Laporan Askeb Komunitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KETERAMPILAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI WILAYAH KELURAHAN KARANGROTO Disusun oleh: No 1. 2. 3. 4. 5.



NIM 1804352 1804354 1804355 1804356 1804357



NAMA Tiara Titahena Ulya Maghfiroh Wahyuni Nurmidin Wiwin Handayani Yulianti M



No 6. 7. 8. 9. 10.



NIM 1804358 1804359 1804360 1804361 1804504



NAMA Yustrina Rehara Yuyun Naelal Hevi Rismia Astri Amalia B. N. Risma Fuji Widayanti



PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2019



1



HALAMAN PERSETUJUAN



Laporan Praktikum Keterampilan Kebidanan Komunitas dengan judul : “Laporan Ketrampilan Kebidanan Komunitas di Kelurahan Karangroto” disusun



untuk



melengkapi



persyaratan



pendidikan



Sarjana Terapan



Kebidanan dan telah disetujui Pembimbing dan telah disetujui pada : Hari



:



Tanggal



:



Dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Pembimbing .



Semarang, 16 Desember 2019 Pembimbing



(Novita Sari, M.Tr.Keb)



2



HALAMAN PENGESAHAN



Laporan



Praktikum



Keterampilan



Kebidanan



Komunitas



Pada



Kehamilan/Persalinan/Nifas/Bayi & Balita di wilayah yang disusun oleh: Kelompok No 1. 2. 3. 4. 5.



NIM 1804352 1804354 1804355 1804356 1804357



Kelompok



NAMA Tiara Titahena Ulya Maghfiroh Wahyuni Nurmidin Wiwin Handayani Yulianti M



No 6. 7. 8. 9. 10.



NIM 1804358 1804359 1804360 1804361 1804504



NAMA Yustrina Rehara Yuyun Naelal Hevi Rismia Astri Amalia B. N. Risma Fuji Widayanti



Telah dipertahankan di hadapan tim penguji laporan Praktikum Kebidanan Komunitas



Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu



Kesehatan Karya Husada Semarang pada: Hari



:



Tanggal



:



Tim Penguji: 1. ………………… 2. …………………



Penguji I. Maftuchah, S.SiT, M.Kes Penguji II. Novita Sari, M.Tr.Keb



3



PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN



Tulisan yang tertera dalam laporan Praktikum Keterampilan Kebidanan Komunitas ini belum pernah disampaikan atau diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan di STIKes Karya Husada Semarang. Berdasarkan pengetahuan dan keyakinan saya, laporan Praktikum Keterampilan Kebidanan Komunitas ini tidak memuat tulisan-tulisan yang pernah disajikan atau dipublikasikan orang lain secara keseluruhan, kecuali tulisan orang lain hanya digunakan sebagai rujukan.



Tanggal/Bulan/Tahun



Tanda Tangan



4



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr, Wb Dengan mengucap Alhamdulilah, penulis panjatkan kehadirat SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini dengan lancar yang berjudul “Laporan Ketrampilan Kebidanan Komunitas di Kelurahan Karangroto”. Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini disusun untuk diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Komunitas. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung dalam proses penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini, masih jauh dari sempurna, Saran dan kritik serta tanggapan yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Wassalamualaikum Wr, Wb



Semarang, 16 Desember 2019



Penulis



DAFTAR ISI JUDUL.................................................................................................................................1 HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................2 HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................3 PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN...........................................................................4 KATA PENGANTAR........................................................................................................25 BAB I.................................................................................................................................26 PENDAHULUAN.............................................................................................................26 A. Latar Belakang......................................................................................................26 B. Tujuan....................................................................................................................27 1. Tujuan Umun......................................................................................................27 2. Tujuan Khusus....................................................................................................27 BAB II...............................................................................................................................28 PELAKSANAAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS..........................................28 A. Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Komunitas di Kabupaten/Kota/Desa......28 B. Asuhan Kebidanan Komunitas...........................................................................30 BAB III..............................................................................................................................28 PEMBAHASAN................................................................................................................28 A. Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Komunitas di Kbupaten Kota/ Desa.......28 B. Asuhan Kebidanan Komunitas...........................................................................30 BAB IV..............................................................................................................................35 KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...................................................................35 A. Kesimpulan............................................................................................................35



B. Implikasi terhadap Praktik Kebidanan dan Penelitian Kebidanan Komunitas di masa yang akan datang.......................................................................35 C. Saran-Saran...........................................................................................................35 DAFTAR RUJUKAN........................................................................................................36



