Laporan Akhir Praktikum Biokimia Uji Lipid 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOKIMIA “Uji Lipid” Oleh : Kelompok 3 Kelas E Restoe Suci Ayuningtyas



200110180008



Rifki Ramdhan Firdaus



200110180079



Poja Yanthy Suganda



200110180155



Noni Khoerunnissa



200110180201



Puspa Asih Lestari



200110180254



LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2019



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kami panjatkan ke-Hadirat Allah SWT. karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum biokimia ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpah kepada Nabi Muhammad SAW. kepada para sahabatnya, keluarganya, hingga kepada kita selaku umatnya. Dalam kesempatan ini, tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah beserta asisten laboratorium biokimia, yang telah membimbing kami dengan baik sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum biokimia ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan dukungan, baik dalam bentuk moril maupun materil, selama kami mengerjakan laporan akhir praktikum biokimia ini Laporan akhir praktikum biokimia ini, kami mencoba menjelaskan hasil praktikum kami mengenai sampel – sampel yang mengandung lipid. Kami menyadari bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu, kami selaku penyusun sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun.



Jatinangor, 14 April 2019



Tim Penyusun



i



DAFTAR ISI Bab



Halaman



KATA PENGANTAR.................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................ ii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah................................................................................. 1 1.3 Maksud dan Tujuan..................................................................................2 1.4 Waktu....................................................................................................... 2 II. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA 2.1 Alat dan Bahan........................................................................................ 2.1.1 Uji Kelarutan.............................................................................3 2.1.2 Uji Ketidakjenuhan....................................................................4 2.1.3 Uji Akrotin.................................................................................4 2.1.4 Uji Kolestrol..............................................................................4 2.2 Prosedur Kerja......................................................................................... 2.2.1 Uji Kelarutan............................................................................ 5 2.2.2 Uji Ketidakjenuhan................................................................... 5 2.2.3 Uji Akrotin................................................................................5



ii



2.2.4 Uji Kolestrol............................................................................. 5 III. HASIL PENGAMATAN 3.1 Uji Kelarutan.......................................................................................... 6 3.2 Uji Ketidakjenuhan.................................................................................6 3.3 Uji Akrotin.............................................................................................. 7 3.4 Uji Kolestrol............................................................................................8 IV. PEMBAHASAN 4.1 Uji Kelarutan...........................................................................................9 4.2 Uji Ketidakjenuhan................................................................................11 4.3 Uji Kolesterol........................................................................................12 4.4 Uji Akrolein.......................................................................................... 14 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan............................................................................................ 16 5.2 Saran...................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 17 LAMPIRAN............................................................................................... 18



iii



I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Lipida merupakan suatu kelompok senyawa organik yang heterogen, banyak tedapat dalam tanaman, hewan, mapun manusia. lipida tidak mempunyai rumus empiris dan struktur yang sama tetapi terdiri atas beberapa golongan. Lipida mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non polar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzene. Lipida merupakan unsur makanan yan pentin, selain kalorinya tinggi, juga mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan asam-asam lemak essensial. Lipida mencakup minyak, lilin, lemak, dan senyawa yang sejenis. Lipida merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Untuk membuktikan teori yang ada tentang lipid, maka dilakukan beberapa percobaan terhadap lipid, diantaranya uji kelarutan, uji ketidakjenuhan, uji akrotin, dan uji kolesterol.



1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana hasil positif dan negatif pada uji kelarutan?. 2. Bagaimana hasil positif dan negatif pada uji ketidakjenuhan?. 3. Bagaimana hasil positif dan negatif pada uji akrotin?.



1



4. Bagaimana hasil positif dan negatif pada uji kolesterol?



1.3 Maksud dan Tujuan 1. Uji Kelarutan Untuk mengetahui kelarutan lipida pada pelarut tertentu. Positif ditandai dengan noda yang terdapat pada larutan, sedangkan negatif ditandai dengan tidak terdapatnya noda pada larutan. 2. Uji Ketidakjenuhan Untuk mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak. Positif ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi merah pekat, sedangkan negatif tidak terjadi perubahan warna. 3. Uji Akrotin Untuk mengetahui kehadiran gliserol. Positif ditandai dengan terdapat asap dan bau pada larutan, sedangkan negatif tidak terdapat bau atau asap atau keduanya pada larutan. 4. Uji Kolesterol Untuk mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suat bahan secara kualitatif. Positif ditandai dengan perubahan warna dar merah, kemudian biru dan hijau, sedangkan negatif tidak terjadi perubahan warna.



