Laporan Bayi Sehat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN INDIVIDU ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT BY “K” USIA 4 BULAN 4 HARI DI PUSKESMAS PANEKAN MAGETAN



Disusun Oleh: FARIHATUL MUFAIDAH P27824217025



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN MAGETAN 2019



LAPORAN INDIVIDU ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT BY “K” USIA 4 BULAN 4 HARI DI PUSKESMAS PANEKAN MAGETAN



Disusun Oleh: FARIHATUL MUFAIDAH P27824217025



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN MAGETAN 2019



Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek tanpa ada halangan apapun. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang kami peroleh selama praktek lapangan di Puskesmas Panekan Magetan Laporan praktik lapangan yang telah kami susun ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktik lapangan. Dengan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dr. Heru SWN,S.Kep,Ns,M.MKes selaku pembimbing pendidikan. Kami sebagai penulis mohon maaf apabila selama melaksanakan praktek banyak melakukan kesalahan selain itu, kami mohon maaf apabila laporan ini banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.



Magetan April 2019



Penulis



Lembar Pengesahan Laporan individu yang disusun oleh mahasiswa semester IV Prodi DIII Kebidanan Jurusan Kebidanan Kampus Magetan tahun Akademik 2018 / 2019 ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.



Tempat Praktek : Puskesmas Panekan Magetan Tanggal Praktek : 22 – 28 April 2019



Pembimbing Pendidikan



Pembimbing Pendidikan



Dr. Heru SWN,S.Kep.Ns,M,MKes



Anik Mutiningsih, SST



NIP. 19710802 199403 1 002



NIP. 19730317 199302 2 001



Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek tanpa ada halangan apapun. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang kami peroleh selama praktek lapangan di Puskesmas Panekan Magetan Laporan praktik lapangan yang telah kami susun ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktik lapangan. Dengan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Hery Sumasto, S.Kep. Ns., MMKes. selaku pembimbing pendidikan. Kami sebagai penulis mohon maaf apabila selama melaksanakan praktek banyak melakukan kesalahan selain itu, kami mohon maaf apabila laporan ini banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.



Magetan April 2019



Penulis



Lembar Pengesahan Laporan individu yang disusun oleh mahasiswa semester IV Prodi DIII Kebidanan Jurusan Kebidanan Kampus Magetan tahun Akademik 2018 / 2019 ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.



Tempat Praktek : Puskesmas Panekan Magetan Tanggal Praktek : 22 – 28 April 2019



Pembimbing Pendidikan



Pembimbing Pendidikan



Hery Sumasto, S.Kep. Ns., MMKes.



Anik Mutiningsih, SST



NIP. 19680104 198803 1 003



NIP. 19730317 199302 2 001



BAB I LANDASAN TEORI



I. Konsep Dasar Bayi Sehat A. Pengertian 1. Bayi adalah manusia dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry dan Potter, 2005). 2. Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian sebagai berikut: a. Masa neonatal, yaitu usia 0-28 hari. Yang dibagi menjadi masa neonatal dini, yaitu usia 0-7 hari dan masa neonatal lanjut, yaitu usia 8-28 hari. b. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari sampai 1 tahun 3. Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama antara usia 1-12 bulan pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan berlangsung terus-menerus khususnya dalam peningkatan susunan saraf. Tahap kedua antara usia 1-2 tahun (Aziz A, 2005:15). B. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Menurut IDAI dalam (Nursalam, 2008:32) pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kementerian Kesehatan RI, 2012: 4).



Dari beberapa ukuranantopometri, yang paling sering digunakan untuk menentukan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah: a. Berat badan Menurut (Nursalam, 2008:48) Berat badan merupakan salah satu ukuran antopometri yang paling penting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700-1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500-600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350-450 gram/bulan, pada triwulan IV sekitar 250-350 gram/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa usia 6 bulan pertamaberat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulan berikutnya hanya ± 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah ± 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. b. Tinggi badan Menurut (Nursalam, 2008:51) Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir panjang badan rata-rata dalah ± 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25cm/bulan (1,5xpanjang badan lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Tinggi badan merupakan ukuran antopometri terpenting kedua. Keuntungan dari pengukuran tinggi badan ini adalah alatnya yang murah, mudah dibuat dan dibawa sesuai keinginan. Dengan menggunakan tabel tinggi dan berat badan dan mengetahui tinggi dan berat badan anak, maka keadan status gizi anak tersebut dapat diketahui. Menurut Kemenkes RI (2012:41) cara mengukur panjang badan/tinggi badan anak usia 4 bulan yaitu dengan posisi berbaring dengan cara: 1) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang



2) Bayi dibaringkan terlentang pada alas yang datar 3) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0 4) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala) 5) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus dan tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki 6) Petugas 2 : membaca angka di tepi luar pengukur c. Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat, 2002) 1) Ukur tinggi/ panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara diatas 2) Lihat kolom Tinggi/ Panjang Badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran 3) Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat dengan berat badan anak 4) Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standar Deviasi (SD) d. Lingkar kepala Menurut Nursalam (2008:51), secara normal pertambahan ukuran lingkar kepala pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar Menurut ± 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi ± 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah ± 10 cm. Pertambahan yang relatif konstan juga dapat diketahui dari proporsi besar kepala dengan panjang badan. Saat lahir, kepala berukuran seperempat bagian dari panjang badan dan setelah dewasa, besar kepala hanya seperdelapan dari panjang badan. Oleh karena itu, lingkar kepala ini hanya efektif pada 6 bulan pertama sampai usia 2-3 tahun, kecuali pada



