Laporan Ambroxol [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA BANDUNG Zat aktif



: Ambroxol



Sediaan



: Sirup



Jumlah Sediaan



: 60 ml/botol



Alat yang digunakan : mixer homogenizer 1.



FORMULA R/



2.



Ambroxol Siupus Simplex Mentol Nipagin Nipasol PPG Aquadest



15 mg 65 % 0,01% 0,015 % 0,01% 15% qs



ALASAN PEMILIHAN FORMULA 2.1 Alasan dan Bahan pada Formula A. Sirupus Simplex : Dapat digunakan sebagai pemanis dan pengental



karena komposisi sirupus simplex terbuat dari 65 bagian sakarosa dalam larutan yang akan memberikan rasa manis pada sirup dan dapat sebagai pengawet dikarenakan dapat mempersempit luas permukaan sehingga bakteri tidak dapat menembus membran. B. Mentol



: Dapat digunakan sebagai agen penyedap dan agen



teraupetik karena menthol mempunyai rasa khas yaitu rasa dingin saat sirup ditelan. Dan menthol juga mempunyai bau tajam seperti minyak permen yang akan memberikan bau aromatik dan menutupi bau zat lainnya yang kurang menyenangkan. C. Nipagin



: Dapat digunakan sebagai antimikroba karena dapat



meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah timbulnya kontaminasi mikroorganisme. 1



2



D. Nipasol



: dapat digunakan sebagai antimikroba karena dapat



meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah timbulnya kontaminasi mikroorganisme, dan dapat meningkatkan kerja nipagin sebagai antimikroba. E. Propylengilekol :



PPG



digunakan



sebagai



pelarut



nipasol



dikarenakan nipasol tidak larut dalam air. F.



Aquadest



: aquadest pelarut yang inert dan Aquadest



memiliki persentasi dapat berubah-ubah digunakan sebagai pelarut (HOPE, 766) 3.



MONOGRAFI ZAT 3.1 Zat Aktif A. Ambroxol



Gambar 3.1 Struktur Ambroxol HCL,( British Ph Monograph 4) Struktur



: C13H 8Br2N2O,HCl



Definisi



:trans-4-[(2-Amino-3,5-dibromobenzyl)amino] cyclohexanol hydrochloride.



Kadar



: 99,0 – 101,0 % (terhadap zat yang dikeringkan)



Bobot Molekul



: 414,6



Pemerian



: Serbuk kristal putih atau putih kekuningan, praktis tidak berbau.



Kelarutan



: Sedikit larut dalam air, larut dalam metanol, praktis tidak larut dalam metilen klorida, sedikit larut dalam etanol.



pH



: 4,5 – 6,0



Stabilitas



: Simpan terlindung dari cahaya. (British Pharmacopoeia,2009. 265-268)



3.2 Zat Tambahan



3



A. Sirupus simplex Pemerian



: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis



Kelarutan



: larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam eter.



Titik lebur



: 180oC



Berat jenis



: 1,587 gram/mol.



Stabilitas



: Disimpan pada tempat sejuk.



B. Nipagin (Methyl Paraben/ Methyl Hidroxybenzoate)



Gambar 3.2 Struktur Nipagin Struktur



: C8 H8 O3



Bobot molekul



: 152.15



Pemerian



: Hablur kecil tidak berwarna /serbuk hablur, putih; tidak berbau / berbau khas lemah, memiliki sedikit rasa terbakar.



Titik leleh



: 125-128oC



Berat Jenis



: 1.352g/cm3



Kelarutan



: larut dalam 1 dari 2 bagian pada Ethanol, 1 dari 3 bagian Ethanol (95%), 1 dari 6 bagian Ethanol (50%), 1 dari 10 bagian Eter, 1 dari 60 bagian Glycerin, 1 dari 400 bagian air.



Stabilitas



: disimpan dalam wadah tertutup, kering dan sejuk.



