LAPORAN ADKL Kelompok 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK. ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN



Oleh: Kelompok IV



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN PROGRAM SARJANA TERAPAN BANJARBARU 2020



LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK. ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN



Oleh: Kelompok IV



Janatun Nisa



P07133217014



Lesty Norhalisa



P07133217016



Medina Puteri A.



P07133217020



Muhammad Rizky Aditya L.



P07133217024



Rachma Nanytha



P07133217029



Rahma Sari



P07133217031



Restu Rahayu



P07133217033



Rigo Aris Sandi



P07133217034



Sultan Abdillah Bintang Q.



P07133217038



Veronica Yuliana Sari



P07133217043



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN PROGRAM SARJANA TERAPAN BANJARBARU 2020



KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan ilmu pengetahuan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi pembawa penerangan bagi kaum muslimin. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : -



Bapak Hardiono S.KM, M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan



-



Bapak H.M.Pahruddin, S.KM, M.KL selaku Pembimbing Praktek Mata Kuliah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan



-



Bapak M. Izzuddin selaku Pembimbing Praktek Mata Kuliah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, baik



dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun



sangat kami harapkan



demi



sempurnanya



makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini hingga selesai.



Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan



bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.



Banjarbaru,



April 2020



Kelompok 4



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................................i KATA PENGANTAR...........................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ..............................................................................1 B. TUJUAN....................................................................................................3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Analisa Dampak Kesehatan Lingkungan................................4 B. Pengertian Udara.......................................................................................4 C. Pengertian Air............................................................................................15 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian................................................................................25 B. Pelaksanaan Kegiatan................................................................................26 C. Alat dan Bahan..........................................................................................26 D. Subyek Penelitian......................................................................................26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil...........................................................................................................27 B. Pembahasan...............................................................................................42 C. Pemecahan Masalah..................................................................................57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................58 B. Saran..........................................................................................................59 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ADKL (Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan) merupakan suatu pendekatan dalam kajian kesehatan masyarakat pada sumber dampak, media Lingkungan, populasi terpajan dan dampak kesehatan yang meliputi kegiatan identifikasi, pemantauan, dan penilaian secara cermat terhadap parameter lingkungan, karakteristik masyarakat, kondisi sanitasi lingkungan, status gizi, dan sumber daya kesehatan yang berhubungan potensi



besarnya



risiko



kesehatan



(Kepmenkes



No.872/MENKES/SK/VIII/1997) Masalah kesehatan lingkungan secara umum ditandai dengan masih tingginya angka kesakitan dan kematian yaitu penyakit-penyakit di masyarakat yang tergolong berbasis lingkungan baik yang erat kaitannya dengan permasalahan sanitasi dasar (classical risk) maupun akibat modernisasi (modern risk). Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan permasalahan sanitasi dasar seperti diare, keracunan makanan, demam berdarah dengue, ISPA, TB paru pada umumnya berkaitan erat dengan masalah air bersih, pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah, pencemaran makanan oleh mikroba dan telor cacing, bencana alam (kebakaran hutan, gunung meletus, banjir, dll), vektor penyakit yang belum dapat terkendali (nyamuk. Lalat, lipas, rodent), dan lain-lain. Kajian atau analisis dampak kesehatan lingkungan merupakan suatu pendekatan yang efektif dalam menekan timbulnya pencemaran lingkungan dan timbulnya berbagai penyakit dan atau gangguan kesehatan masyarakat. Kajian tersebut diarahkan kepada 2 (dua) sasaran kegiatan yaitu terhadap suatu rencana usaha dan atau kegiatan yang direncanakan agar dapat meminimasi kemungkinan dampak yang akan timbul. Analisis/kajian ini merupakan bagian dari dokumen AMDAL. Sedangkan sasaran kedua adalah analisis terhadap masalah lingkungan saat ini atau di masa lalu (misal lokasi tercemar), yakni analisis yang diawali dengan keresahan masyarakat karena adanya kasus gangguan kesehatan dan



diikuti dengan pengujian bahaya potensial atau analisis yang diawali dengan identifikasi bahaya potensial dan kemudian menguji dampaknya pada kesehatan manusia. Mengingat



pentingnya



peran



ADKL



dalam



mewujudkan



pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan kesehatan, Menteri



Kesehatan



pun



mengeluarkan



Keputusan



No.