keadaan tertentu, seperti bentuk kepala yang besar pada anak yang menderita hidrocephalus. Pada dua tahun pertama ini, pertumbuhan otak relatif pesat. Pengukuran



lingkar



kepala



dimaksudkan



untuk



menaksir



pertumbuhan otak. Berat otak waktu lahir adalah sekitar 350 gram, pada usia 1 tahun beratnya hampir mencapai 3 kali lipat yaitu 925 gram 75%, dan



mencapai



90%



pada



usia



6



tahun,



sehingga



bila



ada



hambatan/gangguan pada pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak biasanya terhambat. 2. Perkembangan Menurut IDAI 2002 dalam Nursalam (2008:33) perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi. Aspek perkembangan yang dipantau menurut Kementerian Kesehatan RI (2012:7) adalah sebagai berikut : a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan Dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya. b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu Dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang certnat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya. d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai



bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, ber sosialisasi Dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya. C. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Menurut Kemenkes RI (2012:5-7) faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi sehat antara lain: 1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak antara lain ras/ etik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, genetik dan kelainan kromosom. 2. Faktor luar (eksternal) a. Faktor prenatal meliputi gizi, mekanis, toksin/ zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoreksia dan psikologi ibu. b. Faktor persalinan meliputi komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. c. Faktor pascapersalinan meliputi gizi, penyakit kronis/ kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuh, stimulasi dan obat-obatan. D. Kebutuhan Dasar Bayi Secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar: 1. Kebutuhan fisik-bio-medis (ASUH) Meliputi : a. Pangan/ gizi merupakan kebutuhan terpenting b. Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll c. Pemukiman yang layak d. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan e. Sandang f. Kesegaran jasmani, rekreasi 2. Kebutuhan emosi/ kasih sayang (ASIH) Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan bayi merupakan syarat mutlak untuk



menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang bayi baik fisik, mental maupun sosial emosi. Kasih sayang dari orang tua (ayah, ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust) 3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada bayi. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial



antara lain kecerdasan, keterampilan,



kemandirian, kretivitas, agama, kepribadian, moral-etika dan produktivitas. E. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Menurut Kemenkes RI (2012:4) tumbuh kembang adalah proses yang berkelanjutan sejak dari konsepsi sampai maturitas atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. 1. Pola perkembangan bayi adalah sama pada semua bayi, tetapi kecepatannya berbeda antara bayi yang satu dengan yang lain 2. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi system susunan saraf 3. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khusus 4. Arah perkembangan bayi adalah cefalokaudal 5. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunteer tercapai. F. Stimulasi Pada Masa Bayi Stimulasi pada bayi usia 4 bulan (3-6 bulan) antara lain: 1. Kemampuan gerak kasar a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan : 1)



Berguling-guling.



2)



Menahan kepala tetap tegak.



b. Menyangga berat Angkat badan bayi melalui bawah ketiaknya ke posisi berdiri. Perlahanlahan turunkan badan bayi hingga kedua kaki menyentuh meja, tempat



tidur atau pangkuan anda. Coba agar bayi mau mengayunkan badannya dengan gerakan naik turun serta menyangga sebagian berat badannya dengan kedua kaki bayi. c. Mengembangkan fungsi kontrol terhadap kepala Latih bayi agar otot-otot lehernya kuat. Letakkan bayi pada posisi telentang. Pegang kedua pergelangan tangan bayi, tarik bayi perlahanlahan ke arah anda, hingga badan bayi terangkat ke posisi setengah duduk. Jika bayi belum dapat mengontrol kepalanya (kepala bayi tidak ikut terangkat), jangan lakukan latihan ini. Tunggu sampai otot-otot leher bayi lebih kuat. d. Duduk Bantu bayi agar bisa duduk sendiri. Mula-mula bayi didudukkan di kursi dengan sandaran agar tidak jatuh kebelakang. Ketika bayi dalam posisi duduk, beri mainan kecil ditangannya. Jika bayi belum bisa duduk tegak, pegang badan bayi. Jika bayi bisa duduk tegak, dudukkan bayi di lantai yang beralaskan selimut, tanpa sandaran atau penyangga. 2. Kemampuan gerak halus a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan. 1)



Melihat, meraih dan menendang mainan gantung.



2)



Memperhatikan benda bergerak



3)



Melihat benda-benda kecil.



4)



Meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan.



b. Memegang benda dengan kuat. Letakkan sebuah mainan kecil yang berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi. Setelah bayi menggenggam mainan tersebut, tarik pelanpelan untuk melatih bayi memegang benda dengan kuat. c. Memegang benda dengan kedua tangan. Letakkan sebuah benda atau mainan di tangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkan benda tersebut ke tangan lainnya. Usahakan agar tangan bayi, kiri dan kanan, masing-masing memegang benda pada waktu yang sama. Mula-mula bayi dibantu, letakkan mainan di satu tangan dan



kemudian usahakan agar bayi mau mengambil mainan lainnya dengan tangan yang paling sering digunakan. d. Makan sendiri Beri kesempatan kepada bayi untuk makan sendiri, mula-mula berikan biskuitnya sehingga bayi bisa belajar makan biskuit. e. Mengambil benda-benda kecil Letakkan benda kecil seperti remah-remah makanan atau potonganpotongan biskuit di hadapan bayi. Ajari bayi mengambil benda-benda tersebut. Jika bayi telah mampu melakukan hat ini, jauhkan pil, obat dan benda kecil lainnya dari jangkauan bayi. 3. kemampuan bicara dan bahasa a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan. 1)



Berbicara.