1.4 Waktu dan Tempat Hari/Tanggal



: Jumat, 5 April 2019



Waktu



: 07.30 – 09.30



Tempat



: Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas



Peternakan Universitas Padjadjaran



2



II ALAT BAHAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN



2.1



Alat dan Bahan



2.1.1 Uji Kelarutan 1) Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk sampel penelitian 2) Pipet tetes berfungsi sebagai alat untuk mengambil sampel 3) Larutan sampel : (Air, Alkohol panas, Alkohol dingin, Eter, Kloroform, Larutan natrium karbonat 2%) berfungsi sebagai sampel yang di uji 4) Lemak/Minyak berfungsi sebagai pereaksi 5) Kertas saring berfungsi untuk melihat kehadiran lemak 2.1.2 Uji Ketidakjenuhan 1) Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk sampel penelitian 2) Pipet tetes berfungsi sebagai alat untuk mengambil sampel 3) Larutan sampel : Minyak kelapa (minyak curah), Minyak sawit (minyak kemasan), Mentega, Margarin, Lemak hewan (lemak domba) berfungsi sebagai sampel yang di uji 4) Larutan : Asam oleat, Kloroform, Larutan yodium Hubl, Asam palmitate berfungsi sebagai pereaksi



3



2.1.3 Uji Akrolein 1) Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk sampel penelitian 2) Pipet tetes berfungsi sebagai alat untuk mengambil sampel 3) Larutan sampel : Minyak curah, Gliserol, Asam Palmitat berfungsi sebagai sampel yang di uji 4) Serbuk kalium hydrogen sulfat berfungsi sebagai pereaksi 5) Bunsen berfungsi sebagai pemanas larutan 2.1.4 Uji Kolesterol 1) Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk sampel penelitian 2) Pipet tetes berfungsi sebagai alat untuk mengambil sampel 3) Larutan sampel : Minyak kelapa (minyak curah), Minyak sawit (minyak kemasan), Mentega berfungsi sebagai sampel yang di uji 4) Larutan : Kloroform, asama asetat anhidrida, H2SO4 pekat, berfungsi sebagai pereaksi



2.2



Prosedur Percobaan



2.2.1 Uji Kelarutan 1) Menyediakan 6 tabung reaksi dengan masing-masing sudah diisi dengan 2 ml larutan sampel 2) Meneteskan lemak/minyak kedalam tabung tersebut



4



3) Meneteskan setetes larutan reaksi dan memperhatikan ada tidaknya noda setelah menguap 2.2.2 Uji Ketidakjenuhan 1) Menyediakan tabung reaksi yang sudah diisi dengan masingmasing 1 ml larutan sampel 2) Menambahkan 1 ml kloroform 3) Menambahkan yod. Hubl tetes demi tetes 2.2.3 Uji Akrolein 1) Menyediakan tabung yang sudah diisi dengan masing-masing 10 tetes larutan sampel 2) Menambahkan pada masing-masing tabung serbuk hydrogen sulfat 3) Memanaskan larutan sampel dengan Bunsen sampai muncul asap putih 2.2.4 Uji Kolesterol 1) Mengisi 5 tetes larutan sampel + 1 ml kloroform + 2 ml asam asetat anhidrida + 4 tetes H2SO4 pekat pada masing-masing tabung 2) Mengamati perubahan warna dari merah, biru, kemudian ungu diakhiri dengan warna hijau



5



III HASIL PENGAMATAN 3.1 Uji Kelarutan Tabel 3.1 Uji Kelarutan GAMBAR



KETERANGAN



Sampel air dan alkohol panas terdapat



noda



yang



berarti



sampel tidak dapat larut. Sampel alkohol dingin, eter, kloroform,



Na2CO3



tidak



terdapat noda yang berarti dapat larut.