876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yang berisi panduan kajian yang harus dilaksanakan bagi suatu kegiatan atau usaha mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, seperti perencanaan Rencana Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Jaringan Pipa Minyak dan Gas Bumi Beserta Infrastruktur Pendukungnya Koridor Minas, Siak – Duri, Bengkalis – Balam/Bangko, Rokan Hilir – Dumai. Seringkali perusahaan yang melakukan kegiatan tersebut mengeyampingkan aspek kesehatan masyarakat. Pada saat sidang AMDAL, dokumen yang mereka buat, ada yang tidak mencantumkan aspek kesehatan masyarakat. Di Indonesia Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) masih belum banyak dikenal dan digunakan sebagai metoda kajian dampak lingkungan terhadap kesehatan. Padahal, di beberapa negara Uni Eropa, Amerika dan Australia, ARKL telah menjadi proses central idea legislasi dan regulasi pengendalian dampak lingkungan. Dalam konteks AMDAL, efek lingkungan terhadap kesehatan umumnya masih dikaji secara epidemiologis. Analisis risiko adalah padanan istilah untuk risk assessment, yaitu karakterisasi efek-efek yang potensial merugikan kesehatan manusia oleh pajanan bahaya lingkungan. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi peneyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.1Kekayaan alam yang terkandung didalamnya bumi dan air yang biasa disebut dengan bahan-bahan galian, dimana terkandung dalam UndangUndang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3



yang berbunyi “bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Amanat UUD 1945 ini merupakan landasan pembangunan pertambangan dan energi untuk memanfaatkan potensi kekayaan sumber daya alam, mineral, dan energi yang dimiliki secara optimal dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk menganalisis risiko kesehatan lingkungan dari pencemaran udara dan air di sekitar Perusahaan Pertambangan terhadap kesehatan masyarakat 2. Tujuan Khusus a. Untuk Mengetahui kualitas fisik udara dan kualitas kimia udara di area perusahaan pertambangan b. Untuk mengetahui kualitas fisik air dan kualitas kimia air di area perusahaan pertambangan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Analisa Dampak Kesehatan Lingkungan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) merupakan model pendekatan guna mengkaji dan/atau menelaah secara cermat dan mendalam untuk mengenal, memahami dan memprediksi kondisi serta karakteristik lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya risiko Kesehatan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan (Kepmenkes No. 876/2001). Prinsip ADKL adalah pendekatan ilmiah proses perjalanan agen pencemar/kontaminan mulai dari sumber, media lingkungan, biomarker dan dampak yang ditimbulkan. Penerapan ADKL adalah kajian kesehatan masyarakat pada suatu rencana kegiatan dalam rangka pengumpulan bahan guna pembinaan dan pengawasan Kesehatan lingkungan. Manfaat ADKL adalah mengidentifikasin menanggulangi, dan mengelola faktor risiko lingkungan yang berpotensi terhadap munculnya dampak pada Kesehatan masyarakat. B. Pengertian Udara a. Pengertian Udara Udara adalah campuran gas yang ada pada permukaan bumi dan mengelilingi bumi. Udara terdiri dari campuran berbagai macam gas, diantaranya nitrogen 78%, oksigen 20%, argon 0,93% dan karbon dioksida 0,30%, lalu sisanya berupa gas-gas lain. Sedangkan uap air yang terdapat dalam udara berasal dari penguapan air laut, sungai dan lain-lain. b. Pengertian Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi dimana kehadiran satu atau lebih substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang membahayakan. Berbahaya kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan. Udara yang berkualitas dilihat dari beberapa sektor yaitu berdasarkan kondisi pengukuran, berdasarkan debu/TSP, berdasarkan



karbon monoksida (CO), berdasarkan Sulfur Dioksida (SO2), berdasarkan Nitrogen Dioksida (NO2). c. Indikator Pencemaran Udara Indikator Pencemaran udara dibagi menjadi tiga yaitu indikator fisik, indikator kimia dan indikator Biologi 1. Indikator Fisika Indikator fisika merupakan indikator yang dapat diamati dengan panca indera, contohnya rasa bau, warna, suhu dan tekstur. 2. Indikator Kimia Indikator kimia merupakan indikator yang diamati karena adanya



reaksi-reaksi



senyawa



yang



terjadi



pada



media.



Contohnya, pH pada air, kandungan senyawa pada udara, salinitas “tingkat keasinan atau kadar garam pada air”, BOD “Biochemical Oxygen Demand” pada air. 3. Indikator Biologi Indikator biologi merupakan indikator yang berasal dari makhluk hidup atau mikroorganisme yang ada di dalam media. Contohnya, cacing tanah, lumut kerak, fitoplankton, zooplankton, diatom dan dinoflagellata. d. Sumber Pencemaran Udara Sumber Pencemaran udara terbagi dua, yaitu : (1) Trasportasi (a) Industri (b) Pembangkit Listrik (c) Pembakaran (perapian, kompor, furnance, insinerator dengan berbagai jens bahan bakar) termasuk pembakaran biomassa secara tradisional (d) Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti CFC (2) Sumber Alami (a) Gunung berapi