2)



Meniru suara-suara



3)



Mengenali berbagai suara.



b. Mencari sumber suara Ajari bayi agar memalingkan mukanya ke arah sumber suara. Mula-mula muka bayi dipegang dan dipalingkan perlahan-lahan ke arah sumber suara, atau bayi dibawa mendekati sumber suara. c. Menirukan kata-kata. Ketika berbicara dengan bayi, ulangi beberapa kata berkali-kali dan usahakan agar bayi menirukannya. Yang paling mudah ditirukan oleh bayi adalah kata papa dan mama, walaupun ia belum mengerti artinya. 4. sosialisasi dan kemandirian a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan. 1)



Memberi rasa aman dan kasih sayang



2)



Mengajak bayi tersenyum.



3)



Mengamati



4)



Mengayun



5)



Menina-bobokkan



b. Bermain “Ciluk-ba” Pegang saputangan/kain atau koran untuk menutupi wajah anda dari pandangan bayi. Singkirkan penutup tersebut dari hadapan bayi dan katakan “ciluk ba” ketika bayi dapat melihat wajah anda kembali. Lakukan hal ini berulang kali. Yang penting, usahakan bayi tidak dapat melihat wajah anda untuk beberapa saat dan tiba-tiba wajah anda muncul kembali dengan gembira dan berseri-seri. Cara lain adalah mengintip bayi dari balik pintu atau tempat tidurnya. c. Melihat dirinya di kaca Pada umur ini, bayi senang melihat dirinya di cermin. Bawalah bayi melihat dirinya di cermin yang tidak mudah pecah. d. Berusaha meraih mainan Letakkan sebuah mainan sedikit diluar jangkauan bayi. Gerak-gerakkan mainan itu didepan bayi sambil bicara ke padanya agar ia berusaha untuk mendapatkan mainan itu. Jangan terlalu lama membiarkan bayi berusaha meraih mainan tersebut, agar ia tidak kecewa.



II. Konsep Dasar Imunisasi A. Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan (Depkes RI, 2005). Istilah kekebalan biasanya dihubungkan dengan perlindungan terhadap suatu penyakit tertentu. Imunitas atau kekebalan terdiri atas imunisasi pasif, yaitu tubuh tidak membentuk imunitas, tetapi menerima imunitas, sedangkan pada imunitas aktif tubuh membentuk kekebalan sendiri. Pentingnya pemberian imunisasi didasarkan pada latar belakang bahwa pada awal kehidupan, anak belum mempunyai kekebalannya sendiri (humoral), hanya imunoglobin G yang di dapatnya dari ibu. Setelah usia 2-3 tahun, anak akan membentuk imunoglobin G sendiri, sedangkan imunoglobulin A dan M sejak lahir mulai diproduksi dan dengan bertambahnya usia anak maka akan meningkat produksinya. Dengan



demikian, pada tahun pertama anak perlu mendapat kekebalan yang didapat melalui pemberian imunisasi (Supartini, 2004). B. Lima Imunisasi Dasar Menurut Hidayat (2008) macam-macam imunisasi dasar, antara lain: 1. Imunisasi BCG Imunisasi BCG adalah tindakan memasukkan vaksin BCG yang bertujuan untuk



memberi



kekebalan



tubuh



terhadap



kuman



Mycobacterium



tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman. Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas, Departemen Kesehatan Menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 012 bulan. 2. Imunusasi Polio Imunisasi polio adalah tindakan imunisasi dengan memberikan vaksin polio (dalam bentuk oral) atau dikenal dengan sebutan oral polio vaccine (OPV) yang bertujuan untuk memberikan kekebalan dari penyakit poliomielitis, dapat diberikan empat kali dengan interval 4-6 minggu. 3. Imunisasi DPT Imunisasi ini dilakukan dengan memberikan vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus)/DT pada anak yang bertujuan untuk memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri, pertusis, tetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu (kurang lebih 3 kali) selanjutnya ulangan pertama satu tahun dan ulangan berikutnya tiga tahun sekali sampai usi 8 tahun. Imunisasi ini tidak dianjurkan pada bayi usia kurang dari 2 bulan mengingat imunogen pertusis yang sangat reaktogenik dan adanya hambatan tanggap kebal karena pengaruh antibodi maternal untuk imunogen difteri atau tetanus. 4. Imunisasi Hepatitis B Dilakuan dengan memberikan vaksin hepatitis B dalam tubuh yang bertujuan untu memberi kekebalan dari penyakit hepatitis. Pada ibu yang menderita hepatitis B dengan HBsAg negatif, imunisasi dapat diberikan sesuai dengan dosis yang ada, kemudian dilanjutkan pada usia 1-2 buln dan yang ketiga pada



usia 6 bulan. Apabila HBsAg ibu positif, vaksin dapat diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir kemudian suntikan kedua pada usia 1-2 bulan dan ketiga. Imunisasi ulangan dapat diberikan 5 tahun kemudian. 5. Imunisasi Campak Imunissi campak adalah tindakan memberikan vaksin campak pada anak yang bertujuan membentuk kekebalan terhadap penyakit campak yang dapat diberikan pada usia 9 bulan secara subkutan, kemudian dapat diulang dalam interval waktu 6 bulan lebih setelah suntikan pertama. C. Pemberian Imunisasi 1. Cara Pemberian Imunisasi Menurut Depkes RI (2001) adalah sebagai berikut: Vaksin