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas Kementerian Kesehatan dan keberhasilan program tersebut menjadi salah satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025. Tingginya AKI dan AKB sangat terkait dengan faktor perilaku yaitu perilaku pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan pada tenaga kesehatan, pemenuhan gizi ibu dan anak, penimbangan Balita, serta mengonsumsi suplementasi yang diperlukan dan disediakan di fasilitas kesehatan.1 Upaya atau strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak yaitu memberikan perhatian dan perlakuan khusus dengan cara membina, membujuk dan mengarahkan agar ibu bersedia melakukan asuhan kebidanan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir melalui asuhan kebidan komunitas.2 Kebidanan komunitas yakni memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), dan kesehatan reproduksi. Faktor yang mempengarui pelaksanaan program layanan kebidanan komunitas pada umumnya disebabkan rendahnya satatus sosial ekonomi yang diakibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus menerus akan berdampak pada status kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktifitasnya.2



Dalam hal ini bidan berperan sebagai pengelola kegiatan, melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat, serta memberikan pembinaan pada keluarga dengan masalah kesehatan. 3 B. Tujuan 1. Tujuan Umun Meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sejahtera dalam wilayah Kelurahan Karangroto. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan kesehatan keluarga khususnya kesehatan ibu dan anak b. Meningkatkan rasa saling menghormati dan kepuasan antara pemberi asuhan dan penerima asuhan c. Meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga terwujudnya keluarga yang sejahtera dan berkualitas



BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS



A. Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Komunitas di Kabupaten/Kota/Desa 1. Analisa Situasi



a. Perencanaan Merupakan suatu pola pikir yang sistematis untuk mewujudkan suatu tujuan dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia. Jadi yang disebut dengan perencanaan yaitu suatu proses penyusunan rencana yang menggambarkan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu melalui suatu kegiatan dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana kegiatan yang dllakukan puskesmas untuk masalah yang ada di wilayah karangroto menggunakan rencana jangka pendek yang belaku hanya untuk 1 tahun yang disusun sesuai dengan rencana kegiatan tahunan puskesmas. Rencana kegiatan ini merupakan rencana kegiatan harian rutin yang dilakukan yaitu seperti penyuluhan, rencana kegiatan juga terintegrasi yang bersifat terpadu dimana melibatkan semua sektor pemerintahan seperti posyandu, MMD, penyuluhan, PIS-PK dan lain-lain b. pengorganisasian Yang termasuk pengorganisasian adalah Puskesmas, Lembaga Ketahanan



Masyarakat



Desa



(LKMD)



tempat



kebidanan



komunitas



dilaksanakan di seksi 7 dan 8 (pembinaan kesejahteraan keluarga dan kesehatan, kependudukan dan KB) dengan bidan menjadi anggotanya. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan



kegiatan



pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya. Kelompok dasawisma (kelompok ibu berasal dari sepuluh rumah yang bertetangga) yang dibentuk melalui kegiatan PKK c. pelaksanaaan pelaksanaan yang dilakukan oleh puskesmas di kelurahan karangroto sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, seperti diadakannya penyuluhan,



posyandu lansia,posyandu balita,posbindu, PIS-PK dan masih banyak lagi kegiatan puskesmas. d. pengawasan dan evaluasi proses pengawasan dilakukan langsung atau observasi, analisis terhadap laporan yang masuk, pengumpulan data, dan melalui tugas dan tanggung jawab para petugas. Evaluasi juga dilakukan setiap bulan saat mini lokakarya tiap bulan dipuskesmas dan secara lintas sektoral untuk mengevaluasi kegiatan yang telah di laksanakan e. pencatatan dan pelaporan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan puskesmas berupa laporan difisik yang diap bulan diserahkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, dan akhir tahun membuat pelaporan dalam bentuk profil kesehatan puskesmas bangetayu 2. Masalah, Penyelesaian dan Evaluasi Masalah bayi/balita yang terdapat dikelurahan karangroto ini yaitu ISPA, diare, dan juga demam, untuk penyelesaiannya puskesmas melakukan banyak kegiatan seperti penyuluhan, dan evaluasi yang didapatkan yaitu terjadi penurunan dari tahun lalu. B. Asuhan Kebidanan Komunitas



1. PENGKAJIAN KOMUNITAS: a. Core (inti) Komunitas: Usia



Jml



0–1 1- 5 Total



283 622 905



Jenis Kelamin LK PR 133 150 297 325 430 475



b. Dimensi biologis: 1) Angka kesakitan dan kematian (tidak ada kasus dalam 3 bulan terakhir 2019) 2) Masalah kesehatan/penyakit (dalam 3 bulan terakhir 2019):