(b) Rawa – rawa (c) Kebakaran hutan e. Dampak Pencemaran Udara Salah satu dampak pencemaran udara yang perlu diwaspadai adalah ISPA dan kambuhnya asma. Meski dampaknya mungkin tidak akan langsung terlihat, namun secara jangka panjang, udara kotor yang terus menerus di hirup bisa menyebabkan kondisikondisi di bawah ini: 1. Membuat asma kambuh. Partikel-pertikel polusi udara dan debu bisa membuat tingkat kekambuhan asma meningkat. 2. Bisa menimbulkan kanker paru-paru. Zat-zat berbahaya yang terdapat di udara kotor, juga disebutkan bisa menimbulkan kanker paru-paru. 3. Jadi



lebih



mudah



terkena



infeksi.



Polusi



udara



bisa



meningkatkan kejadian infeksi paru-paru, terutama pada anakanak. 4. Membuat



jaringan



di



paru-paru



meradang.



Dampak



pencemaran udara ini bisa menyerang orang yang paruparunya sehat, maupun individu dengan riwayat asma dan penyakit paru lainnya. 5. Meningkatkan risiko berat badan lahir rendah pada janin. Paparan polusi udara pada ibu hamil, bisa meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, hingga kematian bayi. 6. Bisa



menimbulkan



penyakit



paru



lainnya.



Dampak



pencemaran udara yang paling umum, seperti batuk dan sesak napas bisa terjadi. Namun, kondisi lain seperti penyakit paru obstruktif kronis juga bisa bertambah parah, dengan adanya udara yang kotor. f. Penanggulangan Pencemaran Udara Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dijadikan solusi menghadapi polusi udara ini. Beberapa solusi tersebut antara lain sebagai berikut:



1. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai pentingnya udara yang bersih dan juga bebas dari polusi 2. Penegakan kembali peraturan atau perundang- undangan tentang lingkungan 3. Melalukan penyaringan terhadap asap atau limbah asap yang akan dibuang ke udara bebas agar tidak terlalu membahayakan kesehatan Bumi. Hal ini terutama harus dilakukan oleh pabrikpabrik atau lokasi- lokasi yang membuang asap sebagai salah satu limbahnya. 4. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (baca: kekurangan dan kelebihan bahan bakar fosil) sebagai pembangkit listrik atau energi yang lainnya. Hal ini karena bahan bakar fosil dapat menghasilkan polutan sehingga sangat berkontribusi menciptakan pencemaran udara. 5. Mengalirkan gas buangan ke dalam air laut (baca: ekosistem air laut) atau ke dalam larutan pengikat terlebih dahulu saat sebelum asap dikeluarkan ke udara bebas debgan tujuan mengurangi potensi terjadinya pencemaran yang dapat merusak dan membahayakan lingkungan. 6. Menggunakan peralatan atau bahan- bahan yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari- hari 7. Mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan membiasakan diri menggunakan transportasi umum atau mulai hidup sehat dengan menggunakan sepeda 8. Mengganti bahan bakar kendaraan menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti biogas 9. Menjaga kelestarian hutan. Dengan kata lain juga ikut melakukan tanam seribu pohon atau penghijauan dan menghindarkan diri dari orang- orang yang berniat jahat terhadap hutan. 10. Tidak melakukan penggundulan hutan



11. Mulai melakukan penanaman tanaman- tanaman hijau, dimulai dari lingkungan yang ada di sekitar rumah dan juga dipinggir- pinggir jalan 12. Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan 13. Ikut serta menjaga kebersihan lingkungan yang ada di sekitar kita dan tidak membiarkan sampah berserakan 14. Membedakan sampah yang organik dan juga non organik 15. Mengolah sampah non organik yang masih layak pakai menjadi barang- barang yang berguna dan menimbun sampah- sampah organik agar menjadi pupuk organik 16. Mengurangi penggunaan insektisida secara berlebihan karena dapat mencemari tanah 17. Menumbuhkan kesadaran para petani atau pengusaha agrobisnis untuk tidak menggunakan hutan sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Hal ini karena hutan sendiri keberadaannya sangatlah dibutuhkan. g. Kualitas Udara Berdasarkan Kondisi Pengukuran Kualitas udara berdasarkan kondisi pengukuran terdiri dari beberapa jenis, yaitu : 1) Arah Angin Arah angin adalah merupakan dari arah mata angin. Arah mata angin merupakan panduan yang digunakan untuk menentukan arah angin. Umum alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran arah mata angin yaitu dalam navigasi, kompas dan peta. Arah mata angin terbagi menjadi tiga, yaitu : 1) Mata Angin Primer Untuk arah mata angin primer ini yang sering terdapat dalam peta, navigasi, kompas. Di katakan sebagai primer, kerana 4 arah mata angin ini memang difungsikan sebagai penjuru utama dalam menentukan arah. Adapun 4 penjuru tersebut yaitu Utara, Selatan, Timur dan Barat.



2) Mata Angin Sekunder Untuk arah mata angin sekunder ialah mata angin yang beroposisi diantar keempat mata angin primer tadi. Sebenarnya, mata angin sekunder ini juga bermanfaat dalam kompas, peta atau navigasi untuk membantu memperkirakan arah yang tepat. Adapun yang termasuk ke dalam mata angin sekunder atau tengah yakni: a) Tenggara Tenggara (berada di antara timur dan selatan) b) Barat Daya (berada di antara selatan dan barat) c) Barat Laut (berada di antara barat dan utara) d) Timur Laut (berada di antara timur dan utara). 3) Mata Angin Tersier Jenis arah mata angin selanjutnya yakni mata angin tersier. Di mana posisinya berada di mata angin primer dan sekunder. Selain itu, di sebut sebagai mata angin tambahan, fungsinya yakni sebagai penunjuk arah tertentu secara lebih akurat. Adapun yang termasuk ke dalam mata angin tersier atau tambahan ialah: a) Timur Menenggara (berada di antara timur dan tenggara) b) Timur-timur Laut (berada di antara Timur laut dan timur) c) Selatan Menenggara (berada di antara tenggara dan selatan) d) Selatan Barat Daya (berada di antara selatan dan barat daya) e) Utara timur laut (berada di antara utara dan timur laut) f) Utara Barat Laut (berada di antara barat laut dan utara) g) Barat-barat Daya (berada di antara barat daya dan barat) h) Barat-barat Laut (berada di antara barat dan barat laut). 2) Kecepatan Angin Kecepatan angin atau kecepatan aliran angin adalah kuantitas atmosfer mendasar yang disebabkan oleh udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke rendah, biasanya karena perubahan



suhu. Perhatikan bahwa arah angin biasanya hampir sejajar dengan isobar (dan tidak tegak lurus, seperti yang diduga), karena rotasi Bumi. Kecepatan angin berpengaruh pada kenyamanan pada kulit tubuh manusia. Bisa dilihat pada tabel di bawah ini kecepatan angin yang bergerak paling nyaman adalah sekitar 0,25-0,5 m/detik merupakan gerakan udara yang paling nyaman.



Tabel : Kecepatan angin dan pengaruhnya atas kenyamanan (sumber gambar: Ilmu Fisika Bangunan, Heinz Frick) 3) Temperatur Temperatur adalah suatu ukuran dingin atau panasnya keadaan atau sesuatu lainnya. Suatu ukur dari temperatur yang banyak digunakan di Indonesia adalah ºC (derajat Celcius). Sementara satuan ukur yang banyak digunakan di luar negeri adalah derajat Fahrenheit. (Ir. Sarsinta : 2008) Thermometer memiliki keragaman bentuk dan jenis, tergantung dari jenis skalanya, bahan yang akan diukur, dan sebagainya. Secara umum, thermometer dapat kita golongkan menurut : 1) Menurut Skalanya a) Thermometer berskala Reamur; titik beku : 0°R dan titik didih : 80°R b) Thermometer berskala Fahrenheit; titik beku : 32°F dan titik didih : 212°F c) Thermometer berskala Kelvin; titik beku : 273 K dan titik didih : 373 K



d) Thermometer berskala celcius; titik beku : 0°C dan titik didih : 80°C 2) Menurut penggunaannya, dapat dibedakan menjadi : a) Thermometer ruangan, b) Thermometer badan, c) Thermometer Maksimum d) Thermometer minimum 3) Menurut zat pendeteksi panas, dapat dibedakan menjadi : a) Thermometer cair (liquid in-glass thermometer), pendeteksi panasnya adalah zat cair yang berada di dalam tabung kaca. zat cair akan memuai atau menyusut secara teratur sesuai dengan



suhu



udara



dan



menunjukkan



skala



hasil



pengukuran. b) Thermometer digital, pendeteksi panasnya adalah sensor yang bisa mengirim sinyal elektrik mengenai suhu kemudian sinyal itu diubah menjadi tampilan digital pada layar dan menunjukkan suhu. 4) Menurut zat cair yang digunakan (untuk liquid in-glass thermometer), dapat dibedakan menjadi : a) Thermometer alkhohol b) Thermometer raksa c) Thermometer campuran 5) Skala suhu yang biasa digunakan yaitu : a) Skala Celsius, dengan titik es 0°C dan titik uap 100°C dan dibagi menjadi 100 bagian (skala). b) Skala Fahreinheit, dengan titik es 32°F dan titik uap 212°F, dibagi menjadi 180 bagian (skala). 4) Kelembaban Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak



mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Kelembaban relatif (%RH) di dalam ruang pendingin tempat penyimpanan bahan makanan, seringkali memainkan peran yang lebih penting daripada suhu ruang.



