LAPORAN Dewi Purnama Sari Revisi 3 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • mida
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PENANGANAN KEPERAWATAN DASAR DI RUMAH SAKIT MEDIKA DRAMAGA KABUPATEN BOGOR



Disusun Oleh: Dewi Purnama Sari NIS: 1819100008



PROGRAM KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMEDIKA BOGOR 2020



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PENANGANAN KEPERAWATAN DASAR DIRUMAH SAKIT MEDIKA DRAMAGA KABUPATEN BOGOR Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah kejuruan (SMK) Telekomedika Bogor



Disusun Oleh : Dewi Purnama Sari



NIS: 1819100008



PROGAM KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMEDIKA BOGOR 2020



LEMBARAN PERSETUJUAN Laporan ini telah disetujui oleh Pembimbing Akademik Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Asisten Keperawatan, SMK Telekomedika Bogor Bogor, April 2020



Pembimbing I



Pembimbing II



Rizky Maulana, S.Kep.Ners



R. Robi Harta Sugara, S.I.Kom



i



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang dengan Ridho dan rahmat-Nya berupa kekuatan lahir maupun batin sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Medika Dramaga. Sholawat serta salam penulis panjatkan kepada jungjungan besar nabi Muhammad SAW dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-Nya yang setia mendampingi. Dalam penyusunan laporan ini penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan keterlibatan berbagai pihak. Untuk itu penulis dengan segala rasa hormat berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs.H.Ismanto, MM.M,Si, Selaku Kepala Sekolah SMK Telekomedika Bogor 2. Bapak Dodi Muljiawan, SH.M.M.Pd, Selaku Ketua Yayasan SMK Telekomedika Bogor. 3. Bapak Budiana Muslim , SKM, Selaku Kepala Program Keahlian Keperawatan yang telah membimbing kami selama belajar di SMK Telekomedika Bogor. 4. Ibu Rustikawati S.Pd, selaku Wakil Kepala bidang kurikulum SMK Telekomedika Bogor 5. Bapak Rizky Maulana, S.Kep Ners, Selaku Guru Pembimbing Materi yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan nasihat dalam penyusunan laporan ini. 6. Bapak R. Robi Harta Sugara, S.I.Kom, Selaku Guru Pembimbing Bahasa yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan nasihat dalam penyusunan laporan ini. 7. Bapak Tommy Wirawan, SS, Selaku Wali Kelas yang selalu memberikan dukungan motivasi dan doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. 8. Seluruh Guru dan Staff SMK Telekomedika Bogor. 9. Seluruh perawat dan staf karyawan Rumah Sakit Medika Dramaga. 10. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat, nasihat, motivasi, dukungan materil serta doa kepada penulis dalam menjalani pendidikan di SMK Telekomedika Bogor. Dalam penyusunan laporan ini, penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan dengan sebaik mungkin. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai masukan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya. Bogor, Oktober 2020



Penulis



ii



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



Nama



: Dewi purnama sari



Tempat Tanggal Lahir



: Bogor,08-agustus-2002



Alamat



: Jln, babakan lio RT11\01



Jenis Kelamin



: Perempuan



Agama



: Islam



Nama Ayah



: Saep



Nama Ibu



: Mumun



Pendidikan Formal SD/MI



:SDN CIBITUNG/2008-2014



SMP/MTS



:SMP CENDEKIA/2014-2018



SMK/SMA



:SMK KESEHATAN TELEKOMEDIKA/2018-2021



LEMBAR PERSEMBAHAN



iii



Puji syukur kepada Allah SWT. Atas rahmat dan kasih sayang-Nya telah memberikan penulis ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta telah memberikan kesehatan dan kesabaran, agar penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ilmiah ini. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW . Penulis persembahkan karya tulis ini kepada kedua orang tua yang selalu mendukung yaitu Mamah dan Ayah Tersayang. Sebagai tanda bakti, hormat, rasa terimakasih dan rasa kasih sayang yang begitu besar untuk kedua orang tua penulis. Kepada kedua orang tua yang selalu mendoakan dimanapun berada. Semoga karya tulis ini awal untuk dapat membahagiakan mamah dan ayah tercinta. Nasehat yang menjadikan penulis lebih baik. Terimakasih yang tiada hentinya untuk mamah dan ayah doakan anakmu agar selalu menjadi anak yang solehah untuk mamah dan ayah. Terimakasih mamah, terimakasih ayah .



LEMBAR PENGESAHAN



iv



Laporan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Medika Dramaga Kabupaten Bogor sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Asisten Keperawatan Telekomedika Bogor Telah disahkan oleh: Bogor, April 2020



Penguji I



Penguji II



_______________



_______________



NIP :



NIP :



Mengetahui, Kepala Sekolah SMK Telekomedika Bogor



Drs. H Ismanto, MM, M.Si NIP:



v



HALAMAN MOTTO “seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan”



vi



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Sejarah dan Perkembangan Rumah Sakit....................................................6 Gambar 2.2 fasilitas Pelayanan Rumah Sakit..................................................................9 Gambar 2.5 Ruang inap...................................................................................................11 Gambar 2.5.1 Pelayanan pasien Umum..........................................................................14 Gambar 2.5.2 Pelayanan Pasien BPJS.............................................................................15 Gambar 2.2.4 Pelayanan Pasien Asuransi.......................................................................16 Gambar 3.1 Posisi fowler.................................................................................................41 Gambar 3.2 Posisi Semi Fowler......................................................................................41 Gambar 3.3 Posisi Sim....................................................................................................43 Gambar 3.4 Posisi Trundlenburg....................................................................................44 Gambar 3.5 Posisi Dorsal Recumbent...........................................................................45 Gambar 3.6 Posisi Litotomi............................................................................................46 Gambar 3.7 Posisi Knee chest........................................................................................47 Gambar 3.8 Posisi supinasi..............................................................................................48 Gambar 3.9 Posisi Pronasi...............................................................................................49 Gambar 3.10 Posisi Lateral..............................................................................................51



vii



DAFTAR TABEL Table 2.3 Struktur Organisasi RS Medika Dramaga.....................................6 Table 2.6 Alur Pelayanan...............................................................................13 Table 3.1 Taget kompetensi...........................................................................65 Table 3.2 Kompetensi yang dicapai...............................................................65



1



DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................i KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................iii LEMBAR PERSEMBAHAN..............................................................................................iv LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................v HALAMAN MOTTO..........................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................vii DAFTAR TABLE...............................................................................................................1 DAFTAR ISI.......................................................................................................................2 BAB I ..................................................................................................................................4 PENDAHULUAN...............................................................................................................4 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan........................................................................4 1.2 Tujuan Praktik Kerja lapangan......................................................................................5 BAB II.................................................................................................................................6 2.1 Sejarah Dan Perkembangan Rumah Sakit.....................................................................6 2.2 Vsi Dan Misi..................................................................................................................7 2.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit..................................................................................8 2.4 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit...................................................................................9 2.5 Alur pelayanan pasien...................................................................................................12 2.5.1 Pelayanan pasien Umum............................................................................................13 2.5.2 Pelayanan pasien BPJS...............................................................................................14 2.5.3 Pelayanan pasien asuransi..........................................................................................15 BAB III................................................................................................................................16 KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN..................................................................16 3.1 Teori 18 kompetensi......................................................................................................16 3.1.1 Cuci tangan.................................................................................................................16 3.1.2 Tanda-tanda vital,suhu,tekanan darah.Respirasi,nadi.................................................17



2



3.1.3 Memandikan...............................................................................................................18 3.1.4 Cuci rambut................................................................................................................21 3.1.5 Merawat kuku.............................................................................................................24 3.1.6 BAB (Buang Air Besar).............................................................................................26 3.1.7 BAK ( Membantu buang air kecil).............................................................................28 3.1.8 Oral Hygiene...............................................................................................................30 3.1.9 Vulva Hygiene............................................................................................................32 3.1.10 Open Bed (Tempat tidur Terbuka)...........................................................................33 3.1.11 Close bed (Tempat Tidur tertutup)...........................................................................34 3.1.12 Aether Bed (Tempat tidur pasca bedah)...................................................................35 3.1.13 Occupied Be (Tempat tidur dengan pasien diatasnya).............................................36 3.1.14 Mobilisasi dan Posisi Pasien,....................................................................................38 3.1.15 Ambulasi...................................................................................................................52 3.1.16 Kompres,kompres hangat,basah,dingin,buli-buli panas...........................................55 3.1.17 Dekontaminasi alat...................................................................................................64 3.1.18 Perawatan jenazah....................................................................................................64 3.2 Target kompetensi.........................................................................................................65 3.3 Target Kompetensi yang dicapai...................................................................................65 BAB IV................................................................................................................................68 PENUTUP...........................................................................................................................68 4.1 Kesimpulan....................................................................................................................68 4.2 Kendala-kendala............................................................................................................68 4.3 Saran..............................................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................69 LAMPIRAN........................................................................................................................70



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis kompetensi,



pendekatan berbasis pada produksi dan pendekatan berbasis dunia kerja. Pembelajaran berbasis pada kompetensi adalah pembelajaran yang ditekankan untuk membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta didik yang mencangkup aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill), sedangkan pembelajaran berbasis dunia kerja mengarahkan peserta didik dapat meningkatkan kompetensinya melalui dunia kerja. Pembelajaran di dunia kerja ini, peserta didik harus melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan persyaratan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Pada dasarnya Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu model penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi kegiatan belajar siswa disekolah dengan proses penguasaan keahlian kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Metode tersebut dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mencapai relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja . Harapan utama dan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini disamping menigkatkan keahlian profesioal siswa agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja, juga diharapkan agar siswa memiliki etos kerja yang meliputi: kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif, disiplin dan tanggung jawab sehingga menghasilkan hasil pekerja yang berkualitas.



4



1.2



Tujuan Praktik Kerja Lapangan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan penulis berharap dapat



memberikan pelayanan dasar keperawatan secara komprehensif dan mampu melakukan komunikasi terapeutik pada pasien dan keluarga. 1.2.2 Tujuan Khusus Setelah melakukan Praktik Kerja Lapangan penulis berharap dapat membantu dalam pelaksanaan penanganan-penanganan seperti: 1. Pencengahan infeksi Pencegahan infeksi yaitu tindakan suci hama/pemutusan rantai transmisi penyakit dengan cara: a. Mencuci tangan. b. Alat pelindung diri. 2. Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia dan kebutuhan essensial agar seseorang dapat bertahan hidup diantaranya: a. Memasang oksigen. b. Memasang dan menggantikan cairan infus (observasi). c. Personal hygiene. d. Mengatur posisi pasien.