3.2 Uji Ketidakjenuhan Tabel 3.2 Uji Ketidakjenuhan GAMBAR



KETERANGAN



6



Sampel



Palmitat,



domba



dan



Lemak



Maragarin



merupakan asam lemak tidak jenuh



karena



sampel



menghasilkan warna merah diiringi



perubahan



kembali



menjadi



warna orange(



kuning) pada beberapa saaat Sampel asam oleat, minyak curah, minyak sawit dan mentega



merupakan



asam



lemak jenuh karena sampel tidak menunjukan perubahan warna menjadi merah.



3.3 Uji Akrotien Tabel 3.3 Uji Akrotien GAMBAR



KETERANGAN



7



Sampel



minyak,



palmitat



mengandung



karena



terjadi



gliserol dan



reaksi



gliserol yang



menghasilkan adanya asap dan bau pada sampel.



3.4 Uji Kolestrol Tabel 3.4 Uji Kolestrol GAMBAR



KETERANGAN



Sampel minyak kelapa dan minyak sawit mengandung kolestrol dengan kadar minyak kelapa yang lebih banyak dibanding minyak sawit. Hal tersebut dapat dilihat dari kepekatan warna hijau yang merupakan hasil reaksi. Sampel mentega mengandung sedikit kolestrol



dikarenakan



warna



pada



sampel saat reaksi menjadi kuning kehijauan.



8



IV PEMBAHASAN 4.1 Uji Kelarutan Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Garjito, 1980). Uji kelarutan adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kelarutan lipida pada pelarut tertentu. Uji kelarutan lipid ditentukan oleh kepolaran pelarutnya. Jika lipid dilarutkan dalam pelarut polar, maka hasilnya tidak akan larut. Lipid tersebut memiliki sifat nonpolar, sehingga hanya akan larut apabila dilarutkan dengan pelarut nonpolar juga. Sampel lipid yang dipakai yaitu minyak curah. Uji pertama dilakukan pada sampel air. Hasil menunjukan negatif, yang berarti bahwa air tidak dapat melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena air hanya dapat melarutkan zat – zat yang bersifat ionik atau bersifat polar. Cara air melarutkan suatu zat yaitu dengan menarik sisi – sisi ionik atau sisi – sisi polar dari suatu zat terlarut. Air tidak dapat melarutkan zat nonpolar karena air tidak dapat menarik sisi – sisi molekul untuk memutuskan ikatan yang menyusun zat nonpolar tersebut. Sehingga hasil negatif tersebut sudah sesuai dengan teori.



9



Sampel yang kedua yaitu berupa alkohol panas. Hasil menunjukan negatif, yang berarti bahwa alkohol panas tidak dapat melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena alkohol memiliki sifat semi polar yaitu memiliki ujung yang polar dan juga memiliki ujung yang nonpolar. Ketika alkohol dalam keadaan panas, kedua ujungnya menjadi polar dan tidak dapat memutuskan ikatan yang menyusun zat nonpolar pada lipid, sehingga sesuai dengan teori bahwa alkohol panas tidak dapat melarutkan lipid. Sampel yang ketiga yaitu alkohol dingin. Hasil menunjukan positif, yang berarti bahwa alkohol dingin dapat melarutkan lipid. Seperti yang telah dibahas bahwa alkohol memiliki sifat semipolar. Ketika alkohol dalam keadaan dingin atau seperti biasanya tanpa adanya pemanasan, maka ujung nonpolar pada alkohol akan saling tarik menarik dengan ujung nonpolar pada lipid. Sehingga hasil yang positif tersebut sesuai dengan teori. Sampel yang keempat yaitu kloroform. Hasil menunjukan positif , yang berarti bahwa kloroform dapat melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena kloroform merupakan pelarut organik yang bersifat nonpolar. Dan lipid sendiri memiliki sifat yang dapat larut sempurna dalam pelarut organik. Sehingga hasil positif tersebut sesuai dengan teori. Sampel yang kelima yaitu N2CO3. Hasil menunjukan positif, yang berarti bahwa N2CO3 dapat melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena lemak dalam N2CO3 akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga



10



tetes – tetes minyak tersebar seluruhnya. Sehingga hasil positif tersebut sesuai dengan teori. Sampel yang keenam yaitu eter. Hasil menunjukan positif, yang berarti bahwa eter dapat melarutkan lipid. Hal tersebut dapat terjadi karena eter merupakan pelarut nonpolar dan lipid juga merupakan senyawa nonpolar sehingga hasil bahwa eter dapat melrutkan lipid tersebut sesuai dengan teori.