Istilah Kelembaban



Relatif mengacu pada jumlah kandungan uap air dalam ruang tertentu pada suhiu tertentu dibandingkan dengan jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung ruang itu pada saat mencapai titik jenuhnya. Suatu ruang dikatakan mempunyai kelembaban sebesar 50% RH bila jumlah kandungan uap airnya setengah dari jumlah uap air yang dikandung bila ruangannya mencapai saturasi. Catatan : Semua gas yang terkandung di udara pada kondisi superheated yang tinggi memerlukan pendinginan sebelum ia dapat mengembun (kondensasi) dan kembali ke wujud cair. Sebagai contoh, pendinginan udara hingga mencapai –610ºC akan menghasilkan pengembunan CO2 keluar dari campuran liquid nya. Sehingga Udara yang sama pada suhu –620ºC tidak akan mempunyai kandungan CO2 dan tekanan totalnya akan menurun karena tekanan dari gas CO2-nya sudah tidak ada. 5) Cuaca Cuaca adalah suatu keadaan udara harian pada suatu tempat tertentu dan meliputi wilayah yang sempit, keadaan cuaca ini bisa berubah setiap harinya. 6) Debu/TSP Partikulat



debu



melayang



(Suspended



Particulate



Matter/SPM) merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron.



Sumber : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan 1998 7) Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen. 8) Sulfur Dioksida (SO₂) Sulfur Dioksida adalah gas beracun yang bertanggung jawab atas bau korek api yang terbakar. Ini dilepaskan secara alami oleh aktivitas vulkanik dan diproduksi sebagai produk sampingan dari ekstraksi tembaga dan pembakaran bahan bakar fosil yang terkontaminasi dengan senyawa sulfur.



Sumber : PP Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara 9) Nitrogen Dioksida (NO₂) Nitrogen dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus NO2. Satu dari beberapa oksida nitrogen, NO2 digunakan sebagai bahan sintesis untuk pembuatan asam nitrit, yang produksinya mencapai jutaan ton tiap tahunnya. Gas ini berwarna merahkecoklatan dan merupakan gas beracun, baunya menyengat, dan merupakan salah satu polutan udara utama. 10) Bising Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB).



Sumber : Keputusan MENLH Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 C. Pengertian Air a. Pengertian Air Secara ilmu kimia air merupakan subtansi kimia dengan rumus H2O yang merupakan satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen & oksigen (O). Dalam keadaan normal, air tidak berbau, tidak berwarna juga tidak berasa. Zat kimia yang terdapat pada air merupakan suatu pelarut, memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, dan lainnya seperti jenis gas maupun molekul organik. b. Pengertian Pencemaran Air Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.



Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen menjadi H2O. Air dapat ditemukan dalam tiga wujud, yaitu padat (es), cair, dan gas (uap air).1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) air adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen. c. Indikator Pencemaran Air 1) Perubahan pH atau konsentrasi ion hidrologi Air yang mempunyai PH lebih kecil dari PH normal akan bersifat asam.sedangkan air yang mempunyai PH yang lebih besar akan bersifat basa,air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industry yang dibuang ke sungai akan mengubah PH air yang pada akhirnya dapa menganggu kehidupan organisme di dalam air/ 2) Perubahan warna, bau, dan rasa air Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industry yang berupa bahan anorganik dan bahan organic seringkali dapat larut di dalam air.apabila bahan buangan dari air limbah dapat larut dan terdegradasi maka bahan buangan dalam air limbah dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna air,bau timbul akibat aktifitas mikroba dalam air merombak bahan buangan organik terutama gugus protein,secara biodegradasi menjadi bahan mudah menguap dan berbau. 3) Perubahan suhu air Air sungai suhunya naik menganggu kehidupan hewanair dan organisme lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu.padahal setiap kehidupan memerlukan oksigen untuk bernafas,oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yag secara lambat terdisfusi ke dalam air.semakin tinggi kenaikan suhu makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.