5



BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1



Sejarah dan Perkembangan Rumah Sakit



Gambar 2.1 Sejarah RS Medika Dramaga Rumah Sakit Medika Dramaga yang berkedudukan di Kota Bogor, yang anggaran dasarnya tertuang dalam Akta Pendirian dengan Akta Notaris, tertanggal 1 Oktober 2010 Nomor 3 Peletakan batu pertama pembangunan RS. Medika Dramaga (RSMD) pada tanggal 11 Agustus 2011. Pada tanggal 10 November 2012 adalah awal dari Operasional RS. Medika Dramaga, yang kemudian menjadi HARI ULANG TAHUN RUMAH SAKIT MEDIKA DRAMAGA. Rumah Sakit Medika Dramaga berdiri diatas lahan seluas 5.210m2 dengan No. Sertifikat Tanah/HGB: 10.09.05.04.3.00428 Luas Bangunan Rumah Sakit Medika Dramaga adalah 3.804,92 m2 dengan IMB No. 645.3.735.BPPTPM.VI/2011 yang beralamat di Jalan Raya Dramaga KM 7,3 Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Klasifikasi Rumah Sakit Medika Dramaga adalah tipe C dengan kapasitas tempat tidur 105 TEMPAT TIDUR dengan visi menjadi rumah sakit dengan pelayanan terbaik, terjangkau dan terpercaya di Bogor dan sekitarnya. Sejak mulai berdirinya, Rumah Sakit Medika Dramaga telah berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dan memberikan pelayanan yang bersahabat kepada masyarakat berdasarkan kejujuran dan profesionalisme.



6



2.2



Visi dan Misi Rumah Sakit 2.2.1 Visi Menjadikan rumah sakit dengan pelayanan terbaik dan terpercaya di Kota Bogor dan sekitarnya. 2.2.2 Misi 1. Meningkatkan SDM yang berkualitas secara berkesinambungan. 2. Menyediakan pelayanan spesialistik yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat. 3. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu. 4. Bekerjasama lintas sektoral dengan berbagai instalasi secara sinergis untuk menjaga mutu pelayanan.



7



2.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit



Gambar 2.3 struktur organisasi



8



2.4 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Fasilitas pelayanan rumah sakit di rumah sakit Medika Dramaga terbagi menjadi 2; fasilitas ruang rawat inap dan lainnya. 2.4.1



Fasilitas Ruang Rawat Inap terbagi menjadi 3 yaitu:



1. Ruang inap VVIP



Ruang inap VVIP memiliki fasilitas sebagai berikut: 1. 1 Tempat Tidur (Electic Bed) 2. Water Heater 3. Sofa 4. Bedside Cabinet 5. AC 6. Televisi 32" 7. Lemari Es Isi Minuman Dingin 8. Dispenser 9. Lemari Pakaian 10. Meja Makan Pasien 11. Foot Step 12. Wi-Fi 13. Tea Set 14. Paket Buah 15. Koran Harian 16. Kamar Mandi : Shower, Water Heater, Wastafel 17. Paket Makan Penunggu Pasien



9



2. Ruang inap VIP



Ruang inap VIP memiliki fasilitas sebagai berikut: 1. 1 Tempat Tidur (Electic Bed) 2. Water Heater 3. Sofa 4. Bedside Cabinet 5. AC 6. Televisi 32" 7. Kursi Penunggu 8. Dispenser 9. Lemari Es  10. Lemari Pakaian 11. Meja Makan Pasien 12. Paket Buah 13. Koran Harian 14. Kamar Mandi : Shower, Water Heater, Wastafel 3. Ruang inap kelas 1



Ruang inap kelas 1 memiliki fasilitas sebagai berikut: 1. Tempat Tidur  2. Bedside Cabinet 3. AC 4. Televisi 32" 5. Sofa 6. Lemari Es 10



7. Kursi Penunggu 8. Dispenser 9. Meja Makan Pasien 10. Kamar Mandi : Shower, Water Heater, Wastafel 4. Ruang inap kelas 2



Ruang inap kelas 2 memiliki fasilitas sebagai berikut: 1. 4 Tempat Tidur 2. Bedside Cabinet Ruangan KELAS 2



3. AC 4. Water Heater 5. Meja Makan Pasien 6. Dispenser 7. Kamar Mandi : Shower, Water Heater, Wastafel



5. Ruang inap kelas 3



Ruang inap kelas 3 memiliki fasilitas sebagai berikut: 1. 6 Tempat Tidur 2. Bedside Cabinet  3. AC 4. Kursi Penunggu 5. Meja Makan Pasien 6. Dispenser 11



7. Kamar Mandi 2.4.2



Fasilitas rawat jalan Fasilitas rawat jalan di RS Medika Dramaga meliputi: 1. Poli klinik Poli klinik yang ada di Rumah Sakit Medika Dramaga terdiri dari: a. Klinik bedah. b. Klinik paru. c. Klinik saraf. d. Klinik orthopedi. e. Klinik kandungan. f. Klinik mata. g. Klinik penyakit dalam. h. Klinik anak. i. Klinik jantung. j. Klinik urologi. k. Klinik bedah mulut. l. Klinik gigi. m. Klinik THT. n. Klinik kecantikan. o. Klinik psikiatri. p. Klinik psikologi. q. Klinik MCU. r. Klinik psikologi.



2.4.3



Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang di Rumah Sakit Medika Dramaga meliputi: a. Intalasi Gawat Darurat (IGD). b. Farmasi. c. Fisioterapi. d. Perinatology. e. HCU. f. Ruang operasi.



12



2.4.4



Fasilitas Penunjang Diagnosik Fasilitas penunjang diagnostic di Rumah Sakit Medika Dramaga meliputi: a. Laboratorium b. Panoramic. c. Computerize radiologi. d. CT Scan 16 slice.



2.5



Alur Pelayanan Pasien Alur pelayanan pasien terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: 2.5.1



Pelayanan pasien umum Gambar 2.5.1 pasien Umum



2.5.2



pelayanan pasien BPJS



13



Gambar 2.5.2 pasien BPJS



2.5.3



Pelayanan pasien asuransi



Gambar 2.5.3 pasien Asuransi



14



BAB III KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN



3.1 Teori 18 Kompetensi 3.1.1



Cuci Tangan A. Pengertian Membersihkan tangan dengan sabun dan air (handwash) atau handscrub berbasis alkohol yang bertujuan mengurangi atau mencegah berkembangnya microorganisme ditangan (WHO,2009) B. Tujuan 1. Menjaga kebersihan perorangan 2. Menjaga terjadinya infeksi nosokomial/ infeksi silang C. Indikasi Syarat mutlak sebelum melakukan tindakan pembedahan dan tindakan invasif lainnya. D. Prosedur 1. Basahi tangan dengan air 2. Tuang sabun pada tangan secukupnya untuk menutupi semua permukaan tangan 3. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya 4. Gosok punggung tangan dan sela jari 5. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan 6. Genggam dan basuh ibu jari ke telapak tangan dengan posisi memutar 7. Gosok bagian ujung dari telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun 15



8. Gosok tangan yang bersabun dengan air mengalir 9. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai Jika dalam kondisi tertentu, tidak ada air dan sabun atau tidak dapat menggunakan air dan sabun untuk membersihkan tangan, solusi lainnya adalah dengan menggunakan HandSanitizer.



3.1.2



Tanda- tanda Vital A. pengertian Menurut redaksi dokter sehatq 2018, yang di lansir dalam situs menjelaskan tentang pengertian tanda-tanda vital yaitu: Tanda-tanda vital adalah suatu standar nlai yang bisa digunakan untuk mengukur fungsi dasar tubuh. Pengukuran TTV dlakukan dengan tujuan untuk menggambarkan kondisi kesehatan seseorang secara umum. 1. Suhu A. Pengertian Merupakan salah satu jenis pemeriksaaan ttv yang sederhana dijadikan



karena



bisa



dilakukan



sendiri



dirumah



dengan



menggunakan termometer selain dibantu oleh tenaga medis. Pemeriksaan



suhu



tubuh



berguna



untuk



menilai



kondisi



metabolisme tubuh, nilai normal suhu tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, waktu, pemerisaan, aktivitas fisik, lingkungan, dan masalah pada organ, nilai norma suhu tubuh memiliki kisaran mulai dari 36 hingga 37,4 derajat celcius. 2. Respirasi Respirasi adalah jumlah tarikan napas setiap menit. Pengukuran laju pernafasan bisa dilakukan saat sedang beristirahat. Pemeriksaan laju pernafasan diketahui dengan cara menghitung beberapa kali tarikan napas yang ditandai dengan mengembangkan rongga dada selama satu menit. Laju pernafasan normal untuk orang dewasa 16



ketika beristirahat adalah 12-24 kali permenit, laju pernafasan di bawah angka 12 atau di atas 24 maka dianggap pernafasan tidak normal. Laju pernafasan normal pada anak-anak dan bayi memiliki nilai yang berbeda, yang berkisar antara 20-50 kali permenit, sedangkan nilai normal pada bayi adalah 30-40 kali permenit. 3. Nadi A.Pengertian Mendorong darah ke arteri sehingga arteri mengembang dan berkontraksi. Setiap peningkatan suh celcius u sebanyak 1 derajat maka akan meningkatkan denyut nadi sebanyak 15-20 kaalipermenit. Nilai normal denyut nadi untuk orang dewasa (diatas 18 tahun) yang sehat adalah 60-100 kali permenit. Nilai normal denut nadi yang di miliki oleh para atlet berkisar 40 kali permenit. 4. Tekanan darah A.pengertian Tekanan darah adalah salah satu pengukuran tanda-tanda vital yang sudah familiar. Hasil pengukuran tekanan darah, akan ditulis dalam dua angka, seperti 120/80 mmHg Angka 120 menunjukan angka sistolik sedangkan angka 80 diastolik. Ukuran tekanan di pembuluh darah (arteri) jantung, saat jantung berdetak dan memompa darah keluar dari jantung. 1. Tekanan darah rendah Apabila tensinya teraba pada angka 90/60 mmHg atau kurang. 2. Tekanan darah tingi Sistolik pada angka 140 atau lebih dan diastolik 90 atau lebih. 3.1.3 A.