4



Inkompatibilitas : dengan bahan lain, seperti bentonite, magnesium trisilicate,talc,



tragacanth,



sodium



alginate,



essentialoils, sorbitol,(18) andatropine dan juga bereaksi dengan berbagai gula dan yang terkait dengan gula alcohol. (HOPE 6th, 441) C. Menthol :



Gambar 3.3 Struktur Menthol,HOPE 6th,433 Struktur



: C10 H20 O 156.27



Pemerian



: Hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna, berbentuk jarum atau massa yang melebur;



bau



enak



seperti



minyak



permen,



beraroma kuat Titik leleh



: 34o C



Titik didih



: 212o C



Kelarutan



: Sangat larut dalam ethanol (95%), kloroform, eter, minyak dan paraffin, mudah larut dalam aseton dan benzene, sangat sukar larut dalam gliserin, dan sukar larut dalam air, mudah larut dalam asam asetat glacial, dalam minyak mineral dan dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri.



5



Stabilitas



: Disimpan dengan wadah tertutup dengan suhu tidak lebih dari 25oC sejak lerlihat tanda sublimasi.



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu kamar terkendali.



Inkompatibilitas : Butylchloral hydrate; camphor; chloral hydrate; chromium trioxide; b-naphthol; phenol; potassium permanganate; pyrogallol; resorcinol; dan thymol. (HOPE 6th , 433) D. Nipasol



Gambar 3.4 Struktur Nipasol Nama lain



: Propil paraben



Rumus molekul : C10H12O3 Bobot molekul



: 180,20



Khasiat



: Pengawet



Pemerian



: Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna.



Kelarutan



: Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter, sukar larut dalam air mendidih.



Jarak Lebur



: Antara 95 dan 98



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup. (F.I Ed. IV hal : 713)



E. Propilen Glikol



6



Gambar 3.5 Struktur Propilen Glikol Nama



: Propylenglycolum



Rumus molekul : C3H8O2 Berat molekul



: 76,10



Pemerian



: Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik



Kelarutan



: Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)p, dan dengan kloroform p, larut dalam 6 bagian eter p, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah p, dan dengan minyak lemak.



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik



Khasiat



: Zat tambahan, pelarut (F.I Ed. III hal : 534)



4. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN Setiap Sediaan mengandung



: Ambroxol HCL 15mg/5ml



Volume/Bobot Sediaan



: 60 ml



Jumlah Sediaan



: 4 botol (240 ml)



4.1 Perhitungan Tiap 5mL mengandung 15mg Bobot sirup 60ml Jumlah sirup yang akan dibuat : 240ml ( 4 botol) Tiap 5 ml mengandunng : Ambroxol = 0,015 gram Sirup simplex 65%



=



Menthol



=



= 0,65 mL = 0,0001 gram



7



Nipagin



=



= 0,00015 gram



Nipasol



=



= 0,0001 gram



PPG



=



= 0,15 mL



Aquadest = ad 5 mL Tiap 60 mL mengandung 1.



Ambroxol HCl



2. Sirupus Simplex



= =



3. Mentol



x 15mg = 0,18 gram x 60 ml =



= 39 ml x 60 ml= 0,006 gram



4. Nipagin



=



x 60 ml= 0,009 gram



5. Nipasol



=



x 60ml = 0,006 gram



6. PPG 7. Aquadest



= 0,15 gram x 60 ml= 9ml = 60ml–(0,18+39+0,006+0,009+0,006+9) = 60ml – 48,201ml = 11,709ml



Tiap 4 Botol 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 4.2



Ambroxol HCl Sirupus Simplex Mentol Nipagin Nipasol PPG Aquadest Etanol



= 0,18 gram x 4 = 0,72 gram = 39 ml x 4 = 156ml = 0,006 gram x 4 = 0,060 gram = 0,009 gram x 4 = 0,036 gram = 0,006 gram x 4 = 0,024 gram = 0,006 gram x 4 = 36ml = 11,709ml x 4 = 47,196ml = 0,25ml x 4 = 1ml



Penimbangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Ambroxol HCl Sirupus Simplex Mentol Nipagin Nipasol PPG Aquadest Etanol



= 0,72 gram = 156ml = 0,060 gram = 0,036 gram = 0,024 gram = 36ml = 47,196ml = 1ml