Penyakit Ispa Diare Demam bukan DBD



Insiden 282 42 23



Prevalen



3) Angka kematian dan kesakitan dibandingkan dengan tahun sebelumnya : Angka kematian bayi (AKB) tahun 2017 dilaporkan ada 12 kasus kematian bayi, sedangkan ditahun 2018 ada 5 kasus kematian bayi dari analisa terjadi penurunan kasus kematian bayi di tahun 2018 ini. Untuk penyebab kasus kematian bayi ditahun 2017 dan tahun 2018 terjadi kecenderungan penyebab yang sama yaitu oleh karena BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Untuk angka kematian balita (AKABA) tahun 2017 dilaporkan ada 1 kasus kematian balita di Puskesmas Bangetayu, sedangkan ditahun 2018 dilaporkan ada 2 kematian Balita oleh karena kejang. Dari analisa didapatkan ada kenaikan kasus kematian balita ditahun 2017 oleh karena kejang dan demam 4) Status imunisasi komunitas (termasuk imunisasi dasar dan ulangan): No Imunisasi 1 Hb < 7 hari 2 BCG 3 DPT-HB3/DPT-HB4 5 6



Hib3 Polio 4 Campak Imunisasi lengkap



L



P



110 119 100



98 110 98



Jumlah 203 229 198



90 121 dasar 101



98 108 87



126 229 188



Presentase 105,6% 116,2% 101% 95,43% 227,8% 95,43%



c. Dimensi Psikologis: 1) Nilai, keyakinan dan Agama yang dianut: Sebagian besar penduduk islam (13.230), katolik (794), Kristen (1.044), hindu (27), budha (65), Aliran Kepercayaan (2) 2) Gambaran komunitas ke depan: Terciptanya lingkungan yang aman bebas penyakit dan kehidupan ekonomi yang makmur 3) Kejadian penting di komunitas: Adanya masalah ISPA dikarenakan adanya perubahan cuaca dan kurangnya pengetahuan tentang manajemen terpadu balita sakit terutama ISPA, diare dan gizi kurang 4) Interaksi/komunikasi antar amggota komunitas: Masyarakat membudayakan kehidupan bergotong royong dengan anggota masyarakat yang lain, pola komunikasi lancar didalam komunitas 5) Jaringan komunikasi (radio, TV, telepon, internet, dll) : Akses informasi baik lewat radio, televisi, telepon, internet di kelurahan karangroto tergolong sangat mudah didapat 6) Sumber-sumber stress di komunitas: Dalam kehidapan masyarakat ada beberapa masalah yang dapat menjadi penyebab timbulnya stress pada masyarakat tersebut, adapun penyebabnya, dapat berupa : himpitan ekonomi, beban kerja, dan factor lingkungan. 7) Risiko gangguan jiwa di komunitas: Diwilayah kelurahan sambiroto tidak ada yang mengalami gangguan jiwa d. Dimensi Fisik 1) Lokasi komuniti (batas wilayah, urban/rural): Kelurahan sambiroto memiliki batas wilayah sebagai berikut : a) Sebelah utara : Kabupaten demak b) Sebelah selatan : Kelurahan sembungharjo c) Sebelah barat : Kelurahan kudu d) Sebelah timur : Kelurahan banjardowo 2) Luas wilayah dan kepadatan penduduk: Luas wilayah ± 214.700 Ha, terdiri dari pemukiman, pertokoan, sarana pendidikan, perkantoran, sarana ibadah, dan fasilitas umum lainnya. 3) Iklim atau cuaca:



Kelurahan karangroto yang terletak di kecamatan bangetayu kota semarang merupakan daerah dengan iklim tropis dan cuaca yang panas sekarang memasuki musim hujan. 4) Perumahan (tipe, kondisi, jumlah anggota per-luas rumah, sanitasi): a) Tipe rumah Tipe rumah dikelurahan karangroto sebagian besar bersifat permanen dan merupakan milik sendiri. b) Kondisi Rata-rata kondisi rumah diwilayah kelurahan karangroto layak huni. c) Jumlah anggota perluas rumah Jumlah anggota keluarga 3-7 orang denga luas rumah ± 8x10 meter. d) Sanitasi Sanitasi lingkungan diwilayah kelurahan karangroto sebagian besar sudah bagus namun masih ada sebagian kecil wilayah kelurahan karangroto yang masih kotor dikarenakan padat penduduk 5) Safety hazards di likungan: Keadaan lingkungan bersih, selokan bersih dan mengalir disekitar rumah penduduk sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan 6) Sumber air (kuantitas dan kualitas): Sumber air kelurahan karangroto yaitu PAM dan Sumur kuantitas dan kualitas air sangat baik 7) Pembuangan limbah: Diwilayah kelurahan karangroto sebagian besar pembuangan sampah sudah dikelola dengan baik 8) Kebisingan: Sumber kebisingan diwilayah kelurahan karangroto adalah sarana transportasi 9) Potensial disaster Diwilayah kelurahan karangroto tidak ada potensial untuk terjadi tanah longsor dikarenakan daerah karangroto tidak ada bukit-bukit dan tanah datar semua namun apabila turun hujan lebat maka akan terkena banjir



e. Dimensi Sosial:



1) Pemerintahan (tipe, efektifitas, dll): Kelurahan karangroto memiliki pemerintahan yang bersifat otonomi daerah yaitu sistem pemerintahan daerah yang struktural terbagi menjadi kecamatan, kelurahan, RW dan RT 2) Pemuka komunitas (Toga, Toma, dll): Tokoh agama dan tokoh masyarakat di wilayah kelurahan karangroto mendukung pembangunan kesehatan dan mampu melaksanakan tugasnya masing-masing 3) Politik dan afiliasinya: Rata-rata penduduk diwilayah kelurahan karangroto menggunakan hak pilih sesuai dengan hati nurani pada saat pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan anggota legislatif 4) Status kelompok minoritas: Di wilayah kelurahan karangroto tidak ada kesenjangan pada etnis, suku, maupun agama 5) Bahasa yang digunakan komunitas: Bahasa yang digunakan warga sekitar wilayah kelurahan karangroto yaitu bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia 6) Status Sosial Ekonomi: Masyarakat daerah kelurahan karangroto memiliki status ekonomi yang cukup 7) Pekerjaan: Masyarakat daerah kekurahan karangroto kebanyak memiliki pekerjaan swasta dan wiraswasta 8) Transportasi: Masyarakat biasa menggunakan transportasi pribadi dan transportasi umum yang dengan mudah diakses 9) Pelayanan social: Masyarakat sudah dapat dengan mudah menggunakan fasilitas pelayanan sosial, jarang sekali ada laporan masyarakat tentang ketidakpusan di pelayanan sosial 10) Fasilitas pertokoan: Di setiap pertokoan sudah ada toko yang menyediakan kebutuhan pokok f. Dimensi perilaku: 1) Pola konsumsi:



a) Nutrisi: Rata-rata masyarakat yang ada di wilayah keluarahan karangroto 3 x sehari dengan menu seimbang yang terdiri: nasi, laukpauk, sayuran, buah, susu, di tambah selingan berupa makanan kecil b) Alkohol: Masyarakat di karangroto masih ada yang mengonsumsi alkohol meskipun hanya sebagian kecil secara sembunyi-sembunyi c) Merokok: Masyarakat di karangroto masih banyak yang merokok d) Penggunaan obat/zat adiktif (NAZA): tidak ada masyarakat kelurahan karangroto yang menggunakan obat/zat adiktif 2) Aktifitas Gerak dan rekreasi: a) Gerak badan/olah raga: Masyarakat di kelurahan karangroto sadar akan kesehatannya di tunjukkan dengan adanya minggu sehat, kegiatan senam dilakukan pada sekolahsekolah, dan instansi pemerintah dan swasta sedangkan pada usia lanjut ada kelompok senam lansia b) Aktifitas relaksasi utama: Relaksasi biasanya dilakukan dengan cara beristirahat atau tidur dan juga yang menggunakan jasa tukang pijat c) Fasilitas rekreasi: Di kelurahan karangroto pada umumnya melakukan aktifitas rekreasi dengan mengunjungi tempat-tempat jalan-jalan ke pusat kota , ada juga yang di rumah menonton acara tv 3) Perilaku lain-lain: a) Penggunaan alat pengaman: Pada umumnya masyarakat wilayah kelurahan karangroto sudah sadar atas pengaman diri missal bila naik sepeda motor memakai helm dan masih ada yang kurang memeperhatikan penggunaan alat pengaman dalam bekerja misalnya masker, sarung tangan dan lain-lain



b) Penggunaan alat kontrasepsi: pada umumnya masyarakat di wilayah karangroto sebagian besar menggunakan kontrasepsi suntik, namun ada juga yang menggunakan kontrasepsi pil. g. Dimensi Kesehatan (terkait tiga garis pertahanan flexible, normal and resistant line): 1) Sikap komunitas terhadap kesehatan: Masyarakat wilayah kelurahan karangroto sudah sadar tentang kesehatan dapat dilihat dengan tingginya cakupan pasien di puskesmas Kedungmundu 2) Pelayanan kesehatan dan sumber-sumber (tipe, ketersediaan, harga, adekuat, penggunaan): a) Posyandu b) Bidan praktek mandiri c) Dokter praktek swasta 3) Pelayanan antenatal: Pelayanan bayi dan balita bisa diperoleh di puskesmas Bangetayu dan bidan praktek mandiri,serta dokter praktek swasta 4) Pelayanan gawat darurat: Pelayanan gawat darurat langsung dibawa di puskesmas bangetayu 5) Program promosi kesehatan: 6) Jaminan pemeliharaan kesehatan komunitas: Jaminan kesehatan pemeliharaan komunitas di wilayah kerja puskesmas bangetayu menggunakan jaminan kesehatan BPJS 2. PENGKAJIAN KELOMPOK: Target group: a. Dimensi Biologis: 1) Usia, jenis kelamin, suku: Usia 0-1 1- 5



Jml 283 622



JenisKelamin lk pr 133 150 297 325



2) Tingkat tumbuh kembangan/maturasi kelompok:



Pada usia bayi dan balita tumbuh kembang normal sesuai grafik tumbuh kembang di buku KIA dan Grafik DDST pada anak usia remaja dan dewasa tumbuh kembang normal di pengaruhi oleh faktor internal seperti keluarga, nutrisi, dan faktor eksternal sesuai pendidikan teman bermain, media masa, pekerjaan dan lain-lain, pada lansia menempatkan diri sebagai orang tua dan menjadi contoh bagi anak cucunya



3) Masalah kesehatan utama yang lazim: Penyakit Ispa Diare Demam bukan DBD



Insiden 282 42 23



Prevalen



4) Imunisasi: No 1 2 3



Imunisasi Hb < 7 hari BCG DPT-HB3/DPT-HB-



L 110 119 100



P 98 110 98



Jumlah 203 229 198



Presentase 105,6% 116,2% 101%



4 5 6



Hib3 Polio 4 Campak Imunisasi



90 121 dasar 101



98 108 87



126 229 188



95,43% 227,8% 95,43%



lengkap b. Dimensi Psikologis: 1) Gambaran diri kelompok:



Didalam kelompok masyarakat bayi dan balita saling berinteraksi antar satu dan lainnya sesuai kelompok usia mereka, tidak ada yang dikucilkan dan tidak ada masalah psikologi 2) Ketrampilan koping: Mampu memberikan hiburan bagi diri sendiri dan keluarga saat terjadi suatu masalah 3) Insiden dan prevalen masalah psikologis: 4) Stresor psikologis di dalam masyarakat Stressor secara spesifik tidak ada c. Dimensi Fisik: 1) Lokasi tempat target grup Lokasi target 1 kelurahan meliputi kelurahan karangroto 2) Kondisi lingkungan yang dapat membahayakan (polusi, pertukaran cuaca, risiko penyakit) Polusi udara dari transportasi dilingkungan masyarakat dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada bayi dan balita. Pada saat pertukaran cuaca menyebabkan banyak kuman atau virus yang dapat meningkatkan batuk pilek,diare dan juga demam 3) Perumahan: Tipe perumahan pada umumnya sudah permanen dengan status milik sendiri tetapi masih ada juga yang masih ngontrak. Kondisi rumah sebagian besar cukup memenuhi syarat kesehatan, tetapi ada yang belum memenuhi syarat, seperti fasilitas yang kurang, kurangnya ventilasi, kamar mandi yang kurang bersih, penataan perabotan rumah yang tidak rapi dan lain-lain d. Dimensi Lingkungan Sosial: 1) Sikap komunitas terhadap target grup: Hubungan antara komunitas cukup harmonis terbukti dengan saling menengok jika ada anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit atau puskesmas. Masyarakat terlihat rukun dan harmonis terbukti dengan gotong royong 2) Status social & ekonomi target grup:



Dikomunitas sebagian besar mempunyai kehidupan ekonomi cukup untuk memenuhi kebutuhan masing-masing penduduk 3) Pendidikan: 4) Pekerjaan: 5) Pelayanan kesehatan yang bersifat proteksi: 6) Transportasi (termasuk khusus): Nomor Jenis 1 Sepeda 2 Sepeda Motor 3 Mobil Pribadi 4 Angkutan 5 Bus Kota 6 Truk



Jumlah 494 1765 740 10 1 1



e. Dimensi Perilaku: 1) Kebutuhan nutrisi: Rata-rata bayi dan balita yang ada di wilayah kelurahan karangroto 3 x sehari dengan menu seperti nasi, sayur, dan susu. Untuk bayi usia < 6 bulan banyak ibu-ibu yang sudah memberikan susu formula pada bayinya. 2) Merokok: 3) Gerak badan: 4) Aktifitas rekreasi: Rata-rata bayi dan balita yang ada di wilayah kelurahan karangroto biasa melakukan rekreasi ke pusat kota dan beberapa tempat wisata bersama keluarga mereka 5) Perlindungan khusus yang digunakan:



Tidak ada perlindungan khusus yang didunakan, cukup pengawasan dari orangtua 6) Kontrasepsi: f. Dimensi Kesehatan: 1) Pelayanan kesehatan yang dbutuhkan: Pelayanan kesehatan yang di butuhkan sudah terpenuhi semua 2) Sikap terhadap kesehatan dan pelayanan kesehatan: Sikap kelompok masyarakat terhadap kesehatan adalah sangat memperhatikan kesehatan, jika terjadi perubahan atau penurunan kesehatan segera datang ke fasilitas kesehatan yang di pilihnya 3) Jaminan pemeliharaan kesehatan: Jaminan pemeliharaan kesehatan komunitas di wilayah kerja puskesmas bangetayu menggunakan jaminan kesehatan BPJS