Memandikan



Pengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan. (Aziz Hidayat, 2004)



B.



Tujuan 1. Menjaga kebersihan tubuh 17



2. Mencegah terjadinya infeksi akibat kebersihan kulit 3. Memperlancar sistem peredaran darah 4. Menambah kenyamanan pasien C.



Indikasi Pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri



D.



Prosedur 1. Persiapan Alat a. Baskom 2 buah b. Standar baskom c. Washlap 3 buah d. Sabun e. Handuk kecil 1 buah f. Handuk besar 2 buah g. Selimut mandi 1 buah h. Pakaian bersih i. Tempat pakaian kotor j. Hand scoond k. Masker



l.



Lotion



m.



Apron 2. Pelaksanaan



a.



Tahap pra interaksi 1) Mengidentidfikasi kebutuhan 2) Cuci tangan 3) Menyiapkan alat b.



Tahap orientasi 1) Mengucapkan salam sebagai pendekatan kepada pasien 2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan tujuan 4) Menjelaskan lamanya waktu tindakan 5) Menjelaskan dilakukan 18



prosedur



tindakan



yang



akan



6) Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan 7) Memanyakan kebutuhan pasien sebelum dilakukan c.



Tahap kerja 1) Cuci tangan 2) Jaga privasi dengan menutup sampiran 3) Mengatur posisi pasien 4) Mengenakan handscoond dan apron 5) Meletakan perlak dan handuk kecil dibawah kepala pasien 6) Melaksanakan tindakan dengan tetap berkomunikasi dengan pasien 7) Membasuh muka, menanyakan dengan pasien menggunakan sabun ataun tidak (membentangkan perlak dan handuk dibawah kepala, kemudian bersihkan dari dahi, pipi, dagu, alis,mata, darin cantus dalam ke cantus luar, wajah, telinga, dan leher dengan washlap. Keringkan dengan handuk), handuk dan perlak diangkat dan diletakkan di tempat tertutup. 8) Mengeringkan muka dengan handuk 9) Mengganti selimut pasien dengan sekimut mandi 10) Buka pakaian atas pasien 11) Letakkan handuk besar dibawah lengan pasien pertama yang terjauh dulu lalu lengan yang dekat dengan perawat 12) Gunakan washlap, membasuh lengan bagian yang terjauh dari perawat dulu lalu ldengan yang terdekat perawat, pertama dengan air hangat lalu washlap dengan air sabun dan kemudian dibilas denagn menggunakan air hangat handuk dibentangkan dibawah lengan, bersihkan mulai lengan bawah sampai lengan atas dan axilla), setelah selesai



19



keringkan lalu pindahkan handuk diatas dada pasien. 13) Bersihkan bagian dada dan perut pasien ( bentangkan handuk diatas dada dan perut ) 14) Membasuh punggung sampai diatas glutea (pasien dimiringakan,



bentangkan



handuk



disamping



punggung sampai glutea, bersihkan, berikan lotion, pasangkan pakaian dengan rapih. 15) Setelah selesai menggunakan pakaian atas pasien lalu pindahkan selimut mandi kebagian bawah. Lalu buka pakaian bawah pasien lalu letakan handuk dibawah glutea sampai keujung kaki. 16) Membasuh kaki pasien dari yang terjauh dari perawat dahulu, baru kaki yang terdekat (melepas pakaian bawah pasien, bentangkan handuk dibawah kaki, bersihkan dengan kaki ditekuk mulai pangkal paha atas sampai pergelangan kaki, punggung kaki sampai tumit kaki dikeringkan). 17) Membasuh daerah lipat paha dan genetalia pasien menggunakan washlap genetalia



( wanita :



pubis, labia mayora, labia minora, vestibulum, vagina dan anus. ( pria : pubis, penis, scrotum, anus



)),



handuk



dipasang



terlebih



dahulu



dibersihkan dan dikeringkan. 18) Pakaikan pakaian bawah pasien, ganti selimut mandi dengan selimut pasien, rapihkan pasien, lepas apron dan handscoond, sisir rambut pasien d.



Tahap terminasi 1) Evaluasi respon pasien 2) Rapihkan pasien dan alat 3) Mengakhiri kegiatan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat.



3.1.4 Cuci Rambut 20



A. Pengertian Menghilangkan kotoran rambut dari kulit kepala dengan menggunakan shampo atau sabun. ( Aziz Hidayat, 2004) B. Tujuan 1. Memberikan perasaan senang dan segar pada pasien 2. Rambut menjadi bersih, rapih, dan terpelihara 3. Merangsang peredaran darah dibawah kulit kepala 4. Membersihkan kutu/ketombe C. Indikasi Pasien yang dalam kedaan bedrest total D. Prosedur 1. Persiapan alat a. Talang air/ perlak b. 1 buah baskom c. 2 buah sisir d. 2 buah handuk besar dan kecil e. Handscoond f. Sampo g. Ember 2 buah h. Gayung i. Kapas untuk menutup telinga j. Washlap atau kassa untuk menutup wajah k. Tempat pakaian kotor l. Kain pel atau keset m. Barakshcort n. Bengkok berisi cairan lisol 2-3% o. Kasa untuk membersihkan kulit kepala p. apron 2. Pelaksanaan a. Tahap pra interaksi 1) Mengidentifikasi kebutuhan 2) Cuci tangan 3) Menyiapkan alat b. Tahap Orientasi 21



1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan tujuan 4) Menjeaskan lamanya waktu tindakan 5) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 6) Memanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan 7) Menanyakan



kebutuhan



pasien



sebelum



dilakukan



tindakan c. Tahap kerja 1) Cuci tangan 2) Jaga privasi pasien dengan menutup sampiran 3) Mengatur posisi pasien 4) Mengenakan handscoond dan apron 5) Menidurkan pasien senyaman mungkin dengan kepalam dekat dengan tempat tidur 6) Memasang perlak dan handuk dibawah pasien 7) Memasang talang dan diarahkan ke ember yang kosong 8) Meletakkan ember diatas kain pel 9) Menyumbat telinga denagn kapas dan penutup mata pasien dengan kassa kering/ washlap 10) Menutup dada dengan handuk sampai keleher 11) Menyisi rambut, kemudian disiram dengan air hangat dengan menggunakn gayung 12) Menggosok pangkal rambut dengan kain kassa yang telah diberi sampo kemudian diurut dengan ujung jari 13) Membilas rambut sampai bersih kemudian dikeringkan, mengangkat tutup telinga dan mata 14) Mengangkat talang, memasukkannya ke ember dan meletakkan handuk di baki 15) Mengembalikan pasien pada letak semula dengan cara mengangkat kepala dan alasnya serta letakkan diatas bantal



22



16) Menyisir rambut pasien kembali dengan sisir yang bersih dan dibiarkan kering dengan menggunakan pengering rambut listrik lalu disisir sampai rapih 17) Merapihkan pasien, membuka apron dam handscoond dimasukkan kedalam ember kosong. d. Tahap terminasi 1) Evaluasi respon pasien 2) Rapihkan pasien dan alat 3) Mengakhiri tindakan dan memberi salam 4) Cuci tangan 5) Pencatatan tindakan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat 3.1.5 Merawat kuku A.Pengertian Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku sendiri. ( Aziz Hidayat, 2004) A. Tujuan 1. Menjaga kebersihan tangan dan kaki 2. Mencegah timbulnya luka ( infeksi ) 3. Mencegah kaki berbau tidak sedap 4. Mengkaji/ memonitor masalah- masalah pada kuku tangan dan kuku kaki B. Indikasi Pasien yang mempunyai kuku panjang C. Prosedur 1. Tahap pre Interaksi a. Persiapan alat 1) Gunting kuku dan pengikir 2) Bengkok berisi larutan Lysol 2-3% 3) Baskom berisi air hangat 4) Baskom berisi air bersih 5) Handuk 6) Perlak dan pengalas 23



7) Sikat kuku 8) Sabun 9) Aceton dan kapas 10) Lotion dan minyak 11) Handscoond 12) Masker 13) Apron 2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam b. Memperkenalkan diri c. Menanyakan kabar pasien d. Menjelaskan tujuan e. Menjelaskan lamanya waktu tindakan f. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan g. Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum melakukan tindakan h. Memanyakan kebutuhan pasien 3. Tahap kerja a. Dekatkan alat- alat b. Jaga privasi dan atur posisi pasien c. Cuci tangan d. Pakai handscoond dan apron e. Memasang pengalas dibawah tangan pada bagian kuku yang akan dibersihkan, dibersihkan cat kuku dengan aceton dan kapas bila ada f. Merendam kuku tangan dengan air hangat (43-44℃ ) kurang lebih 2-3 menit. Jika perlu hangatkan ulang air dalam 10 menit g. Sikat kuku dengan sikat kuku dan sabun, bersihkan dan keringkan h. Letakkan bengkok yang brerisi larutan lisol 2-3% di dekat pasien. Tangan ditaruh diatasnya, kemudian kuku tangan dipotong lurus dan tidak boleh sampai pada batas dasar kuku



24



i. Kuku dan tangan di cuci dengan air brsih, kemudian keringkan j. Mengikir kuku dan jika perlu diberi lotion pada tangan k. Ulangi tindakan yang telah dilakukan pada tangan ke bagian kaki untuk merendam kuku kaki dibutuhkan waktu selama 34 menit. l. Buka handscoond dan apron m. Rapihkan alat n. Cuci tangan setelah tindakan 4. Tahap terminasi a. Evaluasi hasil kegiatan b. Dokumentasikan hasil tindakan 3.1.6 BAB ( Buang Air Besar ) A. Pengertian Kebutuhan dasar manusia yang esensial dan berperan penting dalam menentukan kelangsungan hidup manusia. (Ns. Elly Purnamasari., S.Kep, M.Pd., dkk, 2012) B. Tujuan 1. Membantu pasien memenuhi kebutuhan eliminasi 2. Mengurangi pergerakan pasien 3. Menjaga kebersihan pasien 4. Kelainan fases atau urine secara langsung C. Indikasi Pasien yang sedang tirah baring dan tidak dapat ke kamar mandi untuk memenuhi kebutuhan eliminasi buang air besar. D. Prosedur 1. Persiapan Alat a. Bedpan b. Perlak c. Air dalam botol untuk membersihkan Alat kelamin d. Handuk kecil e. Handscoond f. Masker 25



g. Apron h. Kapas cebok i. Tissue toilet 2. Pelaksanaan a. Pra interaksi 1) Mengidentifikasi kebutuhan pasien 2) Cuci tangan 3) Menyiapkan alat b. Tahap orientasi 1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menanyakan kabar pasien 4) Menjelaskan tujuan 5) Menjelaskan lamanya waktu tindakan 6) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 7) Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan 8) Menanyakan kebutuhan pasien c. Tahap kerja 1) Pasang sampiran 2) Cuci tangan 3) Gunakan handscoond, masker dan apron 4) Melaksanakan tindakan dengan tetap berkomunikasi 5) Atur posisi pasien ( dorsal recumbent) 6) Jaga privasi pasien 7) Lepas pakaian bawah pasien tutup bagian atas dengan selimut 8) Pasang alas badpan dibawah glutea 9) Letakkan pispot dibawah glutea 10) Anjurkan pasien untuk buang air besar 11) Setelah selesai, bersihkan dengan kapas cebok 12) Angkat badpan lalu tutup dan letakkan dibawah troli terlebih dahulu 13) Keringkan dengan menggunakan tissue 26