8



1. PROSEDUR KERJA 5.1 Pembuatan Sirup Ditimbang ambroxol, sirupus simplex, menthol, dan nipagin lalu disiapkan aquadest selanjutnya menthol dilarutkan dengan etanol (M1), lalu larutkan nipagin dengan air dalam pemanasan sampai larut(M2), lalu dilarutkan ambroxol dalam sirupus simplex (M3), selanjutnya nipasol dilarutkan dengan ppg (M4) kemudian dimasukan M1, M2, M3, dan M4 kedalam mixer homogenizer, lalu diaduk sampai homogen lalu dimasukan kedalam botol sampai tanda kalibrasi. 5.2 Evaluasi Sirup A. Evaluasi organoleptis Sirup diuji bau warna bentuk dan rasa lalu diamati hasil selama 3 hari. B. Evaluasi massa jenis piknometer C. Evaluasi viskositas tabung viscometer diisi dengan sirup pada suhu 26˚C diatur meniscus sirup dalam tabung kapiler sampai garis asap penghisapan, lalu dibuka kedua tabung pengisi dan kapiler agar cairan dapat mengalir kemudian catat waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir. D. Evaluasi pH pH meter dikalibrasi menggunakan buffer standar lalu dicelupkan ph meter dalam sirup lalu dicatat hasil. E. evaluasi volume terpindahkan sirup dituangkan perlahan kedalam gelas ukur kemudian volume diukur lalu dicatat hasil F. Evaluasi sentrifugasi 5 ml sirup dimasukan kedalam tabung sentrifugasi kemudian tabung sentrifugasi dimasukan kedalam alat sentrifugator dengan kecepatan 500 rpm dalam 25 detik, setelah itu diamati hasil.



6. HASIL EVALUASI AMBROXIL NO. Batch = J09193701 No. reg = DKL 1999910137A1



9



EVALUASI



0



HARI KE1 2 1. ORGANOLEPTIS



PERSYARATAN Disesuaikan



a. Bau



Agak menyengat



Menyengat



Sangat



dengan spesifikasi



menyengat



sediaan yang dibuat



b. Warna c. Rasa 2. Massa Jenis /BJ 3. Viskositas 4. pH



Putih



Putih



Putih



keruh Sedikit



keruh Sedikit



keruh Sedikit



pahit 1.582 25.86 cps 3.70



pahit 1.5175 31.697 cps 4.07



pahit 1.1752 18.24 cps 3.86



1.21-1.23 10-30 cps 3.8-6.1 Volume rata-rata larutan yang



5. Volume Terpindahkan



diperoleh dari tiga 100 %



96.67 %



96.67 %



wadah tidak kurang dari 100% dari volume yang tertera pada etiket



7. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, dibuat sediaan tablet dengan menggunakan bahan aktif yaitu Ambroxol HCl . Khasiat Cetirizine adalah obat yang masuk ke dalam golongan mukolitik, yaitu obat yang berfungsi untuk mengencerkan dahak. Ambroxol digunakan sebagai terapi sekretolitik pada penyakit bronkopulmonal berhubungan dengan sekresi lender yang abnormal dan gangguan transportasi lendir. Mendorong keluar lendir, mempermudah pengeluaran dahak dan batuk produktif, yang memungkinkan pasien untuk bernafas secara bebas dan dalam. Formula yang digunakan dalam pembuatan sediaan larutan sirup ambroxol HCl adalah Ambroxol HCl 15mg/5ml, Sirup simplex 65%, menthol 0,01%, Nipagin 0,15%, Nipasol 0,01%, Propylenglikol 15%, dan aquadest secukupnya. Pertama dilakukan penimbangan semua bahan, kemudian ambroxol HCl dilarutkan dalam sirup simplex dikarenakan ambroxol HCl sedikit larut dalam air dikarenakan ambroxol memiliki sedikit gugus hidroksi yang menyebabkan