RESUME PENGKAJIAN: Dari data bulan Januari sampai Juni 2019 pada bayi dan balita di dapatkan hasil dari kelurahan Sambiroto terdapat masalah: a. Adanya Kejadian ISPA (Batuk Pilek) pada balita sebanyak 282 orang b. Adanya kejadian Diare pada balita sebanyak 42 kasus c. Adanya kejadian Demam bukan DBD pada balita sebanyak 23 kasus Perhitungan skor prioritas masalah a. Kejadian Batuk Pilek pada Balita No Kriteria 1 a. Sifat Masalah (Tidak atau Kurang sehat) b. Kemungkinan masalah dapat di ubah sebagian c. Potensi masalah dapat di cegah (Cukup) d. Menonjolnya masalah (masalah berat harus segera di tangani) Total



b. Kejadian Diare pada balita



Skala 3



Bobot 1



Skoring 3/3x1=1



Pembenaran Adanya kasus ISPA yang di alami balita Dengan Periksa ke tenaga kesehatan



1



2



1/2x2=1



2



1



2



1



2/3x1=2/3 Dengan memperbaiki pola makan dan personal hygiene 2/2x1=1 Keluarga merasa anaknya dalam keadaan sakit tapi tidak perlu segera di tangani 3 2/3



No Kriteria 1 a. Sifat Masalah (Tidak atau Kurang sehat) b. Kemungkinan masalah dapat di ubah sebagian c. Potensi masalah dapat di cegah (Tinggi)



Skala 3



Bobot 1



Skoring 3/3x1=1



1



2



1/2x2=1



3



1



3/3x1=1



d. Menonjolnya masalah 2 (masalah berat harus segera di tangani)



1



2/2x1=1



Total



Pembenaran Adanya kasus diare yang dialami balita Dengan memberikan obat dan periksa ke tenaga kesehatan Dengan memperbaiki pola makan dan personal hygiene Keluarga merasa keadaan ini harus segera di tangani karena anaknya BAB terus



4



c. Kejadian Demam pada balita No Kriteria 1 e. Sifat Masalah (Tidak atau Kurang sehat) f. Kemungkinan masalah dapat di ubah sebagian g. Potensi masalah dapat di cegah (cukup) h. Menonjolnya masalah (masalah tidak harus segera di tangani) Total



Skala 3



Bobot 1



Skoring 3/3x1=1



Pembenaran Adanya kasus diare yang di alami balita Dengan memberikan obat dan periksa ke tenaga kesehatan



2



2



2/2x2=2



2



1



2/3x1=2/3



1



1



1/2x1=1/2 Keluarga merasa bayinya kurang sehat namun tidak perlu segera di tangani 4 1/6



RENCANA ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS



No 1



2



Diagnosa kebianan ISPA



Diare



Tujuan Umum Khusus Untuk 1. Mampu menekan mengatasi kejadian kejadian ISPA ISPA di kelurahan karangroto 2. Mampu mencegah terjadinya ISPA berikutnya



1. Mampu Untuk mengatasi menekan kejadian angka diare di kejadian kelurahan diare karangroto 2. Mampu



Rencana kegiatan Strategi Intervensi Melakukan 1. Melakukan pendekatan, penyuluhan pengkajian mengenai dan natural pemberdayaan terapi untuk masyarakat mengatasi sekitar ISPA 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyebab ISPA dan bahaya merokok Melakukan pendekatan, pengkajian dan pemberdayaan masyarakat



Melakukan penyuluhan mengenai PHBS, dan penanganan segera diare



Evaluasi Kriteria Standar Knowledge 1. Masyarakat mampu menyebutkan penyebab dari ISP 2. Masyarakat Afektif mampu memahami kejadian ISPA dan cara mengatasinya



Knowledge



Afektif



1. Masyarakat mampu menerapkan hidup bersih dan sehat 2. Masyarakat mampu memahami



Evaluator Masyarakat paham mengenai penyebab ISPA dan mampu melakukan penapisan awal jika terjadi ISPA



Masyarakat dapat merubah perilaku hidup sehat dan mampu



mencegah sekitar terjadinya komplikasi diare



3



Demam bukan DBD



Untuk menekan angka kejadian demam bukan DBD



1. Mampu mengatasi kejadian demam bukan DBD di kelurahan karangroto 2. Mampu mencegah terjadinya komplikasi dari demam



Melakukan pendekatan, pengkajian dan pemberdayaan masyarakat



menegnai PHBS dan melakukan penanganan segara kasus diare



Melakukan penyuluhan menganai penyebab demam dan pencegahan terjadinya DBD



1. Masyarakat mampu memahami Knowledge penyebab terjadinya demam bukan DBD 2. Masyarakat mampu memahami Afektif dan menerapkan penanganan pencegahan DBD



