Laporan 13 Inm Rsig [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TIM MUTU MANAJEMEN RISIKO DAN KESELAMATAN PASIEN



PERIODE : TRIWULAN 2022



DISUSUN OLEH : TIM MUTU RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO TAHUN 2022



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Rumah



Sakit



adalah



institusi



pelayanan



kesehatan



yang



menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Tim Mutu Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Tim Mutu adalah unsur organisasi non struktural yang membantu Direktur RS dalam mengelola dan memandu program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, serta mempertahankan standar pelayanan RS. Setiap RS wajib menyelenggarakan tata kelola mutu. Tata kelola mutu dilakukan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien RS dan mempertahankan standar pelayanan RS. Setiap RS wajib menyelenggarakan tata kelola mutu. Tata kelola mutu dilakukan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien RS dan mempertahankan standar pelayanan RS. PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) merupakan kegiatan yang wajib dijalankan oleh seluruh rumah sakit yang dikelola melalui satu Tim yang sudah ditunjuk oleh kepala Rumah Sakit yang tertuang dalam SK (Surat Keputusan). Berdasarkan Permenkes Nomor 80 Tahun 2020 tentang Tim Mutu Rumah sakit bahwa setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan tata kelola mutu untuk meningkatkan mutu rumah sakit dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit, dan dalam rangka efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan tata kelola mutu rumah sakit, tim lainnya yang melaksanakan fungsi manajemen risiko dan keselamatan pasien dapat diintegrasikan dengan tim mutu. Berikut laporan yang tertuang adalah laporan tentang kegiatan dari program tim mutu dan keselamatan pasien, manajemen risiko, dan kegiatan pasien safety yang tertuang dalam laporan insiden keselamatan pasien.



Dalam rangka mencapai tujuan, ditetapkan 5 (lima) sasaran sebagai berikut : 1. Terlaksananya pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien; 2. Terlaksananya pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data indikator mutu; 3. Terlaksananya pelaporan dan analisis Insiden Keselamatan Pasien (IKP); 4. Terlaksananya pencapaian dan mempertahankan perbaikan; 5. Terlaksananya manajemen risiko RS. Penyelenggaraan tata kelola mutu selanjutnya akan dievaluasi dan dilaporkan secara berkala oleh Komite Mutu kepada Direktur Utama dan dilaporkan kepada Dewan Pengawas RS. Laporan berkala yang disusun terdiri atas Laporan Semester dan Laporan Tahunan dimana keduanya merupakan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi yang memuat perkembangan dan hasil pencapaian kinerja Tim Mutu RS dalam kurun waktu satu semester maupun satu tahun. B. MAKSUD DAN TUJUAN PELAPORAN Laporan kegiatan Tim Mutu yaitu sebagai bahan informasi kepada Kepala Rumah Sakit terkait dengan kegiatan pencapaian indikator mutu baik indikator mutu rumah sakit ataupun indikator mutu unit kerja. Tujuan Pelaporan adalah : 1. Tergambarnya pelaksanaan program kerja bulanan 2. Tergambarnya pencapaian produktifitas pelayanan 3. Tergambarnya pencapaian Indikator Mutu Nasional (IMN) C. RUANG LINGKUP 1. Pelaporan Produktifitas Pelayanan Rumah Sakit Islam Gorontalo 2. Pelaporan Indikator Mutu Nasional 3. Laporan Insiden Keselamatan Pasien