Dosis



Cara pemberian



BCG



0,05 cc



IC tepat di insersio musculus deltoideus kanan



DPT



0,5 cc



IM paha bagian luar



Polio



2 tetes



Diteteskan di mulut



Hepatitis B



0,5 cc



IM paha bagian luar



Campak



0,5 cc



SC, biasanya di lengan kiri atas



TT



0,5 cc



IM dalam biasanya di muskulus deltoideus



2. Waktu Pemberian Imunisasi Menurut Depkes RI (2001) adalah sebagai berikut: Vaksin



Pemberian



Selang wkt



Umur



Untuk bayi yg



BCG



1 kali



-



0-11 bulan



lahir di



DPT



3 kali



4 minggu



2-11 bulan



RS/Puskesmas,



Polio



4 kali



4 minggu



0-11 bulan



Hep B, BCG dan



Campak



1 kali



-



9-11 bulan



Polio dapat



Hepatitis B



3 kali



4 minggu



0-11 bulan



segera diberikan



III. Konsep Dasar Asuhan kebidanan



A. Pengkajian 1. Data Subyektif a. Biodata Menurut Soetjiningsih (2004:6): 1) Nama Untuk mengetahui, mengenai bayi dan tidak keliru dengan bayi yang memiliki nama sama. 2) Umur Umur yang paling rawan adalah masa balita. Umur digunakan untuk mengetahui dasar perkembangan bayi. 3) Jenis kelamin Fungsi reproduksi anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada anak laki-laki (kemenkes RI, 2012:5). b. Biodata Orang Tua Menurut Soetjiningsih (2004:6): 1) Nama orang tua sebagai penanggung jawab 2) Umur Ibu-ibu yang umurnya belasan tahun dengan bayi pertama akan lebih agresif terhadap bayinya dan lebih banyak mengalami kesulitan dalam merawat dan mendidik bayinya. 3) Pendidikan ayah/ ibu Pendidikan orang tua merupakan salah satu factor yang penting dalam tumbuh kembang bayi. 4) Pekerjaan/ pendapatan keluarga Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang bayi karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan bayi baik yang primer maupun yang sekunder. 5) Alamat Untuk mengetahui dimana tempat tinggal bila sewaktu dibutuhkan.



c. Riwayat Kesehatan Bayi Sekarang



Bayi yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuhnya dan pendidikannya disamping itu bayi juga mengalami stress yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya (Soetjiningsih, 2004:7). d. Riwayat Prenatal Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu yang sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin, anemia pada BBL, BBL mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya (Soetjiningsih, 2004:2). Selain itu menurut kemenkes RI (2012:6) yang perlu di kaji dalam riwayat prenatal antara lain: 1) Mekanis 2) Toksin/zat kimia berbahaya (contohnya pada asap dan aroma racun pada pestisida) 3) Endokrin 4) Radiasi 5) Infeksi 6) Kelainan imunologi 7) Anoreksia embrio 8) Psikologis ibu e. Riwayat Natal Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak (kemenkes RI, 2012:6). f. Riwayat Postnatal 1) Gizi Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat. Pemeriksaan kebutuhan nutrisi pada bayi, perlu di kaji tentang pemberian ASI eksklusif dipengaruhi ASI (Wafi, 2009:196).



2) Penyakit kronis/kelainan kongenital



Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. 3) Lingkungan fisis dan kimia Lingkungan sering disebut melieu, yaitu temoat anak tersebut hidup yang berfungsi kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, Rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap perumbuhan anak. 4) Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya, anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami



hambatan



di



dalam



pertumbuhannya



serta



perkembangannya. 5) Endokrin Gangguan



hormon,



misalnya



pada



penyakit



hipotiroid



akan



menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. 6) Sosio-ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek, dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. 7) Lingkungan pengasuh Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. 8) Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. 9) Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jagka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan (Kementerian Kesehatan RI, 2012:6-7).



g. Riwayat Kesehatan Keluarga Dalam keluarga bila ada yang menderita sakit menular dapat menularkan pada bayinya, juga faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang (Soetjiningsih, 2004:2). Faktor Genetik, meliputi: kelainan/ gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma genetik (Wafi, 2009:195). h. Riwayat Tumbuh Kembang Dengan mengetahui tumbuh kembang, dapat mendeteksi berbagai hal yang



berhubungan



dengan



segala



upaya



untuk



menjaga



dan



mengoptimalkan tumbuh kembang bayi baik fisik, mental dan sosial, juga menegakkan diagnosa dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif serta mencegah dan mencari penyebabnya (Soetjiningsih, 2004:7). i. Riwayat Imunisasi Menurut Soetjiningsih (2004:7), dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan



bayi



terhindar



dari



penyakit-penyakit



yang



sering



menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum bayi berumur 1 tahun sudah mendapat imunisasi BCG, polio 3 kali, DPT 3 kali, hepatitis B 3 kali, dan campak. Menurut Depkes RI (1995: 27) imunisasi didapat pada saat berikut: Umur