melakukan penangan diare



Masyarakat sudah melakukan penanganan pencegahan DBD



BAB III PEMBAHASAN



A. Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Komunitas di Kbupaten Kota/ Desa Dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas mencakup beberapa hal yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta pencatatan dan pelaporan. Perencanaan dilakukan berdasarkan pada kurun waktu pelaksanaan di suatu wilayah dengan berbagai macam program tertentu. Perencanaan digunakan sebagai metode untuk mencapai tujuan, metode petunjuk pelaksanaan serta menjamin penggunaan sumber daya secara efektif. Adanya keputusan perencanaan ini untuk menentukan masalah-masalah yang ada dan yang mana yang perlu mendapat prioritas perhatian. Sebuah masalah mungkin dapat berupa kesenjangan antara apa yang ada dan apa yang seharusnya. Bidan sebagai perencana juga bisa memutuskan siapa yang berisiko untuk mengalami masalah tersebut. Pengorganisasian digunakan untuk mengatur staf atau anggota yang ada di dalam pengelolaan pelayanan komunitas tersebut agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana dapat berjalan dengan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat dicapai. Pengorganisasian dalam pengelolaan pelayanan komunitas bekerjasama antara Puskesmas dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) tempat kebidanan komunitas dilaksanakan untuk membina kesejahteraan keluarga dan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak dengan bidan menjadi anggotanya.



Pelaksanaan



pengelolaan



pelayanan



kebidanan



di



komunitas



merupakan bentuk pelaksanaan operasional pelayanan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan program yang telah direncanakan harus ada pengawasan dan pembinaan agar tercipta kerjasama dan mampu mencapai tujuan bersama. Evaluasi suatu program kesehatan dilakukan dengan melihat berbagai hal yakni evaluasi proses untuk menilai pelaksanaan program, evaluasi hasil program untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, dan evaluasi dampak program untuk menilai sejauh mana program itu berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Program monitoring dan evaluasi berkala atau rutin yang sudah dilaksanakan oleh puskesmas sebagai Pembina wilayah setempat pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah dalam bentuk PWS-KIA (pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak). Pendokumentasian asuhan kebidanan pada keluarga sesuai sasaran pelayanan kebidanan di tingkat komunitas secara umum menggunakan asuhan kebidanan



keluarga,



sedangkan



pada



individu



secara



menggunakan



pendekatan SOAP (subjektif, objektif, asesmen, planning) terdiri dari empat langkah yang disarikan dari proses pemikiran manajemen kebidanan yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klies sebagai catatan kemajuan. B. Asuhan Kebidanan Komunitas 1. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Berdasarkan asuhan kebidanan komunitas yang dilakukan di wilayah Kelurahan Karangroto kejadian ISPA pada bayi dan balita sebanyak 282 dari 905 bayi dan balita. Kejadian ISPA di Kelurahan



Karangroto disebabkan karena polusi yakni polusi asap rokok dan kendaraan bermotor. Penanganan yang diberikan pada saat asuhan kebidanan komunitas yakni pemberian natural terapi berupa pijat bayi commend cool (batuk pilek) serta pendidikan kesehatan tentang penyebab ISPA dan bahaya merokok. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi pada organ saluran pernafasan pada bagian atas dan pada saluran nafas bagian bawah dengan kondisi akut. ISPA disebabkan oleh adanya infeksi pada bagian saluran pernapasan yang dapat disebebkan oleh bakteri, virus, jamur dan polusi udara. ISPA yang disebabkan oleh polusi, antara lain disebabkan oleh asap rokok, asap pembakaran di rumah tangga, asap kendaraan bermotor dan buangan industri serta kebakaran hutan dan lain-lain.5 Faktor resiko timbulnya ISPA salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kesehatan, karena lemahnya manajemen kasus oleh petugas kesehatan serta pengetahuan yang kurang di masyarakat akan gejala dan upaya penanggulangannya, sehingga banyak kasus ISPA yang datang kesarana pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan berat karena kurang mengerti bagaimana cara serta pencegahan agar tidak mudah terserang penyakit ISPA. 6 Mengatasi ISPA sejak dini merupakan hal yang sangat penting, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi ISPA yaitu dengan cara farmakologis dan non-farmakologis. Penanganan nonfarmakologis yang diberikan salah satunya adalah dengan pemijatan.6



Berdasarkan uraian ditas dapat disimpulkan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan kebidanan komunitas. 2. DIARE Berdasarkan asuhan kebidanan komunitas di wilayah Kelurahan Karangroto kejadian diare pada bayi dan balita sebanyak 42 dari 905 bayi dan balita. Kejadian diare di sebabkan karena sanita lingkungan yang kurang dan kesadaran masyarakat terhadap PHBS yang masih rendah. Penanganan yang diberikan pada saat melakukan asuhan kebidanan komunitas pada masalah diare adalah dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang PHBS. Diare adalah perubahan konsistensi feses yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diar disebabkan karenan beberapa faktor yakni faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor sosial ekonomi, faktor lingkungan, faktor makanan yang terkontaminasi dan faktor pendidikan.9 Sanitasi lingkungan yang buruk akan berpengaruh terhadap kejadian diare, interaksi antara agent penyakit, manusia dan faktor-faktor lingkungan, yang menyebabkan penyakit perlu diperhatikan dalam penanggulangan



diare.



