Laporan Akhir Tubes [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUGAS BESAR SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN IDENTIFIKASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001:2015 DI PT SOLUSI BANGUN INDONESIA Tbk PABRIK NAROGONG



Disusun oleh: Kelompok 3 1. Puti Shakila Audhisa Israr



(118250011)



2. Rila Kaila Khoirunnisa



(118250012)



3. Septiana Kusuma Dewi



(118250013)



4. Rachma Sekar Utami



(118250019)



5. Fina Nurrohmah



(118250022)



6.Yuliana Daulay



(118250032)



7. Trian Saputri



(118250035)



8.Anis lulu firdausi



(118250071)



9. Muhammad Akram



(118250077)



10. Aufa Salsabila



(118250109)



PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2021



KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Mata Kuliah Sistem Manajemen Lingkungan yang berjudul Identifikasi Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015 di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Narogong ini dengan baik.  Kami menyadari bahwa Laporan Tugas Besar Sistem Manajemen Lingkungan ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian Laporan Tugas Besar ini. Diantaranya: 1.



Bambang Prasetyo, S.Hut., M.EM., dan Fajriharish Nur Awan, S.T., M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Manajemen Lingkungan.



2.



Bapak/Ibu dosen beserta staf Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sumatera yang namanya tidak dapat disebut satu per satu.



3.



Serta teman-teman Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sumatera.



Kami menyadari Laporan Tugas Besar Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami berharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan Laporan Tugas Besar Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ini dan penulisan Laporan Tugas Besar selanjutnya. Semoga Laporan Tugas Besar Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca. Lampung Selatan,



Kelompok 3



Mei 2021



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI..........................................................................................................................2 DAFTAR TABEL..................................................................................................................4 DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................5 BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................6 1.1



Latar Belakang.........................................................................................................6



1.2



Kajian masalah........................................................................................................7



1.3



Rumusan Masalah...................................................................................................7



1.4



Tujuan......................................................................................................................7



1.5



Batasan Masalah......................................................................................................8



BAB II KAJIAN LITERATUR.............................................................................................9 2.1. Sistem Manajemen Lingkungan..................................................................................9 2.2. Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan............................................................10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................14 3.1. Studi Pendahuluan.....................................................................................................14 3.2. Metode Penelitian......................................................................................................14 3.3. Lokasi Penelitian.......................................................................................................14 3.4. Waktu Pelaksanaan...................................................................................................15 3.5. Alur Penelitian..........................................................................................................16 3.6. Hasil/Output Penelitian.............................................................................................16 BAB IV HASIL DAN ANALISIS.......................................................................................17 4.1



Profil Perusahaan...................................................................................................17



4.2



Struktur Organisasi................................................................................................20



4.3



Strategi...................................................................................................................21



4.4



Program.................................................................................................................25



4.5



Pencapaian.............................................................................................................31



4.6



Analisis Perusahaan...............................................................................................32



BAB V PENUTUP...............................................................................................................34 5.1. Kesimpulan...............................................................................................................34 5.2. Saran..........................................................................................................................34 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................35 LAMPIRAN.........................................................................................................................36



DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Pilar Strategi dan Target Keberlanjutan..............................................................25 Tabel 4.2 Pilar Program CSR..............................................................................................26



DAFTAR GAMBAR Gambar



3.1



Lokasi



Institut



Teknologi



Sumatera………………………………………….14 Gambar



3.2



Lokasi



PT



Solusi



Bangun



Indonesia……………………...



………………….15 Gambar



4.1



Logo



PT



Solusi



Bangun



Indonesia



………………………...



………………...15 Gambar 4.2 Struktur organisasi PT Solusi Bangun Indonesia tingkat korporat.................20 Gambar 4.3 Struktur Manajerial PT SBI Pabrik Narogong................................................21 Gambar 4.4 Struktur Manajerial Teknik PT SBI Pabrik Narogong...................................21



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan



di setiap



negara



tidak terlepas



dari adanya



perkembangan



industrialisasi, yang mana perkembangan tersebut dimulai sejak revolusi industri pada tahun 1800an di wilayah Eropa. Saat ini perkembangan industri selalu diikuti dengan perkembangan teknologi yang kian hari kian berkembang. Pergeseran teknologi dari tenaga manusia ketenagaan mesin sudah cukup dirasakan dampaknya dalam upaya pencapaian produktifitas yang setinggi-tingginya akan tetapi apabila dalam penggunaan teknologi tersebut tidak menggunakan aspek lingkungan. Sejak disahkannya tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pada 25-27 September 2015 dalam pertemuan Sustainable Development Summit di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 193 negara di dunia kini bersama-bersama berupaya untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan untuk 15 tahun ke depan. Dalam salah satu poin SDGs, terdapat cita-cita untuk menciptakan kota yang aman, tangguh, inklusif, dan berkelanjutan, hal ini tentunya harus didukung oleh sektor konstruksi yang dapat menunjang konsep keberlanjutan. [1]. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri bahan bangunan berusaha untuk turut serta mewujudkan solusi atas sejumlah persoalan terkait pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Hal tersebut mencakup permasalahan perubahan iklim, perekonomian sirkuler, air, dan alam. Selain itu, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk juga berkomitmen untuk meningkatkan kinerja lingkungan hidup secara berkesinambungan dalam memproduksi dan menyediakan jasa dengan mutu yang konsisten dengan memenuhi standar yang diterima secara domestik maupun internasional. Salah satu standar yang telah diterapkan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk untuk menerapkan suatu sistem manajemen lingkungan yang terintegrasi supaya kualitas lingkungan tetap terjaga, adalah standar ISO 14001[2]. Standar ISO 14001 pada dasarnya merupakan suatu standar untuk pelaksanaan sistem manajamen lingkungan yang bersifat sukarela, sehingga suatu organisasi tidak memiliki kewajiban untuk untuk mendapatkan sertifikasi tersebut. Namun, penerapan sistem manajemen lingkungan yang mengacu pada ISO 14001 dapat mengangkat citra perusahaan dan meningkatkan kepercayaan dari konsumen bahwa suatu organisasi



telah proaktif dalam menjaga kualitas dan kuantitas pengelolaan lingkungannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu evaluasi pada PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan sistem manajemen lingkungan yang telah diterapkan agar penerapannya tetap berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan prosedur yang ada pada ISO 14001:2015 [2]. 1.2 Kajian masalah Gambaran–gambaran mengenai penerapan SML ISO 14001:2015 pada dunia industri diharapkan memiliki suatu sistem peralatan yang dapat dipergunakan dalam menjaga kestabilan dan kelestarian lingkungannya sehingga memungkinkan kinerja perusahaan diciptakan dengan basis lingkungan yang terkendali. Tujuan secara menyeluruh dari penerapan SML ISO 14001:2015 sebagai standar internasional yaitu untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Dampak bagi perusahaan juga dirasakan dari sisi finansial terkait dengan penerapan ISO 14001 tersebut. Penerapan ISO 14001 diharapkan dapat mengendalikan dampak negatif yang akan terjadi. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi penerapan dalam menjamin tercapainya peningkatan efektivitas pada PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Nagorong. 1.3 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan sistem manajemen lingkungan (SML) sesuai dengan kondisi eksisting pada PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk Nagorong? 2. Apakah Sistem Manajemen Lingkungan pada PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk Nagorong telah sesuai dengan ISO 14001:2015? 3. Apa saja yang menjadi hambatan bagi PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk dalam menerapkan sistem manajemen lingkungan (SML)? 1.4 Tujuan 1. Mempelajari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan pada kondisi eksisting di Lapangan di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Narogong. 2. Mengevaluasi kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Lingkungan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dengan klausul-klausul yang ada pada ISO 14001:2015. 3. Mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam penerapan sistem manajemen lingkungan (SML) di PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk.



1.5 Batasan Masalah Batasan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan dengan persyaratan ISO 14001:2015 di PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk Nagorong. 2. Mengevaluasi kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Lingkungan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dengan klausul-klausul yang ada pada ISO 14001:2015. 3. Memberikan saran/rekomendasi untuk PT Solusi Bangun Indonesia Tbk untuk menigkatkan kinerja pada perusahaan agar menjadi lebih baik.



BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1. Sistem Manajemen Lingkungan Sistem manajemen lingkungan terdiri dari dua bagian frasa, yaitu sistem manajemen merupakan kumpulan unsur organisasi yang saling terkait dan berinteraksi untuk menetapkan kebijakan, sasaran, dan proses untuk mencapai sasaran tersebut. Unsur sistem mencakup struktur organisasi, peran dan tanggung jawab, perencanaan dan operasional, dan evaluasi kinerja dan perbaikan. Lingkungan dapat diartikan sebagai keadaan sekeliling di mana suatu organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan di antara mereka. Sedangkan sistem manajemen lingkungan diartikan sebagai bagian dari sistem manjaemen yang digunakan dalam pengelolaan aspek lingkungan, pemenuhan kewajiban penaatan, dan penanganan resiko dan peluang [ CITATION Bad15 \l 1033 ]. Dengan adanya sistem manajemen lingkungan ini akan mendorong organisasi untuk terus menerus meningkatkan kinerja lingkungannya membentuk siklus yang berulang [ CITATION Ari20 \l 1033 ]. Standar Internasional ISO 14001:2015 menjadi acuan dan landasan Sistem Manajemen Lingkungan (SML). Dokumen dengan Standar Internasional ini menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen lingkungan yang dapat digunakan suatu organisasi untuk meningkatkan kinerja lingkungannya. Standar ini juga dimaksudkan untuk digunakan oleh suatu organisasi yang mencari cara untuk mengatur tanggung jawab lingkungannya secara sistematis yang berkontribusi terhadap keberlanjutan pilar lingkungan. Secara komprehensif Sistem Manajemen Lingkungan (SML) dapat membantu organisasi mengidentifikasi, mengelola, memantau dan mengendalikan isu lingkungan. Seperti sistem manajemen tipe lain yang dikeluarkan oleh ISO / International Organization for Standardization (seperti sistem manajemen mutu dan kesehatan dan keselamatan kerja), SML menggunakan “High Level Structure” yang sama. Arti SML dapat diintegrasikan dengan mudah kedalam sistem manajemen yang dikeluarkan oleh ISO[CITATION Kem16 \l 1033 ]. Sebagai pendekatan sistem manajemen lingkungan ini digunakan sistem RencanaLakukan-Periksa-Tindaki atau konsep model Plan-Do-Check-Act (PDCA). Model ini merupakan proses berulang (siklus) yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai



perbaikan yang berkelanjutan[ CITATION Bad15 \l 1033 ]. Berikut merupakan penjelasan konsep PDCA pada model sistem manajemen lingkungan : a. Rencana (Plan) merupakan tahap menetapkan sasaran lingkungan dan proses yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebijakan lingkungan organisasi. b. Lakukan (Do) merupakan tahap menerapkan proses yang telah direncanakan. c. Periksa (Check) merupakan tahap memantau dan mengukur proses terhadap kebijakan lingkungan termasuk komitmen, lingkungan dan kriteria operasi, serta melaporkan hasil. d. Tindak



(Act)



merupakan



tahap



melakukan



tindakan



untuk



perbaikan



berkenlajutan. 2.2. Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan Pada umumnya, sistem manajemen lingkungan memiliki struktur rencana-lakukanperiksa-tindaki. Hal ini meliputi 5 tahap, yaitu : [ CITATION Ari19 \l 1033 ] a. Tahap 1 : Kebijakan Lingkungan Proses pengembangan sistem manajemen lingkungan dimulai dari menetapkan kebijakan lingkungan yang sesuai dengan misi organisasi. Berisi tentang prinsipprinsip yang digunakan untuk mencapai tujuan. Tahap 1 ini meliputi : 



Pernyataan mengenai maksud dan prinsip-prinsip dalam peningkatan kinerja lingkungan







Kerangka kerja dan arahan untuk keseluruhan kegiatan







Motivator untuk melaksanakan SML







Mencakup komitmen: Perbaikan berkelanjutan, pencegahan pencemaran dan penaatan terhadap peraturan



b. Tahap 2 : Perencanaan Terdiri dari identifikasi peraturan dan persyaratan lainnya; identifikasi proses, sumber daya, dan aspek lingkungan; identifikasi peluang pencegahan polusi; pengembangan tujuan dan program sebagai upaya perbaikan; dan pembuatan rencana, program, dan sistem pembiayaan. Pada Tahap 2 ini juga ada beberapa unsur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Unsur aspek lingkungan :







Environmental aspects (Aspek Lingkungan): bagian dari kegiatan organisasi, produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan lingkungan







Dampak lingkungan: Setiap perubahan yang terjadi pada lingkungan, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh kegiatan organisasi produk atau jasa







Aspek penting lingkungan: aspek lingkungan yang memiliki atau dapat memiliki dampak penting lingkungan.







Menyatakan



bahwa organisasi perlu:



Membuat



prosedur untuk



mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan sehingga perusahaan dapat mengendalikannya, menentukan aspek penting, menjamin bahwa aspek penting dipertimbangkan dalam penentuan tujuan dan sasaran dan aspek lingkungan yang up-to-date. 2. Unsur Unsur Peraturan Perundang-undangan atau Persyaratan Lainnya a) Organisasi harus menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi dan memperoleh akses kepada peraturan dan persyaratan lainnya yang berhubungan dengan organdihasilkan. b) Peraturan Perundang-undangan diantaranya : Peraturan di tingkat nasional, provinsi dan daerah, ketentuan spesifik dalam perijinan, dokumen pemerintah dan perjanjian-perjanjian, serta kontrak dan dokumen lainnya yang membawa konsekuensi adanya kewajiban secara hukum c) Persyaratan lainnya diantaranya : Persyaratan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh organisasi peraturan, standar operasi industri, ketentuan-ketentuan internal, standar yang bukan bersifat peraturan, kesepakatan dengan pemda, kebijakan dan prosedur organisasi, serta perjanjian ketaatan sukarela. 3. Unsur Tujuan dan Sasaran a) Tujuan Lingkungan : Tujuan lingkungan secara menyeluruh yang konsisten dengan kebijakan lingkungan yang ditetapkan oleh organisasi untuk dicapai. (ISO 14001: 2004) b) Sasaran Lingkungan : Persyaratan kinerja secara rinci yang dapat diterapkan oleh organisasi yang dihasilkan dari tujuan lingkungan dan perlu ditetapkan dan dipenuhi untuk mencapai tujuan tersebut. (ISO 14001:2004) 4. Unsur Program Manajemen Lingkungan



a) Menetapkan dan memelihara tujuan dan sasaran terdokumentasi pada setiap fungsi dan tingkatan manajemen di perusahaan. b) Pertimbangan aspek-aspek hukum dan ketentuan-ketentuan hukum lainnya, aspek penting lingkungan, pilihan teknologi dan keuangan, persyaratan bisnis dan operasi, dan pandangan pihak terkait. c) Konsisten



dengan



kebijakan



lingkungan,



termasuk



merefleksikan



komitmen terhadap pencegahan pencemaran. c. Tahap 3 : Implementasi dan Operasi Terdiri dari menetapkan struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, dan program; implementasi pelatihan; pembuatan dokumentasi sistem manajemen lingkungan (termasuk kontrol dan pengendalian dokumen); komunikasi; pengembangan



dan



implementasi



prosedur



operasional



standar,



dan



pengembangan serta implementasi prosedur respons tanggap darurat. Beberapa unsur yang perlu diperhatikan di tahap ini adalah sebagi berikut : 1. Unsur Struktur dan Tanggung Jawab a) Peran/fungsi,



tanggung



jawab



dan



kewenangan



ditetapkan,



didokumentasikan dan disampaikan untuk menunjang terciptanya manajemen lingkungan yang efektif. b) Manajemen harus menyediakan sumber daya yang diperlukan dalam implementasi dan mengendalikan sistem manajemen lingkungan. Sumber daya tersebut termasuk sumber daya manusia dan keterampilan khusus, teknologi dan sumber financial. c) Manajemen puncak organisasi harus menunjuk wakil manajemen. 2. Unsur Kepedulian, Training dan Kompetisi a) Organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan b) Personil yang pekerjaannya berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan harus telah menerima pelatihan yang memadai. c) Seluruh personil harus peduli terhadap : Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan lingkungan, prosedur dan persyaratan dalam EMS, dampak penting lingkungan, peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan EMS, serta personil harus kompeten. 3. Unsur Komunikasi



a. Sehubungan dengan aspek lingkungan dan EMS, organisasi perlu menetapkan prosedur untuk : 



Komunikasi internal antar lini dan fungsi dalam organisasi.







Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang relevan dari pihak luar yang berkepentingan.



b. Organisasi perlu menetapkan dan memelihara informasi, secara tertulis ataupun elektronik, untuk menjelaskan unsur utama sistem manajemen lingkungan dan interaksinya, serta memberikan arahan atas dokumen terkait. 4. Unsur Dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan Organisasi perlu menetapkan dan memelihara informasi, secara tertulis ataupun elektronik diantaranya untuk: Menjelaskan unsur utama EMS dan interaksinya, serta memberikan arahan atas dokumen terkait d. Tahap 4 : Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi Mencakup pemantauan dan pengukuran, identifikasi sebab dan akibat, tindakan korektif dan pencegahan, serta audit. Unsur Pemantauan dan Pengukuran meliputi : a) Organisasi harus menetapkan Prosedur untuk memantau dan mengkur karakteristik kunci dari kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting lingkungan. b) Organisasi harus melakukan Kalibrasi terhadap peralatan pemantauan e. Tahap 5 : Kajian Manajemen Manajemen tingkat atas mengkaji ulang sistem manajemen lingkungan yang telah diterapkan dan melakukan perubahan jika diperlukan untuk memastikan terpenuhinya persyaratan. Kajian ulang manajemen dilakukan untuk memastikan perbaikan berkelanjutan sistem manajemen lingkungan. Kajian manajemen yang harus dilakukan adalah : a) Organisasi harus melakukan kajian terhadap EMS untuk memastikan keterpenuhan, ketepatan, dan keefektifan dari sistem. b) Kajian harus terbuka terhadap kemungkinan perubahan pada kebijakan, tujuan dan unsur lain dalam EMS 2.3. Manfaat Sertifikasi ISO 14001



Dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001, suatu organisasi atau perusahaan akan mendapatkan manfaat melalui pendekatan strategis untuk meningkatkan kinerja ligkungannya. Berikut ini merupakan beberapa manfaat yang akan didapatkan oleh perusahaan ketika menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001: a. Menunjukkan kepatuhan dengan persyaratan dan undang undang yang berlaku sekarang dan di masa depan. b. Membentuk sistem pengelolaan operasional yang efektif. c. Meningkatkan keterlibatan kepemimpinan dan karyawan, serta meningkatkat perhatian manajemen puncak. d. Meningkatkan reputasi (citra) perusahaan dan kepercayaan stakeholder maupun konsumen melalui komunikasi stategis. e. Memperoleh tujuan strategis bisnis dengan menggabungkan isu lingkungan ke dalam manajemen bisnis. f. Menyediakan keuntungan kompetitif dan keuangan melalui peningkatan efisiensi dan pengurangan biaya. g. Mendukung kinerja lingkungan yang lebih baik dari pemasok dengan mengintegrasikan sistem manajemen lingkungan ke dalam sistem bisnis organisasi. h. Menurunkan angka kecelakaan kerja. i. Peningkatan hubungan kepada masyarakat. j. Menyoroti konsep Life Cycle Assemssments (LCA) dan mempertimbangkan rantai (Value Chain) pada saat identifikasi dan penilaian aspek dampak lingkungan dari produk. 2.4. Tinjauan Umum ISO 14001:2015 Sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2015 menetapkan persyaratan sistem manajemen lingkungan untuk memungkinkan badan atau organisasi mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan tujuan yang memperhitungkan persyaratan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang diikuti organisasi dan informasi mengenai aspek lingkungan penting. Standar ini berlaku untuk aspek lingkungan yang diidentifikasi oleh organisasi sebagai aspek yang dapat dikendalikan dan aspek yang dapat dipengaruhi. Standar ini berlaku untuk organisasi apapun yang bermaksud untuk [ CITATION Bad15 \l 1033 ]:



1. Menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen lingkungan. 2. Memastikan kesesuaian organisasi dengan kebijakan lingkungannya. 3. Menunjukkan kesesuaian dengan standar ini melalui. a. Melakukan penetapan sendiri (self-determining) dan swa-deklarasi (selfdeclaration) b. Memperoleh konfirmasi kesesuaian dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi tersebut, seperti pelanggan c. Memperoleh konfirmasi terhadap swa-deklarasi dari pihak eksternal d. Memperoleh sertifikasi/registrasi untuk sistem manajemen lingkungannya dari organisasi lain. Penerapan standar ini tergantung pada faktor-faktor seperti kebijakan lingkungan organisasi, sifat kegiatan, produk dan jasa serta lokasi dan kondisi organisasi. Penggunaan proses, praktik, teknik, material, produk, jasa, atau energi untuk menghindari, mengurangi atau mengendalikan (secara terpisah atau kombinasi) penciptaan emisi atau pengeluaran segala bentuk pencemar atau limbah, dalam rangka untuk mengurangi dampak lingkungan yang buruk merupakan goals dari Environmental



Management



System



atau



Sistem



Manajemen



Lingkungan



berlandaskan ISO 14001:2015 pada umumnya. Pencegahan pencemaran mencakup reduksi atau eliminasi sumberdaya, perubahan proses, produk atau jasa, penggunaan sumberdaya secara efisien, substitusi material dan energi, reuse, recocery, recycle, reklamasi, dan juga treatment [ CITATION Ari20 \l 1033 ]. 2.5. Persyaratan (Klausal) ISO 14001:2015 Berdasarkan ISO 14001:2015 terdapat beberapa perubahan atau penambahan klausul yang harus dipatuhi oleh organisasi atau perusahaan disbanding versi 2004. Perubahan utama di ISO 14001:2015 antara lain, menuntut komitmen yang lebih besar dari top manajemen, lebih mudah untuk disesuaikan dengan kebijakan strategis tentang lingkungan, lebih melindungi lingkungan dengan pendekatan proaktif dan inisiatif, komunikasi dan sosialisasi yang lebih efektif melalui strategi komunikasi, dan berbasis “Life Cycle Thinking” yang mempertimbangkan setiap tahapan pross penyediaan produk atau jasa. Hal yang paling mencolok dari ISO 14001:201 adalah struktur klausulnya yang berubah signifikan. Dari 4 klausul pada ISO 14001:2004 menjadi 10 klausul pada ISO 14001:2015 [ CITATION Bad15 \l 1033 ].



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan PT. Solusi Bangun Indonesia telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan sejak tahun 1999. ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan merupakan regulasi yang digunakan sebagai acuan pada perusahaan ini. Pembaruan sertifikat ISO 14001 terus dilakukan oleh PT Solusi Bangun Indonesia, diantaranya yaitu ISO 14001 : 2015 yang didapatkan pada Tahun 2016, setelah sebelumnya menggunakan ISO 14001 : 2004. Diawal tahun 2019, PT Solusi Bangun Indonesia meakukan permbaruan sertifikasi ISO 14001:2015 yang berlaku hingga tahun 2022. 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam laporan ini adalah jenis metode deskriptif, yaitu memaparkan dan menggambarkan secara sistematis dan faktual serta akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar peristiwa yang diselidiki. Dalam penelitian ini khususnya tentang bagaimana penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 pada PT Solusi Bangun Indonesia. 3.3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Institut Teknologi Sumatera Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.



Gambar 3.1 Lokasi Institut Teknologi Sumatera



Adapun lokasi dari obyek penelitian ini, yaitu PT Solusi Bangun Indonesia yang terletak di Narogong, Kabupaten Bogor.



Gambar 3.2 Lokasi PT Solusi Bangun Indonesia 3.4. Waktu Pelaksanaan Penelitian mengenai evaluasi dan analisis penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 PT Solusi Bangun Indonesia dilakukan pada tanggal 22 April 2021. 3.5. Alur Penelitian



Menentukan Perusahaan/Industri yang akan dianalisis



Pengumpulan Data



Data Primer : Didapatkan dari Jurnal dan Website



Data Sekunder : Didapatkan dari Peta dan Laporan/Buletin yang diterbitkan oleh perusahaan



Merumuskan keimpulan serta saran dan rekomendasi



3.6. Hasil/Output Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah mahasiswa dapat merumuskan kesimpulan atas rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu mengetahui Sistem Manajemen Lingkungan yang diterapkan pada suatu perusahaan dan mampu melakukan analisis mengenai kesesuaian SML yang telah diterapkan terhadap standar ISO 14001: 2015.



BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Perusahaan



Gambar 4.1 Logo PT Solusi Bangun Indonesia (Sumber: PT. SBI Tbk, 2018) 4.1.1 Sekilas Solusi Bangun Indonesia PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (“Solusi Bangun Indonesia” atau “SBI”), yang sebelumnya dikenal dengan nama Holcim Indonesia, merupakan anak usaha PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB), bagian dari SIG, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjalankan bisnisnya sebagai produsen semen terbesar di Indonesia [ CITATION 3 \l 1033 ]. Berdasarkan kesepakatan akuisisi pada akhir tahun 2018, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya SIIB, secara resmi melakukan proses akuisisi saham Holcim Indonesia yang merupakan bagian dari Grup LafargeHolcim [ CITATION 3 \l 1033 ] Selain mengakibatkan pergantian nama Holcim Indonesia menjadi Solusi Bangun Indonesia, dua anak usaha Holcim Indonesia yang lain, yaitu PT Holcim Beton dan PT Lafarge Cement Indonesia juga turut berganti nama menjadi PT Solusi Bangun Beton dan PT Solusi Bangun Andalas [ CITATION 3 \l 1033 ]. Setelah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 11 Februari 2019, Perseroan mulai beroperasi dengan nama dan logo yang baru. Setelah bergabung dengan SIG, SBI semakin memperkuat posisi Holding dalam pangsa pasar nasional serta memberikan kesempatan untuk berkontribusi aktif terhadap peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur di Indonesia [ CITATION 3 \l 1033 ].



4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan 



Tahun 1971



: PT Semen Cibinong Tbk (PTSC) resmi berdiri







Tahun 1977



: PTSC terdaftar secara publik di Bursa Efek Jakarta dengan kode emiten SMCB







Tahun 2001



: Holcim menjadi pemegang saham mayoritas







Tahun 2016



: Akuisisi domestik PT Lafarge Cement Indonesia







Tahun 2019



: PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui



anak



usahanya, PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB), resmi mengakuisisi Perseroan. Di tahun yang sama, Perseroan resmi berganti nama menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dan meluncurkan merek baru semennya, Dynamix [ CITATION 3 \l 1033 ]. 4.1.3 Visi, Misi, dan Nilai Budaya Perusahaan 



Visi Perusahaan Menjadi Perusahaan Penyedia Solusi Bahan Bangunan Terbesar di Regional[ CITATION 3 \l 1033 ].







Misi Perusahaan 1. Berorientasi pada kepuasan pelanggan dalam setiap inisiatif bisnis. 2. Menerapkan standar terbaik untuk menjamin kualitas. 3. Fokus menciptakan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab social yang berkelanjutan. 4. Memberikan nilai tambah terbaik untuk seluruh pemangku kepentingan. 5. Menjadikan sumber daya manusia sebagai pusat pengembangan perusahaan [ CITATION 3 \l 1033 ].







Nilai Budaya Perusahaan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk memiliki enam nilai perusahaan, yang dikenal dengan budaya CHAMPS [ CITATION 3 \l 1033 ], yaitu sebagai berikut: 1.



Compete with Clear and Synergized Vision (Bersaing dengan Visi yang Terarah dan Bersinergi).



2.



Have A High Spirit for Continuous Learning (Bersemangat Tinggi untuk Terus Belajar).



3.



Act with High Accountability (Bertindak dengan Akuntabilitas Tinggi).



4.



Meet Costumer Expectation (Memenuhi Harapan Pelanggan).



5.



Perform Ethically with High Integrity (Bekerja dengan Etika dan Integritas Tinggi).



6.



Strengthen Teamwork (Memperkuat Kerjasama Tim).



4.2 Struktur Organisasi 4.2.1 Struktur Organisasi Perseroan Pusat



Gambar 4.2 Struktur organisasi PT Solusi Bangun Indonesia tingkat korporat (Sumber: Laporan Keberlanjutan PT SBI, 2018) [ CITATION 3 \l 1033 ] 4.2.2 Struktur Organisasi Pabrik Narogong



Gambar 4.3 Struktur Manajerial PT SBI Pabrik Narogong (Sumber: Laporan Tahunan PT SBI) [ CITATION 5 \l 1033 ]



Gambar 4.4 Struktur Manajerial Teknik PT SBI Pabrik Narogong (Sumber: Laporan Tahunan PT. SBI) [ CITATION 5 \l 1033 ] 4.3 Strategi SBI bertekad menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Artinya, sejalan dengan upaya meningkatkan pertumbuhannya, perusahaan juga ikut meningkatkan pembangunan ekonomi, menciptakan mata pencaharian dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, selain mengelola sumber daya lingkungan dengan penuh tanggung jawab



agar generasi mendatang mampu memenuhi sendiri kebutuhan mereka akan sumber daya. SBI merumuskan sebuah Strategi Keberlanjutan yang baru, yaitu 2025 Sustainability Road Map & Target. Strategi Keberlanjutan ini secara khusus bertujuan untuk memperkuat bisnis kami, sekaligus memastikan bahwa di tahun 2025, produk, jasa, dan solusi yang diberikan Perseroan telah mendukung peningkatan kinerja keberlanjutan. Pembangunan berkelanjutan menjadi bagian dari merek dan reputasi perusahaan. Prinsip ini pun tertuang dalam kebijakan perusahaan maupun dalam sistem pengelolaan usaha dan tidak lepas dari komunikasi yang kami jalin dengan para pemangku kepentingan. Dan prinsip ini dapat dikatakan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari karyawan perusahaan. Mengingat kondisi di atas, SBI mengukur kemajuan yang dicapai menurut tiga aspek pokok (triple bottom line): 1. Dari aspek ekonomi yaitu memberikan solusi (produk & layanan inovatif) untuk mengatasi masalah lingkungan (sampah, banjir, kualitas udara yang buruk, iklim). Berupa menghasilkan pendapatan dari solusi berkelanjutan. 2. Dari aspek lingkungan hidup: cara mengelola sumber daya alam dan menangani dampak yang dihasilkan kegiatan usaha terhadap iklim dan ekosistem, dan cara membalas budi kepada masyarakat, misalnya dengan membantu menanggulangi limbah pertanian dan limbah lain. Menunjukkan kepemimpinan dalam pengelolaan lingkungan dan menjadi panutan yang bertanggung jawab untuk generasi masa depan. Reduksi CO2, pemanfaatan sumber daya terbarukan, pengelolaan air dan inisiatif keanekaragaman hayati. 3. Dari aspek sosial yaitu cara membantu memenuhi kebutuhan warga setempat, memperlihatkan



kepedulian



dan



memberikan



sumbangan,



membantu



memperhatikan pendidikan, keselamatan dan kesehatan warga, membantu dalam kehidupan sehari-hari dan pada saat masyarakat membutuhkan, baik sebagai perusahaan nasional maupun perusahaan. Menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, menjaga keselamatan pekerja dan pemberdayaan masyarakat melalui kerja sama.



Berdasarkan 2025 Sustainability Road Map & Target, SBI telah menyusun 5 (lima) pilar strategi dan target keberlanjutan, yaitu: Pilar Insiatif Solusi a. SpeedCrete (beton yang cepat Berkelanjutan mengeras) ThruCrete (beton berpori (Ekonomi) yang meminimalkan limpasan air dan peningkatan resapan air tanah) b. Nathabumi (solusi pengelolaan limbah terintegrasi, mengubah limbah menjadi bahan bahan bakar dan bahan baku alternatif). c. ComfilPlas (produk dasar pembangunan jalan, pengganti timbunan tanah dengan timbunan ringan mortar busa) d. Rumah Modular / produk PreFab / Satu hari satu rumah e. Portfolio produk baru semen & beton (berbasis solusi dan pengurangan jejak CO2 ) f. Sertifikasi Green Cement/ Low Carbon Cement Iklim a. Pengurangan emisi CO2 per ton (Lingkungan) semen equivalent. b. Meningkatkan rasio subtitusi panas dari bahan bakar alternatif c. Reduksi rasio terak dalam semen d. Studi tentang energi terbarukan (angin, matahari) & inisiatif lainnya. e. Penelitian tentang penyerapan CO2 oleh micro algae



Ekonomi a. Sirkular (Lingkungan) b. Air dan Alam a. (Lingkungan) b.



Target 5% dari total pendapatan yang dihasilkan berasal dari solusi berkelanjutan



a. Target penurunan emisi CO2 sebesar 15% basis 2010 b. 15% subtitusi energi panas (Thermal Substitution Rate/ TSR) dari bahan bakar alternatif c. 69% faktor terak (terkonsolidasi) d. Inisiatif potensi penggunaan energi terbarukan teridentifikasi dan tersedia studi kelayakan untuk program pengurangan CO2 Meningkatkan pemanfaatan bahan a. >1 juta ton limbah terbarukan sebagai bahan bakar dan dimanfaatkan/tahun bahan baku alternatif pada semen b. Proyek pencontohan dan beton terealisasi. Mempunyai proyek percontohan pengolahan MSW menjadi RDF Pemanfaatan air hujan di semua a. Inisiatif pemanfaatan air pabrik semen hujan terealisasi di semua Mengimplementasikan rencana aksi pabrik semen keanekaragaman hayati & b. 100% rencana aksi konservasi di semua tambang pabrik keanekaragaman hayati semen dan konservasi



c. Program pascatambang berkelanjutan di ex Tambang Cibadak d. Stasiun penelitian untuk Orang Utan dan Karst di wilayah konsesi Langkat (Sumatera Utara)



Karyawan dan Komunitas (Sosial)



terimplementasi di semua tambang pabrik semen. c. Program pasca tambang berkelanjutan terlaksana di ex Tambang Cibadak d. Membangun kerjasama dengan universitas dan LSM terkait dengan proyek konservasi a. Menerapkan & meningkatkan a. Nihil fatalitas, Rata-rata standar K3 di semua unit bisnis kecelakaan kerja (TIFR) b. Menciptakan lingkungan kerja yang ≤ 0,75 Total, Rata-rata aman dan waktu hilang karena c. Mendapatkan tingkat penerimaan kecelakaan kerja “Co-ownership“ berdasarkan social (LTIFR) ≤ 0, Rencana licence index pengembangan K3 ≥ 90% b. Nihil pelanggaran HAM c. 1.050.000 orang menerima manfaat dari program CSR, akumulasi dari th 2019 dan 4 cement plants to achieve "Co-ownership" berdasarkan pengukuran social licence index Tabel 4.1 Pilar Strategi dan Target Keberlanjutan



4.4 Program SBI menetapkan 5 (lima) pilar program CSR yang menjadi panduan dalam melaksanakan berbagai aktivitas dalam program CSR. A. SBI CERDAS



B. SBI SEHAT



C. SBI MANDIRI



Program dan kegiatan untuk mendukung perkembangan pengetahuan baik secara formal maupun informal melalui proses pembelajaran dan pelatihan, termasuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Kegiatan SBI CERDAS di antaranya yaitu pemberian beasiswa, program GOTA atau Gerakan Orang Tua Asuh, pemberantasan buta huruf, program pendidikan usia dini, pembangunan sekolah, pembangunan perpustakaan hingga pembangunan laboratorium. Program dan kegiatan untuk mendukung terciptanya kondisi kesehatan masyarakat yang lebih baik, termasuk pembangunan sarana dan prasarana kesehatan. Kegiatan SBI SEHAT di antaranya yaitu program pengobatan gratis hingga pemeriksaan kesehatan gratis, pembangunan sanitasi, Posyandu, dan lain-lain Program dan kegiatan untuk memberikan bantuan teknis dan jasa guna membangun masyarakat yang berdaya dan berkelanjutan melalui pemberdayaan ekonomi, termasuk pembangunan sarana



D. SBI LESTARI



E. SBI PEDULI



dan prasarananya. Kegiatan SBI MANDIRI di antaranya yaitu pelatihan kompetensi kerja, pembentukan dan pembiayaan UKM, penguatan BUMDES, hingga pembiayaan ekonomi mikro. Kegiatan SBI PEDULI di antaranya yaitu bantuan bencana alam dan kedaruratan, peringatan keagamaan, pembangunan masjid, kegiatan sosial dan budaya, hingga peringatan hari besar nasional. Kegiatan SBI LESTARI di antaranya yaitu program penanaman pohon, pengujian emisi kendaraan gratis, hingga bank sampah. Program dan kegiatan untuk mendukung kearifan lokal, termasuk pembangunan sarana dan prasarananya. Kegiatan SBI PEDULI di antaranya yaitu bantuan bencana alam dan kedaruratan, peringatan keagamaan, pembangunan masjid, kegiatan sosial dan budaya, hingga peringatan hari besar nasional. Tabel 4.2 Pilar Program CSR



SBI melibatkan para pemangku kepentingan dalam melaksanakan program CSR, antara lain melalui Community Advisory Panel atau Forum Konsultasi Masyarakat. Hal ini kami lakukan mulai dari proses pemetaan kebutuhan, perencanaan, hingga saat pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian, program kami menjadi lebih terfokus dan relevan. Pada akhirnya, kegiatan CSR SBI juga diharapkan dapat memberdayakan dan menciptakan kemandirian bagi masyarakat sekitar. Posdaya: Program Satu Atap Kegiatan CSR Dibentuk sejak 2012, Posdaya atau Program pemberdayaan Keluarga merupakan sebuah program yang bertujuan membangun kemandirian dengan pemanfaatan potensi sumber daya dan potensi lokal yang berbasis pada keluarga dan melibatkan berbagai komponen masyarakat. Melalui Posdaya, berbagai rencana dan program CSR SBI dapat dilakukan secara terfokus dan terpadu. Posdaya mencakup bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan secara terpadu. Di dalam memulai program, SBI akan melakukan pemetaan sosial bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait. Dari hasil pemetaan sosial, kemudian akan dilaksanakan berbagai inisiatif terarah yang dapat memberi solusi tepat atas situasi yang sedang dihadapi masyarakat. Didirikan di tingkat desa dan kecamatan, hingga saat ini SBI telah memberi dukungan kepada sekitar 35 Posdaya serta memberikan manfaat bagi lebih dari 21.178 orang. A. SBI Cerdas 1. Beasiswa SBI



Setiap tahun, SBI secara rutin memberikan bantuan pendidikan berupa beasiswa. Penerima beasiswa dipilih dari keluarga tidak mampu maupun siswa berprestasi. Sejak 2006, SBI telah menyelenggarakan program ini agar para siswa yang berasal dari masyarakat sekitar area operasional dapat terus melanjutkan pendidikannya. Bantuan ini dilakukan bekerja sama dengan lembaga keuangan setempat. Dalam seleksi penerima beasiswa, kami melibatkan pihak independen antara lain sekolah, perangkat desa, dan lembaga bimbingan belajar untuk melakukan dan mengawasi pelaksanaan seleksi beasiswa, yang umumnya dilaksanakan dalam beberapa tahap, termasuk pemeriksaan data-data kelengkapan dan proses penilaian. Total penerima beasiswa SBI sepanjang tahun 2019 adalah 1.377 siswa 2. GOTA (Gerakan Orang Tua Asuh) GOTA merupakan inisiatif SBI dalam mendukung program pemerintah, yaitu wajib belajar 9 tahun. Walau siswa mendapat pendidikan gratis hingga tahun ke-9, namun kami mendapati banyak siswa yang masih belum mampu memiliki seragam sekolah, buku, dan barang-barang lain yang dibutuhkan untuk proses belajar. Untuk itu, sejak tahun 1996, karyawan SBI secara sukarela rutin berpartisipasi dalam program GOTA sebagai orang tua asuh bagi siswa sekitar area operasional SBI, dimulai dari karyawan Pabrik Cilacap, kemudian diikuti oleh karyawan di Pabrik Tuban. Pada tahun 2019, SBI dan karyawan mendukung total 2.141 anak melalui program GOTA, yaitu di wilayah Cilacap dan Tuban. 3. English For Fun Adanya kesenjangan tingkat dan kualitas pendidikan masyarakat sekitar hingga kebutuhan mereka terhadap akses pendidikan menjadi latar belakang SBI mengadakan program ini. SBI berinisiatif menyediakan akses pendidikan dengan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis komunitas. Dengan menggunakan metode belajar dalam ruang kelas dan berbasis alam, program ini ditujukan mulai dari tingkat SD, SMP, sampai SMA dan sederajat. Hingga saat ini, SBI telah bekerja sama dengan 13 sekolah dan memiliki total lebih dari 700 peserta serta melahirkan 2 orang pengajar dari masyarakat lokal. 4. Solusi Academy SMK Purwakarta Program



Solusi



Academy



merupakan



wujud



kepedulian



SBI



terhadap



pengembangan pendidikan SMK Purwakarta. Sebab, SMK Purwakarta sudah tiga tahun tidak memiliki kelas. Di samping itu, komunitas dampingan juga memerlukan akreditasi akademis. Untuk itu, kami berinisiatif melaksanakan



berbagai kegiatan untuk kemajuan sekolah seperti penyediaan ruang belajar, pemberian nilai tambah akademis bagi komunitas dampingan, hingga employee voluntary program. Pada tahun ini, telah dimulaipembangunan konstruksi ruang Solusi Academy. 5. Program EVE Enterprise-based Vocational Education (EVE) merupakan program pendidikan vokasi setingkat D3 yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan siswa masyarakat lokal di sekitar wilayah operasional SBI di Narogong, Cilacap, Tuban, Lhoknga, Jeladri dan Maloko yang siap bekerja. Selain itu, program EVE juga dimanfaatkan untuk mencari talenta lokal dan menyiapkan mereka sebagai pemimpin masa depan di industri ini. Penerimaan mahasiswa program EVE dilakukan melalui berbagai proses seleksi, termasuk administrasi, tes teknis/ akademis, tes psikologis, kesehatan, dan Bahasa Inggris. Sejak pertama kali dilaksanakan pada 2005 hingga saat ini, total siswa yang telah mengikuti program EVE adalah 552 orang. Dari total 513 lulusan, sebanyak 237 orang telah direkrut untuk bekerja di SBI, sementara 294 lainnya menemukan peluang kerja di industri besar lain, mitra bisnis SBI, dan di tempat lain. B. SBI Sehat 1. Program Posyandu SBI secara rutin melaksanakan kegiatan Posyandu sebagai bagian dari komitmen Perseroan untuk turut berkontribusi di dalam program dan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Program ini dilakukan di Pabrik Narogong, Cilacap, Tuban, dan Lampung, serta difokuskan pada balita melalui pemberian makanan tambahan serta monitoring kesehatan. Tahun ini, SBI juga telah mengembangkan program posyandu khusus untuk kategori remaja dan lansia guna meningkatkan kesehatan masyarakat usia produktif dan lanjut usia. Di samping itu, SBI senantiasa melibatkan kader Posyandu dan Kesehatan setempat dalam melakukan serangkaian penyuluhan kesehatan yang berfokus pada pencegahan gangguan kesehatan. Pelatihan terhadap 515 kader dilakukan untuk menguatkan kompetensi mereka. 2. Mendukung Program Stop Buang Air Besar Sembarangan Salah satu penyebab terjadinya stunting berasal dari makanan yang terkontaminasi kotoran manusia serta pola hidup masyarakat yang masih melakukan Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Untuk itu, dalam rangka menunjang program



pemerintah di bidang kesehatan yaitu pencegahan stunting, SBI bekerja sama dengan Asosiasi Tirta Abadi kabupaten Cilacap dan PAMSIMAS Dusun Sinde, Desa Wringin Harjo mengadakan program Stop Buang Air Besar Sembarangan di masyarakat. Pabrik SBI Cilacap memberikan bantuan berupa 4.730 kloset kepada Asosiasi Tirta Abadi Kabupaten Cilacap dan beberapa kabupaten di zona merah (miskin) Jawa Tengah melalui program jambanisasi. Diharapkan langkah ini dapat membantu Kabupaten Cilacap dan beberapa kabupaten di Jawa Tengah bersih dari BAB sembarangan mencapai kondisi Open Defecation Free (ODF). C. SBI Mandiri 1. Dapoer Sampireun Salah satu wujud kontribusi SBI dalam membangun ekonomi berkelanjutan di lingkungan sekitar adalah melalui pengembangan UMKM Center “Dapoer Sampireun”. Dimulai pada 2015, ketika tim Comrel Narogong mengumpulkan sekitar 35 UMKM yang memiliki produk makanan dan kerajinan di sekitar Pabrik Narogong. Setelah melihat tantangan dan potensi para UMKM, SBI secara bertahap mulai mengadakan pelatihan guna meningkatkan kapasitas anggota UMKM Dapoer Sampireun. Pada 2016, SBI mulai meresmikan pusat kegiatan UMKM bernama Galeri Sampireun di Desa Nambo. Satu tahun kemudian, Galeri Sampireun telah berpindah ke Desa Kembangkuning karena pertimbangan lokasi yang lebih strategis mulai resmi dibentuk menjadi koperasi. Pada 2018, dibentuk lembaga formal untuk mengembangkan Galeri Sampireun lebih lanjut melalui kolaborasi beberapa perusahaan, yaitu SBI Pabrik Narogong, KSPPS Swadaya Pribumi, Transmart, Mayora, Provider Seluler XL, Tim Pak Navis (Modifikator Container), dan Chef Wilson (Food & Beverage Station). Pada tahun berikutnya, di tanggal 29 Agustus 2018, Dapoer Sampireun diresmikan. Salah satu pencapaian Dapoer Sampireun pada tanggal 20 desember 2018, berhasil terpilih sebagai Best Community Engagement Program terbaik untuk kategori komunitas internal dan komunitas masyarakat binaan yang diselenggarakan oleh Majalah CSR.ID. Penghargaan ini menjadi bukti dedikasi dan komitmen Dapoer Sampireun dalam hal pembinaan UMKM Kecamatan Klapanunggal sehingga mampu menjadi berdaya dan sejahtera. Hingga saat ini, anggota Koperasi Dapoer Sampireun telah mencapai 85 orang dengan omset Rp80 juta per bulan. 2. Koperasi BMT Swadaya Pribumi



Dibentuk pada tahun 2006, Koperasi BMT Swadaya Pribumi bertujuan untuk membuka akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah di sekitar Pabrik Narogong. Diharapkan dapat mendukung percepatan kemandirian perekonomian sekitar, penerima manfaat dari koperasi ini meningkat signifikan. Dari yang awalnya 255 orang, kini telah mencapai 7.600 orang. Aset dan investasi masyarakat juga turut berkembang pesat. Dari yang awalnya Rp360 juta pada tahun 2006, saat ini menjadi Rp 20 miliar. Selain itu, sejak tahun 2018, Koperasi BMT Swadaya Pribumi telah dipercaya menjadi mitra dalam pelaksanaan program CSR. Koperasi BMT berhasil mendapatkan predikat koperasi terbaik di tahun 2018 yang diberikan oleh Dinas koperasi Kabupaten Bogor. 3. Pembiayaan UMKM Sistem Syariah di Lamlhom Pada tahun 2019, SBI memulai proses implementasi program pembiayaan UMKM dengan sistem syariah di Lamlhom, Kecamatan Lhoknga. Melibatkan ahli ekonomi islam dari UIN Arraniry dan Forum BUMDES Aceh, insiatif program ini dilatarbelakangi oleh banyaknya UMKM di wilayah ini yang belum mempunyai sistem keuangan terstandarisasi. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, SBI berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar operasional kami. Di Aceh, kami berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan pelaku UMKM setempat melalui penyediaan akses permodalan dengan skema syariah. Program ini ditargetkan dapat membantu 110 pelaku UMKM di Lamlhom. D. SBI Lestari 1. Memanfaatkan Limbah Kantong Semen Menjadi Produk Kerajinan Berkualitas Sejalan dengan fokus Perseroan untuk melestarikan lingkungan serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, SBI Pabrik Narogong berkolaborasi dengan XL Axiata



dan



masyarakat



Kecamatan



Klapanunggal



mengadakan



Pelatihan



Pemanfaatan Limbah Kantong Semen Menjadi Produk Kerajinan yang Berkualitas bersama Heystartic, pelopor pemanfaatan kerajinan daur ulang semen bekas, pada 1 Maret 2019, di Gedung Club House Narogong. Kegiatan ini melibatkan 3 kelompok Kampung Ramah Lingkungan dengan peserta 60 orang, dua kali lipat dari jumlah yang ditargetkan. Dalam pelatihan ini, dipaparkan tentang bagaimana cara mengubah limbah kantong semen menjadi barang unik agar memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti tas wanita, sepatu, sandal dan dompet. Pemasaran saat ini masih berdasarkan permintaan, dengan omset sekitar Rp2 juta per bulan. SBI



berharap pelatihan ini akan mampu mendorong masyarakat untuk semakin kreatif dan inovatif. 2. Bantuan 100 Tong Sampah ke Kabupaten Aceh Besar Pabrik SBI di Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar menunjukkan komitmennya di bidang lingkungan dengan menyumbang 100 tong sampah ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Besar, di Gampong Lampreh Kecamatan Ingin Jaya. Langkah ini merupakan dukungan SBI terhadap program penanganan sampah di Kabupaten Aceh Besar. Selain sebagai wujud kontribusi nyata kami dalam menjaga lingkungan, SBI juga terus berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk membangun hubungan baik dan saling menghargai dengan masyarakat sekitar. E. SBI Peduli 1. Mendukung Pembangunan Fasilitas Umum Masyarakat Sekitar Pada tahun 2019, bantuan pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum SBI antara lain disalurkan untuk pembangunan jalan Desa Klapanunggal Narogong, Tritih Lor Cilacap, pembuatan MCK Umum Kutawaru Cilacap, dan pembangunan gapura Jalan Mekarwangi Tritih Lor Cilacap. Bantuan untuk pembangunan infrastruktur juga diberikan untuk mendukung Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang dilakukan setiap tahun. Pilar Program SBI Peduli juga diarahkan untuk mendukung kearifan lokal masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan peringatan budaya dan hari nasional, maupun pemberian sembako dan kebutuhan dasar bagi masyarakat miskin sekitar pabrik. Sebagai salah satu wujud kepedulian sosial lainnya, SBI melakukan respon cepat tanggap terhadap penanganan kebencanaan, antara lain memberikan dukungan dalam penanganan banjir. 4.5 Pencapaian Perusahaan PT SOLUSI BANGUNAN INDONESIA yang telah berdiri cukup lama dan memiliki beberapa pencapaian maupun sertifikat,yaitu:  







Pabrik Narogong menerima penghargaan “The Best Partnership in CSR Program” Penghargaan Mitra CSR untuk pabrik Narogong a. Penghargaan K3 untuk pabrik tuban b. Penghargaan Good Mining Practice c. Penghargaan padmamitra untuk pabrik Lhoknga d. Penghargaaan dan sertifikasi industri hijau 2019 e. Sustainnble Business Awards Setiap tahun SBI secara rutin memberikan bantuan pendidikan beupa Beasiswa



 







SBI pabrik cilacap turut melakukan inovasi untuk menjaga lingkunga melalui modifikasi coal trap untuk mengurangi pencemaran batu bara Berikut beberapa Sertifikat yang telah dimiliki oleh perusahaan SBI. 1. Sertifikat industri hijau 2. Sertifikat K3 Nasional dari kementerian ketenagakerjaan 3. Sertifikat ISO 14001 PT Solusi Bangun Indonesia sesungguhnya telah menerapkan inovasi good house keeping dan eco-office pada beberapa gedung perkantoran.



4.6 Analisis Perusahaan PT BSI Tbk sudah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Narogong Standar ISO 14001 pada dasarnya merupakan suatu standar untuk pelaksanaan sistem manajamen lingkungan yang bersifat sukarela, sehingga suatu organisasi tidak memiliki kewajiban untuk untuk mendapatkan sertifikasi tersebut. Namun, penerapan sistem manajemen lingkungan yang mengacu pada ISO 14001 dapat mengangkat citra perusahaan dan meningkatkan kepercayaan dari konsumen bahwa suatu organisasi telah proaktif dalam menjaga kualitas dan kuantitas pengelolaan lingkungannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu evaluasi pada PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan sistem manajemen lingkungan yang telah diterapkan agar penerapannya tetap berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan prosedur yang ada pada ISO 14001:2015 [1]. Total presentase pemenuhan ISO 14001:2015 pada PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Narogong adalah sebesar 97,76% dan PT Solusi Bangun Indonesia sesungguhnya telah menerapkan inovasi good house keeping dan eco-office pada beberapa gedung perkantoran. Pada tahun 2019, industri semen tanah air mengalami berbagai tantangan. Penjualan semen di Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan. Meski total penjualan mencapai 76,26 juta ton atau naik 0,3% dibanding tahun 2018, namun jika dibandingkan dengan penjualan dua tahun sebelumnya, maka pertumbuhan volume penjualan pada tahun ini merupakan yang paling rendah. SBI juga



mampu



meningkatkan kinerja keuangannya secara signifikan. Apalagi SBI kini didukung oleh sinergi yang kuat dari SIG yang memiliki jaringan yang luas dan komprehensif. Volume penjualan semen dan terak meningkat 4,8% menjadi 12,35 juta ton dan beton jadi naik 3,19% menjadi 1,50 juta m3. Kenaikan volume ini berkontribusi pada



peningkatan pendapatan sebesar 6,55% menjadi Rp11,06 triliun pada 2019, dari sebelumnya Rp10,38 triliun pada 2018 ISO 14001:2015 [2]. SBI berkomitmen menjadi bagian yang mampu memberikan solusi terhadap permasalahan bumi demi masa depan yang berkelanjutan. Pertama, SBI ingin memberikan solusi produk dan layanan yang inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan seperti sampah, banjir, kualitas udara yang buruk, serta perubahan iklim. Kedua, SBI berkomitmen mengelola lingkungan melalui pemanfaatan sumber daya terbarukan, inisiatif keanekaragaman hayati dan pengelolaan air. Ketiga, SBI ingin mampu menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.setelah resmi bergabung ke dalam keluarga besar SIG, kami telah merumuskan sebuah Strategi Keberlanjutan yang baru, yaitu 2025 Sustainability Road Map & Target. Strategi Keberlanjutan ini secara khusus bertujuan untuk memperkuat bisnis kami, dan memastikan produk, jasa, dan solusi yang diberikan Perseroan telah mendukung peningkatan kinerja keberlanjutan pada tahun 2025. Strategi Keberlanjutan ini akan mulai diterapkan pada 2020 dengan melibatkan para pemangku kepentingan internal dari seluruh perwakilan direktorat di SBI ISO 14001:2015 [3]. Adapun usaha yang dilakukan PT SBI Tbk dalam pengolahan energi, dengan cara menggunkan air pada proyek-proyek secara mandiri selain itu ada pula usaha pelestarian lingkungan berupa penghematan energi di kantor pusat dan juga PT SBI Tbk telah memberikan himbauan terhadapa para karyawan dalam pengolhan limbah, salah satu yang dilakukan adalah menyediakan tempat sampah yang memisahkan sampah organik dan organik agar memudahkan dalam pengolahan selanjutnya. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri bahan bangunan berusaha untuk turut serta mewujudkan solusi atas sejumlah persoalan terkait pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Hal tersebut mencakup permasalahan perubahan iklim, perekonomian sirkuler, air, dan alam. Selain itu, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk juga berkomitmen untuk meningkatkan kinerja lingkungan hidup secara berkesinambungan dalam memproduksi dan menyediakan jasa dengan mutu yang konsisten dengan memenuhi standar yang diterima secara domestik maupun internasional. Salah satu standar yang telah diterapkan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk untuk menerapkan suatu sistem manajemen lingkungan yang terintegrasi supaya kualitas lingkungan tetap terjaga, adalah standar ISO 14001[4].



Berdasarkan ISO 14001:2015 terdapat beberapa perubahan atau penambahan klausul yang harus dipatuhi oleh organisasi atau perusahaan disbanding versi 2004. Perubahan utama di ISO 14001:2015 antara lain, menuntut komitmen yang lebih besar dari top manajemen, lebih mudah untuk disesuaikan dengan kebijakan strategis tentang lingkungan, lebih melindungi lingkungan dengan pendekatan proaktif dan inisiatif, komunikasi dan sosialisasi yang lebih efektif melalui strategi komunikasi, dan berbasis “Life Cycle Thinking” yang mempertimbangkan setiap tahapan pross penyediaan produk atau jasa. Hal yang paling mencolok dari ISO 14001:201 adalah struktur klausulnya yang berubah signifikan. Dari 4 klausul pada ISO 14001:2004 menjadi 10 klausul pada ISO 14001:2015. Pembangunan



di setiap



negara



tidak terlepas



dari adanya



perkembangan



industrialisasi, yang mana perkembangan tersebut dimulai sejak revolusi industri pada tahun 1800an di wilayah Eropa. Saat ini perkembangan industri selalu diikuti dengan perkembangan teknologi yang kian hari kian berkembang. Pergeseran teknologi dari tenaga manusia ketenagaan mesin sudah cukup dirasakan dampaknya dalam upaya pencapaian produktifitas yang setinggi-tingginya akan tetapi apabila dalam penggunaan teknologi tersebut tidak menggunakan aspek lingkungan. Sejak disahkannya tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pada 25-27 September 2015 dalam pertemuan Sustainable Development Summit di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 193 negara di dunia kini bersama-bersama berupaya untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan untuk 15 tahun ke depan. Dalam salah satu poin SDGs, terdapat cita-cita untuk menciptakan kota yang aman, tangguh, inklusif, dan berkelanjutan, hal ini tentunya harus didukung oleh sektor konstruksi yang dapat menunjang konsep keberlanjutan[5].



BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil evaluasi yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem Manajemen Lingkungan yang diterapkan di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk



Pabrik



Narogong



adalah



Sistem



Manajemen



Lingkungan



Quality,



Environment, Safety, and Health (QESH) yang merupakan integrase sitem manajamen mutu, lingkungan, kesehatan, dan keselamatan. 2. Secara keseluruhan, penerapan Sistem Manajemen Lingkungan di PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Narogong sudah berjalan dengan baik dan efektif, namun terdapat beberapa yang mesti diperbaiki. Total presentase pemenuhan ISO 14001:2015 pada PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Narogong adalah sebesar 97,76%. 3. Hambatan dalam penerapan sistem manajemen lingkungan (SML) di PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk adalah struktur organisasi belum lengkap, tata cara penulisan dokumen masih harus diperbaiki, masih kurangnya penyediaan informasi mengenai dampak penting aktual maupun potensial yang dapat terjadi dalam setiap aktivitas, produk, dan jasa yang dilakukan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. 5.2. Saran Berikut merupakan saran ataupun masukan yang dapat penulis berikan: 1. Melengkapi struktur organisasi yang kosong secepat mungkin. Sehingga pelaksanaan sistem manajemen dapat lebih efektif . 2. Menyegerakan perbaikan penulisan dokumen kebijakan maupun prosedur perusahaan, baik dari segi pembahasaan maupun header dokumen. Sehingga terintegrasi dengan visi misi perusahaan. 3. Menyediakan informasi mengenai dampak penting aktual maupun potensial yang dapat terjadi dalam setiap aktivitas, produk, dan jasa yang dilakukan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk sejak dari proses memperoleh bahan baku hingga ke pembuangan akhir. Peningkatan awareness juga dapat ditambahkan pada sistem safety induction yang telah tersedia.



4. Mempertahankan dan mengembangkan aspek-aspek pendukung yang sudah diberlakukan oleh perusahaan secara baik. Seperti good house keeping dan ecooffice pada gedung CCR (Central Control Room).



DAFTAR PUSTAKA



[1] Badan Standardisasi Nasional, SNI ISO 14001:2015. Sistem Manajemen LingkunganPersyaratan dan Panduan Pengguna, 2015. [2] A. R. Nurvirgian, “EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO,” ITB, Bandung, 2020. [3] SK Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, No.896/MENLHK/SETJEN/PLB3/12/2016. [4] A. R. Nurvirgian, “EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO,” Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2019. [5] P. S. B. Tbk, “Laporan Berkelanjutan,” PT Solusi Bangun Tbk, 2018. [6] P. S. B. I. Tbk, “Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Narogong Triwulan II Tahun 2019 (April - Juni 2019),” 2019. [7] P. S. B. TBK, “Laporan Keberlanjutan,” 2018.



LAMPIRAN