Jenis Imunisasi



0-7 hari



HB 1



1 bulan



BCG



2 bulan



HB2, DPT 1, Polio 1



3 bulan



HB 3, DPT 2, Polio 2



4 bulan



DPT 3, Polio 3



9 bulan



Campak, Polio 4



j. Pola kebutuhan sehari-hari 1) Nutrisi



Bayi usia 0-6 bulan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal hanya dengan mengandalkan asupan gizi dari Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan dan antioksidan (Prasetyono, 2009). Pemberian ASI selama 6 bulan tanpa dicampur dengan tambahan cairan lain disebut sebagai ASI Eksklusif (Maryunani, 2009:103). Pemeriksaan kebutuhan nutrisi pada anak, perlu dikaji tentang pemberian ASI Eksklusif, Pengganti ASI, makanan Pendamping ASI (MP-ASI) atau makanan tambahan pada anak. (Wafi, 2009:196). 2) Eliminasi Bayi BAK 4-5 kali/ hari, warna kuning jernih. BAB 1-2 kali/hari, konsistensi lunak, warna feces bayi yang diberi ASI hijau-emas, lunak dan terlihat seperti bibit (seedy). Sedangkan bayi yang diberi susu formula memiliki feces berwarna coklat gelap, seperti pasta atau padat. Pada anak dapat terjadi kemunduran perilaku seperti ngompol (kencing selama tidur) (Samik, 1999:139). Penggunaan pampers yang berlangsung secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama tentu tidak baik untuk kesehatan anak, pampers banyak mengandung dioxin, furan dan bahan kimia lainnya. Efek yang dapat kita lihat dan ketahui secara langsung sesaat setelah menggunakan pampers adalah seperti munculnya iritasi dan ruam pada kulit bayi. Selain itu sirkulasi udara di area alat kelamin menjadi satu derajat lebih tinggi suhunya. 3) Personal hygiene Bayi dimandikan sehari 2 kali, ganti pakaian setelah mandi atau bila basah, memotong kuku bila panjang. 4) Aktivitas Bayi lebih banyak tidur, bermain dan tengkurap.



5) Istirahat Kebutuhan istirahat tidur untuk masa bayi usia 1 bulan sampai 18 bulan adalah 12-14 jam/ hari. Bayi tidur nyenyak dan tidak rewel. 2. Data Obyektif a. Antopometri 1) BB Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan bayi mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannnya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke 6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram dan pada akhir bulan ke 12 akan terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan lahir (Aziz A, 2008:1516). 2) PB Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usai 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 1,25 cm setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan waktu lahir (Aziz A, 2008: 15-16). 3) Lingkar kepala Pertumbuhan lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar 6 bulan pertama, yaitu dari 35-43 cm. Pada usia-usia selanjutnya lingkar kepala mengalami perlambatan. Pada usai 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm (Aziz A, 2008: 15-16). b. Tanda-tanda Vital 1) Suhu Nilai normal suhu bayi rata-rata: Usia



Nilai suhu derajat (oC)



3 bulan



37,5



6 bulan



37,5



1 tahun



37,7



Keterangan : Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar 0,5-1oC, masih dalam batas normal (Depkes RI, 1993: 8). 2) Nadi Menurut Depkes RI (1993: 9), nadi dapat diukur pada apex jantung menggunakan stetoskop pada bayi. Nadi dihitung dengan waktu satu menit dan kemungkinan iramanya kurang teratur. Nilai nadi pada bayi (denyut permenit): Usia



Waktu bangun



Tidur



Demam



Bayi baru lahir



100-180



80-160



> 220



1 minggu 3 bln



100-220



80-200



> 220



3 bln-2 tahun



80-150



70-120



> 200



3) Pernafasan Menurut Depkes RI (1993: 9), pernafasan pada bayi dihitung dari gerakan diafragma atau gerakan abdominal, pernafasan tersebut dihitung dalam waktu 1 menit. Nilai pernafasan rata-rata setiap menit sesuai umur : Umur



Nilai pernafasan/menit



Bayi baru lahir



35



1-11 bulan



30



2 tahun



25



c. Pemeriksaan fisik Kepala



: Bentuk kepala lonjong, warna rambut hitam, penyebaran rambut merata, UUB belum tertutup, tidak hidrosefalus, tidak ada kelainan.



Mata



: Kedua mata simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sklera putih, tidak ada pengeluaran sekret berlebih, tidak ada kelainan pada retina seperti retinoblastoma.



Hidung



: Bentuk simetris, septumnasi lurus, lubang hidung dua, tidak ada pembesaran polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret pada hidung, tidak ada kelainan.



Mulut



: Bibir lembab, mukosa bibir lembab, tidak ada moniliasis, tidak ada labio palato, lidah bersih, tidak ada kelainan.



Telinga



: Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran sekret/ serumen, tidak ada kelainan.



Leher



: Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid atau pembendungan vena jugularis.



Dada



: Dada simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, pernapasan teratur, tidak ada suara tambahan seperti wheezing dan ronchi, tidak ada tarikan dinding dada, vokal fremitus kanan kiri sama, tidak ada kelainan irama jantung, bunyi jantung normal, tidak ada suara tambahan seperti murmur.



Abdomen



: Timpani, tidak buncit, bising usus (+), tidak ada pembesaran hepar dan limpa.



Genetalia



: Bersih, tidak ada kelainan.



Anus



: Terdapat lubang anus, tidak ada kelainan.



Ekstremitas Atas



: Simetris, normal, tidak ada sindaktili atau podaktili, tidak ada kelaianan.



Bawah



: Simetris, normal, tidak ada pes varus atau pes valgus, tidak ada kelainan.



Integumen



: Warna kemerahan, tidak pucat, kulit lembab, tidak ada pengelupasan kulit, turgor kulit baik, akral hangat.



