Laporan Praktikum P - Tanaman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman ( plant nutrient). Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya sangat rendah, ditambah air diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan bantuan sinar matahari. Unsur yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme pengubahan unsur hara menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolisme (Rosmarkam, 2002) Unsur fosfor (P) merupakan unsur esensial bagi tanaman karena merupakan faktor pembatas yang memengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Pada tanaman padi, unsur P berperan dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan akar, memicu pembungaan dan pematangan buah terutama pada kondisi iklim rendah, mendorong lebih banyak pembentukan rumpun/anakan yang memungkinkan pemulihan dan adaptasi yang lebih cepat pada saat tanaman padi mengalami cekaman, dan mendukung pembentukan bulir gabah yang lebih baik serta memiliki kandungangizi yang lebih baik sehubungan dengan kadar P dalam biji. Di dalam tanah P terdapat dalam berbagai bentuk persenyawaan yang sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman. Sebagian besar pupuk yang diberikan ke dalam tanah, tidak dapat digunakan tanaman karena bereaksi dengan bahan tanah lainnya, sehingga nilai efisiensi pemupukan P pada umumnya rendah hingga sangat rendah (Winarso, 2005). Fosfor dapat ditemukan di bumi di dalam tanah, air dan sedimen. Siklus fosfor tidak dapat ditemukan di udara yang mempunyai tekanan tinggi, ini karena fosfor biasanya cair pada suhu dan tekanan normal. Hal ini terutama melakukan siklus melalui tanah, air dan sediment. Siklus fosfor dapat ditemukan sebagai partikel debu yang kecil. Perlahan-lahan bergerak dari endapan di darat dan di sedimen, organisme hidup, dan jauh lebih lambat daripada kembali ke tanah, air dan sedimen. Fosfor paling sering ditemukan dalam formasi batuan sedimen dan



Universitas Sriwijaya



laut sebagai garam fosfat. Garam fosfat yang dilepaskan dari pelapukan batuan melalui tanah biasanya larut dalam air dan akan diserap oleh tanaman. Fosfor umumnya diserap tanaman sebagai ortofosfat primer (H2PO4-) atau bentuk sekunder (HPO42-). Fosfor kadarnya di dalam tanaman lebih rendah dari N, K, dan Ca. Hal ini disebabkan retensi yang tinggi terhadap unsur P di dalam tanah menyebabkan konsentrasinya di dalam larutan tanah cepat sekali berkurang (Leiwakabessy et al., 2003). Tanaman memerlukan P pada semua tingkat pertumbuhan terutama pada awal pertumbuhan dan pembungaan. Apabila terjadi kekurangan P akibat retensi di dalam tanah, tanaman akan menunjukkan gejala di dalam jaringan yang tua terlebih dahulu baru diangkut ke bagian-bagian meristem atau jaringan yang lebih muda. Kehilangan fosfor dari tanah dapat terjadi melalui mekanisme panen, pencucian, erosi, dan penguapan. Kehilangan fosfor yang paling utama adalah melalui mekanisme panen dan erosi. Hilangnya fosfor dari tanah yang terjadi melalui mekanisme panen tergantung dari produksi tanaman dan jumlah sisa hasil panen yang dikembalikan ke lahan pertanian. Di alam fosfor berikatan dengan oksigen yang disebut senyawa fosfat. Namun, ketersediaan fosfat dalam tanah di Indonesia umumnya sangat rendah yang disebabkan karena fosfat terikat menjadi AIPO4 pada tanah asam atau Ca3(PO4)2 pada tanah basa. Tanaman tidak dapat menyerap fosfat terikat sehingga harus diubah menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman. Selain itu, ketersediaaan fosfat dalam tanah sangat ditentukan oleh pH tanah, jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organik, serta kegiatan mikrooganisme dalam tanah seperti jamur.



1.2.



Tujuan Adapun tujuan dari analisis tanaman adalah untuk mengetahui seberapa



besar serapan P pada tanaman jagung, padi, kelapa sawit, karet dan tebu.