Faktor



lingkungan



meliputi



kepadatan



perumahan, kesediaan sarana air bersih (SAB), pemanfaatan SAB, kualitas air bersih.9 Pendidikan



juga



pendidikan adalah sebuah



mempengaruhi



terjadinya



diare,



proses pengubahan sikap dan



karena tata laku



seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui



upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan memengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu balita dalam berperilaku dan berupaya secara aktif guna mencegah terjadinya diare pada balita.9 Dengan demikian, tidak terdapat kesenjangan anatara teori dan asuhan kebidanan komunitas. 3. Demam Bukan DBD Berdasarkan asuhan kebidanan komunitas di wilayah Kelurahan Karangroto kejadian demam bukan DBD pada bayi dan balita sebanyak 23 dari 905 bayi dan balita. Demam bukan DBD pada bayi dan balita di Kelurahan Karangroto disebabkan karena perubahan cuaca yang tidak menentu. Untuk mengatasi masalah demam bukan DBD di kelurahan Karangroto yakni pemberian pendidikan kesehatan tentang penyebab demam dan pencegahan terjadinya DBD. Demam dapat didefinisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Pusat pengaturan suhu mempertahankan suhu dalam keadaan seimbang baik pada saat sehat ataupun demam dengan mengatur keseimbangan diantara produksi dan pelepasan panas tubuh. Penyebab dari demam selain dari infeksi dan non infeksi yakni demam fisiologis, dimana demam disebabkan karena kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara terlalu panas dan kelelahan setelah bermain setiap hari.8 Penanganan pertama demam dapat berupa terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi farmakologi yang digunakan biasanya adalah berupa memberikan obat penurun panas, sedangkan terapi non



farmakologi yang dapat dilakukan yaitu mengenakan pakaian tipis, lebih sering minum, banyak istirahat, mandi dengan air hangat, serta memberi kompres. Tindakan kompres yang dapat dilakukan antara lain kompres hangat basah, kompres hangat kering dengan larutan obat antiseptik, kompres basah dingin dengan dengan air biasa dan kompres dingin kering dengan kirbat es atau kantung untuk mengompres.4 Demam juga menyebabkan pemecahan protein tubuh yang besar sehingga memerlukan masukan makanan sumber protein, kalori, vitamin, mineral yang ditemukan pada telur, susu, kacang, dan kacang hijau.4 Berdasarkan uraian diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan kebidan komunitas yang diberikan.



BAB IV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN



A. Kesimpulan Asuhan kebidanan komunitas di Puskesmas Bangetayu Wilayah Kelurahan Karangroto bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak khususnya bayi dan balita didalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera. Bidan berperan sebagai pendidik, pelaksana dan pemberdayaan untuk memberikan pelayanan kebidan professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pnekanan pada kelompok dan keluarga dengan adanya resiko tinggi dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan keluarga sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. B. Implikasi terhadap Praktik Kebidanan Komunitas di masa yang akan datang



dan Penelitian Kebidanan



Setelah adanya asuhan kebidanan komunitas di Puskesmas Wilayah Kelurahan Karangroto diharapkan masyarakat hidup dalam lingkungan sehat, mempunyai perilaku hidup sehat, mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga terciptanya masyarakat yang sejahtera dan berkualitas. C. Saran-Saran Diharapkan



masyarakat



lebih



peduli



terhadap



kesehatan



dilingkungannya khusunya kesehatan ibu dan anak . DAFTAR RUJUKAN



1. Sunarsih T, Shanti EF. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Manager Komunitas sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jurnal Pengabdian Dharma Bakti. 2019 Feb 28;2(1). 2. Contesa L. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Layanan Kebidanan Komunitas Di Puskesmas Opi Palembang. Masker Medika. 2019 Nov 1;7(1):27-33. 3. Wardani TN, ST S, Kes M. Tugas Dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas. 4. Kristianingsih A, Sagita YD. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam dengan Penanganan Demam pada Bayi 0-12 Bulan di Desa Datarajan Wilayah Kerja Puskesmas Ngarip Kabupaten Tanggamus Tahun 2018. Midwifery Journal. 2019 Mar 18;4(1):26-31. 5. Danusantoso, H. 2012. Ilmu Pnyakit Paru Edisi 2. Jakarta: EGC 6. Gunawan, K. 2010. ISPA Pencegahan dan Penanggulangannya. Semarang Dinkes Provinsi Jawa Tengah 7. Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC 8. Sodikin, M.Kes. (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar



9. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC.