Laporan Biokimia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penentuan status gizi sangat penting dilakukan untuk mengetahui keadaan atau kondisi gizi seseorang maupun kelompok populasi yang beresiko mengalami masalah gizi. Dengan mengetahui status gizi seseorang atau populasi tersebut, maka dapat dilakukan pencegahan serta upaya dalam memperbaiki tingkat kesehatan pada seseorang maupun masyarakat. Penilaian status gizi juga penting dilakukan untuk menjadi tolak ukur keberhasilan suatu program gizi dalam menanggulangi masalah gizi di masyarakat. Apabila status gizi masyarakat diketahui, maka program pelayanan kesehatan termasuk pelayanan gizi menjadi lebih mudah untuk direncanakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada kegiatan praktikum ini dilakukan penentuan status gizi secara biokimia. Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter, kemudian hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau rujukan. Penilaian status gizi menjadi penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan kematian terkait dengan status gizi. Menilai status gizi dapat dilakukan melalui beberapa metode pengukuran, tergantung pada



jenis



kekurangan



gizi.



Hasil



penilaian



status



gizi



dapat



menggambarkan berbagai tingkat kekurangan gizi, misalnya status gizi yang berhubungan dengan tingkat kesehatan, atau berhubungan dengan penyakit tertentu.(bk psg kemenkes) Penilaian biokimia merupakan salah satu metode dalam penilaian status gizi yang bersifat langsung. Metode lain adalah antropometri, pemeriksaan klinik, survei konsumsi, faktor ekologi, dan statistik vital. Antropometri digunakan untuk melihat kekurangan status gizi makro. Pada umumnya yang dinilai dalam penilaian status gizi secara biokimia antara lain, yaitu: zat besi, vitamin, protein, dan mineral. Contoh sampel berupa serum darah, urine, rambut (untuk melihat Zn), serta feces. Plasma darah dapat menghasilkan komponen darah



yang didapatkan dari darah yang di-



centrifuge menjadi serum yang lebih sensitif dibanding plasma dan sel-sel



2



darah. Pemeriksaan biokimia digunakan untuk menilai status gizi sehingga hasilnya memberikan gambaran lebih tepat, objektif, dan hanya dilakukan orang yang terlatih. Hasil pemeriksaan biokimia tersebut dibandingkan dengan standar normal yang telah ditetapkan.(bk psg kemenkes) Pemeriksaan biokimia dilakukan terutama untuk mendekteksi keadaan defisiensi zat gizi



sub-klinikal, artinya sudah mengalami kelainan



biokimia namun tanpa tanda-tanda atau gejala klinis, sehingga sering digunakan untuk menggambarkan tahap awal dari suatu penyakit atau kondisi, sebelum gejala terdeteksi oleh pemeriksaan klinis atau pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan biokimia digunakan untuk melengkapi metode lain dalam penilaian status gizi, misalnya data penilaian konsumsi pangan, klinis dan antropometri telah terkumpul tetapi dengan adanya data biokimia masalah gizi yang spesifik agar dapat lebih mudah diidentifikasi. (bk psg kemenkes) Prevalensi diabetes melitus pada semua umur dengan rutin periksa kadar gula darah di Indonesia selama tahun 2018, dimana dapat diketahui bahwa kesadaran untuk memeriksa kadar gula darah secara rutin pada penderita diabetes sudah cukup baik, karena prevalensinya lebih tinggi dibandingkan penderita DM semua umur. Prevalensi DM pada tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter, jenis kelamin, dan daerah domisili. Berdasarkan kategori usia, penderita DM terbesar berada pada rentang usia 55-64 tahun dan 65-74 tahun. Selain itu, penderita DM di Indonesia lebih banyak berjenis kelamin perempuan (1,8%) daripada laki-laki (1,2%). Kemudian untuk daerah domisili lebih banyak penderita diabetes melitus yang berada di perkotaan (1,9%) dibandingkan dengan di perdesaan (1,0%).5 Diabetes dan komplikasinya membawa kerugian ekonomi yang besar bagi penderita diabetes dan keluarga mereka, sistem kesehatan dan ekonomi nasional melalui biaya medis langsung, kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Termasuk komponen biaya utama adalah rumah sakit dan perawatan rawat jalan. Faktor lain yang membutuhkan biaya besar adalah



3



kenaikan biaya untuk insulin analog 1 yang semakin banyak diresepkan meskipun sedikit bukti bahwa insulin tipe tersebut memberikan efek yang signifikan dibandingkan insulin manusia yang lebih murah.6 Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah dengan ilmu kedokteran saat ini. Pendekatan yang efektif sangat dibutuhkan untuk mencegah diabetes tipe 2 dan untuk mencegah komplikasi dan kematian prematur yang bisa disebabkan oleh berbagi tipe diabetes. Termasuk di antaranya kebijakan dan penerapan langsung di populasi dan di lingkungan tertentu (sekolah, rumah, lingkungan kerja) yang berkontribusi kepada kesehatan semua orang, baik pengidap diabetes atau bukan, seperti olahraga teratur, pola makan sehat, menghindari merokok, serta mengontrol kadar lemak dan tekanan darah.6 Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian “dini” tersebut terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Secara global PTM penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti: Penyakit Jantung Koroner (PJK), penyakit gagal jantung atau payah jantung, hipertensi dan Stroke.6 Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun dan seharusnya dapat dicegah. Kematian “dini” yang disebabkan oleh penyakit jantungterjadi berkisar sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi sampai dengan 42% terjadi di negara berpenghasilan rendah.6 Berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2018 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Berdasarkan diagnosis dokter,



4



estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 160.812 orang (0,5%), sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang (1,3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Papua Barat, yaitu sebanyak 6.690 orang (1,2%).5 Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia tahun 2018 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/ gejala sebesar 0,3% atau diperkirakan sekitar 530.068 orang. Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 54.826 orang (0,19%), sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 144 orang (0,02%). Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 96.487 orang (0,3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Kep. Bangka Belitung, yaitu sebanyak 945 orang (0,1%).5 Serangan jantung dan stroke akut biasanya merupakan kejadian akut dan sebagian besar disebabkan oleh penyumbatan yang mencegah darah mengalir ke jantung atau otak.Penyebab utamanya adalah timbunan lemak pada dinding pembuluh darah yang menyuplai hati atau otak. Mengenali tanda-tanda serangan jantung merupakan hal penting karena kemungkinan seseorang untuk bertahan dari serangan jantung lebih tinggi jika segera ditangani oleh tenaga kesehatan.6 Pemeriksaan biokimia dalam penilaian status gizi memberikan hasil yang lebih tepat dan objektif daripada penilaian konsumsi pangan dan pemeriksaan lain. Pemeriksaan biokimia yang sering dilakukan adalah teknik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substansi kimia lain dalam darah dan urin. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan



5



standar normal yang telah ditetapkan. Adanya parasit dapat diketahui melalui pemeriksaan feses, urin dan darah karena kurang gizi sering berkaitan dengan prevalensi penyakit karena parasit.7 Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang alat-alat kesehatan, penilaian status gizi secara biokimia semakin sering digunakan. Beberapa jenis pemeriksaan sudah dapat dilakukan dengan alat yang sederhana serta biaya yang relatif terjangkau. Meskipun demikian, masih ada beberapa jenis tes yang harus menggunakan alat-alat yang hanya terdapat di laboratorium. Persoalan terbesar dalam pemeriksaan biokimia adalah belum adanya keseragaman nilai normal. Setiap alat dapat memunculkan nilai normal yang berbeda. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk menggunakan



alat



yang



sama



secara



konsisten,



atau



memilih



menggunakan beberapa jenis uji untuk membandingkan hasil uji alat yang satu dengan alat lainnya. (bk ilmu gz teori apk) B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penentuan status gizi secara biokimia? 2. Bagaimana penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan Kolesterol Total? 3. Bagaimana penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan HDL? 4. Bagaimana penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan LDL? 5. Bagaimana penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan Trigliserida? 6. Bagaimana penentuan status gizi individu berdasarkan analisis status Seng (Zn)? 7. Bagaimana penentuan status gizi individu berdasarkan status Hemoglobin?



C. Tujuan Praktikum 1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum kegiatan praktikum ini adalah untuk menilai status gizi individu secara biokimia.



6



2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus kegiatan praktikum yaitu : a. Untuk mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan Kolesterol Total. b. Untuk mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan HDL. c. Untuk mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan LDL. d. Untuk mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan Trigliserida. e. Untuk mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan analisis status Seng (Zn). f. Untuk mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan status Hemoglobin. D. Manfaat Praktikum Adapun manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah: 1. Praktikan dapat mengetahui penentuan status gizi individu secara Biokimia. 2. Praktikan dapat mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan Kolesterol Total. 3. Praktikan dapat mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan HDL. 4. Praktikan dapat mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan LDL. 5. Praktikan dapat mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan Trigliserida. 6. Praktikan dapat mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan analisis status Seng (Zn). 7. Praktikan dapat mengetahui penentuan status gizi individu berdasarkan pemeriksaan Hemoglobin.



7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum tentang Penentuan Status Gizi Secara Biokimia Penilaian status gizi metode biokimia ialah pemeriksaan spesimen seperti darah, urine, rambut, dan lain-lain yang diuji menggunakan alat khusus, yang umumnya dilakukan di laboratorium. Metode ini biasanya digunakan sebagai peringatan dini terhadap kemungkinan munculnya keadaan kekurangan atau kelebihan gizi yang lebih parah. Tujuan penilaian biokimia ialah untuk mengetahui status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan status biokimia pada jaringan dan/atau cairan tubuh serta tes fungsional. (bk ilmu gz teori apk) Penilaian biokimia memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat mendeteksi kekurangan atau kelebihan zat gizi secara lebih dini dan hasil pemeriksaan lebih objektif karena menggunakan peralatan serta prosedur terstandar yang dilakukan oleh tenaga terlatih. Hasil penilaian biokimia dapat dijadikan sebagai bahan pendukung pada hasil pemeriksaan status



8



gizi lain seperti survey konsumsi, klinis, dan lain-lain. (bk ilmu gz teori apk) Kelemahan pengukuran ini ialah, penilaian biokimia tidak dapat dilakukan sebelum terjadinya gangguan metabolisme zat gizi. Kedua, penggunaan alat khusus serta bahan-bahan pelarut yang masih harus didatangkan dari luar negeri sehingga membutuhkan biaya yang cukup mahal. Ketiga, membutuhkan tenaga terlatih sehingga tidak semua orang dapat melakukan penilaian tersebut. Keempat, ada kondisi tertentu penilaian biokimia sulit dilakukan di lapangan mengingat alat ukur yang dapat dibawa kemana-mana masih sangat terbatas. Kelima, membebani subjek sehingga pada kondisi tertentu subjek terkadang menolak untuk berpartisipasi. Dan yang terakhir, penentuan ambang batas sangat tergantung dari alat yang digunakan sehingga pengkategorian hasil pemeriksaan mungkin saja bervariasi dan terkadang nilai ambang batas belum dikelompokkan secara terperinci berdasarkan kelompok umur. (bk ilmu gz teori apk) B. Tinjauan Umum tentang tentang Glukosa 1. Definisi Glukosa merupakan gula yang terpenting bagi metabolism tubuh, yang mempunyai 6-karbon (heksosa); produk utama yang dibentuk dari hidrolisis karbohidrat kompleks dalam proses pencernaan; dan dalam sel, glukosa dioksidasi untuk menghasilkan energi dan disimpan dalam hati dan otot sebagai glikogen. Glukosa dikenal juga sebagai gula fisiologis, gula nggur atau dekstrosa. (bk ilmu gz teori apk) Glukosa merupakan kelompok senyawa karbohidrat sederhana atau monosakarida. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Glukosa berfungsi sebagai sumber energi untuk sel-sel otak, sel saraf, dan sel darah merah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun



9



setelah kira-kira 2 jam setelah makan, jumlah darah akan kembali seperti semula. Pada orang yang menderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg/100 ml darah.(tamridho) 2. Jenis-Jenis Pengukuran Glukosa 3. Sumber Makanan yang Mengandung Glukosa Sumber glukosa dapat diperoleh dari makanan maupun hasil pencernaan. Makanan yang mengandung glukosa dapat ditemukan pada buah-buahan, jagung (terutama jagung manis), sejumlah akar dan madu.(bk ilmu gz teori apk) 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 5. Pencernaan Glukosa 6. Penyerapan Glukosa 7. Metabolisme Glukosa Metabolisme glukosa dalam tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh hormon insulin. Insulin berperan dalam proses ambilan glukosa oleh jaringan otot pada keadaan istirahat sehingga disebut sebagai jaringan tergantung insulin. Adapun pada otot yang aktif, walaupun kebutuhan otot terhadap glukosa meningkat, namun tidak disertai dengan peningkatan kadar insulin. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kepekaan reseptor insulin di otot dan bertambahnya jumlah reseptor insulin yang aktif pada waktu melakukan latihan jasmani, peningkatan kepekaan ini berakhir hingga cukup lama setelah masa latihan berakhir.9 8. Dampak Akibat Kelebihan dan Kekurangan C. Tinjauan Umum tentang Kolesterol Total 1. Definisi Kolesterol merupakan komponen penting dalam membran sel dan merupakan prekurson hormon steroid dalam kelenjar adrenal dan prekursor asam-asam empedu dalam hati. Kolesterol juga membantu tubuh dalam mengabsorbsi vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet. Kolesterol selalu terikat dengan lemak. Lemak jenuh meningkatkan



10



sirkulasi jumlah kolesterol dalam darah, sedangkan lemak tak jenuh ganda akan menurunkan kolesterol.2 Bentuk kombinasi kolesterol dengan asam lemak adalah ester kolesteroid. Kolesterol terdapat dalam lemak hewani tetapi tidak dijumpai dalam bentuk nabati.



Kolesterol merupakan komponen



penting dalam membran sel dan merupakan prekursor hormon steroid dalam kelenjar adrenal dan prekursor asam-asam empedu dalam hati. Kolesterol juga membantu tubuh dalam mengabsorbsi vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet. Kolesterol selalu terikat dengan lemak. Lemak jenuh meningkatkan sirkulasi jumlah kolesterol dalam darah sedangkan lemak tak jenuh ganda akan menurunkan kolesterol. Sebagian kolesterol tubuh berasal dari



sintesis (kira-kira 1 gr/hr)



sedang sekitar 0,3 gr/hr dilengkapi oleh makanan rata-rata.(bk psg kemenkes) 2. Sumber Makanan yang Mengandung Kolesterol 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beberapa faktor yang memengaruhi kadar kolesterol total adalah pola makan tinggi serat, pola makan tinggi lemak, kebiasaan merokok, jenis kelamin, obesitas dan aktifitas fisik. Serat pangan memiliki berbagai macam manfaat untuk kesehatan, meliputi melancarkan pencernaan dan mencegah kanker kolon, menurunkan kadar glukosa darah, berfungsi sebagai prebiotik, mengontrol kegemukan dan obesitas serta mengurangi kadar kolesterol dalam darah.10 4. Pencernaan Kolesterol 5. Penyerapan Kolesterol 6. Metabolisme Kolesterol 7. Dampak Akibat Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan kolesterol menyebabkan pengendapan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang menimbulkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis yaitu adanya plak pada pembuluh darah. Penyempitan dan pengerasan yang



11



berat menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak memadai sehingga menimbulkan sakit atau nyeri dada yang disebut angina pektoris. Proses penyempitan yang berlanjut menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang disebut infark miokard dan apabila meluas akan menyebabkan gagal jantung.11 D. Tinjauan Umum tentang HDL 1. Definisi High Density Lipoprotein adalah lipoprotein densitas tinggi. Protein dalam plasma darah yang memperbaiki kerusakan dan mengurangi kolesterol dari tubuh ke hati untuk dibuang (dalam empedu). Oleh sebab itu, HDL dianggap sebagai kolesterol “baik”. Semakin tinggi kadar kolesterol HDL, semakin rendah risiko penyakit arteri koroner. (bk ilmu gz teori apk) Mengandung kira-kira 40% protein dan penting dalam mengangkut foffolipida.(bk prinsip2 biokimia) 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 3. Pencernaan HDL 4. Penyerapan HDL 5. Metabolisme HDL 6. Dampak Akibat Kelebihan dan Kekurangan Dislipidemia merupakan peningkatan konsentrasi kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan kolesterol total serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL), yang merupakan faktor penting dalam risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Dislipidemia hingga saat ini hanya dikendalikan dengan terapi obat, namun di sisi lain terdapat terapi diet yang lebih mudah, murah, dan aman yaitu mengkonsumsi serat sehingga lebih dianjurkan. Kebutuhan serat dapat dipenuhi dengan mengonsumsi buah dan sayuran. E. Tinjauan Umum tentang LDL 1. Definisi



12



Low Density Lipoprotein (LDL) adalah lipoprotein densitas rendah. Kolesterol jahat karena kolesterol LDL melekat pada dinding arteri dan dapat menyebabkan berkembangnya penutupan-penutupan arteri.(bk ilmu gz teori apk) Mengandung kira-kira 20% berat protein dan penting untuk mengangkut kolesterol. Di dalam laboratorium klinik uji untuk tingkat atau derajat darah dari kolesterol penting dalam diagnose tahap-tahap dini dari atherosclerosis dengan keadaan terdepositnya kolesterol pada dinding dalam dari pembuluh nadi sehingga dengan demikian merintangi arus darah.(bk prinsip2 biokimia) 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 3. Pencernaan LDL 4. Penyerapan LDL 5. Metabolisme LDL 6. Dampak Akibat Kelebihan dan Kekurangan F. Tinjauan Umum tentang Trigliserida 1. Definisi Trigliserida merupakan lemak sederhana yang terdiri dari 3-karbon gliserol dan 3 molekul asam lemak. Trigliserida yang dibuat dalam hati untuk menyimpan kelebihan energi dari karbohidrat, menyusun sebagian besar jaringan adiposa. Jaringan ini menjaga kehangatan tubuh dan melindungi organ tubuh bagian dalam.(bk ilmu gz teori apk) Trigliserida merupakan bentuk esterifikasi dari gliserol dengan asam lemak yang disimpan dalam tubuh dengan konsentrasi energi yang tinggi. Trigliserida mencapai hampir 95% dalam



lemak.



Strukturnya terdiri dari trihidroksi alkohol yang diketahui sebagai gliserol yang terikat dengan 3 asam lemak. Trigliserida dalam tubuh mempunyai cadangan energi, mengisolasi suhu yang ekstrem, melindungi organ tubuh dari benturan, membantu tubuh menggunakan karbohidrat dan protein secara efisien.2 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi



13



Kadar trigliserida dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang kurang dan pola makan yang salah berisiko mengalami penumpukan lemak serta trigliserida dalam tubuh. Kadar trigliserida dalam darah dipengaruhi oleh asupan lemak dan karbohidrat.13 3. Pencernaan Trigliserida 4. Penyerapan Trigliserida 5. Metabolisme Trigliserida 6. Dampak Akibat Kelebihan dan Kekurangan Trigliserida Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat disebabkan karena suatu kondisi yang disebut hipertrigliseridemia. Hipertrigliseridemia merupakan suatu kondisi dimana kadar trigliserida dalam darah lebih dari batas normal. Kadar trigliserida dalam darah dipengaruhi oleh asupan lemak dan karbohidrat. Konsumsi bahan makanan yang yang mengandung vitamin C, serat, dan flavonoid dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah, salah satunya adalah buah bengkuang.13 G. Tinjauan Umum tentang Zn 1. Definisi Zink atau seng adalah salah satu trace-mineral atau mineral mikro yang penting untuk semua bentuk kehidupan, termasuk tanaman, hewan dan mikroorganisme. Simbol untuk zink adalah Zn. Zink berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, fungsi neurologis, sistem kekebalan tubuh dan reproduksi.1 Seng (Zn) adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan dikelompokkan dalam golongan trace mineral. Fungsi seng terbilang sangat penting bagi kelangsungan hidup sel-sel tubuh manusia. Seng dapat mudah ditemukan pada berbagai jenis makanan yang kaya akan kandungan protein seperti daging, kacang-kacangan, dan polong-polongan. Asupan seng yang dibutuhkan tubuh manusia sebenarnya sangat sedikit, namun ternyata penyerapan seng oleh tubuh pun sangatlah kecil.2



14



2. Jenis-Jenis Pengukuran Zn Salah satu jenis pengukuran Zn adalah menentukan kadar seng dalam air minum isi ulang. Pengukuran ini dimulai dengan pembuatan larutan standar Zn. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran konsentrasi logam seng dengan SSA. Nilai absorbansinya di ukur dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom.15 3. Sumber Makanan yang Mengandung Zn 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketersediaan Zn adalah kemasaman tanah, interaksi dengan hara lainnya, bahan organik tanah, penggenagan, kondisi iklim, aktivitas biologi, jerapan Zn dan faktor tanaman.16 5. Pencernaan Zn 6. Penyerapan Zn 7. Metabolisme Zn 8. Dampak Akibat Kelebihan dan Kekurangan H. Tinjauan Umum tentang Hemoglobin 1. Definisi Hemoglobin atau disingkat dengan Hb merupakan bagian penting pada molekul hemoglobin adalah besi dan pigmen sel darah merah yang membawa oksigen. Setiap molekul Hemoglobin terdiri dari protein (globin) dan 4 molekul heme.(bk psg kemenkes) Hemoglobin atau darah merah merupakan gabungan antara protein dan zat besi. Hemoglobin berperan sebagai pengangkut oksigen dan zat gizi lainnya ke jaringan tubuh yang memerlukan. Salah satu zat penting untuk pembentukan hemoglobin adalah zat besi (Fe).3 2. Jenis-Jenis Pengukuran Di laboratorium klinik, kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan metode visual (Hb Sahli) dan metode sianmet-hemoglobin. Metode visual/Hb-Sahli sudah tidak dianjurkan lagi, karena mempunyai kesalahan yang besar, alat tidak



15



bisa distandarisasi dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diubah menjadi asam hematin seperti keroksi-hemoglobin, met-hemoglobin dan sulf-hemoglobin. International Committee for Standardization in Haematology (ICSH), menganjurkan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan metode sianmet-hemoglobin. Cara ini mudah dilakukan karena mempunyai standar dan dapat mengukur semua jenis hemoglobin kecuali sulf-hemoglobin. 3. Sumber Makanan yang Mengandung Fe, Vit. C, Asam Folat dan Vit. B12 4. Faktor-Faktor



yang



Mempengaruhi



Mekanisme



Fe



terhadap



Pembuatan Hb 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Vitamin C Terhadap Pembentukan Hb 6. Faktor-Faktor



yang



Mempengaruhi



Vitamin



B12



Terhadap



Mempengaruhi



Vitamin



B9



Terhadap



Pembentukan Hb 7. Faktor-Faktor



yang



Pembentukan Hb 8. Dampak Akibat Kelebihan dan Kekurangan Hb



16



BAB III METODE PRAKTIKUM A. Peserta Praktikum Adapun peserta praktikum biokimia kelompok 2 (Muh. Nurul Akbar, Christina Jesi Manopo, Safira Amri, Nugraheni Dwi P. Putri, Ilmi Anugriani, Fadillah Nur Fajriani dan Alifia Clara Sandy) mahasiswa Ilmu Gizi angkatan 2018. B. Tempat dan Waktu Praktikum Praktikum berlangsung pada hari Jum’at, 18 Oktober 2019 pukul 16.00 WITA sampai selesai bertempat di Laboratorium Kimia Biofisik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. C. Alat dan Bahan (Gambar) Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum yaitu: 1. Alat Gambar 3.1



Gambar 3.2



17



Blood Lancet



Gambar 3.3 Hemoglobinmeter



Gambar 3.5 Pen Lancet



Alcohol Pads



Gambar 3.4 Microcuvet



Gambar 3.6 Suntik tanpa Jarum



18



Gambar 3.7 Labu Ukur



Gambar 3.8 Gelas Kimia



Gambar 3.9 Centriguge



Gambar 3.10 Fotometer Analyzer



Gambar 3.11 Micropipet Multisize



Gambar 3.12 Micropipet Single Size



19



Gambar 3.13 Rak Tabung



2. Bahan Gambar 3.14 Glukosa Liquida



Gambar 3.16 Kolesterol HDL



Gambar 3.15 Kolesterol Liquida



Gambar 3.17 Kolesterol LDL



20



Gambar 3.18 Trigliserida Liquidos



Gambar 3.19 Serum Darah



D. Prosedur Kerja 1. Prosedur Kerja Pemeriksaan Glukosa a. Disediakan tabung yang bersih yang telah diberi label. b. Diisi tabung dengan larutan glukosa sebanyak 1000 µL. c. Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 µL dan dihomogenkan. d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 37˚C. e. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi. f. Diukur kadar glukosa dengan menggunakan alat fotometer analyzer. g. Dicatat nilai kadar glukosa yang akan tertera pada layar. 2. Prosedur Kerja Pemeriksaan Kolesterol Total a. Disediakan tabung yang bersih yang telah diberi label. b. Diisi tabung dengan larutan kolesterol sebanyak 1000 µL. c. Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 µL dan dihomogenkan. d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 37˚C. e. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.



21



f. Diukur kadar kolesterol dengan menggunakan alat fotometer analyzer. g. Dicatat nilai kadar kolesterol yang akan tertera pada layar. 3. Cara Pembuatan Supernatan HDL a. Disediakan tabung bersih yang telah di beri label. b. Diisi tabung dengan sampel serum sebanyak 300 µL. c. Ditambahkan nodrop HDL sebanyak 1 tetes. d. Ditutup tabung dan dipusingkan dengan alat centrifuge selama 5 menit. e. Hasil yang



telah



dipusingkan



pada



centrifuge



merupakan



supernatan. 4. Prosedur Kerja Pemeriksaan HDL a. Disediakan tabung yang bersih yang telah diberi label. b. Diisi tabung dengan larutan kolesterol sebanyak 1000 µL. c. Ditambahkan sampel supernatan sebanyak 10 µL



dan



dihomogenkan. d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 37˚C. e. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi. f. Diukur kadar HDL dengan menggunakan alat fotometer analyzer. g. Dicatat nilai kadar HDL yang akan tertera pada layar. 5. Cara Pembuatan Supernatan LDL a. Disediakan tabung bersih yang telah di beri label. b. Diisi tabung dengan sampel serum sebanyak 200 µL. c. Ditambahkan nodrop LDL sebanyak 1 tetes. d. Ditutup tabung dan dipusingkan dengan alat centrifuge selama 5 menit. e. Hasil yang



telah



dipusingkan



pada



centrifuge



merupakan



supernatan. 6. Prosedur Kerja Pemeriksaan LDL a. Disediakan tabung yang bersih yang telah diberi label. b. Diisi tabung dengan larutan kolesterol sebanyak 1000 µL. c. Ditambahkan sampel supernatan sebanyak 10 µL dihomogenkan. d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 37˚C. e. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi. f. Diukur kadar LDL dengan menggunakan alat fotometer analyzer. g. Dicatat nilai kadar LDL yang akan tertera pada layar. 7. Prosedur Kerja Pemeriksaan Trigliserida a. Disediakan tabung yang bersih yang telah diberi label. b. Diisi tabung dengan larutan kolesterol sebanyak 1000 µL. c. Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 µL dan dihomogenkan. d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 37˚C. e. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.



dan



22



f. Diukur kadar trigliserida dengan menggunakan alat fotometer analyzer. g. Dicatat nilai kadar trigliserida yang akan tertera pada layar. 8. Prosedur Kerja Pemeriksaan Status Seng (Zn) a. Digunakan alat suntik tanpa jarum untuk disemprotkan larutan ZnSO4 0,1% sebanyak 3-5 ml ke dalam mulut subjek. b. Dibiarkan cairan didalam mulut selama 10 detik, kemudian dibuang. c. Ditanyakan kepada subjek tentang apa yang dirasakan. Subjek dikategorikan kedalam 4 kategori sebagai berikut: 1) Tidak merasakan apa-apa/seperti merasakan air biasa walaupun telah ditunggu 10 detik 2) Mula-mula tidak merasakan sesuatu dengan pasti, tetapi dalam beberapa detik kemudian terasa kering, kesat atau manis. 3) Segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai menyakitkan atau mengganggu, rasa tersebut makin lama makin kuat. 4) Segera timbul rasa yang kuat dan mengganggu sehingga subjek langsung meringis. Subjek yang termasuk kategori 1 dan 2 adalah yang menderita defisiensi Zn, sedangkan yang termasuk kategori 3 dan 4 adalah normal. 9. Prosedur Kerja Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) a. Disiapkan peralatan. b. Jari yang akan diambil darahnya dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas yang mengandung alkohol. c. Digunakan auto lancet untuk mengambil darah pada jari yang telah diolesi alkohol. d. Darah pertama yang menetes dibuang, selanjutnya tetesan darah kedua diambil dengan digunakan microcuvet. e. Dilakukan pemeriksaan pada alat hemocue.