14) Angkat perlak dibawah glutea 15) Gunakan pakaian bawah pasien kembali 16) Menanyakan hasil tindakan 17) Menanyakan perasaan setelah dilakukan tindakan 18) Menanyakan apakah ada yang bisa dibatu lagi d. Tahap terminasi 1) Evaluasi respon pasien 2) Mengungkapkan bahawa tindakan sudah selesai 3) Mengungkapakan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan tindakan 4) Mengungkapkan bila membutuhkan dapat dipanggil denan menggunakan bel 5) Rapihkan pasien dan alat 6) Mengkahiri tindakan dan beri salam 7) Cuci tangan 8) Pencatatan kegatan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat 3.1.7 Membantu Buang air kecil (BAK) A. Pengertian Proses pembunagan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine atau feses. (Ns. Elly Purnamasari., S.Kep, M.Pd., dkk, 2012) B. Tujuan 1. Agar



terpenuhinya



kebutuhan



dasar



manusia



dalam



mengeluarkan sisa hasil metabolisme tubuh 2. Agar pasien yang ingin buang air kecil (BAK) tidak mengotori alat tenun pasien 3. Untuk membiasakan pasien mengosongkan kandung kemih pada waktu tertentu 4. Untuk bahan pemeriksaan laboratorium 5. Untuk mengurangi pergerakan pada pasien yang sedang tirah baring atau bedrest. C. Indikasi



27



Pasien yang sedang tirah baring dan tidak dapat kekamar mandi untuk memenuhi kebutuhan eliminasi D. Prosedur 1. Pelaksanaan a. Pra interaksi 1) Verifikasi catatan keperawatan pasien 2) Siapkan alat : a) Pispot/urinal b) Perlak c) Air dalam botol untuk membersihkan alat kelamin d) Handuk kecil e) Handscoond, masker, dan apron b. Tahap orientasi 1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menanyakan kabar pasien 4) Menjelaskan tujuan 5) Menjelaskan lamanya waktu tindakan 6) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 7) Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan 8) Menanyakan kebutuhan pasien c. Tahap kerja 1) Pasang sampiran 2) Cuci tangan 3) Gunakan handscoond, masker dan apron 4) Atur posisi pasien ( dorsal recumbent) 5) Pasang alas urinal dibawah glutea 6) Pasang selimut 7) Lepaskan pakaian bawah pasien 8) Letakan urinal dibawah glutea ( untuk perempuan) atau diantara kegua paha dengan ujung penis masuk kelubang urinal (untuk lai- laki ) 28



9) Anjurkan pasien untuk berkemih 10) Setelah selesai, bersihkan dengan menyiram air dalam botol pada alat kelamin perempuan/ laki- laki 11) Angkat pispot/urinal 12) Keringkan dengan menggunakan handuk kecil d. Tahap terminasi 1) Evaluasi tindakan yang dilakukan 2) Mengungkapkan bahawa tindakan sudah selesai 3) Mengungkapakan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan tindakan 4) Rapihkan pasien dan alat 5) Cuci tangan 6) Pencatatan kegatan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat 3.1.8 Oral Hygiene A. Pengertian Pembersihan rongga mulut, lidah, dan gigi dari semua kotoran atau sisa makanan dengan menggunakan kain kassa atau kapas yang sudah dibasahi dengan air bersih. (wartonah tarwoto,2004) B. Tujuan 1. Meningkatkan daya tahan tubuh 2. Mencegah terjadinya penyakut infeksi baik setempat ataupun penularan melalui mulut 3. Menghindari bau mulut 4. Memberikan perasaan segar pada pasien C. Indikasi 1. Pada pasien yang tidak bisa menggunakan sikat gigi 2. Pasien dengan penurunan kesadaran 3. Pasien sesudah operasi mulut atau patah tulang rahang D. Prosedur 1.



Pelaksanaan a. Pra interaksi 29



1) Verifikasi catatan keperawatan pasien 2) Siapkan alat : a) Pengalas (handuk kecil dan perlak) b) Pinset anatomis 1 buah c) Dapper yang sudah dibasahi dengan Nacl 0.9% d) Bengkok 2 buah e) Handscoond, masker, dan apron f) Tongue spatel g) Bak instrument h) Kassa i) Lidi kapas jika perlu j) Air dalam gelas k) Handscoond b. Tahap orientasi 1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menanyakan kabar pasien 4) Menjelaskan tujuan 5) Menjelaskan lamanya waktu tindakan 6) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 7) Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan 8) Menanyakan kebutuhan pasien c. Tahap kerja 1) Atur posisi kepala dimiringkan 2) Gunakan handscoond, masker dan apron 3) Pasang pengalas didada atau dibawah dagu pasien 4) Ambil tongue spatel dan buka mulut hingga terbuka 5) Ambil depper dengan menggunakan pinset, lalu bersihkan : a) Langit- langit mulut dengan menariknya dari arah dalam keluar b) Gusi dalam atas kanan dan kiri 30



c) Gusi dalam bawah kanan kiri d) Gusi luar atas kanan dan kiri e) Gusi luar bawah kanan dan kiri f) Dinding mulut g) Lidah atas dan bawah d. Tahap terminasi 1) Evaluasi tindakan yang dilakukan 2) Mengungkapkan bahawa tindakan sudah selesai 3) Mengungkapakan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan tindakan 4) Rapihkan pasien dan alat 5) Cuci tangan 6) Pencatatan kegatan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat 3.1.9 Vulva Hygiene A. Pengertian Membersihkan vulva dan dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukan sendiri. (Aziz Alimul,2004) B. Tujuan 1. Membersihkan daerah vulva 2. Membersihkan daerah selangkangan C. Indikasi 1. Pasien yang bedrest 2. Wanita yang sedang nifas D. Prosedur 1.



Menjelaskan prosedur pada pasien



2.



Dekatkan peralatan dengan pasien



3.



Cuci tangan



4.



Menyiapkan lingkungan pasien (menutup pintu dan jendela, dan menutup sampiran)



5.



Menyiapkan pasien dengan posisi Dorsal Recumbent



31



6.



Memasang selimut mandi dengan posisi ujung dikaitkan pada kaki



7.



Melepaskan pakaian bawah pasien



8.



Memasang perlak bawah, pengalas dan pispot



9.



Memakai handscoond bersih



10. Cari dan raba daerah TFU, massage dari atas ke bawah secara perlahan dan anjurkan tarik nafas panjang 11. Vulva diguyur dengan iar hangat bersih 12. Bersihkan dengan kapas NaCl 0.9%, meliputi : a.



Bagian sekitar genetalia



b.



Labia mayora



c.



Labia minora



d.



Vestibulum



e.



Perineum



f.



Anus



13. Dilakukan satu kali usapan dari atas ke bawah kemudian ganti sampai bersih dan kapas kita buang dalam plastik disposable. 14. Untuk jahitan perineum/ post episiotomy a.



Pakai handscoond steril



b.



Tekan dengan depers sampai dengan tidak keluar pus secara perlahan



3.1.10



c.



Bersihkan dengan kapas NaCl seperti diatas



d.



Beri betadine/ obat lain dengan lidi watten



15.



Keringkan daerah sekitar dengan tissue atau kassa kapas



16.



Kenakan pembalut bersama pakaian dalam pasien



17.



Rapihkan pasien



18.



Handscoond dilepas, pasien dirapihkan sesuai kenyamanan



19.



Rapihkan alat



20.



Cuci tangan



21.



Evaluasi tindakan



Open Bed ( Tempat Tidur Terbuka ) A. Pengertian



32



Menyiapkan tempat tidur tanpa sprei tertutup, sprei atas/ selimut dilipat ke bawah pada bagian kaki. Sehingga dikatakan tempat tidur terbuka apabila tempat tidur aslam keadaan terbuka/ tidak tertutup dengan sprei besar setelah dipasang sprei, perlak, selimut dan sarung bantal.



(Elly Purnamasari, dkk. 2017 )



B. Tujuan Tempat tidur segera dipakai C. Indikasi 1. Ada Pasien Baru 2. Ada pasien diizinkan berjalan D. Prosedur 1.



Tempat tidur, kasur, dan bantal



2.



Handscoond dan masker



3.



Air lisol dalam botol spray



4.



Kain lap



5.



Sprei besar (Laken )



6.



Sprei kecil (Stik Laken)



7.



Perlak



8.



Sarung bantal



9.



Selimut



10. Tempat untuk alat tenun kotor tertutup 3.1.11 Close Bed (Tempat Tidur Tertutup ) A. Pengertian tempat tidur yang sudah disiapkan dan masih tertutup dengan sprei penutup (over laken) diatasnya. (Elly Purnamasari, dkk. 2017 ) B. Tujuan 1. Agar saip dipakai sewaktu- waktu 2. Agar tampak selalu rapi 3. Memberikan rasa senang dan nyaman pada pasien C. Indikasi 1. Pasien baru D. Prosedur 33



1.



Cuci tangan



2.



Pakai apron dan handscoond



3.



Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat tempat tidur



4.



Pasang alas kasur dan kasur



5.



Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan berikut : a. Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur b. Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala kebawah kasur ± 30 cm c. Demikian juga pada kaki, tarik setegang mungkin pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90º, lalu masukkan keseluruh tepi sprey kebawah kasur dengan rapid an tegang



6.



