal itu mengacu pada peraturan Menteri Pertanian Nomor : 24/Permentan/SR.140/4/2011 tentang syarat dan tatacara Pendaftaran Pestisida. Dampak positif dari penggunaan pestisida yaitu dapat diaplikasikan dengan mudah, dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat, hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat, dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat, mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi terutama jangka pendek. Para konsumen pestisida diharapkan mampu selektif dalam memembeli dan menggunakan pestisida agar tidak menyebabkan dampak negatif akibat penggunaan pestisida. Dampak negatif pestisida antara lain keracunan pestisida, keracunan terhadap ternak dan hewan peliharaan, keracunan pada ikan dan biota lainnya, keracunan terhadap satwa liar, keracunan terhadap makanan, kematian musuh alami organisme pengganggu, kenaikan populasi pengganggu, dapat menyebabkan timbulnya resistensi, residu, pencemaran lingkungan, menghambat perdagangan. Tujuan Praktikum bertujuan mengetahui jenis-jenis, bentuk formulasi, jenis dan kadar bahan aktif pada beberapa kemasan pestisida, serta mengamati keterangan-keterangan lain yang tercantum dalam kemasan pestisida sesuai dengan peraturan penerbitan pestisida.



HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Nama-nama pestisida beserta keterangan No Nama Nama B.A. Kadar Jenis Pestisida B.A. Pestisida Insektisid a



Kepanjang an Kode Formulasi Wettable Powder



Insektisid a Insektisid a



Soluble Liquid Soluble Powder



50 g/l



Insektisid a



Propineb Iprovalikarb



61,25% 5,5%



Fungisida



Kumatetralil



0,0375 %



Rodentisi da



Emulsifiabl e Concentrat e Water Dispersible Granule Ready Made Bait



Karbosulfan



25,53%



Dust Seed



Ralidamisin A



3%



Insektisid a Fungusida



Timikus 64 PS



Belerang



64%



Rodentisi da



Powder Soluble



1 0 1 1



Klerat RMB Florbac FC



Brodifacum



0,005%



Bacillus thuringiensis



7500 IU/mg



Rodentisi da Insektisid a



1 2 1 3



Premise 200SL Ammate 150 SC



Imidokloprid



200 g/l



Indoxocarb



150 g/l



Ready Mix Bait Flowable Concentrat e Soluble Liquid Soluble Concentrat e



1 4



Proclaim 5 SG



Emamektin benzoat



5%



Insektisid a



Soluble granule



1 5



Sidalaku 212 EC



Klopirifos



212 g/l



Insektisid a



1 6



Confidor 5 WP



Imidakloprid



5%



Insektisid a



Emulsifiabl e Concentrat e Wettable powder



1



Turex WP



Delta endotoxin



2



Manuver 400 SL Dupont Lannate 40 SP OMatch 50 EC



Dimehipo



3,8 % 25.000 IU/mg 400 g/l



Metomil



40%



lufenuron



Melody Duo 66,75 WDG Racumin ReadyMade Bait Marshal 25 DS Validacin 3 AS



9



3 4



5 6 7 8



Termitisid a Insektisid a



Aqueous Solutiom



Arti Kata Formulasi B.A. Tepung yang dilarutkan Pekatan cair (air) Tepung yang dilarutkan Pekatan cair (minyak)



Bentuk Cairan Suspensi Larutan Larutan homogen Emulsi



Butiran tetapi harus diencerkan Perangkap butiran siap pakai Bubuk siap pakai Pekatan yang dilarutkan Tepung yang dilarutkan Perangkap siap pakai Larutan yang pekat



Suspensi



Pekatan cair



Larutan



Larutan yang disuspensik an Butiran yang harus dilarutkan Pekatan cair



Suspensi



Tepung yang harus dilarutkan



Suspensi



Butiran Bubuk Emulsi Suspensi Siap pakai Emulsi



Larutan Larutan



1 7



Furadan 3 GR



Karbofuran



3%



1 8



Nativo 75 WG



25% 50%



1 9



Decis 2,5 EC



Trifloksistrob in Tebukonazol Deltametrin



2 0



Round up 486SL



Isopropilamin a glifosat



Insektisid a Nematisid a Fungisida



Granule



Butiran yang harus dilarutkan



Larutan



Wettable powder



Larutan



25 g/l



Insektisid a



486 g/l



Herbisida



Emulsifiabl e Concentrat e Soluble Liquid



Butiran yang dilarutkan Pekatan cair



Pekatan cair



Emulsi



Larutan



Tabel 2 Kesesuaian dengan peraturan pemerintah Keterangan yang wajib dicantumkan pada label Nama dagang formula Jenis pestisida Nama dan kadar bahan aktif Isi atau berat bersih dalam kemasan Peringatan keamanan Klasifikasi dan simbol bahaya Petunjuk keamanan Gejala keracunan Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) Perawatan medis Petunjuk penyimpanan Petunjuk penggunaan Piktogram Nomor pendaftaraan Nama dan alamat serta nomor telepon pemegang nomor pendaftaran Nomor produksi, bulan dan tahun produksi (batch number) serta bulan dan tahun kadaluwarsa Petunjuk pemusnahan Pestisida yang bukan untuk tanaman padi ditambahkan tulisan “Tidak untuk tanaman padi”



Nama Pestisida Manuver 400SL



Omatch 50EC



v v v v v v v v v v



v v v v v v v v v v v v v v



v



v



v



v



Keterangan: (v) : tercantum dalam label kemasan (-) : tidak tercantum dalam label kemasan



Pambahasan Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengontrol hama tanaman budidaya, bereaksi dengan mengganggu proses dasar biokimia dan fisiologi suatu organisme. Cara penggunaan pestisida bermacam-macam, yaitu dengan cara disemprotkan, ditaburkan, diinjeksikan pada batang, dan pengasapan. Umumnya, pestisida digunakan dengan cara penyemprotan (Djojosumarto 2008). Pestisida memiliki jenis-jenis yang dapat dibedakan berdasarkan hama sasaran dan fungsinya, antara lain adalah akarisida yang berfungsi membunuh tungau atau kutu, algisida, avisida, bakterisida, herbisida, insektisida, larvisida, molluksisida, nematisida, ovisida, piscisida yang berfungsi membunuh ikan (Cooper dan Dobson 2007), rodentisida, predisida, silvisida, dan termisida berfungsi membunuh rayap (Supriadi 2013). Pengelompokkan pestisida juga dapat dilakukan berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu padatan, cairan, dan aerosol. Pestisida padatan yang biasa digunakan yaitu bentuk tepung dan butiran. Pada pestisida cairan yang biasa digunakan antara lain bentuk pekatan dan pestisida berbasis minyak. Pestisida pekatan biasanya



dikelompokkan berdasarkan jenis campuran yang dihasilkan (larutan, koloid, suspensi) dan penggunaannya diencerkan dengan air terlebih dahulu. Pada pestisida aerosol berbentuk sediaan cair yang di tambahkan gas dan ditempatkan pada wadah kedap udara dan digunakan dengan cara disemprotkan (Djojosumarto 2008). Berdasarkan bentuk formulasi, pestisida dikelompokkan menjadi empat belas, yang pertama yaitu tepung hembus, debu (dust=D) bentuk tepung kering yang hanya terdiri atas bahan aktif, misalnya belerang, atau dicampur dengan pelarut aktif yang bertindak sebagai karier, atau dicampur bahan-bahan organik seperti walnut, talk. Dalam penggunaannya pestisida ini harus dihembuskan menggunakan alat khusus yang disebut duster. Kedua, butiran (Granula=G) pestisida ini berbentuk butiran padat yang merupakan campuran bahan aktif berbentuk cair dengan butiran yang mudah menyerap bahan aktif. Penggunaanya cukup ditaburkan atau dibenamkan disekitar perakaran atau dicampur dengan media tanaman. Ketiga, tepung yang dapat disuspensi dalam air (wettablebpowder = WP) pestisida berbentuk tepung kering agak pekat ini belum dapat secara langsung digunakan secara langsung untuk memberantas jasad sasaran, harus terlebih dulu dibasahi air. Hasil campurannya dengan air disebut suspensi. pestisida jenis ini tidak larut dalam air, melainkan hanya tercampur saja. Oleh karena itu, sewaktu disemprotkan harus sering diaduk atau tangki penyemprot digoyang-goyang. Keempat, tepung yang larut dalam air (water-soluble powder = SP) jenis pestisida ini sepintas mirip dengan bentuk WP, penggunaan juga dicampur dengan air. Perbedaanya jenis ini larut dalam air jadi dalam penggunaanya dalam penyemprotan, pengadukan hanya dilakukan sekali pada waktu pencampuran. Kelima, suspensi (flowable concentrate = F) formulasi ini merupakan campuran bahan aktif yang ditambahkan pelarut serbuk yang dicampur dengan sejumlah kecil air. Hasilnya adalah seperti pasta yang disebut campuran pasta. Keenam, cairan (emulsifiable = EC) bentuk pestisida ini adalah cairan pekat yang terdiri dari campuran bahan aktif dengan perantara emulsi. Dalam penggunannya, biasanya dicampur dengan bahan pelarut berupa air. Hasil pengecerannya atau cairan semprotnya disebut emulsi. Ketujuh, Ultra Low Volume (ULV) pestisida bentuk ini merupakan jenis khusus dari formulasi S (solution). Bentuk murninya merupakan cairan atau bentuk padat yang larut dalam solven minimum. Konsentrat ini mengandung pestisida berkonsentrasi tinggi dan diaplikasikan langsung tanpa penambahan air. Kedelapan solution (S), solution merupakan formulasi yang dibuat dengan melarutkan pestisida ke dalam pelarut organik dan dapat digunakan dalam pengendalian jasad pengganggu secara langsung tanpa perlu dicampur dengan bahan lain. Kesembilan aerosol (A), aerosol merupakan formulasi yang terdiri dari campuran bahan aktif berkadar rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak) kemudian dimasukkan ke dalam kaleng yang diberi tekanan gas propelan. Formulasi jenis ini banyak digunakan di rumah tangga, rumah kaca, atau perkarangan. Kesepuluh umpan beracun (Poisonous Bait = B), umpan beracun merupakan formulasi yang terdiri dari bahan aktif pestisida digabungkan dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu. Kesebelas powder concentrate (PC), formulasi ini berbentuk tepung, penggunaanya dicampur dengan umpan dan