Universitas Sriwijaya



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Fosfor Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervariasi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk, dan merupakan unsur penting dalam makhluk hidup. Fosfor merupakan unsur hara kedua yang penting bagi tanaman setelah nitrogen. Fosfor umumnya diserap tanaman sebagai ortofosfat primer (H2PO4 -) atau bentuk sekunder (HPO42-). Fosfor kadarnya di dalam tanaman lebih rendah dari N, K, dan Ca. Hal ini disebabkan retensi yang tinggi terhadap unsur P di dalam tanah menyebabkan konsentrasinya di dalam larutan tanah cepat sekali berkurang (Leiwakabessy et al., 2003). Unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk pirofosfat dan metafosfat, bahkan ada kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa organik yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan phitin. Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah menjadi senyawa fosfor organik. Fosfor ini mobil atau mudah bergerak antar jaringan tanaman. Kadar optimal fosfor dalam tanaman pada saat pertumbuhan vegetatif adalah 0.3% - 0.5% dari berat kering tanaman. Tanaman memerlukan P pada semua tingkat pertumbuhan terutama pada awal pertumbuhan dan pembungaan. Apabila terjadi kekurangan P akibat retensi di dalam tanah, tanaman akan menunjukkan gejala di dalam jaringan yang tua terlebih dahulu baru diangkut ke bagian-bagian meristem atau jaringan yang lebih muda. Peranan fosfor (P) dalam tanaman digunakan dalam pembentukan protein terutama dalam transfer metabolik ATP, ADP, fotosintesis dan respirasi, serta termasuk komponen dari fosfolipida, selain itu, peranan fosfor lainnya dalam



Universitas Sriwijaya



pembentukan akar, mempercepat matangnya buah, dan memperkuat tubuh tanaman.



2.2. Bentuk-bentuk P di dalam Tanah Secara umum fosfat di dalam tanah dibagi dalam dua bentuk, bentuk P organik dan P anorganik. Bentuk P organik, biasanya terdapat di lapisan atas tanah yang lebih banyak mengandung bahan organik. Kadar P organik dalam bahan organik kurang lebih sama dengan kadarnya dalam tanaman, yaitu antara 0,2% - 0,5% dan terdiri dari inositol fosfat, asam nukleat, fosfolipida dan berbagai senyawa ester yang stabil. Satu atau ketiga ion H+ dari asam fosfat pada bentuk P anorganik terikat dengan ikatan ester (ester linkage). Sebagian ion H+ yang tersisa atau seluruh ion H+ diganti oleh ion logam(Darman, 2008)



2.3. Ketersediaan P Tanah Unsur P dalam tanah yang terikat dalam bentuk senyawa fosfat merupakan senyawa yang mudah tersedia bagi tanaman. Unsur P, N, dan K digolongkan sebagai unsur utama, tetapi unsur P diabsorpsi dalam jumlah kecil dibandingkan dengan unsur N dan K. Tanaman mengabsorpsi P dalam bentuk ion orthofosfat primer, H2PO4- dan sebagian kecil dalam bentuk sekunder, HPO42-. Peran penting yang dimiliki oleh unsur P menyebabkan unsur ini harus selalu tersedia pada saat penanaman padi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan pembentukan rumpun/ anakan sehingga dapat mendukung produksi. Pemupukan P di lahan sawah sering kali dilakukan secara intensif, namun sering kali tanpa memerhatikan status hara P tanah. (nelvia, 2018) Ketersediaan P dapat ditingkatkan melalui tindakan budi daya, antara lain dengan penambahan bahan organik, pengapuran, pemberian pupuk, dan bioteknologi. Penambahan bahan organik menghasilkan senyawa organik di dalam tanah yang dapat meningkatkan ketersediaan P melalui pembentukan kompleks organofosfat yang mudah diasimilasi oleh tanaman, penggantian anion pada H2PO4- tapak adsorpsi, penyelimutan oksida Fe/Al oleh humus yang membentuk suatu lapisan pelindung dan mengurangi adsorpsi P, serta



Universitas Sriwijaya



meningkatkan jumlah P organik yang dimineralisasi menjadi P anorganik. (Suyono, 2008)