Letakkan perlak melintang pada kasur ±50 cm dari bagian kepala



7.



Letakkan stik laken diatas sprei melintang, kemudian masukkan sisi-sisinya kebawah kasur bersama dengan perlak



8.



Pasang boven pada kasur daerah bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik masukkan kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90º dan dimasukkan kebawah kasur tarik sisi atas sampai terbentang



9.



Pasang selimut pada kasur baguan kaki, pada bagian atas yang terbalik dimasukkan kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi- sisinya dibentuk 90º dan dimasukkan kebawah kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang



10.



Lipat ujung atas boven sampai tampak garis.lipatannya



11.



Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur dengan bagian yang terbuka dibagian bawah



3.1.12



12.



Pasang sprei penutup (over laken )



13.



Lepas Handscoond, apron



14.



Cuci tangan



Aether Bed (Tempat Tidur Pasca Bedah ) A. Pengertian



34



Tempat tidur yang disiapkan untuk pasien setelah mengalami pembedahan (Elly Purnamasari, dkk. 2017 ) B. Tujuan 1. Menhangatkan pasien 2. Mencegah penyakit atau komplikasi pasca operasi C. Indikasi 1. Pasien pasca oprasi 2. Pasien pasca bedah D. Prosedur 1.



Cuci tangan



2.



Pakai apron, handscoond



3.



Pada tempat tidur terbuka, angkat bantal dan bentangkan gulungan perlak dan handuk pada bagian kepala



4.



Pasang sekimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur



5.



Letakkan buli- buli panas pada sprei dan selimut pada bagian kaki, arahkan mulut buli- buli ke pinggir tempat tidur



6.



Angkat buli- buli panas sebelum pasien dibaringkan, setelah kembali dari kamar bedah



7.



Lipat pinggir selimut tambahan bersama- sama selimut dari atas tempat tidur pada salah satu sisi tempat masuknya pasien, sampai batas pinggir kasur, lalu lipat sampai sisi yang lain



8.



Lepas apron dan handscoond



9.



Cuci tangan



3.1.13 Occupied Bed (Tempat tidur dengan Pasien diatasnya) A. Pengertian Suatu tindakan menggantikan alat tenun yang kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur pasien dengan pasien diatasnya. (Elly Purnamasari, dkk. 2017 ) B. Tujuan 1. Memberikan raa senang pada pasien 2. Mencegah terjadinya dekubitus 3. Memberikan kebersihan dan kerapihan 35



C. Indikasi Tempat tidur pasien yang tirah baring total ( sakit keras atau tidak sadar atau koma ) D. Prosedur 1. Cuci tangan 2. Pakai apron dan handscoond 3. Bawa alat yang telah disiapkan ke dekat pasien 4. Bersihkan rangka tempat tidur 5. Letakkan bantal dan selimut pasieb yang tidak perlu dikursi (jika keadaan pasien memungkinkan/ tidak mengganggu pasien) 6. Miringkan pasien ke satu sisi (jika perlu, ganjal dengan bantal/ guling supaya tidak jatuh ) 7. Lepaskan alat tenun pada bagian yang kosong, dari bawah kasur lalu gulung satu persatu sampai dengan di bawah punggung pasien. 8. Gulung stik laken ke tengah tempat tidur sejauh mungkin 9. Bersihkan perlak dengan larutan disinfektan dan keringkan lalu gulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin 10. Gulung laken / sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin 11. Bersihkan alat tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan disinfektan, lalu lap dengan lap kering 12. Bentangkan sprei besar bersih dan gulung setengah bagian, letakkan gulungannya di bawah punggung pasien, ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan dibawah kasur 13. Gulung perlak dan ratakan kembali 14. Bentangkan stik laken bersih diatas perlak, gulung setengah bagian, dan letakkan dibawah punggung pasien, ratakan setengah bagian lagi di atas perlak, lalu masukkan kebawah kasur bersama dengan perlak 15. Setelah selesai dan rapi pada satu bagian, miringkan pasien kea rah berlawanan yang tadi telah dibersihkan (ganjal dengan bantal jika perlu agar pasien tidak terjatuh) 16. Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur 36



17. Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor 18. Bersihkan perlak seperti tadi kemudian gulung ketengah 19. Lepaskan laken kotor dan masukkan ke tempat kain kotor 20. Bersihkan alat tempat tidur dan kasur seperti tadi 21. Buka gulungan laken dari bawah punggung pasien, tarik, dan ratakan setengang mungkin kemudian masukkan kebawah kasur 22. Pasang perlak dan sprei seperti tadi 23. Lepaskan sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya kemudian pasang sarung yang bersih 24. Susun bantal. Lalu baringkan kembali pasien dalam sikap yang nyaman 25. Ganti selimut kotor dengan yang bersih 26. Bereskan alat dan kembalikan ketempatnya 27. Lepas handscoond dan apron 28. Cuci tangan 3.1.14



Mobilisasi dan posisi pasien 1. Mobilisasi A. Pengertian Kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur (Alimul, 2009). B. Tujuan Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J.Garrison (2004), antara lain: 1. Mempertahankan fungsi tubuh 2. Memperlancar peredaran darah 3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik 4. Mempertahankan tonus otot 5. Memperlancar eliminasi alvi dan urine 6. Mempercepat proses penutupan jahitan operasi 7. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian. C. Indikasi



37



Indikasi di perbolehkan untuk latihan rentang gerak menurut Potter,P (2006). 1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran Salah satu efek yang ditimbulkan pada anestesi umum adalah efek anesthesia yaitu analgesia yang di sertai hilangnya kesadaran (Zunlida dalam Sulistia, 2007). 2. Kelemahan otot Menurut Zunlida dalam Sulistia (2007) salah satu efek dari trias anesthesia adalah efek relaksasi otot. 3 Fase rehabilitasi fisik Beberapa fisioterapis menempatkan latihan pasif sebagai preliminary exercise bagi pasien yang dalam fase rehabilitasi fisik sebelum pemberian terapi latihan yang bersifat motor relearning (Irfan, 2012). 3. Pasien dengan tirah baring lama Pemberian terapi latihan berupa gerakan pasif sangat bermanfaat dalam menjaga sifat fisiologis dari jaringan otot dan sendi pada pasien dengan tirah baring lama. Jenis latihan mobilisasi dapat di berikan sedini mungkin untuk menghindari adanya komlplikasi akibat kurang gerak, seperti kontraktur, kekakuan sendi, dan lainlain (Irfan, 2012). D. Kontra Indikasi Kontra indikasi untuk latihan rentang gerak menurut Potter,P (2006). 1. Trombus/emboli pada pembuluh darah 2. Kelainan sendi atau tulang 3. Pasien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung) 4. Trauma medulla spinalis atau trauma system saraf pusat E. Prosedur 1. Tahap pra interaksi a. Menyiapkan SOP mobilisasi yang akan digunakan b. Melihat data atau riwayat SC pasien c. Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikan oleh perawat d. Mengkaji kesiapan ibu untuk melakukan mobilisasi dini e. Mencuci tangan 2. Tahap orientasi 38



a. Memberikan salam dan memperkenalkan diri b. Menanyakan identitas pasien dan menyampaikan kontrak waktu c. Menjelaskan tujuan dan prosedur d. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien 3. Tahap kerja Pada 6 jam pertama post SC (Sub Cutan) a. Menjaga privasi pasien b. Mengatur posisi senyaman mungkin dan berikan lingkungan yang tenang c. njurkan pasien distraksi relaksasi nafas dalam dengan tarik nafas perlahan-lahan lewat hidung dan keluarkan lewat mulut sambil mengencangkan dinding perut sebanyak 3 kali kurang lebih selama 1 menit d. Latihan gerak tangan, lakukan gerakan abduksi dan adduksi pada jari tangan, lengan dan siku selama setengah menit d. Tetap dalam posisi berbaring, kedua lengan diluruskan diatas kepala dengan telapak tangan menghadap ke atas e. Lakukan gerakan menarik keatas secara bergantian sebanyak 5-10 kali f. Latihan gerak kaki yaitu dengan menggerakan abduksi dan adduksi, rotasi pada seluruh bagian kaki 4. Pada 6-10 jam berikutnya a. Latihan miring kanan dan kiri b. Latihan dilakukan dengan miring kesalah satu bagian terlebih dahulu, bagian lutut fleksi keduanya selama setengah menit, turunkan salah satu kaki, anjurkan ibu berpegangan pada pelindung tempat tidur dengan menarik badan kearah berlawanan kaki yang ditekuk. Tahan selama 1 menit dan lakukan hal yang sama ke sisi yang lain 5. Pada 24 jam post SC ( Sub Cutan )



39



a. Posisikan semi fowler 30-400 secara perlahan selama 1-2 jam sambil mengobservasi nadi, jika mengeluh pusing turunkan tempat tidur secara perlahan b. Bila tidak ada keluhan selama waktu yang ditentukan ubah posisi pasien sampai posisi duduk 6. Pada hari ke 2 post SC ( Sub Cutan ) a. Lakukan latihan duduk secara mandiri jika tidak pusing, perlahan kaki diturunkan Pada hari ke 3 post SC 1. Pasien duduk dan menurunkan kaki kearah lantai b. Jika pasien merasa kuat dibolehkan berdiri secara mandiri, atau dengan posisi dipapah dengan kedua tangan pegangan pada perawat atau keluarga, jika pasien tidak pusing dianjurkan untuk latihan berjalan disekitar tempat tidur



A. Posisi Fowler 1. Pengertian posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan



untuk



mempertahankan



memfasilitasi fungsi pernafasan pasien. ( Syarifah,2015)



Gambar 3.1 Posisi Fowler 2. Tujuan 40



kenyamanan



dan



a. Mengurangi komplikasi akibat imobilisasi b. Meningkatkan rasa nyaman c. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga d. meningkatkan ekspansi dada dan ventilasi paru. e. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap. 3. Indikasi a. Pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan b. Pada pasien yang mengalami imobilisasi 4. Alat dan bahan a. Tempat Tidur khusus b. Selimut 5. Prosedur a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan b. Dudukkan pasien c. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien d. Untuk posisi fowler 90˚ e. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk. B. Posisi Semi Fowler 1. Pengertian posisi setengah duduk 30-45 ˚. ( Syarifah,2015)



Gambar 3.2 Posisi Semi Fowler 2. Tujuan 1. Mobilisasi



41



2. Memberikan perasaan nyaman pada pasien dengan sesak nafas. 3. Memudahkan p;erawatan misalnya memberi makan. 3. Prosedur 1. Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat (30-45˚) 2. Gunakan bantal untuk menyokong dan kepala pasien jika



tubuh bagian atas pasien lumpuh. 3. Letakkan bantal di bawah kepala pasien sesuai dengan keinginan pasien. Naikkan lutut dari tempat tidur yang rendah untuk menghindari adanya tekanan dibawah jarak poplital (dibawah lutut).



