Laporan 3 (Transpirasi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Fisiologi tumbuhan



TRANSPIRASI



NAMA



: MUHAMMAD FIKRI



NIM



: G011171305



KELAS



: F



KELOMPOK



: 19



ASISTEN



: SRIBULAN HENDRIK



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI DEPARTEMEN BUDIDAYA TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan menyerap air dari dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuhnya. Penyerapan air dari dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satu diantaranya adalah kecepatan transpirasi dimana semakin tinggi laju transpirasi yang terjadi semakin banyak air yang terserap dari dalam tanah. Transpirasi merupakan peristiwa hilangnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap air yang pada umumnya terjadi melalui stomata. Transpirasi merupakan salah satu respon homeostasis dalam tubuh tumbuhan. Transpirasi adalah proses dimana tanaman menyerap dan mendistribusikan air melalui akar mereka dan melepaskan uap air melalui daunnya. Transpirasi adalah dasar utama dimana sebuah tanaman mempertahankan hidupnya. Selama proses transpirasi, tanaman menyerap air melalui akar mereka, dan kemudian mendistribusikan air ke daun mereka dengan memindahkan air ke atas melalui batang, dan kemudian daun melepaskan kelembabannya dengan penguapan. Tumbuhan memanfaatkan air dengan laju yang berbeda sehingga proses transpirasi relatif berbeda terhadap jumlah air yang digunakan pada tumbuhan tertentu. Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam bentuk uap air ke atmosfir. Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air prosesnya disebut dengan transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara suatu species dan species yang lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel. Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daun terdapat stomata paling banyak. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun (Lakitan,1993). Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum transpirasi pada tanaman cabai dengan berbagai macam pelakuan guna mengetahui seberapa besar



jumalah transpirasi tanaman cabai dari mulai dari pelakuan angin, cahaya, kelembaban, dll. Beberapa hal di atas lah yang menjadi latar belakangi praktikum dan pembuatan laporan ini. 1.2 Tujuan Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat : 1.



Menemukan fakta tentang terjadinya transpirasi.



2.



Mengamati pengaruh angina, suhu, kelembaban, dan cahaya terhadap laju transpirasi.



3.



Mengamati dan membuktikan perbedaan laju transpirasi antar jenis tanaman.



4.



Menghitung jumlah air yang digunakan oleh tanaman per luas daun tanaman.



1.3 Kegunaan Kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita dapat lebih memahami proses terjadinya transpirasi dan pengaruh angina, suhu, kelembaban, dan cahaya terhadap laju transpirasi pada tanaman juga membedakan laju transpirasi pada dua macam tanaman dengan menghitung masing-masing kebutuhan air per luas daun tanaman.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transpirasi Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dan jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup (Lakitan Beyamin, 2007). Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar. Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati (Akahaan, 2013). 2.2 Tipe – Tipe Transpirasi Menurut Lakitan, (2004) ada tiga tipe transpirasi yaitu :
 a.



Transpirasi Kutikula
 Transpirasi kutikula adalah evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara



langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata.
 b.



Transpirasi Stomata
 Transpirasi stomata adalah Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi



diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dindingdinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruangruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.
 c.



Transpirasi Lentikuler
 Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun lepas



yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi 2.3 Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Transpirasi Menurut Lakitan, (2004) kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam ataupun faktor luar, antara lain : a. Faktor Internal : 1. Stomata : jumlah per satuan luas, letak/lokasi stomata (permukaan bawah atau atas daun, timbul/tenggelam), waktu bukaan stomata, banyak sedikitnya stomata, bentuk stomata. 2. Daun : warna daun (kandungan klorifil daun), posisinya menghadap matahari atau tidak, besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun.



b. Faktor External : 1.



Sinar Matahari Sinar matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan



tertutupnya stomata, jadi semakin tinggi intensitas sinar matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi. 2.



Temperatur Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun, serta menambah



tekanan uap di luar daun. Tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan yang terkurung di dalam daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. Jadi semakin tinggi temperatur, kecepatan transpirasi akan semakin tinggi pula. 3.



Kelembaban Udara Udara yang basah akan menghambat transpirasi sedangkan udara yang kering akan memperlancar transpirasi.



4.



Angin Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi.



5.



Keadaan Air di Dalam Tanah Air di dalam tanah ialah satu-satunya sumber yang pokok, dari mana akar-akar



tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.



2.4 Mekanisme Toleransi Tanaman Pada Proses Transpirasi Mekanisme toleransi pada tanaman sebagai respon adanya cekaman kekeringan meliputi: 1. Kemampuan tanaman tetap tumbuh pada kondisi kekurangan air yaitu dengan menurunkan luas daun dan memperpendek siklus tumbuh, 2. Kemampuan akar untuk menyerap air di lapisan tanah paling dalam, 3. Kemampuan untuk melindungi meristem akar dari kekeringan dengan meningkatkan akumulasi senyawa tertentu seperti glisin, betain, gula alkohol atau prolin untuk osmotic adjustment 4. Mengoptimalkan peranan stomata untuk mencegah hilangnya air melalui daun



BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat Dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekofisiologi dan Nutrisi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin pada hari Sabtu, 08 September 2018 pukul 15.00 sampai selesai. 3.2 Alat Dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu spoit, selang plastik transparan, pipet ukur 1ml, hand sprayer, tiang penyangga, gunting, lap halus, lap kasar, karet gelang, plastik bening, penggaris, cutter dan alat tulis menulis. Adapun bahan yang digunakan yaitu bibit tanaman cabai berumur 1 bulan, air PDAM, sterofom, palstik wrap, selotip dan vaseline. 3.3 Prosedur Kerja Prosedur kerja dalam praktikum transpirasi pada tanaman yaitu sebagai berikut: 1. Membersihkan alat dengan menggunakan lap kasar dan lap halus. 2. Menyiapkan alat yang akan digunakan sebagai setting alat transpirometer. 3. Merangkai alat transpirometer menggunakan alat yang telah disediakan. 4. Membuat penutup spoit menggunakan sterofoam yang diiris hingga ketengahnya menggunakan cutter. 5. Menyambungkan spoit dengan selang transparan, rekatkan menggunakan wrap dan beri vaseline hingga tidak ada celah. 6. Menghubungkan ujung selang yang lainnya dengan pipet ukur yang sebelumnya telah dibuka karet penghisapnya. Rekatkan dengan wrap dan berikan vaseline. 7. Mengisi air melalui spoit, hingga tinggi air di spoit dan di pipet ukur sama tinggi. 8. Membersihkan tanaman cabai menggunakan air hingga akarnya bersih dari tanah.



9. Menyelipkan tanamn cabai tepat pada batanya di sela sterofoam yang telah diiris. 10. Memasukkan kembali sterofoam pas ke lubang spoit hingga rapat dan rekatkan menggunakan wrap. 11. Menempelkan spoit pada tiang penyangga satu menggunakan karet gelang dan pipet ukur pada tiang penyangga yang lainynya juga menggunakan karet gelang. 12. Menyemprot air pada tanaman cabai menggunakan hand spayer yang telah diisi oleh air. 13. Membungkus tanaman cabai dengan plastik bening dan bagian bawahnya direkatkan menggunakan selotip hingga udara tidak bisa masuk. 14. Mengamati pengurangan air pada pipet ukur menggunakan penggaris diamati selama 30 menit, dibagi atas 10 menit awal, 20 menit hingga 30 menit. 15. Memotong akar tanaman cabai setelah 30 menit pengamatan pertama. Jaga agar akarnya tetap didalam air. 16. Memasukkan kembali tanaman pada spoit dan rekatkan menggunakan wrap, juga disemprot air dan dibungkus plastik bening. 17. Mengamati selama 30 menit yang dibagi atas 10 menit awal, 20 menit dan 30 menit. 18. Mencatat masing-masing pengurangan air pada pengamatan pertama dengan akar dan pengamatan kedua tanpa akar. 19. Menghitung luas daun tanaman cabai menggunakan aplikasi petiole. 20. Menghitung laju transpirasi menggunakan rumus : Laju transpirasi =



Ʃ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 Ʃ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.2 Pembahasan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran



DAFTAR PUSTAKA Akaahan, T. J. dkk. 2013. Principles of Biology Plants in Tropical Area. New York. Journal Soil classification, 3(2):308-329. Lakitan, Benjamin. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lehninger, AL.1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga Salisbury, B. Frank dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB: Bandung.



LAMPIRAN