4.2 Uji Ketidakjenuhan Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan,



11



pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble (Budha,K.,1981). Uji ketidakjenuhan yang dilakukan pada sampel asam oleat, minyak kelapa curah, minyak sawit kemasan, dan mentega hasil larutannya berwarna kuning bening yang menunjukkan bahwa hasil ini positif dan menunjukkan bahwa sampel ini merupakan asam lemak tidak jenuh. Uji ketidakjenuhan yang dilakukan pada asam palmitat hasil larutannya berwarna merah pekat yang menunjukkan bahwa hasil ini negatif (---) dan menunjukkan bahwa sampel ini mengandung asam lemak sangat jenuh. Pada mentega hasil larutan berwarna merah agak pekat yang menunjukkan bahwa hasil ini negatif (--) dan menunjukkan bahwa sampel ini mengandung asam lemak jenuh. Pada lemak hewan (domba) hasil larutannya berwarna merah yang menunjukkan bahwa hasil ini (-) dan menunjukkan bahwa sampel ini mengandung sedikit asam lemak jenuh 4.3 Uji Kolestrol Uji kolesterol adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui untuk adanya sterol dalam suatu bahan secara kualitatif. Kolesterol adalah terol utama yang banyak tedapat di alam. Untuk mengatahui keberadaan sterol dan kolesterol dalam senyawa harus menggunakan reaksi Lieberman Burchard. Penambahan H2SO4 bertujuan agar larutan yang mengandung kolesterol bisa memindahkan molekul udara dari gugus C3 ke



kolesterol



kolesterol



kemudian



12



teroksidasi



membentuk,



kolestadiena. -produk



ini



diterbitkan



pria



jadi



polimer



yang



mengandung kromofor yang menghasilkan warna hij au. Warna hi jau ini menandakan hasil yang positif. Uji pertama dilakukan pada sampel mentega hasil larutannya adalah warna kuning sedikit kehijauan hal ini menjukan hasil yang positif. Karena kandungan kolesterol dalam larutannya bisa memindahkan molekul udara dari gugus C3 ke kolesterol kolesterol kemudian teroksidasi membentuk, asam 3-aseto-5-kolesterolsulfonat. Meskipun kandungan kolestrol dalam mentega sedikit namun tetap dalam mentega mengandung kolesterol . Dr. Vergrossen dalam dua penelitiannya (1972, 1975) menemukan, asam oleat (cis) dapat menurunkan kadar kolesterol serum, sedangkan elaidat (trans) sebaliknya, justru meningkatkan kadar kolesterol serum darah. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan Dr. Grundy (1990) membuktikan, asam lemak tidak jenuh tunggal dalam bentuk trans tidak hanya meningkatkan kadar kolesterol LDL, tetapi juga menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah. Seperti diketahui, kolesterol LDL seringkali disebut ‘kolesterol jahat’, karena dapat menyebabkan timbulnya penyakit arterosklerosis, sedangkan HDL sebaliknya, dan seringkali disebut sebagai ‘kolesterol baik’. Uji



kedua



sampel



minyak



kelapa



hasilnya



positif



yaitu



mengahasilkan larutan berwarna hijau transparan. Hal tersebut karena Karena kandungan kolesterol dalam larutannya bisa memindahkan



13



molekul udara dari gugus C3 ke kolesterol kolesterol kemudian teroksidasi membentuk, asam 3-aseto-5-kolesterolsulfonat. Uji ketiga adalah minyak sawit hasilnya positif yaitu mengahasilkan larutan berwarna hijau transparan. Hal tersebut karena Karena kandungan kolesterol dalam larutannya bisa memindahkan molekul udara dari gugus C3 ke kolesterol kolesterol kemudian teroksidasi membentuk, asam 3-aseto-5-kolesterolsulfonat. 4.4 Uji Akrolein Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih (Ketaren, 1986). Uji akrolein dilakukan untuk mendeteksi keberadaan molekul trigliserida. Gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lipid akan mengalami degradasi jika dipanaskan. Hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya molekul aldehid akrilat atau akrolein yang berbau menyengat atau tengik. Uji akrolein menggunakan senyawa KHSO4 sebagai bahan tambahan pembentuk akrolein. Uji akrolein berfungsi sebagai penguji kualitas lipid. Suatu lipid yang memiliki kualitas yang bagus jika larutan tersebut tidak terlalu bau jika