C. Posisi Sim 1. Pengertian posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (suppositoria). (Syarifah,2015) Gambar 3.3 Posisi Sim



2. Tujuan 1. Mengurangi



penekanan



pada



tulang



secrum



dan



trochanter mayor otot pinggang. 2. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi 3. Memasukan obat suppositoria 42



4. Mencegah dekubitus 3. Indikasi 1. Untuk pasien yang akan huknah 2. Untuk pasien yang akan diberikan obat suppositoria 4. Alat dan bahan 1. Tempat tidur khusus 2. Selimut 5. Prosedur 1. Jelaskan procedure yang akan dilakukan 2. Pasien dalam keadaan terbaring. Kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkap dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada. 3. Tangan kiri diatas kepala atau belakang punggung dan tangan kanandiatas tempat tidur. 4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada. 5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur.



D. Posisi Trundelenburg 1. Pengertian posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari kaki. Posisi  ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak. ( Syarifah,2015)



43



Gambar 3.5 Posisi Trundelenburg 2. Tujuan a. Untuk melancarkan peredaran darah ke otak 3. Alat dan Bahan a. Tempat tidur khusus b. Selimut 4. Indikasi a. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut b. Pasien shock c. Pasien hipotensi 5. Prosedur a. Jelaskan prosedure yang akan dilakukan b. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan posisi    badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus, paha kanan ditekuk diarahkan ke dada. c. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas     tempat tidur. d. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki     kanan lurus, lutut.



E. Posisi Dorsal Recumbent 1. Pengertian Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedu a lutut



fleksi



ditarik



diatas



tempat



tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia dan proses persalinan. 44



( Syarifah,2015)



Gambar 3.6 Posisi Dorsal Recumbent 2. Tujuan a. Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punngung belakang.



3. Indikasi a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia. b. Untuk persalinan 4. Alat dan bahan a. tempat tidur b. selimut 5. Prosedur a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan b. Pasien dalam keadaan terlentang,letakkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan pantat c. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur khusu dengan meninggikan bagian kaki.             F. Posisi Litotomi 1. Pengertian



45



Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki



dan



menariknya



keatas



perut.Posisi ini dilakukan untuk memeriksa proses



persalinan,



dan memasang



 



bagian



genitalia



alat



pada



kontrasepsi.



( Syarifah,2015)



Gambar 3.7 Posisi Litotomi 2. Tujuan a. Untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi 3. Indikasi a. Untuk ibu hamil b. Untuk persalinan c. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi 4. Alat dan bahan a. Tempat tidur b. Selimut 5. Prosedur a. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang , kemudian angkat kedua paha dan  tarik ke arah perut. b. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha. c. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomi d. Pasang selimut G. Posisi Knee Chest 46



1. Pengertian Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua tekuk dan



dada



menempel



 pada bagian



kaki



alas



di



tempat



tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sogmoid. ( Syarifah,2015)



Gambar 3.8 Posisi Knee Chest 2. Tujuan a. Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina. 3. Indikasi a. Pasien hemorrhoid b. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina 4. Prosedur a. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempelpada kasur tempat tidur. b. Pasang selimut pada pasien. H. Posisi Supinasi 1. Pengertian Posisi



duduk



dengan



meyadarkan



penampang yang sejajar dada seperti pada meja ( Syarifah,2015)



47



kepala



pada



Gambar 3.9 Posisi Supinasi 2. Tujuan Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang. 3. Indikasi a. Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang 4. Prosedur 1. Pastikan kebutuhan pasien akan tindakan posisi supinasi 2. Persipan pasien : a. Tutup sampiran b. Dekatkan alat- alat 3. Cuci tangan, gunakan handscoond (jika perlu) 4. Baringkan pasien terlentang mendatar ditengah tempat tidur 5. Letakkan bantal dibawah kepala dan bahu pasien 6. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbar, jika terdapat celah disana 7. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit 8. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit 9. Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan bantalan kaki 10. Jika pasien sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas, elevasikan tangan dan lengan bawah dengan menggunakan bantal 11. Lepaskan handscoond 48



12. Cuci tangan 13. Evaluasi respon pasien dan dokumentasikan I. Posisi Pronasi 1. Pengertian Tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan  wajah menghadap kebantal. ( Syarifah,2015)



Gambar 3.10 Posisi Pronasi 2. Tujuan a. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang. b. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut 3. Indikasi a. Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan b. Pasien dengan pemeriksaan pemeriksaan pada bokong atau punggung. 4. Prosedur 1. Pastikan kebutuhan pasien akan posisi pronasi 2. Persiapan pasien : a. Sampaikan salam b. Informasikan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan 3. Persiapan lingkungan a. Tutup sampiran b. Dekatkan pasien dengan alat 4. Cuci tangan 5. Membantu pasien duduk 49



6. Menyusun bantal/ memasang registin (sandaran) dengan sudut semi fowler 15-45º 7. Pada temoat tidur khusus atur posisi dengan meninggikan bagian kepala pasien 8. Menaikkan pasien a. Perawat berdiri disebelah kanan menghadap pasien b. Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua lengan c. Tangan kanan perawat membantu dibawah ketiak dan tangan kiri dibelakang punggung pasien d. Menganjurkan pasien untuk mendorong kepalanya kebelakang 9. Bila pasien tidak dapat membantu ; a. Dua perawat berdiri dikedua sisi tempat tidur b. Masing- masing perawat merentangkan satu tangan dibwah bahu dan satu tangan di bawah pangkal paha, saling berpegangan 10. Letakkan bantal kecil dibawah kepala pasien 11. Tempatkan bantal tipis dipunggung bawah pada kurva lumbal bila ada celah 12. Tempatkan bantal tipis dibwah paha 13. Tempatkam bantal kecil dibawah pergelangan kaki 14. Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan penyangga kaki/bantalan kaki 15. Lepas handscoond 16. Cuci tangan 17. Evaluasi respon pasien dan dilakukan rencana tindak lanjut 18. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan evaluasinya J. Posisi Lateral 1. Pengertian dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu. 50



( Syarifah,2015)



Gambar 3.11 Posisi Lateral 2. Tujuan a. Mempertahankan body aligerment b. Mengurangi komplikasi akibat imobilisasi c. Meningkatkan rasa nyaman d. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap 3. Indikasi a. Pasien yang ingin beristirahat b. Pasien yang ingin tidur c. Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi d. Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi 4. Prosedur 1. Pastikan kebutuhan pasien akan posisi lateral 2. Persiapan pasien a. Sampaikan salam b. Informasikan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan 3. Persiapan lingkungan a. Tutup sampiran b. Dekatkan alat- alat dengan pasien 4. Cuci tangan, gunakan handscoond ( jika diperlukan) 5. Baringkan pasien terlentang mendatar ditengah tempat tidur 6. Gulungkan hingga posisi miring 7. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher pasien 51



8. Fleksikan bahu dibawah paha dan posisikan ke depan hingga tubuh tidak menopang bahu tersebut 9. Letakkan bantal dibawah lengan atas 10. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstermitas bertumpu secara paraler dengan permukaan tempat tidur 11. Lepaskan bantal guling dibelakang punggung pasien untuk menstabilkan posisi 12. Lepaskan handscoond 13. Cuci tangan 14. Evaluasi respon pasien 15. Dokumentasikan



seluruh



hasil



tindakan



beserta



evaluasinya 3.1.15



Ambulasi A. Pengertian Aktivitas berkjalan. Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca operasi dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien. (Asmandi 2008) B. Tujuan a. Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas b. Memneuhi kebutuhan ambulasi c. Mempertahankan kenyamanan d. Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas e. Mempertahankan control diri pasien f. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan C. Manfaat Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah : a. Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi : 1) Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti Abrasi,sirkulasiyang terlambat yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan perubahanturgor kulit.



52



2) Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan



bebankerja



jantung,



hipotensi



ortostatic,



phlebotrombosis 3) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasivolunter maksimal, penurunan ventilasi / perfusi setempat, mekanisme batukyang menurun. 4) Sistem



Pencernaan



:



Anoreksi-Konstipasi,



:



Menyebabkan



Penurunan



Metabolisme. 5) Sistem



Perkemihan



perubahan



pada



Eliminasi Urine,infeksi saluran kemih, hiperkalsiuria D. Indikasi 1. Pasien paralisis 2. Pasien baru yang akan dipindahkan ke ruangan tertentu E. Prosedur 1. Tahap Pra interaksi a. Melakukan verifikasi program terapi/pengobatan pasien b. Mencuci tangan c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar 2. Tahap Orientasi a. Memberikan salam b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan



tujuan



dan



prosedur



tindakan



pada



pasien/keluarga pasien d. Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan dilakukan 3. Tahap Kerja a. Dari tempat tidur ke kursi roda 1) Membantu pasien duduk disisi tempat tidur 2) Meletakkan kursi roda pada posisi sudut 45º pada tempat tidur, mengunci rodanya dan membuka tatakan kakinya 3) Memastikan pasien stabil 4) Melebarkan kakinya (membuka jarak antara kedua kaki) 5) Memfleksikan pinggul dan lutut (lutut perawat dan pasien sejajar) 53