2.4. Peran Unsur Hara P bagi Tanaman Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium. Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life). Unsur fosfor di tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-mineral di dalam tanah (apatit). Fosfat merupakan unsur yang mobil di dalam tanaman. Peranan fosfat sangat khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Fosfat yang cukup akan memperbesar pertumbuhan akar.Peran fosfor bagi tanaman untuk pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan bunga, buah dan biji. Selain itu fosfor juga berfungsi untuk mempercepat pematangan buah, memperkuat batang, untuk perkembangan akar, memperbaiki kualitas tanaman, metabolisme karbohidrat, membentuk nucleoprotein (sebagai penyusun RNA dan DNA) dan menyimpan serta memindahkan energi seperti ATP. Unsur Fosfor juga berfungsi untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit.



2.5. Gejala Defisiensi Unsur Hara Fosfor Kekurangan fosfor menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan hasil menurun, tidak sejelas apabila tanaman kekurangan nitrogen (N) dan kekurangan fosfor sulit dideteksi pada sebagian besar tanaman, pada beberapa fase pertumbuhan, defisiensi fosfor dapat menyebabkan tanaman terlihat hijau gelap dan juga daun tanaman menunjukan menguning khususnya pada daun-daun tua, karena fosfor didalam tanaman bersifat mobile. Terhambatnya pertumbuhan sistem, batang dan daun serta warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning, hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot.



Universitas Sriwijaya



BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 27 November 2018. Pada pukul 08.00 wib sampai dengan selesai.



3.2. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1). Beaker glas; 2). Pipet 10 ml; 3). Kupet; 4). Spektrofotometer; 5). Tabung reaksi. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1). Aquades; 2). Asam nitrat pekta; 3). Asam perchlorate pa; 4). Asam klorida pa; 5). Standar 100 ppm k; 6). Sampel tanaman.



3.3. Cara Kerja 3.3.1 Penetapan P Adapun cara kerja penetapan P yaitu :



1. Tanah 0.2 g ditimbang 2. Masukan dalam beaker 100 ml lalu ditambahb10 ml campuran HNO3 : HclO4 (2:1) dan dibiarkan semalaman 3. Keesokan harinya panaskan diatas hotplate mula-mula pada suhu rendah 15 C selama 30 menit kemudian suhu dinaikan menjadi 230 C selama 30 menit, sampai larutannya berwarna putih 4. Setelah itu diangkat dari hot plate lalu diidinginkan sebentar 5. Kemduian ditambah 1 ml H2O ; HCl (1:1), lalu dipanaskan lagi pada suhu 150 C selama 30 menit 6. Stelah itu diangkat dari hotplate dan didinginkan. Selanjutnya jadikan volumenya menjadi 50 ml dengan aquades, kemudian saring dengan kertas W 41. 7. Ambil filternya sebanyak 1 ml kemudian tambah aquadest sebanyak 7 ml kemudian cek di Spektrofotometer.



Universitas Sriwijaya



BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1. Hasil Adapun hasil analisis P tanaman yaitu sebagai berikut 4.1. Hasil analisi P tanaman Tanaman



Serapan P



%P



Sawit



1.078



0.085



Tebu



1.28



0.096



Karet



1,02



0.116



Jagung



1.33



0.146



Padi



1.16



0.099



4.2. Pembahasan Dari analisis yang telah dilakukan maka didapatkan data bahwa pada tanaman jagung persentase serapan P paling tinggi dan persentase serapan P tanaman sawit yang paling rendah. Serapan P yang rendah dapat dipengaruhi ole kondisi pH tanah pada daerah tersebut. Pada tanah yang ber pH masam umumnya P nya terjerap sehingga sulit untuk diserap oleh tanaman. Penimbunan unsur P dalam lahan sawah terjadi karena sifat unsur P yang immobil, sehingga kurang tersedia bagi tanaman. Ketidaktersediaan unsur ini juga karena unsur P mudah terikat dengan unsur aluminium (Al) dan besi (Fe) pada tanah masam dan dengan calsium (Ca) pada tanah basa, juga penyerapan oleh koloid liat. Kondisi ini mengakibatkan efi siensi pemupukan P menjadi rendah (Suyono, 2008) Pada setiap kenaikan kandungan P-berasal dari salah satu sumber P, mengakibatkan penurunan kandungan P-berasal dari sumber P lainnya. Dari gambar tersebut terlihat bahwa tanaman selalu menunjukkan respons terhadap unsur P-tersedia dari berbagai sumber yang ada di dalam tanah. Kandungan P berasal dari tanah selalu menunjukkan komposisi tertinggi dalam tanaman. Kandungan P ini menurun pada saat terdapat P-tersedia dalam tanah yang berasal dari sumber P lain, dan akan semakin menurun apabila jumlah P-tersedia ini meningkat.