BAB II ANALISIS SITUASI



A. HAMBATAN TAHUN LALU Pandemi Covid-19 memberi dampak kepada seluruh masyarakat, tidak terkecuali Rumah Sakit Islam Gorontalo. Timbulnya kepanikan dan kecemasan masyarakat, adanya stigmatisasi di masyarakat, peningkatan jumlah kasus yang sangat cepat dan menyebar dalam waktu singkat, program deteksi yang lambat (rapid test dan PCR) mengharuskan Rumah Sakit menyiapkan antisipasi lonjakan Covid-19. Perubahan regulasi terjadi sangat cepat untuk upaya mengatasi Covid-19 memerlukan respon yang cepat pula. Rumah Sakit harus merespon tatanan kehidupan baru (new normal) dengan melakukan penataan ulang pelayanan Rumah Ssakit. Rumah Sakit harus menyediakan ruang isolasi, SDM, dan alat kesehatan yang memadai. Dampak pandemi Covid-19 juga dirasakan oleh Tim Mutu Rumah Sakit Islam Gorontalo. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien yang telah berjalan menghadapi tantangan pada perubahan kondisi yang tiba-tiba di masa pandemi ini. Tim Mutu Rumah Sakit dalam pelaksanaannya mengalami hambatanhambatan sehingga kegiatan tidak berjalan dengan baik. Kegiatan Rumah Sakit masih terfokus pada bencana pandemi Covid-19. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program mutu tahun 2020-2021 adalah : 1. Sub Tim Mutu a. Belum seluruh unit kerja menyusun program peningkatan mutu; b. Belum seluruh petugas memiliki pemahaman yang sama tentang mutu; c. Pengukuran dan pelaporan indikator kinerja belum akurat dan tepat waktu dilakukan oleh seluruh unit kerja; d. Belum ada SK penunjukan PIC data di unit kerja; e. Sosialisasi, edukasi, dan pendampingan unit kerja belum optimal; f. Pemantauan pelaksanaan PMKP dan supervisi berjenjang belum optimal;



g. Audit medik dan audit klinik belum kolaboratif antar Profesional Pemberi Asuhan (PPA); h. Belum terlaksananya manajemen data terintegrasi berbasis IT. 2. Sub Keselamatan Pasien a. Belum seluruh petugas memiliki pemahaman yang sama tentang keselamatan pasien dan budaya keselamatan RS; b. Pelaporan insiden keselamatan pasien belum tepat waktu; c. Monitoring dan evaluasi keselamatan pasien belum optimal; d. Supervisi berjenjang belum optimal; e. Budaya mutu dan keselamatan pasien belum optimal. 3. Sub Manajemen Risiko a. Belum seluruh unit kerja menyusun program manajemen risiko; b. Tidak adanya sosialisasi PMK nomor 25 tahun 2019 tentang ”Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI”; c. Program manajemen risiko unit kerja belum terlaksana; d. Pendampingan manajemen risiko unit kerja tidak optimal; e. Manajemen risiko di unit kerja belum terdokumentasi dengan baik. B. TUGAS DAN FUNGSI Tim Mutu Rumah Sakit Islam Gorontalo bertugas membantu Direktur RS dalam pelaksanaan dan evaluasi peningkatan mutu, keselamatan pasien, dan manajemen risiko di RS sebagai berikut : 1.



Sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP RS;



2.



Melakukan monitoring dan memandu penerapan program PMKP di unit kerja;



3.



Membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam memilih prioritas perbaikan, pengukuran mutu /indikator mutu, dan menindaklanjuti hasil capaian indikator;



4.



Melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program di tingkat unit kerja serta menggabungkan menjadi prioritas RS secara



keseluruhan. Prioritas program RS ini harus terkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaanya; 5.



Menentukan profil indikator mutu, metode analisis, dan validasi data dari data indikator mutu yang dikumpulkan dari seluruh unit kerja di RS;



6.



Menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data, serta bagaimana alur data dan pelaporan dilaksanakan



7.



Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta menyampaikan



masalah



terkait



perlaksanaan



program



mutu



dan



keselamatan pasien; 8.



Terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP;



9.



Bertangung jawab untuk mengomunikasikan masalah-masalah mutu secara rutin kepada semua staf;



10. Menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program PMKP; 11. Menangani insiden keselamatan pasien yang meliputi pelaporan, verifikasi, investigasi, dan analisis penyebab insiden keselamatan pasien; 12. Mengkoodinasikan penyusunan program manajemen risiko RS.



BAB III CAPAIAN HASIL A. CAPAIAN INDIKATOR MUTU NASIONAL (IMN) 1. Kepatuhan Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) Numerator



: Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan



Denumerator : Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam periode observasi Grafik 1 Kepatuhan Kebersihan Tangan Tri Wulan III



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan kepatuhan petugas kesehatan baik medis maupun non medis dalam melakukan kebersihan tangan sudah baik, namun harus tetap di monitoring ketat. Jangan sampai terjadi HAI’s terjadi di Rumah Sakit Islam Gorontalo (Sampel = 200 peluang). Action Plan : Plan



: Meningkatkan



kepatuhan petugas



kesehatan



dalam



melakukan kebersihan tangan Do



: PJ Unit kerja melakukan monev terhadap kepatuhan



petugas dalam melakukan kebersihan tangan Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Terlaksana keselamatan pasien