6) Meletakkan tangan perawat di skapula pasien 7) Menegakkan pasien untuk berdiri pada hitungan ketiga dengan meluruskan pinggul dan tungkai 8) Memutar kaki yang terjauh dari kursi roda 9) Meminta pasien menggunakan lengan bersandar pada kursi untuk topangan 10) Memfleksikan pinggul dan lutut selama menurunkan pasien ke kursi 11) Mengkaji kesejajaran pasien yang sesuai untuk duduk 12) Menurunkan tatakan kaki kursi roda dan meletakkan kedua kaki pasien diatasnya b. Dari kursi roda ke tempat tidur 1) Mengatur posisi tempat tidur setinggi lutut atau pertengahan paha pasien 2) Meletakan kursi roda pada posisi sudut 45º pada tempat tidur lalu mengunci kursi roda 3) Meletakan kaki pasien diatas lantai kemudian melipat tatakan kursi roda 4) Berdiri didepan pasien dengan posisi kaki terjauh dari tempat tidur berada didepan 5) Memfleksikan pinggul dan lutut,meletakan kedua tangan di skapula pasien dan meminta pasien meletakan kedua tangannya dibahu perawat 6) Membantu pasien berdiri dari kursi roda dengan meluruskan pinggul dan lutut 7) Membantu pasien berjalan keluar dari kursi roda dengan melangkahkan kaki terdepan ke belakang 8) Membantu memutar badan pasien membelakangi tempat tidur dengan memutar kaki terjauh dari tempat tidur mendekati tempat tidur 9) Membantu pasien mendekati tempat tidur dengan meminta pasien berjalan mundur kearah pinggir tempat tidur hingga belakang lutut atau pertengahan paha pasien berada dekat dengan tempat tidur 54



10) Memfleksikan lutut dan pinggang sambil meminta pasien duduk dipinggir tempat tidur 11) Menahan punggung pasien dengan tangan terdekat dari arah kepala tempat tidur dan tangan yang lain membantu mengangkat kedua kaki pasien 12) Memutar kearah kepala tempat tidur sambil membantu membaringkan pasien 13) Merapihkan pasien 4. Tahap Terminasi a. Melakukan evaluasi tindakan b. Berpamitan dengan pasien c. Merapihkan alat dan mengembalikan ke tempat semula d. Mencuci tangan e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan 3.1.16



Kompres 1.



Kompres Hangat A.



Pengertian Memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan (Anougmous,2009)



B. Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah 2. Menurunkan suhu tubuh 3. Mengurangi rasa sakit 4. Memberikan rasa hangat, nyaman, dan tenag pada pasien 5. Memperlancar pengeluaran eksudat 6. Merangsang peristaltik C. Indikasi 1. Pasien kedinginan ( suhu tubuh yang rendah ) 2. Pasien dengan perut kembung 3. Pasien yang mempunyai peradangan 4. Adanya abses, hematoma D. Kontra Indikasi 55



Tidak dilakukan pada pasien dengan luka terbuka dikulit E. Prosedur 1. Persiapan alat a. Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan 40-60℃ b. Bak instrument berisi dua buah kassa beberapa potong degan ukuran yang sesuai c. Kassa perban atau kain segitiga d. Pengalas e. Bengkok 2 buah (satu kosong, satu berisi larutan lisol 3%) f. Washlap 4 buah/ tergantung kebutuhan g. Pinset anatomis 2 buah h. Handscoond i. Masker j. Termos berisi air panas k. Thermometer air panas l. Lap kerja m. Cuci tangan 2. Pelaksanaan a. Pra Interaksi 1) Mengidentifikasi kebutuhan pasien 2) Cuci tangan 3) Menyiapkan alat b. Tahap Orientasi 1) Mengucapkan salam sebagai pendekatan kepada pasien 2) Memperkenalkan diri 3) Menanyakan kabar pasien 4) Menjelaskan tujuan 5) Menjelaskan lamanya waktu tindakan 6) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 7) Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan c. Tahap kerja Kompres hangat Basah 1) Menutup sampiran 2) Dekatkan alat- alat dengan pasien 56



3) Memakai handscoond dan masker 4) Melaksanakan tindakan dengan tetap berkomunikasi 5) Mengatur posisi pasien dengan senyaman mungkin 6) Pasang pengalas didaerah yang akan dikompres 7) Kenakan handscoond, lalu buka perban bila diperban. Kemudian buang bekas balutan kedalam bengkok kosong 8) Ambil beberapa potong kassa dengan pinset dari bak steril, lalu masukkan kedalam kom yang berisi cairan hangt 9) Kemudian ambil kassa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres 10) Bila pasien mentoleransi kompres hangat tersebut, lalu tutup/ lapisi dengan kassa kering. Selanjutnya balut dengan kassa perban atau kain segitiga 11) Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit 12) Lepaskan handscoond 13) Atur kembali posisi pasien dengan posisi yang nyaman 14) Bereskan semua alat- alat untuk disimpan kembali 15) Menanyakan hasil tindakan 16) Menanyakan perasaan setelah dilakukan tindakan 17) Mengecek kembali suhu tubuh pasien d. Tahap Terminasi 1) Evaluasi respon pasien 2) Mengungkapkan bahwa tindakan sudah selesai 3) Mengungkapkan rasa terimakasih atas kejasamanya dalam melakukan tindakan 4) Rapihkan pasien dan alat 5) Memberikan salam 6) Cuci tangan 7) Pencatatan kegiatan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat 2. Kompres Basah atau Dingin 57



A. Pengertian Salah satu cara untuk menurunkan rasa nyeri dengan pemberian rangsangan



pada



kulit



yang



disebut



stimulasi



(Anougmous,2009) B. Tujuan 1. Mencegah peradangan meluas 2. Mengurangi kongesti 3. Mengurangi perdarahan setempat 4. Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat C. Indiskasi 1. Pasien dengan batuk dan muntah darah 2. Pasca tonsilektomi 3. Radang 4. Memar D. Prosedur 1. Persiapan alat a. Kom sedang berisi air biasa/air es b. Perlak pengalas c. Washlap/ kain kassa beberapa lembar d. Selimut (bila perlu ) e. Sampiran (bila perlu ) f. Baki berserta alasnya 2. Pelaksanaan a. Pra interaksi 1) Mengidentifikasi pasien 2) Cuci tangan 3) Menyiapkan alat b. Tahap orientasi 1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menanyakan kabar pasien 4) Menjelaskan tujuan 5) Menjelaskan lamanya waktu tindakan 6) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 58



kulit.



7) Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan 8) Menanyakan



kebutuhan



pasien



sebelum



dilakukan



tindakan c. Tahap kerja 1) Mendekatkan alat- alat 2) Melaksanakan tindakan dengan tetap berkomunikasi 3) Menutup sampiran bila perlu 4) Mengatur posisi pasien dengan senyaman mungkin 5) Cuci tangan 6) Menggunakan handscoond 7) Memasang pengalas pada bagian yang akan dikompres 8) Memasukkan beberapa washlap kedala, air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab 9) Meletakkan washlap pada bagian yang akan dikompres 10) Mengganti washlap/ kain kassa yang sudah terendam dalam iar biasa atau air es 11) Observasi reaksi yang timbul pada pasien 12) Angkat washlap bila sudah selesai 13) Menanyakan hasil tindakan 14) Menanyakan perasaan setelah dilakukan tindakan d. Tahap terminasi 1) Evaluasi respon pasien 2) Rapihkan pasien dan alat 3) Mengungkapkan bahwa tindakan sudah selesai 4) Mengungkapkan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan tindakan 5) Mengakhiri tindakan dengan salam 6) Cuci tangan 7) Pencatatan tindakan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat 3. Buli- buli Panas A. Pengertian



59



Botol karet yang diisi air panas untuk kompres bagian yang sakit misalnya pinggang, persendian dan meringankan sakit bagi wanita yang mengakami PMS (Anougmous,2009) B. Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah 2. Mengurangi rasa sakit 3. Merangsang peristaltic C. Indikasi 1. Pasien kedinginan 2. Pasien yang sedang demam 3. Pasien dengan perut kembung 4. Adanya abses, hematoma D. Prosedur 1. Tahap Pra Interaksi a. Verifikasi catatan keperawatan pasien b.



Siapkan alat 1) Kantong buli- buli 2) Sarung buli- buli/ handuk 3) Handscoond



c. Cuci tangan 2. Tahap orientasi a. Berikan salam b. Jelaskan prosedur tindakan c. Jelaskan tujuan tindakan d. Kontak waktu e. Persetujuan tindakan 3. Tahap kerja a. Gunakan handscoond dan masker b. Menjaga privasi c. Mengatur pasien dalam posisi senyaman mungkin d. Mengisi WWZ dengan air panas : ½ - ¾ ( saat mengisi air, WWZ diletakkan rata dengan kepala, WWZ ditekuk sampai permukaan air kelihatan agar udara tidak masuk) 60



e. Menutup dengan rapat dan membalik kepala WWZ dibawah untuk meyakinkan bahwa air tidak tumpah f. Mengeringkan WWZ dengan lap kerja agar tidak basah, lalu bungkus dengan sarung WWZ g. Meletakkan pengalas dibawah daerah yang akan di pasang WWZ h. Meletakkan WWZ pada bagian tubuh yang akan di kompres denagn kepala WWZ mengaraj keluar tempat tidur 4. Tahap Teriminasi a. Evaluasi tindakan yang dilakukan b. Akhiri pertemuan dengan salam c. Rapihkan alat d. Cuci tangan e. Catat tindakan dalam lembar catatan kecil dan laporkam kepada perawat



3. Kirbat es A. Pengertian Suatu cara atau upaya untuk menurunkan demam atau mengurangi nyeri dan peregangan otot dengan memberikan kompres dingin kering dengan menggunkana kirbat es. (Anougmous,2009) B. Tujuan 1. Mencegah peradangan luas 2. Mengurangi kongesti 3. Mengurangi perdarahan setempat 4. Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat C. Indikasi 1. Pasien dengan batuk dan muntah darah 2. Pasca tonsilektomi 3. Radang 4. Memar D. Kontra Indikasi 1. Luka terbuka 61



2. Gangguan sirkulasi 3. Alergi dingin E. Prosedur 1. Persiapan alat a. Handscoond b. Kirbat es dengan sarungnya c. Kom berisi potongan es kecil- kecil d. Kom berisi air e. Lap kerja f. Perlak pengalas g. Baki serta alasnya 2. Pelaksanaan a. Pra interaksi 1) Mengidentifikasi pasien 2) Cuci tangan 3) Menyiapkan alat b. Tahap orientasi 1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menanyakan kabar pasien 4) Menjelaskan tujuan 5) Menjelaskan lamanya waktu tindakan 6) Menjelaskan prosedur yang akam dilakukan 7) Menanyakn persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan 8) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum melakukan tindakan c. Tahap kerja 1) Menutup sampiran 2) Memakai handscoond dan masker 3) Melaksanakan tindakan dengan tetap berkomunikasi 4) Mengatur posisi pasien dengan posisi senyaman mungkin 5) Memeriksa kirbat es bocor atau tidak dengan memasukan air kedalam kirbat es 62