d. Sumber Pencemar Air 1) Limbah industri biasanya dari pabrik 2) Limbah pertanian 3) Limbah rumah tangga e. Dampak Pencemaran Air Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran air ini cukup mengkhawatirkan apalagi jika intensitas jumlah polutan di dalam air sudah sangat banyak dan melampaui ambang batas. Berikut ini adalah beberapa akibat yang akan muncul dari adanya pencemaran air ini: 1) Kehidupan organisme dan ekosistem yang ada di dalam wilayah air tercemar tersebut akan mengalami gangguan bahkan kerusakan karena kadar oksigen di dalam air menjadi berkurang drastis. 2) Munculnya pertumbuhan ganggang dan juga tumbuhan air sebagai parasit yang sangat pesat. Hal ini tidak baik karena bisa menganggu berbagai aktivitas manusia misalnya menghambat saat menjaring ikan dan lainnya. 3) Jika terjadi penumpukan limbah atau sampah dalam jumlah cukup besar di dalam air maka bisa menyebabkan pendangkalan air baik itu di danau dan sungai dan hal ini sangat berbahaya terutama jika musim hujan karena bisa menimbulkan banjir. 4) Dalam jangka panjang jika air tersebut terus dikonsumsi maka dapat menyebabkan resiko terkena berbagai penyakit kanker dan juga resiko bayi cacat lahir. 5) Jika pencemaran air menggukana peptisida yang ditujukan untuk membunuh hama namun jika dilakukan secara berlebih maka bisa juga membunuh hewan dan tumbuhan lain yang ada disekitarnya padahal mereka ini memiliki fungsi yang sangat baik. 6) Menyebabkan terjadinya kepunahan pada berbagai biota kuno diantaranya seperti plankton hingga spesies burung. 7) Terjadinya mutasi sel di dalam tubuh yang akan menyebabkan kanker dan leukemia. 8) Pencemaran air ini juga mampu menyebabkan erosi



9) Kekurangan sumber daya air yang bersih yang aman dikonsumsi oleh manusia 10) Menjadi sumber dari berbagai jenis penyakit yang serius f. Cara Menangani Pencemaran Air Karena akibat yang ditimbulkan dari pencemaran air ini sangat tidak baik dan berbahaya baik itu bagi kesehatan maupun bagi kelangsungan ekosistem. Oleh karena itu pencemaran air harus diberikan solusi supaya tidak terjadi lagi dan ekosistem dapat berlangsung seperti seharusnya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai cara menangani pencemaran air: 1) Menghemat Air, Cara menangani pencemaran air dengan metode ini adalah metode yang paling sederhana namun yang paling utama harus dilakukan yaitu dengan menghemat air. Mengapa ini bisa menjadi solusi? Hal ini disebabkan semakin sedikit air yang digunakan maka jumlah pencemaran yang akan terjadi juga akan sedikit begitu pula sebaliknya. hal ini juga sangat baik untuk melakukan hemat air supaya ketersediaan air di dunia ini tetap terjaga. 2) Membuang Sampah pada Tempatnya, Hal yang harus diperhatikan lagi dalam cara menangani pencemaran air adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sebaiknya untuk memilah mana sampah organic, sampah anorganik padat, limbah kimia dan lainnya. jika sampah sudah dikelompokkan berdasarkan jenisnya maka untuk membuangnya juga akan lebih mudah karena satu jenis sampah dengan lainnya akan memiliki cara pembuangan yang berbeda. Usahakan untuk tidak membuang sampah langsung ke dalam air karena selain menyebabkan air keruh juga bisa menyebabkan penyumbatan pada perairan sehingga sangat rawan terjadi peluapan. 3) Melakukan Servis Kendaraan – Melakukan servis kendaraan secara rutin mungkin tidak memiliki kaitan dengan pencemaran air. Namun ternyata hal ini berkaitan karena kendaraan yang tidak



diservis secara rutin maka sangat mungkin terjadi kebocoran bahan bakar baik itu oli atau bahan kimia lainnya yang bisa menjadi penyebab pencemaran air. 4) Awasi Penggunaan Pupuk Kimia dan Pestisida – Meskipun pupuk kimia dan pestisida sangat membantu para petani untuk menyuburkan tanaman dan membunuh hama namun perlu diingat bahwa air yang sudah terkontaminasi oleh kedua bahan tersebut sudah tidak layak dikonsumsi oleh manusia. Untuk mengatasi penggunaan pupuk kimia dan juga pestisida dapat dilakukan dengan menggantinya dengan pupuk kompos yang alami saja serta melakukan penyiraman tanaman pada saat pagi dan sore hari supaya mengurangi terjadinya pengupan dan juga mampu membantu dalam melakukan penghematan air. 5) Hukum yang Ketat – Berikan hukuman yang ketat dan berat kepada mereka yang membuang limbah sembarangan terutama pada para pelaku industri besar yang membuang limbah zat kimia dalam jumlah besar. g. Kualitas Air Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa parameter wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan dengan parameter tambahan. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum.



Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:01/ birhukmas / I / 1975 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya



memenuhi



persyaratan



secara



fisik,



kimia,dan



mikrobiologis. 1) Persyaratan Fisik Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan berikut : a) Jernih atau tidak keruh. b) Tidak berwarna. c) Rasanya tawar. d) Tidak berbau. e) Temperaturnya normal. f) Tidak mengandung zat padatan 2) Persyaratan Kimia Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut : a) pH normal. b) Tidak mengandung bahan kimia beracun. c) Tidak mengandung garam atau ion-ion logam. d) Kesadahan rendah. e) Tidak mengandung bahan organic 3) Persyaratan Mikrobiologis Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut : a) Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli, salmonellatyphi, vibrio cholera, dan lain-lain. Kumankuman ini mudah tersebar melalui air (transmitted by water). b) Tidak mengandung bakteri nonpatogen, seperti actinomycetes, phytoplankton coliform, cladocera, dan lain-lain



No



Parameter Wajib



Unit



1. 2. 3.



Standar Baku Mutu(Kadar Maksimum) 25 50 1000



Kekeruhan NTU Warna TCU Zat padat terlarut (Total Mg/l Dissolved Solid) 4. Suhu Suhu udara ±3 5. Rasa °C Tidak Berasa 6. Bau Tidak Berbau Tabel 1. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi No



Parameter Wajib



Unit



Standar Baku Mutu (Kadar Maksimum) 1. Total Coliform CFU/100 ml 50 2. E. Coli CFU/100 ml 0 Tabel 2 berisi daftar parameter wajib untuk parameter biologi yang harus diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi yang meliputi total coliform dan escherichia coli dengan satuan/unit colony forming unit dalam 100 ml sampel air. Parameter Pemeriksaan Wajib No



Parameter



Unit



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Ph Besi Fluoride Kesadahan (CaCO³) Mangan Nitrat,sebagai N Nitrit,sebagai N Sianida Deterjen Pestisida total



Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l



No



Parameter



Unit



1. 2. 3. 4. 5.



Air raksa Arsen Cadmium Kromium(valensi 6) Selenium



Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l



Standar Baku Mutu (Kadar Maksimum) 6,5-8,5 1 1,5 500 0,5 10 1 0,1 0,05 0,1



Tambahan Standar Baku Mutu (Kadar Maksimum) 0,001 0,05 0,005 0,05 0,01



6. Seng Mg/l 15 7. Sulfat Mg/l 400 8. Timbal Mg/l 0,05 9. Benzene Mg/l 0,01 10. Zat organic (KMNO4) MG/L 10 Tabel 3 berisi daftar parameter kimia yang harus diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi yang meliputi 10 parameter wajib dan 10 parameter tambahan. Parameter tambahan ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dan otoritas pelabuhan/bandar udara. h. Pengolahan Air Minum a) Pengertian dan Prinsip Pengolahan Air Pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan. Proses pengolahan air minum merupakan proses perubahan sifat, fisik, kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat agar digunakan sebagai air minum. Tujuan dan kegiatan pengolahan air minum antara lain: 1) Menurunkan kekeruhan. 2) Mengurangi bau, rasa, dan warna. 3) Menurunkan dan mematikan mikroorganisme. 4) Melindungi kadar-kadar bahan yang terlarut dalam air. 5) Menurunkan kesadahan. 6) Memperbaiki derajat keasaman (pH). b) Pengolahan Air Secara Fisika Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan di pedesaan adalah penyaringan (filtrasi), pengendapan (sedimentasi), dan absorpsi. 1) Penyaringan (Filtrasi) Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan / koloid dengan cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal



2) Sedimentasi (Pengendapan)



Sedimentasi merupakan proses bahan padat dari air olahan. Proses sedimentasi dapat terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar daripada air sehingga mudah tenggelam. Proses pengendapan ada yang bisa terjadi langsung,



tetapi



ada



pula



yang



memerlukan



proses



pendahuluan seperti koagulasi / reaksi kimia. Prinsip sedimentasi



adalah



pemisahan



bagian



padat



dengan



memanfaatkan gaya garavitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam pengendapan sedangkan air murni berada di atas pengendapan. 3) Absorpsi dan Adsorpsi Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu. Dengan penyerapan air tersebut air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat oleh absorben. Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari karbon aktif. Pemakaiannya dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air olahan atau dengan cara menyalurkan air melalui saringan yang medianya terbuat dari karbon aktif kasar. Adsorpsi merupakanpenangkapan atau pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh adsorben. Adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif karena absorpsi oleh karbon aktif untuk mengolah air olahan yang mengadung venol dan bahan yang memiliki berat molekul tinggi. Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben dengan serbuk karbon aktif atau dengan cara menjadikan karbon aktif sebagai media filtrasi (filtration bed).