dipasang di luar rumah. Pestisida jenis ini biasanya tergolong Rodentisida yaitu untuk memberantas tikus. Kedua belas Ready Mix Bait (RMB), formulasi ini berbentuk segi empat (blok) besar dengan bobot 300gram dan blok kecil dengan bobot 10-20 gram serta pellet. Formulasi ini berupa umpan beracun siap pakai untuk tikus. Ketiga belas pekatan yang dapat larut dalam air (Water Soluble Concentrate = WSC) merupakan formulasi berbentuk cairan yang larut dalam air. Hasil pengecerannya dengan air disebut larutan. Keempat belas, Seed Treatment (ST), formulasi ini berbentuk tepung. Penggunaanya dicampurkan dengan sedikit air sehingga terbentuk suatu pasta. Untuk perlakuan benih digunakan formulasi ini (Wudianto 2001). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada kesesuaian penulisan label sesuai denga peraturan pemerintah, pestisida Manuver 400SL pada kemasan label tidak terdapat keterangan peringatan keamanan, petunjuk keamanan, gejala keracunan, perawatan medis, petunjuk penyimpanan, dan petunjuk pemusnahan. Sedangan pada pestisida Omatch 50EC pada kemasan label tidak terdapat keterangan petunjuk penyimpanan dan petunjuk pemsnahan saja.



SIMPULAN Terdapat berbagai jenis pestisida berdasarkan bentuk formulasinya, hama sasaran dan fungsinya, serta bentuk fisik pestisida tersebut. Berdasarkan bentuk formulasi terbagi menjadi, debu (D), butiran (G), wettable powder (WP), watersoluble powder (SP), flowable concentrate (F), emulsifiable concentrate (EC), ultra low volume (ULV), solution (S), aerosol (A), umpan beracun (poisonous bait = B), powder concentrate (PC), Ready mix bait (RMB), water soluble concentrate (WSC), dan yang terakhir adalah seed treatment (ST).



DAFTAR PUSTAKA Cooper J, Dobson H. 2007. The benefits of pesticides to mankind and the environment. Crop. Prot. 26: 1337-1348. Djojosumarto P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Kardinan, A. 2000. Pestisida nabati, Ramuan dan Aplikasi. Jakarta : Penebar Swadaya. Supriadi. 2013. Optimasi pemanfaatan beragam jenis pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. J. Litbang Pertanian. 32(1): 19. Wudianto R. 2001. Petunjuk penggunaan Pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya.



LAMPIRAN