14



direaksikan dengan KHSO4. Lemak atau lipid terbagi dua yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh terdapat di dalam tubuh dan tidak memiliki ikatan rangkap, misalnya gliserol. Sedangkan lemak tak jenuh yaitu memiliki ikatan rangkap dan diperoleh dari luar tubuh, misalnya minyak . Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa minyak kelapa dan minyak malinda lebih bau tengik dari pada gliserol. Hal ini disebabkan karena gilserol tergolong kedalam lemak jenuh yang tidak memiliki



ikatan



rangkap



dan



asam



lemak,



oleh



karena



itu



KHSO4 mudah larut didalamnya setelah dipanaskan dan warna berubah menjadi kecoklatan dan baunya tidak terlalu tengik. Sedangkan minyak kelapa dan minyak malinda termasuk ke dalam lemak tidak jenuh, yaitu memiliki ikatan rangkap dan KHSO4 tidak larut didalamnya, dan menimbulkan bau paling tengik. Semakin panjang ikatan rangkapnya maka akan semakin bau larutannya. Sampel yang pertama adalah minyak hasilnya adalah positif karena hasil pengamatan adalah asap putih dan bau tengik. Hal ini disebabkan karena minyak merupakan lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap sehingga sulit diuraikan atau dipecah. Sampel yang kedua adalah gliserol adalah positif karena hasil pengamatan asap putih dan bau tengik karena



gliserol merupakan



gliserol. , oleh karena itu KHSO4 mudah larut didalamnya setelah dipanaskan dan warna berubah menjadi kecoklatan dan baunya tidak terlalu tengik. Sampel ketiga palmitat menunjukan hasil yang negative.



15



V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Sampel air dan alkohol panas terdapat tidak dapat larut, sedankan sampel alkohol dingin, eter, kloroform, Na2CO3 dapat larut. 2. Sampel palmitat, lemak domba dan maragarin merupakan asam lemak tidak jenuh sedangkan sampel asam oleat, minyak curah, minyak sawit dan mentega merupakan asam lemak jenuh. 3. Sampel minyak kelapa dan minyak sawit mengandung kolestrol dengan kadar minyak kelapa yang lebih banyak dibanding minyak sawit, sedangkan sampel mentega mengandung sedikit kolestrol. 4. Sampel minyak, gliserol dan palmitat mengandung gliserol. 5.2 Saran 1. Untuk Praktikan Praktikan diharapkan agar mengetahui prosedur kerja sehingga praktikum dapat berjalan dengan efisien. 2. Untuk Laboratorium Laboratorium diharapkan agar lebih melengkapi fasilitas yang diperlukan dalam praktikum terutama bahan yang digunakan.



16



DAFTAR PUSTAKA Budha,K. 1981. Kelapa dan Hasil Pengolahannya. Fakultas Teknologi dan Pertanian, Denpasar: Universitas Udayana. Garjito,M.1980. Minyak: Sumber, Penanganan, Pengelolahan, dan Pemurnian.



Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian UGM.



Hart, Harold. 1987. Kimia Organik Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga. Ketaren.1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia. Pramarsh. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga. Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 4, Februari 2008 Salirawati et al.2007.belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo



17



LAMPIRAN Pembagian Tugas NPM



Nama



Tugas



200110180008



Restoe Suci A



Alat bahan dan Prosedur kerja



200110180079



Rifki Ramdhan Firdaus



Daftar isi, Hasil pengamatan, Pembahasan Uji Kelarutan , Uji Ketidakjenuhan dan Uji Akrotin, Kesimpulan dan Saran, Daftar pustaka



200110180155



Poja Yanthy Suganda



Pendahuluan, Uji Ketidakjenuhan



200110180201



Noni Khoerunnissa



Pembahasan Uji Akrotin dan Uji Kolestrol



200110180254



Puspa Asih Lestari



Cover, Kata Pengantar, Uji Kelarutan



18