Action



: Monev kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan tangan



Time



: periode Juli-September 2022



PIC



: Seluruh PJ Unit Kerja dan Komite PPI



2. Kepatuhan Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi dalam periode observasi



Denumerator : Jumlah



seluruh



petugas



yang



terindikasi



menggunakan APD dalam periode observasi



Grafik 2 Capaian Kepatuhan Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) Bulan JUNI – SEPT 2022



Sumber : Data Primer



Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan proses kepatuhan penggunaan APD yang sudah mencapai target wajib. Sehingga perlu mempertahankan kepatuhan penggunaan APD. Action Plan : Plan



: Mempertahankan Kepatuhan Penggunan APD



Do



: Monev terhadap kepatuhan penggunaan APD



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Terlaksana keselamatan pasien



Action



: PJ Unit kerja melakukan monev terhadap kepatuhan penggunaan APD



Time



: periode Juni-september 2022



PIC



: Seluruh PJ Unit Kerja dan Komite PPI



3. Kepatuhan Identifikasi Pasien Definisi Operasional Numerator



: Jumlah



pemberi



pelayanan



yang



melakukan



identifikasi pasien secara benar dalam periode observasi Denumerator



: Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi



Grafik 3 Capaian Kepatuhan Identifikasi Pasien Bulan Juni-September 2022



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan bahwa proses identifikasi sudah mencapai target wajib. maka perlu dipertahankan agar terlaksananya keselamatan pasien dengan cara menanyakan nama pasien dan tanggal lahir saat memberikan tindakan pelayanan. (Sampel = 65 nakes). Action Plan : Plan



: Mempertahankan kualitas pelayanan keperawatan



Do



: Monev terhadap ketepatan identifikasi pasien rawat inap



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Terlaksana keselamatan pasien



Action



: Bedside teaching dalam melakukan setiap tindakan pelayanan oleh PJ Unit Kerja / Ruangan



Time



: periode Juni-September 2022



PIC



: Seluruh PJ Rawat Inap dan Kabid Keperawatan



4. Waktu Tanggap Operasi Sectio Caesarea Emergensi Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah pasien yang diputuskan tindakan sectio caesare a emergensi kategori I (satu) yang mendapatkan tindak an sectio caesarea emergensi ≤ 30 menit



Denumerator



: Jumlah pasien yang diputuskan tindakan sectio caesare a emergensi kategori I



Sectio Caesarea Emergency Kategori I, Misalnya : fetal distress menetap, prolaps tali pusat menumbung, gagal vakum/forsep, rupture uteri imminent, rupture



uteri,



perdarahan



ante



partum



dengan



perdarahan



aktif,



Persalinan pada Bekas Seksio Sesarea (PBS). Grafik 4 Waktu Tanggap Operasi Sectio Caesarea Emergensi Kategori I Bulan Juni-september 2022



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan proses waktu tanggap operasi sectio caesarea emergensi kategori I belum mencapai target wajib. Karena untuk kasus – kasus cito masih harus tetap menunggu persetujuan pendamping untuk mengambil keputusan ( SC ). Namun monitoring pasien dan persiapan tetap dilakukan ekstra sehingga proses operasi berjalan baik.



Action Plan : Plan



: Mempertahankan kualitas pelayanan



Do



: Monitoring dan Evaluasi tata laksana pasien operasi untuk kasus SC Emergency



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Terlaksana keselamatan pasien



Action



: Meeting antara keperawatan dan medis untuk tata laksana pasien operasi untuk kasus SC emergency



Time



: JUNI-SEP 2022



PIC



: Seluruh PJ Unit Kerja dan Komite PPI



5. Waktu Tunggu Rawat Jalan Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu tunggu 60 menit



Denumerator



: Jumlah pasien rawat jalan yang di observasi Grafik 5 Waktu Tunggu Rawat Jalan Bulan Juni-Sept2022



Sumber : Data Primer




80%, terutama poli BPJS. Action Plan : Plan



: Mempertahankan kualitas pelayanan kepada pasien



Do



: Perbaikan alur / SOP pendaftaran



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : peningkatan kwalitas pelayanan



Action



: Diskusi antar team keperawatan dan admission untuk review kembali alur/SOP pendaftaran pasien rawat jalan