Universitas Sriwijaya



Komposisi hara jaringan daun menunjukkan variasi yang berbeda antarposisi daun dan umur tanaman. Perbedaan kandungan hara pada tanaman terjadi karena adanya perbedaan umur tanaman. Hal ini sesuai dengan semakin tua jaringan tanaman, maka semakin tinggi karbohidrat, sehingga perbandingan unsur mineral dengan karbohidrat berubah dengan pertambahannya waktu. Sebuah penelitian menyatakana bahwa daun dewasa, lebih bersifat (source) yang mengekspor sebagian fotosintat ke organ yang membutuhkan (daun muda).



Universitas Sriwijaya



BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN



5.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan pada praktikuum analisis air, yaitu : 1. Apabila terjadi kekurangan P akibat retensi di dalam tanah, tanaman akan menunjukkan gejala di dalam jaringan yang tua terlebih dahulu baru diangkut ke bagian-bagian meristem atau jaringan yang lebih muda. 2. Unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk pirofosfat dan metafosfat, bahkan ada kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa organik yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan phitin. 3. Peran fosfor bagi tanaman untuk pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan bunga, buah dan biji 4. Kandungan P ini menurun pada saat terdapat P-tersedia dalam tanah yang berasal dari sumber P lain, dan akan semakin menurun apabila jumlah Ptersedia ini meningkat.



4.2. Saran Adapun saran yang dapat saya berikan untuk praktikum analisis tanah air dan tanaman khususnya untuk penetapan analisi air adalah agar pengambilan sampel air pada air galon di tambahkan beberapa sampel untuk menguji kadar nitrat, sulfat, phosfat, dan besi.



Universitas Sriwijaya



DAFTAR PUSTAKA Darman, S. (2008). Ketersediaan Dan Serapan Hara P Tanaman Jagung Ekstrak Kompos Limbah Buah Kakao The Availability and Uptake of Phosphorous Nutrient by Sweet Corn in Palolo Oxic Dystrudepts Added with Extract of Cacao Fruit Waste Compost, 15(4), 323–329. NELVIA, Z. D. (2018). KETERSEDIAAN P , SERAPAN P DAN Si OLEH TANAMAN PADI GOGO, 8(2), 9–14. Rosemarkam, A. dan Yuwono, N.W. (2002). Ilmu kesuburan tanah. Kanisius. Suyono, A. D. dan A. C. (2008). Komposisi Kandungan Fosfor Pada Tanaman Dan Bahan Organik Phosphorus Content In The Lowland Rice ( Oryza Sativa L .) Derived From P-Fertilizer And, 383–392. Winarso.2005.Pengertian Dan Sifat Kimia Tanah. Yogyakarta : Gajah Mada University Press



Universitas Sriwijaya



LAMPIRAN



Sampe daun tanaman karet



Penimbangan berat basah daun tanaman karet



Sampel daun tanaman karet yang dioven selama 2x24 jam



Penimbangan berat kering sampel daun yang telah dioven



Sampel daun tanaman karet yang telah dioven dan siap dihaluskan



Sampel daun tanaman karet yang akan disaring



Sampel daun tanaman karet yang telah disaring



Sampel daun tanaman yang telah diberi HNO3 dan HClO4 dan didiamkan semalaman



Sampel tanah yang dipasnaskan dalam ruang destruksi



Universitas Sriwijaya