6) Memasukkan potongan es kedalam kom air supaya pinggir es tidak tajam 7) Mengisi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat es 8) Mengeluarkan udara dari kirbat es dengan melipat bagian yang kosong, lalu tutup rapat 9) Mengeringkan



kirbat



es



dengan



lap,



kemudian



memasukkan kedalam sarung kirbat es 10) Meletakkan pengalas dibawah bagian tubuh yang akan dipasang kirbat es 11) Meletakkan kirbat es pada bagian yang memerlukan kompres dengan kepala kirbat es mengarah keluar tempat tidur 12) Mengobservasi reaksi yang timbul pada pasien, misalnya iritasi kulit, nyeri, mati rasa 13) Mengangkat kirbat es bila sudah selesai 14) Menanyakan hasil tindakan 15) Menanyakan perasaan setelah dilakukan tindakan d. Tahap terminasi 1) Evaluasi respon pasien 2) Mengungkapkan bahwa tindakan sudah selesai 3) Mengungkapkan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan tindakan 4) Rapihkan pasien dan alat 5) Mengakhiri tindakan dengan salam 6) Cuci tangan 7) Pencatatan hasil tindaka dilaporkan kepada perawat 8) 3.1.17 Dekontaminasi alat A. Pengertian Dekontaminasi alat adalah suatu proses untuk menghilangkan atau memusnahkan mikroorganism dan kotoran yang melekat pada peralatan medis untuk memutuskan penularan infeksi dari peralatan 63



medis kepada pasien dan kepada petugas kesehatan sehingga aman untuk penanganan selanjutnya. B. Tujuan Menstreliasikan alat kesehatan dan untuk mencegah penularan infeksi melalui alat kesehatan C. Manfaat Membunuh kuman pada alat-alat kesehatan D. Indikasi Peralatan setelah digunakan 3.1.18 Perawatan jenazah



A. Pengertian Adalah tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang baru meninggal mencakup menyiapkan jenazah untuk di perlhatkan kepada keluarga, transportasi jenazah ke kamar jenazah dan melakukan diposisi dan penyerahan barang-barang pasien kepada keluarga B. Tujuan 1. Penghormatan terhadap jenazah 2. Jenazah pulang dalam keadaan bersih



C. Manfaat Agar jenazah dapat dirawat sebagaimana mestinya dan memberikan ketenangan dan kenyamanan pada keluarganya D. Indikasi Perawatan jenazah dimulai sejak dokter menyatakan kematian atas pasien jika pasien telah meninggal akibat kekerasan atau dicurigai sebagai kriminalitas maka perawatan jenazah dimulai setelah dilaksanakan autopsy.



3.2 Target Kompetensi 3.3 Target Kompetensi yang di capai No



Aspek kompetensi



1



Cuci tangan 64



Target



Keterangan



-



Terlampaui



2 3 4



Tangga Identitas



Tanda-Tanda Vital Mendekontaminasi alat



10x 10x 10x



Melakukan tindakan kompres hangat Keluhan



Masalah



l



keperaw



pengka



atan



Perencanaan



Terlampaui Terlampaui 2x



Pelaksanaan



Evaluasi



jian 14-01-20



DS: -



Resiko



Lakukan



Melakukan



S: –



“Perawat



penyebara



dekontaminasi



dekontaminai alat



O: Alat sudah



mengatakan



n infeksi



alat



Set(Ganti perban)



bersih



alat sudah



Set(Ganti perban)



Pada pukul (15:40)



dipakai dan



Pada



kotor



(15:40) WIb



DO: Alat



-



terlihat kotor



pukul WIB



A: Masalah teratasi



Pinset



-



Pinset anatomis



anatomis



-



Pinset sirugis



P: Intervensi dihentikan



dan terdapat



-



Pinset sirugis



-



Bengkok



darah



-



Bengkok



-



Bak instrumen



-



Bak instrumen -



Kom kecil



-



Kom kecil



-



Gunting jaringan



-



Gunting



-



Melakukan hand



jaringan



18-01-20 DS –



Resiko penyebara



DO: Tangan kotor -



n infeksi



- lakukan hand hygiene 6 langkah - pertahankan tindakan aseptik



Terken



-



hygiene



6 S:



langkah



O:



Pertahankan



-



Tangan bersih



tindakan aseptik



-



Tidak terdapat cairan pasien



a



A: Masalah ter



caitran



P: Intervensi



65



pasien Lakukan



Melakukan



dihentikan S: Pasien



“Pasien



pemeriksaan



pemeriksaan



mengatakan rasa



Umur



mengatakan



tindakan tanda-



tindakan tanda-tanda



pusing sedikit



42 tahun



kepala pusing



tanda vital



vital



berkurang



Alamat



dan



Pada pukul



Pada pukul (10:15)



cibanteng



riwayat



(10:15) WIB



WIB



20-01-20 Ny:D



DS:



Hipertensi



memiliki



O: Pasien tampak



hipertensi



lebih nyaman -



Anjurkan



-



Menganjurkan



dengan



DO:



pasien untuk



pasien untuk



TD: 130/80



“Pasien terlihat



istirahat yang



istirahat yang



N: 85x/menit



sakit



cukup



cukup



R: 20x/menit



Sebanyak 8



Sebanyak 8 jam



S: 36 c



bagian kepala



jam setiap



setiap hari



TD: 160/100



hari



dan



memegang



di



N: 84x/menit



-



Anjurkan



A: Masalah -



Menganjurkan



belum teratasi



R: 20x/menit



pasie untuk



pasien untuk



S: 36 c



teknik



teknik relaksasi



P: Intervensi



relaksasi



Contoh nya



Lanjutkan



Contoh nya



mengatur pola



Mengatur pola



nafas pasien



nafas pasien



21-01-20 Tn: F



DS:



pasien



mengatakan Umur



34 bahwa



tahun



pasien



demam pasien



Typoid



Lakukan tindakan



Melakukan



untuk S: pasien



untuk mengukur



mengukur



suhu pasien



pasien



Dan lakukan



Dan



lakukan dan akan



tindakan kompres



tindakan



kompres mengikuti



hangat



hangat



instruksi untuk



suhu mengatakan panas sedikit menurun



Alamat :



DO:



Ciampea



telihat



pada pukul



Pada pukul (13:20)



memakai kaos



mengigigil



(13:20)WIB



WIB



tipis dan banyak



66



kedinginan -



Pasien



meminum air -



terlihat



Siapkan alat



-



dan bahan



Menyiapkan alat meneral dan bahan



tampak gelisah -



O: Pasien sudah -



monitor suhu



-



Memonitor suhu tidak gelisah dan



kondisi



pasien



pasien



panas



sesering



mungkin



dengan



mungkin



sesering tampak membaik -



sudah mengikuti



S:38 ,0 C



anjuran -



anjurkan



-



pasien



pasien untuk



pasien utnuk sering minum air mineral sebanyak 8 gelas/hari



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 67



-



sudah tidak -



menganjurkan banyak



minum



air



mineral gelas/hari



S: 37,0 C



A: Masalah



pasien



sebanyak



kondisi pasien panas dengan



kaos tipis



kaos tipis anjurkan



-



untuk



menggunakan



menggunakan



-



menganjurkan



belum teratasi P: intervensi



8



dilanjukan malam hari



Selama saya melakukan Praktik Kerja Lapangan di RS Medika Dramaga saya mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan keterampilan yang baru, materi yang telah diberikan dari pembimbing ruangan serta mempraktikan skill keperawatan sesuai dengan bidang kejuruan di sekolah, tak lupa banyak diberikan edukasi tentang etika dan tatak rama yang baik kepada perawat, pasien dan keluarga, selama PKL di RS Medika Dramaga ini kami tau masih banyak melakukan kesalahan dan kekeliruan saat melakukan tindakan kepada pasien, karena itu kami memohon maaf atas kesalahan yang kami perbuat, serta kami sangat berterimakasih kepada pihak yang sudah membantu dan mengajarkan banyak ilmu pengetahuan kepada kami, semoga ilmu yang kami dapatkan bermanfaat lebih baik lagi di SMK Telekomedika Bogor.



4.2 Kendala Ada beberapa target yang tidak tercapai, Karena saya tidak 100% hadir dalam kegiatan praktek kerja lapangan.



4.3 Saran Saya melihat begitu banyak nya persaingan dalam dunia medis untuk itu saya menyarankan kepada pihak sekolah agar menyiapkan tenaga terdidik terbaik yang dapat mempertanggung jawabkan pekerjaannya yang di berikan kepada siswa sehingga kesalahan diperkecil. Untuk para pembimbing agar lebih memperhatikan kami para siswa di tempat praktek, setidaknya seminggu sekali melihat dan mengontrol kegiatan kami dilapangan



DAFTAR PUSTAKA



Ardiana, Dian. 2014. Profil Rs. Medika Dramaga. Bogor



68



Arjuna. 2016. Teori Kompetensi Dasar Merawat Kuku. Jakarta: EGC Hanifah. 2019. Teori Memindahkan pasien Dari Kursi Tempat Tidur Kekursi Roda. Jakarta: In Media Heva. 2012. Teori Kompetensi Dasar Membantu Pasien Duduk Dan Berdiri. Jakarta: In Media Lailil, Nazilatul. 2020. Teori Mencuci Rambut. Jakarta: EGC Marantin, Lilin. 2019. Buku Panduan Praktik 18 Kompetensi Asisten Keperawatan Edisi 2. Jakarta: In Media Najf. 2009. Teori Kompetensi Dasar Membantu Pasien Duduk Dan Berdiri . Jakarta: In Media Rabiah. 2011. Teori Kompetensi Dasar Mengganti Alat Tenun Dengan Klien Diatas Tempat Tidur. Jakarta: EGC Rahayu, Desy.2014. Teori Memberi Nutri Lewat Oral. Jakarta: In Media Salim, Agus. 2017. Teori Pasca Bedah. Jakaarta: EGC Sulistyawati. 2016. Teori Kompetensi Dasar Tanda-Tanda Vital T, Ramdhani, 2016. Teori Menolong Klien BAB. Jakarta: In Media Utami. 2019. Teori Menolong Klien BAK. Jakarta: In Media



LAMPIRAN



69



70