3. Analisa Data Menurut Kepmenkes RI No.938 (2007:5), analisa data adalah interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. B. Diagnosa Kebidanan Menurut Kepmenkes RI No.938 (2007:5) kriteria perumusan diagnose dan atau masalah, antara lain : a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Contoh diagnosa kebidanan berdasarkan kriteria di atas yaitu: Bayi sehat, usia… bulan, jenis kelamin…, status gizi…, pertumbuhan…, perkembangan…, dengan kemungkinan masalah resiko sakit berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh dan perkembangan tidak sesuai dengan usia bayi. Prognosa Baik. C. Perencanaan Menurut Kepmenkes RI No.938 (2007:6) dalam pelaksanakan asuhan kebidanan dilakukan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan Kriteria perencanaan antara lain: 1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif 2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga 3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien atau keluarga 4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien 5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang ada. 1. Diagnosa



: Bayi sehat, usia… bulan, jenis kelamin…, status gizi…, pertumbuhan…, perkembangan…



Tujuan : Tumbuh kembang bayi sesuai dengan usia Kriteria : a. Tumbuh kembang bayi positif b. Tumbuh kembang bayi tidak terganggu c. Tumbuh kembang bayi sesuai dengan umurnya d. Bayi sehat, bertambah umur bertambah tinggi dan besar Intervensi



:



a. Lakukan pendekatan pada orang tua dan bayi. Rasional: Orang tua dan bayi kooperatif. b. Jelasakan tujuan dari pengkajian tumbuh kembang pada bayi. Rasional: Orang tua dapat mengetahui dan mengerti manfaat dari pemeriksaan yang dilakukan. c. Jelaskan tujuan dari pemeriksaan DDST dan DDTK bahwa ini bukan merupakan tes IQ Rasional:



Orang tua merasa tenang dan tidak khawatir jika bayi



mengalami kegagalan saat di tes, tetapi sebaiknya diberi stimulasi d. Beritahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan Rasional: Ibu mengetahui perkembangan bayinya e. Anjurkan ibu tetap melanjutkan stimulasi pada bayi sesuai usia Rasional: Bayi tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya f. Jelaskan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama Rasional: Nutrisi yang paling baik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI g. Beritahu ibu untuk memantau tumbuh kembang anak jika ada kemungkinan mengalami gangguan Rasional:



Ibu bisa mengetahui bagaimana tumbuh kembang anaknya



sesuai dengan usianya h. Anjurkan ibu untuk memeriksakan tumbuh kembang anak secara rutin Rasional: Untuk mengetahui seberapa jauh tumbuh kembang anak i. Anjurkan ibu untuk menimbang berat badan secara rutin tiap bulan



Rasional: Untuk mengetahui pertumbuhan bayi dan mengetahui kecukupan gizi bayi j. Beri kesempatan ibu untuk bertanya Rasional: Pengetahuan ibu bertambah 2. Masalah I



: Resiko sakit berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh



Tujuan : Bayi tidak jatuh dalam kondisi sakit Kriteria : Bayi sehat dan daya tahan tubuh kuat Intervensi



:



a. Jelaskan pada ibu tentang akibat penurunan daya tahan tubuh Rasional: Daya tahan tubuh yang menurun memudahkan masuknya penyakit pengaruh dari luar seperti kuman penyakit b. Anjurkan ibu untuk menjaga bayinya dari pengaruh cuaca Rasional: Cuaca yang tidak dalam adaptasi lingkungan, sehingga jika kondisi turun menimbulkan sakit c. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi Rasional: Ibu yang mengkonsumsi makanan bergizi dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang didapat melalui ASI 3. Masalah II



: Perkembangan tidak sesuai dengan usia bayi



Tujuan : Tidak terjadi keterlambatan perkembangan bayi Kriteria : a. Tidak terjadi keterlambatan b. Mencapai tumbuh kembang yang optimal Intervensi



:



a. Beri pujian bila bayi berhasil melakukannya Rasional: Bayi merasa diberi penghargaan sehingga memotivasi bayi untuk dapat melakukan tes perkembangan selanjutnya b. Ciptakan suasana yang menyenangkan dan bervariasi Rasional: Bayi merasa senang dan terhibur sehingga nyaman c. Anjurkan ibu untuk melanjutkan stimulasi sesuai usia



Rasional: Bayi tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya d. Anjurkan memeriksakan tumbuh kembang anak secara rutin Rasional: Untuk mengetahui seberapa jauh tumbuh kembang anak D. Penatalaksanaan Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan (Kemenkes RI No.938, 2007:6). E. Evaluasi Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien. Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP: S adalah Data subyektif, mencatat hasil anamnesa. O adalah Data objektif, mencatat hasil pemeriksaan. A adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah kebidanan. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan (Kepmenkes RI No.938, 2007:7).



Petugas



BAB II TINJAUAN KASUS



A. Pengkajian Tanggal pengkajian



: 24-04-2019



Waktu pengkajian



: 09.00 WIB



Tempat pengkajian



: Di Puskesmas Panekan Magetan



1. Data Subyektif a. Biodata Nama



: Bayi “K”



Tanggal lahir



: 20-12-2018



Usia



: 4 bulan 4 hari



Jenis kelamin



: Laki-laki



Anak ke



: 1 (pertama)



Biodata orang tua Nama



: Ny. “L”



Tn. “S”



Umur



: 24 tahun



26 tahun



Agama



: Islam



Islam



Suku/bangsa



: Jawa/Indonesia



Jawa/Indonesia



Pendidikan



: SMA



SMA



Pekerjaan



: IRT



Petani



Penghasilan



: -



-



Alamat



: Panekan, Magetan



b. Keluhan utama Jadwal imunisasi anak c. Riwayat kesehatan bayi Ibu mengatakan sejak lahir sampai sekarang anaknya pernah menderita sakit demam,batuk dan pilek. Ibu mengatakan bayinya tidak pernahmdan tidak sedang menderita penyakit difteri, pertusis, tetanus dan hepatitis. Saat ini bayi dalam keadaan sehat.



d. Riwayat kesehatan keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, seperti TBC, TORC, hepatitis, tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti hipertensi dan DM serta hemophilia. e. Riwayat kehamilan Selama hamil ibu rutin periksa ke bidan. Ibu sehat, saat hamil TM I hanya mual, muntah, dan pusing tidak menganggu kehamilan konsumsi Fe dan vitamin yang diberikan oleh bidan. f. Riwayat persalinan Ibu mengatakan usia kehamilan saat melahirkan 9 bulan, tanggal 20-122018, ditolong oleh bidan, lahir spontan belakang kepala, langsung menangis dan gerak aktif, seluruh tubuh kemerahan, jenis kelamin perempuan, BB lahir 3400 gram PB 50 cm. g. Riwayat post natal Ibu berencana menyusui bayinya dengan ASI secara eksklusif dan langsung. Bayi tidak pernah diberi makanan apapun selain, bayi menyusu kuat. h. Riwayat tumbuh kembang Ibu mengatakan pertumbuhan dan perkembangan bayinya normal. Pada saat ini usia bayinya sudah 4 bulan lebih dan sudah bisa mengangkat kepala, menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah, melihat dan tertawa. i. Riwayat imunisasi Tanggal



Imunisasi



20-12-2018



Hb0



27-01-2019



BCG dan polio 1



24-02-2019



DPT/HB combo 1 dan polio 2



j. Pola kebutuhan sehari-hari 1) Nutrisi Bayi hanya minum ASI sekitar 9-10 kali sehari, menyusu kuat dan sampai kenyang itu ditandai dengan melepas puting susu sendiri dan tidak rewel. Bayi belum mendapat tambahan makanan apapun, hanya ASI saja. 2) Eliminasi Bayi BAK 4-6 kali/hari, kuning jernih. BAB 2-3 kali/hari, konsistensi lunak, warna kuning. 3) Istirahat Bayi tidur dalam sehari ± 16 jam, nyenyak, tidak rewel, terbangun bila BAK/BAB atau saat ingin menyusu. 4) Aktivitas Bayi bermain dengan tangan dan mainan, tertawa dan tidur. 5) Personal hygiene Bayi dimandikan 2x/hari, ganti pakaian saat mandi atau bila basah, potong kuku bila panjang, ganti popok bila basah/kotor. k. Riwayat ketergantungan Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang merokok, minum alkohol atau narkoba serta jamu-jamuan. 2. Data Obyektif a. Keadaan umum baik b. TTV RR



: 36x/menit



Nadi : 100x/menit Suhu : 36,7 °C c. Antropometri BB



: 7,5 kg (Status gizi baik)



TB



: 65 cm



Status gizi



: baik



LK



: 41 cm (normal)



d. Pemeriksaan fisik 1) Kepala



:



Penyebaran rambut merata, warna rambut hitam,



bentuk



kepala



lonjong,



tidak



hidrochepalus, tidak makrochepalus, tidak mikrochepalus, tidak ada kelainan, 2) Mata



:



Kedua mata simetris, konjungtiva palebra merah



muda,



pengeluaran



sklera



sekret



putih,



tidak



ada



berlebih,



tidak



ada



kelainan. 3) Hidung



:



Bentuk simetris, septumnasi lurus, tidak ada sekret pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada kelainan.



4) Mulut



:



Bibir kemerahan, lembab, tidak ada kelainan, mukosa lembab, lidah bersih.



5) Telinga



:



Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran sekret/ serumen.



6) Leher



:



Tidak ada kaku kuduk.



7) Dada



:



Bentuk simetris, tidak ada kelainan bentuk, pernapasan teratur, tidak ada suara tambahan seperti wheezing dan ronchi, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung normal, tidak ada suara tambahan seperti mur-mur.



8) Abdomen



:



Tidak kembung, terdengar bising usus.



9) Genetalia



:



Bersih, tidak ada kelainan.



10) Anus



:



Terdapat lubang anus, tidak ada kelainan.



:



Simetris, normal, tidak ada sindaktili atau



11) Ekstremitas Atas



polidaktili, tidak ada kelainan, gerak aktif. Bawah



:



Simetris, normal, tidak ada pes varus atau pes valgus, tidak ada kelainan, gerak aktif.



12) Kulit



:



Warna kemerahan, kulit lembab, turgor kulit baik.



e. Pemeriksaan DDST a) Adaptif-motorik halus Hasil pemeriksaan normal,karena dari 3 item sebelah kiri garis usia LULUS dan 3 item yang dilalui garis usia LULUS b) Bahasa Hasil pemeriksaan normal,karena dari 4 item sebelah kiri garis usia LULUS dan 4 item yang dilalui garis usia LULUS c) Motorik kasar Hasil pemeriksaan normal, karena dari 5 item sebelah kiri garis usia LULUS dan 4 item yang dilalui garis usia LULUS d) Personal Sosial Hasil pemeriksaan normal,karena dari 3 item sebelah kiri garis usia LULUS dan 2 item yang dilalui garis usia LULUS f. Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK) a) KPSP



: jawaban ya 10 dari 10 pertanyaan, interprestasi sesuai



b) TDD



: jawaban ya 6 dari 6 pertanyaan, interprestasi normal



3. Analisa Data No.



Diagnosa/ Masalah



Data Dasar



1.



Bayi sehat, usia 4 Ds: bulan 4 hari, jenis kelamin status



laki-laki,



- Ibu mengatakan bayinya sekarang dalam keadaan sehat



gizi



baik,



- Ibu mengatakan melahirkan anak



pertumbuhan



dan



pertama pada tanggal 20-12-2019



perkembangan



- Ibu mengatakan prtumbuhan dan



normal, KU baik, dan



perkembangan



bayinya



normal.



prognosa baik.



Pada saat ini bayinya sudah bisa mengangkat kepala, menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah, melihat dan tertawa.



Do: - KU baik - TTV RR



: 36x/menit



Nadi



: 100x/menit



Suhu



: 36,7 °C



- Antopometri BB



: 7,5 kg



TB



: 65 cm



LK



: 41 cm



Status gizi : baik - Pemeriksaan fisik normal, tidak ada kelainan - Denver : normal - SDIDTK BB/TB : normal LK



: normal



KPSP



: sesuai



TDD



: normal



B. Diagnosa Kebidanan Bayi sehat, usia 4 bulan 4 hari, jenis kelamin laki-laki, status gizi baik, pertumbuhan dan perkembangan normal. Prognosa baik.



C. Perencanaan Diagnosa



: Bayi sehat, usia 4 bulan 4 hari, jenis kelamin laki-laki, status gizi baik, pertumbuhan dan perkembangan normal.



Tujuan



: bayi tumbuh dan berkembang sesuai usianya dan sehat.



Kriteria hasil



:



a. Pertumbuhan bayi normal sesuai usia b. Perkembangan bayi tidak terganggu sesuai usia. c. Bayi sehat, bertambah umur bertambah tinggi dan besar Intervensi



:



1. Jelasakan tujuan dari pengkajian tumbuh kembang pada bayi. Rasional: Orang tua dapat mengetahui dan mengerti manfaat dari pemeriksaan yang dilakukan. 2. Jelaskan tujuan dari pemeriksaan Denver dan DDTK bahwa ini bukan merupakan tes IQ. Rasional: Orang tua merasa tenang dan tidak khawatir jika bayi mengalami kegagalan saat di tes, tetapi sebaiknya diberi stimulasi. 3. Beritahukan pada ibu tetang hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya sehat dan tumbuh kembangnya normal. Rasional: Ibu mengetahui perkembangan bayinya. 4. Anjurkan ibu tetap melanjutkan stimulasi pada bayi sesuai usia. Rasional: Bayi tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya. 5. Jelaskan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Rasional: Nutrisi yang paling baik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. 6. Beritahu ibu untuk memantau tumbuh kembang bayi jika ada kemungkinan mengalami gangguan. Rasional: Ibu bisa mengetahui bagaimana tumbuh kembang bayinya sesuai dengan usianya. 7. Anjurkan ibu untuk memeriksakan tumbuh kembang bayi secara rutin. Rasional: Untuk mengetahui seberapa jauh tumbuh kembang bayi.



D. Penatalaksanaan Tanggal : 24-04-2019



pukul : 09.15 WIB



1. Menjelasakan tujuan dari pengkajian tumbuh kembang yaitu menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak pra sekolah, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga memiliki waktu dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. 2. Menjelasakan tujuan dari pemeriksaan Denver dan SDIDTK bahwa ini bukan merupakan tes IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau intelektual (perkembangan) pada masa yang akan datang. Denver diarahkan untuk membandingkan kemampuan perkembangan anak dengan anak lain yang seusia, bukan sebagai pengganti evaluasi diagnostik atau pemeriksaan fisik. Tujuan pokok dari pemeriksaan ini adalah sebagai metode cepat untuk mengidentifikasi anak-anak yang memerlukan evaluasi lebih lanjut terkait perkembangan mereka. 3. Memberitahu pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya sehat dan tumbuh kembangnya sesuai usianya. 4. Menganjurkan ibu tetap melanjutkan stimulasi pada bayi sesuai usia. Stimulasi usia 3-6 bulan a) Berbalik dari telungkup ke terlentang b) Mengangkat kepala setinggi 90o c) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil d) Menggenggam pensil e) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya f) Memegang tangannya sendiri g) Berusaha memperluas pandangan h) Mengarahkan matanya ke benda-benda kecil i) Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau mekik



j) Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri. 5. Menjelaskan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan antioksidan. 6. Memberitahu ibu untuk memantau tumbuh kembang bayi 2 bulan lagi yaitu saat bayinya berusia 6 bulan. Ibu berjanji akan datang untuk memeriksakan tumbuh kembang bayinya. 7. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan tumbuh kembang bayi secara rutin. 8. Mendokumentasi



E. Evaluasi Tanggal : 24-04-2019 S



pukul : 09.20 WIB



: - Ibu merasa lega dengan keadaan bayinya - Ibu mengerti penjelasan yang diberikan - Ibu mengerti tentang manfaat imunisasi



O



: - Ibu kooperatif - Ibu dapat menjelaskan tentang tujuan pemeriksaan Denver dan SDIDTK - Ibu berjanji akan melakukan stimulasi pada anaknya sesuai usia - Ibu berjanji akan memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan bayinya 2 bulan lagi yaitu saat berusia 6 bulan



A



: Bayi sehat, usia 4 bulan, status gizi baik, jenis kelamin perempuan, tumbuh kembang normal. Prognosa baik.



P



: Lanjutkan stimulasi tumbuh kembang anak.



FARIHATUL MUFAIDAH



DAFTAR PUSTAKA



Alimul Hidayat, A. Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/VIII/2007. Standar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Kepmenkes RI. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika. Nur, Wafi, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta:EGC. Samik. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1. Jakarta:EGC Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.