10



ambroxol sedikit larut dalam air. Sirup simplex yang digunakan sebanyak 65% dikarenakan syarat kadar dalam sirup, sirupus simplex dalam rentang 64-66%, dan sirupus simplex berguna sebagai perasa yang manis untuk menutupi rasa dari ambroxol HCl dan zat lainnya yang tidak enak dirasa, dan juga sirupus simplex berguna sebagai antimikroba dikarenakan sirupus simplex memiliki kekentalan yang luas permukaan lebih sempit sehingga bakteri sulit untuk menembus membrane dari sirupus simplex, adapun yang menembus membrane sirupus simplex akan lisis dikarenakan kurangnya kadar air didalam sirupus simplex. Selanjutnya untuk mentol larut dalam etanol 96% sebanyak 5 tetes dikarenakan jumlah mentol yang akan digunakan sangat sedikit sehingga dilarutkan dengan 5 tetes dapat larut dan mentol juga memiliki kelarutan sangat mudah larut dalam etanol 96%, menthol pada formula sirup ini digunakan sebagai perasa, karena sirup ambroxol sebagai obat saluran pernafasan, sehingga menthol ini digunakan untuk menyegarkan kerongkongan. Kemudian melarutkan nipagin dalam air dengan pemanasan, hal ini termasuk faktor mempercepat pelarutan suatu zat yang terlarut, dikarenakan nipagin sukar larut dalam air biasa, sehingga dilakukannya salah satu metode percepatan kelarutan yaitu pemanasan dan pengadukan, nipagin yang berguna dalam zat antimikroba didalam sirup. Kemudian nipasol dilarutkan dalam propylenglikol dikarenakan nipasol yang sifat kelarutannya sangat sukar larut dalam air, sehingga nipasol dilarutkan dalam propylenglikol yang berguna sebagai pelarut. Sedangkan nipasol sebagai zat antimikroba yang meningkatkan aktivitas antimikroba pada nipagin. Selanjutnya dimasukan semua zat terlarut kedalam beaker glass, lalu diaduk, pengadukan tersebut agar semua zat terlarut beserta pelarutnya tercampur dengan homogen, lalu setelah itu disimpan pada mixer homogenizer. Dan diaduk oleh mixer homogenizer selama 5 detik dengan kecepatan 5000rpm.dilakukan pengadukan pada mesin mixer dikarenakan agar tercampurnya zat dengan pelarutnya dengan sempurna. Evaluasi yang dilakukan antara lain seperti organoleptis, pH, berat jenis, viskositas volume terpindahkan dan sentrifugasi. Organoleptis bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada sirup berupa warna, rasa dan bau. Hasil evaluasi organoleptis setelah dilakukan tiga kali evaluasi yang dilakukan pada hari dibuatnya sirup, hari kedua dan hari ketiga terdapat sirup memiliki aroma khas



11



dari mentol yang memberikan efek menyejukkan dan menyegarkan. Aroma tidak terlalu berlebihan karena kadarnya yang sebanyak 0,010 sesuai dengan syarat penggunaan mentol untuk sediaan sirup. Sirup juga memiliki rasa manis yang dihasilkan dari sirupus simpleks membuat sirup lebih dapat diterima. Warna sirup yang bening tidak berubah sampai hari evaluasi terakhir yaitu hari ketiga, hal ini dikarenakan adanya nipagin yang berfungsi sebagai bahan pengawet sehingga tidak ada cemaran mikroba pada sirup. Pada evaluasi volume terpindahkan, sirup cukup baik karena 100% volume dari sirup dapat terpindah, larutan sirup yang agak kental hampir ini mengakibatkan sirup lebih mudah untuk berpindah dari wadah ke wadah yang lain, pada hari kedua dan ketiga volume sirup berubah menjadi 96,67% hal ini disebabkan oleh menempelnya sediaan pada gelas ukur pada pengujian volume terpindahkan. Pada pengujian volume terpindahkan memenuhi persyaratan yaitu volume rata-rata larutan sirup yang diperoleh tidak kurang dari 95% dari volume yang dinyatakan. Kemudian, evaluasi berat jenis Pada pengujian massa jenis yang dilakukan dalam 3 x pengujian (hari ke-1, ke-2, dan ke-3) dengan hasil hari ke-1 massa jenis yang didapatkan sebesar 1,582 g/ml, pada hari ke-2 masa jenis yang didapatkan sebesar 1,5175 g/ml, dan pada hari ke3 sebesar 1,175 g/ml. Dari hasil tersebut yang masuk rentang persyaratan hanya pada hari ke-3 dan pada hari pertama dan kedua tidak memasuki rentang persyaratan yang ditetapkan pada farmakope Indonesia edisi ke-4, dikarena menurut literatur rentang massa jenis sirup antara 1,21 sampai 1,23 g/ml. Hal ini dapat disebabkan karena pikno terkena kontak langsung dengan tangan yang seharusnya tangan praktikan tidak boleh kontak langsung dengan piknometer. Selanjutnya dilakukan pengujian pH pada sediaan sirup yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan selama 3 hari yakni hari pembuatan Hari ke-1, Hari ke-2, dan Hari ke-3 Berdasarkan British Pharmacopoeia 2009, pH larutan Sirup sebesar 3,8-6,1 (FI ed.v) HCl sebesar 4,5 – 6,0 dan pH stabilitasnya menurut USP 2010 sebesar 4 – 5. Berdasarkan hasil uji pH yang telah dilakukan dari Hari pertama dan hari ketiga didapat hasil pH setelah dirata-ratakan dari tiga kali pengujian dalam satu hari, Hari pertama b



. Dari hasil-hasil tersebut dapat dilihat bahwa



sediaan ini tidak memasuki rentang sediaan yang telah ditetapkan. Terjadi penurunan pH pada sediaan sirup ini disebabkan oleh suhu waktu pemanasan dan



12



adanya mikroba sehingga mempengaruhi penurunan pH suatu produk. Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Sediaan yang dibuat dalam praktiukm yaitu berupa sirup dimana pengukuran viskositasnya menggunakan viskometer Otswold. Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan



waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang



viskositasnya sudah di ketahui (menggunkan air) untuk lewat antara dua tanda tersebut. Hasil evalusi hari ke satu diapat hasil 25,86 cps, harin kedua didapat hasil 31,69 cps, evaluasi hari ketiga didapat hasil 18,24. Hasil ini diperoleh bahwa semakin lama waktu maka semakin kecil viskositasnya yang berarti larutan semakin kental, Viskositas yang didapatkan pada data pengamatan dengan rata rata yaitu 1.3 cps dipengaruhi oleh komponen yang didapat sediaan. Syarat untuk viskositas yaitu 10 - 30 cps sedangkan hasil yang didapat kurang dari syaratnya kemungkinan terjadi karena dapat dilihat dari faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu semakin tinggi suhu zat cair maka nilai viskositasnya semakin kecil ataupun karena ada endapan pada larutan yang di dapat. Volume terpindahkan bertujuan untuk menjamin bahwa sediaan oral yang dibuat ketika dituang kedalam sendok dosis yang keluar sesuai dengan dosis yang tertera pada etiket dengan dosis yang sesuai maka efek terapi akan tercapai. Hasil rata-rata volume terpindahkan tidak kurang 100% dari volume yang tertera pada etiket. 8. Kesimpulan Berdasankan dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka, dapat dismpulkan bahwa sediaan sirup ambroxol yang dibuat tidak memenuhi persyaratan karena pada evaluasi viskositas, pH dan massa jenis sediaan sirup ini tidak memenuhi persyaratan.



13



14



DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga. Vol III. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press. Rowe, R. C., P. J. Sheskey, dan M. E. Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi keenam. USA: PharmaceuticalPress and the American Pharmacist Association. Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta : Kedokteran EGC.



15



LAMPIRAN Lampiran 1 Perhitungan Evaluasi Perhitungan hari ke-0 1. Perhitungan Massa Jenis/BJ a. Piknometer kosong = 17.07 gram b. Piknometer + zat = 32.89 gram Massa = 32.89 g – 17.07 g = 15,82 g



= 1.582 g/ml 2. Perhitungan Viskositas



3.



Perhitungan Volume Terpindahkan Data : 60 ml



Perhitungan hari ke-1 1. Perhitungan Massa Jenis/BJ a. Piknometer kosong = 19.94 gram b. Piknometer + zat = 32.83 gram Massa = 32.83 g – 17.08 g = 15.175 g



16



= 1.517 g/ml 2. Perhitungan Viskositas



3. Perhitungan Volume Terpindahkan Data : 58 ml



Perhitungan hari ke-2 1. Perhitungan Massa Jenis/BJ a. Piknometer kosong = 24.23 gram b. Piknometer + zat = 53.61 gram Massa = 53.61 g – 24.23 g = 29.38 g



= 1.175 g/ml 2. Perhitungan Viskositas



17



3. Perhitungan Volume Terpindahkan Data : 58 ml



18



Gambar 1 Kemasan Obat



Gambar 2 Label Obat



19



Gambar 3 Brosur Obat