c) Pengolahan Air Secara Kimia



a) Koagulasi Koagulasi merupakan proses pengumpulan melalui reaksi kimia. Reaksi ini dapat berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi (koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak digunakan adalah kapur, tawas, atau kaporit. Pertimbangannya karena garam-garam Ca, Fe, dan Al bersifat tidak larut dalam air sehingga mampu mengendap bila bertemu dengan sisa-sisa baja. b) Aerasi Merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapan O2 dari udara pada air olahan yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini bertujuan agar O2 di udara dapat bereaksi dengan kation yang ada di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat mengendap. Proses aerasi harus diikuti oleh proses filtrasi/pengendapan. d) Pengolahan Air Secara Mikrobiologi Upaya memperbaiki mikrobiologi air minum yang paling konvensional adalah dengan cara mematikan mikroorganismenya Proses ini bisa dilakukan sekaligus dengan proses koagulasi ataupun melalui praktek sederhana dengan cara mendidihkan air hingga mencapai suhu 100° C.



BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode



Penelitian



Kualitatif



Adalah



metode



yang



lebih



menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiri yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetoda, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif. Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi



prosedur ilmiah



secara



sistematis



dengan menggunakan



pendekatan kualitatif (Yusuf, 2013: 334). Penelitian



kualitatif



merupakan



metode-metode



untuk



mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan



pertanyaan-pertanyaan



dan



prosedur-prosedur,



mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam



bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya



induktif,



menerjemahkan



berfokus



kompleksitas



terhadap suatu



makna



persoalan



individual, (Creswell,



dan



2010:4)



B. Pelaksanaan Kegiatan Hari / Tanggal



: Minggu, 26 April 2020



Waktu



: 08.00 WITA – Selesai



Tempat



: Desa D dekat Perusahaan Pertambangan



Petugas



: Kelompok 4



C. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan Laporan Praktik Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan di Perusahaan Pertambangan yaitu : 1) Data yang didapat berupa Wawancara/Kuisioner 2) Alat Tulis 3) Laptop Pembuatan Laporan Praktik Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan di Perusahan Pertambangan dengan cara meanalisis Studi Kasus ADKL dari data yang didapat. D. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subyek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian (Martono, 2010). Adapun subyek dalam penelitian ini adalah 30 orang responden, dimana yang berjenis kelamin laki-laki didapat sebanyak 26orang dan jenis kelamin perempuan sebanyak 4orang dari Desa D serta Kualitas Air dan Kualitas Udara yang berada di sekitar perusahaan pertambangan.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil a. Gambaran Umum Desa



D



terletak



di



kawasan



dekat



dengan



perusahaan



pertambangan. Dengan status masyarakat yang hampir semua sudah berkeluarga. Kondisi rumah masyarakat di Desa D hampir semua terbuat dari papan atau kayu, sedangkan lantai semua terbuat dari kayu. Atap rumah di desa ini terbuat dari seng, sirap dan atap rumbia namun di dominasi oleh seng. Masyarakat disana menggunakan air sungai untuk mandi dan memasak. Dimana kualitas air sungai tersebut jernih namun pada saat kemarau sungai tersebut kering. Sebagian masyarakat sudah memiliki WC di dalam rumah untuk buang air besar, namun masih ada masyarakat yang buang air besar di luar rumah maupun di sungai. Adapun vektor yang ditemukan di Desa D adalah nyamuk, lalat, tikus dan kecoa, namun nyamuk merupakan vektor utama dikawasan tersebut, dalam menghadapi gigitan nyamuk biasanya masyarakat menggunakan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk. Penyakit yang sering di derita adalah ISPA dan penyakit kulit, namun bebrapa masyarakat juga menderita penyakit malaria dan diare. Fasilitas kesehatan yang tersedia di desa tersebut yaitu puskesmas, pustu, mantra, bidan desa dan mantri. b. Hasil



Kegiatan



Wawancara



Tentang



Status



Kesehatan



Lingkungan di Desa D



No. 1. 2.



Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden di Desa D Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki 26 orang Perempuan 4 orang Total 30 Tabel 4.2



No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



No. 1. 2.



No. 1. 2.



20-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 Total



Kawin Janda Total



Kategori Umur Responden di Desa D Umur (tahun) Jumlah (orang) 9 5 7 3 2 3 1 30 Tabel 4.3 Status Responden di Desa D Status Jumlah (orang) 28 2 30



Tabel 4.4 Jumlah Anggota Keluarga Responden di Desa D Jumlah Anggota Keluarga Jumlah KK