Time



: Juni-September 2022



PIC



: Seluruh PJ Unit Kerja dan Tim Mutu



6. Penundaan Operasi Elektif Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah pasien yang jadwal operasinya tertunda > 1 jam ( 60 menit )



Denumerator



: Jumlah pasien operasi elektif Grafik 6 Penundaan Operasi Elektif Bulan Juni-Sept 2022



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan penundaan operasi Elektif sudah mencapai Target wajib INM, maka perlu di pertahankan demi pelayanan maksimal. Action Plan : Plan



: Meningkatkan pelayanan kamar Operasi dengan jam operasi yang tepat waktu sesuai jadwal



Do



: Tetap melakukan penjadwalan yang akurat dan pasien terlayani dengan baik dan tepat waktu



Study



: SOP



(+),



SDM



(+),



Fasilitas



(+),



Outcome



:



meningkatkan kwalitas pelayanan Action



: Melakukan maping ruang OK



Time



: Juni-Sept 2022



PIC



: Seluruh PJ Unit Kerja dan Tim Mutu



7. Kepatuhan Waktu Visite Dokter Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah Pasien yang di visite dokter pada pukul 06:00 – 14:00



Denumerator



: Jumlah pasien yang di observasi Grafik 7 Kepatuhan Waktu Visite dokter Bulan Juni-Sept 2022



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan kepatuhan waktu visite dokter spesialis (DPJP) untuk melakukan visite ke pasien sesuai waktu yang sudah di tentukan yakni dalam rentang waktu jam 06,00 – 14,00 sudah di atas target pencapaian. Namun masih ada beberapa dokter yang belum patuh , hal ini terjadi dikarenakan beberapa hal di antaranya dokter visite sesuai jam praktek di poliklinik, dokter ada tindakan lain baik di poliklinik ataupun ruang bedah, namun harus tetap di evaluasi setiap bulannya. Action Plan : Plan



: Mempertahankan kualitas pelayanan kepada pasien



Do



: Meningkatkan komitmen antara RS dengan Petugas Laboratorium



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Terlaksana keselamatan pasien



Action



: Melakukan pertemuan dengan dokter DPJP untuk diskusi masalah visite



Time



: Juni-Sept 2022



PIC



: Seluruh PJ Unit Kerja dan Tim Mutu



8. Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah Hasil kritis laboratorium yang dilporkan < 30 menit



Denumerator



: Jumlah hasil kritis laboratoriumyang di observasi Grafik 8 Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Bulan Juni-Sept 2022



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan pelaporan hasil laboratorium kritis sudah sesuai standar IMN. Action Plan : Plan



: Mempertahankan kualitas pelayanan laboratorium



Do



: PJ Unit kerja melakukan monev terhadap kecepatan pelaporan hasil laboratorium dengan nilai kritis sesuai standar INM



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Terlaksana keselamatan pasien



Action Time PIC



: Monev pelaksanaan pelaporan oleh PJ Unit Kerja : JUNI-SEPT 2022 : PJ Unit dan PJ Laboratorium



9. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang sesuai dengan formularium nasional



Denumerator



: Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang diobersvasi



Grafik 9 Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Bulan JUNI-SEPT 2022



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan pelaporan hasil Penggunaan Formularium Nasional sudah sesuai standar IMN. Action Plan : Plan



: Mempertahankan kualitas pelayanan farmasi



Do



: PJ Unit kerja melakukan monev terhadap kepatuhan dokter dalam menggunakan FORNAS dan ketersediaan obat dalam fornas di gudang farmasi



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Terlaksana keselamatan pasien



Action



: Melakukan pertemuan dengan DPJP yang belum patuh dalam menggunakan fornasdan melakukan monitoring rutin terhadap ketersediaan obat-obat sesuai fornas



Time



: periode Juni-Sept 2022



PIC : Kabid Medis dan PJ Farmasi 10. Kepatuhan Terhadap Alur Clinical Pathway ( CP ) Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan Clinical Pathway



Denumerator



: Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada Clinical Pathway yang di observasi



Grafik 10 Kepatuhan Terhadap Alur Clinical Pathway ( CP ) Bulan JUNI- SEPT 2022



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan pelaporan kepatuhan terhadap alur Clinical Pathway sudah sesuai standar IMN.



Action Plan : Plan



: Mempertahankan kualitas pelayanan



Do



: PJ Unit kerja melakukan monev



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Terlaksana keselamatan pasien



Action



: Koordinasi dengan Kabid Medik dengan Komite Medik untuk tata laksana CP



Time



: Juni - Sept 2022



PIC



: seluruh Pj Rawat Inap dan Kabid Keperawatan



11. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Jatuh Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah pasien rawat inap beresiko tinggi jatuh yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan resiko jatuh



Denumerator



: Jumlah pasien rawat inap beresiko tinggi jatuh yang di observasi



Grafik 11 Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Jatuh Bulan JUNI - SEPT 2022



Sumber : Data Primer



Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan kepatuhan upaya pencegahan resiko jatuh pada pasien sudah mencapai target wajib INM. Action Plan : Plan



: Mempertahankan kualitas pelayanan keperawatan



Do



: PJ Unit kerja melakukan monev kepatuhan upaya pencegahan resiko pasien jatuh



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Terlaksana keselamatan pasien



Action



: Bedsite teaching terhadap perawat untuk melakukan kepatuhan upaya pencegahan resiko pasien jatuh



Time



: Periode Juni - Sept 2022



PIC



: seluruh Pj Rawat Inap



12. Kecepatan Waktu Tanggap Komplain Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah complain yang di tanggapi dan ditindak lanjutisesuia waktu yang di tetapkan berdasarkan grading



Denumerator



: Jumlah complain yang di survey



Grafik 12 Kecepatan Waktu Tanggap Komplain Bulan JUNI – SEPT 2022



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan proses respon petugas client service dalam menanggapi dan menindaklanjuti komplain sudah di atas target. Penanganan complain sudah terselesaikan dengan baik, sehingganya perlu usaha perbaikan dan tindak lanjut terhadap keluhan aduan pasien/keluarga serta pelanggan agar tidak berulang. Hal ini di lakukan agar pasien merasa diperhatikan dalam setiap pelayanan, baik itu pelayanan medis maupun pelayanan keluhan pelanggan. Action Plan : Plan



: Mempertahankan kualitas pelayanan client service



Do



: Monitoring dan Evaluasi kegiatan penanganan complain dan hasil action plan dan di harapkan terdapat ruangan penanganan aduan disetiap center – center layanan yang lebih represntatif dan nyaman bagi pelanggan



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Peningkatan Kualitas Pelayanan



Action



: Pj Unit dan Mananger Patient Journey melakukan monev terhadap setiap kritik dan saran dari pasien



Time



: Periode Juni - Sept 2022



PIC



: Pj Unit dan Mananger Patient Journey



13. Kepuasan Pasien Definisi Operasional : Numerator



: Jumlah complain yang di tanggapi dan ditindak lanjutisesuia waktu yang di tetapkan berdasarkan grading



Denumerator



: Jumlah complain yang di survey



Grafik 13 Kepuasan Pasien Bulan JUNI – SEPT 2022 KEPUASAN PASIEN 120%



100%



100%



100%



100%



100%



80% Axis Title



60% 40% 20% 0%



0% TRIWULAN I



0%



0%



TRIWULAN II Indikator



TRIWULAN III



0% TRIWULAN IV



Standard



Sumber : Data Primer Analisa : Dari grafik di atas, menunjukan kepuasan pasien dalam pelayanan Rumah Sakit Islam Gorontalo, secara keseluruhan sudah ditas target IMN. Waktu tunggu pelayanan dalam hal ini menunggu pemeriksaan serta penanganan pasien dengan segera, yang dinilai oleh masyarakat sebagai pengguna layanan tergolong masih kurang cepat pada unit – unit tertentu seperti rawat jalan dan rawat inap. Namun hal ini harus tetap menjadi perhatian agar kepuasan pasien tetap terjaga agar pasien menjadi loyal terhadap RS.



Action Plan : Plan



: Mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pasien



Do



: Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit dan Standar Prosedur Operasional (SPO) pada masing – masing unit pelayanan



Study



: SOP (+), SDM (+), Fasilitas (+), Outcome : Peningkatan kepuasan pasien terhadap pelayanan



Action



: Pj Unit dan Mananger Patient Journey melakukan monev terhadap setiap kritik dan saran dari pasien



Time



: Periode Juni - Sept 2022



PIC



: Pj Unit dan Mananger Patient Journey